TINGKAT DISIPLIN BELAJAR SISWA PERANTAU ( Studi Deskriptif pada siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020 dan Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Belajar)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Dominicus Bagas Alryanto 161114074
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2020
i
TINGKAT DISIPLIN BELAJAR SISWA PERANTAU ( Studi Deskriptif pada siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020 dan Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Belajar)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Dominicus Bagas Alryanto 161114074
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2020
iv
HALAMAN MOTTO
“Hidup dengan Kehidupan”
“Mengalami Tanpa Kata”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan karyaku untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Terimakasih Tuhan atas penyertaan-Mu dalam hidupku.
Atas Berkat dan Rahmat-Mu, Engkau memberikan kekuatan, kesehatan, serta kemudahan dikala aku kebingungan.
Orangtuaku
Bapak Bonefacius Hery Irnajanto dan Ibu Rosa Haryati
Terimakasih atas dukungan serta cinta yang selalu hadir kapanpun itu untuk anakmu ini.
Adik saya Krstian Aryanto Wibowo yang selalu mendukung saya
Dosen Pembimbing Dr. Gendon Barus, M.Si. yang selalu memberikan dukungan, pembaruan dan masukan untuk peneliti mengerjakan skripsi ini.
Semua sahabat,teman-teman angkatan 2016, dan para dosen di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan semua pihak yang telah
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini, tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karta ilmiah.
Yogyakarta, 10 November 2020 Peneliti,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Dominicus Bagas Alryanto
Nomor Mahasiswa: 161114074
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
TINGKAT DISIPLIN BELAJAR SISWA PERANTAU
( Studi Deskriptif pada siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020 dan Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Belajar)
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta,10 November 2020 Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
TINGKAT DISIPLIN BELAJAR SISWA PERANTAU
( Studi Deskriptif pada siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020 dan Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi
Belajar)
Dominicus Bagas Alryanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2020
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan Tingkat Disiplin Belajar pada Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 dan (2) Mengidentifikasi item instrument Tingkat Disiplin Belajar pada siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 yang perolehan skornya rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-belajar. Subyek penelitian ini adalah siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Kuesioner Tingkat Disiplin Belajar yang berjumlah 55 item. Kuesioner disusun berdasarkan aspek Disiplin belajar menurut Wantah (2005) dan Arikunto (1990). Nilai koefisien reliabilitas instrument menggunakan pendekatan Alpha Chronbach (α) sebesar 0,860. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta memiliki tingkat disiplin belajar sebagai berikut: 5 siswa (10%) memiliki disiplin belajar pada kategori sangat tinggi, 18 siswa (38%) memiliki disiplin belajar pada kategori tinggi, 23 siswa (48%) memiliki disiplin belajar pada kategori sedang, 2 siswa (4%) memiliki disiplin belajar pada kategori rendah, dan tidak ada (0%) siswa yang memiliki disiplin belajar pada kategori sangat rendah. Hasil analisis item menunjukan 4 item (13,3%) memiliki skor sangat tinggi, 16 item (53,3%) memiliki skor tinggi, 9 item (30%) memiliki skor sedang, 1 item (3,3%) memiliki skor rendah, dan tidak ada (0%) yang memiliki tingkat disiplin belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis item ini menjadi dasar menyusun usulan topik-topik bimbingan yaitu, (1) Memahami itu menarik; (2) Menjaga ketenangan itu penting; (3) Malu bertanya sesat dijalan; (4) Tugasku karyaku; (5) Pelajaran Membosankan ? Akali dengan cara ini ....; (6) Belajar kelompok ciptakan pandangan baru.
ix
ABSTRACT
THE LEARNING DISCIPLINE LEVEL OF MIGRANT STUDENTS (A Descriptive on Migrant Students SMA Pangudi Luhur Sedayu During 2019/2020 Academic Year and Proposed Personal Tutoring Topics)
Dominicus Bagas Alryanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2020
This study aimed to (1) describe the level of learning discipline among migrant students at SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta, during 2019/2020 academic year. And (2) identify the instrument items of the Learning Discipline Level of migrant students in SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta during 2019/2020 academic year, with low score to formulate personal-study guidance topics. The subjects of this study were migrant students in SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta during 2019/2020 school year.
The type of the research was descriptive quantitative. The data collection technique used was a Learning Discipline Level Questionnaire, which consists of 55 items. The questionnaire was arranged based on the aspects of learning discipline according to Wantah (2005) and Arikunto (1990). The instrument’s reliability coefficient value used the Alpha Chronbach approach (α) of 0.860. The data analysis technique used was descriptive statistics with very high, high, medium, low, and very low categorization.
The results of this study indicated that the migrant students in SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta have the following levels of learning discipline. There were 5 students (10%) with very high category of learning discipline, 18 students (38%) with high category of learning discipline, 23 students ( 48%) with medium category of learning discipline, 2 students (4%) with low category of learning discipline, and none of the students (0%) with very low category of learning discipline. The results of the item analysis showed that 4 items (13.3%) had a very high score, 16 items (53.3%) had a high score, 9 items (30%) had a moderate score, 1 item (3.3%) had a low score, and none (0%) had a very low score. The analysis results of those items became the basis for preparing the suggestions for guidance topics, namely, (1) Understanding is interesting; (2) Maintaining calm is important; (3) To be reluctant to make in queries will make one go ashtray; (4) My job is my work; (5) Boring Lessons? Outsmart it in this way: ....; (6) Group learning creates new views.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus karena telah memberikan rahmat dan berkat-Nya yang begitu besar hingga akhrinya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sungguh pengalaman yang sangat berharaga bagi peneliti dalam proses penelitian skripsi agar dapat sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Begitu banyak pelajaran yang peneliti dapatkan sepanjang proses menyusun tugas akhir ini.
