• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daily N ws Market Snapshot Monday, 26 March 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daily N ws Market Snapshot Monday, 26 March 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Daily N ws Market Snapshot

• Market Prediction

Pada perdagangan Jumat lalu (23/3) Indeks Dow Jones ditutup naik 34.59 poin (+0.27%) ke 13,080.73 meskipun di tengah berita negatif dari Eropa serta buruknya penjualan rumah di AS. Minyak light sweet diperdagangkan pada level US$107 per barel, ditengah rilisnya data manufaktur dan peningkatan pembelian konsumen di AS yang memberikan signal bahwa permintaan minyak di AS akan kian meningkat. IHSG kamis (22/3) ditutup naik 5 poin (+0.13%) ke level 4,041.56 dengan asing tercatat melakukan net buy di pasar regular sebesar Rp 269.76 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli a.l.

BBRI, ASII, BBNI, ASRI dan BUMI. Mata uang Rupiah terdepresiasi Ke 9,189 per Dollar AS. Secara teknikal, pada perdagangan Kamis (22/3) IHSG berhasil melanjutkan penguatannya dengan Resistance terdekat saat ini berada di level 4065. Sementara dari pergerakan indikator, Stochastic berpotensi membentuk golden cross dengan RSI yang bergerak uptrend. Pada perdagangan Senin (26/3), diperkirakan IHSG akan bergerak mixed pada range 4004-4065 . Sementara itu, saham- saham yang dapat diperhatikan a.l. HEXA, BSDE, dan AALI.

Monday, 26 March 2012

“Risk comes from not knowing what you're doing.”

~Warren Buffet~

• Chart in Focus

KRAS (Trading Buy) AISA (SoS)

MNCN (Spec Buy) AALI (Trading Buy)

BSDE (BoW) HEXA (Spec Buy)

Investment Idea:

Indika Energy (INDY)

Economy: Demi Pertumbuhan, Alokasi Belanja Modal 2013 Naik

• Economy & Strategy

AKRA : Jual Sorini, AKR Corporindo Raup Laba Rp611,6 M BORN : Anak Usaha Borneo Mendapat Pinjaman $350 Juta

• News & Analysis

BWPT : BW Plantation Akuisisi Prima Cipta Selaras INTA : Intraco-CNHTC Investasi US$ 100 Juta IMAS : Laba Indomobil Tumbuh 73,9%

(2)

Comment: BWPT gencar melakukan perluasan lahan melalui akuisisi lahan-lahan baru. Melalui penambahan lahan baru yang didukung peningkatan produksi CPO maka akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Ditunjang dengan kenaikan harga minyak yang terus meningkat, maka sebagai energy alternative, permintaan CPO juga akan meningkat, dimana saat ini CPO memiliki harga yang relative lebih murah dibandingkan dengan minyak. Hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang bergerak dalam industry ini.

Peningkatan permintaan akan mendorong kenaikan harga CPO. Kenaikan harga yang ditunjang dengan peningkatan hasil produksi akan mendorong pendapatan perseroan. Berdasarkan consensus Bloomberg, merekomendasikan 12 buy, 3 hold, dengan target price sebesar Rp 1.623,-

Comment: Pendapatan perseroan yang sebesar Rp 18,806 triliun ini masih in line dengan proyeksi kami yang memperkirakan pendapatan AKRA untuk tahun 2011 ini sebesar Rp 18,225 triliun atau hanya 3,2 % diatas proyeksi kami. Namun, untuk pencapaian laba bersih AKRA tahun ini berada 15,6% di atas proyeksi kami. Kami memperkirakan pendapatan dan laba bersih AKRA untuk tahun 2012 sebesar Rp 21,194 triliun dan Rp 678 miliar masing-masing meningkat sebesar 12,7% dan 10,8% dibandingkan tahun 2011.Berdasarkan consensus Bloomberg, merekomendasikan 10 buy, 4 hold, dengan target price sebesar Rp 3.837,- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan kenaikan laba neto inti yang dapat diatribusikan kepada perusahaan sebesar 96,7 persen menjadi Rp611,6 miliar pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp310,9 miliar pada 2010. Perusahaan melaporkan pertumbuhan yang tinggi untuk pendapatan konsolidasian sebesar Rp18,806 triliun selama tahun 2011, lebih tinggi 82,2 persen daripada pendapatan sejumlah Rp10,321 triliun selama tahun 2010.(okezone/wsn)

News & Analysis

AKRA: Jual Sorini, AKR Corporindo Raup Laba Rp611,6 M

Open High Low Close

830 840 830 840

BORN

Comment: Fasilitas pembiayaan ini juga dipakai dalam rangka meningkatkan produksi BORN secara keseluruhan menjadi 5 juta ton dari tahun lalu yang

‘hanya’ 3.23 juta ton. Kami menilai target produksi perseroan masih reasonable.

