(NPWP) ORANG PRIBADI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BATAM
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III
Oleh:
DIAH PERMATA SARI 3111201067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2015
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : NIM : Tanda Tangan : Tanggal :
DIAH PERMATA SARI 3111201067
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
ANALISIS TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BATAM
Oleh:
DIAH PERMATA SARI 3111201067
BATAM, Dosen Pembimbing
ADI IRAWAN SETYANTO, S.E., M.Ec.Dev NIK. 114128
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
ELY KARTIKANINGDYAH, SE, M.SI NIK. 109058
ANJELINA S.ST NIK. 115142
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya pada Program Studi Akuntansi Politeknik Batam. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan tugas akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1) Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
2) Kedua Orang Tua yang telah memberikan bantuan dan dukungan material
dan moral.
3) Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam
4) Ibu Ely Kartikaningdyah, S.E, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Bisnis.
5) Bapak Arif Dermawan, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang
telah memberikan kesempatan dan semangat saat penulis melakukan magang
industri.
6) Bapak Adi Irawan Setyanto S.E., M.Ec.Dev, selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Tugas Akhir.
7) Bapak Yudi Asmara Jaka Lelana, S.H, M.M, selaku Kepala Kantor Pelayanan
v
8) Bapak Urip Prasetya Sukartono, S.T, selaku pembimbing Magang Industri
Kantor Pelayanan Pajak Pratama bagian seksi ekstensifikasi yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.
9) Bapak Pitra Ramanurtika selaku koordinator Seksi Ekstensifikasi yang
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.
10) Bapak Erzhal Tri Putro selaku koordinator Seksi Ekstensifikasi yang
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.
11) Bapak Hartono, S.E, M.Si, selaku pembimbing Magang Industri di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Batam bagian seksi pelayanan.
12) Bapak Alex Mangarimpun selaku koordinator Magang Seksi Pelayanan
selama penyusunan Tugas Akhir.
13) Muhammad Nazarudin Ahyar selaku koordinator Magang Seksi Pelayanan
selama penyusunan Tugas Akhir.
14) Bayu Laksmana Siregar yang telah menuntun saya dalam penyusunan Tugas
Akhir.
15) Hasnawaty yang telah membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Batam, Juni 2015
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DIAH PERMATA SARI
NIM : 3111201067
Program Studi : D3 AKUNTANSI Jenis karya : Tugas akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“ANALISIS TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR
POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) ORANG PRIBADI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BATAM”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Pada tanggal :
Batam 25 Juni 2015
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
Nama : Diah Permata Sari Program Studi : Akuntansi
Judul : Analisis Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 yang dinamakan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan. Wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha wajib pajak dan kepada wajib pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tempat tinggal atau tempat kedudukan menurut keadaan yang sebenarnya. NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dan administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam sudah memiliki 28.537 wajib pajak orang pribadi yang telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 KPP Pratama Batam memiliki 8.486 wajib pajak orang pribadi yang mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
viii
ABSTRACT
Name : Diah Permata Sari Program Study : Akuntansi
Title : Analisis Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam
According to law-law number 28 of 2007, called the taxpayer is an individual or entity, including the payment of taxes, cutting taxes, and the tax collectors who have rights and tax obligations in accordance with the provisions of laws- taxation laws. Taxpayer has met the objective and subjective requrements in accordance with the previsions of the legislation in the field of taxation, must register eith the tax office (KPP), whose jurisdiction covers the place of residence or domicile and place of business activities of the taxpayer and the taxpayer is given taxpayer identification number (NPWP). Recidence or domicile according to the actual situation. NPWP is a number given to the taxpayer and tax administration as a tool in use as identification of self or identity of the taxpayer in carrying out the rights and taxation liabilities.
Tax office (KPP) Pratama Batam own 28.537 individual taxpayers who have registered as taxpayers in 2014, while by 2015 KPP Pratama Batam has 8.486 individual taxpayers who registered themselves as taxpaters.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 4
2.1 Pengertian Pajak ... 4
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ... 5
2.3 Kewajiban Memperoleh NPWP ... 7
2.4 Tempat Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha ... 8
2.5 Fungsi NPWP ... 9
2.6 Manfaat memiliki NPWP ... 9
2.7 Penghapusan NPWP ... 10
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 12
3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam ... 12
3.2 Visi, Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam ... 13
3.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam ... 13
3.4 Ruang Lingkup Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam ... 14
BAB IV PEMBAHASAN ... 23
4.1 Deskripsi Kerja ... 23
4.1.1. Lokasi Unit Kerja ... 23
4.1.2. Rincian Tugas ... 23
4.1.3. Tanggung Jawab ... 28
4.1.4. Target yang Diharapkan ... 28
4.2 Deskripsi Alat dan Produk ... 28
4.2.1. Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan ... 28
4.2.2. Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan ... 29
4.3 Pembahasan ... 30
4.3.1 Prosedur Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ... 30
4.3.2 Prosedur Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)... 41
BAB V PENUTUP ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam ... 14
Gambar 4.1Flowchart Pemberian NPWP OP melalui Pemberi Kerja...24
Gambar 4. 2 Flowchart Pemberian NPWP OP melalui Pemberi Kerja ... 25
Gambar 4. 3 Flowchart Pendaftaran NPWP ... 26
Gambar 4. 4 Flowchart Penghapusan NPWP ... 27
Gambar 4. 5 Pendaftaran Online Halaman Masuk... 33
Gambar 4. 6 Permohonan Pendaftaran NPWP ... 34
Gambar 4. 7 Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi... 34
Gambar 4. 8 Pengisian Identitas... 35
Gambar 4. 9 Pengisian Hubungan Kerja ... 36
Gambar 4. 10 Pengisian Alamat... 36
Gambar 4. 11 Pengisian Penghasilan ... 37
Gambar 4. 12 Mengupload Fotokopi KTP ... 37
Gambar 4. 13 Proses Pemasukan Token dan Pengiriman Permohonan... 38
Gambar 4. 14 Pengiriman Permohonan ... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wajib pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 adalah orang pribadi
atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undang perpajakan. Wajib pajak yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dibidang perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan
usaha wajib pajak dan kepada wajib pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Tempat tinggal atau tempat kedudukan menurut keadaan yang
sebenarnya. NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dan administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Bangsa Indonesia tidak mungkin selamanya mengandalkan sumber
pendapatan negara dari sektor minyak dan gas saja, sebab sumber daya alam
indonesia saat ini mulai menipis dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan
bahkan mungkin tidak dapat diperbarui lagi. Mengetahui hal tersebut maka
pemerintah mengupayakan optimal sumber penerimaan negara dari sektor yang
lain. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara
dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari
dalam negeri yaitu berupa pajak. Manfaat pajak diperuntukkan bagi
Sebagai warga negara yang baik harus sadar bahwa membayar pajak
adalah wajib, dengan membayar pajak berarti ikut berpartisipasi menyukseskan
penerimaan negara. Patuh membayar pajak berarti mendukung tegaknya negara
Republik Indonesia. Negara membutuhkan dana yang sangat besar untuk
menjalankan pemerintahan, sehingga penerimaan negara dari sektor pajak menjadi
andalan penerimaan negara yang diharapkan bisa menutup pengeluaran negara.
