• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SINTANG

KEPUTUSAN BUPATI SINTANG

NOMOR : 938 Tahun 2001 TENTANG

PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN KEPADA PT. SINERGI BUMI LESTARI SELUAS + 16. 900 (ENAM BELAS RIBU SEMBILAN RATUS) HEKTAR

DIKELOMPOK HUTAN SUNGAI BIYA – SUNGAI RAYA KABUPATEN SINTANG,

Membaca : 1. Surat Direkt ur Ut ama PT. Sinergi Bumi Lest ari Nomor 16/ PH/ PTK-VII/ 2001

t anggal 14 Juli 2001. t ent ang permohonan HPH Baru;

2. Akt a Nomor 186 t anggal 27 Pebruari 1998 t ent ang Pendirian Perusahaan yang dibuat di hadapan Singgih Susilo, SH. Not aris di Jakart a, yang t elah disahkan berdasarkan Keput usan Ment eri Kehakiman Nomor C2-28537 HT. 01. 01. TH. 1998 t anggal 13 Juli 1998.

Menimbang : 1. bahwa hut an produksi sebagai sumber daya alam yang mempunyai pot ensi

ekonomi, perlu dimanf aat kan secara lest ari berazaskan kerakyat an, keadilan, kebersamaan, ket erbukaan dan ket erpaduan bagi kepent ingan pembangunan ekonomi nasional;

2. bahwa berdasarkan Surat Bupat i Sint ang Nomor 522/ 1670/ Ekbang t anggal 18 Okt ober 2001 kepada PT. Sinergi Bumi Lest ari t elah diberikan pencadangan HPH seluas + 16. 900 (enam bel as ribu sembilan rat us) hekt ar yang t erlet ak dikelompok hut an S. Biya – S. Raya Kabupat en Sint ang;

3. bahwa berdasarkan hal-hal t ersebut diat as, maka kepada yang bersangkut an dapat diberikan Hak Pengusahaan Hut an, dengan Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan.

Mengingat : 1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;

2. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 t ent ang Ket ent uan-Ket ent uan Pokok Kehut anan;

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1968 t ent ang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana t elah diubah dan dit ambah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970;

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang;

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Ket ent uan-Ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;

6. Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembar Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembar Negara Nomor 3839)

7. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan ant ara Pemerint ah Pusat dengan Daerah;

8. Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan;

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1967 t ent ang Iuran Hak Pengusahaan Hut an dan Iuran Hasil Hut an, sebagaimana t el ah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1980;

10. Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun 1970 t ent ang Perencanaan Hut an; 11. Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan Hut an; 12. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1993 t ent ang Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan;

(2)

13. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya Hut an;

14. Perat uran Pemerint ah Nomor 6 Tahun 1999 t ent ang Pengusahaan Hut an dan Pemungut an Hasil Hut an Pada Hut an Produksi;

15. Perat uran Pemerint ah RI Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom;

16. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 j o Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1991 t ent ang Dana Reboisasi, sebagaimana t elah diubah beberapa kal i, t erakhir dengan Keput usan Presiden Republ ik Indonesia Nomor 53 Tahun 1997;

17. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998, j o Keput usan Presiden Republ ik Indonesia Nomor 192 Tahun 1998 t ent ang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen;

18. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 355/ M Tahun 1999 t ent ang Pembent ukan Kabinet Persat uan Nasional;

19. Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 602/ Kpt s-II/ 1998 t ent ang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hut an dan Upaya Pemant auan Lingkungan Pembangunan Kehut anan dan Perkebunan; 20. Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 002/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang

Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Kehut anan dan Perkebunan;

21. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 05. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang krit eria dan St andar Perizinan Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an dan Perizinan Pemungut an Hasil Hut an Pada Hut an Produksi Alam;

22. Keput usan Bupat i Sint ang Nomor 197 t anggal 20 Juli 2001 t ent ang Pemberian Izin Pengusahaan Hasil Hut an Kayu pada Hut an Produksi Alam;

Memperhat ikan :

Melaksanakan pembinaan t erhadap kelembagaan masyarakat t radisional yang ada, dengan dukungan mit ra perguruan t inggi dan lembaga penelit ian.

