• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Model

Course Review Horay

Berbantuan Media

Gambar terhadap Hasil Belajar IPA dengan Mengontrol Motivasi

Berprestasi Siswa Kelas V di Gugus II Kecamatan Kerambitan

Ni Wayan Rikawati

1

, I G. N. Japa

2

, I Kadek Suartama

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: rika_yanika@yahoo.com

1

, ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id

2

,

ik-suartama@undiksha.ac.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti model konvensional sebelum dan sesudah mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V SD di Gugus II Kecamatan Kerambitan. Penelitian ini tergolong eksperimen semu (quasi eksperiment), dengan desain The Posttest-Only Control Group Design dan sampel sebanyak 44 orang yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk motivasi belajar dan tes pilihan ganda untuk hasil belajar IPA. Data dianalisis menggunakan Anakova 1 jalur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti model konvensional sebelum mengontrol motivasi berprestasi pada siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan, (2) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti model konvensional setelah mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan. Dengan demikian, model course review horay berpengaruh terhadap hasil belajar IPA setelah motivasi berprestasi dikontrol.

Kata kunci: hasil belajar IPA, media gambar, model Course Review Horay, motivasi berprestasi. Abstract

This research aimed to find out differences in IPA learning outcomes between groups of students who followed the course review horay model assisted media images and groups of students following the conventional modelbefore and after controlling the achievement motivation of the 5th grade elementary school students in Cluster II of Kerambitan district. This research was a quasi experiment, in which the posttest-only control group design was used and 44 students were selected as the sample by using simple random sampling technique. Questionnaires were used to collect the data of learning motivation and multiple choices tests were used to collect the data of natural science learning result. The data was analyzed by using One-Way ANACOVA.The result of the research indicated that : 1) there was significant difference of natural science learning result between the students group attending course review horay model aided by pictures and the students group following conventional model before controlling the achievement motivation of the 5th grade elementary school students in Cluster II of kerambitan district, (2) there was significant difference of natural science learning result between the students group attending course review horay model aided by pictures and the students group following conventional model after controlling the achievement motivation of the 5th grade elementary school students in Cluster II of kerambitan district. Therefore, course review horay affected the natural science learning result after controlling the achievement motivation.

Keywords: achievement motivation, Course Review Horay model, media images, natural science learning result.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA sangat penting di sekolah dasar. Peranan pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat diperlukan bagi siswa. Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan disekelilingnya. IPA

merupakan dasar teknologi. Teknologi

merupakan dasar dari kebutuhan

manusia. Dengan adanya teknologi, manusia dapat mengembangkan potensi serta akan berdampak pada

peningkatan kesejahteraan hidupnya.

Untuk mewujudkan hal

tersebut,pembelajaran yang inovatif

sangat diperlukan.Melalui proses

pembelajaran yang inovatif tersebut akan diperoleh suatu hasil yang diharapkan. Kenyataannya, proses pembelajaran di

sekolah masih belum mendukung

terwujudnya hal tersebut. Berdasarkan hasil observasi di Gugus II Kecamatan terkait dengan kondisi belajar siswa kelas V dan studi dokumen mengenai hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA masih rendah. Pencapaian Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) masih

tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dari Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. KKM SD Gugus II Kecamatan Kerambitan

No.

Nama Sekolah

KKM

Jumlah Siswa

Tuntas(orang)

Jumlah

Siswa

Dibawah

KKM

(orang)

Persentase

Ketuntasan

1

SD Negeri 1 Sembung Gede

65

10

11

12,82%

2

SD Negeri 2 Sembung Gede

67

4

2

5,13%

3

SD Negeri 3 Sembung Gede

68

11

12

14,10%

4

SD Negeri 1 Meliling

64

5

7

6,41%

5

SD Negeri 2 Meliling

64

5

11

6,41%

Dalam proses belajar mengajar masih didominasi oleh guru. Proses pembelajaran berpacu pada buku teks. Guru sangat jarang menggunakan media

pembelajaran. Guru lebih banyak

berceramah. Jika proses pembelajaran berlangsung demikian tanpa adanya variasi, maka siswa akan cepat merasa bosan dan jenuh dengan kegiatan belajarnya. Hal tersebut membuat siswa malas dalam mengikuti pembelajaran. Jika sudah demikian siswa akan sulit

membangun motivasi belajarnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru Kelas V di Gugus II Kecamatan Kerambitan, dinyatakan bahwa: a) Sulit menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran berlangsung,