Pajak penghasilan merupakan pajak negara, sehingga hasil
pemungutannya merupakan sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Pajak penghasilan merupakan pajak langsung yang
pemungutnya langsung kepada Wajib Pajak (WP), dan secara periodik yaitu
setahun sekali dengan terutangnya pada akhir tahun.
Wajib pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan perhitungan besar
pajak yang harus dibayar serta memperhitungkan selisih antara pajak yang harus
dibayar dengan kredit pajak dan apabila masih terdapat yang kurang bayar, maka
harus dilunasi terlebih dahulu sebelum dilakukan penghapusan NPWP, membayar
dan melaporkan sendiri kewajibannya atas pajak yang terutang atau sering disebut
dengan sistem self assesment sehingga melalui sistem administrasi perpajakan
diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, teliti, terkendali, sederhana dan
mudah dipahami oleh wajib pajak, (Suwardi, 2008).
Pemerintah sudah memberikan sosialisasi melalui penyuluhan tentang
masalah perpajakan, namun banyak juga hal-hal yang berhubungan dengan
masalah perpajakan yang belum dipahami oleh masyarakat umumnya. Misalnya
cara penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bagaimana cara
di luar batam. Penghapusan NPWP dilakukan untuk menghindari kewajiban
administrasi perpajakan bagi wajib pajak tersebut yang sudah meninggal dunia
atau wajib pajak asing yang telah kembali kenegaranya semula, sehingga wajib
pajak tersebut tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya lagi.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam sudah memiliki 28.537
wajib pajak orang pribadi yang telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada
tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 KPP Pratama Batam memiliki 8.486
wajib pajak orang pribadi yang mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kewajiban untk mendapatkan NPWP merupakan langkah awal pelaksanaan
kewajiban perpajakan, sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik
untuk menulis penelitian dengan judul “Analisis Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Pemahaman prosedur permohonan pendaftaran NPWP di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Batam oleh masyarakat.
b. Pemahaman prosedur penghapusan NPWP di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Batam oleh masyarakat.
c. Faktor yang mempengaruhi permohonan pendaftaran dan penghapusan NPWP
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Pajak
Definisi atau pengertian pajak bermacam-macam. Beberapa definisi tentang
pajak sebagai berikut:
a. Menurut Undang-undang No 08 tahun 2007 pasal 1 angka 1, pajak adalah
konstribusi wajib kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib pajak membayarnya menurut peraturan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
b. Menurut Soemitro (2012), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (bersifat memaksa) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
c. Menurut Djadiningrat (2008), pajak sebagai kewajiban menyerahkan sebagian
dari pada kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapt
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, untuk
memelihara kesejahteraan umum.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian pajak adalah sebagai berikut:
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair yaitu mengatur.
Dari ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi,
terlihat adanya dua fungsi pajak, (Nurmanta,2003) yaitu:
a. Fungsi (Budgetair), Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan
bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
b. Fungsi mengatur (Regulurend), pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Pasal 1 angka 2 UU No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara
Perpajakan UU No.28 tahun 2007 (UU KUP) menyebutkan wajib pajak adalah
orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undang
ditentukan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak,
atau pemotong pajak tertentu. Berdasarkan self assesment yang dianut dalam
undang-undang perpajakan, maka setiap wajib pajak wajib mendaftarkan diri pada
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan wajib pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya. NPWP yang diberikan oleh KPP kepada orang pribadi
atau badan yang telah memenuhi syarat sebagai wajib pajak yang terdiri dari 15
(lima belas) digit atau angka yang menunjukkan, seperti berikut:
a. Digit 1-9 = digit pertama merupakan kode wajib pajak
Digit ke 1-2 = Kode jenis wajib pajak (Badan/Orang Pribadi)
0 = Kode wajib pajak bendahara
1.4 = Kode wajib pajak Badan
05 = Kode laporan pajak pribadi pejabat negara
06-09 = Kode wajib pajak orang pribadi b. Digit ke 10-15 = Kode administrasi perpajakan yaitu
Digit 10-12 = Kode KPP
Digit 13-15 = Kode pusat (000)/cabang/istri NPWP suami (001) Berikut ini contoh Nomor Pokok Wajib Pajak beserta penjelasannya:
Penjelasannya:
1. 2 angka : Identitas wajib pajak
3. 1 angka : Sebagai angka pengecekan
4. 3 angka : Sebagai nomor KPP yang bersangkutan
5. 3 angka : Sebagai Kantor pusat/ cabang
Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan
undang-undang pajak pertambahan nilai 1984 dan perubahannya wajib
melaporkan usahanya pada kantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan
usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor per-20/PJ/2013 dapat menetapkan:
a. Tempat pendaftaran dan atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan
dalam ayat (1) dan ayat (2).
b. Tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan, disamping tempat
mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi wajib pajak
orang pribadi pengusaha tertentu.
Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan nomor pokok wajib pajak dan atau
mengukuhkan pengusaha kena pajak secara jabatan, apabila wajib pajak atau
pengusaha kena pajak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dalam ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) termaksud penghapusan NPWP diatur
Keputusan Direktorat Jenderal Pajak.
