• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KEBUTUHAN PESERTA DIDIK SMP SWASTA KATOLIK DI KOTA YOGYAKARTA

UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI ANDROID PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN

BUDI PEKERTI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Florentina Windi Widiastuti NIM: 161124013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati setiap usaha saya selama menjalani perkuliahan dan penyusunan skripsi.

Kedua orang tua saya Terimakasih Bapak Ignasius Sudarmadi dan Ibu Ignasia Wiwik Lestyaningsih yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan Kakak saya Florentina Anting Kusumadewi yang selalu menjadi sahabat dan

memberikan dukungan.

(5)

v MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui kebutuhan peserta didik SMP Katolik di kota Yogyakarta untuk pengembangan media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti berbasis aplikasi Android. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan desain penelitian survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner kepada peserta didik dan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Penelitian ini berlangsung di 5 SMP Swasta Katolik di kota Yogyakarta, yaitu Kanisius Gayam, Pangudi Luhur, Johannes Bosco, Stella Duce 2 dan Santa Maria Immaculata Marsudirini. Sampel penelitian berjumlah 387 responden dari kelas VII, VIII dan IX dan setiap tingkat diambil satu kelas dari masing-masing sekolah yang diteliti.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 63 % (244) responden menganggap media pembelajaran berbasis aplikasi Android “sangat membutuhkan” dan berdasarkan hasil analisis statistik, nilai mean mencapai 37,14. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, media pembelajaran memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, yaitu membuat pembelajaran menjadi menarik dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

Selain itu, media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Melalui penelitian ini, diharapkan ada pihak-pihak yang menindaklanjuti pembuatan media pembelajaran berbasis aplikasi Android untuk Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti tingkat Sekolah Menengah Pertama.

Kata Kunci : Kebutuhan Peserta Didik , Media Pembelajaran, Android, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

(9)

ix ABSTRACT

This study aims to determine the learner needs of Catholic Private Junior High School in the city of Yogyakarta for developing instructional media of the Catholic Religions and Character Education based on the Android application.

This research is a descriptive quantitative and its design is a survey research.

Data gathering techniques are questionnaire for the students and interview with the Catholic Religious and Character Education teachers. This research took place in 5 Catholic Private Junior High Schools in the city of Yogyakarta, namely Kanisius Gayam, Pangudi Luhur, Johannes Bosco, Stella Duce 2 and Santa Maria Immaculata Marsudirini. The sample size is 387 respondents from the level of VII, VIII and IX and from each level in the target school was taken one class.

The results of the study showed that 63 % (244) respondents consider that instructional media based on Android applications is "strongly needed" and based on statistical analysis, the mean value is 37.14. Based on the results of interview with the Catholic Religious and Character Education teachers the instructional media benefit the learning process, namely making the learning interesting and improving the learning motivation of the learner. In addition the instructional media used in the learning is designed through taking the learning material and the learners’ needs into account. Through this research, it is expected that there will be parties who develop the instructional media based on Android applications for Catholic Religious Education and Character Building at the Junior High School.

Keywords: Learners' Needs, Instructional Media, Android, Catholic Religious and Character Education.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih dan rahmat penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS KEBUTUHAN PESERTA DIDIK SMP SWASTA KATOLIK DI KOTA YOGYAKARTA UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI ANDROID PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Bernardus Agus Rukiyanto SJ, selaku ketua program studi Pendidikan Keagamaan Katolik yang memberikan izin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Cecilia Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si.,M.M.Ed, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi perhatian, meluangkan waktu, memberikan masukan dan kritikan sehingga penulis dapat termotivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd selaku dosen penguji dua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, memberi dukungan serta memberikan masukan demi penyelesaian skripsi ini.

(11)

xi

4. Romo P. Mutiara Andalas, SJ., S.S., S.T.D selaku dosen penguji tiga yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji serta memberi masukan demi penyelesaian skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen Prodi PENDIKKAT, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

6. Segenap Kepala Sekolah serta Guru Agama Katolik di SMP Kanisius Gayam, SMP Johannes Bosco, SMP Pangudi Luhur, SMP Stella Duce 2 dan SMP Santa Maria Immaculata Marsudirini yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Segenap Peserta Didik kelas VII, VIII, IX SMP Kanisius Gayam, SMP Johannes Bosco, SMP Pangudi Luhur, SMP Stella Duce 2 dan SMP Santa Maria Immaculata Marsudirini yang telah bersedia dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak, Ibu dan kakak yang tidak pernah bosan memberikan semangat, dukungan baik moral, material maupun spiritual selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

9. Teman-teman seperjuangan, Delmi Olivia, Ningsih, Bona, Rendy, Estu, Flo, Clara, Anto, Yuli, Jenita yang memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik , terimakasih untuk dinamika, kebersamaan dan kekeluargaan yang dijalin selama proses perkuliahan sampai saat ini.

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR DIAGRAM ... xx

DAFTAR SINGKATAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Metode Penelitian ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 9

a. Definisi Peserta Didik ... 9

b. Karakteristik Peserta Didik ... 10

(14)

xiv

c. Gaya Belajar Peserta Didik ... 11

2. Generasi Z ... 14

a. Pengertian Generasi Z ... 14

b. Karakteristik Generasi Z ... 15

c. Kelemahan Generasi Z ... 16

3. Media Pembelajaran ... 17

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 17

b. Tujuan Media Pembelajaran ... 18

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 18

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 20

e. Pemilihan Media dalam Pembelajaran ... 21

4. Android ... 23

a. Pengertian Android ... 23

b. Fungsi Android ... 23

c. Aplikasi Android untuk Pembelajaran ... 24

5. Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti ... 25

a. Hakekat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 25

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 26

c. Konteks Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 27

d. Model-Model Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 28

e. Media dan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 29

B. Penelitian Yang Relevan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian... 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 35

1. Identifikasi Variabel... 35

2. Definisi Konseptual ... 35

3. Definisi Operasional ... 35

(15)

xv

4. Teknik Pengumpulan Data ... 36

5. Instrumen Penelitian ... 37

6. Pengembangan Instrumen ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Penelitian ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 45

