• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKSI PERUBAHAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATUR (PKA) ANGKATAN XIV

AKSELERASI PROGRAM PENINGKATAN EKSPOR HASIL PERIKANAN PADA BALAI KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA II MELALUI PENERAPAN SISTEM PELAYANAN EKSPOR CEPAT, TERINTEGRASI AKUNTABEL

DAN BERBASIS ONLINE (SPECTRA LINE)

Oleh:

NANDANG KOSWARA, S.TP, MM NIP. 19700219 199303 1 002

BALAI DIKLAT APARATUR

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan proposal aksi perubahan.

Tugas ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pelatihan Kepemimpinan Administratur (PKA) Angkatan XIV, dalam rangka implementasi materi pembelajaran, melalui upaya mengaplikasikan antara teori yang diperoleh di kelas dengan permasalahan yang dihadapi di tempat tugas.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, isu aktual dan tema perubahan yang diangkat dalam Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Administratur (PKA) Angkatan XIV, penulis memilih judul “Akselerasi Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan Pada Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II Melalui Penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (Spectra Line)".

Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atas pengarahan dan pembinaannya;

2. Sekretaris BKIPM, yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administratur (PKA) Angkatan XIV;

3. Bapak Dr. Ir. Yulistyo, M.Sc selaku mentor, yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan aksi perubahan;

4. Kepala Balai Diklat Aparatur Sukamandi, yang telah menyelenggarkan Pelatihan Kepemimpinan Administratur (PKA) Angkatan XIV;

5. Pengajar/Widyaiswara yang telah banyak memberikan ilmu;

6. Seluruh Panitia Penyelenggara, yang telah memfasilitasi pendidikan dan pelatihan;

7. Keluarga Besar Balai KIPM Jakarta II atas segala dukungannya;

8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

(3)

ii Harapan penulis semoga proposal aksi perubahan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 26 Juni 2020

Nandang Koswara, S.TP, MM

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

01. IDENTITAS AKSI ... 1

02. LATAR BELAKANG (BURNING PLATTFORM) ... 4

03. MAKSUD ... 8

04. MANFAAT ... 9

05. RUANG LINGKUP ... 9

06. OUTPUT KUNCI (KEY ACTION DELIVERABLES) ... 10

07. PENTAHAPAN (MILESTONES) ... 11

08. TATA KELOLA AKSI PERUBAHAN ... 13

09. BIAYA (ANGGARAN) ... 14

10. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER ... 14

11. PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN ... 20

(5)

1

DOKUMEN LAPORAN

AKSI PERUBAHAN (ACTION CHARTER)

01. IDENTITAS AKSI

Judul Akselerasi Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan Pada Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II Melalui Penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online (SPECTRA LINE).

Deskripsi Status Indonesia sebagai negara kepulauan telah ditetapkan sejak deklarasi Djuanda pada tahun 1957 dan diperkuat dengan konvensi Hukum Laut ( United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS).

Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 81.000 km, sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km.

Dengan kondisi seperti ini, tak pelak Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya laut yang luar biasa, khususnya sektor perikanan.

Pertumbuhan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam hal ini Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II yang merupakan salah satu dari unit pelaksana teknis Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan ujung tombak terdepan dalam program percepatan peningkatan ekspor Indonesia.

Salah satu upaya untuk peningkatan ekspor tersebut diatas adalah

Akselerasi Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan Pada Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta

(6)

2 II Melalui Penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online (SPECTRA LINE)”.

Sponsor Sekretaris Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan ( Ir. Hari Maryadi, M.Si )

Project Leader

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II ( Nandang Koswara, S.TP, MM )

Regulasi Jenis Deskripsi

1. Undang – undang No 21 Tahun 2019

Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan

2. Peraturan Menteri

Kelautan dan

Perikanan No.

33/PERMEN- KP/2017

Tentang Perubahan atas Permen KP No.

32/PERMEN-KP/2014 Tentang Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan

3. Peraturan Menteri

Kelautan dan

Perikanan No.

54/PERMEN- KP/2017

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

4. Peraturan Lembaga Administrasi Negara No 16 Tahun 2019

Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Sumber Daya Tim

Kepala Badan

Karantina Ikan, Pengendalian Mutu

 Bertanggung jawab terhadap penetapan Tim efektif dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Badan

(7)

3 dan Keamanan Hasil

Perikanan

 Memberikan arahan dan bimbingan terhadap aksi perubahan

Sekretaris Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

 Memberikan arahan dan bimbingan terhadap aksi perubahan

Kepala Pusat Karantina Ikan, BKIPM

 Memberikan arahan dan bimbingan terhadap aksi perubahan

Kepala Pusat Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, BKIPM

 Memberikan arahan dan bimbingan terhadap aksi perubahan

Kepala Pusat

Standarisasi, Sistem dan Kepatuhan, BKIPM

 Memberikan arahan dan bimbingan terhadap aksi perubahan

Kepala Seksi Tata Pelayanan Balai KIPM Jakarta II

 Bertanggungjawab atas pelaksanaan aksi perubahan

 Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait

Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian dan

 Membantu dukungan pelaksanaan aksi perubahan

(8)

4 Informasi Balai KIPM

Jakarta II

Kepala Subbag Tata Usaha Balai KIPM Jakarta II

 Membantu dukungan pelaksanaan aksi perubahan

Pelaksana pada Balai KIPM Jakarta II

 Membantu dukungan pelaksanaan aksi perubahan

 Membantu pengumpulan data dan informasi dalam rangka kegiatan Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan di Balai KIPM Jakarta II

02. LATAR BELAKANG (BURNING PLATTFORM)

A. Deskripsi Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja

Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No 54/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, disebutkan bahwa tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, adalah :

a) Tugas Pokok :

Melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari suatu area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, penerapan sistem manajemen mutu, dan pengawasan keamanan hayati Ikan.

b) Fungsi :

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Unit Pelaksana Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan :

• Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

(9)

5

• Pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia yang dipersyaratkan Negara tujuan.

• Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina / Hama dan Penyakit Ikan tertentu, jenis ikan dilindungi, dilarang, dibatasi, dan diinvasif serta benda lain.

