• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEADAAN WILAYAH MUARA ENIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KEADAAN WILAYAH MUARA ENIM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB II

KEADAAN WILAYAH MUARA ENIM

A. Kondisi Geografis

Indonesia merupakan kawasan dengan kepulauan terluas di dunia. Wilayah Indonesia terletak antara 5º Lintang Utara sampai 11º Lintang Selatan dan 94º Bujur Timur sampai 141º Bujur Timur, serta terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia kemudian terletak di antara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan mencapai 8.169.465 Km².

Sebelum Perang Dunia II Indonesia sudah diketahui adanya sabuk gunung api dan sabuk kegempaan yang saling berimpitan. Sabuk itu bermula dari Busur Sunda, meliputi Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan bersambung sampai ke Busur Banda, melingkar dari Wetar sampai Banda. Di Maluku bagian utara dan Sulawesi bagian utara juga terdapat sabuk gunung api. Dari segi tataan kerak bumi, antara kedua sabuk itu memang ada pertaliannya. Pada bentangan yang luas dengan liku-likunya yang serba khas itu, terkandung berbagai sumber daya mineral, bijih, minyak dan gas bumi, panas bumi, batubara, dan air tanah. Pengetahuan mengenai hal ini sudah terhimpun sejak tahun 1920-an.1

Indonesia memiliki provinsi yang sangat banyak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap provinsi memiliki sumber daya alam yang berbeda pula.

1 Djoko Darmono, 2009, Mineral dan Energi Kekayaan Bangsa Sejarah

Pertambangan dan Energi Indonesia, Departemen Sumber Daya Mineral, Jakarta:

Hlm 1

(2)

commit to user

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di pulau Sumatra dan memiliki sumber daya mineral seperti batubara dan minyak. Ibukota provinsi Sumatera Selatan adalah Palembang. Provinsi ini mempunyai daratan seluas 113.339,07 km². Letak Sumatera Selatan berada pada 1º- 4º Lintang Selatan dan 102º-103º Bujur timur.2 Luas Sumatera Selatan pada saat ini adalah 477.109 Km² yang membentang dari dataran rendah pantai timur Pulau Sumatera hingga mencapai dataran tinggi rangkaian pegunungan Bukit Barisan di bagian Barat. Di bagian timur terdapat selat Bangka yang memisahkan Sumatera Selatan dengan provinsi baru yaitu, Bangka Belitung. Di bagian Barat terdapat puncak-puncak pegunungan Bukit Barisan yang menjadi batas alami dengan provinsi Bengkulu. Pada bagian selatan Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Lampung dan di bagian utara Sumatera Selatan berbatasan dengan Jambi.

Wilayah provinsi Sumatera Selatan mengalami iklim tropis dan basah. Suhu udara sedang hingga cukup tinggi, yaitu antara 24ºC sampai dengan 32,9ºC. Daerah sepanjang pesisir pantai mengalami suhu relatif lebih tinggi daripada bagian pedalaman. Kawasan pegunungan di bagian barat relatif sejuk. Variasi curah hujan tertinggi biasa jatuh di penghujung atau awal tahun. Musim kemarau biasanya jatuh pada pertengahan tahun. Namun, menyusutnya kawasan hutan secara drastis di seluruh kawasan Pulau Sumatra, termasuk di provinsi Sumatera Selatan sendiri mempengaruhi variasi suhu dan pola hujan. Iklim terasa lebih panas dan pergantian musim hujan dan kemarau tidak teratur.3

2 ANRI, 2008, Citra daerah Sumatera Selatan, ANRI, Jakarta: Hlm 3

3 Imam Santoso, DKK, 2007, Muatan Lokal Ensiklopedia Geografi Indonesia

(3)

commit to user

Letak Palembang sangatlah strategis sebagai pusat kota karena dihubungkan oleh keadaan alam yang disebut dengan pusat wilayah-wilayah

