• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Klinik Kadar Glukosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Klinik Kadar Glukosa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK 

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2A

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2A

10060310006

10060310006

Rika

Rika Suartika

Suartika

10060310008

10060310008

Resta

Resta Renaninggali

Renaninggalih

h

Tanggal

Tanggal Praktikum

Praktikum

:

: 24

24 September

September 2013

2013

Tanggal

Tanggal Penyerahan

Penyerahan

:

: 30

30 September

September 2013

2013

Asisten

Asisten Kelompok

Kelompok

:

: ED.

ED. Yunisa

Yunisa Mega

Mega Pasha,

Pasha, S.Farm.

S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT A

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT A

PROGRAM STUDI FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2013

2013

(2)

I.

I. TUJUANTUJUAN

-- Memiliki keterampilan dalam menentukan kadar glukosa dalam Memiliki keterampilan dalam menentukan kadar glukosa dalam sampelsampel -- Memahami metode penetuan kadar glukosaMemahami metode penetuan kadar glukosa

-- Memahami peranan pemeriksaan kadar glukosa dalam menegakan diagnosis kondisiMemahami peranan pemeriksaan kadar glukosa dalam menegakan diagnosis kondisi  patologis

 patologis II.

II. TEORI DASAR TEORI DASAR 

Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat.

Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat.

Penggunaan glukosa

Penggunaan glukosa dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari adalah sumber energi adalah sumber energi dan analitdan analit

dalam tes darah. Glukosa sebagai analit dalam tes darah dapat digunakan untuk 

dalam tes darah. Glukosa sebagai analit dalam tes darah dapat digunakan untuk 

mengetahui glukosa darah yang dapat dijadikan parameter penyakit diabetes mellitus.

mengetahui glukosa darah yang dapat dijadikan parameter penyakit diabetes mellitus.

Diabetes mellitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon Diabetes mellitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, digosakarida dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan digosakarida dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin tersebut karena penderita diabetes mellitus biasanya akan mengalami lesu, kurang tersebut karena penderita diabetes mellitus biasanya akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan menjadi kabur, gejala tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan menjadi kabur, gejala lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu tinggi akan terjadi ateroma sebagai  penyebab awal penyakit jantung koroner. (Utami, Prapti. 2004)

 penyebab awal penyakit jantung koroner. (Utami, Prapti. 2004) III.

III. ALAT DAN BAHANALAT DAN BAHAN

IV.

(3)

V.

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANHASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Sampel A (Sampel Ani); Uji Glukosa dengan kadar standar 200 mg/dL

Sampel A (Sampel Ani); Uji Glukosa dengan kadar standar 200 mg/dL

Uji

Uji Absorbansi Absorbansi Glukosa Glukosa Darah Darah (mg/dL)(mg/dL)

Blanko 0 Blanko 0 Standar 1.140 Standar 1.140 1 1 0.415 0.415 72.8172.81 2 2 1.052 1.052 184.56184.56 3 3 0.580 0.580 101.75101.75 4 4 1.061 1.061 186.14186.14 5 5 1.169 1.169 205.09205.09 6 6 0.956 0.956 167.72167.72 Glukosa Darah (mg/dL) Glukosa Darah (mg/dL)

    

  

  

Rata-rata absorbansi sampel A =

Rata-rata absorbansi sampel A =

= =                                       = = = = = 153.01= 153.01 Standar Deviasi (SD) Standar Deviasi (SD) SD SD ==

 

 

    ||  ||     = =

 

 

 = =

 

 

       = =

 

 

 = =

 

 



(4)

SD

SD = = 97.4897.48 Simpangan

Simpangan Baku Baku Relatif Relatif ==

 

 

= =

 

 

= 0.6371 x 100% = 0.6371 x 100% = 63.71% = 63.71% Sampel B (Sampel Santi);

Sampel B (Sampel Santi); Uji Glukosa dengan kadar standar 200 mg/dLUji Glukosa dengan kadar standar 200 mg/dL

Uji

Uji Absorbansi Absorbansi Glukosa Glukosa Darah Darah (mg/dL)(mg/dL)

