LAKIP DISDIK 2016 Page 1
A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 89 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi,Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, maka struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terdiri dari :
a) Kepala Dinas;
b) Sekretariat, terdiri dari : i. Sub Bagian Umum;
ii. Sub Bagian Kepegawaian; iii. Sub Bagian Keuangan;
iv. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan.
Sekretariat mempunyai fungsi pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan pelaporan.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Sekretariat mempunyai tugas :
1) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan pelaporan;
2) menyelenggarakan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan pelaporan;
3) mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;
4) mengkoordinasikan upaya pemecahan masalah Dinas;
5) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Dinas;
c) Bidang Pendidikan Dasar dan Taman Kanak-kanak, terdiri dari: i. Seksi Kurikulum dan Sistem Pembelajaran;
ii. Seksi Manajemen Sekolah; iii. Seksi Pengembangan Pendidik.
LAKIP DISDIK 2016 Page 2 Kanak-Kanak mempunyai tugas:
1) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan dasar dan taman kanak-kanak;
2) menyelenggarakan pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran pada pendidikan dasar dan taman kanak-kanak;
3) menyelenggarakan manajemen sekolah pada pendidikan dasar dan taman kanak-kanak;
4) menyelenggarakan pengembangan pendidik pada pendidikan dasar dan taman kanak-kanak;
5) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
d) Bidang Pendidikan Menengah, terdiri dari: i. Seksi Kurikulum dan Sistem Pembelajaran; ii. Seksi Manajemen Sekolah;
iii. Seksi Pengembangan Pendidik.
Bidang Pendidikan Menengah mempunyai fungsi penyelenggaraan penjaminan mutu pendidikan menengah. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Bidang Pendidikan Menengah mempunyai rincian tugas:
1) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan menengah;
2) menyelenggarakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan menengah;
3) menyelenggarakan manajemen sekolah pada pendidikan menengah; 4) menyelenggarakan pengembangan pendidik pada pendidikan
menengah;
5) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
e) Bidang Pengembangan Kependidikan, terdiri dari: i. Seksi Pengembangan Pendidikan;
ii. Seksi Pengembangan Tenaga Kependidikan;
iii. Seksi Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan.
LAKIP DISDIK 2016 Page 3 1) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
evaluasi dan pelaporan kegiatan dan anggaran Bidang;
2) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengembangan kependidikan, sumberdaya pendidikan, sarana pendidikan dan kesiswaan;
3) menyelenggarakan pengembangan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan;
4) menyelenggarakan analisis pengembangan kinerja Bidang;
f) Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri dari: i. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;
ii. Seksi Pendidikan Masyarakat;
iii. Seksi Pengembangan Minat dan Bakat.
Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai fungsi pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai rincian tugas:
1) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
2) menyelenggarakan pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
3) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
B. PERMASALAHAN UATAMA BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA
Dalam pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah di kota Yogyakarta, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta menghadapi permasalahan utama sebagai berikut :
Kendala/hambatan pada akses, mutu dan akuntabilitas seperti berikut ini; 1. Perluasan Akses dan Pemerataan Pendidikan;
a) Angka Putus Sekolah masih cukup tinggi;
LAKIP DISDIK 2016 Page 4 d) Angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA belum maksimal.
e) Disparitas input nilai masuk sekolah negeri dan swasta masih tinggi;
f) Jumlah siswa kota yang sekolah di luar kota masih cukup tinggi; 2. Peningkatan Mutu, relevansi dan Daya Saing;
a) Regulasi pemerintah di bidang pendidikan banyak yang tumpang tindih sehingga menyulitkan pelaksanaanya
b) Masih cukup tinggi persentasi guru yang belum sesuai kualifikasi mengajar;
c) Angka ketidaklulusan pada sekolah swasta masih cukup tinggi; d) Rasio guru/murid masih jauh dari standar.
3. Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas;
LAKIP DISDIK 2016 Page 5 istem AKIP merupakan perpaduan antara Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Sistem Manajemen Kinerja yang dibangun di atas fondasi Sistem Manajemen Strategik Sektor Publik. Sistem Manajemen Strategik Sektor Publik merujuk pada sistem pengendalian manajemen untuk memastikan bahwa tujuan organisasi sektor public dalam kerangka pemenuhan visi misi organisasi sektor publik dapat dicapai melalui penyelenggaraan kegiatan organisasi sektor publik yang direncanakan dan dikendalikan dengan baik.
