BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011: 107) penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut bahwa metode eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dalam kondisi yang dikendalikan.
Berdasarkan teori di atas, penelitian eksperimen adalah penelitian untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor lain. Tujuan dari penelitian
eksperimen adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa
besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan memberikan perlakuan tertentu pada
kelas eksperimental dan menyediakan kelas kontrol untuk perbandingan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono (2011: 114) Quasi Experimental Design
merupakan pengembangan dari tru experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk penelitian yang digunakan ialah Non Equivalent Control Group Design.
Gambar 2 Desain Eksperimen
Non Equivalent Control Group Design
Keterangan:
𝑄1 : Nilai UAS matematika semester 1 untuk kelas eksperimen I untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
𝑄2 : Nilai UAS matematika semester 1 untuk kelas eksperimen II untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
𝑄3 : Nilai post-test untuk kelas eksperimen I setelah mengikuti pembelajaran dengan Problem Based Learning.
𝑄4 : Nilai post-test untuk kelas eksperimen II setelah mengikuti pembelajaran dengan CIRC.
X : Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning
untuk kelas eksperimen I pada kelas VA dan perlakuan pembelajaran menggunakan CIRC untuk kelas eksperimen II pada kelas VB SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo.
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal menggunakan hasil UAS matematika semester I pada siswa kelas VA dan VB SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. Dan menentukan kelas uji coba
instrument post-test yaitu kelas VI SD Negeri 1 Tempuranduwur Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. Kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu pada kelas VA sebagai kelas eksperimen I dengan Problem Based Learning, sedangkan pada kelas VB sebagai kelas eksperimen II dengan CIRC.
𝑄1 − 𝑄2
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April tahun 2015, perincian dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7 Kegiatan Penelitian
Waktu/ Kegiatan Februari Maret April Persiapan
Pelaksanaan Analsis Data
Penyusunan Laporan
Validasi Instrumen tes dilakukan pada kelas VI SD Negeri 1 Tempuranduwur Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo pada tanggal 13 Maret 2015. Dalam pemberian perlakuan peneliti menggunakan dua tatap muka pada tanggal 23 dan 24 Maret 2015 untuk kelas eksperimen I (Problem Based Learning) sedangkan tanggal 30 dan 31 Maret 2015 untuk kelas eksperimen II (CIRC). Pada pelaksanaan tes akhir, kelas eksperimen I mengerjakan tes pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 jam ke-1. Sedangkan kelas eksperimen II mengerjakan tes pada hari Rabu tanggal 1 April 2015 jam ke-1.
Tabel 8
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Pertemuan
1 2 Post test
Eksperimen I 23/03/2015 24/03/2015 25/03/2015 Eksperimen II 30/03/2015 31/03/2015 1/04/2015
3.2Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
kesimpulannya. Berdasarkan tujuan dan identifikasi penelitian variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variable bebas (X) variabel terikat (Y).
1. Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah Problem Based Learning (𝑋1) dan Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) (𝑋2). Hal ini dikarenakan
Problem Based Learning dan CIRC memberikan pengaruh terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
2. Variabel Terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika (Y).
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar. Definisi dari Problem Based Learning didefinisikan secara operasional sebagai penyajian pembelajaran yang menghadapkan siswa untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, merencanakan penyelesaian masalah, dan penyelesaian masalah. Untuk melihat ketercapaian penerapan Problem Based Learning menggunakan lembar observasi.