Peneliti memahami bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini. Dengan kerendahan hati peneliti menrima segala bentuk kritik dan saran yang membangun agar peneliti ini menjadi semakin sempurna.
Selama proses penulisan skripsi ini juga banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses membimbing, mendampingi, serta mendukung setiap hal yang peneliti lakukan. Oleh sebab itu peneliti hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Yohanes Heri Widodo, S.Pd., M.Psi selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3. Dosen Pembimbing Dr. Gendon Barus, M.Si. yang selalu memberikan dukungan, pembaruan dan masukan untuk peneliti mengerjakan skripsi ini. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
xi
5. Kedua Orangtua tercinta Bapak Bonefacius Hery Irnajanto dan Ibu Rosa Haryati atas doa, kasih sayang, dukungan, dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Lisna selaku Guru BK SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan pelajaran berharga selama proses Magang dan penelitian.
8. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta yang perantau tahun ajaran 2019/2020 yang berkenan membantu proses penelitian ini dengan menjadi subyek penelitian.
9. Bapak Stefanus Priyatmoko atas segala dedikasi dan kesabarannya dalam membantu melayani proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
10. Sahabat-sahabatku Ajeng Pangesti, Sekar Hezed, Syiffa Aeni, Dody Boy, dan Simon Nama Samon Lamanepa yang selalu mengingatkan, mendengar keluh kesah mengenai skripsi tanpa rasa lelah, dan selalu menemani peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman angkatan 2016 yang selalu memberikan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga.
12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
xii
Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan di bidang ilmu Bimbingan dan Konseling.
Yogykarta,10 November 2020 Peneliti,
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL, GAMBAR, DAN GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah ... 6 E. Tujuan Penelitian ... 6 F. Manfaat Penelitian... 7 G. Batasan Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Hakikat Disiplin Belajar ... 9
1. Definisi Disiplin Belajar ... 9
2. Manfaat Disiplin Belajar ... 10
3. Aspek-Aspek Disiplin Belajar... 11
4. Karakteristik Disiplin Belajar ... 13
5. Faktor-Faktor Disiplin Belajar...15
6. Hambatan-Hambatan Disiplin Belajar...19
7. Upaya Meningkatkan Disiplin Belajar...18
B. Hakikat Remaja SMA Perantau ... 25
1. Masa Remaja ... 25
2. Karakteristik Perkembangan Remaja ... 25
3. Tugas Perkembangan Remaja ... 27
4. Masalah Perkembangan Disiplin Remaja SMA...28
5. Remaja Sebagai Perantau...30
C. Bimbingan Pribadi-Belajar 1. Definisi Bimbingan Pribadi-Belajar...32
xiv
2. Bidang Bimbingan ...33
D. Kerangka Pikir ...34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Variabel Penelitian ... 37
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 37
1. Teknik Pengumpulan Data ... 37
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 38
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 41
1. Validitas ... 41
2. Reliabilitas... 45
G. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
1. Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 ... 51
2. Analisis Capaian Skor Item Pengukuran Disiplin Belajar Siswa ... 53
B. Pembahasan ... 58
1. Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 ... 58
2. Item yang Capaian Skornya Rendah Sebagai Dasar Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 ... 60 BAB V PENUTUP ... 64 A. Kesimpulan ... 64 B. Keterbatasan Penelitian ... 65 C. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN ... 68
xv
DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ... 35
Tabel 3.1 Norma Skoring Kuesioner Disiplin Belajar ... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Disiplin Belajar Siswa Perantau ... 40
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ... 44
Tabel 3.4 Reliabilitas Item Disiplin Belajar ... 46
Tabel 3.5 Kriteria Guilford ... 47
Tabel 3.6 Penentuan Kriteria Kategorisasi Data ... 48
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 49
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Capaian Skor Item Pengukuran Tingkat Disiplin Belajar Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 50
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 51
Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 52
Tabel 4.2 Distribusi Perolehan Skor Item Pengukuran Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 54
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Capaian Skor Item Pengukuran Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 ... 55
Tabel 4.3 Item-Item Kuesioner Disiplin Belajar Kategori Sedang dan Rendah ... 56
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 69
Lampiran 2 Kuesioner Disiplin Belajar ... 70
Lampiran 3 Hasil Komputasi Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 79
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berjalannya waktu, banyak orang berasal dari luar daerah datang ke daerah lain yang lebih maju karena lebih luasnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik kemudian keadaan lingkungan yang lebih menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya dan juga adanya aktivitas-aktivitas di kota besar,tempat-tempat hiburan, sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar. Para pendatang ini merasa bahwa di daerah asalnya masih belum bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut terutama yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan atau pendapatan di masa depan. Hal ini yang biasa disebut dengan merantau.
Merantau merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang meninggalkan kampung halamannya atas kemauan sendiri dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu atau mencari pengalaman. Para perantau yang pergi ke
2
daerah lain dengan tujuan menuntut ilmu atau mencari pengalaman pada umumnya berstatus pelajar/siswa atau mahasiswa.
Seorang siswa SMA dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 15 sampai 18 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja pertengahan sampai masa remaja akhir. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Fenomena siswa perantau umumnya bertujuan untuk meraih kesuksesan melalui kualitas pendidikan yang lebih baik pada bidang yang diinginkan. Fenomena ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan.