2.3 Kewajiban Memperoleh NPWP
Pasal 2 angka 1 UU KUP menyebutkan setiap wajib pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan nomor pokok wajib pajak.
Persyaratan subjektif adalah persyaratan mengenai pemenuhan sebagai subjek
dalam UU PPh. Persyaratan objektif adalah persyaratan pemenuhan adanya
penerimaan atau perolehan objek pajak penghasilan menurut UU PPh.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008 menyebutkan wajib
pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif serta mempunyai
kewajiban memperoleh NPWP adalah:
Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
Wajib pajak badan.
Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan sampai dengan suatu
bulan yang disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).
Pasal 33 PP No. 71 tahun 2011 menyebutkan warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak dalam kedudukannya sebagai
subjek pajak menggunakan NPWP dari orang pribadi yang meninggalkan
warisan tersebut dan diwakili oleh:
a. Salah seorang ahli waris.
b. Pelaksana wasiat atau phak yang mengurus harta peninggalan
2.4 Tempat Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha
Tempat pendaftaran atau pelaporan kegiatan usaha memperoleh NPWP diatur
a. Tempat tinggal (untuk wajib pajak orang pribadi).
b. Tempat Kedudukan (untuk wajib pajak badan).
c. Tempat kegiatan usaha wajib pajak dan atau pengusaha yang bersangkutan.
Semua wajib pajak berdasarkan “Self Assesment” wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan
sekaligus untuk mendapatkan NPWP. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut
berlaku pula terhadap wanita menikah yang dikenakan paja secara terpisah
berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan
perjanjian pemisah penghasilan dan harta.
2.5 Fungsi NPWP
Fungsi NPWP adalah, Mardiasmo (2006):
a. Sebagai tanda pengenal untuk mengetahui identitas diri wajib pajak.
b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak.
c. Untuk menjaga ketertiban dalam pengawasan administrasi perpajakan.
d. Untuk dicantumkan dalam dokumen perpajakan.
2.6 Manfaat memiliki NPWP
Manfaat memiliki NPWP, (Mardiasmo, 2006):
a. Sebagai syarat untuk pengajuan kredit di bank.
b. Sebagai syarat untuk pengajuan SIUP (Surat Ijin Usaha Perusahaan).
c. Sebagai syarat untuk pembuatan tabungan valas dan rekening koran dibank.
d. Sebagai syarat untuk menggunakan tari tax treaty di luar Negeri.
e. Bebas Fiskal Luar Negeri tahun 2009 bagi Pemilik NPWP.
f. Tarif pajak penghasilan yang lebih rendah dibanding yang tidak memiliki
2.7 Penghapusan NPWP
Pasal 2 ayat 6 UU KUP Peraturan Menteri Keuangan No.20/PMK.03/2008
menyebutkan kriteria penghapusan NPWP, yaitu:
a. Wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
b. Wajib pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena
penghentian atau penggabungan usaha.
c. Wanita sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
d. Wajib pajak bentuk usaha tetap (BUT) menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia.
e. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk penghapusan NPWP dari
wajib pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
f. Penghapusan NPWP bagi wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan
menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dapat
dilakukan dalam hal suami dari wanita tersebut telah terdaftar sebagai wajib
pajak.
Penghapusan NPWP dilakukan apabila wajib pajak tidak mempunyai utang
pajak, atau terdapat utang pajak namun hak melakukan penagihan telah
kaldaluwarsa/utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi,
antara lain karena wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak
meninggalkan warisan serta tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak
Direktur jenderal pajak harus memberikan keputusan penghapusan NPWP
melalui pemeriksaan dalam jangka waktu 6 bulan bagi wajib pajak beadan sejak
tanggal permohonan diterima lengkap. Pasal 4 PP No.74 tahun 2011 menyebutkan
12
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam pada mulanya merupakan Kantor
Dinas Luar Tingkat II ( KDL II ) dari Kantor Pelayanan Pajak Tanjung Pinang.
KDL II yang berlokasi di sekupang, Batam, bertugas melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap pajak yang berada di Kota Batam dan daerah sekitarnya.
Berkembangnya kuantitas wajib pajak dan semakin meningkatnya
penerimaan pajak dari daerah Batam dan sekitarnya, maka pemerintah mengambil
kebijaksanaan untuk mendirikan Kantor Pelayanan Pajak sendiri di pulau Batam
karena selama ini Kantor Pelayanan Pajak yang ada di Batam merupakan pecahan
dari Kantor Pelayanan Pajak Tanjung Pinang. Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak
Batam tidak lain adalah untuk mengamankan penerimaan Negara dari sektor
Perpajakan dan mempermudah pemberian pelayanan kepada wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban Perpajakan daerah Kota Batam dan sekitarnya.
Pertengahan bulan November 1989, untuk pertama kalinya Kantor Pelayanan
Pajak Batam diresmikan. Kantor tersebut berlokasi dikomplek Lumbung Rejeki
(Nagoya) Pulau Batam yang beroperasi hingga tahun 1992. Kantor Pelayanan
Pajak Batam pindah ke Komplek Sri Jaya Abadi sampai dengan tahun 1994, yang
masih bermanfaat sementara, karena pertumbuhan jumlah wajib pajak yang
semakin pesat setiap tahunnya dan demi menyelenggarakan pelayanan pajak yang
prima dan berkualitas, maka sejak tahun 1994 Kantor Pelayanan Pajak telah
menempati gedung sendiri yang cukup besar beralokasikan di daerah industri Batu
Bangunan ini mulai didirikan tahun 1993 dan diresmikan Menteri Keuangan
Republik Indonesia pada tanggal 23 April 1994 yang terletak di Jalan Kuda Laut
No.1 Batu Ampar, Batam dan beroperasi hingga kini.
3.2 Visi, Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Visinya adalah menjadi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat
dengan integritas dan prefesionalisme yang tinggi.
Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Misinya adalah menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan
Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan
yang efektif dan efisien.
