• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Struktur Hewan Jaringa (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Struktur Hewan Jaringa (5)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ST RU K T U R H EWAN

(JARINGAN SARAF)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “Jaringan Saraf”

yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia

Nim : 60300112034

Kelas : Biologi B

Kelmpok : I (satu)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, 23 Mei 2013

Kordinator Asisten Asisten

(Asbar Hamzah) ( Hajrah )

60300110006 60300110014

Mengetahui,

(3)

A. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur

histologi jaringan saraf.

B. Dasar Teori

Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa

sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari

sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali

disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pula

sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya karena adanya

tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Semua jaringan mencerminkan

sejarahnya dengan memeperlihatkan berbagai kemampuannya untuk penyesuaian

dri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan saraf juga

menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini, menuju kea rah fungsi

belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami. Meskipun banyak sifat khas

organissi pesarafan itu telah terprogram secara genetik, namun detail– detail dari

kontak–kontak seluler dan pembentukan sirkuit fungsional untuk popolasisel

tampaknya terpengaruh oleh keadaan yang biasanya terdapat apabila sel-selnya

memperoleh kontak mereka yang pertama (Gerrit, 1988: 132).

Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan

menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit

fungsional jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf, yang secara unik

dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron

terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang

disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bias mencapaisatu meter pada

manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron

yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju

efektor (Campbell, 2004: 8).

Semua fungsi di dalam suatu organism diatur dan disesuaikan dengan

(4)

diintegrasikan menurut kebutuhan-kebutuhan tubuh. Koordinasi dan integrasi

fungsi alat-alat tubuh dilaksanakan oleh sistem saraf (neural) dan sistem endokrin

(hormonal). Pada umumnya, sistem saraf mengatur aktivitas tubuh yang

berlangsung relative cepat, seperti kontraksi otot dan sekresi kelenjar, sedangkan

sistem endokrin dengan pencapaian organ targetnya, relative berlangsung lebih

lambat, seperti proses metabolisme. Suatu persambungan antara dua neuron

disebut sinaps. Kedua neuron itu biasanya tidak melekat langsung satu dengan

yang lain tetapi dipisahkan oleh suatu celah sempit, yang disebut celah sinapsis

(Yusminah, 2007: 87).

Unit fungsional system saraf pada vetebrata maupun avetebrata adalah

neuron. Sel yang sangat terspesialisasi itu, yang mengandung berbagai organel

khas yang ditemukan pada kebanyakan sel eukariotik, sangat teradaptasi bagi

komunikasi berkat penjuluran–penjulurannya yang laksana kabel. Dendrit adalah

penjuluran–penjuluran, seringkali bercabang–cabang seperti pohon, yang

mengangkut impuls menuju badan sel pusat. Badan sel adalah daerah yang lebih

tebal di neuron dan mengandung nucleus serta sebagian besar sitoplasma. Akson

adalah penjuluran, umumnya sangat panjang, yang mengangkut impuls menjauhi

badan sel. Sistem saraf dibangun oleh komponen – komponensel saraf atau

neuron, sel-sel glia (sel Schwann, oligodendrosit, migroglia, ependim, astrosit,

dan sel-sel satelit) dan jaringan ikat sejati (Fried, 2000: 255).

C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:

Hari/tanggal : Selasa/ Mei 2013

Waktu : 15.00-17.00 WITA

Tempat : Laboraturium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

(5)

2. Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu kain

planel dan mikroskop binokuler.

b. Bahan

Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu Ghoat

nerve cell smear, Human Sympathetic nerve dan Nerve cell.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop

3. Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang telah

digunakan, mewarnai dan memberi keterangan.

4. Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Keterangan:

1. Dendrit 5. Nodus ranvier

2. Badan sel 6. Sel schwann

3. Nukleus (inti sel) 7. Sinapsis

(6)

2. Pembahasan

Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa

sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal

dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut

seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson. Pada hasil

pengamatan preparat Ghoat nerve cell smear, Human Sympathetic nerve dan

Nerve cell, pada ketiganya hampir semua sama terlihat adanya badan sel,

Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan

tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya

juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum

endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok

yang disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut

de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit.

Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon)

dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls

(rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa

menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran

panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit.

Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju

efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa

mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Supaya

informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson

dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung

mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin

tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit.

Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung

mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak

(7)

Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat

datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung,

sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke

efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis. Ujung neurit

bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain

membesar disebut bongkol sinapsis. Pada hubungan dua sel saraf yang disebut

sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau

dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan

disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.

Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang

berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu,

asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase

menjadi asetat dan kolin.

Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya

terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran

rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter umumnya berupa

asetilkolin (ACh), adrenalin dan noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis,

ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis

mendekat dan melebur ke membrannya. Neurotransmitter kemudian dilepaskan

melalui proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein

reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka

saluran ion pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran

(depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada

neuron pasca-sinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti

neurotransmitter yang telah ada akan didegradasi. Molekul terdegradasi

tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui

(8)

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu jaringan saraf dibagi

menjadi unit fungsional yaitu neuron yang merupakan sel saraf yang

terspesialisasi yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada

kebanyakan sel eukariotik, dan sangat beradaptasi bagi komunikasi berkat

penjulurannya yang seperti kabel. Dendrite merupakan

penjuluran-penjuluran yang seringkali bercabang-cabangseperti pohon yang menyangkut

impuls menuju badan pusat sel. Badan sel merupakan daerah yang lebih tebal

di neuron dan mengandung nucleus serta sebagian besar sitoplasma. Dan akson

merupakan penjuluran yang mengangkut impuls menjauhi badan sel.

2. Saran

Adapun saran pada praktikum ini yaitu dalam mengamati preparat

jaringan saraf harus dilakukan secara teliti agar mendapatkan hasil yang

maksimal dan sebaiknya di dalam ruang pengamatan menggunakan mikroskop

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Bevelander, Gerrit. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1998.

Champbell. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004.

H.Fried,ph.D, George. Biologi Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga, 2000.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini responden mengalami gangguan ketidakseimbangan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh, dengan total kalori yang dikonsumsi responden pertama 750 kkal

23. Perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan ridha Allah SWT. dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal disebut

Melalui  telaah  historis  dan  kaitannya  dengan  gejala‐gejala  kontemporer,  terlihat  jelas  bahwa  asumsi  yang  berlaku  dibalik 

Berkat Rahmad dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan Motorik Halus Anak di TK ABA Kendangan Caturharjo

Keputusan Menkeu Rl Nomor 50/KMK.05/2009 tentang Penetapan Universitas Negeri Surabaya pada Departemen Pendidikan Nasisnal sebagai lnstansi Pemerintah yang menerapkan

Negara Indonesia dikaruniai Tuhan dengan berbagai wilayah dan fenomena alam yang memiliki keindahan dan daya tarik yang sangat beraneka ragam. Selain itu juga memiliki berbagai macam

Pada artikel ini, penulis akan berfokus pada topik mengenai bagaimana kompetensi guru sebagai bagian dari pedagogical content knowledge (PCK) dalam menerapkan pendekatan

Menurut media massa, polisi mewawancarai tidak kurang 38 saksi yang mendengar atau melihat peristiwa itu, tetapi tidak satu pun yang turun tangan untuk menolong atau menelepon