PENDEKATAN/METODOLOGI STUDI ISLAM:
PENDEKATAN/METODOLOGI STUDI ISLAM:
METODE TIPOLOGI AGAMA
METODE TIPOLOGI AGAMA
Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.
NIP: 19580128.198612.1.001
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
12 September 2012, 2013 07 Oktober 2014
Apa Metode TIPOLOGI ?
Apa Metode TIPOLOGI ?
Metode "tipologi“ merupakan sebuah metode yang
dipakai secara luas di Eropa untuk mengetahui dan memahami manusia.
Dalam konteks ini, Ali Syari`ati mengembangkan metode
Dalam konteks ini, Ali Syari`ati mengembangkan metode
khusus untuk mengkaji agama, yang bahkan dapat dipakai untuk mengkaji semua agama.
Metode ini memiliki dua ciri penting, yaitu: pertama.
mengidentifikasi lima aspek agama; dan kedua,
membandingkan kelima aspek agama ini dengan aspek yang sama dalam agama lain.
5 ASPEK AGAMA
5 ASPEK AGAMA
KELIMA ASPEK ATAU CIRI AGAMA ITU ADALAH:
Tuhan atau Tuhantuhan dari masingmasing agama, yakni yang
dijadikan obyek penyembahan oleh para penganutnya.
Rasul (Nabi) dari masingmasing agama, yaitu orang yang
memproklamasikan dirinya sebagai penyampai agama. memproklamasikan dirinya sebagai penyampai agama.
Kitab Suci dari masingmasing agama, yaitu dasar dan sumber
hukum yang dinyatakan oleh agama itu. \
Situasi kemunculan Nabi dari tiaptiap agama dan kelompok
manusia yang diserunya, karena pesan tiap Nabi berbedabeda.
Individuindividu pilihan yang dilahirkan setiap agama, yaitu
figurfigur yang telah dididiknya dan kemudian dipersembahkan kepada masyarakat dan sejarah.
PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (1
PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (1--2)2)
Dalam hal agama Islam, Ali Syari`ati mengoperasionalkan metode tipologi ke dalam lima langkah berikut:
1. Menjelaskan tipe, konsep, keistimewaan, dan ciriciri Tuhan di
dalam Islam dengan mengacu kepada ayatayat AlQuran dan dalam Islam dengan mengacu kepada ayatayat AlQuran dan haditshadits Nabi, dan ucapan para ulama besar; lalu melangkah ke perbandingan antara Tuhan dalam Islam dengan figurfigur Tuhan dalam agama lain.
2. Menelaah Kitab Suci. Topiktopik apa yang dibicarakannya dan
bagianbagian apa yang ditekankannya; lalu melangkah ke perbandingan antara AlQuran dengan kitabkitab Suci lain, seperti Injil, Taurat, dan Weda.
PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (3) PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (3)
3. Menelaah kepribadian Nabi dalam dimensidimensi
kemanusiaan dan kenabiannya. Kita mengkaji perilaku Nabi, yaitu bagaimana beliau berbicara, bekerja, berpikir, berdiri, duduk, tidur, dan sebagainya; kita selidiki pula hakikat dari hubungannya dengan musuhmusuhnya, hakikat dari hubungannya dengan musuhmusuhnya,
sahabatsahabatnya, dan sanak keluarganya, serta
bagaimana langkah beliau dalam menghadapi masalah masalah sosial. Kita harus membandingkan kepribadian Nabi Muhammad saw. dengan nabinabi dan para pendiri agama yang lain, seperti Isa, Musa, Budha, dan Zoroaster.
PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (4) PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (4)
4. Memeriksa situasi kedatangan Rasul, apakah ia mempersiapkan dirinya untuk kelak menjadi Rasul; adakah orang yang menunggununggu kedatangannya; dan siapakah kelompok manusia yang didakwahinya; apakah beliau telah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk kelak menjadi Rasul; apakah kedatangannya itu ditunggutunggu ataukah tanpa ada orang yang menunggunya; kelompok manusia mana yang diserunya, apakah manusia secara menunggunya; kelompok manusia mana yang diserunya, apakah manusia secara umum (al-Nas), rajaraja dan bangsawan, atau kaum cerdik pandai dan Ahli filsafat; arus pemikiran luar biasa apa yang mengalir ke dalam pikirannya, yang mengubah secara total kepribadian dan cara bicaranya dengan suatu cara yang ketika awalnya amat sulit dilakukan. Kita harus menyelidiki bagaimana Rasul menghadapi masyarakatnya ketika beliau untuk pertama kali memproklamasikan misinya. Akhirnya, kita harus membandingkan keistimewaan yang menonjol dalam diri Rasulullah Muhammad saw. dengan keistimewaan rasulrasul yang lain, seperti Ibrahim, Musa, Isa, atau dengan para pendiri agama dunia, seperti Budha Gautama.
PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (5) PENJELASAN 5 ASPEK AGAMA (5)
5. Mengkaji kepribadian individuindividu pilihan yang
dilahirkan setiap agama, yaitu figurfigur yang telah
dididiknya dan kemudian dipersembahkan kepada
masyarakat dan sejarah. Kita harus mengkaji dan masyarakat dan sejarah. Kita harus mengkaji dan mencoba memahami prinsipprinsip yang dipegang teguh oleh individuindividu pilihan, kepekaannya terhadap
nasib rakyat, serta kesalehan dan kesediaannya
berkorban. Lalu kita melangkah ke perbandingan antara individuindividu pilihan yang dipersembahkan oleh Islam dan agamaagama lain.
Ringkasan 5 Aspek Agama Ringkasan 5 Aspek Agama
No. ASPEK AGAMA PENJELASAN
1. Tuhan Tipe, konsep, dan ciriciri Tuhan di dalam Islam lalu
melangkah ke perbandingan antara Tuhan dalam Islam dengan Tuhan dalam agama lain
2. Nabi Menelaah kepribadian Nabi dalam dimensidimensi kemanusiaan dan kenabiannya.
3. Kitab Suci Topiktopik apa yang dibicarakannya dan bagianbagian 3. Kitab Suci Topiktopik apa yang dibicarakannya dan bagianbagian
apa yang ditekankannya; lalu melangkah ke perbandingan antara AlQuran dengan kitabkitab Suci lain, seperti Injil, Taurat, dan Weda.
4. Situasi kedatangan Nabi
Memeriksa situasi kedatangan Rasul, apakah ia
mempersiapkan dirinya untuk kelak menjadi Rasul;
adakah orang yang menunggununggu kedatangannya; dan siapakah kelompok manusia yang didakwahinya;
5. Kader Nabi Mengkaji kepribadian individuindividu pilihan yang dilahirkan setiap agama, yaitu figurfigur yang telah dididiknya dan kemudian dipersembahkan kepada masyarakat dan sejarah.
MODEL MENYEMBAH TUHAN: MODEL MENYEMBAH TUHAN:
Contoh: Peran
Contoh: Peran RasulRasul (Islam) & (Islam) & DewaDewa (Hindu(Hindu--Buddha)Buddha)
Dewa
Rasul Dewa
Dewi Rasul
PERINTAH UNTUK MENCARI
PERINTAH UNTUK MENCARI ALAL--WASILATAWASILATA
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah untuk dapat selamat sampai kepadaNya itu al-Wasiilata (=Rasul); dan berjihadlah dijalanNya selamat sampai kepadaNya itu al-Wasiilata (=Rasul); dan berjihadlah dijalanNya supaya kamu memperoleh kemenangan. (Qs. 5/AlMaidah ayat 35)
Al-Wasilata adalah isim fa`il (=seseorang yang menjadi perantara). Isim fa`il bersifat istimror, yakni berlaku terus sepanjang zaman; sedangkan wabtaghuu adalah fi`il amr, yang
juga bersifat istimror.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada orangorang yang beriman untuk: (1) bertakwa kepada Allah; (2) mencari Al-Wasilata (=Rasul) agar dapat sampai dengan selamat kepadaNya; dan (3) berjihad di jalanNya supaya memperoleh kemenangan.