Variabel yang ketiga adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika didefinisikan secara operasional sebagai tingkat penyelesaian masalah pada soal cerita matematika dengan cara memahami masalah yang terdapat dalam soal cerita; membuat rencana penyelesaian masalah; membuat kalimat matematika dengan melakukan perhitungan; membuat kesimpulan, yaitu menuliskan jawaban akhir sesuai dengan pertanyaan yang ada di dalam soal. Beberapa kriteria tersebut diuraikan dalam aspek spesifik yaitu pemahaman soal mempunyai aspek membaca soal dengan teliti, menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal; perencanaan penyelesaian mempunyai aspek mengubah soal cerita dalam bentuk operasi matematika; melaksanakan rencana mempunyai aspek memahami bentuk operasi matematika, memasukkan hal-hal yang diketahui dalam soal ke dalam operasi dan melakukan penghitungan; memeriksa kembali mempunyai aspek penyelesaian hingga jawaban akhir, mengkoreksi hasil jawaban dan hasil akhir jawaban siswa.
3.3Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 173). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2011: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berikut langkah-langkah dalam pemilihan sampel dengan simple random sampling sebagai berikut:
1. Setelah selesai studi pendahuluan ke UPTD Sapuran, terdapat 3 Sekolah Dasar Negeri pararel khususnya untuk siswa kelas V di Kecamatan Sapuran
2. Melakukan pemilihan sampel dengan cara menuliskan 3 SD dalam satu kertas kemudian digulung berbentuk undian.
3. Peneliti mengambil satu undian untuk menentukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.
Setelah melakukan teknik simple random sampling, maka terpilihlah satu Sekolah Dasar yang dijadikan sampel yaitu SD Negeri 1 Sedayu yang terdiri dari kelas VA dan kelas VB. Berdasarkan kelas yang ada peneliti menentukan kelas VA sebagai kelas eksperimen I (Problem Based Learning) dan kelas VB sebagai kelas eksperimen II (CIRC). Rincian jumlah siswa SD Negeri 1 Sedayu semester II tahun pelajaran 2014/2015 disajikan pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9
Rincian Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sedayu Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas VA VB
Jumlah 32 32
3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2011: 308). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 265) pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner, dokumentasi, dan sebagainya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, observasi, dan tes sebagai berikut:
1. Dokumentasi
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010: 274). Metode dokumentasi dalam penelitian ini, digunakan untuk mendapatkan daftar sampel dan nilai UAS siswa kelas V semester I mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2014/2015.
2. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument (Suharsimi Arikunto, 2010: 272). Teknik Obsevasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru pada saat mengajar dengan menerapkan Problem Based Learning dan CIRC di dalam kelas. Analisis penerapan Problem Based Learning dan CIRC menggunakan observasi langsung yang dilakukan oleh guru kelas VA dan VB. Hal ini perlu dilakukan untuk memantau jalannya pembelajaran pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II agar sesuai dengan ketentuan metode yang digunakan.
Hasil observasi oleh guru kelas V pada pertemuan I-II di kelas eksperimen I (Problem Based Learning ) pada tanggal 23 - 24 Maret 2015 dan kelas eksperimen II (CIRC) pada tanggal 30 - 31 Maret 2015 mengindikasikan bahwa guru sudah memenuhi kriteria penerapan
Problem Based Learning dan CIRC dengan benar karena terlihat pada hasil observasi (terlampir) bahwa sudah dilakukan dengan tingkat 100% dari seluruh prosedur sintak penerapan Problem Based Learning dan CIRC.
3. Tes
Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah dengan menggunakan teknik tes dan instrumen berbentuk uraian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
1. Menyusun instrumen penelitian untuk post-test.
2. Menentukan pedoman pemberian skor terhadap setiap jawaban. 3. Menguji cobakan instrumen.
4. Menentukan kelas eksperimen, dari siswa kelas V yang ada di SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA dan VB. Kelas VA yang pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning (kelas eksperimen I) dan kelas VB menggunakan CIRC (kelas eksperimen II).
5. Mengambil nilai Ujian Akhir Semester I sebagi uji prasarat awal sebelum perlakuan.
6. Sebelum melakukan eksperimen terhadap kedua kelas tersebut, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat untuk uji keseimbangan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya melakukan uji keseimbangan sebelum perlakuan.
7. Melakukan pembelajaran, kelas VA pembelajarannya menggunakan
Problem Based Learning dan kelas VB menggunakan CIRC selanjutnya melakukan tes untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Kemudian diperoleh nilai siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika setelah perlakuan.