B. Hasil Wawancara ... 46

1. Hasil Wawancara Guru PAK & Budi Pekerti ... 46

2. Pembahasan Hasil Wawancara ... 51

C. Hasil Penelitian Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 53

1. Kebutuhan Peserta Didik Terhadap Pendidikan untuk mengembangkan potensi diri ... 53

a. Analisis Deskripsi Frekuensi ... 53

b. Analisis Deskripsi Statistik... 54

2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran ... 55

a. Analisis Deskripsi Frekuensi ... 55

b. Analisis Deskripsi Statistik... 56

3. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Android untuk Pembelajaran PAK & Budi Pekerti ... 57

a. Analisis Deskripsi Frekuensi ... 57

b. Analisis Deskripsi Statistik... 58

4. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi untuk PAK & Budi Pekerti ... 59

a. Analisis Deskipsi Frekuensi ... 59

b. Analisis Deskripsi Statistik... 60

D. Hasil Penelitian Jangka Waktu Penggunaan Internet, Media Digital, Media Sosial, Game Online dan Aplikasi Media Pembelajaran dalam Satu Hari ... 62

1. Peserta Didik Mengakses Media Digital dalam Satu Hari ... 62

2. Peserta Didik Mengakses Media Sosial dalam Satu Hari ... 63

3. Peserta Didik Mengakses Aplikasi Media Pembelajaran dalam Satu Hari ... 63

(16)

xvi

4. Peserta Didik Mengakses Game Online dalam Satu Hari ... 64

5. Peserta Didik Mengakses Internet dalam Satu Hari ... 65

E. Saran Peserta Didik untuk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi untuk PAK & Budi Pekerti ... 65

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

1. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pendidikan ... 67

2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran ... 68

3. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Android untuk Pembelajaran ... 69

4. Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android untuk Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ... 70

5. Presentase Penggunaan Media Digital, Media Sosial, Aplikasi Media Pembelajaran, Game Online dan Internet oleh Peserta Didik ... 71

6. Hubungan Teori dengan Hasil Penelitian ... 74

7. Saran Peserta Didik untuk Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 79

Daftar Pustaka ... 81

LAMPIRAN ... 84

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Kanisius

Gayam

(1) Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Johannes Bosco

Yogyakarta

(2) Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta

(3) Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Stella Duce 2

Yogyakarta

(4) Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Maria

Immaculata Marsudirini

(5) Lampiran 6 : Data Penelitian Kuesioner Peserta Didik (6) Lampiran 7 : Data Penelitian Multiple Choice (15)

Lampiran 8 : Kuesioner Penelitian (33)

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Skala Likert...37

Tabel 2 Kisi-Kisi Peserta Didik ...38

Tabel 3 Instrumen Multiple Choice ...39

Tabel 4 r-tabel Product Moment Pearson ...41

Tabel 5 Penentuan r-tabel...41

Tabel 6 Validasi Instrumen Peserta Didik ...43

Tabel 7 Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha ...44

Tabel 8 Reliabilitas Instrumen ...45

Tabel 9 Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...53

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pendidikan ...54

Tabel 11 Analisis Deskripsi Statistik Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pendidikan ...55

Tabel 12 Distribusi frekuensi Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran ...56

Tabel 13 Analisis Deskripsi Statistik Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran ...57

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Peserta Didik terhadap Android untuk Pembelajaran ...58

Tabel 15 Deskripsi Statistik Kebutuhan Peserta Didik terhadap Android untuk Pembelajaran ...59

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi untuk PAK & Budi Pekerti ...61

Tabel 17 Analisis Deskripsi Statistik Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi untuk PAK & Budi Pekerti ...66

Tabel 18 Jumlah Peserta Didik yang Memberikan Saran ...66

Tabel 19 Saran Peserta Didik ...65

Tabel 20 Perbandingan Penggunaan Media Digital, Media Sosial, Aplikasi Media Pembelajaran, Game Online dan Internet ...74

(19)

xx

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pendidikan ...54

Diagram 2 Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran ...56

Diagram 3 Kebutuhan Peserta Didik terhadap Android untuk Pembelajaran.58 Diagram 4 Kebutuhan Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi untuk PAK & Budi Pekerti ...60

Diagram 5 Penggunaan Media Digital dalam Satu Hari ...62

Diagram 6 Penggunaan Media Sosial dalam Satu Hari ...63

Diagram 7 Penggunaan Aplikasi Media Pembelajaran dalam Satu Hari ...63

Diagram 8 Penggunaan Game Online dalam Satu Hari ...64

Diagram 9 Penggunaan Internet dalam Satu Hari ...65

(20)

xxi

DAFTAR SINGKATAN

art : Artikel

Df : Degree of Freedom UU : Undang-Undang

SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas IPA : Ilmu Pengetahuan Alam PAK : Pendidikan Agama Katolik

SPSS : Statistical Package of the Social Sciences

PPKMB : Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar P3MP : Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat bantu mengajar di sekolah dan lembaga pendidikan. Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan (Sanaky Hujair, 2015). Hasil dari kemajuan teknologi tersebut adalah lahirnya model-model atau produk-produk yang membuat pembelajaran menjadi berkembang ke arah yang lebih modern dan inovatif.

Kehadiran teknologi pendidikan membantu sekolah-sekolah untuk mengembangkan pembelajaran. Saat ini aplikasi media pembelajaran mulai bermunculan, bimbingan belajar tidak lagi berbentuk fisik. Pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Hal ini menuntut para pendidik untuk semakin kreatif dalam memanfaatkan kemajuan ilmu pendidikan guna menunjang proses pembelajaran yang lebih inovatif. Guru dituntut untuk terus berbenah dan melakukan perubahan. Guru perlu melakukan kombinasi dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi atau media- media pembelajaran yang ada.

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bagi pembelajaran di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional

(22)

(Sanaky Hujair, 2015). Pada proses ini peran pendidik sangat dibutuhkan karena pendidik yang berperan langsung dalam proses pembelajaran. Pendidik secara langsung memiliki tugas untuk membina dan mengajar peserta didik di sekolah.

