• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan T2 942012089 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan T2 942012089 BAB IV"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan

SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Sekolah ini berdiri pada tahun 1994 dengan nama sekolah SMP N 3 Bawen, karena pada saat itu desa Jimbaran termasuk dalam wilayah Kecamatan Bawen. Seiring waktu dengan adanya perubahan dan pemekaran kecamatan di Kabupaten Semarang, maka sesuai SK bupati Semarang No. 10 tahun 2013 SMP N 3 Bawen berganti nama menjadi SMP N 1 Bandungan.

Pada tahun ajaran 2013/2014 SMP N 1 Bandungan memiliki 18 rombongan belajar, SMP N 1 Bandungan memiliki jumlah siswa total 523 siswa, yang terdiri dari kelas VII 192 siswa, kelas VIII 185 siswa dan kelas IX 151 siswa.

(2)

kepen-didikan berstatus PNS dan 2 orang berstatus tenaga tidak tetap.

Sarana prasarana yang dimiliki SMP N 1 Bandungan adalah 18 ruang kelas, 1 ruang rium IPA, 1 ruang laboratorium TIK, 1 ruang laborato-rium bahasa, 1 ruang laboratolaborato-rium multimedia, 1 ruang Bimbingan Konseling, 1 ruang UKS, 1 ruang OSIS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha dan 1 ruang kepala sekolah. Sebagai penunjang pembelajaran sekolah juga memiliki satu lapangan untuk upacara bendera dan satu lapangan untuk olahraga.

Prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan antara lain, juara 1 OSN Fisika tingkat Kabupaten Semarang tahun 2011, juaran 2 OSN Biologi tingkat Kabupaten Semarang tahun 2011, juara 1 OSN Fisika tingkat Kabupaten Semarang tahun 2012, Juara lari 100 m putra tahun 2013.

SMP Negeri 1 Bandungan memiliki visi dan misi sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Visi SMP Negeri 1 Bandungan adalah Menuju sekolah berpres-tasi, berketerampilan dan berjiwa nasionalis yang berdasarkan iman dan taqwa.

Misi sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan standar pendidikan b. Mewujudkan peningkatan ketrampilan c. Mewujudkan jiwa nasionalisme

d. Mewujudkan layanan terhadap masyarakat e. Mewujudkan tatakrama sekolah

(3)

Visi dan misi yang dimiliki sekolah dibuat untuk menunjang kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yaitu:

a. Memenuhi akan standar pendidikan b. Memenuhi akan peningkatan ketrampilan c. Memenuhi akan jiwa nasionalisme

d. Memenuhi akan layanan terhadap masyarakat e. Memenuhi akan tatakrama sekolah

f. Memenuhi akan pendidikan karakter

4.1.2 Supervisi Kunjungan Kelas di SMP N 1 Bandungan

Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya berpedoman pada program sekolah yang dikenal seba-gai Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dalam Rencana Kerja Tahunan tercantum kegiatan supervisi kunjung-an kelas. Program supervisi disusun oleh kepala sekolah bersama dengan pembantu kepala sekolah bidang kurikulum. Program supervisi berisi jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam satu semes-ter. Setiap guru mendapat jadwal supervisi kunjungan kelas sebanyak dua kali dalam satu semesternya.

Pernyataan dari Purwiyati, pembantu kepala sekolah bidang kurikulum mengenai program super-visi kunjungan kelas memperkuat informasi di atas.

(4)

visi kunjungan kelas ini sesuai arahan kepala sekolah, setiap guru mendapat jadwal supervisi

sebanyak dua kali dalam satu semester.”

Pernyataan di atas diperkuat oleh guru IPA kelas IX yang menyampaikan tentang program supervisi kunjungan kelas.

“Supervisi kunjungan kelas adalah program rutin tahunan di SMP Negeri Bandungan. Saya setiap tahun selalu mendapat giliran untuk disupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah, dalam satu semester saya dua kali mendapat supervisi

kun-jungan kelas.”