8. Melakukan uji prasyarat untuk uji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya melakukan uji hipotesis terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika setelah perlakuan. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel X1
Instrumen yang digunakan dalam variabel X1 adalah lembar
observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktifitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan Problem Based Learning. Kisi-kisi pembelajaran dengan menerapkan Problem Based Learning sebagai berikut:
Tabel 10
Kisi-kisi Observasi Problem Based Learning
No Aspek Indikator Rumusan Item
1 Pendahuluan Orientasi siswa kepada
masalah 1 – 6
2 Eksplorasi Mengorganisir siswa untuk
belajar 7 – 10
3 Elaborasi
Membimbing penyelidikan
individual atau kelompok 11 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya 12 – 13
4 Konfirmasi
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
14 – 16
2. Variabel 𝑿𝟐
Instrumen yang digunakan dalam variabel X2 adalah adalah lembar
observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktifitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan CIRC. Kisi-kisi pembelajaran dengan menerapkan CIRC sebagai berikut:
Tabel 11
Kisi-kisi Observasi CIRC
No Aspek Indikator Rumusan Item
1 Pendahuluan Orientasi 1 – 7
2 Eksplorasi Pengenalan Konsep 8 – 10 Organisasi 11 – 12 3 Elaborasi Eksplorasi dan
Aplikasi 13 – 16
3. Variabel Y
Instrumen yang akan digunakan dalam variabel Y adalah tes dalam bentuk uraian. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa sebagai data kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Data kemampuan menyelesaikan soal cerita diambil dari nilai
post test. Analisis awal atau uji normalitas dan homogenitas awal menggunakan nilai UAS matematika semester I kelas VA dan VB SD 1 Sedayu. Post test dilaksanakan setelah eksperimen untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa setelah diadakan perlakuan dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 12
Kisi-Kisi Instrumen Pos Test
Penskoran instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu: (1) Memahami masalah yang terdapat dalam soal cerita; (2) Membuat rencana penyelesaian; (3) Membuat model (kalimat) matematika dan melakukan perhitungan; (4) Menarik kesimpulan, yaitu menuliskan jawaban akhir sesuai dengan pertanyaan yang ada di dalam soal. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara urut, tidak bisa dengan meloncati bagian satu ke bagian yang lain. Penskoran instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 13
Penskoran Instrumen
Jawaban Skor
1. Memahami masalah
2. Menyusun rencana penyelesaian
3. Membuat model (kalimat) matematika dan melakukan perhitungan
4. Menarik kesimpulan, yaitu menuliskan jawaban akhir sesuai dengan pertanyaan yang ada di dalam soal
1 2 2
1
3.5Uji Coba Instrumen
3.5.1 Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi) (Zainal Arifin, 2014: 133). Menurut Zainal Arifin (2014: 133) untuk menguji daya pembeda (DP) perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah skor total tiap siswa.
b. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.
c. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah.
d. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah).
𝐷𝑃= 𝑋 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑋 𝑏𝑎𝑤𝑎 ℎ
Adapun kriteria indeks daya pembeda adalah pada tabel sebagai berikut: Tabel 14
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kualifikasi 0,19 ke bawah
0,20 – 0,29 0,30 – 0,39 0,40 ke atas
Kurang baik, soal harus dibuang Cukup
Baik (good)
Sangat baik (excellent)
Dari hasil perhitungan diperoleh dua butir soal dengan kriteria daya pembeda sangat baik yaitu butir soal nomor 2 dan 5, tiga butir soal dengan kriteria baik yaitu butir soal nomor 1, 6, dan 7, empat butir soal dengan kriteria cukup yaitu butir soal nomor 3, 4, 8, dan 9. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dengan indeks (Zainal Arifin, 2014: 134). Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan untuk pemilihan instrumen soal yang baik. Menurut Zainal Arifin (2014: 134) untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk uraian dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
Rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
Tingkat kesukaran = 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
c. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:
Tabel 16
Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Kategori Soal 0,00 - 0,30 Soal kategori sukar 0,31 – 0,70 Soal kategori sedang 0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
Kriteria indeks kesulitan soal apabila hasil uji tingkat kesukaran 0 sampai 0.30 maka soal tersebut dikategorikan sukar, 0,31 sampai 0,70 dikategorikan sebagai soal kategori sedang, dan 0,71 sampai 1,00 dapat dikatakan soal kategori mudah.
