• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

50

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi

Pelaksanaan kerja magang dilakukan di Kantor Akuntan Publik Charles &

Nurlena sebagai junior auditor. Tugas yang dilakukan oleh junior auditor adalah membantu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh supervisor atau senior auditor. Dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas sebagai junior auditor, Bapak Muhammad Khusairi selaku supervisor memberikan arahan yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan.

3.2 Tugas yang Dilakukan

3.2.1 Merapikan dan Melengkapi Format General Ledger

General ledger atau buku besar merupakan kumpulan aset, liabilitas, dan ekuitas

perusahaan. General ledger menunjukkan saldo dari setiap akun-akun dan juga

mencatat perubahan yang terjadi pada saldo akun-akun tersebut. Tujuan

melengkapi general ledger adalah untuk mempermudah auditor dalam menyusun

trial balance dan dalam melakukan vouching. Dokumen yang diperlukan untuk

merapikan dan melengkapi general ledger adalah general ledger perusahaan,

format general ledger yang diberikan oleh supervisor, dan daftar nomor akun dan

nama akun.

(2)

51 Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses merapikan dan melengkapi format general ledger adalah sebagai berikut:

1. Menerima general ledger dari perusahaan dalam bentuk format file di microsoft excel, daftar nama dan nomor akun, dan format general ledger baru dalam bentuk file microsoft excel yang diberikan oleh supervisor.

2. Merapikan dan memindahkan isi dari general ledger awal perusahaan ke format general ledger baru yang diberikan oleh Supervisor yaitu tanggal, nomor voucher, nomor akun, uraian, debit, dan kredit. Serta terdapat perbedaan pada file general ledger yang baru berupa penambahan kolom nama akun.

3. Mengisi nama akun pada general ledger baru sesuai dengan nomor akunnya berdasarkan daftar nomor dan nama akun yang telah diberikan oleh supervisor.

4. Menyerahkan general ledger yang sudah dirapikan dan dilengkapi kepada supervisor untuk di-review.

3.2.2 Menyusun Trial Balance

Neraca saldo atau trial balance adalah daftar yang memuat seluruh akun beserta dengan jumlahnya yang ada di buku besar. Tujuan membuat neraca saldo adalah untuk membuktikan kesetaraan dalam kolom debit dan kredit, mengungkapkan kesalahan pada saat pencatatan dan posting ke buku besar, dan untuk persiapan pembuatan laporan keuangan. Dokumen yang diperlukan dalam menyusun trial balance adalah general ledger.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses menyusun trial balance

adalah sebagai berikut:

(3)

52 1. Membuka file general ledger yang telah dirapikan sebelumnya.

2. Pilih/block seluruh akun pada general ledger dan kemudian klik pivot table.

3. Menyusun saldo dan akun yang ada pada general ledger dengan menggunakan pengaturan yang ada pada pivot table yaitu memindahkan No. Akun dan Nama Akun pada kotak Row Label dan memindahkan Debit dan Kredit pada kotak Values.

4. Membuktikan kesamaan jumlah kolom debit dan kredit.

5. Menyerahkan trial balance kepada supervisor untuk di-review

3.2.3 Menyiapkan Format Tabel dan Melakukan Vouching

Vouching merupakan prosedur yang dilakukan untuk mencocokkan antara pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan bukti yang ada. Tujuan melakukan vouching adalah untuk memastikan bahwa transaksi dan nilai transaksi yang terjadi telah dicatat dengan benar dan sesuai dengan bukti transaksi tersebut.

Dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan vouching adalah format tabel vouching yang diberikan oleh supervisor, general ledger yang telah dirapikan, bukti nota, kwitansi, slip setoran dan rekening koran dari perusahaan klien. Vouching yang dilakukan untuk seluruh transaksi akun kas dan bank.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses menyiapkan format tabel adalah sebagai berikut:

1. Menerima format tabel vouching dan general ledger dari supervisor.

2. Menyortir transaksi pada general ledger sesuai dengan nomor voucher dan

bulan periode transaksi.

(4)

53 3. Mengisi nama klien, jenis vouching transaksi yang dilakukan, dan periode

vouching pada format tabel vouching yang telah diberikan oleh supervisor.

4. Memindahkan isi dari transaksi-transaksi pada general ledger yang telah dirapikan berupa tanggal, nomor voucher, nomor akun, nama akun, uraian, debit dan kredit ke format tabel vouching.

Setelah menyiapkan format tabel vouching maka vouching dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menerima data berupa bukti nota, kwitansi, slip setoran dan rekening koran klien dari supervisor.

2. Melakukan pengecekan sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, yaitu: nominal yang tercatat telah sesuai dengan di bukti/dokumen pendukung dari klien, otorisasi bukti telah lengkap dan benar, kelengkapan bukti/dokumen pendukung dari transaksi, transaksi sesuai dengan kepentingan perusahaan, dan telah di-posting pada akun yang benar.

3. Jika semua telah sesuai kemudian beri tanda centang (

) pada kolom masing- masing penilaian dan jika tidak sesuai maka kolom dikosongkan dan diberikan keterangan pada kolom keterangan.

4. Menyerahkan hasil vouching yang telah dilakukan kepada supervisor untuk di- review.

3.2.4 Menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) merupakan catatan-catatan yang dibuat oleh

auditor mengenai prosedur audit, pengujian yang dilakukan, informasi-informasi

(5)

54 lain yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh auditor terkait pelaksanaan auditnya. Tujuan pembuatan KKP adalah sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan prosedur audit sesuai dengan standar audit yang berlaku dan mendukung opini auditor atas kewajaran laporan keuangan perusahaan atau klien.

KKP terdiri atas lead schedule dan supporting schedule. Dokumen yang dibutuhkan yaitu berupa worksheet atau working trial balance serta format lead schedule dan supporting schedule.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Menerima worksheet serta format lead schedule dan supporting schedule dari supervisor.

2. Mengisi data pada supporting schedule berupa nama klien, periode audit, serta inisial nama pada kolom dibuat oleh, diperiksa oleh, dan disetujui oleh.

3. Membuat supporting schedule dengan melakukan input data yang terdapat pada worksheet dari supervisor seperti keterangan berupa nama akun, saldo awal, saldo unaudited, fluktuasi, audit adjustment, dan saldo audited.

4. Membuat lead schedule dengan melakukan input total saldo awal, saldo unaudited, adjustment yang dilakukan oleh auditor dari supporting schedule, dan saldo audited yang diperoleh dari supporting schedule secara keseluruhan.

5. Memberikan KKP yang telah disusun kepada supervisor untuk di-review.

(6)

55 3.2.5 Menyusun Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang secara sistematis menyajikan informasi tentang perubahan ekuitas perusahaan yang diakibatkan kegiatan operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik untuk suatu periode tertentu.

Tujuan membuat laporan perubahan ekuitas adalah untuk mengetahui kondisi modal perusahaan yang sebenarnya, mengetahui dana yang dihasilkan selama suatu periode tertentu, dan untuk memberikan informasi mengenai sumber pendanaan secara jelas dan telah disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Dokumen yang dibutuhkan dalam membuat laporan perubahan ekuitas yaitu format laporan perubahan ekuitas, dan worksheet.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:

1. Menerima laporan laba rugi, worksheet, dan format laporan perubahan ekuitas yang diberikan oleh supervisor.

2. Memindahkan laba/rugi bersih setelah pajak perusahaan ke format laporan perubahan ekuitas.

3. Memindahkan mutasi dari akun-akun yang mempengaruhi modal perusahaan pada worksheet ke format laporan perubahan ekuitas.

4. Menjumlahkan penambahan dan pengurangan dari modal perusahaan.

5. Memberikan laporan perubahan ekuitas yang telah disusun kepada supervisor

untuk di-review.