Batanghari Sembilan yang merupakan pintu keluar masuk utama baik untuk

Palembang maupun Sumatera Selatan. Sebutan Batanghari Sembilan untuk Sumatera Selatan ini karena terdapat 9 sungai besar yang mengalir di Sumatera Selatan, diantaranya Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Rawas, Sungai Batanghari Leko, Sungai Rupit, dan Sungai Belitu. Palembang menjadi pusat pertemuan antara pelayaran laut dan sungai. Untuk mencegah adanya isolasi alam maka setiap kota-kota penting yang ada di daerah ini, seperti Baturaja, Kayu Agung, Muara Enim, Lubuk Linggau, Sekayu, dan kota-kota lainnya di bangunlah persimpangan sungai atau di muara nya.

Pada masa Hindia- Belanda, Palembang merupakan salah satu keresiden dari tiga keresidenan sebelah selatan, dua keresidenan yang lain menjadi Bengkulu dan Lampung. Luas wilayah keseluruhan ketiga keresidenan adalah 137.655 Km². Palembang yang merupakan keresidenan terbesar meliputi 84.692 Km² 61,5% dari total.4 Keresiden Palembang terdiri dari beberapa Afdeelling, yaitu:

1. Palembang 2. Tebing Tinggi

3. Lematang Ulu dan Lematang Ilir 4. Komering Ulu, Ogan Ulu dan Enim

4 J. Thomas Linblad, 2002, Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: Hlm 295.

(4)

commit to user

5. Rawas

6. Musi Ilir

7. Ogan Ilir dan Belida 8. Komering Ilir 9. Iliran dan Banyuasin5

Afdeling terbagi atas Onderafdeling, dan setiap Onderafdeling di kepalai

oleh seorang Controleur yang berkedudukan di ibukota Onderafdeling dengan dibantu oleh seorang Juru tulis Controleur (klerk). Onderafdeling terbagi atas beberapa district yang masing-masing district dikepalai oleh seorang Demang, dan district dibagi atas Onderdistrict yang masing-masing di kepalai oleh Asisten Demang dengan dibantu perangkat pemerintah yaitu Menteri Polisi dan Menteri Belasting (pajak). Onderdistrict dibagi atas beberapa marga yang dikepalai oleh seorah Pesirah/Depati yang membawahi beberapa buah dusun, tiap-tiap dusun dikepalai oleh seorang kerio yang dibantu oleh beberapa orang Punggawa.6

Jabatan-jabatan seperti Residen, Asisten Residen, Controleur pada umumnya dipegang oleh orang-orang berkebangsaan Belanda. Mereka merupakan korps yang disebut Nederlandsche Corps van het Binnenlands Bestuur, sedangkan orang-orang pribumi hanya sebagai pegawai negeri (ambtenaar), dan hanya

5 ANRI, 2008, Citra daerah Sumatera Selatan, ANRI, Jakarta: Hlm 12

6 , Sejarah Pengaruh Pelita di Daerah Terhadap Kehidupan Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Selatan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek IDKD, Palembang: Hlm 15.

(5)

commit to user

menjabat sebagai Demang, Asisten Demang, Menteri Polisi, dan Menteri

Belasting (pajak).7

Keresidenan Palembang di bawah seorang residen. Dalam Regeering

Almanak tahun 1919, Residen Palembang saat itu adalah D. A. F. Brautigam yang

diangkat pada tanggal 3 April 1914. Terjadi beberapa kali perubahan dalam pengaturan wilayah di Sumatera Selatan. Hingga akhirnya wilayah keresidenan Palembang menjadi tiga afdelling saja, yaitu Afdelling Palembangsche

Benendenlanden, Afdelling Palembangsche Boevenlanden, dan Afdelling Ogan Ulu dan Komering. Setiap Afdelling di bawah pengawasan Asisten Residen.