• Pelaksanaan Pengendalian terhadap Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Hama dan Penyakit Ikan tertentu, mutu dan keamanan hasil perikanan dan keamanan hayati ikan.

• Pelaksanaan sertifikasi kesehatan ikan, sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan, dan sertifikasi keamanan hayati (biosecurity).

• Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan laboratorium dan instalasi.

• Pelaksanaan pembuatan koleksi media pembawa, Hama dan Penyakit Ikan Karantina dan/atau Hama dan Penyakit Ikan tertentu.

• Pelaksanaan pemantauan terhadap Hama dan Penyakit Ikan Karantina, mutu dan keamanan hasil Perikanan, dan keamanan hayati Ikan.

• Pelaksanaan pengawasan terhadap Hama dan Penyakit Ikan Karantina dan keamanan hayati Ikan.

• Pelaksanaan surveilen terhadap Hama dan Penyakit Ikan Karantina dan keamanan hayati ikan.

• Pelaksanaan inspeksi, verifikasi, surveilen, audit, dan pengambilan contoh ikan dan hasil perikanan di Unit Pengolahan Ikan dalam rangka sertifikasi penerapan program manajemen mutu terpadu.

• Penerapan sistem manajemen mutu pelayanan dan laboratorium.

• Penindakan pelanggaran perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.

• Pengumpulan, pengolahan data dan informasi perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan dan keamanan hayati ikan.

• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II membawahi :

(10)

6 (1) Subbagian Tata Usaha;

(2) Seksi Tata Pelayanan

(3) Seksi Pengawasan, Pengendalian, dan Informasi dan (4) Kelompok Jabatan Fungsional

B. Identifikasi Permasalahan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) merupakan unit kerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memberikan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang diberikan oleh BKIPM adalah pelayanan jasa karantina ikan dalam rangka pencegahan masuk dan tersebarnya hama penyakit ikan karantina, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Kegiatan pelayanan ini diselenggarakan baik oleh Unit Pelaksana Teknis di lingkup BKIPM.

Reformasi birokrasi yang telah dicanangkan dan diimplementasikan mengharuskan setiap Unit Pelaksana Teknis untuk lebih transparan dalam memberikan pelayanan kepada publik. Pemberi layanan harus dapat memberikan informasi-informasi yang terkait pelayanan yang diberikan, meliputi dasar hukum pelayanan, jenis-jenis pelayanan, mekanisme dan prosedur pelayanan, biaya layanan, kompetensi petugas pemberi layanan serta yang terpenting adalah jaminan atau komitmen pemberi layanan bahwa pelayanan yang diberikan tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang perkarantinaan ikan dan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, BKIPM memandang perlu dan berkomitmen untuk disusun, ditetapkan dan diimplementasikannya suatu Standar Pelayanan dalam hal Pelayanan Karantina Ikan dan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Standar Pelayanan karantina ikan dan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan selanjutnya disebut Standar Pelayanan KIPM adalah tolok ukur kinerja pelayanan karantina ikan dan mutu hasil perikanan melalui pelayanan sertifikasi dan pengujian yang diselenggarakan oleh unit kerja di lingkungan BKIPM.

Dalam dekade 3 tahun terakhir ini neraca ekspor hasil perikanan Indonesia mengalami tren kenaikan dengan permintaan pasar yang cenderung stabil ke 157 negara tujuan, diantaranya Amerika Serikat, Jepang, China, Korea serta Uni Eropa dengan

(11)

7 beberapa komoditas andalan seperti tuna, cakalang, udang vannamei, tenggiri serta cumi – cumi. Di tahun 2019 volume ekspor mencapai 1,3 juta ton dengan nilai 73,6 trilyun rupiah. Sebagai bagian dari unit kerja kementerian, Balai KIPM Jakarta II menyumbang 15 % dari total ekspor nasional, yaitu sebesar 231 ribu ton dengan nilai 11,3 trilyun rupiah serta merupakan unit pelaksana teknis untuk pelayanan ekspor terbesar di Indonesia.

Grafik 1. Volume Ekspor tahun 2017 - 2019

Bagi para eksportir khususnya di wilayah Balai KIPM Jakarta II, dibalik kontribusinya yang sangat besar dalam menyumbang devisa bagi negara sebagaimana hal data di atas, pada kenyataanya masih dihadapkan dengan kendala dan permasalahan klasik yang menjadi faktor penghambat dalam aktivitas ekspor mereka secara umum.

Kendala tersebut terjadi pada saat proses pengurusan sertifikat kesehatan ikan ( HC ) yang merupakan persyaratan utama dalam ekspor hasil perikanan, beberapa diantaranya adalah pengguna jasa masih harus datang ke kantor pelayanan dimana lokasi pengguna jasa (eksportir) tidak seluruhnya dekat dengan kantor pelayanan Balai KIPM Jakarta II. Sarana transportasi dan kemacetan menjadi masalah utama sehingga mengakibatkan waktu tempuh menjadi lebih lama serta biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Untuk menjamin pelayanan yang profesional dan terpercaya dalam program akselerasi peningkatan ekspor supaya para eksportir terhindar dari kendala sebagaimana di atas, perlu dirumuskan suatu sistem pelayanan ekspor yang cepat, terintegrasi,

(12)

8 akuntabel dan berbasis Online sehingga diharapkan dapat menjadi daya ungkit yang sangat besar dalam peningkatan ekspor khususnya di wilayah Balai KIPM Jakarta II.