(7)

56 3.2.6 Menyusun Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang merangkum informasi mengenai aliran masuk kas (penerimaan) dan aliran keluar kas (pengeluaran) untuk suatu periode waktu yang spesifik. Tujuan membuat laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang berkaitan tentang arus kas entitas yang berfungsi bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta menilai kemampuan entitas dalam mengolah arus kas tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dokumen yang dibutuhkan dalam menyusun laporan arus kas adalah laporan laba rugi periode tahun berjalan dan laporan posisi keuangan/neraca periode tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun laporan arus kas adalah sebagai berikut:

1. Menerima format tabel laporan arus kas, laporan posisi keuangan, dan laporan laba rugi perusahaan dari Supervisor.

2. Memindahkan laba/rugi perusahaan periode tahun berjalan dari laporan laba rugi perusahaan ke format laporan arus kas.

3. Membandingkan laporan posisi keuangan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

4. Menghitung selisih kenaikan dan penurunan pada komponen aktiva dan pasiva

pada laporan posisi keuangan.

(8)

57 5. Memindahkan hasil perhitungan selisih kenaikan dan penurunan komponen aktiva dan pasiva pada laporan posisi keuangan ke format laporan arus kas sesuai dengan jenis aktivitasnya.

6. Menghitung total cash activities/total aktivitas kas.

7. Menghitung cash ending balance/saldo kas akhir tahun dengan menambah atau mengurangi saldo kas di awal tahun dengan kenaikan/penurunan total cash activities.

8. Memberikan laporan arus kas yang telah disusun kepada supervisor untuk di- review.

3.2.7 Menyusun To Notes

To notes merupakan rincian akun-akun yang akan digunakan di notes to financial statement. Tujuan menyusun to notes yaitu untuk dapat memudahkan auditor dalam melakukan penyusunan notes to financial statement. Dokumen yang dibutuhkan dalam menyusun to notes yaitu berupa format to notes, summary worksheet, dan laporan keuangan yang diberikan oleh supervisor.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun to notes adalah sebagai berikut:

1. Menerima format to notes, summary worksheet, dan laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan dan laba rugi yang diberikan oleh supervisor.

2. Mengisi saldo dari summary worksheet ke format to notes sesuai dengan kolom

yang tersedia.

(9)

58 3. Saldo akun yang telah diisi ke dalam format to notes kemudian dicocokkan dengan saldo akun pada laporan keuangan untuk memastikan bahwa total saldo pada to notes sudah sesuai dengan laporan keuangan.

4. Menyerahkan to notes yang telah dibuat kepada supervisor untuk di-review.

3.2.8 Menghitung Rasio Laporan Keuangan

Rasio laporan keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan. Tujuan menghitung rasio laporan keuangan adalah sebagai alat untuk membantu dalam menganalisis kinerja perusahaan. Dokumen yang dibutuhkan dalam menghitung rasio laporan keuangan adalah format tabel perhitungan rasio laporan keuangan, laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. Rasio yang dihitung terdiri dari 4 jenis klasifikasi yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung rasio laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Menerima laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan format kolom yang berisi rasio yang dibutuhkan dan terdapat rumus untuk menghitung rasio tersebut.

2. Menghitung rasio keuangan berdasarkan rumus yang sudah tercantum dalam

format analisis rasio keuangan dengan menggunakan angka dari laporan

keuangan audited sesuai dengan saldo per tanggal sesuai dengan format

tersebut.

(10)

59 3. Menyerahkan perhitungan rasio laporan keuangan yang telah dibuat kepada

supervisor untuk di-review.

3.2.9 Menyusun Notes to Financial Statement

Notes to financial statement merupakan catatan berupa informasi yang ditambahkan pada akhir laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih detail. Tujuan menyusun notes to financial statement adalah untuk memperjelas akun-akun yang disajikan dalam laporan keuangan. Dokumen yang dibutuhkan dalam menyusun notes to financial statement adalah to notes dan format notes to financial statement oleh supervisor.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun notes to financial statement adalah sebagai berikut:

1. Menerima data berupa to notes dan format notes to financial statement dari supervisor.

2. Mengisi informasi umum perusahaan dan ikhtisar kebijakan akuntansi ke dalam notes to financial statement sesuai informasi yang diberikan oleh supervisor.

3. Memindahkan saldo setiap akun yang terdapat pada to notes ke notes to financial statement.

4. Memberikan notes to financial statement perusahaan ke supervisor untuk di-

review.

(11)

60 3.2.10 Melakukan Footing

Footing adalah salah satu kegiatan perhitungan kembali jumlah total suatu akun dari atas ke bawah. Tujuan melakukan footing adalah untuk memastikan bahwa data atau laporan yang disediakan untuk diaudit sudah benar perhitungannya.

Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan footing adalah draft catatan atas laporan keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan posisi keuangan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan footing adalah sebagai berikut:

1. Menerima data berupa draft catatan atas laporan keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan posisi keuangan dari supervisor.

2. Menghitung secara manual menggunakan kalkulator setiap penjumlahan atas saldo-saldo yang terdapat pada draft laporan keuangan.

3. Memberikan tanda berupa tickmark (√) disamping perhitungan yang telah benar dan memberikan tanda berupa highlight di perhitungan yang salah serta memberikan pembenaran di samping perhitungan yang salah.

4. Memberikan hasil footing yang telah dilakukan kepada supervisor .

3.2.11 Melakukan Proofreading

Proofreading adalah kegiatan membaca kembali draft laporan keuangan terkait dengan ejaan, tata bahasa, tanda baca, penulisan nama dan penulisan angka.

Tujuan dilakukannya proofreading untuk memastikan tidak terdapat kesalahan

salah ketik (typo) dalam laporan keuangan ataupun kesalahan-kesalahan lain yang

(12)

61 dapat membuat informasi dalam laporan keuangan tidak akurat. Dokumen yang dibutuhkan dalam melakukan proofreading adalah draft catatan atas laporan keuangan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan proofreading adalah sebagai berikut:

1. Menerima data berupa draft catatan atas laporan keuangan dari supervisor.

2. Membaca satu persatu huruf atau kalimat yang berada di dalam draft catatan atas laporan keuangan secara manual.

3. Memberikan tanda berupa highlight dan diberikan pembenarannya pada bagian atas atau di samping huruf, kata, atau kalimat yang salah.

4. Memberikan hasil proofreading yang telah dilakukan kepada supervisor.

3.2.12 Membuat Surat Konfirmasi Bank

Surat konfirmasi bank merupakan sebuah surat yang dibuat oleh auditor dan

ditandatangani oleh klien untuk ditujukan kepada pihak bank dalam rangka untuk

meminta penegasan atau konfirmasi mengenai saldo kas klien di bank sejumlah

yang dinyatakan dalam surat. Tujuan membuat surat konfirmasi bank adalah

untuk memastikan kebenaran jumlah saldo akun bank perusahaan telah sesuai

dengan yang telah tercatat pada pembukuan perusahaan. Dokumen yang

dibutuhkan dalam membuat surat konfirmasi bank adalah template surat

konfirmasi bank, data bank milik perusahaan yang akan dikirimkan surat

konfirmasi.

(13)

62 Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat surat konfirmasi bank adalah sebagai berikut:

1. Menerima template surat konfirmasi bank dan data bank milik perusahaan yang akan dikirimkan surat konfirmasi dari supervisor.

2. Membuat kop surat, nama bank, nama perusahaan (klien), dan alamat kantor akuntan publik, dan tabel jawaban konfirmasi.

3. Menyerahkan surat konfirmasi yang telah dibuat kepada supervisor.

3.2.13 Melakukan Rekapitulasi Akta Perusahaan

Rekapitulasi adalah membuat sebuah ringkasan mengenai hal-hal pokok dan penting dari sebuah akta. Akta pendirian perusahaan adalah dokumen yang disahkan notaris terkait dengan usaha untuk mendirikan sebuah perusahaan.

