• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI V DPR-RI JAKARTA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMISI V DPR-RI JAKARTA,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG

DI PADALARANG PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL 17 MARET 2022

KOMISI V DPR-RI JAKARTA, 2022

(2)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

I.1. Dasar Hukum ... 3

I.2. Maksud dan Tujuan ... 3

I.3. Lokasi dan Waktu ... 4

I.4. Agenda Kunjungan ... 4

II. HASIL PENINJAUAN LAPANGAN ... 5

II.1. Temuan, Permasalahan dan usulan di Lapangan ... 6

II.2. Kesimpulan / Rekomendasi ... 8

LAMPIRAN ... 9

Foto-foto ... 9

(3)

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG

TANGGAL 17 MARET 2022

===============================================================

I. PENDAHULUAN I.1. Dasar Hukum

1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23.

2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 98 ayat (4) huruf f.

3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Pasal 7 huruf d; dan 4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR RI Tanggal 12 Januari 2022.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini adalah: Untuk mengetahui permasalahan- permasalahan dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan sesuai dengan Pasal 59, ayat (4), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu:

butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

(4)

butir d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 60 ayat (3) (Butir f) menyatakan bahwa:

”Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:”mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.

I.3. Lokasi dan Waktu

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka meninjau pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Padalarang Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2022 yang dipimpin langsung oleh Bapak H.

SYAIFULLAH TAMLIHA, S.Pi., M.S. (A-475)

I.4. Agenda Kunjungan

Beberapa agenda kegiatan dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI RI ke Lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, adalah sebagai berikut:

1. Peninjauan secara langsung di lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung.

2. Pertemuan dengan Direktur Prasarana Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan beserta jajaran dan Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) beserta jajaran.

(5)

II. HASIL PERTEMUAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN II.1. Beberapa Catatan Pertemuan

1. Pendahuluan

a. Progres Pembangunan

- Progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah mencapai 80%.

- Pada lini konstruksi jembatan sudah mencapai 89,30%, Subgrade 78,41%, dan Tunnel 98,07%. Sementara Produksi Electric Multiple Unit (EMU) KCJB yang dilakukan di CRRC Sifang Tiongkok sudah mencapai 85%. Artinya, 7 dari 11 unit EMU yang akan digunakan sudah selesai diproduksi.

- Sementara untuk pembangunan empat stasiun yang terdiri dari Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar pun sudah berjalan. Per Desember 2021, Stasiun Halim mengalami progres yang paling tinggi hingga 66,05%, disusul Tegalluar dengan 62,75%, dan Karawang 40,21%. Khusus untuk stasiun Padalarang, saat ini KCIC sedang menyiapkan segala kebutuhan untuk melakukan pembangunan stasiun tersebut, lengkap dengan rencana integrasinya.

- Saat ini KCIC sudah memiliki Depo yang berlokasi di Tegalluar dengan progres pembangunan yang mencapai 50,24%. Meski belum rampung sepenuhnya, Depo ini sudah bisa dioperasikan untuk kebutuhan proyek seperti pengelasan batang rel KCJB di fasilitas Welding Factory yang tersedia di sana.

- Selain itu terdapat kendala yaitu pada pembangunan terowongan 2 yang dibangun melewati kondisi tanah lempung yang sangat gembur, sehingga gampang runtuh atau berpotensi menimbulkan pergerakan yang tidak diinginkan

- Hal ini disebabkan terdapat perubahan metode kerja dari three bench menjadi double side-wall untuk menghindari longsor, serta melakukan surface grouting di lapisan atas tunnel dengan melakukan drilling dan pengecoran di titik-titik rawan clay shale untuk memperkuat lapisan atas tunnel.

(6)

b. Skema Pembiayaan

- Awalnya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tanpa menggunakan APBN sesuai dengan Perpres 107 Tahun 2015

- Dana awal yang disepakati Rp. 86,67 Triliun, dengan 75% di biayai oleh China Devolepment Bank (CDB) melalui utang dan 25% dibiayai oleh ekuitas pemegang saham (yaitu 40% Konsorsium China dan 60%

Konsorsium Indonesia)

- Kemudian pada Tahun 2021 terjadi pembengkakan anggaran dari Rp.

86,67 Triliun menjadi Rp. 114,24 Triliun atau sekitar Rp. 27 Triliun mengalami kenaikan.

- Atas situasi tersebut pemerintah memberikan suntikan dana dari APBN melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) Sebesar Rp. 6,9 T, dan selanjutnya menerbitkan Perpres 93 Tahun 2021 pengganti Perpres 107 Tahun 2015.

