• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENI (1)"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO

SKRIPSI

Oleh: Syamsuddin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahin Malang untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata

Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh: Syamsuddin NIM: 06110110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)

PERSETUJUAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO Oleh:

Syamsuddin Nim : 06110110

Disetujui Pada Tanggal, 19 Juli 2010 Dosen Pembimbing,

Dr. H. Asmaun Sahlan M.Ag NIP : 195211101983031004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IX IPA2 DI

SMAN I PAITON PROBOLINGGO SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Syamsuddin (06110110)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 29 Juli 2010 dengan nilai B+

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 5 Agustus 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

H. Ahmad Sholeh, M.Ag : NIP. 197608032006041 001

Sekretaris Sidang

Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag : NIP. 195211101983031004

Pembimbing,

Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag : NIP. 195211101983031 004

Penguji Utama

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I : NIP. 196512051994031 003

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah

(5)

Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya

dari sejak kecil sampai sekarang

2. Guru dan para dosen yang dengan iklas memdidikku

3. Kakak laki-laki-ku yang telah membantu dan memotivasi dalam

menuntut ilmu sampai kuliyah

4. Rekan-rekan yang senasib sepenanggungan, dan

(6)

MOTTO

ù

ø

%

#

É

Ο

ó

™$

Î

/

7

În

/‘

Ï ©

#

,=

{

∩⊇∪

,=

{

≈

¡

Σ}

#

ô

Ï

Β

@

,=

ã

∩⊄∪

ù

ø

%

#

7

š

/‘

ρ

ã

Π



ø

.{

#

∩⊂∪

Ï ©

#

Ο

=

æ

É

Ο=)

ø

9

$

Î

/

∩⊆∪

Ο

=

æ

≈

¡

Σ}

#

$

Β

ó

Ο9

÷

Λ>

÷

è

ƒ

∩∈∪

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

(7)

Dr.H Asmaun Sahlan, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Nur Hamid Ansori Malang, 19 Juli 2010 Lamp : 5 (Lima) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di

Malang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : Syamsuddin NIM : 06110110

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengguan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

(8)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Syamsuddin

Nim : 06110110

Alamat : Jl. Raya Sumbersari No. 88

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang berjudul:

“PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO”

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan “duplikasi” dari karya orang lain, selanjutnya apabila dikemudian hari ada claim dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen pembimbing atau Fakultas Tarbiyah UIN Malang, tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Malang, 19 Juli 2010

(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Al Hamdulillah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul: Pennggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo, guna memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan Islam” (S.Pd.I) pada fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Semoga sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang senantiasa setia sampai akhir masa.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa didalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapat bantuan dari semua pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karenanya penulis mohon kepada Allah SWT agar semua itu dibalas sesuai dengan amal perbuatannya.

Untuk itulah penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun spiritual serta kasih sayangnya yang tiada batas demi tercapainya cita-cita penulis.

(10)

3. Bapak Dr. H. M Zainuddin MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah banyak memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis.

4. Bapak Drs. H. Moh. Padil M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Bapak Dr. H. Asmaun Sahlan MA,g selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktunya untuk memotivasi serta pengarahan yang amat berharga bagi penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. H. Saifullah beserta stafnya, selaku kepala sekolah SMAN I Paiton Probolinggo yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengadakan penelitian

7. Kepada kakak-Ku yang telah banyak membantu, baik secara materil maupun spiritual.

8. Kepada bapak saleh yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada adek-adekku yang telah memberi dorongan dan semangat serta doa’nya dalam penyelesaian skripsi.

10. Kepada teman-temanku yang ada di pesantern Al-Munir

11. Dan juga kepada teman-teman kosan yang telah memotivasi saya untuk selalu ngiat dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

kritik yang konstruktif dari segenap pembaca terhadap kekurangan dan kekeliruan yang terdapat pada skripsi ini.

Akhirnya penulis memohon taufiq serta hidayah-Nya semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 19 Juli 2010

(12)

DATDAR TABEL

TABEL I : Struktur Organisasi SMAN I Paiton Probolinggo TABEL II : Daftar Guru SMAN I Paiton Probolinggo TABEL III : Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo TABEL IV : Sarana dan Prasarana SMAN I Paiton Probolinggo

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Bukti konsultasi

Lampiran II : Surat penelitian

Lampiran III : Bukti surat penelitian di sekolah Lampiran IV : Soal Ulangan

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN vi

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING………. vii

HALAMAN PERNYATAAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR TABEL xii

DARTAR LAMPIRAN xii

DAFAR ISI xiv

ABSTRAK xix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Penegasan Isltilah 5

E. Manfaat Penelitian 6

F. Ruang Lingkup Penelitian 7

(15)