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan menggunakan pola kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberitahu guru. Program supervisi kunjungan kelas yang telah disusun oleh kepala sekolah, disosialisasikan terlebih dahulu dalam rapat pembinaan dewan guru. Sosiali-sasi berupa informasi lisan yang ditindaklanjuti dengan informasi tertulis dalam bentuk surat edaran kepala sekolah tentang jadwal supervisi kunjungan kelas. Surat edaran kepala sekolah ditempel di papan pengumuman ruang guru agar semua guru yang disupervisi mengetahui informasi tentang jadwal supervisi.

Terkait hal tersebut guru IPA kelas VII, menya-takan.

“Dalam rapat dewan guru di awal semester, saya

(5)

merupakan sosialisasi program supervisi

kunjung-an kelas.”

Mendukung penjelasan di atas, guru IPA kelas VIII menyatakan:

“Program supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri

1 Bandungan biasanya disosialisasikan kepala sekolah pada saat rapat dewan guru di awal semester. Awal mulanya hanya informasi lisan, kemudian ada edaran kepala sekolah tentang jadwal supervisi kunjungan kelas yang ditempel pada papan pengumuman di ruang guru.”

Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Apabila ada kendala pelaksanaan biasanya disebabkan oleh kesibukan kepala sekolah menghadiri undangan Dinas Pendidikan dan Kebuda-yaan Kabupaten Semarang, rapat koordinasi kepala sekolah tingkat kabupaten/rayon, mengikuti penatar-an, diklat, bahkan menghadiri perayaan hari besar. Oleh sebab itu diadakan penjadwalan ulang supervisi kunjungan kelas, dan jadwal pengganti disepakati oleh guru dan kepala sekolah. Informasi di atas sesuai dengan pernyataan guru IPA kelas VII, yang menye-butkan:

“Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP

Negeri 1 Bandungan dilakukan secara terjadwal. Sehingga dalam pelaksanaannya di dalam kelas guru dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik supaya hasil yang diperoleh juga

(6)

Menguatkan informasi di atas pengawas SMP Kabupaten Semarang menyatakan:

“Program supervisi kunjungan kelas di SMP

Negeri 1 Bandungan biasanya disusun dalam bentuk tabel jadwal supervisi kunjungan kelas. Informasi yang tercantum adalah hari tanggal, nama guru, dan kelas. Sesuai hari yang ditentu-kan kepala sekolah mengunjungi kelas untuk melaksanakan supervisi. Apabila karena sesuatu hal kepala sekolah berhalangan ada penggantian jadwal sesuai kesepakatan guru dan kepala

seko-lah.”

Sejalan dengan pendapat di atas guru IPA kelas IX, menyatakan:

“Saya pernah hendak disupervisi kepala sekolah

pada hari tertentu, namun tiba-tiba kepala seko-lah memanggil saya dan menyampaikan ada rapat kepala sekolah di kantor dinas pendidikan dan kebudayaan sehingga tidak dapat mengadakan supervisi pada hari tersebut. Kemudian untuk menggantinya kami membuat kesepatan jadwal

pengganti.”

(7)

Dalam satu semester dilaksanakn dua kali supervisi untuk masing-masing guru sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Ketika kepala sekolah memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan maka akan dibuat kesepakatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas pada waktu yang lain.

4.1.3 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Perencanaan Pem-belajaran

(8)

Hal yang berbeda terjadi pada guru yang disu-pervisi. Administrasi perangkat pembelajaran lengkap, format dibuat sesuai ketentuan, tepat waktu dalam mengumpulkan administrasinya. Berikut ini pernyata-an dari guru IPA kelas VII terkait perpernyata-angkat adminis-trasi guru.

“Kalau saya tidak disupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dalam menyusun administrasi pembelajaran saya mengakui tidak tertib. Perang-kat yang saya buat tidak lengkap, format tidak sesuai ketentuan dan tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan perangkat tersebut.”

Senada dengan pernyataan di atas, guru IPA kelas VIII, menyampaikan pendapatnya pada saat tidak mendapat jadwal supervisi kunjungan kelas.

“Saya mengakui administrasi yang saya susun pada saat tidak disupervisi tidak baik, adminis-trasi pembelajaran saya buat asal jadi dan asal

mengumpulkan untuk menggugurkan kewajiban.”