C. Ide / Gagasan

Diperlukan upaya program akselerasi peningkatan ekspor hasil perikanan melalui sistem aplikasi sebagai area perubahan dengan mengambil judul:

“Akselerasi Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan Pada Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta II Melalui Penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis

Online (SPECTRA LINE)”

03. MAKSUD

Mempercepat proses sertifikasi ekspor hasil perikanan menjadi 40 menit layanan (Proses Pengajuan Ekspor sampai dengan Pencetakan Sertifikat Kesehatan dilakukan secara mandiri)

04. TUJUAN

1. Melakukan penyederhanaan Regulasi dan SOP;

2. Percepatan waktu penerbitan sertifikat (40 menit);

3. Efisiensi sumberdaya manusia (pengawasan menggunakan survailen control room services tv);

4. Pengawasan stuffing/pemeriksaan barang menggunakan ip camcorder tanpa harus mendatangi lokasi perusahaan;

5. Menghilangkan interaksi pengguna jasa dengan petugas;

6. Menghilangkan permasalahan pencetakan sertifikat kesehatan ikan (jarak) khusus pencetakan hc di wilker, perbatasan dan ekspor transit;

7. Menghemat biaya perjalanan menuju kantor pelayanan.

(13)

9

04. MANFAAT

1. Kementerian Kelautan dan Perikanan

 Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan

 Peningkatan devisa negara

 Implementasi Inpres No 7 Tahun 2019 tentang percepatan kemudahan berusaha 2. Organisasi

 Tersedianya Aplikasi SPECTRA LINE

 Penghematan biaya dalam penggunaan kertas HC

 Solusi untuk keterbatasan sumber daya manusia

 Mendukung pembangunan zona integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 3. Masyarakat / Pelaku Usaha

 Mempersingkat waktu untuk pengurusan HC dari 2 jam 40 menit menjadi 40 menit

 Dapat memantau status dokumen secara real time melalui aplikasi

 Menghemat waktu dan biaya transportasi

 Dapat melakukan pencetakan HC secara mandiri tanpa harus datang ke kantor pelayanan

05. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup proyek perubahan disesuaikan dengan capaian program yang diinginkan, yakni :

a. Pembentukan Tim Kerja Proyek Perubahan

b. Pertemuan, sosialisasi, konsultasi, koordinasi dan pemantapan proyek perubahan dengan stakeholder di lingkup Balai KIPM Jakarta II

c. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan stakeholder internal dan eksternal

d. Penyamaan persepsi antara stakeholder internal dan eksternal tentang Pembuatan Aplikasi Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online

(14)

10 e. Pembuatan komitmen dan pernyataan dukungan dari stakeholder internal

dan eksternal tentang peningkatan pelayanan sertifikasi Ekspor hasil perikanan melalui penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online

f. Pembuatan Aplikasi Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online

g. Sosialisasi Penerapan Aplikasi Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online kepada para pelaku usaha di lingkup Balai KIPM Jakarta II

h. Monitoring dan Evaluasi

06. OUTPUT KUNCI (KEY ACTION DELIVERABLES)

Nama Deskripsi

Output Antara :

 Terbentuk Tim Efektif

Tim dibentuk dengan menggunakan surat tugas Kepala Balai KIPM Jakarta II

 Tersusunnya materi dan data pendukung pembuatan Aplikasi SPECTRA LINE

Materi dan data

 Terlaksananya pembuatan Aplikasi SPECTRA LINE

Aplikasi SPECTRA LINE sudah dapat diakses melalui website

Out Put Akhir

 Terwujudnya peningkatan

pelayanan sertifikasi

Pengguna jasa dapat melakukan permohonan pelayanan ekspor dan pencetakan HC secara mandiri

(15)

11 Ekspor hasil

perikanan melalui penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi, Akuntable dan berbasis Online (SPECTRA LINE)

07. PENTAHAPAN (MILESTONES)

No Tahap Utama Waktu

(Minggu/2020)

Penanggun g-jawab

Output

I TAHAP JANGKA PENDEK : (60 Hari/Dua Bulan)

1. Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan:

a). Mengundang pegawai Balai KIPM Jakarta II dalam membentuk Tim Efektif aksi Perubahan

b). Memimpin pembagian tugas Tim Efektif aksi perubahan

Minggu IV Bulan Maret 2020

Minggu I Bulan April 2020

Mentor

Project Leader

Terbentuknya Tim Proyek perubahan

Pembagian tugas tim proyek perubahan

(16)

12 2. Pelaksanaan Koordinasi

dan Konsultasi :

a) Koordinasi dan

konsultasi kepada stakeholder eksternal:

 Bea Cukai

Minggu II April 2020

Project Leader

 Adanya masukan, saran dan

pernyataan

dukungan dari

stakeholder eksternal

3. Pelaksanaan Pembuatan Aplikasi SPECTRA LINE

a). Penyusunan Alur Layanan Aplikasi b). Pembuatan desain web

aplikasi

c). Pembuatan web

aplikasi

Minggu III April s/d Minggu ke IV

Mei 2020

Project Leader

 Terbentuknya aplikasi Spectra Line

4. Sosialisasi Aplikasi Minggu IV Mei 2020

Project Leader

Pengguna jasa dapat memahami alur layanan dan proses sertifikasi melalui Spectra Line 5. Evaluasi dan Pelaporan :

a) Melakukan Evaluasi LK

b) Membuat laporan LK

Minggu ke I Juni 2020

Minggu ke II Juni 2020

Project Leader

(17)

13

08. TATA KELOLA AKSI PERUBAHAN

Struktur Deskripsi

1.Sponsor (Ir. Hari Maryadi, M.Si)

 Memberikan arahan kepada project leader dan tim proyek perubahan

 Mengkoordinasikan tugas pokja

 Memfasilitasi pelaksanaan proyek perubahan

2.Action Leader (Nandang Koswara, S.TP., MM)

 Pengaturan jadwal dan kegiatan proyek perubahan (milestones)

 Mengatur pembagian tugas Pokja I, Pokja II

 Koordinasi dengan stakeholder eksternal

 Pembuatan produk proyek perubahan

3.Coach ( Dr.Ir. Yulistyo, M.Sc )

 Memberikan arahan teknis dan administrasi

 Memberikan masukan dan saran pertimbangan

4.Pokja I (Staf Balai KIPM Jakarta II)

 Menyiapkan keperluan administrasi proyek perubahan

COACH SPONSOR

ACTION LEADER

POKJA II POKJA I

(18)

14

 Menyiapkan administrasi dukungan komitmen stakeholder internal dan eksternal

 Menyiapkan naskah dinas 5.Pokja II ( Staf Balai KIPM

Jakarta II)

 Memfasilitasi koordinasi, konsultasi dengan pihak eksternal dan membantu pelaksanaan kegiatan proyek perubahan

09. BIAYA (ANGGARAN)

Jumlah Deskripsi

Rp. 350.000.000,-

1. Biaya Tahap Persiapan : Rp. 325.000.000,- 2. Biaya Tahap Pelaksanaan : Rp. 20.000.000,- 3. Biaya Tahap Evaluasi dan Pelaporan :

Rp. 5.000.000,-

10. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Stakeholders adalah perorangan maupun kelompok-kelompok yang tertarik baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan maupun tindakan-tindakan sebuah tim (West,1998, 66). Perlu diketahui atau dikenali jenis stakeholder yang ada, dalam hal ini ada 3 (tiga) jenis stakeholder yaitu :

1). Stakeholder primer, yaitu mereka yang langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif.