Pada saat ini PER perseroan 8.4 X bila target produksi tercapai PER perseroan bisa mencapai 6 X, kami melihat valuasi saham secara PER masih menarik, apalagi PER rata-rata industry untuk ekspektasi tahun 2012 sebesar 10 X.

PT. Asmin Koalindo Tuhup (AKT), anak perusahaan Borneo Lumbung Energy

& Metal (BORN) mendapat fasilitas pembiayaan sebesar $350 juta dari First Gulf Bank (FGB) yang berasal dari emirat arab). Fasilitas pembiayaan ini akan dipakai untuk modal kerja terkait export batubara. AKT belum lama ini menandatangani MOU dengan PT. Krakatau Steel dimana AKT akan menyuplai cooking coal sebanyak 900 ribu ton pertahun. (investordaily/btr)

BORN: Anak Usaha Borneo Mendapat Pinjaman $350 Juta

PT BW Plantation Tbk (BWPT) telah mengakuisisi mayoritas saham PT Prima Cipta Selaras (PCS) pekan lalu. Perseroan menargetkan lahan perusahaan perkebunan yang baru diakuisisinya di Kalimantan Timur tersebut mulai beroperasi tahun depan. Sekretaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantono mengatakan, perseroan pada 21 Maret 2012 telah melakukan penandatanganan jual beli saham PT PCS. BWPT dalam aksi korporasi tersebut mengakuisisi 962.805 lembar saham atau sebesar 99,99% senilai Rp175 miliar. “Sumber dana untuk akuisisi tersebut berasal dari kas internal perusahaan,” kata dia (sindo/sly)

BWPT: BW Plantation Akuisisi Prima Cipta Selaras

Open High Low Close

1,690 1,690 1,600 1,610

BWPT

Open High Low Close

3,975 3,975 3,900 3,925

AKRA

(3)

yang ditunjang dengan peningkatan hasil produksi akan mendorong pendapatan perseroan. Berdasarkan consensus Bloomberg, merekomendasikan 12 buy, 3 hold, dengan target price sebesar Rp 1.623,-

Open High Low Close

920 930 910 920

INTA

Comment: Kerjasama INTA dan CNHTC untuk membangun pabrik perakitan (assembling) truk merek Sinotruk menurut kami merupakan hal yang positif.

Kerjasama dengan nilai investasi mencapai USD 100 juta tersebut dilakukan INTA melalui anak usahnaya PT Intraco Penta Wahana (IPW) dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama CNHTC. Pabrik tersebut akan merakit truk berat untuk menjawab permintaan pasar Indonesia dan ASEAN. Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat selesai tepat waktu sehingga akan secara signifikan meningkatkan kinerja keuangan INTA kedepannya. Sebagai informasi, sampai dengan September 2011 INTA berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 78 miliar. Sedangkan selama tahun 2010, INTA berhasil membukukan pendapatan Rp 1,8 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 83 miliar.

PT Intraco Penta Tbk (INTA) bersama China National Heavy Truc k Company (CNHTC) akan membangun pabrik perakitan truk merek Sinotruk di Indonesia. Nilai investasinya sekitar US$ 100 juta. Intraco dan CNHTC telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Beijing, Tiongkok, Jumat (23/3). MoU tersebut ditandatangani saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkunjung ke Tiongkok. (Investor/AA)

INTA: Intraco-CNHTC Investasi US$ 100 Juta

IMAS: Laba Indomobil Tumbuh 73,9%

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) membukukan laba tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp812,97 miliar pada tahun 2011. Tumbuh 73,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp446,8 miliar. Demi kian dikutip dari laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Jakarta kamis pekan lalu. Naiknya laba perseroan terutama lantaran penghasilan bersih perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp15,8 triliun ibandingkan periode sebelumnya Rp10,9 triliun. Laba kotor perseroan juga tercatat naik Rp1,99 triliun dari sebelumnya Rp1,4 triliun. Laba usaha juga tumbuh jadi Rp1,03 triliun, dari sebelumnya Rp488,57 miliar. Di sisi lain, jumlah aset perseroan mengalami pertumbuhan menjadi Rp12,9 triliun pada tahun 2 011 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,98 triliun.