Asisten Residen Afdelling Palembangsche Benendenlanden adalah H.F.N Roskott yang diangkat pada 26 Oktober 1918 yang berkedudukan di Palembang. Asisten Residen Afdelling Palembangsche Boevenlanden adalah B. C. A. J. van Dinter yang di angkat pada 28 Maret 1918 yang berkedudukan di Lahat. Asisten Residen

Afdelling Ogan Oloe en Komering adalah A. Coomans yang diangkat pada 18 Mei

1916 yang berkedudukan di Batoe Radja.

Muara Enim termasuk kedalam wilayah Lematang Ilir. Lematang Ilir sendiri merupakan salah satu onderafdelling yang masuk kedalam bagian

Afdelling Palembangsche Bovenlanden. Onderafdelling Lematang Ilir dikepalai

oleh seorang Controleur yang bernama H. E. K. Ezerman yang berkedudukan di Muara Enim. Muara Enim terletak di antara bukit barisan. Sungai Lematang dan sungai Enim mengalir di daerah ini.

7 , Sejarah Daerah Sumatera Selatan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, palembang: Hlm138.

(6)

commit to user

Pada masa pemrintahan Hindia Belanda Muara Enim memiliki luas daerah 4621 Km². Daerah Lematang Ilir terbagi menjadi beberapa kecamatan, yaitu a) Muara enim dengan marga antara lain: Tamblang Patang Poeloeh Boeboeng, Tamblang Karang Raja, Panang Woloeng Poeloeh dan Lawang Kidul. b) Muara Mioe dengan marga antara lain: Tengah Selawe Panang, Panang Sangang Poeloeh, dan Semendo Darat. c) Goenoeng Megang dengan marga antara lain: Ampat Petoelai Dalam, Blimbing, Lengi, Benakat, Tamblang Penanggiran dan Tamblang Oedjan Mas. d) Muara Niroe dengan marga antara lain Sungei Rotan, Ampat Petoelai Tjoeroep, Ampat Petoelai Dangkoe dan Ampat Petoelai Koeripan.8 Istilah Marga hanya dikenal di daerah Sumatera Selatan yang dapat di samakan dengan Kampung (Jawa Barat), Gampong (Aceh), Huta/Kuta (Tapanuli),

Negori (Maluku), Negeri (Minangkabau), Wanua (Minahasa), Gaukay (Makasar),

dan Dusun (Lampung).9

Pengaturan pemerintahan tingkat terendah masih tetap diatur oleh marga maing-masing yang dikepalai oleh Pesirah selaku Kepala Pemerintahan dan kepala adat setempat. Secara tradisional marga-marga tersebut mempunyai kekuasaan ekonomi, tetapi luas wilayah dan pengaruh kekuasaan marga tersebut sudah dikurangi dan dilemahkan. Marga yang luas dan besar kekuasaannya dipisah-pisahkan menjadi marga yang kecil, sedangkan marga yang nampaknya

8 S. De. Graaf, 1918, Enciclopaedie van Nederland Indie tweede deel H-M, N. V. EJ. Brill, Leiden: Hlm 565.

9 , Sejarah Pengaruh Pelita di Daerah Terhadap Kehidupan Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Selatan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek IDKD, Palembang: Hlm 9.

(7)

commit to user

tidak mau tunduk dan setia kepada Pemerintah Hindia Belanda digabungkan dengan marga yang setia kepada pemerintah.10

Status marga-marga diperkuat dengan Staatsblad nomor 564 oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam tahun 1922, maka sejak saat itu status marga merupakan daerah otonom tingkat rendah atau disebut Inlandsche Gemeente, dan statusnya diatur dalam Inlandsche Gemeente Ordeonantie Buitengewesten atau IGOB dengan Staatsblad nomor 490 tahun 1938, tetapi otonom yang diberikan itu sebenarnya bukanlah otonomi yang bersifat teritorialitas melainkan hanya bersifat ethnis.11

Gambar 1: Dusun Tandjoeng dekat pertambangan batubara Bukit Asam di Keresidenan Palembang 1920

19:55 Luas daerah Muara Enim saat ini adalah 9.575 km² dengan batasan wilayah bagian utara adalah kabupaten Musi Banyuasin, bagian selatan berbatasan

10 , Sejarah Daerah Sumatera Selatan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, palembang: Hlm138.