2). Stakeholder sekunder, yaitu mereka yang tidak langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif.

(19)

15 3). Stakeholder utama, yaitu mereka yang bisa memiliki pengaruh baik positif, maupun negatif terhadap program Pemerintah dan keberadaan mereka sangat penting bagi organisasi yang memiliki program tersebut. Menentukan Stakeholders :

 Yang berpengaruh paling positif atau paling negatif terhadap upaya perubahan

 Stakeholders yang paling dipengaruhi oleh proyek perubahan

 Bagaimana kita harus bekerja bersama Stakeholders dengan berbagai tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda

 Stakeholders utama pada umumnya adalah Promoters

 Kuadran ini dapat membantu memutuskan bagaimana mengelola Stakeholders

 Agar upaya berhasil, perlu mengembangkan Promoters agar memahami penuh dan menerima proses Upaya se-penuh hati

 Mereka bisa mengajak Stakeholders lain bergabung serta mendorong mereka berpartisipasi dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi Upaya

 Mereka bisa menjadi mentor atau mitra bagi Stakeholders lain.

Lingkaran Stakeholder (Stakeholder Circle). Tahapan dalam pembuatan pemetaan dan analisis stakeholder adalah sebagai berikut ;

1). Identifikasi Satkeholder 2). Prioritas Stakeholder.

3). Monitor Stakeholder 4). Visualisasi Stakeholder.

5). Pelibatan(engage) Stakeholder; dan dapat diuraikan sebagai berikut ;

1). Menganalisa /Identifikasi Stakeholder.

Sebagaimana telah diuaraikan diatas yang dimaksud dengan stakeholder yaitu orang perseorangan dapat berasal dari masyarakat atau tokoh masyarakat atau tokoh agama atau pejabat organisasi publik/swasta yang berpengaruh ataupun

(20)

16 terpengaruh oleh sebuah kebijakan atau program atau kebijakan organisasi publik dalam rangka memberikan added value kepada masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi terhadap stakeholder dalam pelaksanaan proyek perubahan.

Analisis stakeholder merupakan langkah penting sebagai individu atau kelompok yang bisa memiliki kepentingan dalam proyek. Memahami siapa mereka dan tingkatan pengaruh,kepentingan serta dampak mereka terhadap proyek ini, dan ini merupakan langkah penting untuk mengidentifikasi proses manajemen risiko.

Dalam mengidentifikasi stakeholder harus dikenali posisi dari para stakeholder tersebut terhadap program yang sedang dirancang atau dijalankan oleh organisasi publik tertentu, dengan mengenali posisi para stakeholder tersebut akan sangat membantu dalam merespon stakeholder untuk keberhasilan proyek perubahan.

Rencana pengelolaan para stakeholder memiliki peran vital, yaitu untuk menginformasikan dan mengelola stakeholder dalam pencapaian proyek.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kepentingan para stakeholder kunci dapat diidentifikasi, untuk penyusunan strategi yang dikembangkan dengan melibatkan mereka. Dalam mengidentifikasi stakeholder suapaya lebih jelas peran, pengaruh dan kepentinganya baik yang berasal dari dalam organisasi (Stakeholders Internal) maupun yang berasal dari luar organisasi (Stakeholders Eksternal).

Identifikasi Stakeholder berdasarkan perananya adalah : Stakeholder Internal

 Kepala Badan

 Sekretaris Badan

 Kepala Pusat Karantina Ikan

 Kepala Pusat Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan

 Kepal Pusat Standarisasi, Sistem dan Kepatuhan

 Kasie Tata Pelayanan

 Kasie Pengawasan, Pengendalian dan Informasi

 Kasubbag Tata Usaha

 Kelompok Fungsional

 Staf Balai KIPM Jakarta II

(21)

17 Stakeholder Eksternal

 Bea Cukai

 Indonesia Natioonal Single Window ( INSW )

 Eksportir hasil perikanan

 Perusahaan Pengurus Jasa Kepabeanan (PPJK)

2). Urutan prioritas Stakeholder ditentukan berdasarkan indikator :

Di dalam proses pelaksanaan proyek perubahan ada beberapa stakeholder yang terlibat di dalamnya,serta pengaruhnya (influence), dan kepentingannya (interest) yang dapat dijabarkan sebagai berikut ;

a). Kekuatan (power) serta pengaruhnya (influence), terhadap kelangsungan dan keberhasilan proyek;

b). Tingkat keterlibatan langsung (proximity) didalam proyek ; c). Kepentingan (interest) , kepentingan stakeholder dalam proyek ;

Tabel 1: Indikator Penilaian Kekuatan Pengaruh Stakeholder

Sumber : modying derek walker, et. al., 2008 Preferensi Definisi

Konsep

Definisi Operasional

1 2 3 4

Power, Influence (Kekuatan Pengaruh)

Kewenangan formal untuk mengambil keputusan

Tidak memiliki kewenangan

Terbatas hanya pada satu fungsi

Beberapa fungsi

Penuh pada semua fungsi Proximity

(Keterlibatan)

Keterlibatan scara langsung pada proyek.

Tidak terlibat langsung

Pada satu tahap saja.

Pada beberapa tahap

Terlibat pada setiap tahapan

Interest (Kepentingan)

Kepentingan terhadap proyek

Tidak memiliki kepentingan

Satu Kepentingan

Beberapa kepentingan

Kepenting an penuh

(22)

18 2). Monitor Stakeholder

Dalam pelaksanaan monitoring Stakeholders lebih penekanan kepada peran dan pengaruh stakeholder, baik yang berasal dari dalam organisasi (Stakeholder internal) maupun yang berasal dariluar organisasi (Stakeholders Eksternal).

