• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

RATNA SRI WARDANI

NIM 111 12 176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

“Jika kamu bersungguh

-sungguh, maka kesungguhan itu untuk

kebaikanmu sendiri”

َهْيِمَلهعْلا ِهَع ٌّيِىَغـَل َ هّاللّ َّنِا ؕ ٖهِسْفَىِل ُدِهاَجُي اَمَّوِاَف َدَهاَج ْهَمَو

:توبكىعلا(

٩٢

:

٦

)

Artinya:

Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk

dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt, saya persembahkan skripsi

ini kepada:

1. Kedua orangtua saya tercinta, Bapak M. Achmad Suja‟i dan Ibu Khayani yang selalu memberikan semangat, motivasi, nasehat dan doa yang tiada henti untuk

saya serta harapan kepada saya agar menjadi orang yang sukses dan berguna

bagi agama, nusa serta bangsa.

2. Kakak dan adek saya tercinta, kakak Hendra Ramajaya, kakak Titin Ardiyanti

dan adek tercinta Farid Abdul Jalil yang selalu memberikan motivasi dan

semangat untuk saya agar segera menyelesaikan studi ini dan cepat mencapai

gelar sarjananya.

3. Dosen pembimbing skripsi saya, Bapak Drs. H. Wahyudhiana, M,M.Pd yang

selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama

proses skripsi ini berlangsung.

4. Keluarga besar SMA N 1 Suruh yang telah membantu dan mengizinkan saya

untuk melakukan penilitian di SMA n 1 Suruh.

5. Keluarga besar SD N Purworejo Kec. Suruh dan KKG PAI SD Kec. Suruh yang

telah memberikan dukungan, motivasi dan doanya sehingga proses penempuhan

sarjana ini bisa tercapai.

6. Sahabat-sahabatku terbaikku, Pratu Rusdy, Pratu Bayu Wisnu Murti, Pratu M.

Nur Ekhsan, Istianah Lis Hikmawati, Anggih Ratna Sari, Puji Rohmatin,

(8)

viii

Terimakasih untuk kalian semua yang sudah selalu memberikan dukungan,

semangat, motivasi dan doa kepada saya sehingga saya telah dapat

(9)
(10)
(11)

xi ABSTRAK

Wardani, Ratna, Sri. 2017. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Bersinergi

Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling Di SMAN 1 Suruh Tahun

Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Pembimbing: Drs. H Wahyudhiana, M.M.Pd.

Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam, Bersinergi, Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya masalah-masalah yang menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Suruh mengenahi moral, kepribadian, kedisiplinan dan akhlak sehingga guru pendidikan Agama Islam ikut berperan aktif dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Adapun rumusan masalahnya antara lain: 1) Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017? 2) Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam dengan guru Bimbingan dan Konseling bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berlokasi di SMAN 1 Suruh dengan subyek Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan dan Konseling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik tringulasi.

berdasarkan hasil penelitian, menyimpulkan bahwa 1) Guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan penting dalam membangun karakter siswa agar menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah, dan menciptakan manusia agar menjadi insan yang taat beragama serta menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan moral siswa, kedisiplinan dan akhlak siswa. 2) Guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan cara antara lain: memasukkan guru Bimbingan dan Konseling kedalam kegiatan-kegiatan keagamaan, mengadakan sholat jum‟at dan

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Telaah Pustaka ... 11

(13)

xiii BAB II KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 17

1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 17

2. Peran-peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 18

3. Syarat-syarat Untuk Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam .. 24

B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling ... 26

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 26

2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 28

3. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 32

4. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah .... 33

BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian ... 39

2. Kehadiran Peneliti ... 39

3. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian ... 40

4. Sumber Data ... 41

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 42

6. Data dan Analisis Data ... 45

7. Validitas Data ... 47

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 49

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Suruh ... 49

(14)

xiv

3. Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh ... 52

4. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Suruh... 53

5. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah (SMAN 1 Suruh) ... 53

6. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Suruh... 54

7. Keadaan Siswa SMAN 1 Suruh ... 55

8. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Suruh ... 56

B. Diskripsi Data ... 65

1. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 65

2. Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam ... 68

3. Hasil Wawancara Dengan Guru Bimbingan dan Konseling ... 76

C. Analisis Data ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMAN 1 Suruh ... 50

Tabel 4.2 Data Jumlah Guru dan Pegawai Menurut Ijazah ... 54

Tabel 4.3 Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.4 Data Sarana SMAN 1 Suruh ... 57

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh... 52

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1

Suruh ... 53

Gambar 4.3 Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di SMAN 1

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data dan Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran 2 : Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 : Surat-surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 : Dokumentasi

Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang sepanjang hayatnya berusaha untuk memperoleh

kehidupan yang layak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaanya.

Maka dari itu manusia pun berhak pula untuk dapat memperoleh

pendidikan yang setinggi – tingginya dalam usaha untuk mempersiapkan dirinya mampu mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan

membawa kebahagiaan.

Dengan pendidikan, anak didik akan memperoleh berbagai

macam pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang sangat dibutuhkan

dalam hidup dan kehidupannya baik untuk saat ini, maupun masa

mendatang. Dengan berbagai macam kemampuan, keterampilan serta

keahlian yang diperoleh dalam pendidikan itu, anak didik akan memiliki

bekal untuk mampu memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri untuk

memasuki dunia kerja yang sesuai dengan tuntutan hidup, cita – cita, dan nilai – nilai hidup yang dianutnya sendiri setelah mereka menyelesaikan studinya disekolah (Sukardi, 1987: 27).

Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan oleh pemerintah,

masyarakat, dan swasta untuk membangun sebuah pendidikan dan sebagai

sarana kegiatan belajar mengajar. Yang dilaksanakan oleh seorang

pendidik dan beberapa peserta didik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu

(19)

2

sekolah terdapat beberapa komponen yang berperan dalam kegiatan

tersebut. Diantaranya adalah kepala sekolah, guru (pendidik), peserta

didik, materi bahan ajar, dan karyawan yang terlibat dalam sebuah

pendidikan tersebut.

Didalam sebuah lembaga sekolah seorang pendidik sangat

berperan penting dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang

yang mendidik untuk membangun karakter anak dan menyampaikan

materi bahan ajar. Selain membangun karakter siswa dan menyampaikan

atau mengajarkan suatu materi yang sudah ditentukan itu pendidik juga

merupakan seorang motivator dan panutan bagi siswanya.

Pendidikan itu sangatlah penting sejak anak telah lahir didunia.

Menurut Sumadi dalam bukunya Psikologi Pendidikan, tidak dapat

diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia,

telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan ; manusia telah berusaha

mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana.

Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha

dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk

mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk

kepentingan kemajuan orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelas

kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari

dahulu hingga sekarang, dan diwaktu-waktu yang akan datang. Keharusan

(20)

3

melaksanakan tugasnya harus berbuat yang sesuai dalam cara yang sesuai

dengan “keadaan” si anak didik (Suryabrata, 2011: 1).

Setiap manusia berhak untuk mendapatkan suatu pendidikan yang

ideal. Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang memperhatikan

keseimbangan pertumbuhan intelektual dan moralitas yang akhirnya

menghasilkan orang-orang yang berpengetahuan dan tahu apa yang

sebaiknya dilakukan dengan pengetahuannya itu. Sampai saat ini dan

mungkin seterusnya tidak ada profesi yang sepenuhnya mampu

menggantikan peran guru sebagai penumbuh intelektual dan moralitas.

Idealnya, guru harus memiliki 4 kompetensi dasar, yaitu kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

pedagogik.

Pendidikan juga merupakan upaya untuk membentuk manusia

agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarkter dan berakhlakul

karimah.

Pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Daradjat adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup (Daradjat, 1992: 35).

Pendidikan Agama Islam juga merupakan usaha yang lebih

(21)

4

didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam.

Secara substansial tujuan pendidikan agama islam adalah

mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh

kembanghkan manusia yang taqwa. Taqwa merupakan derajad yang

menunjukkan kualitas manusia bukan saja dihadapan sesama manusia,

tetapi juga di hadapan Allah (Putra dan Lisnawati, 2013: 1)

Dalam sebuah sekolah tidak semua kegiatan berjalan dengan

lancar dan mudah. Disetiap sekolah sudah pasti banyak berbagai masalah.

Baik mulai dari masalah kedisiplinan, pembelajaran sampai dengan pada

masalah kenakalan yang lainnya. Seperti halnya di SMAN 1 Suruh ini.

Banyak sekali siswa siswi yang masih melanggar aturan-aturan yang ada

dalam sekolah. Karena siswa disekolah dan madrasah sebagai manusia

(individu) dapat dipastikan memiliki masalah atau persoalan tapi

kompleksitas masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang

lainnya tentulah berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya

Tohirin, 2009: 111 bahwa siswa di sekolah dan madrasah biasanya

mengalami masalah yang berkenaan dengan: pertama, perkembangan

individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan,

hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,

kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri

jasmaniah, dan latar belakang lingkungan. Ketiga, kebutuhan individu

(22)

5

memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi

dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok,

rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan

diri. Keempat, penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku. Kelima,

masalah belajar (Tohirin, 2009: 111).

Di SMAN 1 Suruh ini guru Pendidikan Agama Islam sangat

berperan penting dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling,

karena guru Pendidikan Agama Islam lebih dalam menanggapi dan

menangani siswanya yang bermasalah lebih tegas daripada guru BKnya

sendiri. Karena guru Pendidikan Agama Islam apabila dalam memberikan

hukuman anak didiknya yang bermasalah sealalu dikaitkan dengan hukum

dasar islam yang berpedoman dalam Al-Qur‟an sehingga siswa menjadi jera dan enggan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan

untuk guru BK hanya menggunakan hukum-hukum yang berlaku

disekolah saja, sehingga siswa hanya menganggap bahwa hukuman itu

merupakan hukuman yang wajar dan sudah biasa.

Maka dari itu dari masalah-masalah tersebut guru Pendidikan

Agama Islam selalu memiliki peran penting dalam melaksakan program

bimbingan dan konseling ini, terutama yang berkaitan dengan sikap,

perilaku dan kedisiplinan siswa. Apalagi disebuah sekolah yang

mempunyai jenjang yang lebih tinggi seperti SMA (sederajat) kenakalan

anak itu sesuai perkembangan emosi dan egoismenya masing-masing, dan

(23)

6

pendidikan Agama Islam dan guru Bimbingan dan Konseling selalu

mengambil sikap dengan strategi-strategi masing-masing. Agar siswa

tersebut dapat berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Dari latar

belakang masalah dan paparan tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat

sebuah judul skripsi sebagai berikut:”PERAN GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH

TAHUN AJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang dalam penelitian ini antara lain dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta

melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1

Suruh tahun ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1

Suruh tahun ajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut

serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri

(24)

7

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan guru Pendidikan Agama

Islam dan guru Bimbingan dan Konseling dalam bersinergi

melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1

Suruh tahun ajaran 2016/2017?