(b) Mengalami kesulitan dalam

menyampaikan konsep-konsep IPA, (c) Dalam diskusi kelompok, sulit mengajak siswa untuk aktif, (d) Banyak siswa yang belum bisa mencapai tujuan yang

diharapkan. Hal itu ditunjukkan dari rata-rata nilai siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Kerambitan pada mata pelajaran IPA sebesar 67,33. Dari 78 siswa, 43 orang siswa nilainya masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah. Hal ini berarti bahwa 55,13% siswa nilainya belum tuntas pada mata pelajaran IPA.

Menyikapi hal tersebut, perlu adanya pengemasan proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka seorang tenaga pendidik perlu melakukan upaya yang inovatif dalam pembelajaran yang membuat siswa tertarik untuk

belajar IPA. Salah satu model

pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut adalah model course review horay. Pujayanti (2013) mengatakan

bahwa Model course review horay

(3)

3

pembelajaran yang dapat membuat

suasana menjadi meriah dan

menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore!” atau yel-yel lainnya yang disepakati. Menurut Kurniasih dan Sani (2016) pelaksanaan model ini merupakan suatu pembelajaran

dalam rangka pengujian terhadap

pemahaman siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya dalam suasana yang

menyenangkan. Dengan demikian,

melalui model course review horay siswa memiliki motivasi berprestasi yang baik

untuk mencapai hasil yang

diharapkan.Langkah-langkah model

pembelajaran course review horay

menurut Kurniasih dan Sani (dalam Suitriani, 2015) yaitu sebagai berikut. (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

(2) Guru menyajikan atau

mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok, (4) Untuk menguji pemahaman siswa disuruh

membuat kartu sesuai dengan

kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru, (5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu yang nomornya disebutkan guru, (6) Kelompok yang sudah selesai

menjawab langsung menyampaikan

jawabannya, (7) Kelompok lain

mengulangi jawaban dari kelompok yang menjawab pertama, (8) Guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah dijawab tadi, (9) Bagi kelompok yang benar, siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay, (10) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay, (11) Guru memberikan reward yang memperoleh nilai tinggi, (12) Siswa dibantu guru menyimpulkan materi dan

metutup pelajaran.Kasna (2015)

mengatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran

course review horay mampu

membangkitkan semangat belajar

terutama anak sekolah dasar yang

masih ingin bermain-main.Dengan

demikian tidak akan menutup

kemungkinan bahwa akan semakin

banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa yang akan menambah motivasi berprestasi siswa.

Selain model pembelajaran, media

dalam proses pembelajaran juga

diperlukan untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Salah satu contoh media yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar sumber belajar yang dapat memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak maupun guru dan juga digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya. Tustyana (2016) mengatakan bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar sangat mudah dibuat oleh guru serta lebih memudahkan peserta

didik dalam memahami materi

pembelajaran (Budiono,dkk dalam

Pujayanti, 2013).

Aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran merupakan perilaku siswa untuk belajar. Adanya perubahan perilaku akibat belajar disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan“perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, apektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar” (Susanto dalam Septiasih, 2016). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan paparan di atas,

peneliti tertarik untuk mencoba

menerapkan model course review horay

berbantuan media gambar dan melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Penelitian yang diangkat adalah berjudul “ Pengaruh Model Course Review Horay Berbantuan Media Gambar

(4)

4

terhadap Hasil Belajar IPA dengan Mengontrol Motivasi Beprestasi Siswa

Kelas V di Gugus II Kecamatan

Kerambitan.”

Berdasarkan teori-teori di atas, tujuan penelitian ini adalah 1.untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay berbantuan media

gambar dan kelompok siswa yang

mengikuti model konvensional sebelum mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan

Kerambitan. 2. untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay berbantuan media

gambar dan kelompok siswa yang

mengikuti model konvensional setelah mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan.