BAB II: KAJIAN TEORI

A.Media Pembelajaran 9

1. Pengertian Media Pembelajaran 9

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran 11

a. Media LKS 15

b. Media Proyektor 19

B. Motivasi Belajar 23

1. Pengertian Motivasi Belajar 23

2. Macam-Macam Motivasi Belajar 25

a. Motivasi Instrinsik 25

b. Motivasi Ekstrinsik 28

3. Fungsi Motivasi Belajar 32

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Belajar 33

C. Pendidikan Agama Islam 37

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 37

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam 40

3. Komponen-Komponen Pendidikan

Agama Islam 44

D.Penggunaan Media Pembelajaran dalam

(16)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan dan jenis penelitian 55

B.Kehadiran peneliti 63

C.Lokasi penelitian 63

D.Sumber data dan jenis data 64

E.Instrument penelitian 65

F. Teknik pengumpulan data 66

1. Tes 66

2. Motode observasi 66

3. Metode wawancara 67

4. Analisis data 68

G.Penecekan keabsahan data 70

H.Tahap-tahap penelitian 71

BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian 77

1. Sejarah Singkat Berdirinya Sman I Paiton 77

2. Visi Misi Dan Tujuan Penelitian 78

3. Tujuan Sekolah 78

4. Struktur Organisasi Sekolah 79

5. Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo 79 6. Keadaan Saran dan Prasarana SMAN I

(17)

7. Tata Tertib Sekolah 82 B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada pata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton

Probolinggo 84

1. Paparan Data Sebelum Tindakan 87

2. Siklus I 89

3. Siklus II 100

4. Siklus III 109

C. Kendala-kendala Menggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di

SMAN I Paiton Probolinggo 117

D. Mengatasi Kendala-kendala Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di

(18)

BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.Penggunaan Media LKS dan Proyektor LCD pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 SMAN

I Paiton Probolinggo 120

B.Kendala-kendala Penggunaan Media LKS dan Proyektor

LCD 125

C.Mengatasi Kenda-kendala Menggunakan Media LKS dan

Proyektor LCD 126

BAB VI: PENUTUP

A.Kesimpulan 128

(19)

ABSTRAK

Syamsuddin Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikang Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. Asmaun Sahlan.M.Ag

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar- mengajar sangat ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung kepada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikannya.

Untuk menghindari ketidak lancaran komonikasi tersebut adalah guru harus mampu dan bisa menggunakan media pembelajaran, karena Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomonikasi dengan siswa agar lebih efektif dan antusias dalam kegiatan bealajar mengajar.

Untuk memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang akan disampaikan salah satu cara yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam adalah menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran di kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini diabil rumusan masalah sebagi berikut: Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Proboling? Bagaimana kendala dalam menggunakan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siwa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo? Bagaimana mengatasi penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.

(20)

mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.

Penelitian ini dilakukan di SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan desain penelitian tindakan kelas (PTK) mengikuti model yang dikembangkan oleh John Elliott. Analisis data dilakukan dengan menggunakan interview, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif karena pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada tiap-tiap siklus. Dengan menggunakan media LKS motivasi siswa bertambah dibandingkan saat Pre Tes. Motivasi siswa saat pre tes masih masih rendah yaitu 20, setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi 25 atau 25%, siklus II naik menjadi 34 atau 70% dan siklus III naik menjadi 45 atau 125%.

Dalam menggunakan media LKS dan Projektor LCD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo peneliti menemukan kendala-kendala, diantaranya adalah kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa masih takut mengungkapkan pendapatnya matinya lampu saat menggunakan media projektor LCD, kedaan luar kelas yang ramai, dan masih ada siswa yang lambat dan minta izin ketika berlangsungnya pelajaran. Untuk mengatasi kendala tersebut peneliti memotivasi siswa untuk semangat belajar dan aktif dalam kelas, memberi teguran dan sangsi kepada siswa yang terlambat. Dan memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya.

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar- mengajar sangat ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komonikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung kepada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komonikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikannya.1

Karena pada hakekatnya proses belajar –mengajar adalah suatu proses komonikasi antara guru dan siswanya, proses komonikasi ini diwujudkan melalui penyampain dan tukar menukar pesan dan informasi antara guru dan siswanya. Agar pesan atau informasi bisa diserap dan mudah dipahami oleh siswa, maka diperlukan sarana atau alat komonikasi. Adapun sarana atau alat yang digunakan untuk memperlancar komonikasi dalam proses belajar mengajar disebut Media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan

(22)

kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomonikasi dengan siswa agar lebih efektif semangat dan antusias dalam kegiatan bealajar dan pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan.

Menurut Asnawir dan Basyiruddin Ustman dalam bukunya media Pembelajaran. Menggunakan media dalam proses belajaran mengajar dapat membangkitkan memotivasi dan merangsang siswa untuk belajar2

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dasar penggunaan media dalam penyampaian suatu mata pelajaran berasal dari adanya pernyataan dalam UU.RI BAB II Pasal 3 dan 4 tahun 1989 yang berbunyi. “pendidika nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonisia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehata jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”

Untuk melaksanakan fungsi dan untuk mencapai tujuan tersebut, yang dengan sendirinya dijabarkan terlebih dahulu menjadi tujuan instituisional dan selanjutnya menjadi tujuan-tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional, maka peran dan fungsi sistem dan proses pembelajaran atau pengajaran ternyata sangat penting, bahkan sangat menentukan. interaksi guru dan siswa dalan

(23)

proses tersebut perlu mendapat dukungan dari media instruksional atau media pendidikan secara luas, tepat dan efektif.3

Dalam memnyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media pembelajaran. Media pembelajaran pendidiakan agama adalah pengantar/pelantara pesan guru kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama islam.