Blanko 0 Blanko 0 Standar 1.140 Standar 1.140 1 1 1.352 1.352 237.19237.19 2 2 0.572 0.572 100.35100.35 Glukosa Darah (mg/dL) Glukosa Darah (mg/dL)

    

  

  

Rata-rata

Rata-rata absorbansi absorbansi sampel sampel A A ==                  

= = = = = 168.77= 168.77 Standar Deviasi (SD) Standar Deviasi (SD) SD SD ==

 

 

    ||  | | = =

 

 

 = =

 

 

 = =

 

 

 = =

 

 



SD SD = = 68.4268.42 Simpangan

Simpangan Baku Baku Relatif Relatif ==

 

 

=

=

 

 

= 0.4054 x 100% = 0.4054 x 100%

(5)

= 40.54% = 40.54% VI.

VI. PEMBAHASANPEMBAHASAN

Metode yang digunakan untuk percobaan pemeriksaan kadar glukosa adalah Metode yang digunakan untuk percobaan pemeriksaan kadar glukosa adalah menggunakan metode enzimatik. Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode enzimatik. Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan hasil dengan spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan memberikan hasil dengan spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai batas. Terdapat terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai batas. Terdapat dua macam metode enzimatik yang biasa digunakan yaitu glukosa oksidase dan metode dua macam metode enzimatik yang biasa digunakan yaitu glukosa oksidase dan metode hexokinase.

hexokinase.

Pada percobaan kali ini macam metode yang digunakan adalah metode glukosa Pada percobaan kali ini macam metode yang digunakan adalah metode glukosa oksidase. Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah enzim glukosa oksidase oksidase. Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah enzim glukosa oksidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukanoat dan hidrogen peoksida mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukanoat dan hidrogen peoksida yang terbentuk bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin dengan bantuan enzim yang terbentuk bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin dengan bantuan enzim  peroksidase

 peroksidase menghasilkan menghasilkan quinoneimine quinoneimine yang yang berwarna berwarna merah merah muda muda dan dan dapat dapat diukur diukur  dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 505 nm. Digunakan panjang dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 505 nm. Digunakan panjang gelombang 505 nm karena panjang gelombang tersebut merupakan panjang gelombang gelombang 505 nm karena panjang gelombang tersebut merupakan panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi tertinggi. Maka akan terbentuk intensitas warna yang yang menghasilkan absorbansi tertinggi. Maka akan terbentuk intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel.

terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel.

Pemeriksaan kadar glukosa darah sangat diperlukan untuk mendiagnosis Pemeriksaan kadar glukosa darah sangat diperlukan untuk mendiagnosis  patofisiologi

 patofisiologi penyakit penyakit yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan ketidaknormalan ketidaknormalan regulasi regulasi gula gula darahdarah dalam tubuh. Ketidaknormalan

dalam tubuh. Ketidaknormalan tersebut dapat berupa tersebut dapat berupa terlalu berlebihnya glukosa terlalu berlebihnya glukosa dalamdalam darah (hiperglikemia) ataupun glukosa darah yang terlalu rendah (hipoglikemia). Salah darah (hiperglikemia) ataupun glukosa darah yang terlalu rendah (hipoglikemia). Salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh kelebihan glukosa darah yaitu diabetes satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh kelebihan glukosa darah yaitu diabetes mellitus. Sehingga pemeriksaan kadar gula darah merupakan satu tindakan yang mellitus. Sehingga pemeriksaan kadar gula darah merupakan satu tindakan yang digunakan untuk mendiagnosis dan pengontrolan penyakit diabetes melitus.

digunakan untuk mendiagnosis dan pengontrolan penyakit diabetes melitus.