Dokumen tersebut berisikan identitas para pendiri lengkap, alamat, kesepakatan yang terjadi ketika mendirikan perusahaan tersebut, serta anggaran dasar yang dipakai sebagai modal awal. Tujuan dari merekapitulasi akta perusahaan adalah untuk memudahkan auditor menganalisis anggaran dasar perusahaan dan mencari informasi penting dalam akta dengan lebih cepat. Dokumen yang diperlukan adalah akta perusahaan yang akan direkap.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan rekapitulasi akta adalah sebagai berikut:

1. Menerima akta perusahaan yang akan direkap dari supervisor.

2. Membuat format rekapitulasi akta dengan membuat kolom nomor, nomor

akta, tanggal akta, nama notaris, surat keputusan menteri kehakiman, perihal,

(14)

63 isi, tempat kedudukan, nama komisaris, nama direktur, nama direktur utama, dan struktur modal perusahaan.

3. Membuat rekapitulasi akta dengan mengisi setiap kolom berdasarkan akta perusahaan.

4. Menyerahkan hasil rekapitulasi akta kepada supervisor.

3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

3.3.1 Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kerja magang sebagai junior auditor di KAP Charles &

Nurlena dilakukan selama 8 minggu, dimulai pada tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan 26 September 2020. Rincian tugas yang dilakukan untuk masing-masing klien adalah sebagai berikut:

1. Tugas yang dilakukan untuk Koperasi P

1) Merapikan dan Melengkapi Format General Ledger (Lampiran 7) Proses merapikan dan melengkapi general ledger diawali dengan menerima general ledger milik Koperasi, daftar nomor dan nama akun, dan format general ledger baru yang diberikan oleh supervisor. Tujuan melengkapi format general ledger adalah untuk mempermudah auditor pada saat membuat trial balance dan pada saat melakukan vouching.

General ledger yang dirapikan adalah general ledger milik Koperasi P

untuk periode 1 Januari sampai 31 Desember 2019. Berikut adalah

general ledger awal milik Koperasi P periode 2019:

(15)

64 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.1 merupakan general ledger yang telah dibuat sebelumnya oleh Koperasi dan memuat data berupa tanggal pencatatan, NOBUK (nomor voucher), NOREK (nomor akun), uraian transaksi, debit dan kredit. Sebagai contoh, pada tanggal 2 Januari 2019 terdapat transaksi dengan nomor voucher K/I/001/2019 atas penerimaan modal kerja dari Bank Mandiri dengan nomor cek: 025038 sebesar Rp136.700.000 (Gambar 3.1 kotak merah). Transaksi yang tercatat pada general ledger tersebut kemudian akan dipindahkan ke format general ledger baru.

Berikut merupakan format general ledger baru dari supervisor:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.1

General Ledger Koperasi P Periode 2019

Gambar 3.2

Format General Ledger Baru

(16)

65 Format general ledger baru dari supervisor pada Gambar 3.2 terdiri dari tanggal, no. voucher, nama akun, uraian, debit dan kredit. Terdapat penambahan kolom nama akun dari format general ledger sebelumnya.

Kolom nama akun ini diisi dengan menggunakan data nama dan nomor akun dari supervisor. Berikut adalah data nama dan nomor akun yang telah diberikan oleh koperasi kepada supervisor:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Daftar nama dan nomor akun yang diberikan oleh supervisor berisikan daftar nomor akun dan nama akun. Sebagai contoh, nomor akun 1000.00 memiliki nama akun kas (Gambar 3.3 kotak kuning). Selanjutnya setelah menerima data yang dibutuhkan, general ledger dirapikan dengan cara mengganti format tanggal, jenis font tulisan dan alignment pada teks.

Pada general ledger milik Koperasi (Gambar 3.1), seluruh data yang ada pada general ledger yang berada di dalam kotak merah disalin ulang dan

Gambar 3.3

Data Nomor dan Nama Akun

(17)

66 dipindahkan ke format general ledger yang baru (Gambar 3.2) sesuai dengan format kolom yang diberikan oleh supervisor yaitu tanggal, nomor voucher, nomor akun, nama akun, keterangan, debit dan kredit.

Kemudian general ledger perusahaan dilengkapi dengan menambahkan nama akun. Pemberian nama akun dilakukan dengan mencocokkan nomor akun yang ada pada general ledger dengan data nomor dan nama akun (Gambar 3.3). Sebagai contoh, pada transaksi 2 Januari 2019 terdapat transaksi dengan nomor akun 1000.00, nomor akun tersebut kemudian dicocokkan dengan data nomor dan nama akun (Gambar 3.3). Pada data nama dan nomor akun menunjukkan nomor akun 1000.00 memiliki nama akun kas. Nama akun kas pada Gambar 3.3 kotak kuning kemudian di-copy dan di-paste ke kolom nama akun untuk semua nomor akun 1000.00 pada kolom nama akun dalam format general ledger yang baru (Gambar 3.4 kotak kuning). Berikut merupakan format general ledger baru yang telah dirapikan:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.4

General Ledger Koperasi P setelah Dirapikan

(18)

67 Gambar 3.4 menunjukkan general ledger baru yang telah dirapikan.

Terdapat perbedaan pada general ledger yang baru dari general ledger lama yaitu format tanggal, jenis font tulisan, dan alignment teks telah dirapikan dan disesuaikan menjadi sama untuk seluruh transaksi (kotak merah), kemudian terdapat penambahan kolom nama akun dan diisi dengan nama akun sesuai dengan nomor akunnya. Sebagai contoh, transaksi tanggal 2 Januari 2019 memiliki transaksi dengan nomor akun 1000.00 maka sesuai dengan daftar nomor dan nama akun transaksi tersebut memiliki nama akun Kas (Gambar 3.4 kotak kuning). Setelah general ledger selesai dibuat kemudian diserahkan kepada supervisor untuk di-review.

2) Menyusun Trial Balance (Lampiran 8)

Proses membuat trial balance diawali dengan membuka file general ledger Koperasi P yang telah dirapikan sebelumnya. Tujuan dibuatnya trial balance adalah untuk membuktikan kesetaraan jumlah secara matematis dalam kolom debit dan kredit. Trial balance yang disusun adalah trial balance Koperasi periode 1 Januari-31 Desember 2019.

Berikut adalah general ledger Koperasi P tahun 2019 yang telah dirapikan:

(19)

68 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pada Gambar 3.5 merupakan general ledger Koperasi yang telah dirapikan sebelumnya. General ledger tersebut berisi data berupa tanggal, nomor voucher, nomor akun, nama akun, uraian, debit, dan kredit. Sebagai contoh, pada Gambar 3.5 menunjukkan transaksi pada general ledger Koperasi P dengan nomor akun 6.004 dan nama akun biaya bank terdapat total di saldo debit sebesar Rp3.344.772 (Gambar 3.4 kotak merah).

Selanjutnya trial balance dibuat dengan menggunakan pivot table yang diawali dengan memilih/block seluruh transaksi pada general ledger.

Kemudian, dalam menggunakan pivot table dilakukan dengan cara klik insert kemudian pilih menu pivot table, kemudian akan muncul tampilan seperti Gambar 3.6.

Gambar 3.5

General Ledger Koperasi P

(20)

69 Pada menu Create Pivot Table pada Gambar 3.6 menunjukkan menu-menu berupa table range dan where you want the pivot table report to be placed (di mana pivot table mau diletakkan). Range table dalam menu telah terisi secara otomatis setelah memilih/block seluruh tabel general ledger (Gambar 3.6 kotak kuning) dan kemudian pilih new worksheet untuk penempatan hasil pivot table (Gambar 3.6 kotak biru).