3.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam membentuk suatu struktur organisasi
agar lebih mempermudah pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga dalam
pelaksanaan tugas pokoknya dapat terorganisir dengan baik. Hal ini sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 535/KM.01/2001
tentang Susunan dan Tugas Koordinator Pelaksana di Lingkungan Dirjen Pajak,
dan surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
443/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Dirjen
Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan
Tata kerja semua unit struktur organisasi dalam melaksanakan tugasnya
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, sedangkan mekanisme
hubungan antar unit diatur berdasarkan azas organisasi garis dan staf. Dalam
modernisasi di Indonesia mengalami perubahan. Saat ini, struktur organisasi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam dibangun berdasarkan fungsi, yaitu terdiri
dari subbag umum, seksi-seksi, dan jabatan fungsional.
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
3.4 Ruang Lingkup Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Berdasarkan KMK RI Nomor 65/KMK.01/2002 tentang organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Mempunyai tugas
melaksanakan Pelayanan, Pengawasan Administrasi, dan pemeriksaan sederhana
terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya (PTTL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas Kantor Pelayanan
a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan potensi perpajakan, dan ekstenfikasi Wajib Pajak.
b. Penelitian dan penatausahaan SPT Tahunan, SPT Masa serta berkas Wajib
Pajak.
c. Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN, PPnBM dan PTTL.
d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding dan penyelesaian restitusi PPh, PPN,
PPnBM, PTTL.
e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
f. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
g. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.
h. Pengurangna Sanksi Pajak.
i. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.
Susunan organisasi berdasarkan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak
Batam berdasarkan Standar Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal
Pajak mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Kepala KPP (Kepala Kantor)
Tugas Kepala KPP:
1. Mengkoordinasi penyusunan rancana kerja kantor pelayanan pajak sebagai
bahan penyusunan rencana strategi kantor wilayah.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pengamanan penerimaan pajak
berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan
3. Mengkordinasikan pelaksanaan tindak lanjut nota kesepahaman (MOU)
sesuai arahan kepala kantor wilayah.
4. Mengkoordinasikan rencana penacarian data strategis dan potensial dalam
rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan.
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan pencarian data yang strategis dan potensial
dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan.
6. Mengkoordinasikan pengolahan data yang sumber datanya strategis dan
potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan.
7. Mengkoordinasikan pembuatan risalah perincian dasar pengenaan
pemotongan ataupun pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak
berdasarkan hasil perhitungan ketetapan pajak.
8. Mengkordinasikan pengolahan data guna menyajikan informasi perpajakan.
9. Mengkoordinasikan penyusunan monografi perpajakan.
10. Mengkoordinasikan pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan
tahunan PPh dan pembayaran masa PPN/PPnBM serta pembayaran BPHTP
dan PBB untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak serta
mengendalikan/ pelaksanaan pemeriksaan pajak.
b. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha dan rumah tangga.
a) Tugas Kepala Sub bagian umum:
1. Pelaksanaan tugas dibidang administrasi penerimaan dan pengiriman
surat-surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan.
2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan
3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin.
4. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin pegawai bawahan.
5. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai bawahan.
c. Seksi Pengolahan data dan informasi perpajakan (PDI)
Tugas seksi PDI:
1) Melakukan pengumpulan, pncarian, dan pengolahan data perpajakan.
2) Penyajian informasi perpajakan.
3) Perekaman dokumen perpajakan.
4) Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
5) Pengalokasian pajak bumi dan bangunan (PBB) dan bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB).
6) Pelayanan dukungan teknis komputer.
7) Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling.
8) Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG serta penyiapan laporan kinerja.
d. Seksi Pelayanan
Tugas Seksi Pelayanan:
1) Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan.
2) Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan.
3) Meneima dan mengolah surat pemberitahuan serta penerimaan surat
lainnya.
4) Memberikan penyuluhan perpajakan.
5) Melaksanakan registasi wajib pajak.
e. Seksi Penagihan Tugas Seksi Penagihan:
1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak dan memproses
permohonan pengangsuran pajak.
2. Penagihan aktif.
3. Mengusulkan penghapusan piutang pajak.
4. Pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak.
5. Penyimpanan dokumen – dokumen penagihan. b) Jurusita Pajak
Jurusita pajak adalah pelaksana pada KPP yang telah mendapat pendidikan
khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.
Tugas jurusita pajak:
a. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (SPPSS).
b. Memberitahukan surat paksa (SP).
c. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarkan surat perintah
melaksanakan penyitaan (SPMP).
d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan.
Jurusita pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartu
tanda pengenal dan memperlihatkan kepada penanggung pajak.
f. Seksi Pemeriksaan
Tugas Seksi Pemeriksaan:
1) Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan.
2) Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan.
3) Penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta
g. Seksi Ekstensifikasi Tugas Seksi Ekstensifiksi:
1) Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan.
2) Pendataan objek dan subjek pajak.
3) Penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON)
Seksi waskon di KPP Pratama Batam, yaitu Waskon 1, Waskon 2, Waskon 3,
dan Waskon 4 yang berada dalam satu naungan tugas yang sama.
Tugas Seksi Waskon:
1) Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak
terdaftar.
2) Memberikan bimbingan/ himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi
tekhnis perpajakan.
3) Penyusunan profil wajib pajak.
4) Menganalisis kinerja wajib pajak.
5) Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding.
Pada pelaksananya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi
dibagi berdasarkan domisili/tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak terdaftar.
