• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

  5 BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Teori - teori Dasar

2.1.1 Pengertian Sistem

M enurut O’Brien (2005, p29) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang terorganisasi.

Pendapat O’Brien lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau hubungan elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya untuk memungkinkan terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu tampak lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

M enurut M cLeod (2001, p14), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan. Suatu sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerjasama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dengan proses yang terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : 1. Komponen sistem.

Komponen atau elemen sistem dapat berupa :

a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.

(2)

a. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. M isalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.

2. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung

Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. M elalui penghubung ini memungkinkan sumber – sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari suatu subsistem akan menjadi input untuk subsistem lainnya melalui penghubung. 5. M asukan

M asukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. M asukan dapat berupa maintenance input dan signal input

6. Keluaran

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

(3)

7. Pengolah

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran atau Tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi menurut M cLeod (2001, p12) adalah data yang sudah di proses dan mempunyai arti bagi manusia.

Informasi menurut Turban, Rainer dan Potter (2001, p17) adalah sekumpulan data yang diorganisasikan dalam beberapa cara sehingga berguna bagi penerima.

Dari pendapat para ahli, informasi dapat disimpulkan bahwa hasil pengolahan data yang memiliki manfaat bagi penerima ataupun pemakainya. Dalam pengambilan keputusan, pemakai harus memperhatikan kualitas ataupun nilai suatu informasi

M enurut M cLeod (2001, p148) nilai suatu informasi ditentukan oleh : • Relevansi

Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya dan berkaitan langsung dengan permasalahannya yang ada.

(4)

• Keakuratan

Informasi harus bebas dari kesalahan yang menyesatkan dan harus mencerminkan maksud yang dikandungnya. Idealnya semua informasi harus akurat.

• Ketepatan Waktu

Informasi yang didapatkan harus sesuai dengan saat kebutuhannya. Informasi tidak boleh terlambat diterima, bahkan informasi harus tersedia bagi pemecahan masalah sebelum situasi yang kritis menjadi tidak terkendali.

• Kelengkapan

Informasi yang disampaikan pada penerima atau pengguna harus menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

M enurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, dan sumber data yang dapat mengumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi yang disebarkan organisasi.

M enurut Laudon (2002, p8), sistem informasi adalah komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol didalam organisasi.

(5)

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mengolah masukan dan menghasilkan keluaran yang berguna bagi pengguna.

Dari teori – teori sistem informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem yang berguna untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpan informasi untuk tujuan tertentu yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Geografi

M enurut kurikulum 1994, geografis berasal dari kata “Geographia” yang diambil dari bahasa Yunani. “Geographia” sendiri berasal dari dua kata yaitu “Geo” yang berarti bumi dan “Graphein” yang berarti mencitrakan sesuatu atau melukiskan. M aka, secara harfiah Geografis artinya ilmu yang mempelajari pencitraan dan penggambaran bumi.

Dari sudut pandang ilmu, geografis merupakan segala sesuatu yang terkait dengan keruangan bumi. Produk akhir geografis adalah wilayah-wilayah sebagai suatu perwujudan dari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari sesuatu yang terdapat di permukaan bumi.

M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah geografis adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut dengan geografi.

(6)

2.1.5 Sistem Informasi Geografi (S IG)

2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Berikut ini adalah definisi – definisi SIG dari berbagai pustaka yang beredar :

1. Eddy Prahasta (2002, p49)

SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek - objek yang terdapat di permukaan bumi.

2. Burrough (1986)

SIG adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, memanggil sesuai dengan kebutuhan, men-transform dan menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk berbagai kebutuhan dan tujuan tertentu.

Sistem Informasi Geografi merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru. Berikut ini merupakan beberapa definisi dari SIG yang telah beredar di berbagai pustaka :

1. SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi – deskripsi lokasi dengan karakteristik – karakteristik fenomena yang ditemukan dil lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi [Gitsu94].

(7)

2. SIG merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG adalah sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografi berikut sekumpulan operasi-operasi yang mengelola data tersebut [Foote95].

3. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa dan mengintegrasikan, dan menganalisa informasi - informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi [Demers97].