Substansi Perencanaan strategik adalah rangkaian proses pengambilan keputusan yang berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun, secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin akan ada. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategik instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Perencanaan strategis memuat sejumlah fakta, persoalan dan argumentasi mendasar pemilihan satu program dan kesiapan serta bagaimana melaksanakannya, untuk diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. RENSTRA.
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Sebagai tindak lanjut dan untuk memudahkan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik , maka mencermati dan mensikronkan Visi dan Misi Organisasi, dengan harapan kedepan akan mampu mewujudkan tujuan organisasi .
1. Visi
LAKIP DISDIK 2016 Page 6
2. Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, sebagai upaya perwujudannya melalui misi sebagai berikut :
a. Mewujudkan Pendidikan Berkualitas, berkarakter, dengan
dukungan seumber daya manusia yang profesional
b. Mewujudkan Pendidikan untuk semua (inklusif)
3. Tujuan
Bertolak dari visi dan misi yang telah ditetapkan maka prioritas pembangunan sektor pendidikan di Kota Yogyakarta ataupun yang menjadi tujuan strategisnya adalah
a. Tersedianya layanan pedidikan berkualitas, berkarakter dengan
dukungan sumber daya manusia yang professional
b. Tersedianya layanan pendidikan inklusif pada pendidikan formal
dan Non Formal
4. Sasaran Renstra Tahun 2012-2016
Penetapan sasaran strategis yang hendak dicapai dalam periode lima tahunan merupakan penjabaran dari visi-misi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang spesifik dan terukur, serta hasil dicapai merupakan ukuran tingkat keberhasilan kinerja Dinas Pendidikan. Oleh karena itu, rumusan sasaran strategis yang akan dicapai sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Yogyakarta dan revisi IKU Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tahun 2012 – 2016 adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya layanan pedidikan berkualitas, berkarakter dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional dengan indikator sasaran (a) Angka Kelulusan Ujian Nasional dan Ujuan Akhir (NA) , Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Melek Huruf (AMH)
b. Terwujudnya layanan pendidikan inklusi dengan indikator sasaran adalah Persentasi Jumlah Sekolah yang Melayani Pendidikan Inklusif (JL).
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD, dan akan dilaksanakan dalam jangka satu tahun.
LAKIP DISDIK 2016 Page 7 Menindaklanjuti amanat Perwal Nomor 88 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),serta Permendagri Nomor 53 Tahun 2014, maka Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta telah menyusun Perjanjian Kinerja (TAPKIN). tahun 2016 dan atau menyusun revisi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Gambaran secara utuh bagaimana Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2016 tercantum pada lampiran ini.
C. PERJANJIAN KINERJA (DOKUMEN PENETAPAN KINERJA) TAHUN 2016
Sebagai tindak lanjut komitmen Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk melaksnakan visi dan misi Pemerintah Kota Yogyakarta yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan tahun 2012-2016, maka disusunlah Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta dalam bentuk Penetapan Kinerja :
1.. Sasaran Strategis : Terwujudnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan,
Indikator Kinerja poin a ; Angka Partisipasi Sekolah (APS)
target capaian : 97%
Indikator Kinerja poin b. : Presentasi jumlah sekolah inklusi
Target capaian : 10%
Indikator Kinerja Poin c : Angka Melek Huruf (AMH)
Target capaian : 99%
Program pendukung :
a. Wajib Belajar 12 tahun
b. Peningkatan dan Pemeratan Kualitas Pendidikan Dasar
:c. Peningkatan dan Pemeratan Kualitas Pendidikan Menengah
d Peningkatan dan Pemeratan Kualitas Pendidikan Non Formal dan Informal
LAKIP DISDIK 2016 Page 8 2. Sasran Strategis : Terwujudnya peningkatan mutu,relevansi,daya saing dan penguatan taat kelola serta akuntabilitas
pendidikan Target Capaian : 99%
Program pendudkung : a. Peningkatan dan pemerataan kualitas Pendidkan Dasar
: b. Pengembangan Pendidikan
Total Anggaran : Rp. 21.857.797.750,00
Gambaran secara utuh bagaimana Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2016 tercantum pada lampiran Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini.