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1 (Waskon 1) mengawasi seluruh wajib
pajak yang berada di wilayah kelurahan Tiban Baru, Bengkong Laut,
Bengkong Indah, Tanjung Buntung, Kampung Seraya, Tiban Indah, Patam
Lestari, Sadai, Baloi Indah, Tanjung Piayu, Mangsang, Sei Jodoh 2, Sukajadi,
b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2 (Waskon 2) mengawasi seluruh wajib
pajak yang berada di wilayah kelurahan Tanjung Uma, Tanjung Uncang,
Pemping, Pulau Terung, Pecong, Kasu, Batu Selicin, Tanjung Riau, Sei
Harapan, Tanjung Pinggir, Muka Kuning, Taman Baloi, Buliang, Tanjung
Uncang 1, Belian dan Baloi Permai.
c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3 (Waskon 3) mengawasi seluruh wajib
pajak yang berada di wilayah kelurahan Kampung Pelita, Sambau, Batu
Besar, Ngenang, Tembesi, Sei Binti, Sei Lekop, Sei Langkai, Sei Pelunggut,
Teluk Tering 2, Kabil, Sijantung, Karas, Sembulang, Subang Mas, Rempang
Cate, Air Raja, Pulau Abang, Galang Baru, Bulang Lintang, Pulau Buluh,
Temoyong, Pulau Legong, Pantai Gelam, Pulau Setokok dan Teluk Tering.
d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4 (Waskon 4) mengawasi seluruh wajib
pajak yang berada di walyah kelurahan Lubuk Baja Kota 4, Bukit Tempayan,
Kibing, Tanjung Sari, Sekanak Raya, Lubuk Baja Kota 1, Sei Panas. Lubuk
Baja Kota 2, Lubuk Baja Kota 2 dan Sagulung Kota.
i. Account Representative (AR)
Account Representative (AR) merupakan Petugas di Kantor Pajak, yang
memantau keadaan wajib pajak sebagai penghubung dan tempat konsultasi antara
Wajib Pajak dengan Kantor Pelayanan Pajak.
Keadaan Account Representative (AR) merupakan bentuk peningkatan pelayanan
kepada wajib pajak. Wajib pajak akan dilayani oleh Account Representative (AR)
Pada KPP Pratama Batam, jumlah Account Representatif (AR) sebanyak 23 orang
dan setiap 1 orang Account Representatif (AR) mengawasi sebanyak 10.000
wajib pajak.
Tugas Account Representatif (AR):
1. Melayani penyelesaian permohonan restitusi PPN.
2. Melayani penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak (SPMKP).
3. Melayani penyelesaian permohonan legalisasi ijin prinsip pembebasan PPh
pasal 22 impor.
4. Melayani penyelesaian surat keterangan bebas (SKB) pemungutan PPh pasal
22 impor.
Jangka waktu penyelesaiannya:
a) - 2 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap
- 4 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap
- 12 bulan sejak saat permohonan diterima secara lengkap
b) 3 minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 minggu sejak permohonan diterima
secara lengkap.
c) 3 minggu sejak surat permohonan diterima secara lengkap
d) 5 hari kerja saat surat permohonan diterima secara lengkap.
j. Fungsional Pemeriksaan dan Penilai
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang
Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan
pejabat fungsional penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.
2) Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior
yang ditunjuk oleh kepala kantor wilayah sebagai supervisor, atau kepala
KPP yang bersangkutan.
3) Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja
4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan
23
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kerja
Penulis Melakukan kegiatan magang industri di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Batam bertempat di Jalan Kuda Laut No.1 Batu Ampar Batam selama
Penulis bertugas pada bagian Seksi Ekstensifikasi Perpajakan yang menangani
data diri untuk pembuatan NPWP sampai dengan pengambilan NPWP. Kegiatan
yang penulis lakukan selama magang adalah memeriksa dan memisahkan data diri
wajib pajak yang mana telah memiliki NPWP atau belum memeliki NPWP,
kemudian merekam data wajib pajak yang mana belum mempunyai nomor NPWP
dan mencetak Surat Pengiriman Dokumen (SPD) untuk dikirimkan yang mana
KTP-nya berasal dari daerah luar Batam.
4.1.1. Lokasi Unit Kerja
Penulis melakukan kegiatan magang industri di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Batam terletak di wilayah JL Kuda Laut No.1 Batu Ampar Batam, dan
penulis magang ditempatkan bagian Seksi Ekstensifikasi.
4.1.2. Rincian Tugas
Rincian tugas yang penulis lakukan selama menjalani magang di bagian
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan sebagai berikut:
a. Memeriksa dan memisahkan data diri wajib pajak yang mana memiliki NPWP
atau belum memiliki NPWP.
c. Menerbitkan Surat Pengiriman Dokumen akan dikirim untuk data diri (KTP)
yang berada di daerah luar batam.
d. Membantu wajib pajak dalam pengisian formulir pendaftaran dan
penghapusan wajib pajak.
Gambar 4.1 Flowchart Pemberian NPWP OP melalui Pemberi Kerja Sumber: SOP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4. 2 Flowchart Pemberian NPWP OP melalui Pemberi Kerja Sumber: SOP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4. 3 Flowchart Pendaftaran NPWP Sumber: SOP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4. 4 Flowchart Penghapusan NPWP Sumber: SOP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
4.1.3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang wajib penulis lakukan pada bagian Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan adalah sebagai berikut:
a. Penulis bertanggung jawab dalam pemeriksaan data selesai dengan waktunya.
b. Penulis bertanggung jawab dalam merekam data pembuatan NPWP.
c. Penulis bertanggung jawab untuk melayani wajib pajak yang ingin mengambil
NPWP yang telah selesai.
d. Penulis bertanggung jawab dalam membantu pengisian formulir pendaftaran
dan penghapusan NPWP.
e. Penulis bertanggung jawab untuk melakukan apa saja yang diperintahkan oleh
kepala bagian Seksi Ekstensifikasi pada pekerjaan yang diberikan.
4.1.4. Target yang Diharapkan
Target yang diharapkan penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
tepat waktu selama magang.
4.2 Deskripsi Alat dan Produk
4.2.1. Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan
Perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan yaitu:
a. Formulir yang digunakan untuk diisi data diri wajib pajak yang ingin
membuat NPWP dan penghapusan NPWP.
b. Laptop dan komputer untuk mengentry data-data yang berhubungan dengan
c. Printer yang digunakan untuk mencetak Kartu NPWP yang telah jadi dan
mencetak data-data yang telah diinput sebagaimana data diri (KTP) wajib
pajak berada di luar daerah kota batam.
d. Flash Disk digunakan untuk menyimpan data-data yang diperlukan, sebagai
back up dari komputer dan laptop.
e. Pena digunakan untuk mencatat nomor NPWP yang telah terdaftar.
f. Map folder digunakan untuk menyimpan dokumen sebagai arsip.
g. Stepler digunakan untuk menjepit dokumen dan subject file agar tertata rapi.
h. Stemp digunakan untuk mengecap semua dokumen yang telah dicetak.
i. Website Apportal.intranet.pajak.go.id digunakan untuk memvalidasi data diri
yang memiliki NPWP atau belum memiliki NPWP.
j. Website eregkpp2 digunakan untuk merekam data diri WP yang belum
memiliki NPWP.
k. Jaringan LAN digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan
intranet untuk mengakses website tersebut.