(8)

commit to user

dengan kabupaten Ogan Komering Ulu, bagian barat berbatasan dengan wilayah kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Lahat, dan bagian timur berbatasan dengan wilyah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota Palembang.

Muara Enim memiliki 11 kecamatan sebelum adanya pemekaran menjadi 18 kecamatan di daerah ini. Kecamatan-kecamatan yang terdapat di Muara Enim, yaitu Kecamatan Semendo, Kecamatan Tanjung Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kecamatan Muara Enim, Kecamatan Gunung Megang, Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan Gelumbang, Kecamataan Rambang Dangku, Kecamatan Rambang Lubai, Kecamatan Prabumulih Timur, dan Kecamatan Prabumulih Barat. Saat sebelum pemekaran wilayah, terjadi penambahan kecamatan yaitu Kecamatan Aremantai, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Ujan Mas, Kecamatan Penukai Abab, Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Lembak, dan Kecamatan Rotan. Pada saat ini daerah Prabumulih tidak tergabung dalam Kabupaten Muara Enim, karena Prabumulih memisahkan diri dari Kabupaten Muara Enim.

Prabumulih yang merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Muara Enim telah menjadi kota otonom. Dengan berpisahnya Prabumilih dari Muara Enim maka otomatis hanya tinggal satu wilayah yang masuk dalam kategori kota, yaitu kecamatan Muara Enim. Kecamatan-kecamatan yang lain tidak terlihat adanya kehidupan sebuah kota. Dengan penduduk mencapai 88.000 jiwa lebih

(9)

commit to user

serta luas wilayahnya 25.194 hektar, Prabumulih bahkan tampak lebih ramai daripada Muara Enim.12

Muara Enim yang geografisnya berada diantara Bukit Barisan mengandung sumber daya alam seperti batubara dan minyak namun pada saat ini Muara Enim terkenal dengan hasil batubara yang melimpah. Keberadaan batubara di tanah Muara Enim sudah diketahui sejak zaman Hindia Belanda dan juga penambangan batubara sudah dilakukan sejak dahulu. Pengangkutan hasil tambang batubara dilakukan dengan kereta dan. Pada 08 Agustus 1917 kereta api pertama berangkat dari Tandjoeng ke Muara Enim.

Wilayah Muara Enim yang memiliki tambang batubara tidak luput dari berbagai permasalahan. Pencemaran lingkungan dan rusaknya lahan akibat pertambangan membuat adanya konflik antara pertambangan dan penduduk sekitarnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat membuat peraturan-peraturan untuk mengurangi dampak-dampak dari pertambangan. Pecemaran dan rusaknya lingkungan adalah masalah yang sangat serius yang dihadapi oleh daerah Muara Enim.

Dengan posisi yang cukup strategis, bahkan kecamatan Muara Enim merupakan jalur persimpangan ke Kabupaten Ogan Komering Ulu (Selatan) untuk selanjutnya ke Lampung, dan Kabupaten Musi Rawas (utara) untuk selanjutnya terus ke Jambi atau Bengkulu, Kabupaten Muara Enim yang menguasai beberapa

12 Kompas, 2001, Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 1, Buku Kompas, Jakarta: Hlm 133.

(10)

commit to user

jalur lintas utama Sumatera sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kota perlintasan.13

B. Kondisi Demografis 1. Keadaan Penduduk

Penduduk Indonesia sangatlah banyak dan tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Kepadatan penduduk terjadi di Pulau Jawa sejak zaman Hindia Belanda hingga saat ini. Penyebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan beberapa masalah, diantaranya terjadi kelebihan penduduk di Jawa yang terwujud dalam sulitnya mendapatkan pasaran kerja, pendapatan, penduduk yang rendah, dan angka pengangguran meningkat. Di luar Jawa sendiri banyak sumber daya alam yang belum sempat dijamah oleh manusia.14

Untuk mengurangi kepadatan di Pulau Jawa maka dilakukanlah Transmigrasi ke wilayah-wilayah yang masih jarang penduduknya. Pulau Sumatra menjadi salah satu tujuan transmigrasi karena masih jarang penduduknya dan juga masih banyak lahan yang dapat digunakan untuk membuat perkebunan.