Kategori peringkat dan strategi kerjasama dengan stakeholder berdasarkan pengaruh/ minat / kepentinganya dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;

1. Apathetics (low power,less interested people), simbul (- - ) : Tidak punya minat/ kepentingan dan tidak berpengaruh. (monitor terus golongan ini, tapi jangan sampai membuat bosan dengan komunikasi anda yang berlebihan.

2. Latens (High power,less interested people), simbul (- + ) : Punya minat/

kepentingan dan tidak berpengaruh. (Cukup bekerja dengan mereka agar tetap puas, tapi tidakperlu terlalu banyak sehingga mereka malah bosan dengan pesan kita).

3. Defender ( Low power, high interested people), simbul ( + -) : Punya minat/

kepentingan dansedikit pengaruh. (Pertahankan agar orang yang masuk golongan ini tetap dijaga mendapatkan informasi, dan usahakan bicara dengan mereka untuk memastikan tidak ada masalah).

4. Promoters (High power, high interted people), simbul (+ +) : Punya minat /kepentingan dan punya pengaruh. ( Harus melibatkan orang-orang tersebut karena memilikipengaruh besar ).

3). Visualisasi dan Pelibatan Stakeholder.

Dari paparan di atas, dapat digambarkan Net-Map atau Peta kompleksitas pengaruh stakeholder sebagai berikut ;

Tabel.2

Analisa Kekuatan Dukungan Stakeholder

No Stakeholder Pengaruh Kepentingan Klasifikasi

(1) (2) (3) (4) (5)

I. Stakeholder Internal : 1. Kepala Badan KIPM 2. Sekretaris Badan KIPM

++++

+++

++++

+++

P P

(23)

19

3. Kepala Balai KIPM Jakrta II

4. Kasubag Tata Usaha 5. Kasi Tata Pelayanana 6. Kasi Pengawasan,

Pengendalian, dan Informasi

7. Kelompok Fungsional

8. Unsur Staf

+++

++

++

++

++

++

+++

++

++

++

++

++

P P P

P

P

P

II. Stakeholder Eksternal : 1. Bea Cukai 2. Pelaku Usaha 3. PPJK

+++

+++

+++

+++

+++

+++

P P p

Keterangan:

Posisi: Kriteria Tingkat Pengaruh:

1. Pro:

a. Sangat Tinggi b. Tinggi c. Sedang

+++

++

+

1. Sangat Kuat 2. Kuat 3.Sedang

2. Netral: +/-

4. Pemetaan Stakeholder (Mapping Stakeholders) hight influence, low interest

(Latens)

hight influence, hight interst (Promotors)

low influence, low interest low influence, hight interest

 Kepala Badan KIPM

 Sekretaris Badan KIPM

 Kepala Balai KIPM Jakarta II

 Kasubag Tata Uasaha

 Kasi Tata Pelayanan

 Kasi Pengawasan, Pengendalian, dan Informasi

 Staf BKIPM Jakarta II

 Bea Cukai

(24)

20

(Apathetics) (Defenders)

11. PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN

A. Capaian Aksi Perubahan

1. Percepatan Norma Waktu Pelayanan Sertifikasi

Salah satu capaian keberhasilan yang pertama adalah terwujudnya penyederhanaan waktu pelayanan sertifikasi dari 2 jam 40 menit layanan menjadi 40 menit. Optimalisasi waktu pelayanan sertifikasi dapat dilakukan dengan memangkas waktu pemeriksaan barang/stuffing dari 65 menit menjadi 20 menit. Efisiensi waktu pemeriksaan barang/stuffing sudah dapat dilakukan dengan teknologi IP Camera dari Ruang Kontrol IP Cam Balai KIPM Jakarta II.

Selain waktu pemeriksaan barang/stuffing, optimalisasi pemeriksaan dokumen juga mendapatkan waktu yang cukup signifikan, yaitu dari 70 menit menjadi 10 menit, dengan pemeriksaan dokumen dilakukan secara online di aplikasi Spectra Line.

Perbandingan alur penyederhanaan waktu pelayanan sertifikasi dari 2 jam 40 menit layanan menjadi 40 menit dapat dilihat sesuai gambar 1.

 Eksportir

 PPJK

(25)

21 Penjelasan perbandingan alur penyederhanaan waktu pelayanan sertifikasi sesuai Gambar.1. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengguna jasa melakukan permohonan pemeriksaan karantina

Pengguna Jasa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina secara online melalui aplikasi PPK (Permohonan Pemeriksaan Karantina Ikan) Online melalui alamat http://ppk.bkipm.kkp.go.id. Berkas PPK Online dicetak dan diserahkan kepada petugas beserta kelengkapan dokumen persyaratan ekspor. (5 menit)

2. Petugas melakukan pemeriksaan dokumen

Pejabat menugaskan kepada petugas pemeriksa dokumen untuk menerima dokumen permohonan dan kelengkapan dokumen ekspor dari pengguna jasa dan melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen. (15 menit)

3. Petugas membuat laporan hasil pemeriksaan dokumen

Apabila dokumen lengkap dan sah, petugas membuat laporan hasil pemeriksaan dokumen kepada pejabat yang menugaskan. (5 menit)

4. Petugas melakukan analisa media pembawa

Pejabat menugaskan kepada petugas analisa media pembawa untuk melakukan

analisa media pembawa berdasarkan kategori risiko. (40 menit) 5. Petugas membuat laporan analisa media pembawa

Petugas melakukan laporan analisa media pembawa kepada pejabat yang menugaskan. (10 menit)

Pada kegiatan 1-5 disederhanakan menjadi kegiatan permohonan pemeriksaan karantina ikan dan (1) verifikasi dokumen pada aplikasi Spectra Line, yang semula 75 menit dioptimalkan menjadi 10 menit, serta tidak ada interaksi antara petugas dan pengguna jasa karena dilakukan secara online.