Hidup jauh dari orang tua dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri siswa perantau, seperti perubahan pola hidup, pengaruh negatif dari lingkungan dan teman sebaya, serta belajar memiliki rasa tanggungjawab atas tindakannya. Untuk itu, siswa perantau membutuhkan kontrol diri dan komitmen pribadi agar tindakannya sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua dan kepercayaan yang orang tua berikan kepada mereka tetap terjaga dengan baik. Beberapa alasan siswa merantau adalah untuk mencari pendidikan yang lebih baik, bebas kendali dari orang tua, ingin merasakan sesuatu yang baru di daerah yang baru,
3
mengetahui dan mengenal adat dan budaya daerah lain, serta ingin melatih diri agar lebih mandiri.
Seiring dengan kemajuan zaman dan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak, maka orang tua memperbolehkan anak-anaknya untuk merantau dengan harapan agar memiliki kehidupan yang lebih baik, dan lebih disiplin serta bertanggung jawab mandiri dalam hal belajar. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis.
Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal, menahan, dan mengekang keinginan-keinginan liar yang tidak teratur dalam diri. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik, dan mengatur agar perilaku dan pilihan-pilihan hidup yang baik dapat terlaksana dengan teratur. Artinya
4
kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kebiasaan belajar yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin. Kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka lah yang membawa pada kesuksesan.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan selama magang 1,2 dan 3 di sekolah dan juga beberapa kali mengunjungi teman-teman perantau yang ada di sekitaran SMA Pangudi Luhur Sedayu terindikasi belum memiliki disiplin belajar. Hal ini tampak pada perilaku siswa perantau 2 Tahun belakangan ini tidak ada prestasi yang menonjol dari siswa perantau. Selain itu, hasil wawancara ketika selama magang dengan beberapa siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu menjelaskan bahwa ketika menjadi siswa perantau sulit dalam mengatur waktu untuk belajar dikarenakan faktor kelelahan belajar disekolah dan mereka terkadang menggunakan waktu belajarnya untuk nongkrong.
Hasil wawancara lainnya dengan siswa perantau mengatakan bahwa dirinya belajar ketika ada ulangan atau tugas. Ketika siswa tidak diberi tugas atau tidak ada jadwal ulangan, siswa menggunakan waktunya untuk nongkrong bersama teman-temanya serta beberapa perilaku yang muncul seperti mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru dan membolos sekolah. Perilaku buruk semacam itu dapat mengganggu proses
5
belajar siswa dan akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa yang sudah barang tentu menyimpang dari harapan orang tua.
Bertolak dari permasalahan di atas, peneliti ingin mengkaji lebih mendalam melalui kegiatan penelitian yang erat kaitannya dengan masalah disiplin belajar, dengan judul “Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020”. Selain memetakan sebaran siswa menurut tinggi rendahnya disiplin mereka dalam belajar, hasil penelitian ini diharapkan juga mengidentifikasi dalam hal-hal apa disiplin belajar siswa belum optimal baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :
1. Masih ada siswa perantau yang mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru dan membolos sekolah
2. Masih ada siswa perantau yang belum mampu menggunakan jam belajar dengan optimal
3. Beberapa siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu terindikasi memiliki permasalahan disiplin belajar yang mana siswa tersebut merupakan anak perantau
6 C. Batasan Masalah
Agar fokus kajian dalam penelitian ini lebih terarah, maka dilakukan pembatasan masalah yang diteliti yaitu :Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa tinggi tingkat disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu ?
2. Berdasarkan capaian skor butir pengukuran disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam hal-hal apa disiplin belajar siswa teridentifikasi rendah sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-belajar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan tingkat disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun pelajaran 2019/2020
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang capaian skornya rendah (belum
7
optimal) sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-belajar
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan bahan kajian tentang tingkat disiplin belajar siswa perantau serta diharapkan memberi andil eviden (temuan empiris) bagi pengembangan penelitian serupa terutama pada ranah pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah dan para Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengetahui seberapa baik tingkat disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhur Sedayu sehingga dapat membantu dalam memberikan bimbingan peningkatan disiplin belajar sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Bagi siswa
Memberi kesempatan bagi siswa mengases kemampuan disiplin belajar mereka untuk menyadari dalam hal-hal apa disiplin belajar mereka belum baik sehingga berkomitmen meningkatkannya.
8 c. Bagi peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan proses dalam melakukan penelitian tentang tingkat disiplin belajar siswa perantau di SMA Pangudi Luhut Sedayu
d. Bagi guru BK
Manfaat penelitian ini bagi guru BK sebagai bahan untuk mendapat gambaran mengenai tingkat disiplin belajar anak perantau sehingga guru BK dapat membuat topik-topik bimbingan
Batasan Istilah
1. Disiplin belajar adalah sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekaligus yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas-tugas dan kewajiban dalam belajar
2. Perantau adalah seorang individu yang melanjutkan pendidikan diluar daerah asal mereka, dengan pergi kedaerah lain untuk mencari ilmu.
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil tinjauan kepustakaan untuk memperjelas mengenai penelitian terhadapTingkat Disiplin Belajar Siwa Perantau yang berisi: hakikat disiplin belajar dan hakikat remaja SMA Perantau
A. Hakikat Disiplin Belajar 1. Definisi Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Tu’u, 2004). Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang mengarah kepada penguasaaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. Sedangkan Menurut Agus (1987) disiplin belajar adalah suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekaligus yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk
10
melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, dan kebijaksanaan.
