BAB III: ANALISA TAPAK DAN PENERAPAN
TEMA PADA BANGUNAN
3.1.
Dokumen Survey Lapangan
Lokasi : Jl.Industri blok B14/No.2, KemayoranLuas : 10.816 M2 (belum dikurang area GSB sebesar ±1600 m2) Peruntukan : Kpm
KDB : 40 % KLB : 4
Tinggi max : 24 lantai
Batasan Tapak
Utara : Jl. Industri
Selatan : Kali Rembiga
Barat : Kali Rembiga
Timur Jalan Lingkungan,Gereja
Gambar 2: Batas Tapak
3.2.
Aksesbilitas dan Transportasi Kota
Tanggapan
Akses Tapak
Kelebihan
Kekurangan
Nilai
Tidak menyebabkan
kemacetan.
Mudah terlihat.
Untuk masuk menuju
pintu alternatif, harus
memutari tapak
3
Akses menuju jl. GunungSahari
Akses utama menuju jl. H Benyamin Sueb dan Jl. Angkasa
Akses tertutup untuk umum
Mudah terlihat
Memudahkan
pengunjung
menemukan jalan
keluar site
Menyebabkan
kemacetan karena
akses keluar masuk jadi
satu
2
Memudahkan
pengunjung
menemukan pintu
masuk alternatif
Menimbulkan
kemacetan karena pintu
alternative berdekatan
dengan pintu utama
1
Table 1: Alternatif Akses Tapak
akses utama ke dalam tapak terdapat dibagian barat laut tapak, dikarenakan bagian sisi tapak yang berbatasan langsung dengan jalan utama, hanya diperuntukan untuk daerah hijau dan tidak boleh digunakan sebagai akses keluar masuk kendaraan. Oleh karena itu, peletakan akses utama di bagian barat laut tapak bertujuan untuk memudahkan pengunjung PPKK menemukan jalan masuk yang dekat dengan jalan utama.
Serbaguna Kantor Foodcourt GOR
Batas Daerah Hijau
Akses Dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak pada alurnya menyerupai angka 8 untuk menghidari distorsi dari main entrance yang terletak di barat laut, dan alternate entrance yang terletak di barat daya tapak. Sedangkan satu-satunya jalan keluar tapak terdapat di bagian selatan.
Gambar 9: Sirkulasi Tapak
Gambar 10: Zoning 3d Sirkulasi Tapak Gambar 11: Zoning 3d Sirkulasi Tapak
Serbaguna Kantor Foodcourt GOR
3.3.
View To Site
Tanggapan
Berdasarkan kedaan tapak yang telah dianalisa, saya meletakan zona bangunan kantor pada bagian tengah site, karena kantor merupakan satu-satunya bangunan tower yang berperan sebagai bangunan utama dari PPKK dan peletakkan zona kantor ditengah site menunjukan satu hirarki diantara bangunan penunjang lainnya. Serbaguna
Kantor Foodcourt GOR
Batas Daerah Hijau
Berdasarkan kebutuhan target perancangan yang merujuk untuk menghubungkan zona serbaguna dan Gor untuk dapat dikomersialkan, saya meletakan zona bangunan serbaguna dekat dengan pintu keluar, kemudian zona GOR saya letakan dibagian atas zona serbaguna untuk efisensi penggunaan tapak yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai area hijau. zona kantor dan foodcourt bersebelahan menciptakan system skyline pada visual dengan tahapan tinggi masa bangunan. Drop out pada zona kantor pun mudah dicapai.
Gambar 13: View To Site
3.4.