LAKIP DISDIK 2016 Page 9 A. PENGUKURAN KINERJA
K
eberhasilan Satuan Perangkat Daerah (SKPD) dalam melaksanakan amanah RPJMD dapat diukur dari sejauh mana kinerja SKPD tersebut dalam menterjemahkan visi dan misi Walikota ke dalam sasaran, program atau kegiatan. Sedangkan, sasaran,program/kegiatan oleh SKPD dituangkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) yang merupakah salah satu Dokumen Perenecanaan SKPD lima tahun ke depan.Sasaran strategis yang bagaimana dan apa indikator kinerja sasarannya tentu tidak akan jauh dari Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Yogyakarta dan IKU SKPD yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap awal tahun anggaran, semua SKPD harus mengawal sejauhmana IKU tersebut dicapai dari tahun pertama hingga tahun ke lima atau terakhir.
Melalui kontrak komitmen antara Kepala SKPD dengan Walikota yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN), maka Kepala SKPD berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi atau mencapai kinerja sesuai apa yang telah ditetapkan tersebut. Semakin tinggi capaian kinerja SKPD maka dapat diindikasikan semakin tinggi kinerja SKPD dalam melaksanakan pembangunan, dan sebaliknya semakin rendah capaian kinerja SKPD, maka semakin rendah pula komitmen SKPD tersebut melaksanakan amanah RPJMD melalui visi, misi Walikota.
Banyak metode atau cara yang dapat digunakan dalam mengukur sejauhmana capaian kinerja SKPD, salah satunya dengan membandingkan antara realisasi dan target yang tertuang dalam indikator kinerja sasaran. Semakin tinggi persentase perbandingan antara realisasi dengan target, maka semakin tinggi pula capaian kinerjanya.
LAKIP DISDIK 2016 Page 10
1. Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :
a. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:
Realisasi
Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana
b. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
Rencana – (Realisasi – Rencana)
Capaian indikator kinerja = x
100% Rencana
Atau:
(2 x Rencana) – Realisasi
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana
Pengukuran kinerja tahun 2016 dilakukan dengan melihat indikator kinerja pada level sasaran yang termaktub dalam IKU, Renstra, maupun TAPKIN tahun 2016. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator
outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.
Dalam rangka pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa program atau kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya.
LAKIP DISDIK 2016 Page 11 a. Pengukuran kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing kelompok indikator kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). b. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat
pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), di mana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan dan indikator makro yang berhubungan dengan sasaran tersebut. Pengukuran pencapaian sasaran ini menggunakan formulir Pengukuran Kinerja (PK) .
2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk
masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran.
Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal
sebagai berikut :
> 85 = Sangat Berhasil
70 < X ≤ 85 = Berhasil
55 < X ≤ 70 = Cukup Berhasil
≤ 55 = Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut dijelaskan berikut ini.
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada di setiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator kinerja sasaran yang ada di kelompok sasaran tersebut.
Jumlah indikator untuk setiap kategori X Nilai mean setiap kategori
Capaian Sasaran =
Jumlah indikator kinerja sasaran
Nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut: Sangat Berhasil : 92,5
LAKIP DISDIK 2016 Page 12 Cukup Berhasil : 62,5
Tidak Berhasil : 27,5
Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan
tidak berhasil.
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Kepala Dinas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran strategis sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan dan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta .
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta didukung oleh Sekretaris dan Kepala Bidang dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dan aparatur, serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sebagai upaya mengimplementasikan program kerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun 2012-2016 sebagai salah satu dokumen perencanaan akan selalui dipakai dalam menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2016 ini. Di samping itu, dalam penyusunan LKIP SKPD juga mendasarkan pada IKU SKPD, Rencana Kerja Tahunan (RKT), Pengukuran Kinerja (PENGKIN), Pengukuran Kinerja, Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK), dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) yang ada.
Guna mendukung pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan tersebut, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta telah mengalokasikan anggaran dalam DPPA-SKPD Tahun 2016 total sebesar Rp. 588.718.185.687,00 dengan rincian belanja langsung sebesar Rp 148.420.952.294,00 dan belanja tidak langsung sebesar Rp. 440.297.233.393,00. Realisasi anggaran Belanja Langsung dan Tidak Langsung dalam DPPA-SKPD tahun 2016 sampai LKIP ini dibuat sebesar Rp. 565.699.572.444,00 atau 96,56% sehingga naik 10,67% dibanding realisasi anggaran tahun 2015 yang lalu.
No Sasaran Indikator
Kinerja
LAKIP DISDIK 2016 Page 13 Pencapaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terlihat dari sejauhmana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan, dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : akses dan pemerataan pendidikan
Sasaran 1: Terwujudnya Perluasan Akses dan Pemerataan
Pendidikan.