Peningkatan kualitas pendidikan dapat diupayakan dalam proses pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran. Peningkatan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran sehingga akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para peserta didik.

Penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat disesuaikan dengan kurikulum, materi, metode serta kemampuan peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan media digital dapat menjadi cara kreatif dan inovatif dalam dunia pendidikan. Salah satu upaya dalam bidang pendidikan untuk menanggapi kemajuan teknologi tersebut yaitu dengan pemanfaatan media digital dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media digital menjadi salah satu pendekatan yang efektif untuk mendukung proses pendidikan yang menuntut peserta didik aktif dalam proses terbentuknya pengetahuan sesuai dengan pengalaman mereka (Sianipar, 2016: 94). Menurut P3MP dalam Sianipar (2016: 93), metode belajar yang mendukung pemanfaatan sumber belajar digital adalah e-learning yaitu pembelajaran yang memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan di mana saja .

(23)

Saat ini Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti perlu dikemas menjadi sebuah pembelajaran yang menarik agar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Seperti yang dikatakan dalam dokumen Konsili Vatikan Gravissimum Educationis art. 2 :

Konsili ini mengingatkan kepada para Gembala dan jiwa-jiwa akan kewajiban mereka yang amat berat untuk mengusahakan segala sesuatu supaya seluruh umat beriman menerima pendidikan Kristen, terutama angkatan muda yang merupakan harapan Gereja.

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa melalui pendidikan Kristen, angkatan muda dapat menjadi harapan Gereja. Untuk mewujudkan hal tersebut maka pendidikan agama Katolik perlu dikemas menjadi lebih menarik dan inovatif agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pelajaran Agama Katolik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menarik adalah dengan digunakannya media pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut Gereja mendukung dan memandang bahwa memanfaatkan media komunikasi sosial untuk mewartakan karya keselamatan serta mengajarkan kepada umat untuk memakai media dengan tepat adalah salah satu kewajiban Gereja (Inter Mirifica art.3). Dalam dokumen Konsili Vatikan Inter Mirifica art.3 dijelaskan:

Gereja berhak menggunakan dan memiliki semua jenis media itu, sejauh diperlukannya atau berguna bagi pendidikan Kristen dan bagi seluruh karyanya demi keselamatan manusia.

Gereja memiliki hak untuk memanfaatkan media-media yang ada guna menunjang pendidikan dan demi karya keselamatan seluruh umat. Oleh sebab itu pendidikan Agama Katolik juga perlu dikemas dengan memasukkan media-

(24)

media. Hal ini bertujuan agar tujuan pembelajaran Agama Katolik dapat tersampaikan dengan baik ke peserta didik.

Melihat situasi proses pembelajaran saat ini, khususnya pada mata pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti, penulis mengamati bahwa beberapa guru Agama Katolik belum secara penuh memanfaatkan fasilitas yang tersedia dan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Guru cenderung masih menggunakan metode pembelajaran tradisional sehingga peserta didik mudah bosan ketika mengikuti proses pembelajaran tersebut. Beberapa guru belum sepenuhnya memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana pembelajaran. Berdasarkan pengamatan tersebut, penulis merasa perlu mengupayakan adanya suatu pengembangan media pembelajaran khususnya pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Pemilihan aplikasi Android sebagai media pembelajaran online diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan kemudahan dalam mengakses dan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, diharapkan peserta didik lebih dapat lebih sering mengakses materi-materi pembelajaran. Pembuatan aplikasi sebagai media pembelajaran juga dapat menjadi solusi baru dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan peserta didik SMP swasta katolik di kota Yogyakarta untuk pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Hasil penelitian akan digunakan untuk pengembangan media

(25)

pembelajaran pendidikan Agama Katolik dan Budi pekerti berbasis aplikasi android. Berdasarkan penjabaran di atas maka penelitian ini diberi judul

“ANALISIS KEBUTUHAN PESERTA DIDIK SMP SWASTA KATOLIK DI KOTA YOGYAKARTA UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI ANDROID PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran online belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

2. Dibutuhkan analisis kebutuhan peserta didik untuk membuat media pembelajaran digital berbasis Android pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang diidentifikasi di atas, penulis membatasi masalah pada media pembelajaran digital berbasis aplikasi Android khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Katolik di kota Yogyakarta.

(26)

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis kebutuhan peserta didik SMP swasta Katolik di kota Yogyakarta tentang pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kebutuhan peserta didik SMP swasta Katolik di kota Yogyakarta untuk pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

a. Mengetahui kebutuhan peserta didik guna mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui media pembelajaran digital berbasis aplikasi Android khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

2. Bagi guru

a. Membantu guru untuk menyadarkan pentingnya penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

b. Membantu guru menemukan alternatif pembelajaran online berbasis aplikasi android untuk pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

(27)

3. Bagi peserta didik

a. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

b. Membantu peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan media pembelajaran berbasis aplikasi Android.

c. Membantu proses belajar peserta didik yang lebih modern dan inovatif.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Data yang diperoleh berasal dari kuesioner yang disebarkan kepada peserta didik di SMP Swasta Katolik di kota Yogyakarta serta wawancara guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN: bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif.

BAB II KAJIAN TEORI: bab ini berisi landasan teori yang mendasari penelitian. Bab ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama membahas mengenai analisis peserta didik, media pembelajaran, Android, dan Pendidikan Agama Katolik. Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis teliti.

(28)

BAB III METODE PENELITIAN: bab ini terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik pengembangan instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: bab ini akan menjelaskan mengenai deskripsi penelitian, analisis kebutuhan penelitian dan hasil analisis dari peserta didik.