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Memberikan kejelasan secara teoritis tentang peran guru

Pendidikan Agama Islam dalam perannya melaksanakan

program bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun

ajaran 2016/2017.

b. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia

pendidikan untuk dijadikan sebagai rujukan dan disempurnakan

oleh peneliti berikutnya.

c. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi

Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Secara Praktis

a. Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai kegiatan

guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan

Bimbingan dan Konseling pada peserta didik di SMA Negeri 1

Suruh tahun ajaran 2016/2017.

b. Untuk memberikan saran dan rekomendasi hasil penelitian bagi

(25)

8

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA

Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam

penulisan skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa istilah

pokok, yakni:

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

a. Peran

Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang

memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal

atau peristiwa) (Poerwodarminto, 1993: 735). Jadi peran

merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada

seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan, baik

secara formal maupun informal.

b. Guru

Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru

dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarakan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

(26)

9

c. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana

dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk

membina anak didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan

berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asa pendidikan harus

berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak

didik, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi pada

aspek psikimotorik (Susanto, 2013: 85).

d. Agama

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada

Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum yang

sempurna untuk dipergunakan manusia dalam

menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur

hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada

masyarakat serta alam sekitarnya (Ahmadi dan Salimi,1991: 4)

e. Agama Islam

Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan

kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat

manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan

(aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu‟amalah

(27)

10 f. Sinergi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan

atau operasi gabungan. Jadi bersinergi adalah suatu tindakan

gabungan yang terjadi ketika orang bekerja sama untuk

menciptakan suatu solusi yang baru secara bersamaan.

2. Program Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua

kata yaitu “Bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “Konseling” (diadopsi dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang

tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral

(Tohirin, 2009: 15).

a. Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu tuntutan atau pertolongan.

Bimbingan merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu

pengertian bahwa didalam memberikan bantuan itu bila keadaan

adalah menjadi kewajiban bagi para pembimbing memberikan

bimbingan secara aktif kepada yang dibimbingnya (Walgito,

1995: 5).

b. Konseling

Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari

bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam

(28)

11

“jantungnya” bimbingan. Sebagian kegiatan inti atau jantungnya

bimbingan, praktik bimbingan bisa dianggap belum ada apabila

tidak dilakukan konseling (Tohirin, 2009: 21).

F. Telaah Pustaka

Dalam menyempurnakan skripsi ini peneliti mencoba menggali

informasi dari penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan

pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang di teliti baik

dari metode dan objek yang diteliti. Kajian peneliti yang relevan yang

digunakan peneliti yaitu:

1. “Peran Guru PAI Dalam Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Peserta Didik Mts Negeri Lasem 2005/2006” skripsi ini ditulis oleh Nurul Asqiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang 2006. Peran guru PAI dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling di MTs Negeri Lasem adalah ikut membantu

melaksanakan tujuh bentuk layanan dalam BK dengan berperan

sebagai pendidik dan pengajar, pembimbing, penasehat, teladan,

memberikan motivasi dan koreksi dalam membantu menyelesaikan

permasalahan peserta didik di MTs Negeri Lasem 2005 / 2006. Juga

ikut serta dalam melaksanakan kegiatan pendukung untuk

mempermudah pelaksanaan bimbingan dan konseling peserta didik

di MTs Negeri Lasem. Tujuh bentuk layanan yaitu : layanan

orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran,

(29)

12

kelompok dan layanan konseling kelompok. Dari hasil penelitian

dalam pelaksanaan Bimbingnan Dan Konseling di MTs Negeri

Lasem ini sudah berjalan dengan baik. Dalam skripsi ini

menggunakan metode penelitian kualitatif, batas penelitiannya hanya

sebatas pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

2. “Peran Aktif Guru PAI Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di

SMA 8 Semarang” penelitian ini ditulis oleh Arif Budi Mulyono

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa;

1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena

berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan

siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan

lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua

kelompok yaitu:

a) Kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi

dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras

dan lain-lain.

b) Kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas,

terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.

2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI

di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi

kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam

(30)

13

tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi

berikut;

a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang

pendidikan agama.

b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan.

c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru Bimbingan

Konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan

metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam

menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain

juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan

siswa.

d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering

melakukan kenakalan siswa pada jam pelajaran khusus

yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan

untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru

dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan

metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian

menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru

menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan.

e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam

kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra

(31)

14

metode penelitian kualitatif, lokasi yang diambil adalah

SMA 8 Semarang.

3. “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Internalisasi Nila-Nilai Akhlak Islami di SMAN

1 Geger” penelitian ini ditulis oleh Muhamad Ali Rahman Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011 bahwa

banyaknya perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh para

pelajar, maka kepribadian mereka mejadi kacau dan tidak tersentuh

oleh nilai-nilai islami. Hal ini membuat guru pendidikan Agama

Islam sangatlah berperan aktif dalam melakukan suatu bimbingan.

Guru pendidikan Agama islam berperan sebagai pengajar,

pembimbing, penasehat serta suriatuladan bagi siswa

siswinya.Sedangkan guru bimbingan dan konseling berperan sebagai

pendidik pengajar, dan membantu siswa dalam memecahkan suatu

masalah dilingkungan sekolah dalam mencapai suatu peningkatan

proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini Ali rahman melakukan penelitian dengan mengguakan metode penelitian kualitatif, dengan

mengambil latar SMA 1 Geger.

Dari ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAI

selain sebagai seorang pengajar juga sangat berperan aktif dalam

pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam menanggulagi kenakalan

para peserta didiknya. Cara guru PAI dalam melaksanakan programnya

(32)

15 G. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.

Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan

bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

table, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai

dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka,

lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah

sebagai berikut:

BAB I :Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Teori, Metode Penelitian

(Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu

Penelitian, Sumber Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan

Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.

BAB II :Berisi tentang kajian teori, merupakan bagian yang

menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang

berkaitan dengan peran guru Pendidikan Agama islam dalam

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling yang ada di SMA N 1

Suruh tahun akademik 2016/2017.