METODE

Rancangan penelitian kuasi

eksperimen ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design.Populasi dalam penelitian ini adalah 4 sekolah dari 5 sekolah yang ada di Gugus II Kecamatan Kerambitan, yang terdiri dari kelas V di SD Negeri 1 Sembung Gede, SD Negeri 3 Sembung Gede, SD Negeri 1 Meliling dan SD Negeri 2 Meliling. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random

sampling. Cara penarikan sampel

menggunakan sistem undian. Setelah dilakukan teknik simple random sampling, SD Negeri 3 Sembung Gede terpilih

sebagai kelas eksperimen yang

selanjutnya diberi perlakuan pembelajaran

dengan menggunakan model course

review horay berbantuan media gambar dan SD Negeri 1Sembung Gede sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan model

konvensional.

Dalam penelitian ini, pengamatan awal dilakukan untuk mengumpulkan data motivasi berprestasi setiap siswa sebelum

diberikan perlakuan berupa model course review horay, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Data motivasi berprestasi ini digunakan sebagai kovariabel dalam penelitian ini. Setelah perlakuan selesai dilakukan dalam waktu yang ditentukan maka siswa diberikan post-test yang berupa tes hasil belajar IPA. Penelitian ini melibatkan tiga variable yaitu satu variabel terikat (hasil belajar IPA), satu variabel bebas ( model course review horay

berbantuan media gambar), dan satu variabel kontrol (motivasi berprestasi). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu skor hasil belajar IPA siswa kelas V SD. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan instrumen kuesioner.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif dan kuesioner motivasi berprestasi. Tes objektif dan kuesioner motivasi berprestasi tersebut divalidasi dari segi isi dan melalui tahap uji coba instrumen. Data hasil uji coba instrumen akan dijadikan pedoman dalam menyusun soal post-test yang akan diujikan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dilakukan analisis deskriptif. Tahap kedua yaitu analisis pengujian asumsi untuk pembuktian persyaratan analisis statistik. Pengujian asumsi meliputi uji normalitas sebaran data, uji homogenitas varians, dan uji linieritas regresi. Pada tahap ketiga, dilakukan analisis untuk pembuktian hipotesis. Pengujian terhadap hipotesis penelitian melalui metode statistika. Hipotesis pertama diuji dengan

Uji Independent

Sample t-test

(Uji-t)

dan hipotesis kedua diuji dengan analisis Anakova 1 jalur. Seluruh pengujian yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS Statistics

23, serta menggunakan Microsoft Excel

2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memperoleh gambaran

tentang kemampuan pemecahan

masalah matematika, data dianalisis dengan analisis deskriptif agar dapat diketahui Mean (M), median (Md),

(5)

5 Mean= 19,30 Median = 20 Modus = 22 M ean= 13,08 Median = 13 Modus = 13

Modus (Mo), dan standar deviasi. Rangkuman hasil analisis deskriptif disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Deskripsi Hasil Penelitian

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak Sampel 23 21 SkorTertinggi 24 22 SkorTerendah 11 9 Rentangan 13 13 Mean 19,30 13,08 Median 20 13 Modus 22 13 Standar Deviasi 3,60 4,08 Varians 12,99 16,62

Berdasarkan Tabel 2, diketahui mean kelompok eksperimen lebih besar dari pada mean kelompok kontrol. Data hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dapat disajikan ke dalam kurva polygon seperti pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Kurva Poligon Data Hasil

Post-test Kelompok Eksperimen Berdasarkan Gambar.1, diketahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. Skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen

selanjutnya dikonversikan dengan

menggunakan rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dengan M = 19,30 tergolong kriteria sangat tinggi. Selanjutnya mean, median, modus dari data hasil belajar IPA kelompok kontrol, disajikan ke dalam

bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 2.

Gambar 2.

Kurva Poligon Data Hasil

Post-test

Kelompok Kontrol

Berdasarkan Gambar 2, diketahui mean lebih besar dari median dan median

sama dengan modus (M>Md ≥Mo). Dengan demikian, kurva adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor

cenderung sedang. Skor rata-rata

kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kelompok kontrol

selanjutnya dikonversikan dengan

menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok kontrol dengan M = 13,08 tergolong kriteria sedang.