(okezone/gm)

Comment: IMAS bertumbuh melampaui perkiraan di tahun 2011 dengan kenaikan laba bersih IMAS bertumbuh 91,11% pada tahun 2011 yaitu senilai Rp 970,89 miliar dari posisi 2010 yang sebesar Rp 508,02 miliar dan pendapatan sepanjang tahun 2011 yang mencapai Rp 15,77 triliun. Jumlah itu tumbuh 44,29% dari pendapatan 2010 senilai Rp 10,93 triliun. Kami melihat prospek yang baik kedepannya dikarenan pertumbuhan ini mendorong anggaran belanja modal (capex) untuk tahun 2012 yang dianggarkan sebesar Rp800 miliar.

Penggunaan ini akan digunakan untuk pembukaan 20 showroom. Mayoritas kebutuhan capex untuk tahun 2012 akan ditutupi dengan kas internal perushaan. Perlu diketahui sejalan dengan pertumbuhan laba yang signifikan IMAS akan membagikan sejumlah deviden tahun ini. Konsensus analis Bloomberg merekomendasikan Buy:7, Hold:0, dan Sell:1 dengan target harga Rp16.108,-.

IMAS

Open High Low Close

14,550 15,250 14,500 15,150

(4)

Comment: Kami melihat pertumbuhan pembangunan infrastruktur merupakan hal yang cukup penting dalam agenda pembangunan perekonomian di Indonesia. Peningkatan dana ini berarti merupakan hal yang positif, sebab yang menjadi kendala selama ini oleh investor asing yang ingin menanam kan modal nya di Indonesia adalah buruk nya infrastruktur yang ada. Meskipun cost labor di Indonesia adalah cukup rendah, biaya transportasi dan operating expense cukup besar di sini bila di bandingkan di negara saingan seperti China dan India, dan lagi hal ini di akibatkan buruk nya infrastruktur. mengenai pertumbuhan ekonomi sampai 7%, kami melihat akan sulit di capai, karena inflasi yang diperkirakan tinggi, akan meningkatkan interest rate dan menghambat kredit dan akhirnya konsumsi. Sedangkan dampak perkembangan infrastruktur akan terasa setelah nya, dalam artian ada nya time lag dari saat perencanaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, kenaikan GDP karena government spending akan di offset oleh p enurunan konsumsi, sebelum akhirnya dampak multiplier effect pembangunan akan menaikkan GDP.

Economy & Strategy

Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2012 belum selesai. Kendati demikian, pemerintah sudah mulai menghitung target asumsi makro 2013 mendatang. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana mengatakan, dana tambahan untuk pembangunan infrastruktur akan diperbesar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada tahun depan. Dalam rencana ker ja pemerintah 2013 disebutkan dana belanja modal itu sebesar Rp 180,2 triliun atau naik sebesar Rp 32,2 triliun dibandingkan dalam APBN 2012. (kontan/an)

Economy: Demi Pertumbuhan, Alokasi Belanja Modal 2013 Naik

Investment Idea:

Why we like this company ?

Bisnis inti perseroan dalam bidang energy, jasa energy dan infrastruktur energy. Dimana kebutuhan akan energy akan selalu meningkat. Produksi batubara perseroan melalui anak perusahannya kideco meningkat dengan rata-rata majemuk (CAGR) 12.24%

pertahun

Kinerja Perseroan dimana dalam 5 tahun terakhir (sampai 2010), pendapatan, laba operasi dan laba bersih perseroan meningkat rata-rata secara majemuk masing-masing 46.7%; 41.9% dan 47.78%.

Kinerja pendapatan dan laba operasi perseroan pada 9M11 meningkat masing-masing 24 .26% dan 46.65% sementara net profit relatif flat dikarenakan adanya peningkatan biaya pinjaman

Pada kuartal pertama tahun ini perseroan akan membukukan keuntungan dari penjualan 32,7 juta (32,5%) saham PTRO sebesar 738 milyar. Sehingga diprediksi pada 1Q12 perseroan akan mendapatkan laba bersih 1 trilliun atau meningkat 277% dibanding 1Q11. Dengan asumsi laba bersih perseroan pada tahun 2012 dapat mencapai 2 tril liun (estimasi konsesus analis 1,8 trilliun belum memasukan laba dari divestasi petrosea) maka diprediksi laba persaham menjadi 383. Dengan harga saat ini 2600 maka PER perseroan menjadi 6.78 X sementara rata -rata industry hanya 10,5 X, dengan memakai PER industry harga perseroan seharusnya 4.000/saham

Perseroan rajin membayar dividend dimana untuk tahun buku 2008,2009 dan 2010 rasio pembayaran dividen perseroan masing - masing mencapai 40%; 50% dan 50%.