Tabel 17
Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Bentuk Instrumen
Item Soal
Nilai Tingkat Kesukaran
Kategori
Mudah Sedang Sukar
Uraian
1 0,83
2 0,82
3 0,29
4 0,64
5 0,60
6 0,67
7 0,70
8 0,61
9 0,29
Total 2 5 2
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya 25% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang dan 25% kategori sukar. Dalam penelitian ini digunakan item soal yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sukar. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dari 9 soal uraian, dua butir soal termasuk kategori mudah yaitu butir soal nomor 1 dan 2, lima butir soal termasuk kategori sedang yaitu butir soal nomor 4, 5, 6, 7, dan 8, dua butir soal termasuk kategori sukar yaitu butir soal nomor 3 dan 9. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.5.3 Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010: 211). Menurut Sugiyono (2011: 173) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang
validitas isi dan teknik untuk mengetahui kesejajaran yaitu teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearson.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011: 182). Menurut Zainal Arifin (2014: 248) validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Suatu tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dikatakan valid, apabila materi tes tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler.
Validitas isi diperoleh melalui penilaian ahli. Untuk mendapatkan instrumen yang memenuhi validitas isi dilakukan proses sebagai berikut: instrumen tes disusun dengan mengacu pada SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi; kemudian instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert judgement) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur. Ahli yang memvalidasi instrumen dalam penelitian ini yaitu guru kelas V SD Negeri 1 Sedayu dan guru kelas V SD Negeri 1 Tempuranduwur Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. Instrumen dikatakan memenuhi validitas isi karena butir soal tes sesuai dengan tuntutan SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum.
Uji validitas isi yang dilakukan dengan pengisian angket uji validitas isi instrumen oleh tiga validator. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah membuat kisi-kisi soal, menyusun soal tes, dan menelaah soal tes. Validitas isi ini ditinjau dari kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum KTSP 2006 dengan prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum KTSP 2006.
3) Menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 4) Melakukan analisis butir soal.
Uji validitas isi yang dilakukan dengan pengisian angket uji validitas isi instrumen, hasilnya menunjukkan bahwa instrumen yang disusun sudah sesuai dengan kriteria validitas isi yang mengacu pada SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi. Hasil uji validitas isi selengkapnya tersaji dalam lampiran.
Sedangkan untuk uji validitas yang kedua adalah teknik untuk mengetahui kesejajaran yaitu teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearson
(Suharsimi Arikunto, 2010: 213).
}
Uji validitas instrumen post-test (kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika) dilakukan dengan cara memberikan soal tes yang dikerjakan oleh 30 siswa di luar populasi yaitu pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Tempuranduwur Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo proses penghitungan dengan bantuan
Tabel 18
Hasil Validitas Instrumen Post-Test
Bentuk
Instrumen Item Soal Nilai r
Kategori
Valid Tidak Valid
Uraian
1 0,613
2 0,787
3 0,756
4 0,602
5 0,818
6 0,714
7 0,737
8 0,282
9 0,739
Total 8 1
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu instrumen dikatakan memenuhi syarat untuk mengumpulkan data penelitian jika instrumen tersebut valid. Dari hasil analisis diketahui jumlah instrumen 9 butir soal uraian dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan koefisien korelasi 0,361. Dengan hasil akhir 8 butir soal dikatakan valid atau memenuhi syarat untuk mengumpulkan data penelitian dan 1 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 8 dengan nilai rhitung = 0,282. Dari hasil analisis maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 8 instrumen valid yaitu item soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 9. Hasil perhitungan selengkapnya tersaji dalam lampiran.