(6)

6

Setelah mengetahui hasil analisis deskriptif kemudian dilakukan uji hipotesis. Namun, sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan pengujian asumsimeliputi uji normalitas, uji homogenitas varians dan uji linieritas. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa frekuensi data hasil penelitian benar-benar berdistribusi normal. Hasil uji normalitas sebaran data di kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan signifikansi sebesar 0,136. Sedangkan, pada kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan signifikansi sebesar 0,185. Untuk kuesioner motivasi berprestasi siswa yang dibelajarkan dengan model course review horay berbantuan media gambar (eksperimen) diperoleh signifikansi sebesar 0,099. Sedangkan kuesioner motivasi berprestasi siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional (kontrol) diperoleh signifikansi sebesar 0,200 dan. Angka-angka signifikan tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil uji homogenitas varians, didapatkan signifikansi hasil belajar IPA sebesar 0,858.Untuk kuesioner motivasi berprestasi diperoleh signifikansi motivasi berprestasi siswa sebesar 0,467. Angka signifikan tersebut lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa variansi hasil belajar IPA dan motivasi berprestasi siswa pada tiap kelompok homogen.

Dilanjutkan ke uji linieritas, didapatkan signifikansi hasil belajar IPA dan motivasi

berprestasi sebesar 0,355. Angka

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa hubungan antara hasil belajar IPA dan motivasi berprestasi adalah linier.

Berdasarkan hasil analisis pengujian asumsi, diperoleh bahwa data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal, homogen dan linier. Dengan demikian, pengujian hipotesis penelitian dapat dilakukan.

Uji hipotesis yang pertama dilakukan dengan analisis

Uji Independent Sample

t-test

(Uji-t)

. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,000. Hal ini berarti, diperoleh angka signifikansi (sig) lebih kecil dari α (0.000 < 0.05).Ini berarti H0 ditolak, atau H1 diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model

course review horay berbantuan media

gambar dan kelompok siswa yang

mengikuti model konvensional sebelum mengontrol motivasi berprestasi pada siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan.

Hasil uji hipotesis kedua dilakukan

dengan analisis anakova 1 jalur.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor Fhitung = 6,773 dengan signifikansi 0,013 (< 0,05). Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay

berbantuan media gambar dan kelompok

siswa yang mengikuti model

konvensionalsetelah mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan.

Hasil analisis data telah terbukti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model course review horay berbantuan media gambar dan siswa yang dibelajarkan

dengan model konvensional dengan

mengontrol motivasi berprestasi.

Perbedaan yang signifikan juga terlihat dari hasil uji deskriptif yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model course review horay

berbantuan media gambar lebih baik dibandingkan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model konvensional. Hal tersebut

berdasarkan temuan-temuan yang

didapatkan di lapangan. Pertama, hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran yang dilakukan pada

kelompok eksperimen lebih unggul

daripada pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol, situasi belajar menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Kondisi tersebut akan mendorong anak Mean=13,08

(7)

7

untuk mencatat dan menghafal informasi-informasi yang diceramahkan tanpa

dituntut untuk menghubungkannya

dengan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, guru juga jarang menggunakan media pembelajaran atau alat peraga saat menjelaskan materi. Dewi (2014) mengatakan, dalam model konvensional guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa.Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen.

Kedua, pada kelompok eksperimen, siswa aktif dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan serta mengisi tiap kotak dengan angka sesuai dengan selera masing-masing siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam

proses pembelajaran. Moedjono dan

Dimyati (dalam Dewi, 2014) yang

menyatakan bahwa keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti

mencari sumber informasi yang

dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi, membuat karya tulis yang menuntut keterlibatan

langsung siswa dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan

bermakna.Selain itu keaktifan ditunjukkan dengan berargumentasi mengenai materi pelajaran juga sangat baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dewi (2016) keaktifan secara emosional ditunjukkan dengan menyikapi berbagai persoalan yang muncul atas suatu fenomena tertentu terkait dengan materi yang sedang

dipelajarinya.Dengan keaktifan dan

antusias yang dimiliki siswa, akan diikuti oleh pencapaian hasil belajar yang baik pula. Dewi (2016) mengatakan bahwa keaktifan belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dari hasil belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan cara pengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. Hal tersebut sesuai dengan Kusumarini (dalam Giri, 2013) menyatakan bahwa model pembelajaran course review horay

merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif yaitu kegiatan belajar

mengajar dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Pembentukan kelompok tersebut

memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memupuk kerjasama tim dan

interaksi antar siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat pengujian materi oleh guru. Bersama kelompok, siswa harus bekerjasama dengan baik agar bisa

menjawab pertanyaan dengan benar.