2.1.5.2 Komponen S IG

SIG merupakan sistem komplek yang, biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem - sistem komputer yang lain ditingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (Harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap

(8)

karakteristik – karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah : a. CPU

M erupakan pusat proses data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya.

b. Memory

Unit memory yang mampu menampung data dalam jumlah besar ketika aplikasi melakukan operasi analisis.

c. Harddisk

M erupakan sebuah komponen perangkat keras yang berguna menyediakan ruang untuk penyimpanan data.

d. Digitizer

Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukkanya ke dalam komputer

e. Printer/Plotter

Digunakan untuk mencetak hasil dari data yang telah diolah f. Scanner

Alat input data yang bertugas mendeteksi cahaya yang kemudian mengkonversikan peta kertas menjadi peta digital. g. VDU (Virtual Display Unit)

M erupakan layar monitor berwarna dengan kualitas baik dan resolusi tinggi yang digunakan untuk memudahkan

(9)

user dalam mengontrol komputer dan perangkat – perangkat lain.

2. Perangkat Lunak (Software)

SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing - masing dapat dieksekusi sendiri.

3. Data dan Informasi Geografi

Data dan informasi geografi sering disebut dengan basis data. Sistem informasi geografi dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimport dari perangkat lunak Sistem Informasi Geografi yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan.

4. M anajemen

Suatu proyek Sistem Informasi Geografi akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian yang tepat. M anajemen sering disebut juga sumber daya manusia atau brainware.

(10)

Gambar 2.1 Komponen – Komponen SIG

2.1.5.3 Sumber Data S IG

M enurut Turban (2003, p355) secara umum, data yang digunakan dalam suatu sistem apapun tak terkecuali dalam SIG harus memenuhi kualitas data dari segi kebenaran, kelengkapan dan keterpaduan data yang dapat dilihat dari berbagai aspek ketepatan, keamanan, keterkaitan, keterbaruan, kelengkapan, kehandalan.

Sistem informasi geografi juga memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari 3 sumber, yaitu:

a. Data lapangan adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan. Untuk mendapatkan data ini, dilakukan survei, pengambilan sampel, wawancara, dan sebagainya. Jenis data yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai data primer, karena memperolehnya langsung dari subjek dan menggunakan alat yang tepat dan dapat dipercaya.

(11)

b. Data peta adalah data dari peta analog yang sudah dikonvers i atau diubah dan direkam dalam bentuk peta digital. Data peta yang sudah direkam tersebut siap digunakan dalam SIG.

c. Data peta citra pengindraan jarak jauh adalah data yang didapatkan dari citra penginderaan jarak jauh berupa foto udara atau satelit. Foto udara tidak dapat langsung digunakan, sebab harus diinterpretasikan dahulu arti objek-objek yang berada di dalam foto tersebut, setelah itu baru dapat dikonversikan ke dalam bentuk digital. Ini berbeda dengan hasil citra satelit yang sudah dalam bentuk digital,sehingga sudah dapat langsung digunakan.

2.1.6 Basis Data 2.1.6.1 Data

M enurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya.

Data adalah aliran sejumlah fakta yang menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik, sebelum diorganisasikan dan diatur ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh user (Laudon, 2004, p8).

(12)

Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Sedangkan informasi adalah data yang telah ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002). Jadi dengan memiliki rincian atau detail, sebuah data menjadi sebuah informasi. Oleh karena itu, ada perbedaan yang jelas antara data dan informasi, walaupun keduanya sering tertukar dalam pemakaiannya.

2.1.6.2 Data S patial

Data spasial merupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial.

Komponen-komponen data spasial sebagai berikut : a. Titik (tanpa dimensi)

Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya : taman nasional pada peta yang berskala besar.

(13)

b. Garis (satu dimensi)

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas polygon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya. Di lain pihak, entity jalan dan sungai, dapat direpresentasikan baik sebagai garis maupun polygon tergantung dari skala peta.

c. Polygon (dua dimensi)

Polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu danau, batas provinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai polygon. Suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik tersebut. Di dalam basis data, semua bentuk area dua dimensi akan direpresentasikan oleh bentuk polygon.

2.1.6.3 Model Data S patial

Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster dan vektor. Dengan demikian untuk menyajikan entity spasial digunakan model data raster atau model data vektor.

1. M odel Data Raster

Raster adalah metode untuk penyimpanan, pemrosesan, dan penampilan spasial data. Setiap area dibagi menjadi baris dan

(14)

kolom, yang membentuk struktur grid. Dengan model data raster, dunia nyata ditampilkan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen. M aka dapat dikatakan bahwa struktur data raster adalah model data spasial yang paling sederhana. M odel data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir.