Glukosa dengan bantuan Glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam glukanoat Glukosa dengan bantuan Glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam glukanoat dan peroksida. Peroksida yang dihasilkan bereaksi dengan 4-aminoantipirin yang dan peroksida. Peroksida yang dihasilkan bereaksi dengan 4-aminoantipirin yang dikopling dengan fenol dan menghasilkan senyawa warna quinoneimina (chromagen). dikopling dengan fenol dan menghasilkan senyawa warna quinoneimina (chromagen). Besarnya intensitas warna yang dihasilkan oleh senyawa quinoneimina tersebut Besarnya intensitas warna yang dihasilkan oleh senyawa quinoneimina tersebut ekuivalen dengan kadar glukosa dalam serum darah. Sebelum diukur nilai absorbansi ekuivalen dengan kadar glukosa dalam serum darah. Sebelum diukur nilai absorbansi dari larutan standar dan larutan uji, terlebih dahulu larutan tersebut dihangatkan pada dari larutan standar dan larutan uji, terlebih dahulu larutan tersebut dihangatkan pada suhu 37

(6)

yang digunakan dalam reaksi dapat bekerja secara optimal seperti berada pada kondisi yang digunakan dalam reaksi dapat bekerja secara optimal seperti berada pada kondisi dalam tubuh.

dalam tubuh.

Pada percobaan didapatkan hasil absorbansi pada larutan uji sampel A yaitu Pada percobaan didapatkan hasil absorbansi pada larutan uji sampel A yaitu 0.415, 1.052, 0.580, 1.061, 1.169 dan 0.956 serta pada larutan uji sampel B yaitu 1.352 0.415, 1.052, 0.580, 1.061, 1.169 dan 0.956 serta pada larutan uji sampel B yaitu 1.352 dan 0.572. Seharusnya hasil absor

dan 0.572. Seharusnya hasil absorbansi yang didapatkan bansi yang didapatkan pada kedua larutan uji pada kedua larutan uji tersebuttersebut tidak berbeda, sebab serum yang digunakan untuk di uji berasal dari sumber yang sama. tidak berbeda, sebab serum yang digunakan untuk di uji berasal dari sumber yang sama. Perbedaan tersebut dapat timbul karena beberapa faktor, diantaranya yaitu:

Perbedaan tersebut dapat timbul karena beberapa faktor, diantaranya yaitu: a)

a) Pengambilan serum yang kurang atau melebihi jumlah,Pengambilan serum yang kurang atau melebihi jumlah,  b)

 b) Kuvet yang kurang bersih sehingga dapat mempengaruhi hasil absorbansi dariKuvet yang kurang bersih sehingga dapat mempengaruhi hasil absorbansi dari larutan uji.

larutan uji. c)

c) Pengukuran dilakukan oleh individu yang berbeda sehingga besar kemungkinanPengukuran dilakukan oleh individu yang berbeda sehingga besar kemungkinan terjadi adanya perbedaan.

terjadi adanya perbedaan. d)

d) Pembuatan larutan standar dan larutan uji dilakukan oleh individu yang berbedaPembuatan larutan standar dan larutan uji dilakukan oleh individu yang berbeda Berdasarkan hukum Lambert-beer, nilai absorbansi yang memiliki presisi Berdasarkan hukum Lambert-beer, nilai absorbansi yang memiliki presisi maksimum yaitu pada rentang 0,2-0,8. Namun dalam percobaan kali ini, nilai absorbansi maksimum yaitu pada rentang 0,2-0,8. Namun dalam percobaan kali ini, nilai absorbansi yang didapatkan melebihi batas tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil yang didapatkan melebihi batas tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil  pengukuran

 pengukuran absorbansi absorbansi larutan larutan uji uji sampel sampel A A dan dan sampel sampel B B memiliki memiliki presisi (ketelitian)presisi (ketelitian) yang kurang baik. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena waktu yang terlalu lama yang kurang baik. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena waktu yang terlalu lama dalam mereaksikan larutan uji dan larutan standar dengan reagen, sehingga produk yang dalam mereaksikan larutan uji dan larutan standar dengan reagen, sehingga produk yang dihasilkan juga terlalu banyak. Hal tersebut terlihat juga secara visual dimana larutan dihasilkan juga terlalu banyak. Hal tersebut terlihat juga secara visual dimana larutan warna yang terbentuk mempunyai warna merah yang sangat pekat. Bagian sinar yang warna yang terbentuk mempunyai warna merah yang sangat pekat. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar  diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar  sehingga jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi sehingga jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar.

yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar.