BAB V PENUTUP: bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan yang didukung data hasil penelitian serta saran guna pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik a. Definisi Peserta Didik

Peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik fisik maupun psikis, dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat di mana pun ia berada (Hosnan, 2016: 42). Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Agustina (2014: 13) peserta didik merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diolah dalam proses pendidikan sehingga mampu menciptakan manusia yang berkualitas yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendapat lain disampaikan oleh Hurlock dalam Agustina (2014: 14) bahwa peserta didik adalah makhluk individu yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Nyamat&Restiana(2018) Analisis kebutuhan peserta didik adalah kegiatan atau usaha-usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan peserta didik untuk dapat membantu tercapainya tujuan belajar.

(30)

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai definisi peserta didik di atas, penulis menyimpulkan bahwa peserta didik adalah individu yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui pendidikan sehingga dapat menjadi manusia yang berkualitas.

b. Karakteristik Peserta Didik

Karakteristik peserta didik merupakan totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosial, sehingga menentukan pola aktivitas dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita (Agustina, 2014: 20).

Sedangkan menurut Hosnan (2016: 58) karakteristik peserta didik merupakan seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu keadaan siswa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Capra dalam Agustina (2014: 20) ada 4 hal dominan dari karakteristik siswa yaitu:

1) Kemampuan dasar misalnya kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotor.

2) Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll.

3) Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dll.

4) Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dll.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpukan bahwa karakteristik peserta didik adalah perilaku atau watak pribadi mereka yang

(31)

ditimbulkan dari pengalaman-pengalaman serta interaksi dalam hidup sehari-hari dan berpengaruh terhadap keefektifan proses belajar.

c. Gaya Belajar Peserta Didik

Menurut Widayanti (2013: 8), gaya belajar adalah suatu cara dalam menerima, mengolah, mengingat dan menerapkan informasi dengan mudah. Dengan mengetahui gaya belajar, Guru dapat membantu peserta didik belajar sesuai gaya belajar yang dimiliki peserta didik sehingga prestasi belajar peserta didik dapat tumbuh melalui yang sesuai dengan gaya belajarnya.

Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

Mereka memiliki kecepatan yang berbeda dalam memproses informasi.

Karakteristik peserta didik ini dijelaskan oleh Widayanti (2013: 10):

1. Visual

a. Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahui dan memahami

b. Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna

c. Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik d. Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung

e. Terlalu reaktif terhadap suara f. Sulit mengikuti anjuran secara lisan

g. Seringkali salah mengintepretasikan kata atau ucapan 2. Auditorial

a. Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran

(32)

b. Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung

c. Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca 3. Kinestetik

a. Belajar dengan melakukan tindakan b. Banyak bergerak

c. Menunjuk tulisan saat membaca

d. Cenderung asosiasi dengan pengelaman sendiri e. Mudah terganggu oleh emosi sendiri

Dalam Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar (2016: 58) dijelaskan ciri-ciri gaya belajar adalah:

1) Visual (Visual learner)

a. Duduk di barisan depan supaya bisa melihat guru dengan jelas b. Membuat gambar/sketsa dari pokok bahasan yang diajarkan

c. Menulis tugas-tugas yang perlu dikerjakan maupun yang sudah selesai dikerjakan

d. Menuliskan catatan di sticky notes yang berwarna-warni agar mudah mengingat dan menempelkan di ruangan

e. Lebih mudah belajar di meja yang bersih dan rapi

f. Menulis kata-kata motivasi dan menempelkan di tempat yang bisa dilihat g. Senang membuat mind maps atau diagram untuk mempermudah belajar

(33)

2) Auditori (Auditory learner)

a. Merekam pembelajaran dan mendengarkannya setelah selesai pembelajaran

b. Membaca buku dan catatan dengan keras selama belajar c. Membaca dalam hati/kepala tanpa membuat suara d. Belajar dengan teman atau dalam kelompok

e. Sebelum mengumpulkan tugas, peserta didik membaca kembali dengan keras-keras

3) Kinestetik (Kinesthetic learner)

a. Duduk di tempat di mana bisa berpartisipasi dengan aktif dalam kegiatan dalam kelas atau diskusi

b. Mencatat dengan kreatif, misalnya menggambar sesuatu yang berkaitan dengan materi

c. Berdialog dengan diri sendiri, bertanya dan menjawab pertanyaan sebelum, saat dan setelah proses pembelajaran

d. Berjalan dan bergerak selama belajar

e. Menggambar mind maps atau menulis ulang catatan yang sudah dibuat f. Menjadikan kenyamanan fisik sebagai prioritas selama belajar

g. Membuat kartu catatn kecil dan membuat sampel tes atau ujian sebagai review.

(34)

2. Generasi Z

a. Pengertian Generasi Z

Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1995-2010.

(Wibawanto, 2014) .Generasi Z sering disebut generasi internet. Generasi Z lahir saat teknologi sudah tersedia (Rastati, 2018: 63). Sejak kecil generasi ini sudah dikenalkan dengan teknologi-teknologi seperti smartphone. Generasi ini lebih banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Dengan kecanggihan fasilitas-fasilitas teknologi yang ada ini membuat generasi Z menganggap bahwa semakin mereka memiliki teknologi canggih maka semakin mudah juga hidup mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa generasi Z adalah mereka yang lahir antara rentan tahun 1995-2010.

Generasi yang sejak lahir sudah terbiasa dengan teknologi-teknologi canggih yang bermunculan. Dengan teknologi-teknologi tersebut, generasi Z sangat dimudahkan dalam melakukan aktivitas keseharian mereka.