6. Petugas melakukan pemeriksaan barang/stuffing

Petugas menuju ke lokasi pemuatan barang (Unit Pengolahan Ikan) dan melakukan pemeriksaan barang/stuffing. (60 menit)

7. Petugas membuat laporan hasil pemeriksaan barang/stuffing

(26)

22 Apabila jenis dan jumlah barang sesuai dengan dokumen, petugas membuat laporan hasil pemeriksaan barang/stuffing kepada pejabat yang menugaskan. (5 menit)

Pada kegiatan 6-7 disederhanakan menjadi kegiatan (2) Stuffing/Organoleptik pada aplikasi Spectra Line menggunakan kamera pengawas dari Kantor Balai KIPM Jakarta II, yang semula 65 menit dioptimalkan menjadi 20 menit.

8. Petugas melakukan pencetakan sertifikat kesehatan ikan

Petugas melakukan pencetakan sertifikat kesehatan ikan berdasarkan penugasan dari pejabat dan ditandatangani oleh pejabat penandatangan sertifikat ksesehatan ikan. (10 menit)

9. Petugas menyerahkan sertifikat kesehatan ikan

Petugas menyerahkan sertifikat kesehatan ikan kepada pengguna jasa (5 menit). Pada kegiatan 8-9 disederhanakan menjadi kegiatan (3) Persetujuan dan (4) Cetak HC Mandiri oleh Pengguna Jasa pada Aplikasi Spectra Line yang semula 15 menit dioptimalkan menjadi 10 menit, serta tidak ada interaksi antara petugas dan pengguna jasa karena dilakukan secara online.

2. Perencanaan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE)

Dalam membangun system informasi Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) yang baik menggunakan langkah sebagai berikut:

A. Perencanaan

Tahap awal perencanan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) pada Balai KIPM Jakarta II adalah menentukan sistem yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

A.1. Sistem yang digunakan

Aspek Teknis yang dijadikan dasar pemilihan program berbasis Web dibandingkan dengan program berbasis Desktop yaitu:

(27)

23 A.1.1. Aplikasi Berbasis Web

Keunggulan :

1. Kita dapat menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun kapanpun tanpa harus melakukan penginstalan.

2. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi telah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

3. Dapat dijalankan di system operasi manapun. Tidak perduli apakah kita menggunakan linux, windows, aplikasi berbasis web dapat dijalankan asalkan kita memiliki browser dan akses internet.

4. Dapat diakses lewat banyak media seperti: computer, handheld dan handphone yang sudah sesuai dengan standard WAP.

5. Tidak perlu spesifikasi computer yang tingggi untuk menggunakan aplikasi berbasis web ini, sebab di beberapa kasus, sebagian besar proses dilakukan di web server penyedia aplikasi berbasis web ini.

Kekurangan

1. Dibutuhkan koneksi intranet dan internet yang handal dan stabil, hal ini bertujuan agar pada saat aplikasi dijalankan akan berjalan dengan baik dan lancer.

2. Dibutuhkan system keamanan yang baik dikarenakan aplikasi dijalankan secara terpusat, sehingga apabila server di pusat down maka system aplikasi tidak bias berjalan.

A.1.2. Aplikasi Berbasis Desktop Keunggulan

1. Dapat berjalan dengan independen, tanpa perlu menggunakan browser.

2. Tidak perlu koneksi internet, karena semua file yang diperlukan untuk menjalankan aplikasinya sudah terinstall sebelumnya.

3. Dapat dengan mudah memodifikasi settingannya.

4. Prosesnya lebih cepat.

Kekurangan

(28)

24 1. Apabila akan menjalankan aplikasi, harus diinstal terlebih dahulu di komputer.

2. Bermasalah dengan lisensi. Hal ini membutuhkan lisensi yang banyak pada setiap computer

3. Aplikasi tidak dapat dibuka di computer lain, jika belum diinstall 4. Biasanya memerlukan hardware dengan spesifikasi tinggi.

Selain beberapa kriteria kelebihan diatas, Pemilihan Program berbasis Web sangat sesuai dengan Topografi keberadaan kantor Pelayanan dengan pengguna jasa yang cukup jauh jaraknya.

A.2. Bahasa Pemrograman

Bahasa Pemrograman yang dipilih dalam pembangunan Spectra Line adalah Hypertext Preprocessor (PHP).

Banyak sekali kelebihan yang dimiliki PHP dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lain, Diantaranya :

1. Bisa membuat Web menjadi Dinamis.

2. PHP bersifat Open Source yang berarti dapat digunakan oleh siapa saja secara gratis.

3. Program yang dibuat dengan PHP bisa dijalankan oleh Semua Sistem Operasi karena PHP berjalan secara Web Base yag artinya semua Sistem Operasi bahkan HP yang mempunyai Web Browser dapat menggunakan program PHP.

4. Aplikasi PHP lebih cepat dibandingkan dengan ASP maupun Java.

5. Mendukung banyak paket Database seperti MySQL, Oracle, PostgrSQL, dan lain-lain.

6. Bahasa pemrograman PHP tidak memerlukan Kompilasi / Compile dalam penggunaannya.

7. Banyak Web Server yang mendukung PHP seperti Apache, Lighttpd, IIS dan lain-lain.

8. Pengembangan Aplikasi PHP mudah karena banyak Dokumentasi, Refrensi

& Developer yang membantu dalam pengembangannya.

(29)

25 A.3. Basis Data (Database) menggunakan My SQL

Fungsi serta Kelebihan dan Kekurangan utama dari MySQL, Kelebihan MySQL

Sebagai salah satu software yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan, MySQL memiliki banyak sekali keunggulan. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dan juga kelebihan DBMS MySQL :

1. Merupakan salah satu software yang portable

MySQL memiliki keunggulan yang pertama, yaitu merupakan salah satu jenis software yang protable, Software portable ini berarti MySQL bisa dijalankan untuk mengolah database multi platform. Sistem operasi Windows, Linux, Mac, dan sebagainya bisa menggunakan DBMS MySQL ini, sehingga hal ini membuat MySQL menjadi lebih baik dari segi efisiesnsi dan juga fungsionalitas yang lebih baik.