Pivot table akan berada di sheet yang baru dan muncul menu Pivot Table Field List. Berikut merupakan menu Pivot Table Field List:

Gambar 3.6

Menu Create Pivot Table

(21)

70 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Selanjutnya pada menu pivot tabel field settings, nomor akun dan nama akun dipindahkan ke bagian row labeles dan kolom debit dan kredit dipindahkan ke bagian values (Gambar 3.7 kotak merah). Pada bagian values, kolom debit dan kredit diubah menjadi sum untuk menampilkan jumlah pada setiap kolom debit dan kredit dengan menggunakan menu value field settings (Gambar 3.7 kotak hijau). Setelah menu pivot table telah dibuat dengan tepat, hasil trial balance Koperasi P periode 2019 secara otomatis akan muncul. Berikut adalah trial balance Koperasi P periode 2019:

Gambar 3.7

Menu Pivot Table Field List

(22)

71 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.8 menunjukkan trial balance Koperasi P periode 2019 yang berisi kolom nomor akun, nama akun, sum of debit, dan sum of kredit. Pada trial balance. dapat dilihat bahwa jumlah saldo dengan nomor akun 6.004 dan nama akun Biaya Bank adalah Rp3.344.772 di debit sama seperti pada general ledger Koperasi P pada Gambar 3.5. Akun-akun lain dalam general ledger juga akan terjumlah secara otomatis dalam trial balance. Kemudian selanjutnya, membuktikan kesamaan jumlah kolom debit dan kredit.

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.8

Trial Balance Periode 2019 (Sebagian)

Gambar 3.9

Trial Balance Koperasi P (Sebagian)

(23)

72 Berdasarkan Gambar 3.9 menunjukkan total debit dan kredit dari transaksi-transaksi pada general ledger. Total tersebut muncul otomatis dengan menggunakan pivot table. Jumlah saldo debit pada trial balance adalah Rp82.378.332.299 dan jumlah saldo kredit adalah Rp82.378.332.299 (Gambar 3.7 kotak merah). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah saldo debit dan kredit balance, kemudian hasil trial balance yang telah dibuat diberikan kepada supervisor untuk di-review.

3) Menyiapkan Format Tabel dan Melakukan Vouching Akun Kas (Lampiran 9)

Proses melakukan kegiatan vouching diawali dengan membuat tabel vouching dengan menerima format tabel vouching dari supervisor dan general ledger. Tujuan dilakukannya kegiatan vouching adalah untuk memastikan bahwa transaksi yang telah dicatat valid. Kegiatan vouching yang dilakukan untuk Koperasi P adalah untuk seluruh transaksi akun kas periode Juli-Desember 2018 dan 2019. Berikut adalah format tabel vouching yang diberikan oleh supervisor:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.10

Format Tabel Vouching

(24)

73 Gambar 3.10 menunjukkan format tabel vouching yang terdiri dari kolom nama klien, periode, dan jenis vouching, dan tabel yang terdiri dari kolom tanggal, no. voucher, no. akun, nama akun, uraian, debit, kredit, kriteria vouching (kolom A, B, C, D, E), dan keterangan. Kegiatan vouching dilakukan sesuai dengan jenis transaksi dan bulan. Tabel vouching tersebut dilengkapi dengan data yang telah disortir dari general ledger. Berikut merupakan proses menyortir general ledger Koperasi P:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.11 menunjukkan general ledger yang telah dirapikan sebelumnya yang akan disortir. Sebagai contoh, kegiatan vouching yang akan dilakukan adalah untuk vouching bulan Agustus 2019 untuk transaksi akun kas maka, transaksi akun pada general ledger disortir pada kolom nomor voucher dengan memilih kode nomor voucher “K/VIII” (Gambar 3.11 kotak biru) yang artinya kas untuk bulan 8 (Agustus). Berikut merupakan general ledger yang telah disortir:

Gambar 3.11

Menyortir General Ledger Koperasi P

(25)

74 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.12 menunjukkan sebagian hasil general ledger yang telah disortir. Hal ini dapat dilihat dari kolom tanggal yang seluruhnya menjadi bulan Agustus dan kolom nomor voucher yang seluruhnya menjadi kode K/VIII. Sebagai contoh, terdapat transaksi pada tanggal 16 Agustus 2019 dengan nomor voucher K/VIII/032/2019 biaya pemeliharaan kendaraan di debit sebesar Rp2.900.000 dan kas di kredit sebesar Rp2.900.000.

Kemudian, setelah general ledger telah disortir data pada general ledger disalin ke format tabel vouching. Berikut merupakan format tabel vouching yang telah dilengkapi:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3. 12

General Ledger Koperasi P yang Telah Disortir (Sebagian)

Gambar 3.13

Tabel Vouching Koperasi P yang Telah Dilengkapi

(26)

75 Format tabel vouching yang telah diterima kemudian dilengkapi dengan mengisi nama klien, periode transaksi, dan jenis vouching yang dilakukan. Berdasarkan Gambar 3.13, kolom nama klien diisi Koperasi P, periode transaksi adalah tahun 2019, dan jenis vouching yang akan dilakukan adalah vouching akun kas (kotak merah). Kemudian tabel vouching diisi dengan data yang berasal dari general ledger berupa tanggal, no. voucher, no. akun, nama akun, uraian, debit, dan kredit.

Selanjutnya kegiatan vouching dilakukan dengan menerima bukti-

bukti dari klien untuk membuktikan transaksi telah memenuhi kriteria

penilaian vouching (Gambar 3.13 kotak coklat). Sebagai contoh, kegiatan

vouching yang akan dilakukan adalah untuk transaksi pada tanggal 16

Agustus 2019 dengan nomor voucher K/VIII/032/2019. Transaksi tersebut

merupakan transaksi pembayaran atas biaya service/perbaikan kendaraan

Koperasi dengan nomor kendaraan BH 9665 AT di BHR (Batang Hari)

sebesar Rp2.900.000 (Gambar 3.13 kotak hijau). Untuk melakukan

kegiatan vouching transaksi tersebut maka diperlukan bukti-bukti berupa

voucher kas keluar, surat pendukung, nota, dan slip setoran. Berikut

merupakan bukti voucher Koperasi P pada tanggal 16 Agustus 2019:

(27)

76 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.14 menunjukkan bukti transaksi kas keluar berupa voucher. Dalam voucher tersebut memuat tanggal, nomor bukti, jumlah transaksi yang dilakukan, keterangan, dan kolom otorisasi. Sebagai contoh, pada voucher dapat diketahui transaksi yang akan di-vouching adalah transaksi kas keluar, terjadi pada tanggal 16 Agustus 2019 dengan nomor voucher yaitu K/VIII/032/2019 (Gambar 3.14 kotak merah). Voucher tersebut memuat keterangan bahwa Koperasi P melakukan pembayaran atas biaya service dan perbaikan kendaraan koperasi BH 9655 AT di BHR sebesar 2.900.000 (Gambar 3.14 kotak hijau). Bukti voucher tersebut membuktikan transaksi telah memenuhi kriteria vouching A yaitu angka

Gambar 3.14

Voucher Kas Keluar Koperasi P

(28)

77 sesuai dengan bukti. Berdasarkan voucher kas keluar tersebut juga, dapat diketahui bahwa transaksi tidak memenuhi kriteria B yaitu otorisasi. Pada kolom otorisasi di dalam voucher tidak terdapat tanda tangan pihak manajer, teller/kasir, dan penerima.

Kemudian, transaksi ini dicek kepentingannya relevan atau tidak bagi perusahan untuk membuktikan kriteria vouching D. Kriteria tersebut dibuktikan dengan bukti surat pendukung berupa surat permintaan penggantian biaya. Berikut merupakan bukti permintaan penggantian biaya dari unit usaha Batanghari:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Pada Gambar 3.15 menunjukkan bukti berupa surat pendukung yang dikirimkan dari usaha di Batang Hari kepada Koperasi atas permintaan penggantian biaya service terkait kendaraan koperasi. Di dalam surat tersebut dapat dilihat bahwa mobil yang diperbaiki merupakan mobil milik koperasi yang disewa oleh unit usaha dengan plat BH 9665 AT dan digunakan oleh Asisten Kepala Unit Usaha Batanghari (Gambar 3.15 kotak merah). Maka, berdasarkan isi surat tersebut membuktikan transaksi

Gambar 3.15

Bukti Permintaan Penggantian Biaya

(29)

78 tersebut relevan dengan kepentingan perusahaan dan memenuhi kriteria vouching D. Setelah dicek kepentingannya, transaksi ini perlu dicek kebenarannya dengan melihat nota dari bengkel tersebut. Berikut merupakan nota dari bengkel dilakukannya perbaikan kendaraan:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Bukti nota dari Bengkel Karya Muda pada Gambar 3.16 menunjukkan rincian perbaikan yang dilakukan dan total harga perbaikan.