2. Manfaat Disiplin Belajar
Hasiyati (2018) dalam artikel yang berjudul “Disiplin Membangun Karakter Bangsa” menyatakan bahwa manfaat disiplin dalam belajar meliputi
a. Menumbuhkan kepekaan
Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka atau berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini memdahkan dirinya mengungkapkan perasaanya kepada orang lain, termasuk orang tuanya
b. Menumbuhkan kepedulian
Dengan disiplin membuat anak menjadi mempunyai integritas, selain bisa memikul tanggung jawab, dapat memecahkan masalah dengan baik, cepat dan mudah.
c. Mengajarkan Keteraturan
Seorang anak akan bisa mempunyai pola hidup yang teratur dan dapat mengelola waktu yang dimilikinya dengan baik.
11 d. Menumbuhkan Percaya Diri
Sikap ini berkembang ketika anak diberi sebuah kepercayaan untuk melakukan suatu pekejraan yang dapat ia kerjakan dengan sendiri.
e. Menumbuhkan kemandirian
Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.
f. Menumbuhkan Keakraban
Dengan kemampuan beradaptasi yang terus diasah, anak akan menjadi lebih cepat akrab dan ramah terhadap orang lain.
g. Membantu Perkembangan Otak
Segala sesuatu yang disiplin dan terus menerus akan baik untuk otak, sehingga dengan disiplin dalam belajar tentu akan membantu perkembangan otak menjadi lebih baik dan otak menjadi lebih cemerlang.
3. Aspek-Aspek Disiplin Belajar
Wantah (2005) menjelaskan aspek-aspek kedisiplinan belajar meliputi hal-hal sebagai berikut :
12
a. Adanya kesadaran untuk mentaati peraturan
Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Aturan tingkah laku tersebut mungkin ditetapkan orang tua, guru, atau teman bermain. Aturan ini dilaksanakan individu dengan kesadaran dalam dirinya.
b. Pengendalian diri
Dalam menjalankan disiplin siswa melakukan pengendalian terhadap tindakan dan perilakunya. Pengendalian diri ini dapat mendorong siswa lebih termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hukuman.
Arikunto (1990) dalam penelitiannya mengenai kedisiplinan membagi 3 macam aspek-aspek kedisiplinan, yaitu :
a. Perilaku kedisiplinan didalam kelas
Perilaku kedisiplinan didalam kelas meliputi : melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan benar dan tepat
b. Perilaku kedisiplinan diluar kelas dan lingkungan sekolah Perilaku kedisiplinan diluar kelas dan lingkunga sekolah ini meliputi : berusaha dalam menyelesaikan masalah sekolah c. Perilaku kedisiplinan dirumah
13
Perilaku kedisiplinan dirumah ini meliputi : berusaha mengerjakan tugas sekolah dan rumah dengan sungguh-sungguh.
4. Karakteristik Individu yang Memiliki Disiplin Belajar
Menurut Rahman (2011:25), karakteristik individu yang memiliki disiplin belajar adalah :
a. Ketaatan terhadap peraturan
Peraturan merupakan suatu pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut dapat ditetapkan oleh orang tua, guru, pengurus atau teman bermain Tujuannya adalah untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.
Dalam hal peraturan sekolah misalnya, peraturan mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu berada di sekolah seperti memakai seragam sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Peraturan tersebut juga berlaku di lingkungan pesantren, seperti memakai busana sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
b. Kepedulian terhadap lingkungan
Pembinaan dan pembentukan disiplin ditentukan oleh keadaan lingkungannya. Keadaan suatu lingkungan dalam hal ini adalah ada atau tidaknya sarana-sarana yang diperlukan bagi
14
kelancaran proses belajar mengajar di tempat tersebut, dan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan dimana mereka berada. Yang termasuk sarana tersebut, antara lain seperti gedung sekolah dengan segala perlengkapannya, pendidik atau pengajar, serta sarana-sarana pendidikan lainnya, dalam hal ini seperti juga lingkungan yang berada di pesantren seperti kamar tidur, mushola dan juga kamar mandi.
c. Partisipasi dalam proses belajar mengajar
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang ditunjukkan seseorang yang keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan datang dalam setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tepat waktu, serta tidak membuat suasana gaduh dalam setiap kegiatan belajar.
d. Kepatuhan menjauhi larangan
Pada sebuah peraturan juga terdapat larangan-larangan yang harus dipatuhi. Dalam hal ini larangan yang ditetapkan bertujuan untuk membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Seperti larangan untuk tidak membawa benda-benda elektronik seperti handphone, radio, dan kamera, didalam kelas.
15 5. Faktor-faktor Disiplin Belajar
Menurut Syah (2013) secara umum, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani harus tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Selain makanan dan minuman siswa juga perlu istirahat yang cukup dan pola olahraga juga harus berkeseimbangan.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Daya pendengaran dalam penglihatan siswa yang
16
rendah, umpamanya, akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan iconic (gema dan citra). Akibat negatif selanjutnya adalah terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh system memori siswa tersebut.
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu sebagai berikut :
a) Intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ tubuh lainya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi
17
seseorang siswa maka semakin besar peluangnya meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh kesuksesan.
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika aktivitas belajar diiringi dengan kebencian kepada guru atau kepada mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
c) Bakat Siswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai tingat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itu sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior)
18
atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, atau anak berbakat.
d) Minat siswa
Secara sederhana, minat (interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi siswa
Motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
b. Faktor eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni : faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial .
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas atau sekelompok teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa
2) Lingkungan non-sosial
Lingkungan non-sosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
19
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Menurut Tulus Tu’u (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah :
1) Kesadaran diri
Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap pemting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin
2) Mengikuti dan menaaati peraturan
Mengikuti dan menaati peraturan sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga peraturan-peraturan diikuti dan dipraktikkan.
3) Hukuman
Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga individu kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
6. Hambatan-hambatan Disiplin Belajar
Menurut Dalyono (1997), ada beberapa hambatan dalam disiplin belajar, mulai dari faktor internal dan faktor eksternal, berikut faktor-faktor yang menghambat disiplin belajar
20 a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari siswa sendiri, faktor ini meliputi :
1) Minat
Apabila siswa memiliki daya tarik dalam belajar, maka ia akan senang dalam belajar. Sebaliknya apabila ia tidak ada daya tarik dalam belajar, maka ia akan menjadi segan dalam belajar. Setiap siswa sebenarnya dapat mengatur waktu untuk disiplin dalam belajar, akan tetapi persoalannya terletak pada kemauan mereka sendiri.
2) Emosi
Emosi sangat menentukan kedisiplinan belajar. Kadang-kadang ada siswa yang tidak begitu stabil emosinya, sehingga dapat mengganggu belajarnya. Dalam keadaan emosi yang tidak stabil, tentu belajarnya mengalami hambatan.
3) Semangat
Semangat dapat memupuk hasrat yang tinggi dalam melakukan suatu perbuatan. Bagi siswa, semangat untuk disiplin dalam belajar perlu ditumbuhkan, dipupuk, dan dipertahankan. Karena apabila seorang telah mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar, maka otomatis ia akan dapat mengusir atau
21
menghilangkan rintangan-rintangan seperti malas, santai, lesu, bosan dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar siswa, faktor eksternal ini meliputi :
1) Pendidik (guru)
Tumbuhnya sikap disiplin dalam belajar, bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Disiplin belajar pada diri siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya tuntunan dari guru. Itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan disiplin dalam belajar yang ditanamkan oleh guru akan terbawa oleh siswa dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak.
2) Sanksi dan hukuman
Disiplin karena paksaan biasanya dilakukan dengan terpaksa pula. Keterpaksaan itu karena takut akan dikenakan sanksi hukuman akibat pelanggaran terhadap peraturan. Menurut Kartini Kartono (t1992), hukuman adalah perbuatan yang secara intensional diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir batin diarahkan untuk membuka hati nurani penyadaran si penderita akan kesalahannya. Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaknya, senantiasa merupakan jawaban atas pelanggaran, sedikit banyak
22
selalu bersifat tidak menyenangkan, dan selalu bertujuan ke arah perbaikan, tujuannya hendaknya diberikan untuk kepentingan anak tersebut.
3) Lingkungan
Dengan bertambahnya lingkungan siswa yang semula hanya lingkungan keluarga dan setelah mereka memasuki sekolah, lalu bertambah dengan lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah akan bertambah pula butir-butir kedisiplinan lain. Di sekolah pada umumnya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa dituliskan dan diundangkan disertai sanksi dan hukuman bagi setiap pelanggarnya. Pembentukan sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga dan sekolah maupun lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi kedisiplinan dalam belajar siswa.
7. Upaya Meningkatkan Disiplin Belajar
MayaSari (2016) dalam artikel “Cara Meningkatkan Disiplin Belajar” menyatakan bahwa upaya meningkatkan disiplin belajar antara lain sebagai berikut :
a. Menentukan target
Target dapat mempengaruhi semangat dalam belajar. Target merupakan beberapa hal yang ingin dari proses pembelajaran. Dengan menggunakan target belajar dapat mengukur kemampuan belajar. Target yang baik dan terperinci membuat siswa termotivasi
23
untuk mencapainya. Dalam menentukan target belajar bisa menggunakan referensi buku pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa, setiap mata pelajaran berbeda.
b. Memberikan hadiah jika berhasil
Dalam belajar, pemberian hadiah dapat memacu meningkatkan disiplin belajar. Hadiah merupakan suatu tawaran yang menarik bahwa akan mendapatkannya jika berhasil mencapai suatu yang ditargetkan anak akan semakin semangat dan disiplin dalam belajar.
c. Kondisi belajar nyaman
Dalam melakukan aktifitas belajar perlu menciptakan kondisi belajar yang nyaman. Kondisi belajar yang nyaman menjadikan betah belajar, konsentrasi penuh serta tidak mudah mengantuk dalam belajar. Menciptakan kondisi belajar yang nyaman bisa dilakukan dengan mengatur tempat belajar jauh dari kebisingan, tidak mengaktifkan handpone. Dengan kondisi belajar yang nyaman dapat meningkatkan disiplin belajar sehingga tidak cepat menyudahi kegiatan pembelajaran sebelum jam belajar selesai dan merupakan cara meningkatkan motivasi belajar siswa
24 d. Menumbuhkan sikap tegas
Sikap tegas tidak hanya perlu untuk dilakukan pada orang lain, tetapi harus bisa tegas terhadap diri sendiri sebelum tegas dengan orang lain. Jika telah membuat aturan belajar, harus tegas pada diri sendiri untuk menaati aturan belajar yang telah dibuat guna mencapai keberhasilan dalam belajar
e. Membuat kelompok belajar
Kelompok belajar membuat seseorang menjadi lebih disiplin dalam belajar karena ada orang lain yang mengingatkan waktu belajar. Dengan belajar kelompok siswa dapat belajar banyak hal dengan orang lain. Belajar kelompok memberikan banyak manfaat selain meningkatkan disiplin belajar juga dapat saling berbagi informasi dan ilmu.