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik tingkat Sekolah Menengah Pertama. Jika dilihat dari teori di atas maka peserta didik tingkat SMP termasuk dalam generasi Z. Generasi Z yang lahir dan dibesarkan di era digital tentu membuat mereka menjadi sangat akrab dengan teknologi. Dalam hal belajar generasi Z menyukai hal-hal yang bersifat menyenangkan. Mereka cenderung akan bosan jika belajar menggunakan model satu arah, maka dalam hal ini inovasi dalam mengajar mutlak diperlukan. Mereka harus diberi kesempatan untuk

(35)

mengemukakan pendapat. Generasi Z dengan karakternya yang sangat menggemari teknologi menuntut seorang guru untuk memahami teknologi pula. Hal ini juga dapat menjadi salah satu ide inovatif bagi seorang guru untuk menciptakan media pembelajaran yang melibatkan teknologi.

b. Karakteristik Generasi Z

Karakteristik generasi Z menurut Rastati (2018: 63-64) adalah:

1) Menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas dan toleran pada perbedaan budaya,

2) Generasi yang berpikir global, menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan orang di seluruh dunia,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bina Nusantara tahun 2018, karakteristik generasi Z yaitu:

1) Menyukai kegiatan sosial

2) Lebih menyukai pekerjaan di perusahaan start up 3) Multi tasking

4) Sangat menyukai teknologi dan ahli mengoperasikan teknologi 5) Pintar dan mudah menangkap informasi secara cepat

6) Generasi yang kreatif

Menurut Mukhlis (2015:5) karakteristik dari generasi z yang menjadikannya sebagai nilai plus dari generasi Z yaitu:

1) Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam hal teknologi 2) Multitasking

3) Memiliki kepedulian yang tinggi dalam hal lingkungan dan politik

(36)

Generasi Z yang sejak lahir sudah berdampingan dengan kecanggihan teknologi ini membuat generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Berdasarkan pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik generasi Z adalah generasi yang sangat menyukai teknologi dan dengan teknologi tersebut mereka dapat menjalin komunikasi dengan semua orang seluruh dunia.

Generasi Z adalah generasi yang lebih cerdas dengan memanfaatkan teknologi. Mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi serta pengetahuan secara cepat.

c. Kelemahan Generasi Z

Generasi Z lahir saat kecanggihan teknologi sudah ada, hal ini membuat generasi Z memiliki beberapa kelemahan dalam hidup sosial mereka. Menurut Rastati (2018: 64-65) kelemahan generasi Z adalah sebagai berikut:

1) Lebih menyukai budaya instan

2) Kurang peka terhadap esensi privat karena secara konstan mengunggah kehidupan pribadi di media sosial

3) Rentan terhadap kejahatan cyber, karena suka menggunggah foto, video, pesan yang dapat dilihat oleh berbagai pihak

Kelemahan generasi Z menurut Muklis (2015: 6) yaitu:

1) Memiliki sifat yang tidak sabar

2) Cenderung ingin menyelesaikan masalah dengan cara-cara instan 3) Generasi yang menyukai media sosial dan game online

(37)

Dengan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh generasi Z ini, maka dibutuhkan peran penting baik bagi orang tua maupun guru. Internet telah sedikit banyak membentuk pola pikir mereka, oleh karena itu mereka perlu diarahkan dan didampingi dalam penggunaan internet atau teknologi digital lainnya. Orang tua dan guru perlu memahami dan mengenali karakteristik remaja generasi Z. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, remaja generasi Z juga perlu dibekali pengetahuan tentang baik buruknya teknologi sehingga mereka memahami hal-hal apa yang perlu dan tidak perlu mereka akses. Dengan begitu mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan hal-hal positif dan mendukung kegiatan belajar mereka.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Hamidjojo dalam Asyad (2007: 4) media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran (Sanaky, 2015: 4). Sejalan dengan pandangan Sanaky, menurut Sanjaya (2014: 61) media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan ketrampilan

(38)

pada setiap orang yang memanfaatkannya. Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2014: 58) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.

Dari pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu pendidikan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga memudahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran menurut Sanaky (2015: 5) adalah untuk:

1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas, 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Tujuan media pembelajaran adalah untuk mempermudah dan mendukung proses pembelajaran. Dengan digunakannya media pembelajaran bertujuan agar peserta didik dapat lebih berkonsentrasi dan membantu guru untuk menyampaikan materi yang sulit dipahami oleh peserta didik.

c. Manfaat media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran membantu terciptanya kegiatan belajar mengajar yang lebih terarah, interaktif, dan

(39)

menarik sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi.

Menurut Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2007: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Manfaat media pembelajaran menurut Sanjaya (2014: 70) adalah untuk:

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio kemudian disimpan dan digunakan untuk media pembelajaran.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami.

(40)

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai fungsi penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu membangun suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Fungsi media pembelajaran untuk merangsang pembelajaran menurut Sanaky (2015: 7) :

1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka, 2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,

3) Membuat konsep abstrak ke konsep konkret, 4) Memberi kesamaan persepsi,

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak, 6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan

7) Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

McKown dalam Miftah (2013: 100), menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran yaitu:

1) Mengubah titik berat pendidikan formal, artinya dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi konkret, pembelajaran teoritis menjadi fungsional praktis,

(41)

2) Membangkitkan motivasi belajar,

3) Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pembelajaran dapat lebih jelas dan mudah dimengerti,

4) Memberikan stimulus belajar, terutama rasa ingin tahu peserta didik,

e. Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada proses pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut diuraikan oleh Sanjaya (2014: 75) sebagai berikut:

1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru.

2) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.

Media yang digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran.

(42)

4) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual.

5) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas penggunaannya.

6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Media-media mutakhir seperti komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya.

Berdasarkan prinsip pemilihan media pembelajaran yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan untuk pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan serta kondisi perserta didik.

Dalam pemilihan media pembelajaran guru perlu memperhatikan kemampuanya dalam mengoperasikan media yang akan digunakan, serta

(43)

memperhatikan efektivitas dan efisiensi media pembelajaran karena pada dasarnya media pembelajaran merupakan alat bantu untuk memudahkan peserta didik mencapai suatu tujuan pembelajaran. Media pembelajaran akan dapat dirasakan secara optimal apabila guru mampu memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan materi atau tema-tema pembelajaran.