Berdasarkan bukti nota tersebut, transaksi benar-benar ada dan telah sesuai dan nominal pada bukti nota sebesar Rp2.900.000 sesuai dengan bukti voucher pada Gambar 3.14 kotak hijau. Setelah transaksi tersebut dibuktikan benar-benar ada dan telah sesuai, selanjutnya transaksi tersebut

Gambar 3.16

Bukti Nota dari Bengkel Karya Muda

(30)

79 dicocokkan dengan bukti slip setoran yang menunjukkan bahwa pembayaran telah dilakukan dan benar terjadi. Berikut bukti slip setoran pembayaran:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.17 menunjukkan bukti slip setoran dari Bank Mandiri terkait transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Koperasi P. Pada bukti slip setoran menunjukkan Koperasi P telah melakukan pembayaran sebesar 2.900.000 (Gambar 3.17 kotak kuning). Kemudian, seluruh bukti tersebut dicocokkan dengan data pada tabel vouching. Jika bukti tersebut dapat membuktikan kebenaran dan eksistensi transaksi tersebut sesuai dengan kriteria vouching maka dokumen dianggap lengkap dan memenuhi kriteria vouching C yaitu dokumen lengkap. Berdasarkan bukti-bukti yang

Gambar 3.17

Bukti Slip Setoran

(31)

80 diterima dari klien tersebut dapat dilihat bahwa terjadi transaksi pembayaran atas perbaikan kendaraan. Maka selanjutnya pencatatan transaksi dalam tabel vouching dicek sudah di-posting dengan benar atau belum. Pada tabel vouching biaya pemeliharaan dicatat pada sebelah debit dan kas pada sebelah kredit. Pencatatan tersebut menunjukkan transaksi kas keluar dan sesuai maka transaksi tersebut memenuhi kriteria vouching E. Berikut tabel hasil vouching setelah selesai dilakukan:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.18 menunjukkan hasil dari kegiatan vouching untuk transaksi akun kas selama bulan Agustus. Selanjutnya, berdasarkan bukti- bukti yang telah diterima dan diperiksa transaksi 16 Agustus 2019 dengan nomor voucher K/VIII/032/2019 telah memenuhi 4 kriteria vouching yaitu angka sesuai bukti (A), dokumen lengkap (C), sesuai dengan kepentingan perusahan (D), dan di-posting pada akun yang benar (E). Transaksi yang sudah sesuai dengan kriteria vouching, kolom kriteria vouching diberikan

Gambar 3.18

Tabel Hasil Vouching

(32)

81 tanda centang (

) (Gambar 3.18 kotak biru). Kolom kriteria vouching yang tidak sesuai kriteria dikosongkan dan diberikan keterangan otorisasi tidak lengkap pada kolom keterangan (Gambar 3.18 kotak hijau).

Kegiatan vouching dilakukan untuk seluruh transaksi akun kas Koperasi P tahun 2019. Berdasarkan kegiatan vouching yang telah dilakukan, sebanyak 30% transaksi akun kas Koperasi P bulan Juli- Desember tahun 2019 tidak memenuhi kriteria penilaian vouching B (otorisasi tidak ada) dan 40% transaksi akun kas bulan Juli-Desember tahun 2018 tidak memenuhi kriteria penilaian vouching C (dokumen lengkap). Setelah kegiatan vouching selesai dilakuka, hasil vouching diberikan ke supervisor untuk di-review.

4) Menyiapkan Format Tabel dan Melakukan Vouching Akun Bank (Lampiran 10)

Proses melakukan kegiatan vouching diawali dengan membuat tabel

vouching dengan menerima format tabel vouching dari supervisor dan

general ledger. Tujuan dilakukannya kegiatan vouching adalah untuk

memastikan bahwa transaksi yang telah dicatat valid. Kegiatan vouching

yang dilakukan untuk Koperasi P adalah untuk seluruh transaksi akun

bank periode Juli-Desember 2018 dan 2019. Berikut adalah format tabel

vouching yang diberikan oleh supervisor:

(33)

82 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.19 menunjukkan format tabel vouching yang terdiri dari kolom nama klien, periode, dan jenis vouching, dan tabel yang berisikan kolom tanggal, no. voucher, no. akun, nama akun, uraian, debit, kredit, kriteria vouching (kolom A, B, C, D, E), dan keterangan. Kegiatan vouching dilakukan sesuai dengan jenis transaksi dan bulan. Tabel vouching tersebut dilengkapi dengan data yang telah disortir dari general ledger. Berikut merupakan proses menyortir general ledger Koperasi P:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.20 menunjukkan general ledger yang telah dirapikan sebelumnya yang akan disortir. Akun bank yang akan di-vouching

Gambar 3.19 Format Tabel Vouching

Gambar 3.20

Menyortir General Ledger Koperasi P

(34)

83 dipisahkan menurut bulan dan nomor voucher-nya. Setiap bank pada Koperasi P memiliki kode nomor voucher yang berbeda. Sebagai contoh, kegiatan vouching akun bank yang akan dilakukan adalah akun Bank Mandiri pada bulan Juli 2018 dan merupakan transaksi bank masuk. Maka, transaksi akun pada general ledger disortir pada kolom nomor voucher dengan memilih kode nomor voucher “B.M” (Gambar 3.19 kotak biru).

Berikut merupakan general ledger yang telah disortir:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.21 menunjukkan hasil general ledger yang telah disortir.

Hal ini dapat dilihat dari kolom tanggal yang seluruhnya menjadi bulan Juli dan kolom nomor voucher yang seluruhnya menjadi kode B.M.

Sebagai contoh, terdapat pencatatan transaksi pada tanggal 4 Juli 2018 dengan nomor voucher B.M/03/VII/2018 yaitu Bank Mandiri 1 di debit sebesar Rp102.305.261, simpanan wajib di kredit sebesar Rp8.330.000, dan piutang simpan pinjam di kredit sebesar Rp93.975.261. Kemudian setelah general ledger telah disortir, data-data pada general ledger disalin ke format tabel vouching. Berikut merupakan format tabel vouching yang telah dilengkapi:

Gambar 3.21

General Ledger Koperasi P yang Telah Disortir

(35)

84 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.22 merupakan format tabel vouching yang telah dilengkapi. Tabel dilengkapi dengan mengisi nama klien, periode transaksi, dan jenis vouching yang dilakukan. Nama klien diisi Koperasi P, periode transaksi adalah tahun 2019, dan jenis vouching yang akan dilakukan adalah vouching akun Bank Mandiri (Gambar 3.22 kotak merah). Tabel vouching diisi dengan data yang berasal dari general ledger berupa tanggal, no. voucher, no. akun, nama akun, uraian, debit, dan kredit.

Kemudian kegiatan vouching dilakukan dengan menerima bukti- bukti dari klien untuk membuktikan transaksi telah memenuhi 5 kriteria penilaian vouching (Gambar 3.22 kotak kuning). Sebagai contoh, kegiatan vouching yang akan dilakukan adalah untuk transaksi pada tanggal 4 Juli 2018 dengan nomor voucher B.M/03/VII/2018. Transaksi tersebut

Gambar 3.22

Tabel Vouching Koperasi P yang Telah Dilengkapi

(36)

85 merupakan transaksi penerimaan atas simpanan dan angsuran pinjaman anggota koperasi bulan Juni 2018 (Gambar 3.22 kotak hijau). Untuk melakukan kegiatan vouching transaksi tersebut maka diperlukan bukti- bukti berupa voucher bank masuk, bukti pengeluaran kas dari kantor pusat kepada Koperasi P, dan rekening koran Bank Mandiri Koperasi P untuk memenuhi 5 kriteria penlaian vouching. Berikut merupakan bukti voucher Koperasi P pada tanggal 4 Juli 2018:

B

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Berdasarkan bukti voucher bank masuk pada Gambar 3.23, terdapat rincian tanggal, nomor bukti, jumlah nominal transaksi, keterangan, dan kolom otorisasi. Pada voucher tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan vouching yang akan dilakukan adalah transaksi bank keluar, terjadi pada tanggal 4 Juli 2018 dengan nomor voucher B.M/03/VII/2018 (Gambar 3.23 kotak merah). Kemudian, voucher tersebut memuat keterangan bahwa

Gambar 3.23

Voucher Bank Keluar Koperasi P

(37)

86 terdapat penerimaan atas angsuran pinjaman karyawan golongan I-IV dan penerimaan atas simpanan koperasi Karyawan golongan I-IV dengan total 102.305.261 (Gambar 3.23 kotak kuning). Bukti voucher tersebut membuktikan transaksi telah memenuhi kriteria vouching A yaitu angka sesuai dengan bukti. Berdasarkan voucher bank masuk tersebut juga, dapat diketahui bahwa transaksi tidak memenuhi kriteria B yaitu otorisasi. Pada kolom otorisasi di dalam voucher tidak terdapat tanda tangan pihak manajer, teller/kasir, dan penerima (Gambar 3.23 kotak biru).