25 B. Hakikat Remaja SMA Perantau
1. Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa yang tumpang tindih dengan masa pubertas, dimana remaja mengalami ketidakstabilan sebagai dampak pubertas, dimana remaja mengalami ketidakstabilan sebagai dampak dari perubahan-perubahan biologis yang dialaminya (Hurlock,1999). Periode masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode-periode sebelum dan sesudah. Menurut Hurlock (1999), mengemukakan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa ini antara lain perubahan emosi yang pada masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat.
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman.Ia sangat senang kalau banyak teman yang mengakuinya.Pada masa ini, hubungan antar teman menjadi sangat penting. Diterima oleh kelompok dan menjadi anggota kelompok merupakan tujuan utama.
2. Karakteristik Perkembangann Remaja
Hurlock (1999) mengatakan seperti semua rentang dalam kehidupan, masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
a. Masa remaja sebagai masa peralihan
Remaja pada periode ini ada pada posisi yang membuatnya bingung, karena bukan menjadi anak-anak lagi namun tidak dapat disebut juga dewasa
26
b. Masa remaja sebagai periode perubahan
Remaja mengalami perubahan seperti perubahan fisik dan emosi yang ditandai dengan semakin banyak emosi yang dapat dikenali bukan hanya marah dan senang tetapi juga minat sosial.
c. Masa remaja sebagai usia yang bermasalah
Remaja masih sulit untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dengan cara sendiri
d. Masa remaja sebagai masa mencari indentitas
Remaja mulai mencari identitas dengan melihat orang yang dapat menjadi model atau figur
e. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Remaja berusaha untuk menampilkan dirinya yang dewasa dan bukan lagi anak-anak. Remaja akan mencoba berperilaku seperti orang dewasa.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya tampak sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih belum banyak karena ia sering terlihat pada remaja adanya kegelisahan, pertentangan, kebingungan, dan konflik pada diri sendiri.
27
Bagaimana remaja memandang peristiwa yang dialami akan menentukan perilakunya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Havinghurts (dalam Syamsu (2014) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Individu mampu bergaul dengan lawan jenis dan tidak membedakan atau memilih-milih dalam berteman.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
Individu dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Individu mampu menerima sepenuhnya keadaan fisiknya, dan puas akan keadaan fisiknya.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Individu mampu membebaskan diri dari sikap dan perilaku bergantung pada orang tua, mampu mengembangkan afeksi kepada orang tua, dan mengembangkan sikap toleran kepada orang dewasa lainnya.
e. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Individu mampu berpartisipasi sebagai orang dewasa yang
28
bertanggung jawab di masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah lakunya.
f. Memeroleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
Individu mampu membentuk nilai yang dapat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan kesadaran akan hubungan dengan sesama manusia dan juga lingkungan sekitar, memiliki gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya sehingga dapat hidup harmonis dengan orang lain.
4. Masalah Perkembangan Disiplin Remaja SMA
Kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah (Nursito, 2002). Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dianggap biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya, sehingga berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan siswa perlu dicegah dan ditangkal karena dapat mengganggu proses dan prestasi belajar siswa.
Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang pelanggaran dari tingkat ringan sampai pelanggaran tingkat tinggi seperti:
29
mengabaikan tata tertib sekolah, khususnya tentang berpakaian dan berpenampilan, membolos pada pelajaran tertentu, ketahuan merokok di lingkungan sekolah, terlambat masuk sekolah, berpacaran di sekolah yang cenderung agresif di tempat terbuka tanpa ada perasaan malu ataupun risih, terlibat geng siswa, atau kelompok siswa dengan tanpa identitas jelas, pertikaian antar siswa, perkelahian antar sekolah, dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini diperlukan kontrol diri terhadap siswa terhadap tata tertib sekolah.
Hal ini diperkuat juga penjelasan Tu’u, (2004) kontrol diri yang dimiliki siswa berhubungan erat dengan kedisiplinan. Siswa yang memiliki kontrol diri yang tinggi akan mampu menginterprestasikan setiap stimulus yang diberikan, mempertimbangkannya dan memilih tindakan yang akan dilakukan dengan meminimalkan konsekuensi atau dampak yang tidak diinginkan. Sebaliknya, dengan siswa yang memiliki kontrol diri yang rendah, mereka akan kesulitan dalam mengarahkan dan mengatur perilaku sehingga mereka akan cenderung menunda tuntutan tugas sebagai siswa dan mengalihkannya kepada kegiatan yang lebih menyenangkan. Dengan demikian, salah satu cara untuk menghindari ketidakmampuan dalam berdisiplin ialah dengan meningkatkan kontrol diri yang terdapat pada diri siswa
30 5. Remaja SMA Sebagai Perantau
Kata “Rantau” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai daerah diluar daerah sendiri atau daerah di luar kampung halaman, daerah asing. Kata “Perantau” didefinisikan sebagai seseorang yang pergi atau mencari penghidupan di daerah lain (Mochtar, 1979).
Mochtar (1979) menyatakan bahwa perantau memiliki enam unsur pokok, yaitu:
a. Meninggalkan kampung halaman
b. Dengan kemauan sendiri
c. Jangka waktu lama atau tidak
d. Tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu, dan mencari pengalaman
e. Biasanya dengan maksud kembali pulang
f. Merantau merupakan budaya
Selain itu, Permasalahan yang sering dialami oleh siswa yang merantau adalah merasa kesepian ditinggal jauh oleh orang tua. Salah satu hal yang dirasakan oleh siswa perantau ketika tinggal di perantauan antara lain yaitu, merasa sedih dan rindu dengan keluarga dan kampung halaman, merasa takut karena baru pertama kali tinggal di perantauan sendirian, merasa kesepian, dan ketidakisiapan untuk hidup mandiri (Shafira, 2015).