2. MySQL merupakan salah satu DBMS yang opensource

Keunggulan utama dari MySQL adalah gratis. MySQL dengan versi paling basic atau sederhana dijual dengan harga yang gratis, karena merupakan software Open source. Namun demikian, meskipun merupakan software opensource, MySQL sudah memiliki liosensi GPL, sehingga tidak perlu lagi diragukan kualitasnya. Selain itu, bagi anda yang membutuhkan fungsi lebih dari MySQL, anda bisa membeli versi enterprise, ataupun membeli source code yang ditawarkan oleh MySQL dengan harga yang cukup terjangkau, apabila dibandingkan dengan Oracle.

3. Multi-User

Sama seperti program DBMS lainnya, meskipun merupakan software yang open source, MySQL memiliki kemampuan yang sangat baik untuk mendukung kepentingan mulstiuser, dimana bisa dijalankan oleh banyak user dalam satu waktu tanpa perlu mengalami kendala seperti crash, dan semacamnya.

4. Memiliki tipe data yang bervariasi

Tipe data yang ditawarkan oleh MySQL juga sangat bervariasi. bebrapa tipe data yang ditawarkan oleh MySQL adalah integer, float, double, char, text,

(30)

26 date, timestamp dan masih banyak lagi. Dengan beragam tipe data yang didukung oleh MySQL, maka software ini merupakan salah satu jenis software yang sangat berguna untuk kebutuhan DBMS.

5. Memilki fitur keamanan yang baik

Kelebihan lainnya dari MySQL adalah fitur keamananya yang cukup baik, apalagi dengan statusnya yang open source, alias gratis, fitur keamanan yang ditawarkan oleh software ini sudah sanga mumpuni.

6. Administrative tools yang lengkap

Administrative tools yang terdapat di dalam software ini pun sudah terbilang lengkap. User dan juga programmer dapat menggunakan MySQL dengan mudah, tanpa perlu harus repot – repot mempelajari MySQL secara detil.

7. Struktur tabel yang lebih fleksibel

Struktur data yang dimiliki oleh MySQL juga dinilai lebih fleksibel dan juga mudah untuk digunakan. Hal ini terutama untuk menangani table berupa ALter Table.

8. Dapat diintegrasikan dengan berbagai bahasa pemrograman

MySQL juga dapat diintegrasikan dengan berbagai macam bahasa pemrograman yang ada. Dengan begitu, MySQL bisa membantu pembangunan dari sebuah sistem dengan mudah dan juga efektif, karena dapat terintegrasi dengan berbagai macam bahasa pemrograman standar yang baisa digunakan dalam pembangunan suatu sistem.

9. Tidak membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi

Salah satu hal penting yang menarik yang ada pada MySQL adalah spesifikasi. Untuk dapat menjalankan program MySQL ini, maka tidak dibutuhkan spesifikasi minimal komputer yang tinggi, sehingga PC ataupun laptop sekalipun masih bisa menggunakan software MySQL ini dengan baik tanpa menemui kendala dan masalah mengenai spesifikasinya.

10. RAM Kecil dapat menggunakannya

DBMS yang satu ini memiliki kelebihan yaitu dapat di install di ram yang relatif kecil bila di bandingkan dengan database lain. Tak ayal, hanya dengan memory < 1gb pun anda dapat menggunakan DBMS ini.

(31)

27 Salah satu cara agar laptop tidak lemot saat anda sedang belajar programming adalah dengan menggunakan DBMS ini sebagai solusi.

Kekurangan MySQL

Meskipun memiliki banyak kelebihan, terutama karena merupakan salah satu program atau software yang opensource, ternyata MySQL juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan MySQL : 1. Sulit untuk diaplikasikan pada intansi atau perusahan dengan database

yang besar

Karena merupakan salah sau jenis DBMS yang ramah terhadap spesifikasi komputer, maka MySQL pun memiliki fitur yang tidak selengkap Oracle.

Hal ini berhubungan dengan implementasi dari DBMS yang dilakukan, dimana MySQL tidak mampu atau diragukan kemampuannya untuk melakukan manajemen database degan jumlah data yang sangat besar.

Sehingga tidak cocok untuk diterapkan pada instansi atau perusahaan besar.

2. Support yang kurang

Technical support dari MySQL juga dianggap kurang baik. Hal ini mungkin berhubungan dengan status open source yang dimiliki oleh MySQL. Hal ini membuat user akan mengalami kesulitan dalam menghubungi technical support cari MySQL ketika dihadapkan pada suatu kendala atau permasalahan saat menggunakan software ini.

3. Tidak populer untuk aplikasi game dan mobile

Sayangnya adalah DBMS mysql ini sangat kurang digunakan untuk aplikasi Game dan Mobile application. Jadi jika anda ingin mengembangkan dua jenis aplikasi ini, MYSQL bukan teman yang tepat.

B. Analisa

Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu. Setelah dilakukan Analisa maka ditetapkan diagram alur Sistem

(32)

28 Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) adalah sebagai berikut:

C. Desain

Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (desgin). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam pembuatan aplikasi karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi, kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek.

(33)

29 C.1 Desain Proses Bisnis

a. Modul Login

b. Modul Registrasi

(34)

30 c. Modul Halaman Utama

d. Modul Verifikasi Dokumen

(35)

31 e. Modul Stuffing/Organoleptik

f. Modul Persetujuan

(36)

32 g. Modul Cetak HC

D. Implementasi Penerapan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE)

Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.

Proses Implementasi : a. Memberitahu user

Dalam tahap awal pelaksanaan implementasi Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) masing-masing petugas mendapatkan user untuk login.

b. Melatih user

Melakukan pelatihan kepada petugas dalam rangka memberitahukan cara penggunaan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE), sehingga para petugas memahami tugas masing-masing terampil dalam melakukan input data.

c. Memasang sistem (install system)

Memasang (Install) program Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) dalam

(37)

33 jaringan agar dapat diakses menggunakan media internet berbasis web base.

d. Entri/Konversi data

Petugas yang sudah mempunyai User Login sesuai level yang di izinkan mulai melakukan entri data pada Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE)

e. Siapkan user ID

Selain User Login untuk petugas, Operator juga menyiapakan User ID untuk Petugas yang mengelola Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) sebagai Administrator. Yang diberikan akses ke seluruh Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) dalam rangka mengelola laman Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE), Melakukan Backup Database dan Maintenance Server.