Transaksi tersebut kemudian dicocokkan nominalnya dan dicek kepentingannya relevan atau tidak bagi perusahan untuk membuktikan kriteria vouching D. Kriteria tersebut dibuktikan dengan bukti dokumen pendukung berupa voucher pembayaran dari kantor pusat kepada koperasi.

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.24

Bukti Voucher Pengeluaran Kas Kantor Pusat

(38)

87 Bukti penerimaan pembayaran karyawan dari Kantor Pusat pada Gambar 3.24 menunjukkan rincian pengeluaran kas Kantor Pusat kepada Koperasi untuk pembayaran angsuran dan simpan pinjam Koperasi beserta total jumlah kas yang dibayarkan cocok dengan jumlah yang tertera pada voucher yaitu sebesar Rp102.305.261 (Gambar 3.23 kotak merah).

Berdasarkan rincian bukti pengeluaran kas tersebut pembayaran tersebut relevan dengan kegiatan perusahaan yang merupakan koperasi di bidang usaha simpan pinjam sehingga kriteria vouching D terpenuhi. Selanjutnya, transaksi tersebut dicek eksistensinya di rekening koran Bank Mandiri Koperasi P pada bulan Juli 2018. Berikut merupakan rekening koran Koperasi P:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.25 merupakan rekening koran milik Koperasi P dan menunjukkan transaksi-transaksi yang terjadi pada rekening Bank Mandiri Koperasi P pada bulan Juli 2018. Pada tanggal 4 Juli 2018 terdapat penambahan saldo sejumlah Rp102.305.261 (Gambar 3.25 kotak merah) dari kantor pusat, hal ini membuktikan eksistensi dari transaksi.

Gambar 3.25

Rekening Koran Bank Mandiri Juli 2018 (Sebagian)

(39)

88 Kemudian, jika bukti-bukti dari klien tersebut dapat membuktikan kebenaran dan eksistensi transaksi tersebut sesuai dengan kriteria vouching maka dokumen dianggap lengkap dan memenuhi kriteria vouching C yaitu dokumen lengkap. Berdasarkan bukti-bukti yang diterima dari klien tersebut dapat dilihat bahwa terjadi transaksi pembayaran atas perbaikan kendaraan. Maka selanjutnya pencatatan transaksi dalam tabel vouching dicek sudah di-posting dengan benar atau belum. Pada tabel vouching akun Bank Mandiri dicatat pada debit sebesar Rp102.305.261, simpanan anggota pada kredit sebesar Rp8.300.000, dan angsuran pinjaman anggota pada kredit sebesar Rp93.975.261. Pencatatan tersebut menunjukkan terdapat transaksi bank masuk maka transaksi tersebut sesuai dan memenuhi kriteria vouching E. Berikut tabel hasil vouching yang telah dilakukan:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.26

Tabel Hasil Vouching

(40)

89 Gambar 3.26 menunjukkan tabel hasil dari kegiatan vouching untuk transaksi akun Bank Mandiri selama bulan Juli 2018. Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti yang telah diterima dan diperiksa transaksi 4 Juli 2018 dengan nomor voucher B.M./03/VII/2018 (Gambar 3.26 kotak biru) telah memenuhi 4 kriteria penilaian vouching yaitu angka sesuai bukti (A), dokumen lengkap (C), sesuai dengan kepentingan perusahan (D), dan di- posting pada akun yang benar (E). Transaksi yang sudah sesuai dengan kriteria vouching, kolom kriteria vouching diberikan tanda centang (

) (Gambar 3.26 kotak kuning). Kolom kriteria vouching yang tidak terpenuhi dikosongkan dan diberikan keterangan otorisasi tidak lengkap pada kolom keterangan (Gambar 3.26 kotak hijau). Berdasarkan kegiatan vouching yang telah dilakukan, sebanyak 60% transaksi akun bank Koperasi P bulan Juli-Desember tahun 2019 tidak memenuhi kriteria penilaian vouching B (otorisasi tidak ada) dan 80% transaksi akun bank bulan Juli-Desember tahun 2018 tidak memenuhi kriteria penilaian vouching C (dokumen lengkap). Setelah kegiatan vouching selesai dibuat, hasil vouching diberikan ke supervisor untuk di-review.

5) Menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (Lampiran 11)

Proses penyusunan KKP Koperasi P periode 2019 disusun untuk 15 jenis

akun yaitu kas & setara kas, piutang, persediaan, deposit, aset tetap,

investasi saham, piutang jangka panjang, utang, simpan pinjam koperasi,

dana lain-lain, pendapatan, pembelian, beban usaha, pendapatan lain-lain

(41)

90 dan beban lain-lain. Tujuan pembuatan KKP adalah sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan prosedur audit sesuai dengan standar audit yang berlaku dan mendukung opini auditor atas kewajaran laporan keuangan perusahaan atau klien. Proses menyusun KKP dimulai dengan menerima worksheet serta format lead schedule dan supporting schedule dari supervisor. Berikut adalah worksheet Koperasi P pada periode 2019 yang diterima:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.27 merupakan worksheet Koperasi P periode 2019 sebagian. Worksheet tersebut berisi rincian mengenai saldo awal tahun, mutasi tahun 2019, penyesuaian dan saldo audited 31 Desember 2019.

Berdasarkan Gambar 3.27 pada kotak merah menunjukkan rincian worksheet untuk harta lancar berupa kas, rekening sementara, dan rekening kontrol dengan total saldo kas tahun 2019 sebesar Rp65.052.687. Sebagai contoh, KKP yang akan dibuat adalah KKP kas dan setara kas Koperasi P yang terdiri dari akun kas dan bank. Seluruh akun-akun kas dan setara kas tersebut kemudian disalin ke format supporting schedule.

Gambar 3.27

Worksheet Koperasi P Periode 2019 (Sebagian)

(42)

91 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.28 merupakan worksheet Koperasi P Periode 2019 sebagian. Berdasarkan Gambar 3.28 pada kotak merah worksheet tersebut berisi rincian dari harta lancar berupa 13 akun bank Koperasi tahun 2019 dan terdiri dari saldo-saldo awal tahun, mutasi tahun 2019, penyesuaian, dan saldo audited 31 Desember 2019 dangan jumlah akun bank Koperasi P pada tahun 2019 sebesar Rp504.552.596. Setelah menerima worksheet, selanjutnya menerima format supporting schedule dan lead schedule dari supervisor. Seluruh akun-akun Bank tersebut kemudian disalin ke format supporting schedule (Gambar 3.24). Berikut merupakan format supporting schedule yang diberikan oleh supervisor:

Gambar 3.28

Worksheet Koperasi P Periode 2019 (Sebagian)

(43)