2. M odel data vektor

M odel data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau polygon beserta atribut-atributnya. Model data vektor terdiri dari garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan dengan titik awal dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Lokasi dari node tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas. Ada beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database. Biasanya sistem vektor dari dua komponen, yaitu untuk mengelola data spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.

2.1.6.4 Pengertian Basis Data

Basis Data adalah sekumpulan data-data yang dapat digunakan secara bersama-sama yang berhubungan secara logika, dan deskripsi dari data tersebut dirancang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. (Connolly & Begg, 2002, p14).

(15)

M enurut Connoly&Begg (2002, p14), basis data adalah sekumpulan koleksi data yang dapat digunakan secara bersamaan atau simultan oleh lebih dari satu user atau department. Data-data yang terdapat di dalam database saling terkait secara logikal, artinya objek-objek terpisah (person, place, thing, concept, event) di dalam suatu organisasi yang disebut sebagai entity dan memiliki atribut yang menggambarkan aspek-aspek tertentu dari objek, dihubungkan satu sama lain melalui suatu asosiasi yang disebut sebagai relationship. Database tidak hanya menyimpan data operasional, tetapi juga menyimpan data yang menggambarkan data di dalamnya atau yang disebut sebagai data dictionary (data about data).

2.1.6.5 Data Flow Diagram

Diagram Alir Data (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini menekankan pada data, namun justru sebaliknya, penekanannya ada pada proses (M cLeod, 2001, p316).

DFD digunakan untuk mempresentasikan sistem sebagai berikut: 1. Proses

Proses menunjukkan hal-hal yang dilakukan oleh sistem, setiap proses dapat mempunyai satu atau lebih input dan satu atau lebih

(16)

output. Dalam DFD, proses dilambangkan dengan sebuah lingkaran (circle).

2. Entity Eksternal

M erupakan entitas yang berada diluar sistem, dapat berupa organisasi atau perorangan. Entity Eksternal dapat menyediakan input bagi sistem atau sebagai tujuan output. Entity Eksternal ini dilambangkan dengan persegi panjang.

3. Data Store

Penyimpanan data yang digunakan dalam sistem, menyediakan input atau output bagi suatu proses. Yang menjadi input disebut data source, sedangkan yang menjadi output disebut sink. Data store ini dilambangkan dengan dua garis horizontal.

4. Aliran Data

M enunjukkan perjalanan data di dalam sistem yang arahnya ditunjukkan dengan anak panah. Aliran data bisa terjadi antara dua proses atau dari data store ke proses dan sebaliknya ataupun dari entity eksternal ke proses sebaliknya. Sedangkan aliran data tidak boleh dilakukan dari entity eksternal ke entity eksternal atau dari data store ke data store.

(17)

2.1.6.6 Entity Relationship Diagram

M enurut Whitten et al (2004, p295-307), entity relationship diagram (ERD) adalah pemodelan data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data yang berhubungan dengan entity dan relationship yang dideskripsikan oleh data tersebut.

Entity adalah sebuah class dari orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep mengenai apa yang diperlukan untuk mengambil dan menyimpan data. Entity digambarkan dalam database sebagai atribut. Relationship adalah hubungan antara satu atau lebih entity. M odel Entity Relationship merepresentasikan kendala dimana isi dari database harus dibentuk. Salah satu kendala yang penting adalah Mapping Cardinalities yang mengekspresikan jumlah entity ke entity lain yang bisa diasosiasikan melalui relationship set.

Jenis mapping cardinalities (Eaglestone, 2001) antara lain: 1. One to one

Hubungan antara entity semisalnya X dan Y dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.

2. One to Many

Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X.

(18)

3. Many to Many

Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X.

4. Zero or one to Many

Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau tidak sama sekali.

2.1.6.7 State Transition Diagram

M enurut Pressman (2001, p317), State Transition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi.

STD memiliki komponen - komponen yang utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut - atribut atau keadaan suatu sistem pada saat tertentu.

2.1.6.8 Proses Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem (system development process) adalah rangkaian aktivitas, metode, cara, dan peralatan yang digunakan untuk mengembangkan dan untuk perawatan sistem informasi dan perangkat lunak. (Whitten et al, 2004, p36)

(19)

M enurut Whitten et al (2004, p40), strategi atau urutan pengembangan sistem yang paling lazim digunakan adalah Strategi Sequential, atau “Waterfall”. Strategi ini banyak digunakan karena merupakan urutan alami pengembangan, yang berawal dengan inisiasi proyek, kemudian analisa, diikuti dengan perancangan sistem, dan berakhir dengan implementasi.