E. Pengoperasian dan Pemeliharaan

Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaan rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :

a. System Maintenance

Pemeliharaan sistim dilakukan oleh Petugas Administrator, untuk menjaga sistim dapat berjalan dengan stabil, cepat serta mecegah kerusakan Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE), dalam rangka menunjang ketetapan dan kecepatan layanan di Balai KIPM Jakarta II.

b. Backup & Recovery

Pemeliharaan Backup dan Restore Database Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) dilakukan tiap minggu sekali oleh Petugas Administrator untuk memastikan keamanan dan keselamatan database Sistem Pelayanan

(38)

34 Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE).

c. Data Archive

Arsip data disimpan dalam eksternal Hard Disk untuk mencegah kerusakan data yang diakibatkan oleh Virus maupun kerusakan sistim dan server Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE).

3. Penetapan indikator pelaksanaan optimalisasi sertifikasi kesehatan ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan produk ekspor melalui Sistem Pelayanan Ekspor Cepat, Terintegrasi Akuntabel Dan Berbasis Online (SPECTRA LINE) di Balai KIPM Jakarta II dapat diukur (measurable) menggunakan Key Performance Indicators (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) KPI pada dasarnya adalah bagian dari Performance Indicators atau indikator kinerja organisasi. Keunggulan KPI dibandingkan dengan indikator-indikator kinerja lainnya, adalah bahwa KPI merupakan indikator kunci yang benar-benar mampu mempresentasikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Jumlah indikator kinerja yang dipilih sebagai KPI ini biasanya tidak banyak, namun demikian hasil pengukuran melalui indikator tersebut dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun KPI, merujuk pada definisi yang dirumuskan dalam “Performance Indicator Resource Catalogue” yang diterbitkan oleh Australian Government, Department of Finance and administration (2006), adalah ukuran spesifik tentang kinerja organisasi dalam wilayah bisnisnya. Ukuran tersebut dapat berupa financial dan non-financial yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja strategis organisasi. Sebagai alat ukur kinerja strategis organisasi, KPI dapat mengindikasikan kesehatan dan perkembangan organisasi, dan atau keberhasilan kegiatan, program atau penyampaian pelayanan untuk mewujudkan target-target atau sasaran organisasi. KPI dapat berbentuk ukuran kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikkian, dalam praktek penyusunan

(39)

35 KPI oleh berbagai organisasi public dan private, sebagaian besar KPI berupa ukuran kuantitatif. Hal ini dikarenakan, ukuran kuantitatif relatif lebih mudah digunakan dalam proses penggalian data maupun pada saat pengukuran dan evaluasi. Sedangkan untuk ukuran kualitatif, biasanya memerlukan survey atau kegiatan penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data kinerja yang diperlukan. Proses penggalian data untuk ukuran kualitatif ini seringkali memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Pemilihan terhadap bentuk KPI, apakah kuantitatif atau kualitatif, tergantung pada kebutuhan dan karakter organisasi. Tidak dapat dipaksakan bahwa semua KPI harus kuantitatif atau harus kualitatif. Adapun pertimbangan utama yang harus menjadi dasar dalam pemilihan KPI adalah bahwa indikator tersebut dapat diukur (measurable). Hal ini berarti bahwa untuk setiap KPI baik ukuran kuantitatif maupun kualitatif - sudah tersedia informasi tentang jenis data-data yang akan digali, sumber data, dan cara mendapatkan data tersebut.

Selain kriteria ”dapat diukur” tersebut, KPI juga harus memiliki sejumlah kriteria lain. Pada beberapa literatur disebutkan kriteria-kriteria KPI yang antara lain meliputi: Specific, Achievable, Realistic, dan Timely, yang jika digabungkan dengan kriteria Measurable dapat diringkas dalam akronim SMART. Dengan bahasa yang berbeda, Schiavo-Campo (1999) juga menguraikan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh KPI, yang kemudian dirumuskannya dalam akronim “CREAM”. Kriteria tersebut meliputi:

a. Clear; KPI terdefinisikan secara jelas dan tidak memiliki makna ganda.

b. Relevant: mencukupi untuk pencapaian tujuan, atau menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.

c. Economic: data/informasi yang diperlukan akan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.

d. Adequate: oleh dirinya sendiri atau melalui kombinasi dengan yang lain, pengukuran harus menyediakan dasar yang mencukupi untuk menaksir kinerja, dan

e. Monitorable: dalam rangka kejelasan dan ketersediaan informasi, indikator harus dapat diterima bagi penilai atau evaluator kinerja yang independent.

Gambar

Tabel 1: Indikator Penilaian Kekuatan Pengaruh Stakeholder
Gambar 2. Tabel Evaluasi Key Performance Indicator 40 menit layanan di Balai  KIPM Jakarta II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa isu prioritas dengan skor tertinggi adalah C Dari hasil penentuan tersebut maka diperoleh isu strategis yaitu Peningkatan Kualitas data

Pelaksanaan tugas Pokok dan fungsi yang akan dibahas saat ini adalah terkait tugas dan fungsi seksi pengendalian dan penanganan sengketa di Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar

Laporan rencana aksi perubahan ini mengambil tema “Peningkatan Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Produk Perikanan melalui Aplikasi “SI LENSO” (SISTEM INTEGRASI

Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Aksi Perubahan dengan tema “OPTIMALISASI PENGELOLAAN

Untuk itu, setiap PT penyelenggara PIMNAS diwajibkan membuat tema yang sesuai dengan pola ilmiah pokok perguruan tinggi penyelenggara atau berdasarkan isu aktual nasional pada

Dengan memperhatikan tema dan prioritas serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Bantul Tahun 2021 tersebut, isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi

Penulis memilih tempat Praktik Kerja Lapangan PKL pada Badan Pusat Statistik BPS Daerah Kabupaten Pesawaran karena penulis ingin mengetahui apa tugas dan fungsi pokok Badan Pusat

viii | Laporan Aksi Perubahan 31/PKA/II/2022 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, karena dengan Rahmat dan Hidayah N sehingga Project Leader dapat