13 Ibid Hlm 134.

14 Kartomo Wirosuhardjo, 1986, Kebijaksanaan Kependudukan dan

Ketenagakerjaan di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta:

(11)

commit to user

Tabel 1: Penduduk Indonesia per pulau tahun 1930

Pulau Luas 1930

(%) Jumlah %

Jawa & Madura Sumatera Kalimantan Sulawesi Pulau-pulau lain 6,9 24,9 28,3 9,9 30,0 41,7 8,2 2,2 4,2 4,4 68,7 13,5 3,6 6,9 7,3 Jumlah 100 60,7 100

(Sumber: Buku Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Indonesia karya Kartomo Wirosuhardjo)

Sumatera Selatan dengan wilayah yang sangat luas memiliki populasi penduduk sekitar 6.806.100 jiwa. Penduduk yang ada di Sumatera Selatan terdiri dari bermacam-macam suku. Suku asli dari Sumatera Selatan, antara lain Palembang, Komering, Sameda, Pasemah, Ranau, Kisam, Ogan, Lematang, Rawas, Rejang, dan Kubu. Selain suku-suku asli yang berada di Sumatera Selatan terdapat juga orang-orang pendatang seperti Jawa seiring dibukanya lapangan pekerjaan di kawasan perkebunan dan pertambangan.

Pada masa kekuasaan Hindia Belanda tepatnya pada tahun 1930 ibukota dari Sumatera Selatan yaitu Palembang menjadi kota besar di luar Jawa. Palembang memiliki jumlah penduduk 109.069 jiwa dan lebih besar dibandingkan dengan Ujung Pandang atau pun Medan pada masa itu. Berbagai etnis yang

(12)

commit to user

berada di Palembang pada tahun 1930 terdiri dari etnis Cina, etnis Eropa, dan pribumi. Berikut ini komposisi penduduk Palembang tahun 1930:

Tabel 2. Komposisi Etnis Penduduk Palembang tahun 1930 Eropa Pribumi Cina

Lain-lain Total Dataran rendah Dataran tinggi Ogan dan Komering 2.557 1.117 153 528.705 25.773 207.489 18.922 5.523 1.621 4.285 331 79 544.669 332.744 209.342 Jumlah 3.287 1.061.967 26.066 4.695 1.096.565 (Sumber: Buku Fondasi Historis Ekonomi Indonesia karya J. Thomas Lindblad)

Banyaknya penduduk Palembang pada tahun 1930 karena Palembang adalah tempat jalur perdagangan. Peluang mendapat pekerjaan di dalam perkebunan ataupun pertambangan menarik minat para pendatang yang mencari kerja. Palembang menjadi salah satu daerah yang sangat menguntungkan untuk perekonomian Hindia Belanda. Perekonomian masyarakat Sumatera Selatan banyak di tunjang oleh sektor pertanian, termasuk perkebunan. Daerah ini sudah lama dikenal sebagai penghasil kopi, lada, karet, tembakau, tebu, dan kelapa, termasuk kelapa sawit. Namun pendapatan terbesar daerah ini juga diperoleh dari sektor industri dan pertambangan.15

Muara Enim merupakan tempat komando dari Onderafdeeling dari Lematang Ilir pada masa Hindia Belanda. Populasi di daerah ini pada masa Hindia

15Imam Santoso, DKK, 2007, Muatan Lokal Ensiklopedia Geografi Indonesia

(13)

commit to user

Belanda adalah lebih dari 63.000 jiwa. Penduduk daerah ini terdiri dari 20 warga negara Eropa orang dan 460 orang warga Timur Asing dan yang lainnya merupakan warga pribumi.16 Sumber utama pendapatan bagi penduduk asli di samping ekstraksi kebutuhan hidup sehari-hari, mengumpulkan hasil hutan: rotan, damar, lilin dan kayu. Pendapatan dari sektor pertambangan sudah dimulai pada tahun 1916 dan mulai berjalan pada tahun 1917.