31
Permasalahan lainnya yang juga dirasa berat oleh remaja yang baru merantau yaitu mengalami kesulitan dalam menerima sistem pembelajaran di kelas. Menurut Rainham (dalam Desmita, 2012) bahwa masa sekolah menengah atas disamping memberikan pengalaman berharga bagi perkembangan remaja, juga menjadikan masa yang penuh dengan tekanan, hal tersebut karena mereka dihadapkan dengan banyaknya tuntutan dan perubahan yang relatif cepat. Seperti mereka dihadapkan dengan perubahan kurikulum, batas pengumpulan tugas, dan ujian, kecemasan dan kebingungan, serta membagi waktu antara PR, hobi, dan kehidupan sosialnya. Permasalahan yang lain yaitu perbedaan kebiasaan dan budaya dari lingkungan sebelumnya sehingga membutuhkan banyak waktu untuk bisa beradaptasi dengan perbedaan tersebut. Misalnya siswa luar jawa yang berasal dari wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua akan merasa kesulitan untuk mengenal individu yang berasal dari luar pulau Jawa yang terkenal dengan kentalnya adat istiadat yang sudah melekat di masyarakat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi di lingkungan baru. (Sekar, 2016)
Merantau jauh dari orang tua, khususnya bagi remaja yang belum pernah merantau sebelumnya, tentu bukan hal yang mudah. Di usia-usia rentan seperti ini, mereka harus berpisah dari orang tua untuk menuntut ilmu. remaja perantau yang tidak bisa mengatasi tekanan ketika jauh dari orang tua, cenderung memicu permasalahan mental di lingkungan baru sehingga
32
membutuhkan kemampuan adaptasi yang bagus. Menurut Marshellena, (2015) siswa SMA perantau akan mengalami banyak sekali tantangan yang akan dihadapi, salah satunya mengalami waktu yang penuh dengan tekanan yang kemudian akan berpengaruh pada fisik maupun psikis sebagai reaksi ketika hidup di lingkungan baru dengan segala perbedaan yang ada dari lingkungan sebelumnya. Hal baru yang dihadapi siswa perantau untuk pertama kali adalah mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan baru, tuntutan baru, dan stress. Stress dapat memicu timbulnya masalah
C. Bimbingan Pribadi-Belajar
1. Definisi Bimbingan Pribadi-Belajar
Bimbingan merupakan upaya Guru BK untuk membantu mengoptimalkan siswa-siswi. Menurut Rochman Natawidjaja (1981) dalam W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti (2013, h. 29) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Menurut Crow & Crow (1960) dalam Prayitno (2009, h. 94) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya
33
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
2. Bidang Bimbingan a. Bimbingan Pribadi
Menurut Sukardi (2010) bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
b. Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar memiliki istilah lain yang juga sering digunakan yaitu bimbingan akademik. Menurut Winkel & Hastuti (2013, h. 115), bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
Berdasarkan penjelasan menurut beberapa ahli mengenai bimbingan pribadi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-belajar adalah kegiatan pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada siswa-siswi guna menemukan dan mengembangkan pribadi dan mengatasi segala pergumulan batinnya serta membantu siswa-siswi untuk menemukan cara belajar dan dapat menyelesaikan masalah dalam belajar.
34 D. Kerangka Pikir
Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Tu’u, 2004). Disiplin belajar menurut Wantah (2005) dan Arikunto (1990) memiliki beberapa aspek yang meliputi : Adanya kesadaran yang sehat mentaati peraturan,Pengendalian diri,Disiplin dalam kelas,Disiplin di luar kelas maupun di lingkungan sekolah dan Disiplin belajar di rumah, apabila aspek tersebut di miliki oleh siswa dapat mendorong siswa memiliki disiplin belajar.
35 Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Disiplin Belajar Siswa Perantau
Adanya kesadaran yang sehat mentaati peraturan Pengendalian diri
Disiplin di dalam kelas
Disiplin di luar kelas maupun di lingkungan sekolah Disiplin belajar di rumah
36 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan metode penelitian yang meliputi: jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan tingkat disiplin belajar siswa perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berada di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Proses penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2019 serta pengambilan data penelitan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020
37 C. Subjek penelitian
Subjek penelitian diambil dari siswa perantau yang tinggal di sekitar SMA Pangudi Luhur Sedayu berjumlah 48 orang
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan atribut seseorang atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan dari orang yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Variabel dalam penelitian ini adalah Disiplin Belajar. Disiplin belajar siswa-siswi sering dihadapkan dengan permasalahan yang menuntut siswa untuk lebih mandiri dan menghasilkan suatu keputusan yang baik terutama dalam belajar.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah Survei menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan-pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawab secara tertulis pula (Sugiyono, 2015)
38 2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek disiplin belajar serta menggunakan skala model skala Likert. Menurut Sugiyono (2015) dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Menurut Sugiyono (2015) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban. Instrumen penelitian yang digunakan skala Likert dibuat dalam tipe ceklist (√) yang diberikan pada kolom yang telah disediakan. Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner terdiri dari pertanyaan favourable dan pertanyaan unfavourable. Dalam instrumen ini disediakan empat opsi atau satu alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
39 Tabel 3.1
Norma Skoring Tingkat Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020
Alternatif Jawaban Item Favorable Item Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula tingkat perilaku disiplin belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka akan semakin rendah tingkat perilaku disiplin belajar. Kisi-kisi kuesioner tingkat perilaku displin belajar sebelum pengumpulan data dapat dilihat pada tabel.
