• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB V"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilak-sanakan, maka kesimpulan yang dapat disajikan sebagai berikut:

1. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) Di

SDN Peterongan Semarang

Dalam penerapan MMT SD Negeri Peterongan Semarang dengan menerapkan pilar-pilar MMT, se-hingga mampu meningkatkan prestasi sekolah dengan diraihnya berbagai prestasi, baik dari segi peserta didik, guru, maupun tenaga kependidikan, serta sekolah. Bagi mereka yang berprestasi di bidang masing-masing oleh sekolah diberikan pengharagaan secara proporsional, sebagai motivasi dan teladan bagi yang lain agar terus berusaha berkompetisi meraih prestasi.

2. Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan

Mana-jemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterong-an SemarPeterong-ang

(2)

80

dan orang tua siswa. Membentuk struktur organisasi dengan diskrifsi tugas, memberikan kepercayaan guru dan staf untuk melakukan tugas, melakukan kontrol kinerja, memberikan reward atau penghargaan kepada kinerja yang melaksanakan tugas dengan tertib; mem-berikan kesempatan kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan mengembangkan kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan berupa bintek, workshop, dan IHT; dan studi lanjut bagi yang belum menempuh jenjang S1.

3. Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT

SD Negeri Peterongan Semarang

Hambatan berasal dari guru, staf karyawan sekolah dan juga orang tua siswa. Tidak semua guru menerima sebuah perubahan dan inovasi sehingga pelayanan terhadap pelanggan (siswa) tidak proposi-onal dan kurang optimal. Masih ada beberapa karya-wan/staf sekolah SD Negeri Peterongan Semarang yang bekerja harus menunggu perintah dahulu. Orang tua siswa SD Negeri Peterongan Semarang kurang memberikan dukungan dalam peningkatan mutu sekolah.

5.2 Saran

(3)

mem-81 perlakukan peserta didik sebagai tamu terhormat yang harus dilayani sesuai fungsinya sebagai agen pembelajaran;

2. Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang lebih berupaya melakukan perannya sebagai leader dalam meningkatkan kualitas sekolah. Dengan membangun komitmen peningkatan mutu pelayan-an, lebih serius melakukan perbaikan secara berke-sinambungan terhadap semua pelayanan kepada pelanggan internal maupun eksternal;

3. Komite Sekolah SD Negri Peterongan agar lebih meningkatkan perannya dalam peningkatan mutu sekolah. Meningkatkan keaktifan perannya dalam kegiatan sekolah terutama pengawasan terhadap kinerja sekolah dan peran orangtua peserta didik terhadap program sekolah;

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat ekonomi dari masyarakat Kauman Kidul yang terhitung rendah membuat masyarakat kurang memperhatikan program sekolah dan anak karena mereka sibuk mencari uang tambahan

Rencana strategis yang dibuat untuk meningkatkan mutu aspek proses: (1) Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di tingkat lokal sekolah

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah adalah

Melalui Pokja Guru dengan program yang dibuat dan ditambah Pedoman dari Kepala Sekolah dalam strategi Mengajar dapat meningkatan mutu pembelajaran dan kualitas hasil

berbasis sekolah dibutuhkan di SD N 01 Purwosari dengan tujuan untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan harmonis serta untuk memperbaiki kualitas mutu

Sekolah (Studi di SDN Ungaran 02, 04)” yang bertujuan untuk mengetahui akar permasalahan rendahnya mutu sekolah, mengetahui akar permasalahan kurang bagusnya citra (image)

Sementara Hidayat dan Machali (2012:278) menjelaskan tujuan dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yaitu peningkatan efisiensi, mutu, dan pemerataan

Hal ini didukung oleh pendapat Arcaro (2007:1) bahwa mutu merupakan satu-satunya hal yang penting dalam pendidikan, karena dengan pendidikan berfokus pada mutu