LAKIP DISDIK 2016 Page 14 A. ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap usia sekolah, dalam hal ini dibatasi pada usia 7 – 18 tahun. APS juga merupakan salah satu indikator dasar yang biasa digunakan untuk melihat sejauh mana pemerintah memberi akses kepada warganya khususnya usia sekolah mengenyam pendidikan, baik formal maupun non formal.
Untuk mengetahui sejauhmana capaian sasaran 1 di atas, Dinas Pedidikan menetapkan 3 (tiga) indikator sasaran sebagai acauan capaian tersebut, yakni (a) Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Melek Huruf (AMH) dan (b) Presentase Jumlah Sekolah yang melayani Pendidikan Inklusi.
Capaian indikator Sasaran 1 poin a. “Terwujudnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan” dengan indikator sasaran Angka partisipasi Sekolah (APS) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah penduduk usia sekolah yang bersekolah
APS = --- x 100% Jumlah penduduk usia sekoalh
Jumlah peserta didik penduduk Kota Yogyakarta yang menempuh pendidikan Formal mulai dari jenjang SD/MI sampai SMA/MA /SMK di Kota Yogyakarta sebanyak 65.355 peserta didik, ditambah warga belajar yang menempuh Jalur Paket A, B dan C serta warga Kota Yogyakarta yang sekolah di luar kota Yogyakarta yang mendapat KMS sejumlah 1048. Dengan demikian jumlah total penduduk Kota Yogyakarta usia sekolah ( 7-18 tahun ) yang mengenyam pendidikan baik di Kota Yogyakarta maupun di luar kota, baik yang berada di sekolah fomal maupun non formal sebanyak 66.403 orang.
LAKIP DISDIK 2016 Page 15
ditunjukkan pada Tabel. 1, berikut:
Tabel. 1
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH TAHUN 2016.
Indikator Kinerja
Capaian th 2015 (%)
Capaian Kinerja 2016 Target Akhir
capaian tersebut jika kita bandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu
sepertinya mengalami penurunan meskipun hanya sekitar 1,76% seperti
terpampang pada Tabel.1 di atas.
Capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terkait dengan APS
pada tahun 2016 terhadap taget diakhir Renstra (tahun 2016) ditunjukkan pada
Tabel.1 sebesar 98.23 %. Angka capaian sebesar 98.23 % di atas menunjukkan
bahwa program wajar 12 tahun dilaksanakan secara sunggung-sungguh dan
sustainable.
APS kota Yogyakarta tahun 2016 secara keseluruhan lebih tinggi
dibanding dengan APS di tingkat DIY maupun tingkat nasional. Sebagai
perbandingan dapat disajikan dalam Table 2 di bawah.
Tabel. 2
LAKIP DISDIK 2016 Page 16
No Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2016
Tahun 2015
Kota Yk DIY Nasional
1 7- 12 tahun 98,47% 99,89% 99,09%
2 13-15 tahun 98,17% 99,68% 94,72%
3 15-18 tahun 90,26% 86,78% 70,61%
Sumber: BPS
B. ANGKA MELEK HURUF (AMH)
Angka Melek Huruf/Aksara adalah proporsi penduduk usia 15-60 tahun yang memiliki kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya tanpa harus memahami makna apa yang dibaca atau ditulis tersebut terhadap penduduk usia 15 – 60 tahun.
Data AMH memang tidak dapat kita ketahui atau kita hitung secara langsung, tetapi untuk mendapatkan
angka AMH tersebut kita
formulasikan dari AMH = 100%- ABH (Angka Buta Huruf), sehingga data ABH harus dapat kita temukan dulu baru dapat kita hitung AMH.
Jumlah penduduk usia 15 -60 tahun yang buta huruf
ABH = --- x 100% Jumlah penduduk usia 15- 60 tahun
Berdasarkan data dari Bidang PNFI Dikpora DIY tahun 2016 dan hasil verifikasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta diperoleh data jumlah penduduk Kota Yogyakarta yang buta aksara tinggal 315 orang di awal tahun 2016. Kemudian dilakukan kegiatan penuntasan buta aksara sejumlah 83 orang, dengan demikian jumlah buta aksara yang masih ada di Kota Yogyakarta tahun 2016 dapat dihitung sebagai berikut dengan rumus di atas sebagai berikut:
LAKIP DISDIK 2016 Page 17
Dengan demikian AMH di Kota Yogyakarta dapat kita tentukan sebgai berikut: AMH = 100% - 0,08%
=
99,92%
Hasil kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada sasaran 1 poin b. dapat ditunjukkan pada tabel. 3, berikut:
Tabel. 3
ANGKA MELEK HURUF (AMH) TAHUN 2016.