Inisiasi sistem Analisis Sistem Implementasi Sistem Perancangan Sistem Pemakaian Sistem    

Gambar 2.2. Diagram Strategi Sequential, atau “Waterfall”. (Whitten et al, 2004, p41)

(20)

Tahap-tahap yang ada pada strategi Waterfall menurut Whitten et al (2004, p37), adalah:

a. Inisiasi sistem

Inisiasi sistem (system initiation) adalah perencanaan awal untuk mendapatkan ruang lingkup bisnis, tujuan, batasan waktu, dan pendanaan. Tahap ini bertujuan untuk menentukan kegunaan sistem yang akan dibuat.

b. Analisis sistem

Analisis sistem (system analysis) adalah penelitian mengenai masalah, menentukan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam analisis juga ditentukan syarat-syarat dan kebutuhan untuk sistem yang akan dibuat. c. Perancangan sistem

Perancangan sistem (system design) adalah menentukan atau pembuatan solusi teknis berbasis komputer yang dapat menyelesaikan masalah yang ada pada tahap analisa. Perancangan ini umumnya bertujuan untuk membuat prototipe sistem.

d. Implementasi sistem

Implementasi sistem (system implementation) adalah pembuatan, instalasi, dan pengetesan sistem. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap prototipe yang sudah dibuat.

(21)

e. Pemakaian sistem

Ketika sistem sudah bisa digunakan, sistem tersebut diberikan kepada pengguna untuk pemakaian sehari-hari. Pada tahap ini dimulai perawatan dan dukungan terhadap sistem, serta modifikasi dan perbaikan-perbaikan apabila dibutuhkan.

Strategi Waterfall memiliki banyak keuntungan, karena strategi ini membutuhkan waktu dan pengeluaran yang paling sedikit. Namun, strategi ini memiliki beberapa kelemahan, seperti sulitnya melakukan perubahan atau modifikasi ketika sudah mulai tahap implementasi.

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pemetaan

2.2.1.1 Pengertian Peta

M enurut Heywood (2002, p283), peta topografi adalah peta yang tujuan utamanya adalah mengindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang, keadaaan tanah, jaringan transportasi, batas-batas administrasi, dan bentuk-bentuk buatan yang lain.

M enurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah, peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada diatas maupun dibawah permukaan

(22)

bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

Kemajuan bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga penyimpanan, pengolahan, pengelolaan, analisa dan penyajiaannya dalam bentuk terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang terkelola dalam mode digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvesional peta garis cetakan dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiaannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer.

2.2.1.2 Jenis Peta

Peta bisa dijeniskan berdasarkan beberapa macam antara lain : 1. Peta berdasarkan isinya :

a. Peta Geologi : memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain. Peta Geologi umumnya juga menyajikan peta unsur geografi.

b. Peta Geografi : memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1: 100 000.

(23)

c. Peta Topografi : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi disebut juga sebagai peta dasar.

d. Peta Kadaster : memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas.

e. Peta Jalan : memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah.

f. Peta Kota : memuat informasi tentang jaringan transformasi, drainase, sarana kota.

g. Peta teknis : memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perancangan teknis skala 1:10000 atau lebih besar.

2. Peta berdasarkan skala :

a. Peta skala besar : skala peta 1: 10 000 atau lebih besar b. Peta skala sedang : skala peta 1: 10 000 – 1: 100 000 c. Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1: 100 000

3. Peta berdasarkan Keadaan Objek a. Peta Stasioner

M enggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil, contoh : peta sebaran gunung berapi.

(24)

b. Peta Dinamis

M enggambarkan suatu keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah, contoh : peta urbanisasi, peta arah mata angin.

4. Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan :

a. Peta Dasar : digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta topografi.

b. Peta Tematik : dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat peta-peta tertentu.

2.2.1.3 Komponen Peta 1. Judul Peta

Judul peta harus menggambarkan isi, tipe peta dan sesuai dengan jenis peta yang bersangkutan. Dengan judul peta kita dapat mengetahui jenis peta dan daerah yang terggambar pada peta tersebut.