92 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.29 merupakan format supporting schedule yang diberikan oleh supervisor. Dalam format supporting schedule terdapat tabel yang memuat nama klien, tahun, nama akun, indeks, dibuat oleh, diperiksa oleh, disetujui oleh, dan tabel supporting schedule. Tabel supporting schedule terdiri dari nomor, keterangan, WP Ref. (Working Paper Reference), Buku Tahun 20XX (akhir tahun sebelumnya), Buku Tahun 20XX (akhir tahun berikutnya), fluktuasi, adjustment dalam tahun ini, dan audit tahun 20XX (akhir tahun berikutnya). Berikut merupakan format KKP lead schedule yang diberikan oleh supervisor:

Gambar 3.29

Format KKP Supporting Schedule

(44)

93 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.30 merupakan format lead schedule yang diberikan oleh supervisor. Dalam format lead schedule terdapat rincian yang memuat nama klien, tahun, nama akun, indeks, dibuat oleh, diperiksa oleh, disetujui oleh, dan tabel supporting schedule. Tabel lead schedule terdiri dari nomor, keterangan, WP Ref. (Working Paper Reference), Buku Tahun 20XX (akhir tahun sebelumnya), Buku Tahun 20XX (akhir tahun berjalan), fluktuasi, adjustment dalam tahun berjalan, dan audit tahun 20XX (akhir tahun berjalan). Kemudian proses penyusunan KKP dilanjutkan dengan melengkapi format supporting schedule. Berikut merupakan format supporting schedule yang telah dilengkapi:

Gambar 3.30

Format KKP Lead Schedule

(45)

94 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Format supporting schedule pada Gambar 3.31 dilengkapi dengan melakukan pengisian nama klien dengan Koperasi P, periode audit 31 Desember 2019, nama akun kas, dan pengisian inisial nama pada kolom dibuat oleh ARUL, diperiksa oleh TORI, disetujui oleh NRL menjadi seperti Gambar 3.31 pada kotak kuning. Selanjutnya mengganti tahun pada kolom buku di sebelah kanan WP Ref. menjadi Buku Tahun 2018, kemudian mengganti tahun pada kolom buku di sebelah kanan Buku Tahun 2018 menjadi Buku Tahun 2019, dan juga mengganti tahun pada kolom adjustment dan audit menjadi tahun 2019 menjadi seperti Gambar 3.31 pada kotak hijau.

Setelah perubahan pada supporting schedule dilakukan, kemudian meng- input data dan saldo dari worksheet (Gambar 3.27) yang diberikan oleh supervisor ke supporting schedule kas dan setara kas. Sebagai contoh, berdasarkan tabel supporting schedule pada gambar 3.31 terdapat akun kas dengan saldo buku tahun 2018 sebesar Rp823.774,94, saldo buku tahun 2019 sebesar Rp73.552.687, fluktuasi sebesar Rp72.728.912, dan saldo

Gambar 3.31

Supporting Schedule Kas Periode 2019

(46)

95 audited 31 Desember 2019 sebesar Rp73.552.687 (Gambar 3.27 kotak merah). Kemudian, terdapat akun rekening sementara sebesar Rp8.500.000. Sehingga, total kas dan setara kas 31 Desember 2019 menjadi Rp65.052.687 (Gambar 3.27 kotak merah). Saldo-saldo atas akun kas, rekening kontrol, dan rekening sementara tersebut dipindahkan ke supporting schedule kas dan setara kas (Gambar 3.31 kotak merah). Cara yang sama dilakukan untuk akun-akun kas dan setara kas lainnya. Berikut adalah hasil supporting schedule untuk akun bank Koperasi P periode 2019:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.32 merupakan KKP supporting schedule akun Bank Koperasi P. Terdapat 13 akun bank Koperasi P dengan total saldo audited tahun 2019 sebesar Rp504.552.596 (Gambar 3.29 kotak kuning). Data akun bank yang ada pada supporting schedule diambil dari worksheet pada Gambar 3.31 kotak merah. Gambar 3.31 dan Gambar 3.32 merupakan supporting schedule KKP kas dan setara kas yang terdiri atas supporting

Gambar 3.32

Supporting Schedule Bank Periode 2019

(47)

96 schedule kas (Gambar 3.26) dan supporting schedule bank (Gambar 3.27) yang telah diisi sesuai dengan saldo di worksheet dan telah dijumlahkan di bagian bawah masing-masing kolom saldo.

Setelah supporting schedule telah terisi, kemudian angka saldo yang menjadi jumlah tiap kolom (Gambar 3.31 dan 3.32 kotak biru) di-copy ke tabel lead schedule (Gambar 3.33). Berikut hasil lead schedule KKP akun kas dan setara kas Koperasi P periode 2019:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.33 merupakan lead schedule akun kas dan setara kas Koperasi P periode 2019. Berdasarkan Gambar 3.33 akun kas dan setara kas Koperasi P terdiri dari akun kas dan bank. Sebagai contoh total akun kas Koperasi P yang diambil dari supporting schedule terdiri dari saldo buku tahun 2018 sebesar Rp7.676.225, saldo buku tahun 2019 sebesar Rp65.052.687, fluktuasi sebesar Rp72.728.912. Kemudian, tidak terdapat penyesuaian maka saldo kas pada akhir tahun 2019 adalah sebesar Rp65.052.687. Total saldo akun kas dan bank tersebut kemudian

Gambar 3.33

Lead Schedule KKP Kas dan Setara Kas Koperasi P Periode 2019

(48)

97 dijumlahkan sehingga memperoleh saldo keseluruhan akun kas dan setara kas audit tahun 2019 yaitu sebesar Rp569.605.283. Akun-akun lain seperti piutang, persediaan, deposit, aset tetap, investasi saham, piutang jangka panjang, hutang, simpan pinjam koperasi, dana lain-lain, pendapatan, pembelian, beban usaha, pendapatan lain-lain dan beban lain-lain dibuat dengan cara yang sama seperti akun kas dan setara kas. Setelah seluruh KKP telah dibuat, KKP diberikan kepada supervisor untuk di-review.

6) Menyusun To Notes (Lampiran 12)

To notes merupakan proses yang dilakukan untuk memudahkan auditor dalam mengisi notes to financial statement. Proses penyusunan to notes dilakukan untuk 25 kategori akun yaitu kas dan setara kas, piutang pinjaman anggota, piutang non anggota, piutang lain-lain, piutang jangka panjang, biaya dibayar di muka, persediaan, deposit, aset tetap, beban penyusutan aset tetap, investasi saham, utang jangka pendek, utang jangka panjang, simpanan koperasi, dana koperasi, dana penyertaan, cadangan umum, dana lain-lain, sisa hasil usaha, pendapatan usaha, penjualan, pembelian, beban usaha, pendapatan lain-lain, dan beban lain-lain.

Pembuatan to notes diawali dengan menerima format to notes,

summary dalam worksheet, dan laporan keuangan perusahaan dari

supervisor dan dilanjutkan dengan mengisi bagian dalam kolom tahun

2019 dan 2018 yang dilakukan dengan meng-copy saldo-saldo yang

(49)

98 terdapat pada summary di worksheet. Berikut adalah format to notes Koperasi P:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Berdasarkan Gambar 3.34, format to notes terdiri dari kolom nama akun, rincian dari akun, dan kolom nominal sado tahun 2018 dan 2019.