Indikator Kinerja
Capaian th 2015 (%)
Capaian Kinerja 2016 Target Akhir
pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BAIK”.
Capaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta terkait dengan AMH
pada tahun 2016 terhadap taget diakhir Renstra (tahun 2016) ditunjukkan pada
Tabel.3 sebesar 100,2 %. Angka capaian sebesar 100,2 % di atas menunjukkan
bahwa Pemerintah kota Yogyakarta mendukung program DIY terkait dengan
penuntasan Buta Aksara tahun 2015.
AMH Kota Yogyakarta tahun 2016 secara keseluruhan lebih tinggi
dibanding dengan AMH di tingkat DIY maupun tingkat nasional. Sebagai
perbandingan dapat disajikan dalam Tabel. 4 di bawah.
LAKIP DISDIK 2016 Page 18
PERBANDINGAN ABH
No Angka Buta Huruf (ABH)
Tahun 2016
Tahun 2015
Kota Yk DIY Nasional
1 Usia > 15 tahun 0.08% 5.50% 4.78%
Sumber : BPS
Tabel.4 di atas menunjukkan bahwa ABH di Kota Yogyakarta lebih rendah
dibanding tingkat DIY maupun tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa
Program yang telah dilakukan SKPD mampu meningkatkan jumlah penduduk
usia di atas 15 melek huruf. Program yang dilakukan di Bidang Pendidikan Non
Formal dan Informal menuntaskan program kezetaraan dengan sasran 83
orang.
C. PERSENTASE JUMLAH SEKOLAH YANG MELAYANI PENDIDIKAN INKLUSI
Persentase jumlah sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi (JL) adalah proporsi jumlah sekolah di Kota Yogyakarta yang melayani pendidikan inklusi terhadap jumlah sekolah di Kota Yogyakarta.
Data JL dapat kita hitung dengan formula sebagai berikut: Jumlah sekolah yang melayani pendidikan inklusi
JL = --- x 100% Jumlah sekolah seluruhnya
Jumlah sekolah di Kota Yogyakarta tahun 2016 baik negeri maupun
swasta masing-masing jenjang sebagai berikut : TK di kota ada 223, SD/MI
sebanyak 168, SMP/MTs sebanyak 65, SMA/MA sebanyak 48, dan SMK sebanyak
31, sehingga total sekolah sebanyak 535 sekolah.
Sekolah penyelenggara inklusi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas yang diawali dengan verifikasi SDM dan infrastruktur yang ada di
sekolah. Berdasarkan data terakhir di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta di bulan Desember awal penyelenggara inklusi sebanyak 64
LAKIP DISDIK 2016 Page 19 Berdasarkan data-data di atas, maka capaian indikator Sasaran 1 poin c. “Persentase jumlah sekolah yang melayani pendidikan inklusi“ dihitung sebagai berikut:
ditunjukkan pada tabel. 5, berikut:
Tabel. 5
PERSENTASE JUMLAH SEKOLAH YANG MELAYANI PENDIDIKAN
INKLUSI (JL) TAHUN 2015.
Indikator Kinerja
Capaian th 2015 (%)
Capaian Kinerja 2016 Target Akhir
pengukuran kinerja masuk pada kategori “SANGAT BAIK”.
Data pada Tabel.5 menunjukkan bahwa capaian kinerja tahun 2016 terkait
dengan layanan inklusi kinerja tidak jauh berbeda dengan capaian kinerja tahun
2015 ada penurunan yang tidak signifikan sebesar 0.3%.
Faktor Pendukung/ Keberhasilan :
1. Frekuensi sosialisasi tentang anak berkebutuhan khusus (inklusi) yang harus
ditangani sekolah meningkat cukup tajam jika diabanding tahun
sebelumnya.
2. Kepala sekolah dan pihak guru termasuk warga sekolah banyak yang
LAKIP DISDIK 2016 Page 20 3. Tersedianya Guru Pendamping Khusus (GPK) dan prasarana penunjuang
anak berkebutuhan khusus di sekolah.