Orientasi tapak terhadap matahari
Gambar 15: Zoning 3d View to Site Gambar 16: Zoning 3d View to Site
Tanggapan
Alternative Masa Bangunan 2
No Kelebihan
1. Efisiensi posisi zona bangunan terhadap tapak yang memberikan banyak ruang untuk zona lainnya.
2. Bangunan mendapatkan sinar matahari pagi
Pada zona tapak perencanaan terdapat 4 zona yang memiliki ketinggian masa bangunan yang berbeda-beda. Dari keempat zona tersebut, zona kantor merupakan zona bangunan bertingkat tinggi yang tentunya sangat rentan terekspose sinar matahari. Oleh karena itu, saya menghususkan zona kantor untuk menyesuaikan orientasi arah bangunannya terhadap arah matahari. Serbaguna
Kantor Foodcourt GOR
Batas Daerah Hijau
Gambar 18: Analisa Matahari
Perlindungan bangunan terhadap sinar matahari bisa berupa elemen tambahan pada kulit bangunan yang terpapar langsung oleh sinar matahari. Kulit tambahan atau yang disebut juga sun shading dengan macam dan jenis yang berbeda beda
Alternative Masa Bangunan 2
No Kekurangan
1. Sebagian besar sisi bangunan berhadapan langsung dengan barat dan timur, sehingga cenderung panas.
2. Memerlukan perlindungan terhadap sinar matahari yang panas
No Kelebihan
1. Hanya sebagian kecil sisi bangunan yang terkena sinar matahari langsung.
2. Hanya memerlukan sedikit perlindungan terhadap panas matahari
No Kekurangan
1. Bangunan tidak memperoleh sinar matahari pagi
Gambar 20: zoning 3d Alternatif 1 Analisa Matahari
Matahari pagi sangat diperlukan baik bangunan maupun penghuni, dengan orientasi bangunan seperti diatas, bangunan hanya mendapatkan sedikit cahaya matahari. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan memberikan sun shading jenis vertical angled fins yang bidangnya diletakkan secara vertical dengan sudut bukaan kearah matahari sehingga cahaya matahari masih dapat masuk kedalam bangunan dengan pantulan dari sun shading atau secara tidak langsung.
Saya memilih alternative orientasi bangunan yang kedua, untuk menghindari pemanasan suhu pada bangunan, walaupun cahaya matahari langsung dengan sun shading.
Serbaguna Kantor Foodcourt GOR
Batas Daerah Hijau
Gambar 22: zoning 3d Alternatif 2 Analisa Matahari
Matahari pagi sangat diperlukan baik bangunan maupun penghuni, dengan orientasi bangunan seperti diatas, bangunan hanya mendapatkan sedikit cahaya matahari. Namun masalah tersebut bisa diatasi dengan memberikan sun shading jenis vertical angled fins yang bidangnya diletakkan secara vertical dengan sudut bukaan kearah matahari sehingga cahaya matahari masih dapat masuk kedalam bangunan dengan pantulan dari sun shading atau secara tidak langsung.
3.5.
Analisa Angin
Gambar 24: zoning 3d Analisa Matahari
Jakarta terletak di dekat garis khatulistiwa, sehingga arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim Barat bertiup antara November dan April dari Barat Daya ke Timur Laut, sedang angin musim Timur antara Mei dan Oktober dari Timur Laut ke Barat Daya.
Tanggapan
Angin melewati bagian bangunan yang lebih pendek, sehingga angin yang masuk tidak begitu kencang dan udara di dalam banguan akan terasa sejuk. Di sini cross ventilation dapat diterapkan secara optimal.
Serbaguna Kantor Foodcourt GOR
Batas Daerah Hijau
Zona GOR, foodcourt, dan serbaguna, diorientasikan searah tapak dan mengikuti alur angin
3.6.
Tingkat Kebisingan Tapak
Tanggapan Bising Sedang Tenang Bising Sedang Tenang Serbaguna Kantor Foodcourt GORBatas Daerah Hijau
Gambar 28: Kebisingan Tapak
3.7.
Zoning Kesimpulan
Untuk zona serbaguna dan kantor diorientasikan sejauh mungkin dari pusat kebisingan. Pada zona yang dekat dengan daerah bising bisa diatasi dengan sound bearing seperti pohon, dan juga penggunaan material bangunan yang dapat menyerap kebisingan.
Berikut adalah kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis terhadap arah matahari, angin, dan bising, orientasi massayang bisa menggunakan potensi matahari untuk pencahayaan, angin untuk penghawaan dan menghindari kebisingan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung PPKK.
Serbaguna Kantor Foodcourt GOR Taman
Batas Daerah Hijau
Gambar 30: Zoning 3d Kebisingan Tapak
3.8.
