ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ”KC”
DENGAN CF RAMUS PUBIS SUPERIOR ET INFERIOR (D)
DI RUANG MS RSUP SANGLAH DENPASAR
PADA 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2014
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pukul 18.000 wita
di Ruang Medical Surgical RSUP Sanglah. Data diperoleh melalui hasil
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi, pemeriksaan fisik serta
catatan medik pasien. Adapun hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Identitas
Pasien Penanggung Jawab
Nama : NR
Umur : 79 tahun 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Laki-laki Status Perkawinan : Menikah Menikah Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : - SMA
Pekerjaan : - Swasta
Alamat : Br. Tengah, Ds. Manduang, Klungkung No. RM : 14069254
Hubungan dengan Pasien : Menantu
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
1) Saat masuk rumah sakit : Lemas pada kedua kaki
2) Saat pengkajian :
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal November 2014 pukul 03.00 wita pasien mengatakan jatuh
dari kendaraan yang akan membawanya ke pasar di daerah Kusamba,
Klungkung. Pasien mengatakan ia terjatuh ke jurang dalam posisi terduduk
dan masih sadar, pasien mengatakan ia sempat kehujanan selama
menunggu pertolongan. Sekitar pukul 05.00 wita pasien di tolong oleh
warga sekitar yang mendengar teriakan pasien. Pasien segera dibawa ke
IGD RSUD Klungkung, di sana pasien mendapatkan perawatan untuk
syok yang dialaminya dan melakukan rontage. Tapi keesokan harinya
pasien di rujuk ke IGD RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan yang
lebih intensif. Pasien dirujuk dengan keluhan trauma pelvis. Pasien
mendapatkan perawatan di IGD dan kemudian dilakukan rontage, ct scan,
dan USG. Kemudian pada pukul 18.00 pasien dipindahkan ke ruang MS
kamar 203 A. Terapi yang diberikan diantaranya:
1) IVFD RL 20 tetes/menit
2) Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3) Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4) Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
6) Diet bebas
7) Cek UL setiap hari
8) Bedrest
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS.
d. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, dan jantung.
3. Data Bio – Psiko – Sosial – Spiritual
a. Bernafas
Sebelum MRS, pasien tidak mengalami keluhan dalam bernafas. Saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami keluhan dalam bernafas, pernafasan cuping hidung (-), penggunaan alat bantu nafas (-).
b. Makan dan minum
1) Makan : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasanya makan 3 x sehari habis 1 porsi makan. Jenis Makanan nasi, lauk, sayur, buah. Saat pengkajian, pasien mengatakan makan 3x sehari habis ½ porsi makan. Jenis makanan yang disajikan sesuai dengan anjuran dokter dan ahli gizi di RS.
c. Eleminasi
1) BAB
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam hal BAB, frekwensi 1 x sehari. Pada saat pengkajian pasien mengatakan belum dapat BAB sejak dua hari yang lalu (saat terjatuh).
2) BAK
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam berkemih. Sebelum sakit biasa BAK 4 – 6 x sehari (800 – 1200 cc / hari), pada saat pengkajian pasien menggunakan DC untuk mengobservasi pengeluaran darah dari abdomen. Urin tertampang 1 liter berwarna kecoklatan tercium aroma khas urin dan darah.
d. Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas secara mandiri. Pada saat pengkajian :
1) Kemampuan untuk makan dan minum
Pasien tidak mampu makan sendiri, dibantu oleh keluarga.
2) Kemampuan untuk mandi
Pasien mandi menggunakan waslap dan dilakukan oleh keluarga.
3) Kemampuan toileting
Pasien bab dibantu oleh keluarga dan bak menggunakan DC.
4) Kemampuan berpakaian
Pasien menggunakan pakaian dibantu oleh keluarga.
5) Kemampuan mobilisasi
Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya.
e. Istirahat dan tidur
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidur siang 14.00 wita sampai 16.00 wita (2 jam), tidur malam dari jam 22.00 wita sampai dengan jam 06.00 wita (8 jam).
f. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh. Suhu tubuh pasien normal 370C.
g. Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien tidak megalami hambatan dalam menjaga kebersihan diri, pasien biasa mandi 3 x sehari memakai sabun dan dikeringkan dengan handuk, sikat gigi 3 x sehari, keramas 2 hari sekali.
Saat pengkajian, kebersihan pasien cukup, pasien mengatakan mandi dengan menggunakan waslap 2 x sehari dan gosok gigi 2 x sehari dibantu oleh keluarganya.
h. Rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila bergerak, skala nyeri 4 ( 0 – 10 ).
i. Rasa aman
1) Psikis
a) Kecemasan
Pasien mengeluh cemas dan kawatir tentang kondisi yang dialaminya.
b) Keputusasaan
Pasien tidak putus asa dalam menjalani perawatan
c) Ketakutan
Pasien tidak takut menjalani perawatan di rumah sakit
d) Makanisme koping
e) Konsep diri
(1) Citra tubuh
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, karena dengan semua itu pasien dapat melakukan aktivitasnya.
(2) Identitas diri
Pasien mengenali dirinya sebagai ibu dari anaknya dan pasien mengatakan puas sebagai seorang wanita.
(3) Peran
Pasien mengatakan perannya sebelum sakit adalah sebagai seorang istri, ibu, dan pedagang di pasar Kusamba.
(4) Ideal diri
Pasien berharap bisa cepat sembuh agar bisa segera melakukan aktivitasnya sebagai seorang istri, ibu, pedagang, dan dapat segera berkumpul dengan keluarganya.
(5) Harga diri
Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya seperti sekarang.
j. Komunikasi / sosial
Pasien biasa menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, pasien biasa berkomunikasi sesama pasien dan petugas kesehatan. Hubungan antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan cukup baik.
k. Belajar
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto berkali-kali.
l. Prestasi
m. Rekreasi
Pasien mengatakan biasa pergi ke pasar, pasien mengatakan ini sudah dianggap sebagai rekreasi.
n. Ibadah
Pasien dan keluarga yakin bahwa penyakit yang dialaminya merupakan penyakit medis. Pasien setiap hari berdoa diatas tempat tidur sesuai dengan agamanya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis (E4V5M6), BB 55 kg, TB
165 cm, turgor kulit kembali dalam 1 detik, wajah meringis saat merasakan nyeri pada bagian yang mengalami fraktur.
b. Tanda – tanda vital
Suhu 37°C, Nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, TD 110/70 mmHg.
c. Keadaan fisik 1) Kepala
Rambut hitam beruban sebahu, ketombe tidak ada, kebersihan rambut dan kepala cukup, tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-).
2) Mata
Pergerakan simetris, konjungtiva pucat, reflek pupil (+/+), bentuk pupil isokor, fungsi penglihatan baik, tidak ada edema palpebra.
3) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, penciuman baik, nafas cuping hidung (-).
4) Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir tidak pucat, gusi tidak berdarah, gigi tidak ada karies, kebersihan cukup.
5) Telinga
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada.
7) Dada
a) Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada benjolan
b) Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
c) Perkusi resonan di seluruh area paru
d) Suara pernafasan vesikuler, tidak terdapat whezing dan ronchi,
bunyi jantung 1 dan 2 tunggal regular, tidak ada suara tambahan.
8) Abdomen
Bentuk datar, bising usus 12 x/menit, tidak ada benjolan, nyeri tekan pada abdomen, tidak ada pembesaran hepar, kandung kemih tidak ada distensi.
9) Ekstremitas
Atas dan bawah simetris, oedema tidak ada, akral hangat. Kaki kanan dan kiri tidak bisa diangkat, hanya bisa digerakkan jari kaki. Kesemutan (+), tangan kanan dan kiri terpasang infuse.
10) Genetalia dan anus : terpasang DC.
5. Data Penunjang
a. Laboratorium
Hasil Lab pada tanggal 27 November 2014 jam 20.00 WITA
WBC : 11,5 103 / mm3 ( N : 3,5 – 10 )
RBC : 2,45 106 / uL ( N : 4,7 – 10,8 )
HGB : 6,9 gr / dl ( N : 11 - 16,5 )
HCT : 20,6 % ( N : 36 – 46 )
b. Rontgen
Tanggal 27 November 2014
Tampak Fraktur ramus inferior et superior os pubis kanan, ramus superior
os pubis kiri, os sacrum kanan.
6. Diagnosa Medis
CF Ramus pubis superior et inferior (D) + Anemia + trauma tumpul abdomen
susp. Trauma buli.
7. Therapi
Tanggal 28 November 2014
1) IVFD RL 20 tetes/menit
2) Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3) Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4) Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
5) Tranfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr/dL
6) Diet bebas
7) Cek UL setiap hari
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DATA ETIOLOGI Masalah
Keperawatan
1 DS :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10).
DO :
Pasien tampak meringis dan memegangi bagian yang terasa nyeri.
Trauma
Fraktur
Gerakan fragmen tulang dan otot
Nyeri
Nyeri ( akut )
2 DS:
Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan tidak bias menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya
DO :
ADL dibantu oleh keluarga dan perawat
Trauma
Fraktur
Keterbatasan moilisasi
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan mobilitas fisik
3 DS:
Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih bingung dengan pengobatan yang Trauma
Fraktur
diberikan, karena hanya dilakukan foto berkali-kali. DO:
Pasien dan keluarga tampak bingung dan cemas
tiba-tiba)
Defisit pengetahuan
Diagnosa Keperawatan:
8. Nyeri akut berhubungan dengan refleksi spasme otot ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi bagian yang terasa nyeri.
9. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan tahanan
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL dibantu oleh keluarga dan perawat.
10.Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan cemas.
C. INTERVENSI 1. Diagnosa Prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan refleksi spasme otot ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi bagian yang terasa nyeri.
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL dibantu oleh keluarga dan perawat.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan cemas.
3. RencanaPerawatan
No Hari / Tgl / Jam
No.
Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Jumat, diharapkan nyeri hilang dengan kriteria :
- Nyeri
berkurang atau hilang
- Skala nyeri 0
(0 – 10)
- Pasien tampak rileks
1. Pasien tidak tampak memegangi daerah yang Pertahankan imobolitas
2. Ajarkan metode
diatraksi dan relaksasi.
3. Delegatif pemberian
obat analgetik sesuai indikasi
4. Kaji nyeri setelah
dilakukan tindakan perawatan dan pemberian analgetik.
1. Mengurangi cedera
neurovaskuler.
2. Mengalihkan
perhatian untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Mengurangi nyeri dan mengurangi edema jaringan.
4. Mengetahui
bagian yang sakit dengan tirah baring bed plang.
II Setelah diberi askep 3 x 24 jam Diharapkan pasien dapat mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi dengan kriteria :
- Kaki kanan
dapat diangkat
- Berpartisipasi
dalam pemenuhan ADL.
1. Pertahankan
mobilitas dengan tirah baring bed plang.
2. Ajarkan breathing
exercise.
3. Ajarkan statis
exercise.
4. Bantu rentang gerak
aktif – pasif.
5. Bantu ADL.
6. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.
1. Mencegah cedera
neurovaskuler lebih lanjut.
2. Melancarkan
sirkulasi.
3. Mencegah statis
extremitas bawah.
4. Meningkatkan
mobilisasi dan meningkatkan kekuatan otot.
5. Memenuhi kebutuhan perawatan diri / ADL pasien.
III Setelah diberi askep 3 x 24 jam diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tindakan
perawatan dengan kriteria hasil: Pasien dan
2. Kaji ulang tentang prognosis, patologi serta harapan masa mendatang
3. Beri informasi yang penting dan benar kepada pasien tentang terapi sesuai 1. Memberikan
2. Mengetahui motivasi yang dimiliki oleh pasien.
keluarga dapat menyatakan pemahaman 1. Identifikasi tentang adanya tempat
pelayanan di masyarakat tentang kondisi
pasien
- Pasien dan keluarga dapat berperan aktif dalam proses pengobatan serta perawatan
pelayanan yang optimal pada pasien intruksi
4. Sarankan pada pasien untuk melanjutkan latihan yang aktif.
4.Mempercepat mobilisasi pasien.
D. IMPLEMENTASI Hari / Tgl
/ Jam No Dx Tindakan Perawatan Evaluasi Formatif Paraf
Jumat, 28
Mempertahankan imobolitas bagian yang sakit dengan tirah baring Mengajarkan metode diatraksi dan relaksasi.
Mengajarkan breathing exercise.
Mengajarkan statis exercise.
Pasien tirah baring dengan nyaman
Pasien melakukan apa yang diajarkan yaitu bernafas dengan teratur, perlahan dan nafas dalam.
20 : 00
Membantu rentang gerak aktif – pasif.
Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang tindakan perawatan pada pasien.
Memberi obat antibiotik yaitu cefotaxime 1 gr (IV/set)
dan obat analgetik paracetamol 1 gr (IV), asam teraneksamat 500 mg (IV/perset)
Memberi obat antibiotik yaitu cefotaxime 1 gr (IV/set)
dan obat analgetik paracetamol 1 gr (IV), asam teraneksamat 500 mg (IV/perset)
Membantu memberi makan dan minum.
Mengkaji nyeri.
Mengkaji keinginan pasien dan keluarga tentang harapan di masa depan.
Pasien dapat melakukan apa yang diajarkan yaitu
menekankan dengan kekuatan ektremitas bawah / kaki ke bawah lalu dikendorkan lagi.
Pasien dapat melakukan pergerakan pergelangan kaki ektensi, pleksi dan memutar.
Pasien dan keluarga
mengatakan bingung karena terus melakukan rontage berkali-kali
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
Makan 1/2 porsi, minum 200 cc.
Pasien mengatakan nyeri pada Pinggul dan kaki kanan, skala nyeri 4 (0 – 10).
11 : 15
Memberikan KIE tentang proses perawatan dan penyembuhan fraktur
Memberi semangat pada pasien untuk terus mengikuti instruksi yang diberikan oleh tenaga kesehatan
Melakukan breathing exercise, statis exercise dan membantu rentang gerak aktif – pasif bersama ahli fisioterapi.
Mengukur vital sign.
Memberi obat analgetik paracetamol 1 gr (IV), asam teraneksamat 500 mg (IV/perset) Membantu memberi makan dan minum.
Mengukur vital sign.
beraktivitas kembali
Pasien dan keluarga tampak memperhatikan dengan baik dan mengatakan mengerti dengan informasi yang diberikan
Pasien mengatakan akan terus mencoba melakukan aktivitas sesuai intruksi untuk
18 : 00
Membantu memberi makan dan minum.
Memberi Paracetamol untuk menghilangkan nyeri,
Mengukur vital sign.
Mengkaji nyeri.
Mengukur vital sign.
Memberi obat analgetik paracetamol 1 gr (IV), asam teraneksamat 500 mg (IV/perset) Mengkaji tingkat nyeri pasien
Mengukur vital sign.
Mengkaji nyeri.
diposisikan berbaring diatas tempat tidur.
TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, S 36,9°C, RR 20 x/menit
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
Makan 1 porsi, minum 200 cc.
TD 110/70 mmHg, Nadi 76 x/menit, S 36,5°C, RR 20 x/menit
Makan 1 porsi, minum 200 cc. Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
TD 110/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, S 36,5°C, RR 19 x/menit
wita
Memberi obat antibiotik yaitu Cefixime 3 x 100 mg IV
dan obat analgetik Ketorolac 3 x 30 mg IV dan obat antipiretik Paracetamol Obat Oral . Mengukur vital sign.
Membantu memberi makan dan minum.
Mengkaji nyeri.
Memperhatikan perubahan fungsi Obat masuk, reaksi alergi tidak ada. motorik / sensasi.
Mengobservasi nyeri tekan, pembengkakan pada kaki. Melakukan mobilisasi rentang gerak aktif bersama ahli fisioterapi.
Nyeri pada daerah perut, pinggang, dan kaki kanan. Skala nyeri 3 (0-10) TD 130 / 80 mmHg, Nadi 88 x / menit, S 374 ° C,
RR 20 x / menit.
Pasien mengatakan nyeri pada daerah peut, pinggul, dan paha kanan. Skala nyeri pasien 3 (0-10)
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada.
TD 110/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, S 36,8°C, RR 20 x/menit.
3 Memberikan saran dan semangat kepada pasien dalam proses penyembuhan.
hanya bisa digerakkan pergelangan dan jari-jari kaki kanan, kaki kiri belum bisa diangkat dan ditarik kearah pantat.
Terdapat nyeri tekan dan pembengkakan pada kaki. Pasien melakukan latihan gerak dari posisi tidur ke posisi duduk, Pasien belum dapat melakukanya.
Pasien mengatakan akan terus mencoba dan melakukan hal-hal yang diintruksikan oleh tenaga medis untuk
E. Evaluasi Hari /
Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Paraf
Kamis, 30 Oktober
2014 11 : 30
wita
2
3
O : Pasien tampak memegangi bagian yang terasa nyeri yaitu pada daerah kaki dan pinggang.
A : Tujuan tidak tercapai P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S : Pasien mengatakan masih harus bedrest oleh dokter dan aktivitasnya masih harus dibatasi
O : Kaki kanan pasien masih sulit untuk digerakan, kaki kiri pasien sudah mulai dapat digerakan sedikit demi sedikit
A : Tujuan tidak tercapai
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6.
S : Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang proses penykit dan penanganannya
O : Pasien dan keluarga tampak sedikit lebih rileks, dan tidak terlihat bingung lagi, dan cemas sudah berkurang
A : Tujuan tercapai
Mengetahui, Pembimbing Praktik
NIP
Denpasar, November 2014
Mahasiswa
NIM :
Mengetahui, PembimbingAkademik