40 Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Disiplin Belajar Siswa Perantau SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2019/2020
No Aspek Indikator Favou rable Unfav ourabl e Total 1 Disiplin dalam kelas Absensi (Kehadiran di sekolah/kelas) 1,11,3 1,41 21,42, 51 7
Memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran (mencatat, memperhatikan, membaca buku pelajaran)
2,33,4 3
12,22,
32 6
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
3,13,4
4,52 34,53 6 Membawa peralatan belajar
(buku tulis,alat tulis,buku paket) 4,23,3 5,54 14,45 6 2 Disiplin di luar kelas maupun di lingkungan Membaca buku diperpustakaan,berdiskusi,belaj ar kelompok 5,15, 16,36, 46 5 Bertanya/belajar bersama dengan teman tentang
41
sekolah pelajaran yang kurang dipahami
6,17 24,47 4
3 Disiplin belajar dirumah
Memiliki dan mentaati jadwal belajar dirumah
7,25,3 7
18,26,
48 6
Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru
8,19 27,38, 49 5 4 Adanya kesadaran untuk mentaati peraturan
Kesadaran dalam peraturan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok,organisasi, institusi atau komunitas 9,39,5 0 20,55 5 5 Pengendalian diri
Pengendalian diri dapat mendorong siswa lebih termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hukuman
10,29 28,30, 40
5
Jumlah 55
F. Uji Validitas dan reliabilitas 1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya.Valid menunjukkan bahwa kinerja
42
instrumen tersebut dapat digunakan dalam mengukur apa yang diukur (Sugiyono,2015)
Validitas yang diuji dalam instrumen penelitian ini adalah validitas isi.Validitas isi merupakan validitas yang diperiksa melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional oleh expert judgement (Azwar, 2018). Instrumen penelitian disusun berdasarkan aspek-aspek yang diukur.
Setelah instrumen penelitian tersusun, peneliti kemudian datang kepada dosen pembimbing yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai expert judgement untuk mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat. Selama proses konsultasi, dosen pembimbing memberikan masukan mengenai kesesuaian antara aspek, indikator, dan butir item. Setelah melakukan konsultasi, peneliti melakukan revisi dan konsultasi kembali selama beberapa minggu hingga mencapai hasil instrumen final.
Setelah melakukan uji validitas melalui expert judgement, proses selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu ujicoba instrumen secara empiris dan kemudian penghitungan uji validitas butir-total Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan
43
program IBM SPSS Statistics version 21. Rumus korelasi Pearson Product Moment tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan :
rxy= koefisien validitas skor butir pernyataan
X = skor butir soal tertentu untuk setiap siswa Y = skor total (seluruh soal) untuk setiap siswa N = banyaknya responden
Kriteria validitasnya adalah: Valid jika “rhitung> rtabel”
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, data yang diperoleh harus melewati penyaringan dengan menggunakan standar koefisien validitas minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2018). Maka dari itu, item pernyataan dapat dikatakan valid apabila item tersebut memiliki nilai koefisien ≥ 0,30, sedangkan item dengan nilai koefisien < 0,30, maka item tersebut dianggap tidak valid. Hasil komputasi uji validitas butir menunjukkan bahwa terdapat 30 item pernyataan yang valid dan 25 item pernyataan yang tidak valid atau gugur. Pada tabel berikut, ditunjukkan rekapitulasi hasil uji validitas item valid dan unvalid:
44 Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Disiplin Belajar
Aspek
Indikator Nomor Butir
Valid Tidak Valid
1. Disiplin dalam kelas
Absensi (Kehadiran di sekolah/kelas)
1,31 11,41,2 1,42,51 Memperhatikan guru pada
saat menjelaskan pelajaran (mencatat,memperhatikan,m embaca buku pelajaran)
2,43,22, 32
12,33
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
3,13,44 34,52,5 3 Membawa peralatan belajar
(buku tulis,alat tulis,buku paket)
4,14,23, 45,54
35
2. Disiplin diluar kelas maupun di lingkungan sekolah Membaca buku diperpustakaan,berdiskusi,be lajar kelompok 36,46 5,15,16 Bertanya/belajar bersama dengan teman tentang pelajaran yang kurang
17,24,4 7
45 dipahami
3. Disiplin belajar di rumah
Memiliki dan mentaati jadwal belajar dirumah
18,26,3 7,48
7,25
Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru
8,27,38, 49
19
4. Adanya kesadaran untuk mentaati peraturan
Kesadaran dalam peraturan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas
39,55 9,20,50
5. Pengendalian diri
Pengendalian diri dapat mendorong siswa lebih termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hukuman
10 28,29,3 0,40
Total 30 25
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsisiten hasil pengukuran. Salah satu ciri instrumen yang berkualitas baik adalah reliabel. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi menunjukkan konsistensi hasil pengukuran. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
46
pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
α
= [
𝑘𝑘−1
] [1 −
∑𝑆1²𝑆𝑥²
]
Keterangan rumus :
k = jumlah instrumen pernyataan ∑𝑆1² = jumlah varians dari tiap instrumen 𝑆𝑥2 = varians dari keseluruhan instrumen
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statictics versi 21. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.4
Reliabilitas Item Disiplin Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,860 30
Hasil uji reliabilitas kemudian diklasifikasi menggunakan kategorisasi kriteria Guilford (Masidjo, 1995) berikut