Zoning Vertikal
SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN SATUAN PENGAWAS INTERN
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR KU SATUAN PENGAWAS INTERN
SATUAN PENGAWAS INTERN
SATUAN PENGAWAS INTERN JAJARAN DIREKSI
SERBA GUNA
KOLAM RENANG DIREKTUR PK
PELAYANAN PUBLIK
SATUAN PENGAWAS INTERN
FOODCOURT DIREKTUR PP
Gambar 32: Zoning 3d Kesimpulan
3.9.
Analisa Struktur
Pemilihan struktur bangunan dipertimbangkan terhadap :
Fungsi bangunan sebagai bangunan umum.
Nilai ekonomis.
Memenuhi persyaratan fleksibilitas bangunan agar ruangan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan seefektif mungkin.
Ketinggian bangunan.
Faktor teknis dan persyaratan bangunan
Keadaan fisik tanah dan kondisi di sekitar tapak. Analisis Sub-Structure
Sub-Structure yang dimaksud disini adalah pondasi yang memikul
keseluruhan berat bangunan. Oleh karena itu, dalam menentukan jenis pondasi yang digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah :
Daya dukung tanah.
Beban bangunan.
Pertimbangan nilai ekonomi (bahan, waktu, dan tenaga kerja). Jenis pondasi yang biasa digunakan dalam bangunan tinggi adalah:
JENIS PONDAS PEMBUATAN KEUNTUNGAN KERUGIAN
Pondasi Tiang Pancang Dibuat secara pracetak (untuk bahan beton). Pemancangan relative cepat Kualitas lebih Pada saat pemancangan menimbulkan getaran,
cara dipancang Dengan menggunakan alat pancang khusus. Persediaan cukup banyak, kecuali dalam ukuran-ukuran khusus. Dapat digunakan sebagai pondasi air. Pelaksanaan mudah, tidak memerlukan tenaga ahli menganggu lingkungan sekitar.
Untuk tiang yang tidak cukup panjang perlu peyambungan, dan hasilnya kurang baik. Memerlukan tempat penampungan di lokasi. Untuk tiang berdiameter besar, perlu alat pemancang yang besar. Pondasi Bored Pile Langkah awal Adalah pengeboran pada lokasi di titik-titik pondasi. Setelah dibor Pondasi langsung dicor di tempat dengan menggunakan bahan beton dan
Getaran yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil, cocok digunakan pada daerah yang padat, dan tidak menganggu lingkungan sekitar Pelaksanaan tidak menyebabkan bising. Karena diameter lebih besar, maka pekerjaan ini memerlukan biaya besar. Waktu pelaksanaan relatif lama.
tulangan besi. Tiang cukup panjang, tidak memerlukan sambungan Ukuran diameter biasanya lebih besar dari ukuran pracetak, sehingga daya dukung tiap tiang lebih besar.
Table 2: Analisa Substructure
Analisis Upper-Structure
Upper-Structure yang dimaksud disini adalah kolom dan plat lantai yang berfungsi sebagai pendukung dan penyalur beban pada bangunan. Dalam menentukan jenis struktur yang digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah :
Struktur harus sesuai untuk bangunan dengan ketinggian rendah (3-4 lantai).
Kemampuan menahan dan menyalurkan beban sesuai dengan kebutuhan.
Mudah, cepat, dan murah dalam pembangunan dan perawatan.
Fleksibel terhadap kemungkinan perluasan dan pengembangan.
3.10.
Analisa Bahan Bangunan
Bangunan yang ekologis berarti bangunan yang memperhatikan efek bahan bangunan terhadap lingkungan sekitarnya maupun terhadap pengguna bangunan. Adapun penggolongan bahan bangunan adalah sebagai berikut.
Golongan Bahan Bangunan Contoh Bahan
Bahan Bangunan Anorganik : batu alam, tanah liat, tras.