4.2.2. Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan
Data dan Dokumen yang diolah dan dihasilkan yaitu:
a. Formulir Nomor Pokok Wajib Pajak
Formulir ini digunakan untuk mengisi data diri wajib pajak sesuai dengan
KTP yang dimiliki wajib pajak.
b. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
Kartu ini digunakan sebagai identitas wajib pajak bahwa telah memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki kewajiban untuk melaporkan pajak
c. Formulir Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
Formulir ini digunakan untuk mengisi data diri wajib pajak yang ingin
menghapus Nomor Pokok Wajib Pajaknya.
d. Surat Pengiriman Dokumen
Surat ini digunakan untuk mengirim dokumen yang mana identitas wajib
pajak berada di luar daerah Batam.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Prosedur Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Pemahaman wajib pajak masih kurang dalam permohonan pendaftaran
NPWP, terutama wajib pajak yang identitasnya berada di daerah luar Batam.
Wajib pajak yang memiliki identitas di daerah luar Batam seharusnya mengurus
kartu NPWP dengan mendaftarkan diri pada KPP sesuai dengan identitas yang
dimiliki, pada tahun sebelumnya wajib pajak harus melakukan pendaftaran sesuai
dengan identitas, kemudian KPP Pratama Batam memberi keringanan kepada
wajib pajak dengan cara memberikan alamat KPP sesuai dengan KTP yang wajib
pajak miliki, wajib pajak melakukan pendaftaran dengan mengirimkan berkas
dokumen melalui via pos dan akan dihubungin oleh pihak KPP jika sudah selesai
kartu NPWP.
KPP Pratama Batam sekarang memiliki website untuk mempermudah wajib pajak
membuat NPWP tanpa harus mendatangi KPP sesuai dengan KTP, cukup mengisi
identitas sesuai dengan KTP dan mengupload persyaratan pembuatan NPWP.
Agar masyarakat lebih memahami tentang prosedur permohonan Nomor
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal pajak Nomor per-38/PJ/2013,
perubahan atas peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor per-20/PJ/2013 tentang
tata cara pendaftaran dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha
dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan Pencabutan Pengukuhan Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan
Wajib Pajak.
Proses permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP):
a. Wajib Pajak
Wajib pajak mengajukan permohonan NPWP dengan formulir pendaftaran
dan perubahan atas data wajib pajak yang terdiri dari:
1) Untuk wajib pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf a dan
wajib pajak orang pribadi sebagaimana dalam pasal 2 ayat (6) berupa:
a) Fotokopi kartu tanda penduduk bagi warga negara Indonesia.
b) Fotokopi paspor, fotokopi kartu izin tinggal terbatas atau kartu izin tinggal
tetap, bagi warga negara asing.
2) Untuk wajib pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) angka b berupa:
a) Fotokopi kartu tanda penduduk bagi warga negara Indonesia, atau fotokopi
paspor, fotokopi kartu izin tinggal terbatas atau kartu izin tinggal tetap,
bagi warga negara asing dan fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa atau lembar tagihan listrik dari
perusahaan listrik/bukti pembayaran listrik.
b) Fotokopi e-KTP bagi warga negara indonesia dan surat pernyataan diatas
materai dari wajib orang pribadi dan menyatakan bahwa yang
bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
3) Untuk wajib Pajak dengan status cabang dan wajib pajak orang pribadi
pengusaha tertentu berupa:
a) Fotokopi kartu NPWP wajib pajak pusat atau induk.
b) Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dari pejabat pemerintah daerah sekurang-kurangnya lurah atau
kepala desa atau lembar tagihan listrik perusahaan listrik/bukti
pembayaran listrik atau surat pernyataan diatas materai dari wajib pajak
orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas bagi wajib pajak orang pribadi
pengusaha tertentu.
4) Dalam hal wajib pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak
secara terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian
pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita menikah yang memilih
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan
juga harus dilampiri dengan:
a) Fotokopi kartu NPWP suami.
c) Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat
pernyataan menghendaki terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan
suami.
b. Wajib pajak orang pribadi identitas di luar daerah tempat tinggal.
1) Wajib pajak apabila data dirinya berada di luar daerah yang ditempatinya
sekarang, seharusnya mengajukan permohonan pendaftaran NPWP
sesuai dengan KTP yang wajib pajak miliki, sehingga wajib pajak akan
diberikan alamat KPP yang sesuai dengan KTP, setelah itu wajib pajak
akan mengirimkan persyaratan untuk memenuhi permohonan
pendaftaran NPWP melalui kantor pos. Kantor Pelayanan Pajak sekarang
telah menyediakan aplikasi agar wajib pajak mendaftarkan diri secara
online, dan tidak perlu mengirim persyaratan permohonan pendaftaran
NPWP. Berikut prosedur pendaftaran online:
Gambar 4. 5 Pendaftaran Online Halaman Masuk Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Pada gambar 4.5 wajib pajak harus mendaftarkan diri terlebih dahulu
terlebih dahulu, cara buat email lebih cepat yaitu dengan masuk ke alamat
www.yopmail.com, agar dapat masuk ke aplikasi erregkpp ini, sehingga
dapat melanjutkan pendaftaran online.
Gambar 4. 6 Permohonan Pendaftaran NPWP Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Setelah masuk dari aplikasi, akan muncul halaman seperti gambar 4.6 wajib
pajak memilih permohonan pendaftaran. Kemudian akan muncul halaman
pada gambar 4.7.
Gambar 4. 7 Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4.7 wajib pajak memilih orang pribadi sebagai langkah awal
pendaftaran NPWP.