Pernyataan dari guru IPA kelas IX mengenai penyusunan administrasi perangkat pembelajaran memperkuat informasi di atas.

“Saya tidak membuat perangkat pembelajaran secara lengkap, paling-paling saya hanya membu-at RPP sebagai pedoman pada samembu-at pembelajaran di kelas. Administrasi yang lain saya buat kalau ada tagihan perangkat administrasi pembelajaran

oleh bagian kurikulum.”

(9)

pem-belajaran sebagai bagian dari perencanaan pembela-jaran tidak lengkap, tidak sesuai ketentuan dan tidak tepat waktu. Menanggapi hal itu pengawas sekolah Kabupaten Semarang menyampaikan:

“Guru yang tidak disupervisi cenderung malas

dalam menyusun perangkat pembelajaran. Dari pengalaman saya mengunjungi beberapa sekolah ditemukan permasalahan yang sama. Guru yang tidak disupervisi mengabaikan administrasi pem-belajaran. Oleh karena itu kepala sekolah jangan sampai membiarkan guru tidak disupervisi, kalau hal ini terjadi maka sama saja kepala sekolah

membiarkan guru bekerja tanpa rencana.”

Menindaklanjuti apa yang menjadi pernyataan pengawas SMP Kabupaten Semarang, maka di SMP Negeri 1 Bandungan dilaksanakan supervisi kunjung-an kelas agar mutu guru dalam mengajar dkunjung-an mutu guru dalam menyusun rencana pembelajaran tetap terjaga dengan baik. Terkait hal itu, pembantu kepala sekolah bidang kurikulum menyatakan.

Saya melihat guru IPA yang disupervisi melaku-kan persiapan dengan baik. Kesibumelaku-kan guru IPA yang disupervisi nampak sekali dalam menyusun administrasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru berusaha sebaik mungkin dalam membuat program tahunan, program semester, silabus dan RPP, administrasinya lebih lengkap dan dibuat sesuai ketentuan. Hal ini sangat berbeda ketika guru IPA tidak disupervisi kunjungan kelas, admi-nistrasi RPP dibuat asal jadi dan tidak lengkap.”

(10)

“Guru IPA yang disupervisi mempersiapkan admi-nistrasi Prota, Promes, Silabus dan RPP dengan baik, bahkan dalam menyusun perencanaan pem-belajaran yang terkait dengan media pempem-belajaran nampak kesibukan yang bersangkutan. Guru sibuk membuat presentasi power point pembela-jaran tentang materi yang akan diajarkan.”

Pernyataan dari guru Matematika kelas VII me-ngenai kinerja perencanaan pembelajaran guru IPA yang disupervisi memperkuat informasi di atas.

“Saya melihat guru IPA yang disupervisi melak-sanakan diskusi kecil dengan rekan sesama guru IPA tentang metode yang cocok dalam menyam-paikan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Hal ini tidak terlihat ketika yang bersangkutan tidak mendapat jadwal supervisi.”

Memperdalam informasi di atas, guru IPA kelas VII dalam FGD menyatakan dampak supervisi kun-jungan kelas terhadap kinerja perencanaan pembela-jaran.

“Pengaruh yang nyata adalah bahwa saya merasa tertantang untuk menyajikan Prota, promes, sila-bus dan RPP sebaik-baiknya. Malu rasanya disu-pervisi kepala sekolah memiliki rencana

pembela-jaran yang tidak berkualitas.”

Memperkuat informasi di atas, guru IPA kelas VIII memberikan pernyataan tentang dampak supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja perencanaan pem-belajaran.

(11)

pembelajaran, hal mana pada saat tidak

disuper-visi saya abaikan itu semua.”

Informasi menarik disampaikan guru IPA kelas IX mengenai dampak supervisi kunjungan kelas terha-dap kinerja perencanaan pembelajaran.