3. Aspek Sosial ekonomi:

a. Menyediakan dan mendist ribusikan/ menj ual 5% kayu produksi RKT-nya unt uk keperl uan pembangunan daerah/ kebut uhan dal am negeri sesuai Keput usan Ment eri Kehut anan No. 12/ Kpt s-II/ 1996.

b. Membant u peningkat an t araf hidup masayarakat yang ada di dal am dan at au di sekit ar areal HPH-nya dal am rangka melaksanakan program pembinaan masyarakat desa hut an, dengan meningkat kan j uml ah pembiayaan minimal Rp. 10. 000, - per m3 produksinya.

4. Aspek Lingkungan:

a. Membuat kebun pangkas dan st ek Dipt erocarpaceae sert a persemaian dari sist em cabut an/ bij i.

b. Menanami seluruh t anah kosong/ t idak produkt if adalam areal kerj anya yang diselesaikan paling lambat dalam wakt u 10 (sepuluh) t ahun sej ak dit erbit kannya Keput usan ini.

(3)

KEENAM : Apabila PT. Sinergi Bumi Lest ari t idak merealisasikan kewaj iban sebagaimana dit et apkan dalam Keput usan ini dan Lampirannya, maka HPH Alam PT. Sinergi Bumi Lest ari dinyat akan bat al dan t idak berl aku l agi.

KETUJUH : Pemberian Rencana Karya Tahunan (RKT), Jat ah Produksi Tahunan (JPT) sert a

kegiat an pembinaan hut an per t ahun, berpedoman pada Rencana Karya Pengusahaan Hut an (RKPH) dan Rencana Karya Pengusahaan Hut an Lima Tahun (RKL) yang meliput i seluruh j angka wakt u pengusahaan hut an yang t elah disahkan oleh pej abat yang berwenang.

KEDELAPAN : Izin Pemanf aat an kayu ini berlaku sej ak t anggal dit et apkan dengan ket ent uan

apabila dikemudian hari t erdapat kekeliruan dalam penet apan ini, akan diperbaiki sebagaimana menst inya.

Dit et apkan di : J A K A R T A Pada t anggal : 27 Nopember 2001

BUPATI SINTANG,

ttd.

Drs. ELYAKIM SIMON DJALIL

Salinan Keput usan ini disampaikan Kepada Yt h. : 1. Gubernur Kalimant an Barat di Pont ianak

Up. Kepal a Biro Hukum Sekret ariat Daerah Propinsi Kal imant an Barat di Pont ianak; 2. Kepal a Dinas Kehut anan Propinsi Kalimant an Barat di Pont ianak;

3. Kepal a Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupat en Sint ang di Sint ang; 4. Kepala Dinas Kehut anan dan Perkebunan Kabupat en Sint ang di Sint ang;

Referensi

Dokumen terkait

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 8171/ Kpt s-II/ 2002 t ent ang Krit eria Pot ensi Hut an Alam pada Hut an Produksi yang Dapat Diberikan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 314/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Rencana Karya Pengusahaan Hut an, Rencana Karya Lima Tahun, dan Rencana Karya Tahunan at au

t ent ang Pelimpahan Wewenang Menandat angani Surat Keput usan Direkt ur Jenderal Pengusahaan Hut an t ent ang Pengesahan Rencana Karya Lima Tahun Pengusahaan Hut

dan Persyarat an Permohonan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri sebagaimana t elah diubah dan diperbaiki dengan Surat Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 536/ Kpt s-II/

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 292/ Kpt s-II/ 2003 t ent ang Penyelenggaraan Kerj asama Pemegang Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu dan at au Bukan Kayu di Hut

Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 314/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Rencana Karya Pengusahaan Hut an, Rencana Karya Lima Tahun, dan Rencana Karya Tahunan at au

Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 8171/ Kpt s-II/ 2002 t ent ang Krit eria Pot ensi Hut an Alam pada Hut an Produksi yang Dapat Diberikan Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut

bahwa berdasarkan Keput usan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan Nomor 158/ Menhut bun-IV/ 1999 t anggal 19 Pebruari kepada KOPERASI PONDOK PESANTREN NAJMUSSALAM t elah