2. Tahun Pembuatan Peta

Tahun pembuatan peta menunjukan waktu peta tersebut dibuat/diselesaikan. Tahun pembuatan peta penting untuk memastikan bahwa peta tersebut masih relevan dan masih baik untuk digunakan.

(25)

3. Skala peta

Skala adalah perbandingan antara dua titik pada peta dengan jarak yang sebenarnya pada permukaan bumi. Skala dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Skala angka, yaitu skala yang dinyatakan secara numerik / angka, contoh : 1 : 50.000, artinya 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm pada permukaan bumi.

b. Skala inci, yaitu skala yang dinyatakan dalam satuan inci. 1 inci = 2,359 cm. Contoh : 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.

c. Skala garis, yaitu skala pada peta berupa garis yang menunjukan jarak sesungguhnya pada permukaan bumi. 4. Legenda

Informasi pada peta cenderung banyak dan padat, sehingga tidak dimungkinkan semua data dibubuhi keterangan secara rinci. Karena itu, keterangan pada peta dibuat berupa simbol-simbol. Keterangan berupa simbol ini pada peta dinamakan legenda. Ada 2 macam simbol pada peta :

a. Simbol Kualitatif , digunakan untuk melukiskan bentuk-bentuk dipermukaan bumi. Simbol kualitatif meliputi simbol titik, simbol garis, dan simbol warna.

(26)

b. Simbol Kuantitatif, digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang diwakili, misalnya untuk menggambarkan jumlah penduduk di daerah tertentu. Contoh :

● : 1000 jiwa ●● : 2000 jiwa ●●● : 3000 jiwa 5. Sumber peta

M erupakan keterangan tentang asal data atau informasi yang ada dalam peta. Sumber peta dapat berasal dari instansi atau lembaga yang berwewenang dan melalui survei lapangan. 6. Penunjuk arah

Setiap pembuatan peta harus dicantumkan mata angin sebagai penunjuk arah dari daerah atau wilayah yang dipetakan. Pembuatan mata angin harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Umumnya arah utara peta berada di sisi atas peta.

b. Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak menganggu peta induk.

7. Warna Peta

Warna peta mencirikan keadaan objek tertentu , misalnya warna hijau untuk dataran rendah, warna biru untuk lautan, warna cokelat untuk pegunungan / gunung yang tinggi dan sebgainya.

(27)

8. Garis Astronomi

Garis astronomi terdiri dari garis lintang dan garis bujur. Garis bujur yaitu garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, sedangkan garis lintang adalah garis khayal yang melitang dari timur ke barat. Garis lintang dan bujur adalah garis khayal (tidak nyata) pada permukaan bumi, dan digunakan untuk mempermudah dalam pembacaan peta.

2.2.2 Global Positioning System

Global Positioning System (GPS) merupakan sistem navigasi global yang berbasiskan satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan merupakan alat untuk mengetahui posisi yang tersusun atas constellation 24 satellites yang mengorbit pada bumi pada ketinggian kurang lebih 11.000 mil. Pada M aret 2008 terdapat 31 satelit aktif dalam constellation. Awalnya GPS hanya terbatas untuk kalangan militer di Amerika, tetapi pada awal tahun 80an pemerintah membuatnya terbuka untuk digunakan secara umum khususnya pada komersial bisnis, travel, dan navigasi, sampai sekarang GPS sudah meluas penggunaannya seperti mendeteksi gempa, dan ramalan cuaca. GPS didesain untuk beroperasi 24 jam, dalam segala kondisi cuaca,dan bisa digunakan di seluruh dunia.

Sinyal satelit GPS dipancarkan secara broadcast oleh satelit GPS secara terus menerus. Dengan mengamati sinyal satelit menggunakan GPS receiver seseorang dapat menentukan posisi (lintang, bujur) di permukaan bumi.

(28)

Informasi lainnya yang didapat dari satelit GPS selain posisi adalah kecepatan, arah, jarak, dan waktu.

Penggunaan satelit untuk penentuan posisi (dalam pengertian lokasi ataupun ruang) memudahkan para pengguna sistem informasi memperoleh informasi yang diinginkannya.