Artinya, untuk mencapai derajat takwa, maka orangorang yang beriman itu harus mencari
al-wasilata (Wasithah) agar dapat sampai dengan selamat kepadaNya. Kemudian masih
diperintah lagi untuk berjihad di jalanNya (dengan bimbingan Guru Wasithah) agar memperoleh kemenangan.
PANDANGAN AGAMA
PANDANGAN AGAMA--AGAMA AGAMA
Tentang
Tentang SURGASURGA & & NERAKANERAKA
No AGAMA Masuk SURGA Masuk NERAKA
(selamalamanya) 1. HINDU a. Beragama Hindu
b. Mati dibakar dengan api suci
a. Keluar dari agama Hindu
2. BUDDHA a. Beragama Buddha
a. Keluar dari agama Buddha
b. Membunuh Bikshu 2. BUDDHA a. Beragama Buddha b. Membunuh Bikshu
c. Melukai Bikshu
d. Membunuh kedua orang tua 3. YAHUDI a. Beragama Yahudi a. Keluar dari agama Yahudi
4. KRISTEN a. Beragama Kristen
b. Dibaptis a. Keluar dari agama Kristen
5. ISLAM
a. Beragama Islam
b. Melaksanakan Rukun Islam c. Mati dishalatkan 40 orang
a. Keluar dari agama Islam
ARGUMENTASI AGAMA
ARGUMENTASI AGAMA--AGAMAAGAMA
No. AGAMA DALIL
1. HINDU
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syetan menjadikan umat-umat
itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka syetan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab
2. BUDDHA
menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (Qs. 16: 63)
3. YAHUDI
dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekalikali tidak akan masuk surga kecuali orangorang (yang beragama)
Yahudi atau Nasrani". (Qs. 2: 111) 4. KRISTEN
5. ISLAM
Katakanlah (hai Muhammad), jika kalian mencintai ALLAH, maka Ikutilah AKU (Qs. 3: 31)
MASALAH BAIK DAN BURUK MASALAH BAIK DAN BURUK HANYA DIKETAHUI OLEH ALLAH HANYA DIKETAHUI OLEH ALLAH
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu. Allâh Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (yang baik dan yang buruk)
(Qs. 2/AlBaqarah ayat 216 )
Artinya, hanya ALLAH-lah Yang Tahu apa-apa yang BAIK dan yang BURUK.
Implikasinya, kalau kita ingin tahu yang baik maka kita harus merujuk kepada ALLAH. Tapi karena TUHAN Yang NamaNya ALLAH itu AL-GHAIB, berarti kita harus bertanya tentang BAIK dan BURUK itu kepada UtusanNya (RASUL atau ULIL AMRI minkum)
Mengapa manusia tidak bisa membedakan Mengapa manusia tidak bisa membedakan
BAIK DAN BURUK ? BAIK DAN BURUK ?
Pertama, iblis bersumpah akan menciptakan pandangan yang baik kepada manusia, padahal buruk (karena tidak sejalan dengan Kehendak Allah):
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (pandangan dan perbuatan yang tidak sejalan
dengan kehendak Tuhan) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali sebagian dari hamba-hambaMu yang ikhlash.
(Qs. 15/AlHijr: 3940; Qs. 6/AlAn`am: 112, Qs. 27/AnNaml: 24)
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka (manusia) mengikutinya, kecuali sebagian kecil orang-orang yang beriman.
Mengapa manusia tidak bisa membedakan Mengapa manusia tidak bisa membedakan
BAIK DAN BURUK ? BAIK DAN BURUK ?
Kedua, syetan dari bangsa jin ataupun syetan dari bangsa manusia selalu membisikbisikkan pandangan sesatnya kepada setiap manusia. Oleh karena itu kita harus selalu hatihati, selalu waspada, dan selalu memohon dengan sungguhsungguh agar dihindarkan dari bisikanbisikan syetan. Perhatikan Qs. 114/AnNas ayat 46:
... dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi; yang membisikkan (kesesatan) ke dalam dada manusia; (yakni syetan) dari (bangsa) jin dan (bangsa) manusia.