Pemerintah Hindia Belanda lebih memusatkan kepada eksploitasi minyak bumi dan batu arang yang terdapat di Tanjung Enim, oleh karena itu dimana terdapat pengilangan Minyak bumi dan Tambang disitu terdapat tenaga buruh yang didatangkan dari Jawa dan diusahakan sarana komunikasi (jalan darat) yang lebih baik. Tetapi sebaliknya diluar daerah konsesi tersebut pemerintah Hindia Belanda pada hakekatnya bermaksud untuk menjadikan daerah ini daerah pertanian atau perkebunan rakyat yang tradisional.17

Penduduk Muara Enim pada saat ini telah mencapai 717.714 jiwa dalam 11 kecamatan. Kecamatan Semendo memiliki jumlah penduduk 41.552 jiwa, Kecamatan Tanjung Agung memiliki jumlah penduduk 34,996 jiwa, Kecamatan Lawang Kidul memiliki jumlah penduduk 54.972 jiwa, Kecamatan Muara Enim memiliki jumlah penduduk 65.524 jiwa, Kecamatan Gunung Megang memiliki jumlah penduduk 55.100 jiwa, Kecamatan Talang Ubi memiliki jumlah penduduk 140.229 jiwa, Kecamatan Gelumbang memiliki jumlah penduduk 119.060 jiwa,

16 S. De. Graaf, 1918, Enciclopaedie van Nederland Indie tweede deel H-M, N. V. EJ. Brill, Leiden: Hlm 565.

17 , Sejarah Daerah Sumatera Selatan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, palembang: Hlm 143.

(14)

commit to user

Kecamatan Rambang Dangku memiliki jumlah penduduk 47.275 jiwa, Kecamatan Rambang Lubai memiliki jumlah penduduk 62.456 jiwa, Kecamatan Prabumulih Timur memiliki jumlah penduduk 37.109 jiwa, dan Kecamatan Prabumulih Barat memiliki jumlah penduduk 59.468 jiwa.18

Kabupaten Muara Enim dengan kepadatan penduduk 75 jiwa/km² masih memiliki daerah kosong untuk ditempati penduduk. Mata pencarian untuk membuka lahan perkebunan ataupun untuk menjadi pekerja di pertambangan masih berpeluang bagi penduduk pendatang. Namun masih kurangnya transportasi dan letak kabupaten di sekitar bukit barisan membuat masyarakat mendatangi kabupaten ini. Kabupaten Muara Enim sebagai penghasil tambang batubara mejadikan kabupaten ini salah satu wilayah yang mempengaruhi laju perekonomian Sumatera Selatan.

Kegiatan pertambangan batubara di Tanjung Enim yang sudah lama berjalan adalah di kawasan Tambang Air Laya yang berada di Kecamtan Lawang Kidul. Kabupaten Muara Enim selain terdapat tambang batubara juga terdapat minyak dan gas bumi. Walaupun Muara Enim memiliki minyak dan gas bumi namun batubara lah yang menjadi komoditas utama untuk memberikan pemasukan yang sangat besar di daerah ini. Hasil produksi batubara memang menjadi komoditas utama dalam memberi pemasukan untuk kabupaten ini, namun dalam sektor perkebunan dan juga pariwisata juga memberi pemasukan walaupun tidak sebanyak pertambangan.