BAB III : Berisi tentang metodologi penelitian, merupakan bagian

yang menjelaskan tentang langkah-langkah peneliti yang akan

(33)

16

BAB IV : Merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil

penelitian yang berisi tentang paparan data dan temuan peneliti yang

dilakukan untuk menjawab masalah penelitian yang diintegrasikan ke

dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan

temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu.

BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari

pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai

sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah

(34)

17 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang

pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa)

(Poerwodarminto, 1993: 735).

Peran merupakan suatu perilaku yang sangat diharapkan oleh banyak

orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki suatu

kedudukan tertentu.

Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya yang

merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung

jawab, dan kesetiaan. Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang

memerlukan keahian khusus sebagai guru (Umiarso, 2010: 201).

Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen,

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarakan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan

(35)

18

kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional (Muhaimin,2008: 76).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang menjadi

bagian dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya untuk

melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui suatu kegiatan

yaitu membimbing, pengajaran, penasehat, dan suritauladan bagi peserta

didiknya yang sesuai dengan perintah Allah Swt.

Firman Allah Swt dalam QS. Ali „Imran (3:104)





kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali „Imran: 3:104)

2. Peran – peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peran utama dari seorang guru Pendidikan Agama Islam disekolah

adalah mendidik. Mendidik itu dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian

dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberikan

contoh, membiasakan dan lain-lain (Ahmad ,1992:78)

Dikutip dari bukunya Kompri yang berjudul Motivasi Pembelajaran

Perspektif Guru dan Siswa (2015: 45) bahwa “di sebuah sekolah guru memiliki peranan yang sangat penting untuk mewujudkan sebuah tujuannya,

(36)

19

perencana pembelajaran, administrator, sumber pembelajaran, motivator,

fasilitator, pembimbing, infirmator, mediator, dan sebagai kolaborator.

a. Guru sebagai pendidik

Guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan

tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan

dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan

mendisipllinkan siswa. Agar siswa dapat disiplin terhadap

peraturan-peraturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.

b. Guru sebagai pengelola atau Learning Manager.

Guru sebagai pengelola kelas yaitu guru harus dapat Menciptakan

kondisi belajar dikelas yang optimal.

c. Guru sebagai perencana pembelajaran.

Perencanaan mengajar merupakan suatu perencanaan pemikiran yang

dibuat oleh guru secara sistematis. Berupa prinsip-prinsip mengajar

yang akan diterapkan dalam pengajaran dikelas. Olehs sebab itu, guru

harus berfikir dalam perencanaan pengajaran secara saksama dalam

meningkatkan pembelajaran bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

pengajarannya.

d. Guru sebagai administrator

Guru sebagai administrator yaitu seorang guru harus pela mengerti dan

melaksanakan urutan tata usaha terutama yang berhubungan dengan

(37)

20

e. Guru sebagai sumber

Guru sebagai sumber belajar dan sumber keagamaan yakni dimana guru

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, baik berupa

pengetahuan, keterangan maupun sikap.

f. Guru sebagai motivator

Guru sebagai motivator yakni memberikan dorongan dan semangat

agar siswa mau dan giat belajar.

g. Guru sebagai fasilitator

Guru sebagai fasilitator yakni menyediakan situasi dan kondisi yang

dibutuhkan individu yang belajar.

h. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing, yakni memberikan bimbingan terhadap

siswa dalam interaksi belajar mengajar agar siswa tersebut mampu

belajar dengan lancar, dan berhasil secara efektif dan efisien.

i. Guru sebagai informator

Kinerja guru berkaitan dengan tugasnya yaitu membantu guru

pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan Bimbingan

dan Konseling kepada siswa pada umumnya. Guru sebagai informatory

yaitu memberikan informasi tentang layanan Bimbingan dan Konseling,

tujuan, fungsi dan manfaatnya bagi siswa.

j. Guru sebagai mediator

Guru sebagai mediator, yakni seorang guru diminta untuk melakukan

(38)

21

pengalihtanganan siswa yang memerlukan Bimbingan dan Konseling

kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.

k. Guru sebagai kolabolator

Guru dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah dalam

penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan

pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti

konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan linnya yang relevan.

Untuk menjalankan perannya guru Pendidikan Agama Islam harus

memiliki sifat- sifat yang baik. Menurut Abdurrahman Al-Nahlawy yang

dikutip dari bukunya Muhaimin bahwa sifat-sifat guru muslim adalah

sebagai berikut:

a) Hendaknya tingkah laku dan pola piker guru bersifat Rabbani.

b) Ikhlas, yakni bermaksud mendapaltkan keridoan Allah, mencapai dan

menegakkan kebenaran.

c) Sabar dalam mengajarkan berbagai ilmu kepada peserta didik.

d) Jujur dalam apa yang diserukannya

e) Senantiasa membekali diri dengan ilmu dan bersedia mengkaji dan

mengembangkannya.

f) Mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi,

menguasainya dengan baik, mampu menentukan dan memilih metode

mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan situasi belajar

(39)

22

g) Mampu mengelola peserta didik, tegas dalam bertindak, dan

meletakkan segala masalah secara proporsional.

h) Mempelajari kehidupan psikis peserta didik selaras dengan masa

perkembangannya.

i) Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang

mempengarui jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik, memahami

problem kehidupan modern dan bagaimana cara islam mengatasi dan

menghadapinya.

j) Bersikap adil diantara peserta didik (Muhaimin,2001:96)

Menurut Djumhur dan Moh. Surya yang dikutip Kompri (2015),

peranan guru PAI dalam program layanan Bimbingan dan Konseling yaitu

sebagai berikut:

1) Guru sebagai tokoh kunci bimbingan karena gurulah yang selalu berada

dalam hubungan yang erat dengan siswanya.

