• Tidak ada hasil yang ditemukan

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 98fa011ded BAB Xbab 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 98fa011ded BAB Xbab 10"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN

TAPANULI SELATAN

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat

dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah provinsidan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan denganpelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang

pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan

standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.

(2)

ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi 2010-20255

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan

dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan

dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi

unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi,

serta pembangunan dan pengembangan e-government;

e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen

pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,

pengembangan system manajemen kinerja organisasi dan penyusunan IndikatorKinerja Utama (IKU);

h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja

masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

(3)

Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Kondisi kelembagaan Kabupaten Tapanuli Selatan saat ini :

A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tapanuli Selatan

Kedudukan, tugas dan fungsi Bappeda Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencanaan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penelitian dan pengelolaan data statistic, ekonomi, tata ruang dan infrastruktur, social budaya serta tugas pembantuan

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang penelitian dan pengelolaan data statistic

ekonomi, tata ruang dan infrastruktur dan social budaya

b. Pengkoordinasian penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Dearah

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dibidang

penelitian dan pengelolaan data statistic, ekonomi, tata ruang dan infrastruktur dan sosial budaya

d. Penyelenggaraan administrasi dan pelayanan umum di bidang penelitian dan

pengelolaan data statistic, ekonomi, tata ruang dan infrastruktur dan sosial budaya.

e. Pelaksanaan tugas pembantuan dibidang perencanaan

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

B. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan

Kedudukan, tugas dan fungsi Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Dinas Pekerjaan Umum adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

pemerintahan kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

(4)

3. Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan, bina marga, pengairan,

pengawasan dan pengendalian;

b. Penyelenggaraan kebijakan teknis di bidang perencanaan, bina marga,

pengairan, pengawasan dan pengendalian;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum;

d. Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang pekerjaan umum;

e. Pelaksanaan tugas pembantuan bidang pekerjaan umum dan

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

C. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Kabupaten Tapanuli Selatan

Kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman adalah merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah pemerintahan kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah/kewenangan kabupaten di bidang perencanaan tata ruang, pengembangan perumahan dan permukiman, pengelolaan/pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintah

3. Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan tata ruang, pengembangan

perumahan dan permukiman dan pengelolaan/pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintah;

b. Penyelenggaraan kebijakan teknis di bidang perencanaan tata ruang,

pengembangan perumahan dan permukiman dan pengelolaan/pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pentaan ruang dan permukiman;

d. Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang penataan ruang dan permukiman;

e. Pelaksanaan tugas pembantuan bidang pentaan ruang dan permukiman dan

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

D. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan

Kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan adalah merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah pemerintahan kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan

urusan pemerintahan daerah/kewenangan kabupaten di bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar;

3. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan koperasi, usaha mikro

kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar;

b. Penyelenggaraan kebijakan teknis di bidang koperasi, usaha mikro kecil

menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang koperasi, usaha mikro kecil

(5)

d. Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar;

e. Pelaksanaan tugas pembantuan bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah,

perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar;

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

E. Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

Kedudukan, tugas dan fungsi Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Kantor Lingkungan Hidup adalah merupakan unsur pendukung tugas Bupati

dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Kantor Lingkungan Hidup bersifat spesifik dibidang lingkungan hidup serta tugas

pembantuan.

3. Kantor Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang analisa dampak lingkungan,

pengendalian dan pengawasan lingkungan serta penanggulangan dan konservasi Sumber Daya Alam;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah

dibidang analisa dampak lingkungan, pengendalian dan pengawasan lingkungan serta penanggulangan dan konservasi Sumber Daya Alam;

c. Penyelenggaraan administrasi dan pelayanan umum di bidang analisa dampak

lingkungan, pengendalian dan pengawasan lingkungan serta penanggulangan dan konservasi Sumber Daya Alam;

d. Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang lingkungan hidup;

e. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program Reformasi Birokrasi, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Kondisi ketatalaksanaan Kabupaten Tapanuli Selatan saat ini :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tapanuli Selatan

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Bappeda Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :

c. Bidang Penelitian dan Pengolahan data statistik terdiri dari :