3.5.4 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010: 221). Dalam penelitian ini uji reliabilitas adalah untuk menguji atau mengetahui instrumen dari variabel Y yaitu kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang berupa soal tes uraian digunakan teknik Alpha dari Cronbach (Suharsimi Arikunto, 2010: 239).
𝑟11 = 𝑛−𝑛1 (1− σ𝑏
2
𝜎𝑡2 )
Dengan:
𝑛 = banyaknya butir instrumen
σ𝑏2 = jumlah varian butir
𝜎𝑡2 = variansi total
Dengan rumus varian dapat dicari 𝜎2 yaitu:
𝜎2 = 𝑥
2 − ( 𝑥)2
𝑁 𝑁
Keterangan :
X = Skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir N = Jumlah peserta tes
Tabel 19
Kriteria Penafsiran Reliabilitas
Interval Klasifikasi Koefisien Realibilitas
Jika 0,000 ≤ r11< 0,200 reliabilitas sangat rendah
Jika 0,200 ≤ r11< 0,399 reliabilitas rendah
Jika 0,400 ≤ r11< 0,599 reliabilitas cukup
Jika 0,600 ≤ r11< 0,799 reliabilitas tinggi
Jika 0,800 ≤ r11≤ 1,000 reliabilitas sangat tinggi
Suharsimi Arikunto (2010 : 319) Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode satu kali tes. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan SPSS for Windows Version 21.0 dengan menggunakan metode croncbach alpha. Dari soal uraian yang terdiri dari 9 butir soal terdapat 8 butir soal yang valid untuk dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas dari 8 butir soal yang valid
Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,864, ini menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabilitas sangat tinggi oleh karena itu maka instrumen dinyatakan reliabel.
Tabel 20 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
3.6Teknik Analisis Data
3.6.1 Teknik Analisis Data Sebelum Perlakuan
Teknik analisis data sebelum perlakuan dilakukan sebagai uji prasyarat analisis untuk uji keseimbangan. Untuk keperluan uji keseimbangan, data hasil penelitian ini diolah menggunakan Uji t. Uji t merupakan metode statistik parametrik. Uji ini digunakan karena sesuai dengan ciri-ciri statistik parametrik yaitu; (1) Data berupa interval dan rasio; (2) Data menyebar atau berdistribusi normal. Asumsi yang pertama sudah terpenuhi sedangkan asumsi yang kedua akan diuji dalam penelitian ini sekaligus sebagai syarat uji t. Menurut Budiyono (2004: 185), terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji t yaitu:
1. Populasi-populasi saling independen (saling bebas) 2. 𝜎12 dan 𝜎
22 (varians populasi) tidak diketahui 3. Data berdistribusi normal (sifat normalitas)
4. Ada pertimbangan perbedaan variansi antara kedua sampel yang dibandingkan (sifat homogenitas). Hal ini berkaitan dengan formula pengujian yang berbeda dimana variansi sama atau variansi berbeda. Persyaratan dari uji t di atas akan dibahas syarat ke-3 dan syarat ke-4. Untuk syarat pertama dan kedua sudah terpenuhi. Variabelnya saling independen dan varians populasi tidak diketahui. Uji prasyarat ke-3 dan ke-4 dalam penelitian ini adalah:
1) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Menurut Budiyono (2004: 170-172) untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis Uji
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
L = MaksF zi – S zi
𝑍
𝑖=
𝑋𝑖−𝑠 𝑋 dengan s adalah standar deviasiKeterangan :
𝐹 𝑍𝑖 : 𝑃 𝑍 ≤ 𝑍𝑖 ;𝑍~𝑁(0,1)
𝑆 𝑍𝑖 : proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh cacah Zi 𝑋𝑖 : skor responden
d. Daerah Kritik (DK)= 𝐿|𝐿> 𝐿𝛼;𝑛 ;𝑛 adalah ukuran sampel e. Keputusan Uji
H0 ditolak jika L ∈ DK dan H0 diterima jika L ∉ DK
Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.0.
2) Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Menurut Budiyono (2004: 176-178) untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis Uji Ho : σ12 = σ
2
2 =⋯= σ 𝑘 2
H1 : tidak semua variansi sama, untuk i ≠j; i = 1, 2, …, k
b. Taraf Signifikansi : α = 5 % c. Statistik Uji:
𝑋2 = 2,203
𝑐 (𝑓log𝑅𝐾𝐺 − 𝑓𝑗log𝑠𝑗2)
Dengan
𝑘 = banyaknya populasi = banyaknya sampel
𝑁 = banyaknya seluruh nilai
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j 𝑓𝑗 = 𝑛𝑗 − 1 = derajat kebebasan untuk 𝑆𝑗2 ;𝑗= 1,2,…,𝑘
𝑐 = 1 + 1 Package for Social Science (SPSS) 21.0.
3) Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas eksperimen I (kelas Problem Based Learning) dan kelas eksperimen II (kelas CIRC) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t
dengan prasyarat seperti diatas. Adapun data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar matematika siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. Menurut Budiyono (2004: 157) uji keseimbangan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
t = harga statistik yang diuji t
𝑆𝑝 = standar deviasi gabungan
𝑋1 = nilai rata-rata sebelum perlakuan kelas eksperimenI
𝑋 2 = nilai rata-rata sebelum perlakuan kelas eksperimen II
𝑠12 = variansi sebelum perlakuan kelas eksperimen I
𝑠22 = variansi sebelum perlakuan kelas eksperimen II
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen I
𝑛2 = jumlah siswa kelas eksperimen II
do = 0 (sebab tidak membicarakan selisih rataan)
4) Menentukan Daerah Kritik: 𝐷𝐾= 𝑡|𝑡 >−𝑡𝑜𝑏𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑡> 𝑡𝑜𝑏𝑠
5) Keputusan Uji: Tolak H0 jika harga tobs∈ 𝐷𝐾
Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.0.
3.6.2 Teknik Analisis Data Setelah Perlakuan
Teknik analisis data setelah perlakuan dilakukan sebagai uji prasyarat analisis untuk uji hipotesis. Untuk keperluan uji hipotesis, data hasil penelitian ini diolah menggunakan Uji t. Uji t merupakan metode statistik parametrik. Uji ini digunakan karena sesuai dengan ciri-ciri statistik parametrik yaitu; (1) Data berupa interval dan rasio; (2) Data menyebar atau berdistribusi normal. Asumsi yang pertama sudah terpenuhi sedangkan asumsi yang kedua akan diuji dalam penelitian ini sekaligus sebagai syarat uji t. Menurut Budiyono (2004: 185), terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji t, yaitu:
1. Populasi-populasi saling independen (saling bebas) 2. 𝜎12 dan 𝜎22 (varians populasi) tidak diketahui
3. Data berdistribusi normal (sifat normalitas)
4. Ada pertimbangan perbedaan variansi antara kedua sampel yang dibandingkan (sifat homogenitas)
dan varians populasi tidak diketahui. Uji prasyarat ke-3 dan ke-4 dalam penelitian ini adalah:
1) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Menurut Budiyono (2004: 170-172) untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis Uji
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Taraf Signifikansi : α = 0,05 c. Statistik Uji
L = Maks F zi – S zi
𝑍
𝑖=
𝑋𝑖−𝑋𝑠 dengan s adalah standar deviasi
Keterangan :
𝐹 𝑍𝑖 : 𝑃 𝑍 ≤ 𝑍𝑖 ;𝑍~𝑁(0,1)
𝑆 𝑍𝑖 : proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh cacah Zi 𝑋𝑖 : skor responden
d. Daerah Kritik (DK) = 𝐿|𝐿> 𝐿𝛼;𝑛 ;𝑛 adalah ukuran sampel e. Keputusan Uji
H0 ditolak jika L ∈ DK dan H0 diterima jika L ∉ DK
Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.0.
2) Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Menurut Budiyono (2004: 176-178) untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis Uji
H1 : tidak semua variansi sama, untuk i ≠j; i = 1, 2, …, k
b. Taraf Signifikansi : α = 5 % c. Statistik Uji:
𝑋2 = 2,203
𝑐 (𝑓log𝑅𝐾𝐺 − 𝑓𝑗log𝑠𝑗2)
Dengan
𝑘 = banyaknya populasi = banyaknya sampel
𝑁 = banyaknya seluruh nilai
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j 𝑓𝑗 = 𝑛𝑗 − 1 = derajat kebebasan untuk 𝑆𝑗2 ;𝑗= 1,2,…,𝑘
𝑓 =𝑁 − 𝐾= 𝑘𝑗=1𝑓𝑗 = derajat kebebasan untuk RKG
𝑐 = 1 + 1
3 𝑘 −1 1
𝑓𝑗 −
1
𝑓
RKG = rataan kuadrat galat = 𝑆𝑆𝑗
𝑓𝑗
𝑆
𝑖2
=
𝑆𝑆𝑗𝑓𝑗
𝑆𝑆𝑗 = 𝑋𝑗2−
( 𝑋𝑗)2
𝑛𝑗 d. Daerah Kritik:
𝐷𝐾 ={𝑥2|𝑥2>𝑥2a;k-1 }
e. Keputusan Uji
H0 ditolak jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∈ 𝐷𝐾 dan H0 diterima jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∉ 𝐷𝐾
Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.0.
3) Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis penelitian sehingga uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : µ1 ≤ µ2 artinya kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.
H1 : µ1 > µ2 artinya kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa yang pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning lebih baik daripada CIRC bagi siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji t pihak kanan (ekor kanan) dengan prasyarat seperti di atas. Menurut Budiyono (2004: 157) untuk melakukan uji hipotesis ini menggunakan uji t pihak kanan (ekor kanan) sebagai berikut:
a. Hipotesis Uji
H0 : µProblem Based Learning ≤ µCIRC
H1 : µProblem Based Learning > µCIRC
Keterangan:
H0 : Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning tidak lebih baik daripada CIRC bagi siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.
H1 : Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning lebih baik daripada CIRC bagi siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2014/2015.
b. Taraf Signifikansi: α = 0,05 c. Statistik Uji
t =
𝑋1−𝑋2−d0 sp 𝑛11 + 1 𝑛2
~ t(n
1+ n
2−
2)
𝑠
𝑝2=
𝑛1 − 1 𝑠12 + 𝑛
Keterangan:
t = harga statistik yang diuji t
𝑆𝑝 = standar deviasi gabungan
𝑋1 = rerata nilai kelompok yang pembelajarannya dengan Problem
Based Learning
𝑋 2 = rerata nilai kelompok yang pembelajarannya dengan CIRC
𝑠12 = variansi kelompok (Problem Based Learning)
𝑠22 = variansi kelompok (CIRC)
𝑛1 = jumlah siswa dalam kelompok (Problem Based Learnin)
𝑛2 = jumlah siswa dalam kelompok (CIRC)
do = 0 (sebab tidak membicarakan selisih rataan) d. Menentukan Daerah Kritik
𝐷𝐾 = 𝑡|𝑡 >𝑡𝛼;𝑛1+𝑛2−2
e. Keputusan Uji
Tolak H0 jika harga tobs∈ 𝐷𝐾
Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.0.
Uji hipotesis pihak kanan atau ekor kanan tersaji dalam gambar berikut.
Daerah Penolakan𝐻0
(Daerah luas=𝛼)
Daerah Penerimaan 𝐻0 0 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Gambar 3