Gambar 4. 8 Pengisian Identitas Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Kemudian pada Gambar 4.8 wajib pajak mengisi data diri sesuai dengan
KTP selanjutnya pilih Next untuk melanjutkan pengisian permohonan wajib
Gambar 4. 9 Pengisian Hubungan Kerja Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4.9 wajib pajak memilih pekerjaan dalam hubungan kerja,
kemudian memilih pegawai swasta, jika pekerjaannya di perusahaan,
sedangkan jika wajib pajak usahawan memilih kegiatan usaha, kemudian isi
nama kegiatan usahanya. Selanjutnya klik Next.
Gambar 4. 10 Pengisian Alamat Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4.10 wajib pajak disini mengisi alamat sesuai dengan KTP
kemudian pilih kode wilayah, secara otomatis akan keluar kabupaten,
kecamatan, kota/kabupaten, dll. Kemudian klik Next. kemudian akan keluar
gambar yang sama dimana isinya sama dengan Gambar 4.10.
Gambar 4. 11 Pengisian Penghasilan Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Gambar 4.11 wajib pajak memilih penghasilan sesuai dengan penghasilan
yang didapatkan pada perusahaan. Kemudian klik Next.
Gambar 4. 12 Mengupload Fotokopi KTP Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Wajib pajak memilih unggah, kemudian klik file, masukkan fotokopi KTP
yang ada di file wajib pajak, agar dapat mengupload fotokopi KTP akan
dikirimkan pada KPP sesuai dengan KTP yang sudah diisi alamat sesuai
KTP Pada gambar 4.10 kemudian pilih setuju dan klik simpan dan proses
permohonan.
Gambar 4. 13 Proses Pemasukan Token dan Pengiriman Permohonan Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Pada bagian 4.13 ini wajib pajak memilih token, kemudian masukkan
nomor token yang telah dikirim melalui email. Pastikan nomor token sudah
di ketik dengan benar, jika telah memasukkan nomor token maka pilih kirim
Gambar 4. 14 Pengiriman Permohonan Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Kemudian untuk tahap terakhir wajib pajak klik tanda kirim dan pendaftaran
NPWP telah berhasil di daftar seperti gambar 4.15. Setelah memasukkan
nomor token dan kirim akan muncul nomor telefon kantor pelayanan pajak
yang terdaftar dan membuktikan bahwa pendaftaran NPWP online telah
diterima.
Gambar 4. 15 Tahap Akhir Permohonan NPWP Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam
Setelah selesai pengiriman, wajib pajak telfon nomor KPP yang muncul
pada gambar 4.15, kemudian wajib pajak minta permohonan agar
divalidasikan nomor NPWP, kemudian wajib pajak dapat mencetak kartu
NPWP di KPP Pratama Batam.
2) Dalam hal wajib pajak orang pribadi yang telah menikah yang dikenai
pajak secara terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan
perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita menikah yang
memiliki hak dan kewajiban perpajakannya secarah terpisah,
permohonan pendaftaran NPWP tidak bisa dilaksanakan melalui
pendaftaran online, sehingga wajib pajak tersebut harus mendaftarkan
diri pada KPP sesuai dengan KTP.
c. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
1) Petugas TPT menerima formulir pendaftaran dan perubahan data wajib
pajak.
2) Memeriksa kelengkapan data wajib pajak apabila tidak lengkap akan
dikembalikan kepada wajib pajak, agar dilengkapi oleh wajib pajak.
3) Petugas TPT mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD).
d. Seksi Pelayanan.
1) Merekam berkas pendaftaran wajib pajak.
2) Mencetak konsep Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu NPWP.
3) Kemudian menyerahkan kepada bagian kepala seksi pelayanan untuk
4) Memberi nomor, stempel KPP dan memisahkan dokumen untuk arsip dan
diserahkan pada wajib pajak melalui subbagian umum.
4.3.2 Prosedur Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
a. Wajib Pajak
Wajib pajak yang tidak memiliki penghasilan lagi sebaiknya melakukan
permohonan Non Efektif (NE) kartu NPWP, dimana wajib pajak tidak wajib
dalam melaksanakan administrasi perpajakannya, jika wajib pajak tersebut
memiliki penghasilan kembali maka wajib pajak melakukan permohonan
pengaktifan kartu NPWP.
Selain wajib pajak melakukan NE adapun penghapusan NPWP ini
dilakukan oleh warga negara asing yang kembali ke negara asalnya, dimana
wajib pajak tersebut tidak ada keperluan lagi di negara Indonesia, sehingga
wajib pajak harus melakukan penghapusan NPWP. Penghapusan NPWP
wajib pajak asing sama dengan wajib pajak Indonesia yang pindah
kewarganegaraannya, prosedur penghapusan NPWP sama dengan wajib pajak
asing yang kembali kenegara asalnya.
Prosedur penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak yang meninggal dunia:
1) Wajib pajak mengajukan penghapusan NPWP menggunakan Formulir
Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya.
2) Penghapusan NPWP terkait wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia,
permohonan penghapusan NPWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan oleh seorang ahli waris, pelaksana wasiat, atau pihak yang mengurus
3) Dokumen yang dilampirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau dalam
pasal 10 ayat (4) meliputi:
a) Surat keterangan kematian atau dokumen sejenis dari instansi yang
berwenang dan surat pernyataan bahwa tidak mempunyai warisan atau
surat pernyataan bahwa warisan sudah terbagi dengan menyebutkan ahli
waris, untuk orang pribadi yang meninggal dunia.
b) Dokumen yang menyatakan bahwa wajib pajak telah meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya, untuk orang pribadi yang meninggalkan
Indonesia selama-lamanya.
c) Dokumen yang menyatakan bahwa wajib pajak sudah tidak ada lagi
kewajiban sebagai bendahara, untuk bendahara pemerintah.
d) Surat pernyataan mengenai kepemilikan NPWP ganda dan fotokopi semua
kartu NPWP yang dimiliki, untuk wajib pajak yang memiliki lebih dari
satu NPWP.
e) Fotokopi buku nikah atau dokumen sejenis dan surat pernyataan tidak
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan atau surat
pernyataan tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya terpisah dari suami, untuk wanita kawin yang sebelumnya
telah memiliki NPWP.
b. Prosedur penghapusan NPWP dan dokumen yang dilampirkan bagi warga
negara asing:
1) Wajib pajak asing mengajukan penghapusan NPWP menggunakan
formulir pendaftaran dan perubahan data wajib pajak beserta
2) Dokumen yang dilampirkan meliputi:
a) Kartu NPWP asli.
b) Fotokopi Passport.
c) Surat pencabutan ERP.