1. Sub Bidang Penelitian, Pengumpulan dan Penyajian Data Statistik

2. Sub Bidang Pengelolaan Data Elektronik

d. Bidang Ekonomi terdiri dari :

1. Sub Bidang Pertanian

(6)

e. Bidang Tata Ruang dan Infrastruktur terdiri dari :

1. Sub Bidang Tata Ruang

2. Sub Bidang Infrastruktur

f. Bidang Sosial Budaya terdiri dari :

1. Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan

2. Sub Bidang Pemerintahan

g. Unit Pelaksana teknis Badan

h. Kelompok jabatan fungsional

2. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :

c. Bidang Perencanaan terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan Bina Marga

2. Seksi Perencanaan Pengairan

d. Bidang Bina Marga terdiri dari :

1. Seksi Pemeliharaan Bina Marga

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Bina Marga

e. Bidang Pengairan terdiri dari :

1. Seksi Pemeliharaan Pengairan

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Pengairan

f. Bidang Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari :

1. Seksi Pengawasan

2. Seksi Pengendalian dan Evaluasi

g. Unit Pelaksana teknis Dinas

h. Kelompok jabatan fungsional

3. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Kabupaten Tapanuli Selatan

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :

a. Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum

2. Sub bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program

c. Bidang Tata Ruang terdiri dari :

1. Seksi Kawasan Perdesaan

2. Seksi Kawasan Kota

3. Seksi Kawasan Khusus

d. Bidang Pengembangan Perumahan dan Permukiman terdiri dari :

1. Seksi Kawasan Perekonomian

2. Seksi Perumahan dan Permukiman

3. Seksi Sarana Umum dan Pemerintahan

e. Bidang Pengelolaan dan Pemeliharaan terdiri dari :

(7)

4. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Pengairan

f. Bidang Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari :

g. Seksi Pengawasan

h. Seksi Pengendalian dan Evaluasi

i. Unit Pelaksana teknis Dinas

j. Kelompok jabatan fungsional

4. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :

a. Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum

2. Sub bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program

c. Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah terdiri dari :

1. Seksi Koperasi

2. Seksi Usaha Mikro Kecil Menengah

d. Bidang Perindustrian terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Usaha Industri Kecil dan Menengah

2. Seksi Promosi dan Investasi

e. Bidang Perdagangan terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Usaha Perdagangan dan Jasa

2. Seksi Perlindungan Konsumen

f. Bidang Pengelolaan Pasar terdiri dari :

1. Seksi Sarana dan Prasarana

2. Seksi Pembinaan dan Pelayanan Pasar

g. Unit Pelaksana teknis Dinas

h. Kelompok jabatan fungsional

5. Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :

a. Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Analisis Dampak Lingkungan

d. Seksi Pengendalian dan Pengawas Lingkungan

e. Seksi Penanggulangan dan Konservasi Sumber Daya Alam

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

10.2.3 Masalah, Analisis dan Usulan Program

1. Masalah yang Dihadapi

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapanuli Selatan. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat

dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building)

(8)

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

2. Analisis Permasalahan

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Tapanuli Selatan sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapanuli Selatan sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan

kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapanuli Selatan masih

sangat dibutuhkan.

3. Usulan Program

Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building)

Referensi

Dokumen terkait

IoT adalah teknologi yang memungkinkan sebuah perangkat terhubung ke jaringan internet untuk dimonitor atau dikendalikan dari jarak jauh oleh pengguna. Teknologi ini

Adanya pendampingan dari berbagai pihak pada kelompok Sumber Rejeki diharapkan akan mempercepat proses produksi kelompok hingga kegiatan pengolahan singkong dari

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem informasi seleksi calon mahasiswa di Sekolah Tinggi Teknik Musi Palembang yang dapat mempermudah calon mahasiswa melakukan

Euthanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat

Dewi Setyorini, S.Psi, MSi.; selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan penulis banyak masukan, dukungan dan motivasi

Pada perlakuan dosis pupuk organik cair memberikan pengaruh terhadap semua variabel pengamatan kecuali bobot 1000 butir gabah bernas dan hasil panen per petak. Interaksi

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk

Limbah cair industri kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Limbah cair industri minyak kelapa