Dan syetan itu merupakan musuh yang nyata (bukan musuh yang samarsamar) bagi manusia, sebagaimana firmanNya antara lain dalam Qs. 2/AlBaqarah ayat 208:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.
Mengapa manusia tidak bisa membedakan Mengapa manusia tidak bisa membedakan
BAIK DAN BURUK ? BAIK DAN BURUK ?
Ketiga, manusia selain memiliki musuh eksternal (iblis beserta bala tentaranya syetanjin dan syetanmanusia) juga memiliki musuh internal, yakni nafsu yang selalu mendorong untuk melakukan perbuatan buruk, tapi sebagaimana iblis merasakannya sebagai sesuatu yang baik. Dalam Qs. 3/Ali Imran ayat 14 dijelaskan:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).
AlQuran menegaskan bahwa nafsu selalu mendorong perbuatan buruk: :
(Kata Nabi Yusuf): Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Qs. 12/Yusuf: 53)
Mengapa manusia tidak bisa membedakan Mengapa manusia tidak bisa membedakan
BAIK DAN BURUK ? BAIK DAN BURUK ?
Keempat, akibatnya sangat mengerikan. Karena memiliki keimanan yang keliru, maka kebanyakan manusia sangat menyesal pada saat kematiannya, sebagaimana diterangkan dalam Qs. 34/Saba` ayat 5154:
Mengapa manusia tidak bisa membedakan Mengapa manusia tidak bisa membedakan
BAIK DAN BURUK ? BAIK DAN BURUK ?
Terjemah Qs. 34/Saba` ayat 5154:
Dan (alangkah ngerinya) jika kamu (dapat) melihat ketika mereka (orang yang merasa beriman, padahal tidak mengenal DiriNya Zat Tuhan Yang Al-Ghaib)
terperanjat ketakutan (pada saat kematiannya), maka mereka tidak dapat
melepaskan diri dan mereka ditangkap (oleh syetan jin) dari tempat yang dekat melepaskan diri dan mereka ditangkap (oleh syetan jin) dari tempat yang dekat (untuk disiksa di tempat sesat),
Dan (ketika merasakan sakitnya siksaan) mereka berkata (memohon kepada Allah), "Kami beriman kepadaNya", (Tuhan menyanggah): Bagaimanakah
mereka dapat mencapai (keimanan kepada DiriNya Zat Tuhan Yang Al-Ghaib) dari tempat yang jauh itu. Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari (Diri)-Nya (Zat Tuhan Yang Al-Ghaib) sebelum itu (ketika di
dunia); dan mereka (hanya) menduga-duga tentang (Ada dan Wujud
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Dalam AlQuran ditegaskan larangan beragama atas dasar mengikuti keberagamaan mayoritas, nenek moyang, tokoh idola, dan atas dasar pemikiran sendiri.