Gambar 2.3 GPS Constellation

(29)

2.2.2.1 Elemen- elemen pada GPS

Pada GPS terdiri dari tiga elemen utama yang mendukung yaitu : 1. Space segment

Space segment merupakan bagian yang terdiri dari 24 satelit yang saling bekerja sama memantau keberadaan GPS receiver. Ke-24 satelit tersebut mempunyai orbitnya masing-masing yang membutuhkan waktu 12 jam untuk satu kali memutari bumi, satu orbit terdiri dari 4 satelit, yang mana masing-masing satelit membentuk sudut 55 derajat terhadap arah jarang pandang lurus mata. Satelit terus menerus mengeset dirinya sendiri agar selalu menerima sumber energi yaitu dari matahari, masing-masing satelit memiliki clock yang sampai dengan 3 nanosekon.

2. Control Segment

Control Segment merupakan bagian dimana terdapat pusat untuk mengontrol dan memonitor semua satelit yang ada agar memastikan semuanya bekerja dengan baik. Semua informasi ini diproses di MCS (Master Control Station).

3. User Segment

User Segment terdiri dari receiver-receiver yang secara khusus didesain untuk menerima, menterjemahkan dan untuk memproses sinyal dari satelit GPS yang ada. Receiver tersebut bisa berdiri sendiri maupun sudah terintergrasi dengan dengan sistem lain. M asing-masing GPS receiver didesain berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

(30)

Gambar 2.4 Elemen Utama GPS

Sumber : http://www.ristinet.com/artikel/sat5.gif

2.2.2.2 Cara Kerja GPS

Global Positioning System adalah sebuah sistem navigasi yang menggunakan satelit dan alat untuk mengetahui posisi sebuah objek. GPS tersusun atas satelit, stasiun pemancar di bumi, dan alat penerima sinyal. Satelit GPS mengitari bumi pada ketinggian 12.000 mil diatas permukaan bumi. Posisi ini ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit mengitari bumi dengan kecepatan 7.000 mil per jam. Sehingga membutuhkan waktu 12 jam bagi satelit untuk dapat mengitari bumi secara keseluruhan, melewati titik yang sama kurang lebih setiap 24 jam.

Setiap daerah di permukaan bumi minimal dijangkau oleh tiga atau empat satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan dua belas satelit sekaligus. Semakin banyak satelit yang

(31)

diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi.

Setiap satelit akan memancarkan sinyal radio daya rendah (low power radio signal) pada beberapa kanal frekuensi (L1,L2, dan seterusnya). Daya sinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara dua puluh hingga lima puluh Watts. Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai 12.000 mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), sehingga tidak boleh ada halangan benda padat antara satelit dan GPS. GPS yang digunakan untuk umum akan memantau frekuensi L1 pada UHF (Ultra High Frequency) 1575.42 M Hz. Sinyal L1 yang dikirim akan memiliki pola-pola kode digital tertentu yang disebut sebagai pseudorandom. Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected (P) dan Coarse/aquisition (C/A) . Sinyal L2 (1227.60 M Hz) hanya membawa kode P. Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiver untuk membedakan sinyal antar satelit. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan istilah anti spoofing, yang biasanya hanya dapat digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan tertentu seperti militer.

Sinyal yang dikirim oleh satelit ke alat penerima GPS akan digunakan untuk menghitung waktu perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini sering juga disebut sebagai Time of Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk mengukur jarak dapat diperoleh dari

(32)

waktu dikalikan dengan cepat rambat sinyal. M aka, jarak antar satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari prinsip fisika tersebut. Satelit menggunakan jam atom yang merupakan satuan waktu paling presisi.

Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi, dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit dibutuhkan agar didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masing-masing satelit ke GPS. Dari jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi dari GPS di permukaan bumi.

Gambar 2.5 : Tringulation

sumber : http://www.gpssystems.org.uk/uploads/Image/Triangulation-M ethod.jpg

(33)

2.2.2.3 GPS Reciever

Komponen utama GPS receiver secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dipancarkan dari satelit-satelit GPS dan mengirimkan kembali ke bagian Radio Frequency. Bagian RF (Radio Frequency) dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal. Microprocessor, yang merupakan komponen pengendali seluruh aktivitas operasi system. Pemroses data (solusi navigasi), osilator presisi, catu daya, unit perintah dan tampilan, memori, serta perekam data, yang digunakan untuk merekam semua data yang diterima.