- Pembengkakan anggaran ini sedang dalam Audit oleh BPKD 2. Pendalaman dan Usulan Anggota Komisi V DPR RI

a. Memaksimalkan peran pengawasan pembangunan Kereta Cepat melalui Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan

b. Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang direncanakan uji coba pada bulan Juni tahun 2023, sedangkan saat Kunjungan Kerja sudah bulan Maret tahun 2022, sehingga diungkapkan kekhawatiran atas optimisme selesainya pekerjaan tersebut sesuai target pada tahun 2023

c. Atas kendala-kendala yang diungkapkan muncul pertanyaan pembuatan feasibility proyek ini, apakah sudah diperhitungkan dengan matang

d. Mempertanyakan sinergitas PT. KCIC dengan Dirjen Perhubungan Darat tentang konektivitas dan integrasi antar moda dari Padalarang ke Kota Bandung

e. Stasiun akhir Kereta Cepat adalah di Stasiun Tegalluar, sehingga perlu di maksimalkan dukungan transportasi dari dan ke simpul-simpul transportasi di kota Bandung

f. Mempertanyakan standar kelaikan dari kereta api ini pihak mana yang berwenang untuk menyetujui kelaikan kereta api tersebut, mengingat

(7)

kereta ini merupakan pabrikan dari negara China bukan dari negara Indonesia

g. Mempertanyakan sudah sejauh mana progress transfer knowlage dan teknologi pada proyek ini

h. Melihat laporan dari Kementerian Perhubungan progress pengerjaan Kerata Cepat ini masih sangat lambat

i. Mempertanyakan equity yang 1.518 antara China dengan Konsorsium BUMN, sudah berapakah yang telah disetorkan/terealisir

j. Kereta Cepat merupakan fenomena baru bagi masyarakat, sehingga pemerintah perlu mengoptimalisasi percepatan pengalihan pengguna transportasi darat (mobil) untuk dapat menggunakan kereta cepat. Agar kehadiran Kerta Cepat Jakarta-Bandung dapat menjadi solusi untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di jalur Jakarta-Bandung

k. Perlu transparansi penyertaan modal dari masing-masing pemegang saham di PT. KCIC, dan terhadap penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagaimana kaitannya dengan komposisi pemegang saham

l. PT. KCIC perlu memperhatikan masyarakat terdampak dari pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, misalnya yang menyebabkan retakan pada bangunan masyarakat, tanah longsor, dan debit air menjadi berkurang.

m. Menegaskan atas tambahan anggaran yang telah diberikan pemerintah melalui APBN, agar tidak terjadi penambahan anggaran lagi di kemudian hari.

n. Terkait dengan penggunaan Stasiun Halim agar dapat dikoordinasikan dengan stakeholders terkait utamanya berkaitan dengan aspek pertahanan negara

o. Pemerintah telah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) namun belum ada perubahan konsesi

p. Terkait perubahan rute KCJB, yang semula Stasiun Walini menjadi Stasiun Padalarang, perubahan ini sangat disesalkan karena di Walini dianggap lebih mendukung mobilitas masyarakat daerah Kabupaten Bandung Barat.

q. Agar dalam operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini perlu mempertimbangkan waktu pengembalian modal (Return Of Investment)

(8)

I. 2. Kesimpulan dan Rekomendasi

Beberapa kesimpulan/rekomendasi yang diperoleh dari Kunjungan Kerja Spesifik ke lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah sebagai berikut:

1) Komisi V DPR RI mendesak Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan agar meningkatkan pengawasan terhadap pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

2) Komisi V DPR RI mendesak PT. KCIC agar mengedepankan aspek transparansi dalam pelaksanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung 3) Komisi V DPR RI mendesak PT. KCIC agar dalam penyelesaian proyek Kereta

Cepat Jakarta-Bandung tidak terjadi lagi pembengkakan anggaran

4) Komisi V DPR RI mendesak PT. KCIC untuk menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tepat waktu, agar dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat

5) Komisi V DPR RI mendesak kepada PT. KCIC agar memperhatikan keluhan masyarakat yang terdampak dari proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung

III. PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI pada Masa Persidangan IV Tahun 2021-2022 dalam rangka Peninjauan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung di Padalaran Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI akan menjadikan laporan ini sebagai data/informasi yang akan disampaikan dalam Rapat dengan Kementerian/Lembaga mitra kerja Komisi V DPR RI.

KETUA TIM,

H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.Pi., M.S.

No: A-475

(9)

LAMPIRAN Foto-foto

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Legislator dari daerah pemilihan Sumedang, Subang dan Majalengka ini juga mengatakan bahwa telah mengajukan agenda Kunjungan Kerja Spesifik oleh Komisi VIII DPR RI untuk

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik,

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi III DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi terkait penanganan

Terhadap usulan pembangunan infrastruktur strategis dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Bina Marga dan Ditjen Sumber Daya Air

Urgensi kunjungan kerja spesifik dilaksanakan dalam rangka pengawasan dari Komisi VIII DPR RI fokus pada pelaksanaan bantuan sosial PKH yang meliputi

Dari hasil kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, berikut ini rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR-RI ke proyek pembangunan MRT Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 06 April 2017. Laporan ini menjadi masukan bagi

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Sumatera Barat pada Reses Masa Sidang IV 2012-2013 dalam rangka persiapan infrastruktur dan transportasi angkutan