Batu kali, kerikil, pasir, kapur, tras
Organik : kayu, bambu, dedaunan, serat, rumput, dsb
Bermacam-macam kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang
Bahan Bangunan Buatan Bahan yang dibakar Batu merah, genteng Bahan yang dilebur Kaca
Bahan yang
dikempa/diperes
Conblock, batako
Bahan kimia dan petrokimia
Plastik, bitumen, kertas, cat
Bahan Bangunan Logam
Logam mulia Emas, perak
Logam setengah mulia Air raksa, nikel, kobalt
Logam besi Besi, baja
Logam non-besi Aluminium, kuningan, perunggu
Table 3: Analisa Upper Structure
Agar ekosistem lingkungan tidak rusak, bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan prinsip ekologis. Adapun klasifikasi bahan bangunan adalah sebagai berikut :
Klasifikasi bahan secara ekologis Contoh bahan Bahan bangunan yang dapat
dibudidayakan kembali
Kayu, bambu, rotan, rumbia, serabut kelapa, ijuk, kulit kayu, kapas, kapuk, wol Bahan bangunan alam yang dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur,
digunakan kembali batu kali, batu alam Bahan bangunan buatan yang dapat
didaur ulang
Limbah, potongan, sampah, ampas, bahan bungkusan (kaleng, botol), mobil bekas
Bahan bangunan yang mengalami perubahan transformasi sederhana
Batu merah, conblock, batako, genteng, bis beton, semen, beton tanpa tulangan Bahan bangunan yang mengalami
beberapa tingkat perubahan transformasi
Plastik, damar epoksi, produk petrokimia yang lain
Bahan bangunan komposit Beton bertulang, pelat serat semen, cat kimia, perekat
Table 4: Analisa Bahan Bangunan
Untuk menjaga kelestarian lingkungan, sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan harus diolah dan digunakan kembali sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.
3.11.
Analisa Utilitas Bangunan
Perancangan sistem utilitas bangunan sebisa mungkin berdasarkan pada prinsip arsitektur ekologis baik dalam plumbing, pencahayaan dan pengudaraan.
Sistem Plumbing
Sistem plumbing pada bangunan mesjid tersebut ada 2, yaitu sistem air bersih dan air kotor.
Sistem Air Bersih Digunakan untuk tempat wudhu, kamar mandi, toilet, pantry, menyiram tanaman dan antisipasi kebakaran. Adapun sistem pendistribusian air bersih adalah seperti gambar berikut.
Sistem Air Kotor Air Kotor Padat
Kotoran padat dari kloset dibuang melalui saluran air kotor dan kemudian disalurkan ke STP.
Air Kotor Cair
Air kotor yang berasal dari kamar mandi, tempat wudhu, pantry dan air hujan.
Proses pengambilan air dari dalam tanah, bila tidak diiringi dengan pengembalian air ke dalam tanah, maka lama kelamaan akan terjadi erosi, banjir, longsor yang akan berdampak pada konsidi tanah yang kering dan tandus sehingga akan mengganggu ekosistem yang berpengaruh pada daur ulang hidrologi. Adapun skema daur ulang hidrologi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk mencegah
terjadinya
hal diatas,
sistem air di dalam
bangunan PPKK Jeruk akan menggunakan ekosistem arsitektural yang mirip dengan proses
Gambar 35: Sistem Air Kotor
1. Menanam tanaman penahan air
Dengan menanam tanaman penahan air dan rumput, dapat mengurangi penyiraman tanaman atau pengairan dan biaya pemeliharaan lansekap hingga 85%. Dengan demikian, selain mencegah terjadinya erosi, juga dapat mengurangi debit pemakaian air.
2. Menggunakan kembali air kotor
Pemakaian air bersih setiap hari untuk bangunan ibadah adalah sekitar 50 liter/ orang/ hari. Setelah digunakan, air tersebut akan menjadi air kotor. Salah satunya cara untuk mengurangi konsumsi air adalah dengan menggunakan kembali air yang sudah dibuang sebagai air ”abu-abu” yang tidak boleh diminum, untuk toilet ataupun tempat cuci yang airnya tidak digunakan untuk minum. Dalam beberapa kasus, tanaman ataupun organisme lain juga digunakan untuk merubah air kotor menjadi air yang dapat diminum. Dengan demikian, secara teori, semua air kotor yang dihasilkan oleh bangunan dapat didaur ulang.
3. Menampung air hujan
Penampungan air hujan dapat mengurangi biaya pengairan untuk rumah maupun bangunan. Selain itu, air hujan juga dapat digunakan untuk menyiram toilet, air pemadam kebakaran.