3) Penghapusan NPWP yang terkait wajib pajak orang pribadi asing yang
kembali kenegara asalnya.
c. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
1) Petugas TPT menerima formulir pendaftaran dan perubahan data wajib
pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas
penghapusan belum lengkap, dihimbau kepada wajib pajak untuk
melengkapinya.
2) Berkas penghapusan yang telah lengkap, petugas tempat pelayanan
terpadu akan mencetak BPS dan LPAD.
d. Seksi Pelayanan
a. Menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) berdasarkan
Hasil Pemeriksaan:
1) Wajib pajak memenuhi syarat untuk dihapuskan
Dalam hal memenuhi syarat untuk dihapuskan maka seksi pelayanan
memverifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara pemeriksaan
atau tata cara verifikasi, kemudian seksi pelayanan membuat nota dinas
terdapat ketetapan pajak berdasarkan LHP atau tunggakan Pajak
berdasarkan jawaban Nota Dinas konfirmasi tunggakan pajak dari seksi
penagihan, maka wajib pajak harus melunasi dahulu utang pajak
tersebut, kemudian mencetak surat penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
2) Wajib pajak tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan
Dalam hal tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan maka seksi
pelayanan mencetak surat penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak. Kemudian surat penghapusan NPWP atau surat penolakan
penghapusan NPWP diteruskan kepada kepala seksi pelayanan untuk
ditandatangani.
4.3.3 Faktor yang mempengaruhi pendaftaran dan penghapusan NPWP
a. Faktor yang mempengaruhi Pendaftaran NPWP
Wajib pajak biasanya ingin membuat permohonan NPWP dikarenakan:
1) Perusahaan yang ingin pekerjanya memiliki kartu NPWP agar
menghindari pemotongan pajak lebih besar dibandingkan telah
memiliki NPWP.
2) wajib pajak ingin melakukan pengajuan kredit di bank maka salah satu
persyaratannya memiliki NPWP.
3) Sebagai persyaratan untuk pengajuan SIUP (Surat Izin Usaha
b. Faktor Penghapusan NPWP
1) Orang asing yang kembali ke negara asalnya
2) Wajib pajak yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan
warisan.
3) Wajib pajak Indonesia yang meninggalkan negara Indonesia
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
a. Berikut ini prosedur permohonan pendaftaran NPWP:
1) Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pendaftaran dan
perubahan NPWP
2) Pelaksana Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) akan memeriksa kelengkapan
wajib pajak, apabila tidak lengkap maka dikembalikan kepada wajib pajak
agar wajib pajak melengkapi persyaratannya dan mencetak Bukti Penerimaan
Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) jika
kelengkapan wajib pajak telah Lengkap, dan BPS diserahkan kepada wajib
pajak untuk mengambil kartu NPWP jika telah selesai.
3) Seksi pelayanan akan menerima berkas pendaftaran wajib pajak kemudian
dilakukan perekaman sekaligus memvalidasi Nomor Pokok Wajib Pajak-nya.
b. Penghapusan NPWP sistem prosedurnya sama, perbedaan dengan permohonan
pendaftaran adalah seksi pelayanan akan memverifikasi kemudian memeriksa
kepada Seksi Penagihan bahwa wajib pajak masih memiliki hutang pajak atau
tidak, jika wajib pajak memiliki hutang pajak maka wajib pajak lebih dahulu
1) Perusahaan yang ingin karyawan memiliki kartu NPWP menghindari
pemotongan pajak lebih besar dibandingkan telah memiliki NPWP.
2) Ingin melakukan pengajuan kredit di bank.
c. Faktor ysng mempengaruhi penghapusan NPWP:
1) Orang asing yang kembali ke negara asalnya.
2) Wajib pajak yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan
5.2 Saran
a. Bagi Wajib Pajak
Wajib pajak yang telah memiliki penghasilan NPWP memiliki fungsi sangat
penting sebagai tanda pengenal untuk mengetahui identitas diri wajib pajak
yang disarankan untuk memperoleh memiliki kartu NPWP yang digunakan
untuk memperlancar kewajiban sebagai wajib pajak.
b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Khusus pegawai yang bertanggung jawab dalam kepengurusan permohonan
pendaftaran dan penghapusan NPWP lebih mengoptimalkan kinerjanya, dan
mensosialisasikan ke wajib pajak agar lebih mengetahui fungsi dan manfaat
dari NPWP, sehingga wajib pajak sadar untuk mendaftarkan diri pada kantor
pelayanan pajak sesuai dengan ruang lingkup usaha dan tempat tinggal.
c. Bagi Penulis
Penulis lebih memahami tentang prosedur pendaftaran dan penghapusan
48
DAFTAR PUSTAKA
Burton, R. (2009). Kajian Aktual Perpajakan. Jakata: Salemba Empat.
Ilyas, W. B., & Suhartono, R. (2013). Perpajakan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia , Nomor 443/KMK.01/2001. (2001). Organisasi Tata Cara Kerja Kantor Wilayah Dirjen Pajak.
________________________________________, Nomor 535/KMK.01/2001. (2001). Susunan dan Tugas Koordinator Pelaksana di Lingkungan Dirjen Pajak.
________________________________________, Nomor 65/KMK.01/2002. (2002). Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar.
Mardiasmo. (2006). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta.
Peraturan Dirjen Pajak, Nomor Per-38/PJ/2013. (2013). Perubahan Dirjen Pajak No-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP,Pelaporan Usaha dan Pengukuhan pengusaha Kena Pajak, Penghapusan NPWP dan Pencabutan Pengukuhan PKP, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
__________________, Nomor Per-20/PJ/2013 (2013). Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 73/PMK.30/2012. (2012). Jangka Waktu Pendaftaran Dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, Dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Resmi, S. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta Selatan: Salemba Empat. Undang-undang Nomor 16 tahun 2009. (2009). Perpu Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
Undang-undang Pasal 28 Tahun 2007, P. (2007). Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
49