Setelah menerima format to notes, selanjutnya menerima summary worksheet Koperasi Periode 2019. Berikut merupakan summary worksheet Koperasi periode 2019:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.34 Format To Notes

Gambar 3.35

Summary Worksheet Koperasi P

(50)

99 Summary worksheet Koperasi P pada Gambar 3.35 terdiri dari nomor rekening, nama perkiraan (nama akun), saldo awal tahun (tahun 2018), dan saldo audited (31 Desember 2019). Sebagai contoh, terdapat saldo audited 31 Desember 2019 akun Bank Mandiri 1 pada summary worksheet sebesar Rp1.075.000 (Gambar 3.35 kotak biru). Saldo tersebut kemudian di-copy ke dalam format to notes. Setelah format to notes diisi kemudian dilakukan control dengan mengurangi saldo di laporan posisi keuangan untuk mengetahui ketepatan dari perhitungan. Berikut merupakan laporan posisi keuangan Koperasi P:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.36 menunjukkan laporan posisi keuangan Koperasi P periode 31 Desember 2019 yang terdiri dari kolom nama akun, catatan, kolom saldo tahun 2019, dan tahun 2018. Berdasarkan Gambar 3.36 menunjukkan total saldo aset lancar kas dan setara kas tahun 2019 sebesar Rp569.605.283 dan tahun 2018 sebesar Rp697.242.618. Setelah menerima seluruh dokumen untuk menyusun to notes maka selanjutnya semua akun yang terdapat pada kolom tahun 2019 diisi sesuai dengan summary worksheet (Gambar 3.35 kotak merah) dan dilakukan control dengan mengurangi saldo yang telah dihitung dengan saldo di laporan posisi

Gambar 3.36

Laporan Posisi Keuangan Koperasi P (Sebagian)

(51)

100 keuangan. Berikut merupakan hasil to notes Koperasi P yang telah disusun:

(Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.37 menunjukkan format to notes yang telah disusun dan memuat rincian untuk akun kas dan setara kas tahun 2018 dan 2019. Akun kas dan setara kas tersebut tediri dari akun kas dan bank. Sebagai contoh, terdapat total saldo akun Bank Mandiri 1 yang diperoleh dari summary worksheet (Gambar 3.30 kotak biru) sebesar Rp555.182.639 dan tahun 2019 sebesar Rp1.075.000. Kemudian setelah seluruh saldo akun kas dan setara kas pada summary worksheet telah disalin selanjutnya dilakukan control. Berdasarkan to notes pada Gambar 3.32 total saldo kas dan setara kas yang telah dihitung adalah sebesar Rp569.605.283 pada tahun 2019

Gambar 3.37

To Notes Koperasi P

(52)

101 dan pada tahun 2018 sebesar Rp 697.242.618. Kemudian saldo yang telah dihitung tersebut dikurangi dengan saldo kas dan setara kas di laporan posisi keuangan Koperasi yaitu saldo pada tahun 2018 sebesar Rp697.242.618 dan tahun 2019 sebesar Rp569.605.283 untuk mengetahui ketepatan perhitungan jumlah saldo (Gambar 3.37 kotak kuning).

Berdasarkan perhitungan saldo pada Gambar 3.37 total saldo kas dan setara kas pada to notes telah tepat karena tidak ada selisih dengan total saldo pada laporan posisi keuangan Koperasi. Setelah to notes selesai dibuat, diserahkan kepada supervisor untuk di-review yang kemudian akan digunakan dalam menyusun notes to financial statement.

7) Menyusun Notes to Financial Statement (Lampiran 13)

Proses penyusunan notes to financial statement untuk tahun buku 31 Desember 2019 diawali dengan menerima data berupa to notes Koperasi P tahun 2019 dan format notes to financial statement dari supervisor.

Selanjutnya penyusunan notes to financial statement dilakukan dengan mengisi informasi umum perusahaan dan ikhtisar kebijakan akuntansi.

Berikut merupakan to notes Koperasi P yang telah dibuat:

(53)

102 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.38 merupakan to notes Koperasi P yang telah disusun dan berisi rincian akun-akun yang akan dipindahkan ke notes to financial statement Koperasi. Pada Gambar 3.38 terdapat rincian saldo akun-akun kas dan setara kas Koperasi yang terdiri dari akun kas dan bank.

Selanjutnya, saldo-saldo pada to notes dipindahkan ke pos-pos yang ada pada notes to financial statement. Berikut merupakan format notes to financial statement Koperasi P periode 2019:

Gambar 3.38

To Notes Koperasi P

(54)

103 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Format notes to financial statement pada Gambar 3.39 terdiri dari nama akun pos kas dan setara kas yang terdiri dari akun kas dan bank.

Kemudian terdapat kolom tahun 2018 dan 2019 untuk meletakkan total jumlah saldo setiap akun-akun kas dan setara kas yang dipindahkan dari to notes. Sebelum memindahkan saldo-saldo pada to notes, informasi umum mengenai perusahaan dan ikhtisar kebijakan akuntansi dilengkapi terlebih dahulu. Berikut adalah contoh informasi umum perusahaan dan ikhtisar kebijakan akuntansi dalam notes to financial statement Koperasi P periode 2019:

Gambar 3.39

Format Notes to Financial Statement Koperasi P (Sebagian)

(55)

104 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Berdasarkan Gambar 3.40, Koperasi P beralamat di Jalan Lingkar Barat PAAL X Kecamatan Kota Baru Kota Jambi dan telah disahkan oleh Kantor Wilayah Koperasi dan PPK Provinsi Jambi pada tanggal 10 September 1996. Kemudian Koperasi P memiliki 6 jenis kegiatan utama usaha Koperasi yang terdiri dari usaha pengadaan barang, usaha fotocopy, usaha simpan pinjam, usaha sewa kendaraan, alat berat, mesin generator set, usaha sewa komputer, dan transfer TBS Kelapa Sawit. Setelah melengkapi informasi umum Koperasi P, kemudian ikhtisar kebijakan akuntansi dilengkapi dalam notes to financial statement. Berikut merupakan ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Koperasi P Periode 2019:

Gambar 3.40

Informasi Umum Koperasi dalam Notes to Financial Statement

(56)

105 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Berdasarkan Gambar 3.41, Koperasi P termasuk dalam entitas tanpa akuntabilitas publik dan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik sebagai dasar dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan. Kemudian, laporan keuangan Koperasi disusun berdasarkan basis kesinambungan usaha dan biaya historis serta juga disusun berdasarkan basis akrual kecuali laporan arus kas yang disusun berdasarkan basis kas.

Setelah informasi umum koperasi dan ikhtisar kebijakan akuntansi telah dilengkapi. Saldo-saldo atas akun yang ada pada to notes dipindahkan ke notes to financial statement sesuai dengan posnya masing- masing sebagai informasi rincian setiap akun yang terdapat pada laporan keuangan. Berikut adalah notes to financial statement untuk akun kas dan setara kas Koperasi P periode 2019:

Gambar 3.41

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dalam Notes to Financial Statement

(57)

106 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan)

Gambar 3.42 merupakan pos kas dan setara kas pada notes to financial Koperasi periode 2019. Sebagai contoh, terdapat akun kas sebesar Rp73.552.687 untuk tahun 2019 dan Rp823.775 untuk tahun 2018 (Gambar 3.33 kotak merah) yang dipindahkan ke pos akun kas dan setara kas pada notes to financial statement Koperasi P pada akun kas (Gambar 3.42 kotak biru). Kemudian seluruh akun kas dan setara kas lain pada worksheet dipindahkan sesuai dengan nama akunnya (Gambar 3.42 kotak merah). Proses penyusunan notes to financial statement memiliki cara yang sama untuk 25 akun lain yang ada pada to notes. Setelah seluruh pos

Gambar 3.42

Notes to Financial Statement Koperasi P 31 Desember 2019 (Sebagian)

Referensi

Dokumen terkait

Dihipotesiskan bahwa rasio-rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan laporan arus kas secara signifikan berbeda dan

1 Pehitungan Neraca Saldo Laporan Neraca Saldo 1 Anggaran 1 Realisasi Belanja Laporan Keuangan Utang Kas Piutang Saldo Awal Obat GL Belanja GL

Dokumen yang diberikan oleh PT AA berupa nota pembelian periode Februari dan Maret dengan total transaksi 75 dan 89 perbulan dan untuk PT BB dokumen yang

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenasi posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan

adapun pekerjaan yang penulis kerjakan adalah menyusun laporan keuangan tahun 2015 menggunakan software akuntansi “Accurate” untuk membandingkan apakah laporan keuangan

Namun tidak hanya itu, penyesuain harus selalu dilakukan ketika video dibuat ke dalam 2 format yang berbeda walaupun dengan isi yang sama.. Contohnya dalam Production

Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera harus mampu meningkatkan rasio likuiditas perusahaan dengan cara meningkatkan kas dan setara kas dan mengurangi utang

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas