BAB
TINJAUAN PUSTAKA
PUSTAKA
PUSTAKA
PUSTAKA
2.1 2.1
2.12.1 UraianUraianUraianUraian TumbuhanTumbuhanTumbuhanTumbuhan
2.1.1 2.1.1
2.1.12.1.1 HabitatHabitatHabitatHabitat tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Belimbing wuluh merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal
dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang
beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Di kawasan Amerika, buah
belimbing dikenal dengan namastarfruits(Hernowo, 2011).
2.1.2 2.1.2
2.1.22.1.2 MorfologiMorfologiMorfologiMorfologi tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Tanaman belimbing wuluh memiliki tinggi 5-10 m dengan batang yang
tidak begitu besar dan diameternya hanya 30 cm. Ditanam untuk diambil buahnya,
namun terkadang juga ditemukan tumbuh liar di dataran rendah sampai 500 m
diatas permukaan laut. Batangnya bergelombang kasar, pendek dan cabangnya
sedikit. Daunnya membentuk kelompok menyirip bergantian, panjangnya 30-60
cm dan berkelompok pada akhir cabang. Pada setiap daun terdapat 11-45 pasang
daun oval. Bunganya kecil, muncul langsung dari batang dengan tangkai bunga
berbulu. Mahkota bunganya berjumlah lima, berwarna putih, kuning, atau ungu.
Buahnya berbentuk elips atau torpedo dengan panjang 4-10 cm. Warnanya hijau
ketika muda dengan kelopak yang tersisa menempel di ujung. Buah masak
2.1.3 2.1.3
2.1.32.1.3 SistematikaSistematikaSistematikaSistematika tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Taksonomi belimbing wuluh (Hernowo, 2011):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Species :Averrhoa bilimbiL.
2.1.4 2.1.4
2.1.42.1.4 KandunganKandunganKandunganKandungan kimiakimiakimiakimia
Di dalam belimbing wuluh terdapat beberapa kandungan diantaranya
kalsium, besi, tiamin, riboflavin, karoten, asam askorbat, niasin, dan kandungan
air. Sedangkan bunga belimbing wuluh mengandung antosianin (Elshabrina, 2013).
2.1.5 2.1.5
2.1.52.1.5 AntosianinAntosianinAntosianinAntosianin
Antosianin berasal dari bahasa Yunani yaitu “anthos” yang berarti bunga
dan “kyanos” yang berarti biru gelap dan termasuk senyawa flavonoid. Antosianin
merupakan sekelompok zat warna berwarna kemerahan yang larut dalam air dan
tersebar sangat luas di dunia tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu dapat digunakan
dan sayuran). Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air adalah penyebab
hampir semua warna merah, oranye, ungu, dan biru (Kumalaningsih, 2006).
Secara kimia, semua antosianin merupakan turunan sianidin, dan
semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan
gugus hidroksil atau dengan metilasi. Antosianidin adalah aglikon antosianin yang
terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling
umum dipakai saat ini adalah sianidin yang berwarna merah lembayung.
Perbedaan warna alami pigmen ini dipengaruhi oleh hidroksilasi dan metilasi,
hidroksilasi meningkatkan warna biru sedangkan metilasi meningkatkan warna
merah (Kumalaningsih, 2006).
Aplikasi antosianin berperan sebagai pewarna alami dapat dilakukan pada
pH rendah. Faktor –faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin adalah
oksigen, pH, temperatur, cahaya, ion logam, dan asam askorbat. Warna dari
antosianin biasanya lebih stabil pada pH dibawah 3,5. Pigmen antosianin stabil
pada pH 1-3 (Kumalaningsih, 2006).
2.1.6 2.1.6
2.1.62.1.6 EkstraksiEkstraksiEkstraksiEkstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut.
Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM,
Eksraksi antosianin umumnya menggunakan metode maserasi yaitu
proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan pada temperatur ruangan. Sedangkan remaserasi adalah
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama,
dan seterusnya (Ditjen POM, 2000).
Ekstraksi antosianin menggunakan pelarut etanol 96%. Hal ini disebabkan
tingkat kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 96% sehingga dapat
larut dengan baik pada etanol 96% (Inayati dan Nurlela, 2011).
2.2 2.2
2.22.2 KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik
2.2.1 2.2.1
2.2.12.2.1 PengertianPengertianPengertianPengertian kosmetikkosmetikkosmetikkosmetik
Kosmetik berasal dari katakosmetikos(Yunani) yang artinya keterampilan menghias, mengatur. Jadi, kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,
rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,
melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih indah (Muliyawan dan
suriana, 2013).
Kosmetika merupakan campuran bahan alami untuk perawatan, dekorasi,
dan wangi-wangian. Bahan alami yang digunakan berasal dari bahan tumbuhan,
bahan dari binatang atau bahan yang terdapat di alam bebas disekeliling
2.2.2 2.2.2
2.2.22.2.2 KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik dekoratifdekoratifdekoratifdekoratif
Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha
untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan
sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat)
yang ada (Wasitaatmadja, 1997).
Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi
menjadi (Wasitaatmadja, 1997):
1. Kosmetik rias kulit (wajah)
2. Kosmetik rias bibir
3. Kosmetik rias rambut
4. Kosmetik rias mata
5. Kosmetik rias kuku
Pembagian kosmetik dekoratif (Tranggono dan Latifah, 2007):
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan
dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir,
pemerah pipi,eye shadowdan lain-lain.
b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam
waktu yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat
2.2.3 2.2.3
2.2.32.2.3 ZatZatZatZat pewarnapewarnapewarnapewarna
Peran zat warna sangat besar dalam kosmetik dekoratif. Pemakaian
kosmetik dekoratif lebih untuk alasan estetika dari pada kulit. Persyaratan untuk
kosmetika dekoratif antara lain:
a. Warna yang menarik
b. Bau yang harum menyenangkan
c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.
Zat warna berasal dari dua sumber. Ada yang berasal dari alam dan ada
juga yang sintesis. Zat warna alami umumnya lebih aman digunakan, tetapi zat
warna alami lebih sulit disintesa serta sulit untuk distandarisasi. Zat warna sintesis
lebih mudah diatur tingkat intensitas warnanya. Harga zat sintesis juga lebih
murah sehingga lebih disukai oleh produsen dan konsumen (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
Jenis-jenis zat pewarna yang terdapat pada kosmetik dibagi dalam beberapa
kelompok yaitu:
1. Zat warna alam yang larut
Sebenarnya zat warna jenis ini lebih aman bagi kulit. Namun, pada
produk-produk kosmetik modern dewasa ini, zat warna alam sudah jarang
digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya
yaitu kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tidak tahan lama, dn relatif mahal.
a. Alkalain, yaitu zat warna merah yang di ekstrak dari kulit akar alkana
(Radix alcannae)
b. Karmin, yaitu zat warna merah yang diperoleh dari serangga tertentu
yang telah dikeringkan
c. Ekstrak klorofil daun-daun hijau, untuk menghasilkan warna hijau
d. Henna, yaitu zat warna yang biasanya digunakan untuk pewarna kuku dan
rambut. Diekstrak dari daunLawsonia inermis.
e. Karoten, yaitu zat warna kuning yang diekstrak dari bagian tanaman
tertentu yang mengandung zat warna kuning (Muliyawan dan Suriana,
2013).
2. Zat warna sintesis
Zat warna sintesis adalah zat warna yang dihasilkan melalui proses sintesa
senyawa kimia tertentu. Zat warna jenis ini dikenal juga dengan sebutan anilina
atauCoal-tar.Adapun sifat-sifat zat warna sintesis antara lain: a. Intensitas warnanya sangat kuat
b. Larut dalam air, minyak, alkohol,atau salah satu darinya
c. Zat warna untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat dari
pada zat warna untuk kulit
d. Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan produk
kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini (Muliyawan dan Suriana,
2013):
3. Pigmen-pigmen alam
Pigmen-pigmen alami itu adalah pigmen warna yang terdapat pada tanah,
pewarna adalah zat warna ini murni dan sama sekali tidak berrbahaya. Aman
digunakan untuk kulit, sehingga zat warna ini banyak dipakai untuk mewarnai
bedak, krim, dan aneka kosmetik lainnya. Sementara kelemahannya yaitu zat
warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung pada sumber asalnya
dan tingkat pemanasannya (Muliyawan dan Suriana, 2013).
4. Pigmen-pigmen sintesis
Dewasa ini banyak juga ditemukan besioksida sintesis yang sering
digunakan sebagai pengganti zat warna alam. Berikut adalah beberapa contoh
pigmen sintesis yang digunakan dalam industri kosmetik, antara lain:
a. Besi oksida sintesis menghasilkan warna antara lain kuning, cokelat,
merah dan beragam warna violet
b. Zinc oxidedanTitanium oxide(pigmen sintesis putih) c. Bismuth oxychloridesebagai warna putih mutiara d. Bismuth carbonatesebagai pigmen putih
e. Cobalt digunakan sebagai pigmen sintesis warna biru, sementara Cobalt hijau untuk pigmen hijau kebiru-biruan
f. Beberapa zat warna asal Coal-tar juga digolongkan sebagai pigmen sintesis
g. Beberapa pigmen sintesis tidak dibenarkan pemakaiannya dalam kosmetik
karena bersifat toksis, contohnyaCadmium sulfide.
h. Lakes alam dan sintesis. Lakes merupakan zat warna yang sering digunakan dalam bedak, lipstik, dan kosmetik lainnya. Penggunaan Lakes lebih umum karena menghasilkan warna yang lebih cerah daan cocok
2.3 2.3
2.32.3 PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi (Rouge)(Rouge)(Rouge)(Rouge)
Produk pewarna pipi ini bertujuan memerahkan pipi, sehingga
penggunaannya tampak lebih cantik dan segar. Kadang-kadang dipakai langsung,
tetapi lebih sering sebagaifoundation(Tranggono dan Latifah, 2007).
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa jenis pewarna pipi,
diantaranya
1. Pewarna pipi bentuk bubuk kompak
Bentuk pewarna pipi jenis ini mirip dengan bedak padat. Pewarna pipi ini
merupakan jenis yang paling populer. Untuk mengulaskan pewarna pipi, jenis ini
bisa menggunakan bantuanbrushatauspons(Muliyawan dan Suriana, 2013). Bubuk kompak adalah sediaan dasar berupa padatan, lembut, homogen,
mudah disapukan merata pada kulit, tidak menimbulkan iritasi, biasanya
berbentuk cake, digunakan sebagai sediaan kosmetik untuk berbagai tata rias.
Bahan untuk pembuatan bubuk kompak diperlukan bahan seperti yang tertera
pada bubuk kompak, biasanya ditambah zat pengikat atau pelicin untuk
memudahkan pengempaan. Formulasi bubuk kompak umumnya mengandung
talkum dengan kadar tinggi dan zat pengikat, sehingga campuran bahan dapat
dikempa dalam bentuk kompak (Ditjen POM, 1985).
2. Pewarna pipi bentuk krim
Pewarna pipi bentuk krim akan membuat pipi lembab alami. Bentuknya
tidak sepadat pewarna pipi bubuk kompak dan memiliki tekstur lebih basah,
sehingga warna yag dihasilkan lebih menyatu alami dengan warna kulit wajah
(Muliyawan dan Suriana, 2013).
Pewarna pipi jens ini mirip dengan bentuk bubuk kompak. Bedanya,
dalam kemasan terdapat beberapa warna pewarna pipi yang senada. Hasil
gabungan warna tersebut dapat membuat pipi tampak lebih cerah (Muliyawan
dan Suriana, 2013).
4. Pewarna pipi bentuk batang
Pewarna pipi ini dikemas dalam tube mirip lipstik. Penggunaannya cukup
mudah karena langsung di poleskan ke pipi. Pewarna pipi bentuk batang ini cocok
untuk semua jenis kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
5. Pewarna pipi bentukpowder balls
Pewarna pipi jenis ini bentuknya seperti bola-bola kecil dengan aneka
warna yang ditempatkan dalam wadah seperti mangkuk. Untuk
mengaplikasikannya memerlukan bantuan kuas (Muliyawan dan Suriana, 2013).
2.4 2.4 2.42.4 KulitKulitKulitKulit
Kulit adalah bagian tubuh yang paling luar yang berhubungan langsung
dengan lingkungan.kulitlah yang pertama kali menghadapi berbagai dampak
buruk lingkungan seperti polusi, radiasi sinar UV, bakteri dan sebagainya.
Gangguan pada kulit juga bisa disebabkan oleh penggunaan kosmetik yang tidak
sesuai (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Efek samping kosmetika menimbulkan kekhawatiran pengguna kosmetik
akan kemungkinan timbulnya efek samping kosmetik pada dirinya. Konsumen
kosmetika selalu bertambah dan diikuti dengan peningkatan kejadian efek
samping (Wasitaatmadja, 1997).
Salah satu gangguan pada kulit yaitu iritasi kulit atau sering disebut
inflamasi lokal dan biasanya diikuti dengan perubahan kulit seperti eritema,
edema, dan vesikula dengan keluhan gatal terbakar dan menyengat. Iritasi akan
segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan atau penyentuhan pada
kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika reaksi tersebut timbul
beberapa jam setelah penyentuhan pada kulit, iritasi ini disebut iritasi sekunder