4. Android

a. Pengertian Android

Dalam bahasa Inggris istilah Android berarti “Robot yang menyerupai manusia”, hal tersebut dapat terlihat jelas pada icon Android yang menggambarkan sebuah robot berwarna hijau yang memiliki sepasang tangan dan kaki (Firly, 2018: 2). Android adalah sistem operasi yang berbasis linux yang khusus diperuntukkan untuk perangkat telepon seluler dengan fitur layar sentuh (touchscreen), seperti smartphone dan tablet (Madcoms (2018: 1). Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Hansun, dkk (2018: 1) yang mengatakan bahwa Android merupakan sistem operasi Mobile yang berbasis pada sistem operasi Linux. Android menyediakan pengembangan aplikasi secara menyeluruh dan dapat digunakan melalui smartphone, smartwatch, tablet, dan perangkat lainnya.

b. Fungsi Android

Menurut (Firly, 2018: 2) fungsi android adalah sebagai penghubung (device) antara pengguna dan perangkat keras pada smartphone atau alat elektronik tertentu, sehingga memungkinkan

(44)

pengguna dapat berintraksi dengan device dan menjalankan berbagai macam aplikasi mobile.

c. Aplikasi Android untuk Pembelajaran

Seiring dengan kemajuan teknologi ilmu pendidikan yang berkembang, saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Aplikasi media pembelajaran tersebut dapat dengan mudah diunduh dan digunakan pada smartphone atau gadget yang berbasis Android. Aplikasi biasanya dapat dengan mudah diunduh pada play store.

Penggunaan media pembelajaran berbasis aplikasi dapat menjadi salah satu terobosan yang baik dalam dunia pendidikan. Penggunaan aplikasi tersebut membuat media pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif. Peserta didik dapat dengan mudah mengakses materi-materi pelajaran yang mereka butuhkan tanpa terbatas pada ruang dan waktu.

Untuk dapat membuat aplikasi yang menarik maka aplikasi harus berangkat dari peserta didik itu sendiri. Dengan mencari informasi mengenai kebutuhan, minat dan kondisi peserta didik maka dapat diciptakan aplikasi media pembelajaran yang sungguh sesuai dengan kebutuhan peserta didik, karena sesungguhnya pembuatan aplikasi media pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.

Menurut Indra (2013: 6), aplikasi pembelajaran merupakan:

program yang berfungsi sebagai alat, bahan atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

(45)

proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat dan berdayaguna.

Rumusan di atas menegaskan bahwa aplikasi pembelajaran memiliki manfaat besar untuk mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari materi pelajaran. Dengan adanya media pembelajaran berbasis aplikasi Android diharapkan dapat memunculkan inovasi baru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak lagi hanya di dalam ruang kelas dengan proses pembelajaran satu arah tetapi dengan adanya media pembelajaran berbasis aplikasi maka proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja. Guru dapat dengan mudah memberikan tugas maupun melakukan pembelajaran secara online.

5. Pendidikan Agama Katolik

a. Hakekat Pendidikan Agama Katolik

Hakikat PAK dijelaskan oleh Wulung (2008: 14) adalah sebagai pendidikan yang bervisi spiritual. Spiritual di sini adalah hal-hal yang berhubungan dengan inti hidup manusia. Bervisi spiritual artinya PAK secara konsisten terus berusaha memperkembangkan kedalaman hidup naradidik, memperkembangkan jati diri atau inti hidup manusia. PAK di sekolah dapat memperkembangkan kejujuran, kepekaan, kepedulian, kebijaksanaan dan hati nurani naradidik.

Menurut Mangunwijaya dalam Wulung (2008: 15) hakikat dasar Pendidikan Agama Katolik adalah sebagai komunikasi iman. Sebagai komunikasi iman, Pendidikan Agama Katolik perlu menekankan sifatnya yang praktis, artinya bermula dari pengalaman penghayatan iman melalui

(46)

refleksi dan komunikasi menuju kepada penghayatan iman baru yang lebih baik. PAK menekankan proses perkembangan (dan pendewasaan) iman, peneguhan pengharapan dan perwujudan cinta kasih (religiositas).

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) menjelaskan tujuan Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti yaitu agar peserta didik memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap membangun hidup yang semakin beriman. Melalui pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, peserta didik dibantu dan dibimbing agar semakin mampu memperteguh iman terhadap Tuhan sesuai ajaran Agama Katolik dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain.

Dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen Gravissimum Educationis art. 2 menjelaskan tujuan Pendidikan Kristen adalah:

Pendidikan Kristen tidak hanya bertujuan untuk pendewasaan pribadi manusia melainkan terutama hendak mencapai supaya mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan dan makin menyadari karunia iman yang telah mereka terima.

Wulung (2008: 23) memaparkan tujuan pendidikan iman sebagai berikut:

1) Bersifat holistik.

Bersifat holistik artinya sesuai dengan kepentingan hidup peserta didik.

Tujuan PAK di sekolah harus mencakup segi kognitif, afeksi dan praksis.

(47)

Ketiganya merupakan unsur-unsur pokok dari kehidupan orang beriman yang dewasa.

2) Demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan iman atau PAK. Ada tiga alasan mengapa terwujudnya Kerajaan Allah merupakan inti dari segala tujuan PAK, yaitu seperti telah diwartakan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, bahwa terwujudnya Kerajaan Allah untuk setiap manusia dan seluruh ciptaan merupakan kehendak Allah sendiri, Kerajaan Allah adalah inti dari segala pewartaan dan tindakan Yesus Kristus, Kerajaan Allah menjadi inti Injil dan sekaligus inti hidup orang katolik.

3) Demi kedewasaan iman.

Iman Kristiani mencakup tindakan meyakini (believing), mempercayai (trusting), dan melakukan kehendak Allah (doing God’s will). Pendidikan iman di sekolah, sebagai proses pendewasaan iman diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara seimbang dan integratif.

c. Konteks Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan pada dasarnya merupakan tanggung jawab utama dan pertama orang tua, demikian pula dalam hal pendidikan iman anak.

Pendidikan iman pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, tempat dan lingkungan di mana anak mulai mengenal dan mengembangkan iman. Pendidikan iman yang dimulai dalam keluarga

(48)

perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kebersamaan dengan jemaat (Gereja), dengan bantuan pastor, katekis dan guru agama.

Negara juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi agar pendidikan iman bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan iman adalah pendidikan iman secara formal di sekolah yaitu melalui mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Kemendikbud, 2016: 1).