Pertama, hindari kepercayaan keagamaan mayoritas. Allah SWT menegaskan bahwa keberagamaan mayoritas adalah sesat dan harus dihindari, sebagaimana firmanNya, antara lain dalam ayat berikut:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan an-nas (manusia) tidak mengetahui, (Qs. 30/ArRum: 30)
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Kedua, hindari kepercayaan keagamaan nenek moyang. Keberagamaan leluhur sebenarnya terbentuk karena mayoritas, yakni kesinambungan agama atau mazhab yang dibentuk oleh penguasa. Setelah terbentuk agama atau mazhab yang kuat, kemudian generasi demi generasi mempertahankannya, melestarikannya. Mereka sama sekali tidak mau mengikuti Rasul (atau Ulil Amri). Allah SWT menegaskan bahwa keberagamaan leluhur adalah sesat dan harus dihindari, sebagaimana firmanNya:
keberagamaan leluhur adalah sesat dan harus dihindari, sebagaimana firmanNya:
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Juga firmanNya dalam Qs. 43/AzZukhruf: 2224:
Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka." Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang mundzir (Pemberi Peringatan, Rasul) pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya Kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Seorang anak memang harus berbakti kepada kedua orangtuanya. Tapi jika kedua orang tua mengajak kemusyrikan, sikap sang anak adalah tetap berbuat baik dalam urusan dunia. Tapi dalam keberagamaan harus mengikuti (mentaati) kepada orang yang pernah kembali kepada Tuhan. Allah SWT dalam Qs. 31/ Luqman ayat 15 menegaskan: wattabi` sabiila man anaaba ilayya =dan ikutilah jalan orang yang pernah kembali kepada-Ku. Orang yang pernah kembali kepadaKu (Aku=Tuhan) adalah para Rasul, Ulil Amri, dan Nabi. Merekalah yang kenal dengan Tuhan yang punya nama Allah tapi di dunia AlGhaib:
Tuhan yang punya nama Allah tapi di dunia AlGhaib:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku
(yakni itba` kepada Rasul atau Ulil Amri), kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Ketiga, hindari kepercayaan keagamaan tokoh idola. Setiap sesuatu yang menarik hati karena sesuatu yang disenangi oleh nafsu dan syahwat, terlebihlebih jika disandarkan pada agama pasti akan diikuti oleh kebanyakan manusia. Dalam Qs. 2/AlBaqarah ayat 204 Allah SWT menegaskan bahwa sebenarnya orang demikian adalah penantang agama yang paling keras, karenanya harus dihindari:
Dan (hati-hatilah nanti suatu) hari (di akhirat) orang yang zalim (=beragama yang sesat) menggigit dua tangannya (saking menyesalnya), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu ketika di dunia) aku mengambil
jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu ketika di dunia) tidak
menjadikan si fulan sebagai kholil (tokoh idola). Sesungguhnya dia (sang kholil itu) telah menyesatkan aku dari Adz-Dzikro ketika Adz-Dzikro itu telah datang kepadaku; dan adalah syetan (=sang tokok idola itu) tidak mau menolong manusia. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan (padahal AlQuran jelas sekali memerintahkan agar umat manusia mentaati
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Keempat, hindari kepercayaan agama atas dasar dugaan. Pemikiran adalah hasil dugaan, perkiraan, dan sangkaan. Beragama haruslah didasarkan atas keyakinan (=mentaati Allah, RasulNya dan Ulil Amri), tidak boleh mengandalkan dugaan, perkiraan, dan sangkaan, karena caracara seperti itu tidak akan mencapai kebenaran. Allah SWT berfirman Qs. 10/Yunus ayat 36:
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Bahkan dalam Qs. 18/alKahfi ayat 1316 berikut, orang yang beragama atas dasar “dugaan” disebutsebut sebagai orang yang menjadikan AlQuran dan RasulNya sebagai bahan olokolokan:
Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar, Selain RASUL tidak tahu AGAMA yang benar,
tidak tahu yang BAIK dan BURUK ! tidak tahu yang BAIK dan BURUK !