Gambar 2.6 Konfigurasi GPS Receiver Sumber : http://www.ristinet.com/artikel/sat3.gif

(34)

2.2.2.4 NMEA( National Marine Electronics Association)

NMEA merupakan standar protokol yang digunakan untuk mengetahui posisi secara real-time. NMEA menspesifikasikan kalimat-kalimat ASCII sederhana yang dikirim dan diterima oleh peralatan GPS. Pada bentuknya yang paling sederhana, kalimat data NMEA minimal berisi data posisi, kecepatan, dan waktu. GPS receiver menggunakannya sebagai standar komunikasi dengan satelit sehingga perancangan hardware-nya harus memenuhi standarisasi ini, interface yang memenuhi standar ini adalah (yang direkomendasikan) EIA-422, tetapi kebanyakan menggunakan RS-232, dan baud rate-nya adalah 4800. Kalimat-kalimat pada NMEA adalah semuanya berupa ASCII, setiap kalimat diawali dengan tanda “$” dan diakhiri dengan (<CR><LF>).

2.2.2.5 Error Bugdet Pada GPS

Sistem GPS telah didesain untuk seakurat mungkin, tetapi masih ada sedikit error. Ada banyak penyebab dari error ini beberapa diantaranya adalah :

1. Kondisi Atmosfer

Kondisi atmosfer yang berubah mengakibatkan kecepatan sinyal GPS berubah karena sinyal tersebut melewati atmosfer bumi sehingga jarak yang dihitung dengan rumus ”Signal Speed x Time” akan berbeda sedikit karena rumus tersebut tidak memperhitungkan adanya atmosfer bumi.

(35)

Ionosphere Condition: Lapisan Ionosfir dimulai pada ketinggian 43-50 mil di atas permukaan bumi. Kecepatan sinyal satelit yang melalui lapisan inonosfir melambat dikarenakan plasma (gas yang ter-ionisasi). Walaupun alat penerima sinyal GPS dapat mentolerir keterlambatan pengiriman data, tetapi aktifitas plasma yang tak terduga dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan.

Troposphere Condition: Troposfir adalah lapisan terendah dari atmosfir Bumi dan berada sekitar 11 mil di atas permukaan bumi. Perbedaan temperatur, tekanan, dan kelembaban dapat mengakibatkan kesalahan kecil tingkat akurasi dikarenakan berbagai kemungkinan seberapa cepat gelombang radio merambat.

2. Ephemeris Error dan Clock Error

Ephemeris error terjadi ketika satelit tidak mengirimkan sinyal pada posisi yang tepat dalam orbit.

3. Selective Availabilty

Error pada posisi orbital seharusnya tidak dipusingkan oleh Selective Availability (SA), dimana merupakan suatu error yang disengaja sekitar 0 sampai ribuan kaki ke dalam sinyal navigasi yang ada secara umum, sehingga membuat nya susah untuk sebuh misil jarak jauh menentukan posisi targetnya secara presisi. Akurasi tambahan tersedia pada sinyal tetapi pada wujud yang telah dienkripsi sehingga hanya tersedia untuk milter Amerika

(36)

Serikat saja, sekutunya dan beberapa orang pemerintah. Sayangnya SA ini bisa dihilangkan dengan cara koreksi secara berbeda.

4. Multypath

Sinyal yang mengalami pantulan akibat memasuki atmosfer bumi ketika menuju ke antena GPS. Ketika sinyal satelit memantul dikarenakan gedung atau tebing sebelum sampai pada alat penerima sinyal, akan terjadi keterlambatan pada waktu perjalanan (lama waktu yang ditempuh dari satelit ke alat penerima sinyal), yang mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan jarak tempuh.

5. Kesalahan Waktu (Timing Errors)

Dikarenakan GPS penggunaan jam atom pada setiap alat penerima sinyal GPS, kesalahan waktu dari ketidaktepatan clock dari alat penerima sinyal GPS dapat mengakibatkan sedikit kesalahan pada tingkat akurasi/ketepatan.

6. Kurangnya cakupan satelit (Poor Satellite Coverage)

Apabila cuaca sedang berawan, terhalang pohon, gedung, dll. Akan mengakibatkan sulitnya alat GPS mendapatkan data dari satelit. Ini dikarenakan Satelit GPS akan selalu bergerak secara konstan dalam orbitnya.