Sudha (2016) mengatakan bahwa siswa

akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya dalam suatu kelompok kecil. Proses tersebut melalui diskusi dengan kelompok melalui adanya interaksi yang baik antar siswa.

Ketiga, modelcourse review horay

merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana kelas

menjadi meriah dan menyenangkan,

sehingga siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Widyastiti (2016) dalam model

course review horay, untuk menguji pemahaman siswa tentang materi yang bersangkutan dievaluasi dengan cara

menyenangkan, sehingga dapat

meningkatkan semangat belajar

siswa.Pembelajaran model course review horay diselingi sedikit hiburan sehingga suasana kelas menyenangkan. Dengan

adanya pengujian pemahaman siswa

seperti “quiz”. Tidak hanya itu, tim yang menjawab pertanyaan dengan benar akan meneriakkan kata “hore” atau yel-yel yang telah disepakati. Pemenang dari “quiz”

tersebut mendapatkan reward dari hasil kerjasama tim. Dengan demikian siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Lianto (2016) mengatakan bahwa salah satu kelebihan yang dimiliki oleh model course review horay adalah proses pembelajarannya yang menarik dan tidak monoton, sehingga siswa tidak jenuh di dalam kelas. Selain itu Kariadnyani (2016) mengatakan bahwa dalam penerapan model course review horay, siswa tidak mudah bosan karena selain belajar mereka mendapat hiburan dengan menyanyikan yel-yel yang mereka senangi jika soal dapat dijawab dengan benar.

(8)

8

Keempat, media gambar sangat

penting digunakan dalam usaha

memperjelas pengertian pada peserta didik. Dengan menggunakan gambar siswa dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Mastika (2013) mengatakan bahwa media gambar yang digunakan dalam proses pembelajaran akan membantu siswa untuk

lebih memahami materi pelajaran,

membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, serta proses pembelajaran akan lebih bermakna.

Kelima, pemberian Reinforcement

kepada siswa berupa tanda benar (√) pada jawaban beserta teriakan “hore” dapat memberikan suasana yang menyenangkan sehingga perhatian siswa terpusat pada kegiatan pembelajaran dan siswa akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Bamawi dan Arifin (dalam Kariadnyani 2016) menyatakan penguatan dalam bentuk simbol dapat berupa tanda cek (√) pada hasil pekerjaan siswa dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap prilaku peserta didik yang positif, dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan prilaku tersebut. Dengan kegiatan demikian, diyakini aktivitas siswa meningkat sehingga hasil belajar kognitif siswa menjadi optimal. Selain itu motivasi berprestasi juga akan baik. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu menampilkan diri agar terlihat unggul dibandingkan dengan teman-teman lainnya.Paramitha (2016) berpendapat bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki seseorang, maka akan semakin tinggi pemahaman atas suatu konsep yang orang tersebut miliki. Begitu sebaliknya.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat memberikan gambaran atau wawasan kepada peneliti bahwa model

course review horay berbantuan media

gambar dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Dengan demikian, hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model course review horay akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut.

Pertama, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay

berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti model konvensional sebelum mengontrol motivasi berprestasi pada siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan.Dengan demikian, model course review horay berbantuan media gambar lebih baik dibandingkan dengan model konvensional.

Kedua,terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model course review horay

berbantuan media gambar dan kelompok

siswa yang mengikuti model

konvensionalsetelah mengontrol motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus II Kecamatan Kerambitan. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata –rata hasil belajar pada kelompok kontrol. Dengan demikian, model

course review horay berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa setelah mengontrol motivasi

berprestasi siswa.

Bertolak dari hasil penelitian, dapat

diajukan beberapa saran yaitu:(1)

Disarankan bagi siswa-siswa di sekolah dasar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran serta selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. (2) Disarankan bagi para guru, agar

menggunakan model pembelajaran

yanginovatif sepertimodel course review horay berbantuan media gambar agar

prestasi belajar siswa semakin

meningkat.(3) Disarankan bagi kepala sekolah, agar memberikan informasi dan memfasilitasi para guru agar mampu menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mutu pendidikan sekolah dapat meningkat. (4) Disarankan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model course review horay berbantuan media gambar mata pelajaran IPA maupun ilmu lainnya,

(9)

9

agar memperhatikan kondisi siswa, waktu, dan kendala lainnya yang dialami dalam penelitian ini, sebagai bahan pertimbangan perbaikan danpenyempurnaan penelitian yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ni Md Novi Indrayani. 2014.