“Biasanya saya tidak pernah merevisi RPP yang sudah disusun. Karena akan disupervisi kunjung-an kelas oleh kepala sekolah maka saya beberapa kali membaca RPP yang telah disusun dan mere-visi hal-hal yang tidak sesuai atau yang kurang lengkap. Seperti melengkapai instrument penilaian yang biasanya saya kosongi, tidak diisi dengan kelengkapan instrument. Dengan adanya supervisi kunjungan kelas maka instrumen penilaian saya lengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran.”

(12)

Sebagai contoh sering dalam menyusun RPP pada bagian instrumen penilaian perencanaan pem-belajaran guru mengabaikan rumusan butir soal. Rumusan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran ditulis terlampir, tetapi dilihat di bagian lampiran tidak tersedia. Jadi dengan supervisi kun-jungan kelas kinerja guru IPA dalam menyusun doku-men perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dalam RPP menjadi lebih baik dan lebih lengkap.

Lebih lanjut ditemukan bahwa guru IPA yang disupervisi kunjungan kelas mempersiapkan diri dalam penampilan pembelajaran di kelas. Guru yang terbiasa mengajar tanpa media pembelajaran memper-siapkan diri membuat media pembelajaran dalam bentuk presentasi power point. Bahkan untuk materi pelajaran yang dirasa sulit mereka berdiskusi dengan teman guru IPA lainnya untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat. Diskusi dilakukan dalam kelompok kecil musyawarah guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Bandungan.

4.1.4 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Pelaksanaan Pem-belajaran

(13)

mendapat informasi kinerja guru IPA pada saat disu-pervisi. Sedangkan dari guru IPA peneliti menggali informasi melalui kegiatan Focus Group Discussion

(FGD).

Supervisi kunjungan kelas salah satu tujuannya adalah memperbaiki mutu mengajar guru. Dengan supervisi diharapkan mutu guru dalam mengajar terlihat lebih baik. Dari mengajar dengan metode ceramah menjadi metode mengajar bervariasi, dari mengajar tanpa media menjadi mengajar mengguna-kan media, dari mengajar yang tidak runtut menjadi mengajar runtut, dari mengajar tanpa tujuan menjadi mengajar bertujuan, dari mengajar tanpa berkomuni-kasi dengan siswa menjadi mengajar yang komunikatif dan interaktif dengan siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan siswa kelas IX A mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

“Menurut saya bapak/ibu guru terlihat lebih siap

dalam melaksanakan pembelajaran. Biasanya bapak/ibu guru setelah salam langsung duduk, kini tetap berdiri dan mengawali pembelajaran dengan meyampaikan refleksi materi pelajaran yang kemarin, menyampaiakan tujuan pembela-jaran hari ini dan materi pokok yang akan dibahas.”

Pengakuan yang hampir sama dinyatakan siswa kelas VIII B mengenai dampak supervisi kunjungan kelas pada pelaksanaan pembelajaran guru IPA.

(14)

beliau membawa laptop dan LCD. Selain ceramah belaiau menayangkan materi pembelajaran dalam bentuk presentasi power point, wah ada gambar warna-warni yang menarik. Saya senang kalau ada supervisi oleh bapak kepala sekolah di kelas kami. Cara mengajar Bapak/ibu guru jadi tidak mem-bosankan.”

Pernyataan lain disampaikan siswa kelas VII C mengenai dampak supervisi kunjungan kelas pada pelaksanaan pembelajaran guru IPA di SMP Negeri 1 Bandungan.

Saya senang ada supervisi kunjungan kelas, ada bapak kepala sekolah yang sedang menunggui guru yang sedang mengajar. Kalau ada bapak kepala sekolah guru jadi lebih perhatian kepada kami. Ada komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Saya jadi sering dimintai pendapat oleh bapak/ibu guru, padahal kalau tidak ada bapak kepala sekolah biasanya bapak/ibu guru IPA hanya ceramah saja. Tidak ada Tanya jawab. Saya harap bapak kepala sekolah lebih sering

mengadakan supervisi kunjungan kelas.”