2) Guru harus dapat memahami siswa sebagai individu. Layanan

bimbingan ini tidak akan berhasil apabila guru tidak dapat mengenal

individu siswanya.

3) Guru melakukan perbaikan tingkah laku siswa dengan cara memahami

individu siswanya yang dilengkai dengan mengenal sebab-sebab

mengapa siswa bertingkah laku tertentu, hal itu dapat mempengaruhi

(40)

23

4) Guru melakukan pertemuan “dari hati ke hati” dengan siswa. Hal ini dilakukan ketika sekolah sebelum dilakukan, waktu istirahat atau

setelah sekolah usai.

5) Guru mengadakan pertemuan dengan wali murid. Dengan tujuan agar

guru lebih dapat memahami diri siswa dan latar belakang keluarganya

sehingga ditemukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang baik

antara kedua belah pihak, sehingga sangat membantu kelancaran

bimbingan (Kompri, 2015: 43)

Selain melaksanakan peranannya sebagai pendidik guru Pendidikan

Agama Islam juga harus bisa melaksankan tugasnya dengan sebaik

mungkin dan melaksanakan administrasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kompri (2015: 37) menyatakan bahwa

guru juga melaksakakan administrasi dengan mempersiapkan antara lain:

a. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan per semester dan

tahunan.

b. Membuat satuan pelajaran atau persiapan mengajar.

c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d. Melaksanakan kegiatan penilaian per semester dan tahunan.

e. Mengisi daftar nilai siswa.

f. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar.

g. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

h. Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses

(41)

24

i. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.

j. Menciptakan karya seni.

k. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

l. Melaksanakan kegiatan tertentu di sekolah.

m. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya.

n. Membuat lembar kerja siswa, dan membuat catatan tentang kemajuan

hasil belajar masing-masing siswa

o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran, dan mengatur

kebersihan ruang kelas (Kompri, 2015: 37)

3. Syarat-syarat untuk menjadi guru Pendidikan Agama Islam.

Dikutip dari bukunya Zakiah Daradjat bahwa untuk menjadi seorang

guru yang dapat mempengaruhi anak didik kearah bagian dunia dan akhirat

harus memenuhi berbagai syarat – syarat tertentu. Syarat untuk menjadi guru yaitu:

a. Bertaqwa kepada Allah SWT,

Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam,tidak mungkin

mendidik anak agar bertakwa kepada Allah Swt, jika ia sendiri tidak

bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya.

b. Berilmu,

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa

(42)

25

tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. Ijazah juga merupakan

syarat utama supaya diperbolehkan untuk mengajar.

Firman Allah Swt dalam QS. Al-Mujaadalah (58:11)



“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujaadalah :58:11)

c. Sehat jasmani,

Guru yang mengidap penyakit menular umpamanya sangat

membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu guru yang

berpenyakit tidak akan bergairah dalam mengajar dan kerapkali

terpaksa absen dan tentunya hal itu akan merugikan anak-anak.

d. Berkelakuan baik (beraklaq yang baik),

Guru yang berakhlaq baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Guru yang mencintai jabatannya,

b) Guru harus bersikap adil terhadap semua peserta didiknya,

(43)

26

d) Guru harus berwibawa,

e) Guru harus gembira,

f) Guru harus bersifat manusiawi

g) Bekerja sama dengan guru-guru lain, dan

h) Bekerja sama dengan masyarakat

e. Bertanggung jawab dan berjiwa nasional (Zakiah,1984: 44)

B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian bimbingan dan konseling

a. Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang

berarti bantuan/tuntutan. Tetapi harus diingat bahwa tidak setiap

“bantuan” diartikan sebagai “guidance”. Bentuk bantuan dalam bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertent dan pelaksanaan teratur

dan sistematik (Siti,2012: 1).

Bimbingan merupkan suatu tuntutan atau pertolongan. Bimbingan

merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu pengertian bahwa di

dalam memberikan bantuan itu bila keadaan menuntut adalah menjadi

kewajiban bagi para pembimbing memberikan bimbingan secara aktif

kepada yang dibimbingnya. Dalam memberikan bimbingan arah

diserahkan kepada yang dibimbing. Hanya dalam keadaan memaksa

seorang pembimbing dapat mengambil peran aktif (memberikan

arahan) didalam memberikan bimbingannya. Bimbingan ini dapat

(44)

27

bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja tanpa memandang umur.

Sehingga baik anak maupun dewasa dapat dijadikan sebagai objek

bimbingan (Bimo, 2007: 5).

Menurut Jones (1963) yang dikutip dari bukunya Prof. Dr. Bimo

Walgito yaitu:

“Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choice and adjustments in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpose of guidance is to develop in each individual up to the limit of his capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustments….”(Jones,1963,p.25)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu dalam mengatasi suatu masalah atau

kesulitan didalam kehidupannya.

b. Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu

Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai

dengan kata menerima”atau memahami(Awalya,2013: 4).

Pengertian dari konseling menurut Jones (1963) yang dikutip dari

bukunya Prof. Dr. Bimo Walgito yaitu:

“Counseling is talking over a problem with someone. Usually but

not always, one of the two has facts or experiences or abilities not possessed to the same degree by the other. The process of

counseling involves a clearing up the problem by

(45)

28

Sedangkan konseling menurut Wernn yaitu:

“Counseling is personal and dynamic relationship between two

people who approach a mutually defined problem with mutual consideration for each other to the and that the younger, or less mature, or more troubled of the two is aided to a self determined

resolution of his problem” (Wrenn, 1951, p.60)

Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

memecahkan suatu maslah kehidupannya dengan wawancara dan

dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk

mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo, 2007: 7).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa konseling adalah hubungan pribadi antara dua orang yaitu klien

dan konselor dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh

klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan dari pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat

disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan

bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,

agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang

pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan

belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan

kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Dasar, fungsi, dan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah

a. Dasar Bimbingan dan Konseling

Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak dapat terlepas dari

(46)

29

khususnya. Serta dasar pendidikan dari dasar negara dimana pendidikan

itu dapat dilaksanakan (Bimo,2007: 33)

Dasar Bimbingan dan Konseling dari Al-Qur‟an yaitu QS. An-Nahl ayat 125, yang bunyinya:

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ayat ini menjelaskan bahwa sebagai sesama senantiasa harus saling

memberi petunjuk, memberi teladan serta untuk berbuat baik dengan

cara memberikan bimbingan yang bijaksana.

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Fungsi yang utama dari bimbingan di sekolah adalah membantu

peserta didik dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang

berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau dengan

penempatan dan juga untuk menjadi perantara dari peserta didik

dengan hubungannya dengan para guru (Abu Ahmadi,2004: 118)

Adapun fungsi pokok dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri,

(47)

30

a) Fungsi pemahaman

Fungsi ini membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap

dirinya (potensinya) dan lingkungannya sesuai dengan keperluan

siswa.

b) Fungsi pencegahan

Fungsi pencegahan merupakan usaha mencegah terhadap

timbulnya suatu masalah yang diderita klien. Dalam fungsi

pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para

siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat

perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat

berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi

data, dsb.

c) Fungsi pengentasan

Dalam fungsi ini, tugas konselor bukan untuk mengental dengan

menggunakan unsur-unsur fisik yang berada diluar diri klien, tapi

konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang

berada dalam diri klien itu sendiri.

d) Fungsi pemeliharaan dan pengentasan

Fungsi pemeliharaan ini berarti memelihara segala sesuatu yang

baik yang ada pada diri individu, baik hal berupa pembawaan,

(48)

31 e) Fungsi advokasi

Dalam fungsi ini yang menghasilkan terbantunya atau

terperolehnya pembelaan atas hak/kepentingan siswa yang kurang

mendapatkan perhatian

( http://metriyulita.blogspot.co.id/2015/11/ungsi-bimbingan-dan-konseling.html?m-1 diunduh pada tanggal 1 April 2017 pukul. 19.00WIB)

Fungsi Bimbingan dan Konseling disekolah yaitu untuk membantu

masalah siswa untuk keluar dari masalahnya. Untuk mengentaskan

masalahnya dapat dilakukan berbagai macam cara yang bersifat:

1) Presenvatif yaitu memelihara dan membina suasana dan situasi

yang baik dan tetap diusahakan. Tetap terus baik untuk lancarnya

kegiatan belajar mengajar.

2) Preventif yaitu mencegah sebelum terjadi kesalahan kegiatan

bimbingan sebagai pencegah.

3) Kuratif atau Korektif yaitu mengusahakan penyembuhan

pembetulan dalam mengatasi masalah-masalah.

4) Rehabilitasi yaitu mengadakan tindak lanjut serta penempatan

sesudah diadakan treatment yang memadai (Partiwisastro,

1985:61).

c. Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah

Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling disekolah dibagi

(49)

32

a) Tujuan Umum

Tujuan umum bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1) Membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran

2) Membentuk anak memperoleh tingkat perkembangan yang

optimal sesuai dengan kemampuannya

3) Membantu orang tua untuk memperoleh pengertian yang

lebih, tentang kualitas perbedaan individu agar pada orang

tua dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling

(Eddy, 2003: 42)

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran

dari tujuan umum yang terkait secara langsung dengan

permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai

dengan kompleksitas permasalahannya. Jadi tujuan khusus

Bimbingan dan Konseling untuk individu yang satu dengan

yang lain tidak boleh disamakan (Awalya, 2013: 29)

3. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah

Secara umum program Bimbingan dan Konseling merupakan suatu

rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam menyusun program Bimbingan dan Konseling di sekolah harus

melibatkan berbagai pihak yang terkait seperti kepala sekolah, para guru,

(50)

33

masyarakat, dan orang tua murid. Penyusunan program Bimbingn dan

Konseling harus merujuk kepada kebutuhan sekolah secara umum.

Dikutip dari bukunya Siti Asdiqoh (2012: 66) bahwa dalam menyusun

program Bimbingan dan Konsling, harus diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Bidang atau lingkup bimbingan yang diprioritaskan.

2) Strategi yang akan diterapkan.

3) Bidang layanan yang sesuai dengan keadaan siswa

4) Keseimbangan layanan kelompok dan layanan individual.

5) Pengaturan layanan informasi

6) Cara mengadakan evaluasi program.

7) Pelayanan rutin dan pelayanan individual.

8) Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan tertentu.

9) Petunjuk-peunjuk yang diberikan oleh instansi yang berwenang.

Setelah rencana program disusun dengan memperhatikan hal-hal

tersebut kemudian dilakukan pembahasan dengan melibatkan berbagai

pihak yang terkait di sekolah.

4. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Agar program Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik

dan sempurna, maka menyediakan berbagai macam layanan. Layanan pada

(51)

34 1) Layanan orientasi

Layanan orientasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang

ditujukan untuk semua siswa baru dan untuk pihak-pihak lain guna

memberikan pemahaman dan penyesuain diri terhadap lingkungan

sekolah yang bar dimasuki siswa.

2) Layanan informasi

Layanan informasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang

bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai engetahuan dan

pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,

merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar,

anggota keluarga dan masyarakat.

3) Layanan penempatan atau penyaluran

Layanan penempatan atau penyaluran adalah layanan Bimbingan dan

Konseling yang memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan

yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar,

pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan dan

pendidikan yang lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya.