Kontribusi Kebiasaan Belajar Dan Konsep Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Di Sekolah Dasar Inti Kecamatan Jembrana.

MIMBAR PGSD 1 (2014). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPGSD/article/view/750. Diakses pada 4 Juni 2017.

Dewi, Anak Agung Istri Saraswati. 2016.

Pendekatan Saintifik Dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Kompetensi Pengetahuan IPS.

MIMBAR PGSD 4.1 (2016).

Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.

id/index.php/JJPGSD/article/view/72 29. Diakses pada 4 Juni 2017. Giri, Komang Rosita. 2013. Pengaruh

Model Pembelajaran Course

Review Horay Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV. Mimbar Pgsd, 1. Kelas VIII 3 SMP N 2

Sungayang Kabupaten Tanah

Datar. Tersedia pada

http://id.portalgaruda.org/?

ref=browse&mod=viewarticle&article =105756. Diakses pada 18 Januari 2017.

Kariadnyani, Kadek Era. 2016. Pengaruh Model Course Review Horay Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD.

MIMBAR PGSD 4.1 (2016).

Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.

id/index.php/JJPGSD/article/view/74 67. Diakses pada 3 Juni 2017. Kasna, I Made Fandy Prasastha. 2015.

Penerapan Model Pembelajaran

Crh (Course Review Horay)

Dengan Bantuan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD.MIMBAR

PGSD 3.1 (2015). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPGSD/article/view/7008. Diakses pada 3 Juni 2017.

Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2016.

Ragam Pengembangan-Model

Pembelajaran-Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Malang

:Kata Pena

Lianto, I. Made. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. MIMBAR PGSD

4.1 (2016). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/6998. Diakses pada 3 Juni 2017.

Mastika, L. Ayu Dewi 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus I Kecamatan Buleleng. MIMBAR PGSD 1 (2013). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/755. Diakses pada 4 Juni 2017.

Paramitha, I. Dewa Ayu Agung. 2016.

Pengaruh Model Inkuiri

Terbimbing, Gaya Kognitif, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas V SD. MIMBAR PGSD 4.1

(2016). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/6997. Diakses pada 4 Juni 2017.

Pujayanti, Putu. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV SD Gugus VIII Munduk.

Mimbar Pgsd, 1.Tersedia

padahttp://id.portalgaruda.org/?ref =browse&mod=viewarticle&article

=105674. Diakses 28 Desember

2016.

Septiasih, Ni Wayan Ari. 2016. Penerapan

Project Based Learning

Berbantuan Video Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di SD. MIMBAR PGSD

4.1 (2016). Tersedia pada

(10)

10 .php/JJPGSD/article/view/7008. Diakses pada 3 Juni 2017.

Sudha, I. Ketut. 2016. Pengaruh Model

Pembelajaran Teams Games

Tournament Dan Motivasi

Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV.MIMBAR PGSD 5.2 (2016). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/7584. Diakses pada 4 Juni 2017.

Suitriani, Ni Wayan. 2016.Penerapan Model

Course Review Horay Berbantuan

Media Monopoli Untuk

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA." MIMBAR PGSD 4.1

(2016). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/774. Diakses pada 3 Juni 2017.

Tustyana, I. Kadek Nova Kurnia. 2016. Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Kelas V. MIMBAR PGSD 5.2 (2016). Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPGSD/article/view/7008. Diakses pada 3 Juni 2017.

Widyastiti, Ni Luh Pande. 2016. Pengaruh

Model Pembelajaran Crh

Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. MIMBAR PGSD 4.1

(2016). Tersedia pada

http://ejournal.

undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/a rticle/view/7481. Diakses pada 4 Juni 2017.

Gambar

Tabel 2. Rekapitulasi Deskripsi Hasil Penelitian  Statistik  Kelompok  Eksperimen  Kelompok Kontrol  Banyak  Sampel  23  21  SkorTertinggi  24  22  SkorTerendah  11  9  Rentangan  13  13  Mean  19,30  13,08  Median  20  13  Modus  22  13  Standar  Deviasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Apabila dalam buku APDN kategori Diwajibkan terdapat barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan KKKS maka KKKS mengikuti ketentuan tahapan Tender sesuai dengan Bab X angka 5.1.1