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa melihat ada perubahan penam-pilan kinerja guru. Guru berubah dari mengajar sambil duduk menjadi berdiri, mengajar dengan meto-de ceramah saja menjadi ceramah bervariasi menggu-nakan media pembelajaran tayangan presentasi power

point, mengajar guru yang searah menjadi dua arah,

(15)

Informasi selanjutnya tentang kinerja guru IPA dalam pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari teknik

Focus Group Discussion. Berikut ini adalah pernyataan

guru IPA kelas VII mengenai dampak supervisi kun-jungan kelas terhadap kinerja guru IPA dalam pelak-sanaan pembelajaran.

“Saya merasa senang dengan adanya supervisi

kunjungan kelas, saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar, kehadiran di kelas tidak ter-lambat, skenario pembelajaran yang saya susun

di RPP betul betul saya laksanakan.”

Dampak positif lainnya disampaikan oleh guru IPA kelas VIII yang menyatakan:

“Pengaruh yang nyata adalah saya menjadi perha-tian terhadap peserta didik. Komunikasi dua arah saya utamakan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik terhadap materi yang saya

ajarkan hari ini.”

Sementara itu memperkuat informasi di atas, guru kelas IX menyampaikan dampak positif dari supervisi kunjungan kelas pada kinerja pelaksanaan pembelajaran.

“Pada saat disupervisi, pembelajaran di kelas saya

buat sebaik mungkin, saya membawa alat peraga dan media pembelajaran berupa LCD, laptop dan presentasi power point sesuai materi pelajaran pada saat disupervisi.”

(16)

jaran guru berpedoman pada skenario pembelajaran RPP yang sudah disusun, guru lebih perhatian pada peserta didik dengan melaksanakan komunikasi dua arah. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memper-gunakan alat peraga dan media pembelajaran berupa LCD, laptop dan presentasi power point. Ada semangat yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Supervisi Kunjungan Kelas di SMP Negeri 1 Bandungan

(17)

Berdasarkan pernyataan peserta FGD diperoleh data bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas diawali dengan sosialisasi program oleh kepala sekolah melalui rapat dewan guru. Hasil rapat ditindaklanjuti dengan surat edaran yang berisi jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas, dan surat edaran ditempel di papan pengumuman ruang guru. Hasil ini sesuai dengan observasi dan studi dokumen yang menemu-kan notulen rapat dewan guru tentang sosialisasi program supervisi kunjungan kelas. Bahkan pengawas sekolah yang diwawancarai juga mengkonfirmasi bahwa ada program supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri 1 Bandungan.

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas kadang-kadang mengalami kendala tidak dapat dilaksanakan sesuai jadwal, karena kesibukan kepala sekolah. Hal ini dapat dilihat dari dokumen laporan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang menunjukkan ada perbedaan tanggal antara jadwal supervisi kunjungan kelas dan pelaksanaannya. Ketika hal ini dikonfirmasi kepada peserta FGD mereka mengatakan bahwa memang betul kadang-kadang kepala sekolah tidak dapat melaksanakan supervisi kunjungan kelas kare-na ada kesibukan atau rapat dikare-nas di tingkat kabu-paten. Namun begitu kegiatan supervisi kunjungan kelas tetap dilaksanakan pada waktu lain yang dise-pakati oleh guru dan kepala sekolah.

(18)

pelaksanaan supervisi pasti menemui kendala karena kesibukan kepala sekolah. Maka solusinya adalah supervisi kunjungan kelas dilaksanakan pada hari lain sesuai kesepakatan antara guru dan kepala sekolah.

Berkaitan dengan frekuensi pelaksanaan super-visi kunjungan kelas dalam satu semester menurut hasil observasi dan studi dokumen ditemukan bahwa rata-rata dua kali dalam satu semester guru disuper-visi. Hal ini sesuai dengan hasil diskusi peserta FGD yang mengatakan bahwa rata-rata mereka disupervisi sebanyak dua kali dalam satu semesternya. Sejalan dengan hasil observasi studi dokumen dan FGD, pengawas sekolah mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas sebaiknya dua kali dalam satu semester.

(19)

4.2.2 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terha-dap Kinerja Guru IPA dalam Perencanaan Pembelajaran

Pembahasan tentang dampak supervisi kun-jungan kelas terhadap kinerja guru IPA dalam peren-canaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sumber data wawancara terhadap guru mata pelajaran non IPA yang selanjutnya dikonfirmasi dengan hasil FGD dan dikuatkan oleh pendapat pengawas sekolah mengenai hal tersebut.