Pengukuran capaian Kinerja Sasaran 2 : “ Terwujudnya peningkatan mutu,relevansi, daya saing dan penguatan tata kelola serta akuntabilitas pendidikan “dengan indikator sasaran“ Tingkat Kelulusan (TK) Ujian Nasional dan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UN/UNPK), dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah siswa lulus UN dan UNPK
TK = --- x 100% Jumlah siswa mengikuti UN dan UNPK
Berdasarkan POS Ujian Nasional bahwa kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditentukan satuan pendidikan masing-masing. Siswa yang memiliki nilai UN tinggi atau di atas Kriteria Ketuntasan yakni 5,5 bisa tidak lulus karena nilai sekolah tidak memenuhi. Oleh karena itu Tingkat Kelulusan UN atau UNPK sangat ditentukan oleh satuan pendidikan masing-masing, bukan oleh nilai UN atau UNPK. Jumlah peserta Ujian Nasional tahun pelajaran 2015/2016 pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dengan jumlah peserta keseluruhan sebanyak 27.329 siswa, sedang jumlah peserta UNPK dari Paket A,B, dan C sebanyak 633 warga belajar.
Hasil kelulusan dari satuan pendidikan menyatakan bahwa jumlah peserta UN/UNPK sebesar 27.962 siswa/warga yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan sebesar 27.590 siswa/warga belajar. Dengan demikian hasil kelulusan UN dan UNPK pada tahun 2016 dapat dihitung dengan rumus di atas sebagai berikut:
Jumlah siswa lulus UN dan UNPK
TK = --- x 100%
Jumlah siswa mengikuti UN dan UNPK
Sasaran 2 : Terwujudnya Peningkatan Mutu, Relevansi, Daya Saing
LAKIP DISDIK 2016 Page 21
27.590
TK = --- x 100% 27.962
= 98,67 %
Hasil capaian kinerja Tingkat Kelulusan Hasil Ujian Nasional dan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UN/UNPK) Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2016 pada Sasaran 2 dapat dilihat pada tabel 6. di bawah :
Tabel 6.
HASIL KELULUSAN UN/UNPK TAHUN 2016
Indikator Kinerja
Capaian tahun 2015
Capaian Kinerja Tahun 2016 Target Akhir Renstra
Capaian s.d 2015 thdp 2016 Target Realisasi % % %
Tingkat
kelulusan Ujian Nasional (UN/UNPK)
104.08% 99 98,67 99,66 99 99,66
Tingkat kelulusan UN/UNPK tahun 2016 di Kota Yogyakarta ditunjukkan pada Tabel.6 di atas. Jika dicermati capaian kinerja tahun 2016 terkait dengan tingkat kelulusan mengalami penurunan meskipun tidak signifikan,yakni 4%.
Faktor pendukung/keberhasilan :
Beberapa pendukung/keberhasilan yang mempengaruhi realisasi lebih tinggi
dari target adalah:
1. Bahwa kelulusan siswa dari satuan pendidikan sesuai POS Ujian
Nasional ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan nilai akhir (NA),
sehingga jika siswa nilai ujian sekolah tinggi maka cenderung lulus UN.
2. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan menyiapkan
siswa untuk siap UN melalui kegiatan pendalaman materi yang
LAKIP DISDIK 2016 Page 22 B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dalam melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tahun anggaran 2016, Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta memperoleh sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dalam bentuk DPPA-SKPD tahun 2016 dengan rencana
dan realisasi anggaran sebagai berikut:
1. Anggaran dan Realisasi APBD
Anggaran Belanja dari DPPA-SKPD Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun
anggaran 2016 sejumlah Rp. 588.718.185.687,00 turun 6,99 % dibanding
anggaran yang dikelola Dinas Pendidikan tahun 2015 sebesar Rp.
632.963.742.788,00. Belanja Langsung yang dikelola Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta dari APBD Perubahan pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp.
148.420.952.294,00 turun hampir 6,4 % dibanding anggaran tahun 2015 yang
sebesar Rp 158.641.346.752,00 .
Jumlah anggaran Belanja Tidak Langsung yang dikelola Dinas Pendidikan
dari APBD kota Yogyakarta tahun 2016 sebesar Rp. 440.297.233.393,00 atau
turun sebesar 7,17 % dibanding anggaran belanja tidak langsung tahun 2015
yang lalu sebesar Rp. 474.322.396.036,00.