4) Layanan konseling perorangan

Layanan konseling perorangan adalah layanan Bimbingan dan

Konseling yang memiliki tujuan dan fungsi untuk memungkinkan siswa

mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan dan konselor

(52)

35

5) Layanan bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan Bimbingan dan

Konseling memiliki tujuan dan fungsi untuk memungkinkan siswa

secara bersama-sama memperoleh bebagai bahan kehidupan sehari-hari

baik sebagai individu maupun pelajar, anggota keluarga dan

masyarakat.

6) Layanan konseling kelompok

Layanan konseling kelompok adalah layanan Bimbingan dan Konseling

yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan

dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.

Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang

diselenggarakan dalam suasana kelompok .

7) Layanan konsultasi

Layanan konsultasi adalah bantuan dari konselor ke klien dimana

konselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas

tentang masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud adalah orang

yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya anak, murid,

atau orangtuanya.

8) Layanan mediasi

Mediasi berasal dari kata “media” yang artinya perantara atau

penghubung. Layaan mediasi adalah layanan yang dilaksanakan oleh

konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang mengalami keadaan

(53)

36 9) Layanan referral (rujukan)

Pada jenis layanan ini petugas Bimbingan dan Konseling

mengalihtangankan kasus kepada pihak atau lembaga lain yang dirasa

lebih tepat untuk menangani sebuah kasus, sehubungan dengan kasus

tersebut tidak bisa ditangani oleh konselor sekolah.

10)Layanan bimbingan belajar

Layanan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan belajar agar

kegagalan-kegagalan tidak dialami oleh siswa. Pengalaman

menunjukkan bahwa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh

kebodohan atau rendahnya intelegensi.

Selain dengan layanan – layanan diatas program Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik dan sempurna apabila dilaksanakan

sejumlah kegiatan – kegiatan yang mendukung lainnya. Kegiatan

pendukung Bimbingan dan Konseling tersebut terbagi menjadi 6 kegiatan

pokok, diantaranya:

1) Aplikasi instrumentasi

Tujuan dan fungsi aplikasi instrumentasi Bimbingan dan Konseling

bermaksud mengumpulkan data dan keterangan peserta didik baik

secara individual maupun kelompok, keteranagan tentang lingkungan

yang termasuk didalamnya informasi pendidikan dan jabatan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrument baik tes

maupun non tes. Fungsi utama dari kegiatan yang menunjang aplikasi

(54)

37

2) Himpunan data

Tujuan dan fungsi himpunan data Bimbingan dan Konseling bermaksud

menghimpun seluruh data dan keterangan peserta yang relevan dengan

keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Fungsi

utama yang menunjang kegiatan ini adalah fungsi pemahaman.

3) Konferensi kasus

Konferensi kasus adalah suatu pertemuan secara spesifik membahas

tentang permsalahan yang menyangkut siswa tertentu dalam forum

diskusi yang dihadiri oleh pihak terkait seperti (konselor sekolah, wali

kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah,tan tenaga ahli lainnya) dan

diharap dapat memberikan data keterangan lebih lanjut serta

kemudahan-kemudahan bagi terentaskannya permasalahnya siswa.

Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh penyelenggara konferensi

kasus ialah fungsi pemahaman dan pengentasan.

4) Kunjungan rumah

Dalam kegiatan ini Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan;

Pertama, untuk memperoleh berbagai keterangan atau data yang

diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.

Kedua, untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.

5) Alih tangan

Tujuan dan fungsi alih tangan kasus diartikan bahwa wli kelas, guru

mata pelajaran, staf sekolah atau orangtua mengalih tangankan siswa

(55)

38

6) Tampilan kepustakaan

Tampilan kepustakaan berupa bantuan layanan untuk memperkaya dan

memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami klien.

Layanan ini memandirikan klien untuk mencari dan memanfaatkan

sendiri bahan-bahan yang ada di pustaka sesuai dengan kebutuhan

(56)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Jenis metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,

2011: 4).

Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran penyajian

laporan secara jelas. Peneliti dapat mengkaji permasalahan –

permasalahan yang akan diteliti secara langsung dan juga dapat

mengkaji melalui buku – buku yang berhubungan dengan masalah – masalah tersebut.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini, peneliti akan

melaksanakan penelitian sendiri secara langsung dengan melakukan

pengamatan atau wawancara tak terstruktur, biasanya hanya

menggunakan buku catatan. Selain itu untuk mendapatkan informasi

yang valid, peneliti akan menggunakan media lain seperti alat rekam

atau kamera. Selain alat tersebut peneliti juga tetap memegang peran

(57)

40

3. Lokasi penelitian dan subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMA Negeri 1 Suruh.

Dengan alasan logisnya adalah meskipun penelitian sudah pernah ada

sebelumnya dengan topik yang berbeda. Alasan lainnya adalah

ketertarikan peneliti terhadap peran guru Pendidikan Agama Islam yang

sangat aktif dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di

sekolah tersebut.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat beberapa subyek untuk

mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan. Subyek – subyek penelitian tersebut adalah kepala sekolah, dua guru Pendidikan Agama

islam dan dua guru Bimbingan dan Konseling.

1) Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki jabatan

tertinggi dalam suatu lembaga sekolah. Maka dari itu untuk

mendapatkan suatu informasi untuk mendukung penelitian ini.

2) Guru Pendidikan Agama Islam

Guru Pendidikan Agama Islam merupakan tenaga

kependidikan yang berada di dalam sebuah sekolah, yang bertugas

untuk mentransfer sebuah ilmu yang ada kaitannya dengan agama.