Selanjutnya untuk menghitung kadar glukosa dalam serum tersebut maka nilai Selanjutnya untuk menghitung kadar glukosa dalam serum tersebut maka nilai absorbansi yang didapatkan dimasukan ke dalam rumus berikut:

absorbansi yang didapatkan dimasukan ke dalam rumus berikut: Glukosa darah (mg/dL) =

(7)

Setelah didapat glukosa darah dan rata-rata glukosa darah dari masing-masing Setelah didapat glukosa darah dan rata-rata glukosa darah dari masing-masing sampel maka dapat dihitung standar deviasi dan koefisien variasi atau simpangan baku sampel maka dapat dihitung standar deviasi dan koefisien variasi atau simpangan baku relatif dengan rumus berikut:

relatif dengan rumus berikut: SD SD ==

 

 

    ||  ||     Simpangan

Simpangan Baku Baku Relatif Relatif ==

 

 

Pada sampel A didapat simpangan baku relatif sebesar 63.71% dan pada sampel Pada sampel A didapat simpangan baku relatif sebesar 63.71% dan pada sampel B didapat simpangan baku relatif sebesar 40.54%. Sedangkan hasil simpangan baku B didapat simpangan baku relatif sebesar 40.54%. Sedangkan hasil simpangan baku relatif yang baik adalah yang hasilnya < 2%. Sehingga dapat dikatakan hasil simpangan relatif yang baik adalah yang hasilnya < 2%. Sehingga dapat dikatakan hasil simpangan  baku relatif sampel A dan sampel B kurang baik karena hasilnya diatas 2%.

 baku relatif sampel A dan sampel B kurang baik karena hasilnya diatas 2%. VII.

VII. KESIMPULANKESIMPULAN

 Penentuan kadar glukosa dapat dilakukan dengan metode enzimatis yaitu denganPenentuan kadar glukosa dapat dilakukan dengan metode enzimatis yaitu dengan

 bantuan

 bantuan enzim enzim glukosa glukosa oksidase oksidase dan dan peroksidase peroksidase membentuk membentuk senyawa senyawa warnawarna Quinoneimina. Besarnya intensitas warna di ukur menggunakan spektrofotometer  Quinoneimina. Besarnya intensitas warna di ukur menggunakan spektrofotometer  sinar tampak pada panjang gelombang 505 nm.

sinar tampak pada panjang gelombang 505 nm.

 Hasil pengukuran absorbansi larutan uji sampel A dan sampel B memiliki presisiHasil pengukuran absorbansi larutan uji sampel A dan sampel B memiliki presisi

(ketelitian) yang kurang baik  (ketelitian) yang kurang baik 

 Hasil simpangan baku relatif sampel A dan sampel B kurang baik karena hasilnyaHasil simpangan baku relatif sampel A dan sampel B kurang baik karena hasilnya

diatas 2% diatas 2%

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Utami, Prapti. 2004.

Utami, Prapti. 2004. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes MellitusTanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta: AgroMedia. Jakarta: AgroMedia Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

 Asetilasi amina primer adalah reaksi organik dimana gugus amina dari suatu senyawa bereaksi dengan asam karboksilat khususnya asam

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menghasilkan senyawa halogen yaitu senyawa iodoform dari reaksi pembentukan antara iodium

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai scavenging activity, intensitas warna, nilai total fenol dan profil protein dari reaksi Maillard yang dihasilkan dari

Pengemulsi adalah senyawa yang ditambahkan pada campuran es krim untuk menghasilkan struktur lemak dan kebutuhan distribusi udara yang tepat sehingga menghasilkan

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang banyak terdapat di alam. Senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru dan sebagai zat warna

pada percobaan penguapan bahan yang digunakan etanol dan air , bahan tersebut diperlakukan di panaskan di wadah hot plate , pada percobaan ini dihasilkan senyawa

Reaksi pembuatan Asam Pikrat yang terjadi merupakan reaksi nitrasi yang menghasilkan asam pikrat sebagai turunan (derivative) dari fenol, dimana reaksi nitrasi ialah penggabungan

Untuk penetapan reaksi khusus golongan senyawa organik, didapatkan hasil positif pada pemeriksaan senyawa amin aromatis primer dengan terbentuknya warna merah jingga