Perbandingan realisasi anggaran APBD Kota Yogyakarta tahun 2015 dan tahun
2016 dapat dilihat pada tabel 10. di bawah :
Tabel. 10
PERBANDINGAN CAPAIAN ANGGARAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016
Jenis belanja
2015 2016
Target (Rp) Realisasi(Rp)
Capa-ian(%)
Target (Rp) Realisasi(Rp)
Capa-ian(%)
Belanja Langsung 158.641.346.752 135.460.175.486 85.39 148.420.952.294 137.441.762.179 92.60
Belanja Tidak
Langsung
474.322.396.036 410.189.089.614 86.48 440.297.233.393 428.257.810.265 97.27
LAKIP DISDIK 2016 Page 23 2. Anggaran dan Realisasi Per Kegiatan
Jumlah anggaran belanja langsung yang dikelola Dinas Pendidikan dari APBD
kota Yogyakarta tahun 2016 sebesar Rp. 148.420.952.294,00 atau turun
sebesar 6,4 % dibanding anggaran belanja langsung tahun 2015 yang lalu.
Anggaran Belanja Langsung yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan
program/kegiatan sementara sebesar 92.60% atau sejumlah Rp.
137.441.762.179,00 Capaian anggaran belanja tahun 2016 untuk belanja langsung sementara lebih tinggi dibanding realisasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang mencapai selisih sebesar 10,67%.
Kenaikan capaian anggaran secara signifikan terjadi pada program/kegiatan
Bidang Pengembangan Pendidikan yang hampir semuanya meningkat,
kemudian disusul pada kegiatan di Bidang Pendidikan Non Formal dan
Informal. Capaian kinerja di bagian anggaran untuk masing-masing
program/kegiatan ditunjukkan seperti pada tabel.11 di bawah:
Tabel. 11
REALISASI ANGGARAN PERPROGRAM dan KEGIATAN
No Kegiatan
Capaian 2015
Capaian Realisasi anggaran Tahun 2016
Anggaran Realisasi %
Program Pelayanan
Adminsitrasi perkantoran 87.6% 13.819.140.384 13.395.383.377 96,93 Program Peningkatan
Sarana dan Prasaran
aparatur 88.9%
1.137.966.500 937.571.498 82,39
Program Peningkatan
2 Penengembangan Model Pembelajaran Pendidikan
3 Peningkatan Kompetensi Guru
Pendidikan Menengah 90,03%
621.209.450
613.016.109 98.68%
4 Pembinaan Manajemen
pendidikan Menengah 89,12%
575.584.000 562.493.000 97,73%
5 Operasional Unit Produksi SMK
N 4 Yogyakarta 90,52% 223.333.344 169.847.121 76,05%
6 Operasional Unit Produksi SMK
N 6 Yogyakarta 96,77% 716.554.468 667.338.316 93,13%
Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Dasar
87,20% 4.592.747.900 4.197.987.498 91.40%
5 Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Dasar
98,91%
LAKIP DISDIK 2016 Page 24 6 Peningkatan Kompetensi Guru
Pendidikan Dasar 86,24%
1.404.778.900 1,310.565.000 93,29%
7 Pembinaan Manajemen
Pendidikan Dasar 72,62%
564.464.000 535.610.500 94.89%
Program Peningkatan dan Pemerataan Kualitas Pendidikan Non Formal dan Informal
92,35% 3.298.338.848 3.056.162.007 92,66%
8 Fasilitasi dan penguatan Kelembagaan Pendidikan Anak Usia Dini
93,38%
2.119.062.858 1.983.767.368 93,62%
9 Fasilitasi dan penguatan Kelembagaan Pendidikan Masyarakat
97,77%
678.111.000 605.236.900 89,25%
10 Penyelenggaraan kegiatan di
SKB 83,59%
Pendidikan Daerah 88,10%
32.976.700.650 30.080.134.700 91,22%
12 Pengelolaan Dana BOS Pusat
dan Daerah 91,48%
13 Peningkatan Layanan Data
Pendidikan 98,81%
276.247.950
273.705.950 99,08%
14 Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) Online 88,11%
16 Pengembangan Pendidikan 66,92%
2.195,594.500 1.826.300.250 83.18%
17 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Sekolah 64,30%
JUMLAH 85.42% 148.420.952.294 137.441.762.179 92.60%
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan capaian realisasi kinerja
keuangan antara lain:
a. Kegiatan atau sub kegiatan yang diprediksi tidak dapat terlaksana dilakukan
pengurangan atau penyesuaian melalui perubahan anggaran.