Menurut penuturan guru mata pelajaran non IPA yang melihat aktivitas guru IPA yang disupervisi, nampak aktivitas yang cukup baik dari guru IPA dalam menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pem-belajaran). Wawancara dengan pembantu kepala seko-lah yang membidangi kurikulum diperoleh data bahwa RPP yang disusun oleh guru IPA yang disupervisi menjadi lebih baik. Administrasi RPP lebih lengkap dan disusun sesuai dengan ketentuan.

(20)

materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Dalam FGD guru IPA memperkuat temuan hasil wawancara di atas dengan mengatakan bahwa dengan supervisi kunjungan kelas, mereka merasa tertantang untuk menampilkan perencanaan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dengan menyusun RPP sesuai dengan ketentuan dan melengkapi semua kekurangan yang bisanya mereka biarkan ketika tidak terjadi supervisi kunjungan kelas. Umpamanya dalam instru-men penilaian mereka melengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran. Hal ini sejalan dengan pendapat pengawas sekolah di SMP N 1 Bandungan yang menyatakan bahwa guru yang disupervisi biasanya akan menyusun perencanaan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan lampiran RPP menjadi lengkap dengan menambahkan slide power point dari materi pelajaran yang akan disampaikan dalam pembelajaran dan dalam menyusun instrumen penilaian dilengkapi dengan butir soal, kunci jawaban dan pedoman pen-skoran.

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesim-pulan tentang kinerja guru IPA dalam perencanaan pembelajaran adalah:

(21)

sila-bus dan RPP dengan sebaik-baiknya dengan meng-ikuti ketentuan format yang telah ditentukan;

2. Guru IPA yang disupervisi melaksanakan kegiatan diskusi kecil dengan sesama guru IPA dalam me-nentukan metode yang tepat untuk pembelajaran materi pelajaran tertentu;p

3. Guru IPA yang disupervisi menyusun media pembelajaran dalam bentuk slide presentasi power point;

4. Guru IPA yang disupervisi melengkapi RPP dengan instrumen penilaian secara lengkap yang meliputi butir soal, kunci jawaban dan pedoman penskoran.

(22)

4.2.3 Dampak Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kinerja Guru IPA dalam Pelaksanaan Pem-belajaran

Pembahasan pada bagian ini merujuk pada wawancara dengan siswa, studi dokumentasi laporan hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran dan hasil FGD serta konfirmasi dari pengawas sekolah. Hasil wawancara dengan siswa ditemukan data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru terlihat lebih siap dalam mengajar peserta didik di kelas, guru dalam mengajar memperhatikan alur dan urutan pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dan materi pem-belajaran disampaikan oleh guru di awal pembela-jaran. Selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat media pembelajaran berupa laptop dan LCD yang menayangkan slide power

point terkait pembelajaran pada hari itu.

Pendapat dari siswa menunjukkan hal yang positif, berdasarkan wawancara terhadap siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada saat ada supervisi menjadi lebih baik. Dalam mengajar guru semakin menarik, karena selain diajak ke laboratori-um, disajikan gambar-gambar yang menarik melalui

slide power point yang ditayangkan LCD pada waktu

(23)

dan guru dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa beranjak naik, walupun belum mendapatkan hasil yang sesuai pengharapan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan.. © Kartika Fajriana

1) Untuk mengetahui hubungan volume penjualan ( produksi), harga jual, biaya produksi dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi perusahaan. 2) Sebagai

Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan Kepegawaian Negara.. Barito

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,

3.Secara rekursif mencetak seluruh data pada subpohon kanan..

Hasil wawancara dengan siswa pada akhir siklus II diperoleh keterangan bahwa dengan penerapan STAD membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, siswa merasa

Berkaitan dengan proses produksi untuk mengolah kertas bekas yang telah dikumpulkan dari konsumen, terdapat dua koeisien yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan yaitu

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spektral, analisis SHD dan SVD serta pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan penampang seismik untuk mengetahui