Menurut Wulung, (2008: 38) lingkungan hidup naradidik di tengah keluarga, masyarakat, Gereja dan sekolah sebagai elemen-elemen konteks PAK dapat menjadi “guru” yang baik. Konteks PAK perlu dipahami dalam kaitannya dengan pendekatan yang bersifat kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

d. Model-Model Pendidikan Agama Katolik

Wulung (2008: 49) menjelaskan tiga model pendidikan iman yang dipandang dapat memberikan wawasan konseptual model-model pendidikan iman yang digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di tengah-tengah jemaat paroki. Tiga model tersebut yaitu:

1) Model Transmisi/Transfer

Model ini bersifat sangat instruktif dan preskriptif. Pendidik menyampaikan materi (informasi) secara instruksional kepada para peserta didik. Secara singkat model ini berpusat pada pendidik yang mentransfer seluruh pengetahuannya pada peserta didik dengan

(49)

menerapkan relasi guru dengan murid. Peserta diharapkan mampu menghafal dan dari hafalan berkembang menjadi pemahaman dan keyakinan yang akhirnya diterapkan. Proses model ini bersifat satu arah, dari atas ke bawah, dari guru kepada para murid.

2) Model yang Berpusat pada Hidup Peserta

Model ini menegaskan bahwa pengalaman konkret peserta harus menjadi pusat dari proses penyelenggaraan pendidikan iman. Suasana lebih dipentingkan daripada penyampaian isi atau materi. Model ini lebih menekankan pada pengalaman peserta didik.

3) Model Praksis

Pada model ini peserta didik memahami, mengaitkan pokok yang satu dengan yang lain dan hendak masuk ke dalam inti ilmu itu sendiri. Dengan cara ini peserta didik dapat memperkembangkan dirinya sendiri secara bebas sesuai kemampuan, minat dan tujuan hidupnya. Tujuan praksis tidak lain adalah memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus di tengah-tengah hidup manusia.

e. Media dan Pendidikan Agama Katolik

Anjuran apostolik Gereja di Asia art. 48 menjelaskan bahwa dalam era gobalisasi media komunikasi sosial telah menjadi begitu relevan seperti bagi sekian banyak orang media yang sungguh penting untuk informasi dan pendidikan, untuk bimbingan dan inspirasi, dalam perilaku mereka sebagai perorangan, keluarga dan dalam masyarakart

(50)

pada umunya, khususnya saat ini generasi muda sedang berkembang di dunia yang dikondisikan oleh media massa. Dalam dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifica art 3 Gereja memiliki hak untuk menggunakan dan memiliki semua jenis media sejauh diperlukan atau berguna bagi pendidikan Kristen. Dalam dokumen tersebut, Gereja mendukung penggunaan segala jenis media untuk pendidikan Kristen.

Dokumen Konsili Vatikan II Gravissimum Educationis art 8 menjelaskan bahwa sekolah katolik harus membuka diri bagi kemajuan dunia modern, mendidik para siswanya untuk dengan tepat guna mengembangkan kesejahteraan masyarakat di dunia. Saat ini pembelajaran Agama Katolik semakin lama semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Tarihoran, 2017: 82).

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka strategi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah perlu disesuiakan dengan kemajuan IPTEK. Menurut Tarihoran (2017: 84), metode pembelajaran Agama Katolik yang selaras dengan kemajuan teknologi adalah metode pembelajaran yang ditunjang oleh media pembelajaran modern dengan bantuan perangkat keras dan perangkat lunak yang relevan.

Menjawab tantangan kaum muda dan generasi jaman now, kiranya penggunaan audio visual sebagai media dalam pewartaan iman sudah tidak dapat disangkal lagi (Prasetijo, 2018: 23). Media audiovisual dapat diartikan sebagai media komunikasi atau lebih tepat sebagai bahasa

(51)

yang bercirikan gambar, suara dan tulisan yang terpadu secara harmonis (Sari & Wilhelmus. 2017: 63). Menurut Sari & Wilhelmus, Media Audiovisual dalam Pendidikan Agama Katolik (PAK) berarti alat atau sarana media audiovisual yang dipakai untuk mengkomunikasikan pengalaman akan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menghadirkan Allah dan pesan- pesan-Nya kepada umat beriman (Mahuze, 2017:42).

Upaya untuk mewartakan Kristus di jaman sekarang hendaknya diperkaya dengan sarana-sarana media yang menjawab kebutuhan zaman (Prasetijo, 2018: 23). Inovasi pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik saat ini dapat diupayakan dengan mengabungkan media-media audiovisual dalam proses pembelajaran. Pada masa sekarang ini media komunikasi yang dapat dimanfaatkan selain video dan audio adalah smartphone dan aplikasi-aplikasinya. Untuk itu media pembelajaran berbasis aplikasi Android kiranya relevan jika digunakan dalam proses pembelajaran saat ini.

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut merupakan penelitian yang berkaitan dengan analisis kebutuhan peserta didik:

1. Penelitian I. Ketut Dadi, I.W Redhana, P.P.Juniartina (2019) dengan judul

“Analisis Kebutuhan Untuk Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Mind Mapping”. Hasil dari penelitian ini adalah:

(52)

a. Hasil analisis kebutuhan dari 19 orang guru IPA di Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sawan menunjukan bahwa 100% guru menyatakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping itu menarik, 100% guru menginginkan perlunya dikembangkan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping dan 100% guru menyatakan setuju menggunakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping dalam menjelaskan konsep IPA.

b. Hasil analisis kebutuhan siswa, 95,3% siswa menyatakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping itu menarik dan 97,4% siswa menyatakan setuju menggunakan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping pada kegiatan belajar di kelas.

c. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlu dikembangkan media pembelajaran IPA berbasis mind mapping.