b. Tahun ini tidak terjadi gagal lelang, sehingga target dapat direalisasikan
hampir 100%.
c. Khusus kegiatan Peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Dasar dan
LAKIP DISDIK 2016 Page 25 yang diberikan, karena beberapa guru diterima PNS, pindah tempat
LAKIP DISDIK 2016 Page 26 aporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKIP) SKPD sebagi pertanggungjawaban serta wahana/ sarana penyampaian informasi tentang
sejauh mana capaian kinerja tahunan yang tertuang dalam RENJA Tahun 2016
maupun di dalam RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 2012-2016 yang
diamanahkan masyarakat, stakeholder,dan pimpinan di atasnya
Kinerja tahunan yang dimaksud dalam hal ini adalah laporan
keberhasilan dan atau laporan kegagalan SKPD Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta dalam pencapaian sasaran yang telah dituangkan dalam RKT tahun
2016, Pengkin maupun IKU dan Renstra Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
A. TINJAUAN UMUM
Berdasarkan capaian kinerja pada Bab III di atas, dapat
disimpulkan bahwa Sasaran 1 yakni Terwujudnya Perluasan Akses dan
Pemerataan Pendidikan dengan 3 (tiga) indikator melampaui target atau
capaian kinerja di atas 100%, dengan rincian sebagai berikut : (a) Angka
Partisipasi Sekolah (APS) capaian sebesar 97,86% , (b) Capaian kinerja
indikator kedua berupa Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 100,9 %, (c)
Presentase Jumlah Sekolah yang Melayani Pendidikan Inklusi (JL)
sebesar 119,6%
Capaian kinerja pada Sasaran 2 dengan 1 (satu) indikator yakni
tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Pendidikan
Kesetaraan (UNPK) sebesar 99,67%. Capaian angka tersebut
menunjukkan bahwa target tidak tercapai, meskipun jika capaian
indikator ini dihitung berdasarkan pengukuran skala ordinal maka masuk
dalam kategori sangat baik.
Secara umum dapat dijelaskan, hasil pengukuran kinerja yang
didasarkan pada rerata pencapaian kinerja sasaran, dapat disimpulkan
bahwa rerata capaian ke empat indikator kinerja Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta di atas sebesar 104,5% atau dalam kategori Sangat
LAKIP DISDIK 2016 Page 27 B. TINJAUAN KHUSUS
1. Hasil capaian kinerja berdasarkan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) di
tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2015
sebesar hampir 10,67% atau sebesar 96,09%, sedangkan tahun 2015
hanya mencapai 86,20%. Hal ini menujukkan bahwa hampir semua
anggaran di tahun 2016 dapat dimanfaatkan dengan baik.
2. Dengan adanya APBD perubahan di tahun 2016 menyebabkan beberapa
anggaran dapat dilaksanakan secara maksimal.
C. PERMASALAHAN, KENDALA UTAMA DAN STRATEGI
PEMECAHANNYA
Beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi pada tahun 2016 dapat
diidentifikasikan sebagai berikut lain :
1. Beberapa kegiatan yang sifatnya lintas bidang masih belum maksimal
dalam melaksanakannya. Kendala yang umum terjadi adalah sulitnya
melakukan koordinasi baik di tingkat perencanaan maupun di tingkat
pelaksanaannya.
2. Keterbatasan sumber daya manusia berpengaruh terhadap kelancaran
dalam melaksanakan kegiatan dan laporan kegiatan, sehingga kedepan
perlu ada penambahan sumber daya manusia.
Hal-hal yang perlu disikapi sebagai usaha untuk mewujudkan Sasaran
Strategis yang telah disusun pada RENSTRA 2012-2016 serta mewujudkan
visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah perlu dipikirkan pemberian
bantuan pendidikan siswa penduduk Kota Yogyakarta yang sekolah di luar
Kota Yogyakarta dalam DIY, sehingga data penduduk usia sekolah yang
sekolah di luar Kota Yogyakarta dapat diketahui dengan baik.
2. Penguatan atau revitalisasi MGMP di jenjang SMP perlu dilakukan untuk
LAKIP DISDIK 2016 Page 28 3. Sehubungan tingkat capaian angka kelulusan dua tahun terakhir tidak
pernah tercapai, maka pendalaman materi , model kemitraan dan sister