Pada harga saat ini selain dari PER yang masih murah juga harga saat ini dibawah harga IPO pada tahun 2008 yakni sebesar Rp.

2950.

Indika Energy (INDY)

(5)

Charts in Focus

KRAS (Trading Buy) AISA (SoS)

MNCN (Spec Buy) AALI (Trading Buy)

BSDE (BoW)

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 11,500 KK 3 YU 2

R2 11,900 PD 2 AK 1

S1 10,700 DR 0 YP 1

S2 10,200 YP 1 ZP 1

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 1,260 YU 25,530 CS 23,618

R2 1,300 DX 21,989 CC 17,303

S1 1,200 YO 6,500 ML 5,325

S2 1,160 EP 3,534 SH 4,970

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 22,000 YU 1,508 RX 1,345

R2 22,500 EP 142 YP 199

S1 21,100 IH 115 YJ 69

S2 20,600 BW 64 AG 50

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 1,980 AK 14,086 AI 23,697

R2 2,025 KZ 11,258 EP 13,609

S1 1,850 HD 5,892 ZP 3,199

S2 1,790 YU 3,996 CG 2,297

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 920 ZP 3,792 CC 2,327

R2 950 NI 2,073 XL 2,001

S1 840 YP 1,533 IN 2,000

S2 800 BJ 1,500 CP 1,168

HEXA (Spec Buy)

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 560 RX 8,000 KI 3,140

R2 600 CD 3,557 FZ 2,775

S1 490 KK 2,757 AZ 2,646

S2 470 AO 1,655 DR 2,620

(6)

Disclaimer:

This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT eTrading Securities. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable.

No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT eTrading Securities (“eTS”) and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any represe ntation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opin ions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of eTS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims , proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in r eliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither eTS, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of t he report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.

This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their office rs and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recomm endations herein before they have been provided to you. © PT eTrading Securities 2012.

Betrand Raynaldi Head of Research Cement & Strategist

Andrew Argado Consumer Goods

Budhy S M Siallagan Property & Construction

Grady Wijaya Muhammad Wafi

Banking

Fitri Purnamasari

Irlanda Zettira

Eva Puspawati

Hafni Lulu Utfi Humaya

Research Analyst :

Research Support :

eTrading Research

Anthony Alexander Sally Agustina Transportation Wisnu Karto Technical / Infrastructure

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan industri kredit yang diperkirakan semakin naik menyusul semakin rendahnya tingkat suku bunga bank sentral pada tahun ini juga semakin membuat outlook

Menurut kami perusahaan konstruksi yang banyak memperoleh kontrak-kontraknya di Semester II 2010, akan banyak memperoleh pendapatan mereka di akhir tahun 2011 ini dan awal 2012,

Comment: Jumlah yang diperkirakan untuk pembangunan infrastruktur di 6 (enam) koridor (Sumatra,Jawa,Kalimantan,Sulawesi, Bali NT dan Papua/Maluku) sebesar Rp.2.964 triliun dan

Comment: kami melihat hal ini sebagai suatu hal yang positif dimana pada tahun 2010 merupakan tahun yang sangat baik bagi industri properti sebelum akhirnya

Comment: Perusahaan yang bergerak di bidang pangan ternak ini berencana mengembangkan bisnis barunya di bidang makanan olahan (sosis atau naget), seperti disampaikan diatas

Perusahaan mendapatkan permintaan lahan industri (order book) sebanyak 170 hektar per Maret 2012 yang dimana harga rata-rata penjualan mencapai US$91 per meter persegi,

Efek dari penerimaan fasilitas tersebut akan menaikan Debt to equity rasio EXCL dari 0,78 pada tahun 2011 menjadi 0,83 pada awal tahun 2012 dan efek selanjutnya

Comment: dengan naiknya laba AKRA yang disebabkan karena divestasi anak perusahaan ini menjadikan AKRA memiliki dana yang cukup untuk lebih mengembangkan