2. Penelitian Khalisha Azis, Syamsiah, et al (2019) yang berjudul “Analisis Kebutuhan Siswa SMA di Makassar Terhadap Sumber Belajar Berbasis Smartphone”. Hasil dari penelitian ini adalah:

a. Guru masih menemukan masalapoh terkait penggunaan sumber belajar yang efektif bagi peserta didik serta belum tersedianya pendukung perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

b. Peserta didik menyatakan kebutuhannya terhadap smartphone sebagai sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran di luar kelas.

c. Diperlukan pengembangan sumber belajar dengan memanfaatkan teknologi yaitu smartphone.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang hasil datanya berupa angka-angka dan digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random (Sugiyono, 2018: 14). Penelitian kuantitatif deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2018: 207).

Penyajian data dalam penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan presentase (Sugiyono, 2016: 148). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan penyebaran angket akan diolah dan dianalisis dengan metode penelitian deskriptif untuk mengetahui kebutuhan peserta didik yang akan digunakan untuk pengembangan media pembelajaran digital berbasis aplikasi Android khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

(54)

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Menurut Sugiyono (2018: 12), metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, dengan mengedarkan kuesioner dan wawancara terstruktur.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah swasta yang ada di kota Yogyakarta dengan mengambil sampel 5 sekolah yaitu SMP Kanisius Gayam, SMP Maria Immaculata Marsudirini, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, SMP Stella Duce 2 dan SMP Johannes Bosco.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober sampai Januari 2020.

D. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019: 135). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah SMP Swasta Katolik di kota Yogyakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2019: 136). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah peserta didik kelas VII, VIII dan IX dan setiap tingkat hanya di ambil satu kelas dari 5 SMP Swasta Katolik di kota

(55)

Yogyakarta yaitu SMP Kanisius Gayam, SMP Maria Immaculata Marsudirini, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, SMP Stella Duce 2, dan SMP Johannes Bosco Yogyakarta.

E. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel

Penelitian ini berjudul “Analisis Kebutuhan Peserta Didik SMP Swasta Katolik di Kota Yogyakarta untuk Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Aplikasi Android Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti”.

Berdasarkan judul penelitian, peneliti hanya menggunakan satu variabel saja yakni Kebutuhan Peserta Didik untuk Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Aplikasi Android.

2. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan dasar yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun instrumen pengumpulan data agar tidak kehilangan arah penelitian (Widoyoko, 2015: 128). Analisis kebutuhan peserta didik adalah kegiatan atau usaha-usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan peserta didik untuk dapat membantu tercapainya tujuan belajar. Media pembelajaran untuk Pendidikan Agama Katolik adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menghadirkan Allah dan pesan-pesannya kepada umat beriman.

3. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan definisi yang dibuat berdasarkan definisi konseptual yang merupakan pernyataan mengenai variabel, cara

(56)

pengukuran dan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran (Widoyoko, 2015: 130). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan peserta didik untuk media pembelajaran berbasis aplikasi Android dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Aspek-aspek yang diteliti antara lain: aspek peserta didik, media pembelajaran, Android, dan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Widoyoko, 2015: 33). Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan kuesioner kombinasi (terbuka dan tertutup). Jawaban dibubuhkan pada bagian kolom yang disediakan dengan memberikan tanda ceklist (√) dan pada kuesioner terbuka responden bebas memberikan jawaban pada bagian yang disediakan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interview) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2015: 34). Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk mewawancarai guru Pendidikan Agama Katolik

(57)

dan Budi Pekerti SMP Swasta di kota Yogyakarta untuk mengetahui mengenai media pembelajaran yang digunakan saat ini.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Gulo dalam Widoyoko (2015: 51) instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara, pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapat informasi dari responden.

a. Instrumen Penelitian untuk Peserta Didik

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik yang akan digunakan untuk membuat media pembelajaran digital berbasis Aplikasi Android. Instrumen penelitian ini diberikan kepada peserta didik di 5 SMP Swasta Katolik di kota Yogyakarta. Skala penilaian terhadap analisis peserta didik adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut skala likert yang digunakan:

Tabel 1: Kriteria Skala Likert

Pilihan Jawaban Skor Jawaban

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

6. Pengembangan Instrumen a. Kisi-kisi

a) Kisi-Kisi Instrumen Wawancara untuk Guru

1) Apakah bapak/ibu sering menggunakan media pembelajaran, dan apa saja media pembelajaran yang digunakan bapak/ibu dalam proses pembelajaran PAK & Budi Pekerti?

(58)

2) Bagaimana proses pembelajaran di kelas ketika menggunakan media pembelajaran?

3) Bagaimana suasana kelas jika menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran?

4) Bagaimana tanggapan peserta didik ketika menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran PAK & Budi Pekerti?

5) Apakah ada perbedaan ketika menggunakan media pembelajaran dengan tidak menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran?

6) Menurut bapak/ibu media pembelajaran yang seperti apa yang relevan dengan peserta didik di jaman sekarang?

7) Menurut bapak/ibu apa saja kelebihan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran?

8) Menurut bapak/ibu apa saja kekurangan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran?

9) Bagaimana peran media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik?

10) Saran dari bapak/ibu guru untuk pembuatan media pembelajaran digital berbasis Android.

b) Kisi-Kisi Instrumen untuk Peserta Didik

Tabel 2: Kisi-Kisi Peserta Didik

No Aspek Indikator No.Butir Jumlah

Soal 1. Peserta Didik Definisi

Peserta Didik

1,2,3,4 4

Karakteristik 5,6,7,8,9,10 6

Gambar

Tabel 1: Kriteria Skala Likert
Tabel 2: Kisi-Kisi Peserta Didik
Tabel 3: Instrumen Multiple Choice
Tabel 4:  r-tabel Product Moment Pearson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Kasih, karena atas kehendakNya sajalah semua terjadi dan hanya dengan rahmatNya sajalah skripsi dengan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena atas berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasihNya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemod- elan Matematis

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah kasih-Nya maka skripsi yang berjudul “PENGARUH ATMOSFER TOKO DAN POTONGAN HARGA TERHADAP EMOSI

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan baik yang berjudul “EVALUASI

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan karunianya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar dan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, penulis ucapkan atas berkat dan kasih-Nya karena skripsi dengan judul “Pengaruh Fungsi Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Kultur