(37)

2.2.2.6 Penggunaan DGPS (Differential GPS)

Sebuah cara yang dinamakan differential correction dibutuhkan untuk mendapatkan akurasi dalam jangkauan 1 sampai 5 meter atau bahkan lebih baik dengan peralatan yang canggih. Differential correction membutuhkan GPS receiver, base station. Karena lokasi fisik dari base station sudah diketahui, suatu koreksi bisa dihitung dengan membandingkan lokasi yang telah diketahui dengan lokasi GPS yang telah diberitahukan oleh satelit Proses pada differential correction menerima faktor koreksi dan mengaplikasikan kepada data GPS yang dikumpulkan oleh GPS receiver di lapangan Differential correction menghilangkan kebanyakan dari error yang dibawah ini :

Source Uncorrected With Differential Ionosphere 0-30 meters Mostly Removed Troposphere 0-30 meters All Removed Signal Noise 0-10 meters All Removed Ephemeris Data 1-5 meters All Removed Clock Drift 0-1.5 meters All Removed Multipath 0-1 meters Not Removed

SA 0-70 meters All Removed

(38)

2.2.2.7 Latitude dan Longitude

Latitude adalah garis lintang, dan Longitude adalah garis bujur. Dimana setiap lokasi di Bumi dijelaskan oleh garis lintang dan bujur. Jika seorang pilot atau kapten kapal ingin menentukan posisi di peta, ini merupakan "koordinat" yang mereka gunakan.

Ini merupakan dua sudut yang diukur dalam derajat, menit dan detik. Dalam simbol (°,’,”), contohnya 35° 43’ 9”. Dengan bumi yang berbentuk bulat, dan apabila akan di petakan pada bidang yang datar, maka lintang dan bujur tersebut harus di ubah ke dalam bentuk X dan Y, dimana garis lintang (Latitude) adalah X dan garis bujur (Longitude) adalah Y. Perhitungan ini dilakukan dengan cara detik (“) diubah ke menit (‘), ditambahkan lalu menit (‘) diubah ke derajat (°) dan ditambahkan. Dimana perhitungan menit (‘) diubah ke derajat (°), sama dengan menit diubah ke jam, dengan pembagian 60.

2.2.3 S atelit

Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu.

Jenis-jenis satelit :

• Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.

(39)

• Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.

• Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit.

• Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi.

• Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.

• Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.

• Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulasi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan, dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.

• Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.

(40)

• Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini adalah satelit mini (500– 200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

2.2.4 .Net Framework

.NET Framework merupakan software development platform untuk membangun aplikasi internet. M eskipun demikian, .NET juga bisa untuk pembuatan program-program aplikasi lainnya.

Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan tentang .NET Framework : • Suatu framework yang dirancang untuk membuat aplikasi yang

menggunakan internet dengan menggunakan standard protocol, seperti XML, HTTP, SOAP.

• Suatu framework yang berisi sekumpulan class library yang dapat digunakan untuk pembuatan aplikasi yang berhubungan dengan pengaksesan data, directory services, message queuing, dan lain sebagainya.

• Suatu framework yang menyediakan beberapa teknologi yang sangat powerful untuk membuat aplikasi seperti windows form, web form, XML Web Services, ASP.NET, dan lain sebagainya.

• Suatu framework yang masih mempunyai kompatibilitas dengan komponen lama yang dibuat dengan menggunakan COM dan DLL standar.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen – Komponen SIG
Gambar 2.2. Diagram Strategi Sequential, atau “Waterfall”. (Whitten et al,  2004, p41)
Gambar 2.3 GPS Constellation
Gambar 2.4 Elemen Utama GPS
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologis, kadar awal, dll dipakai untuk

P2 merupakan mahasiswa asing yang sedang belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa, dalam tuturannya penutur (P2) menggunakan kata dari bahasa Indonesia dulu karena

Menurut Forum Pemberdayaan Masyarakat Pantai (FPMP) Kota Tegal, lebar daratan pantai yang awalnya mencapai 200 meter, tergerus ombak hingga lebih dari 100 meter

Jika alpha‐blocker tidak memberikan respon yang adekuat, atau respon pasien buruk jika kateter dilepas, maka dapat diresepkan inhibitor 5‐alpha‐reductase, baik sebagai suplemen

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian oksigen 80% lebih baik untuk menurunkan angka kejadian infeksi luka operasi dibandingkan dengan 30% pada penderita yang mengalami

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi maka diketahui bahwa pengaruh hutang terhadap laba usaha sebesar 0,2 yang artinya tingkat hubungan rendah, sehingga dapat dikatakan

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri (2009) terletak pada variabel yang pernah diteliti yaitu Corporate Social Responsibility sebagai variabel

Tunas Mekar Farm (TMF) sebagai perusahaan kemitraan yang bertindak sebagai inti memiliki prosedur dalam proses penerimaan peternak menjadi plasma.. Peternak yang