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang
paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan-amalan) mereka pada Hari Kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan
TIPOLOGI : TIPOLOGI :
Islam Sunni vs Islam Syi`ah Islam Sunni vs Islam Syi`ah
No. ASPEK
AJARAN ISLAM SUNNI ISLAM SYI`AH
1. Tokoh Rujukan
a. Nabi Muhammad SAW b. Abu Bakar & Umar
c. Sahabat Nabi yang senior
a. Nabi Muhammad SAW
b. 12 Imam (Imam Ali, dst) c. Sahabat setia Nabi & Imam 2. Imam di
zaman sekarang
a. Tidak ada Imam
b. Tidak perlu ada Imam
c. Sebagian kaum Sunni percaya
Ada IMAM
a. Imam Muhammad AlMahdi AlMuntazhor
sekarang c. Sebagian kaum Sunni percaya
akan datangnya Imam Mahdi
AlMuntazhor
b. Wali Faqih (Wakil Imam sementara) 3. AlQuran Mushaf AlImam (dibakukan di
zaman Khalifah Utsman)
Mushaf AlImam (dengan beberapa koreksi dari 12 Imam)
4. Hadits a. Sabda Nabi Muhammad SAW
b. Sabda Sahabat Nabi senior c. Kitab BukhariMuslim, dll
(Kutubus Sittah)
a. Sabda Nabi Muhammad SAW
b. Sabda 12 Imam
c. Kitab ..., dll 5. Mazhab Banyak Mazhab
(puluhan, ratusan, ribuan, dst)
TIPOLOGI : NU vs Muhammadiyah TIPOLOGI : NU vs Muhammadiyah No. ASPEK AJARAN NU Muhammadiyah 1. Tokoh Rujukan
a. Nabi Muhammad SAW
b. Abu Bakar, Umar, sahabat senior
c. Ulama Mazhab (Mazhab 4)
a. Nabi Muhammad SAW
b. Abu Bakar, Umar, sahabat senior
c. Ulama Reformis 2. Imam di
zaman sekarang
a. Tidak ada Imam
b. Tidak perlu ada Imam
c. Percaya akan datangnya Imam Mahdi
a. Tidak ada Imam
b. Tidak perlu ada Imam
c. Imam Mahdi bukanlah figur, melainkan sebuah sistem
3. Hadits a. Sabda Nabi Muhammad SAW a. Sabda Nabi Muhammad SAW
3. Hadits a. Sabda Nabi Muhammad SAW b. Sabda Sahabat senior Nabi
c. Kitab Mazhab 4
a. Sabda Nabi Muhammad SAW b. Sabda Sahabat senior Nabi
c. Kitab BukhariMuslim 4. Slogan a. Mengamalkan ajaran yang
diamalkan oleh Ulama Salaf b. Memelihara tradisi lama yang
baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik
a. Hanya mengamalkan ajaran yang benarbenar bersumber dari Nabi Muhammad SAW & Sahabat senior Nabi
b. Membersihkan tauhid dengan jalan memberantas TBC
(Tahayul, Khurafat, Bid`ah) 5. Lainnya
TIPOLOGI : Tarekat vs Non Tarekat TIPOLOGI : Tarekat vs Non Tarekat
No. ASPEK
AJARAN TAREKAT NON TAREKAT
1. Guru Mursyid
Beragama dengan bimbingan Guru
Mursyid
Beragama tanpa Guru Mursyid
2. Cara
mengetahui Tuhan
o Mengetahui Zat Tuhan melalui
inkisyaf (gnostic)
o Mengetahui Zat Tuhan melalui talqin zikir oleh Guru Mursyid
a. Mempelajari Namanama
(Asmaul Husna), Sifat, dan
Perbuatan Tuhan
b. Tidak perlu & tidak mungkin mengetahui Zat Tuhan
3. Zikir o Mengucapkan Laa ilaaha a. Mengucapkan kalimatkalimat
3. Zikir o Mengucapkan Laa ilaaha
illallah dan Asma Allah secara jahr (keras) & khofi (dalam hati) o Mengingatingat Zat Tuhan
a. Mengucapkan kalimatkalimat thoyyibah (seperti: Laa ilaaha illallaah, subhaanallaah, dll) b. Membaca AlQuran, dll
4. Talqin Zikir
o Talqin zikir jahr & khofi oleh Guru Mursyid
o Dibisikkan Zat Allah ke telinga kiri oleh Guru Mursyid
Tidak ada talqin zikir
5. Riyalat, Riyadhoh, Mujahadah
a. Memperbanyak shalat & ibadah b. Memperbanyak zikir & wirid
(dalam komunitas jama`ah yang terorganisir, dengan ikatan yang lebih kuat)
a. Shalat & ibadah formal b. Wiridwirid formal
c. Kalaupun berjama`ah sebatas jama`ah masjid
WASSALAM
WASSALAM
Keterangan Gambar:
Manusia selalu dalam liputan Tuhan, persis seperti ikan dalam samudera: Hidup, bernafas, makan, tidur, hingga matinya pun dalam samudera