18 Kompas, 2001, Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 1, Buku Kompas, Jakarta: Hlm 129.

(15)

commit to user

2. Pendidikan untuk Masyarakat

Politik etis menjadi awal dikembangkannya pendidikan untuk masyarakat di Hindia-Belanda. Perbaikan-perbaikan pendidikan yang paling berarti adalah dalam sistem sekolah dasar dua-kelas yang dibuka secara kecil-kecilan untuk orang-orang Indonesia sejak tahun 1892-1893. Sekolah-sekolah kelas Satu diperuntukkan bagi golongan atas, sedangkan sekolah-sekolah Kelas Dua untuk rakyat jelata. Untuk mengurangi tekanan terhadap sekolah-sekolah rendah Eropa, satu-satunya lembaga dimana seorang Indonesia dapat belajar bahasa Belanda dengan cukup memadai dan melanjutkan sekolah ke OSVIA dan STOVIA, maka sekolah-sekolah Kelas Satu diubah pada tahun 1907. Di sekolah-sekolah pelatihan-guru pribumi (Kweekscholen), sekolah yang pertama dibuka tahun 1852 dan kemudian disusul oleh yang lain-lain terutama setelah tahun 1870, bahasa Belanda diajukan lagi sebagai mata pelajaran setelah dihapuskan selama sekitar dua puluh tahun, segera sesudah itu bahasa ini menjadi bahasa pengantar.19 Tahun 1914 sekolah-sekolah Kelas Satu diubah menjadi sekolah-sekolah Hollandsch-

Inlandsche, Belanda- Pribumi.

Sekolah juga mulai dikembangkan di luar pulau Jawa salah satu nya di Sumatera Selatan. Pada awal tahun 1900 berdirinya sekolah-sekolah desa di

daerah-untuk mendirikan sekolah-sekolah tidak selalu mudah, karena adanya peraturan pemerintah yang dikenal dengan Wilde Scholen Ordonatie. Di Palembang terdapat dua buah H.I.S, dan kemudian masing-masing terdapat di Lahat, Muara Enim,

19 M.C. Ricklefs, 2010, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta: Hlm 341-342.

(16)

commit to user

Baturaja, Martapura, dan Bengkulu. Sekedar untuk menampung anak-anak yang keluar dari desa, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Schakelschool di Palembang. Pada tahun 1920 pernah berdiri Kweekschool di Lahat yang kemudian pindah ke Muara Enim, dan dalam tahun 1927 terpaksa dibubarkan oleh pemerintah, karena sekolah tersebut dianggap sebagai tempat produk berkembangnya pendidikan dan penanaman perasaan kebangsaan.20

20 , Sejarah Daerah Sumatera Selatan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, palembang: Hlm 148.

Gambar

Gambar 1: Dusun Tandjoeng dekat pertambangan batubara Bukit Asam di  Keresidenan Palembang 1920
Tabel 1: Penduduk Indonesia per pulau tahun 1930
Tabel 2. Komposisi Etnis Penduduk Palembang tahun 1930  Eropa  Pribumi  Cina

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan berbagai bidang kerajinan tangan maka dibutuhkan sebuah tempat yang baik dan menunjang berbagai kebutuhan tersebut. Galeri

Disarankan agar dilakukan tindakan preventif guna mencegah timbulnya keadaan patologis yang dapat ditimbulkan oleh adanya impaksi ini serta melakukan penatalaksanaan

Hasil penelitian adalah bahwa pemanfaatan metode role Play pada siswa kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga dapat meningkatkan komunikasi Antar Pribadi. Dari hasil mean rank

komunikasi antar pribadi dengan menggunakan metode role play , sebaliknya apabila p> 0,05 maka H 0 ditolak atau tidak terdapat. peningkatan komunikasi antar

Manfaat green marketing pada perusahaan adalah dapat mengembangkan produk dan jasa baru yang berkenaan dengan lingkungan, mengakses ke pasar baru dan meningkatkan laba

Indikator keberhasilan pada penelitian ini secara umum diukur dari (1) keberadaan komik sains berbasis mitigasi bencana yang sudah tervalidasi dan siap didistribusikan di SD/MI di

BANUA NIHA

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bandungsari Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan adalah salah satu instansi pemerintah dan merupakan Sekolah Berstandar Nasional ( SSN ) yang