Dalam penelitian ini guru Pendidikan Agama Islam merupakan

subyek yang paling utama agar peneliti dapat mendapatkan suatu

informasi bagaimana guru PAI dalam bersinergi melaksanakan

(58)

41

3) Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling merupakan tenaga

kependidikan yang bertugas untuk membantu memecahkan suatu

masalah yang dihadapi oleh para siswa dan siswi yang bermasalah.

Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling juga dilibatkan

sebagai subyek agar dapat memberikan informasi yang terkait

dengan program Bimbingan dan Konseling yang berada di sekolah

tersebut.

4. Sumber Data

Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting”.

Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar

sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Berdasarkan

pada penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yakni:

a. Sumber Data Primer

Sumber data utama adalah sumber informasi yang langsung

mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan

dan penyimpanan data (Ali, 1993: 42). Merupakan sumber pokok

yang memuat ide-ide awal tentang suatu bahan kajian. Sumber data

utama yang akan dihimpun adalahguru pendidikan agama islam

dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1

(59)

42

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data pendukung merupakan data-data yang

digunakan untuk memperkuat sumber data utama atau data yang

didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya. Sumber

data pendukung disini adalah buku-buku yang terkait dengan peran

guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan proses

Bimbingan Konseling di sekolah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Obsevasi

Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

tentang fenomena-fenomena yang diselidiki yang dilakukan baik

secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1980:136). Dengan

menggunakan metode ini peneliti dapat melakukan pengamatan

secara langsung terhadap gejala – gejala subyek yang diteliti antara lain kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan konseling di lingkungan SMA N 1 Suruh.

Observasi ini digunakan sebagai langkah awal untuk menemukan

permasalahan yang ada hubungannya dengan peran guru

pendidikan agama islam dalam melaksanakan program bimbingan

(60)

43

b. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara petugas dengan

responden (Supranto,2003: 85). Wawancara adalah salah satu alat

yang paling banyak untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.

Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang

beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks.

Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati –

hati karena perlu ditringulasi dengan data lain (Sarosa, 2012: 45).

Menurut Moleong dalam bukunya wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data

langsung secara lebih mendalam dan akurat tentang permasalahan

yang diteliti. Dalam pelaksanaannya peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan kepada pihak yang mengetahui permasalahan seputar

proses pelaksanaan guru pendidikan agama islam dalam

melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah.

Permasalahan yang akan dicari dan diteliti dengan metode

wawancara antara lain:

1) Mengenahi peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut

serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di

(61)

44

2) Cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam

melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA

Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017

Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara

tak terstruktur dan wawancara terstrutur. (Mulyana, 2010:180)

a) Wawancara tidak terstruktur, sering disebut wawancara

mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan

wawancara terbuka (openended interview), wawancara

etnografis.

Wawancara tak terstruktur itu bersifat luwes, susunan

pertanyaannya dan susunan kata-kata pertanyaannya dapat

dirubah sesuai dengan situasi dan kondisinya.

b) Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku

(standartdized interview), yang susunan pertanyaannya sudah

ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan – pilihan jawaban yang juga sudah disediakan.

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak

terstruktur. Karena wawancara tidak terstruktur ini bersifat

luwes yang sesuai dengan situai dan kondisi yang akan

diwawancarainya dan ini pewawancara juga sebagai

(62)

45

c. Dokumentasi

Arikunto (2010:274) menyatakan bahwa metode

dokumentasi smerupakan salah satu cara untuk mencari data

tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data yang berupa

dokumen yang berhubungan dengan peran guru pendidikan agama

islam dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling di

SMA N 1 Suruh tahun 2016. Antara lain tentang sejarah singkat

berdirinya SMA N 1 Suruh, letak geografis SMA N 1 Suruh, visi

misi, struktur organisasi kabintal, sarana dan prasarana, kondisi

keagamaan peserta didik, proses kegiatan bimbingan konseling

guru terhadap siswa yang bermasalah, dan daftar kegiatan

keagamaan siswa di SMA N 1 suruh.

6. Data dan Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244).Penelitian ini

akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

(63)

46

bahan analisis (Wasito, 1993: 69). Peneliti melaksanakan proses

analisis data dengan menggunakan beberapa teknik seperti

wawancara (interview), penelitian, dan dokumentasi.

b. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, oleh karena itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:

277-278)

c. Penyajian Data

Penyajian data merupakan suatu kegiatan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan

data yang ditemukan oleh peneliti.

d. Kesimpulan

Kesimpulan yaitu permasalahan peneliti yang menjadi pokok

pemikiran terhadap apa yang akan diteliti, sehingga peneliti

mendapatkan gambaran dari apa yang sudah menjadi tujuan

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 SuruhGambar 4.2
TABEL 4.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi hasil penelitian tentang Analisis Praktik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh Guru Bimbingan dan Konseling pada SMP yang Berbasis Agama di Kota

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan secara garis besar bahwa partisipasi siswa dalam proses bimbingan karir dengan teknik diskusi kelompok cukup

Judul Penelitian: Peran guru BK dalam Mendampingi Siswa yang Mengikuti Pengajaran Remedial (Studi deskriptif kualitatif pada siswa kelas IX SMPK Sancta Familia

Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan pada siswa kelas VIII B SMP N 02 Suruh dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik self management

Lebih lanjut peneliti akan menanyakan kepada responden (kepala sekolah, guru kelas, dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang karakteristik pembelajaran

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Program bimbingan konseling di MTs N Grabag meliputi layanan orientasi, layanan bimbingan kepribadian, layanan bimbingan sosial,

Bahwasanya pemahaman kompetensi guru dikalangan guru PAI yaitu guru yang profesional dimana harus dimiliki oleh setiap guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku agresif siswa kelas XI di SMK Hang Tuah 2 di Jakarta Utara,