Media pembelajaran pendidikan agama islam dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya, dan penggunaan media pembelajaran ini juga harus bermanfaat bagi peserta didik khususnya dan pendidik karena keduanya akan dapat pengetahuan yang baru.

Pendidikan agama islam merupakan bidang studi yang harus diajarkan di sekolah formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam hal ini termasuk SMAN I Paiton Probolinggo. Pendidikan agama dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penyampain pendidikan agama islam tidak terlepasa pula dari suatu proses, yang disebut dengan proses belajar mengajar atau proses pendidikan. Oleh karena itu menggunakan media dalam penyampain pendidikan agama islam ini mutlak diperlukan dan guru agama harus bisa dan

(24)

mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai agar anak memperoleh hasil yang bagus.

Berangkat dari uraian di atas penulis memandang pentingnya untuk mengadakan penelitian penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidiakan Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan judul. PENGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 di SMAN I PAITON PROBOLINGGGO.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo?

2. Bagaimana kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo?

(25)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.

2. Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo.

3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo.

D. Penegasan Istilah

Untuk lebih memahami pengertian istilah yang digunakan dalam judul skripsi dan untuk menghindari terjadinya kesalahfahaman, maka judul tersebut perlu dijelaskan sebagaio berikut :

1. Media Pembelajaran

Sebuah alat yang berfungsi da digunakan untuk penyampain pesan pembelajaran4

2. Motivasi

Suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.5

3. Pendidikan Agama Islam

4

(26)

Bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hokum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam6

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak: 1. Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan dan pengembangan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatakn kualitas Pendidikan Agama Islam disekolah.

2. Bagi Penelitian Lebih Lanjut

Sebagai bahan kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

3. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru PAI untuk menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya

4. Bagi Siswa

Memudahkan siswa untuk memahami, dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PAI. 5. Bagi Penulis

(27)

Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.

F. Ruanglingkup dan keterbatasan penelitian

Untuk menghindari adanya pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan- batasan dalam pembahasan ini yakni:

1. Sampel penelitian ini hanya terdiri atas siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton. Sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin kurang tepat kalau digeneralisasikan pada semua siswa SMAN I Paiton.

2. Media yang digunakan kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya media LKS dan Proyektor 3. Penggunaan media Proyektor dan LKS terhadap motivasi belajar siswa

kelas XI IPA2 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN I Paiton probolinggo.

G. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penyusunannya sebagai berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan

(28)

masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam

BAB III : Membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan peneliti, lokasi, sember data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekatan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : Dalam bab ini berisi tentang latae belakang objek penelitian, papran data yang meliputi observasi sebelum tindakan, pre test, dan hasil pre test. Siklus I sampai siklus III yang meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, ibservasi tindakan,serta refleksi . bab ini diakhiri dengan pembahasan

BAB V : Bab ini berisi tentang pembahasan dari kajian pustaka dan data hasil temuan

(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

I. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “ perantara” atau “pengantar”. Association For Education and Communication Technology (AECT ). Mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education

Association (NEA) mendefisinikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta indtrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruktional.7

Sedangkan menurut Azhar Arsyad kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘pelantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.8

Menurut beberapa ahli pengertian media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi9

7

Asnawir dan Basyiruddin Usman Op, Cit. hlm.11 8

(30)

b. Asnawir dan Basyiruddin mendefinisikan media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan10.

c. Gane dalam Hujair AH. Sanaky mengakatan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar

d. Soeprapto dkk dalam Mahfudh Shalahuddin mengatakan media pendidikan atau pengajaran adalah semua alat pembantu yang secara efektif dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan11

e. Oemar Hamalik media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dlam upaya untuk lebih mengefektifkan komonikasi dan interksi antara guru dan siswa dlam proses pendidikan dan pengajaran disekolah12

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya (guru) ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan (siswa) nya. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.

10

Asnawir dan Basyiruddin usman Op,Cip hlm.11 11

Mahfudh Shalahuddin. Media Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu cetakan1 1986) hlm.4

(31)

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki beberapa jenis, diantaranya yang di ungkapkan oleh berapa ahli. Menurut Arif Sadiman dkk jenis-jenis media pembelajaran atau media pendidikan meliputi:

a) Media Grafis

Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu simbol-simbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar dalam penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien.

b) Media Audio

Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. c) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti

menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya terletak pada pola

interaksinya13

Sedangkan menurut Gearlach dan Elly, yang di kutip Mahfuh Shalahuddin menggolonglan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari :

13

(32)

1) Benda Sebenarnya: Termasuk dalam katagori ini meliputi : orang, kejadian, objek atau benda

2) Presentasi Verbal: yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip, transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan lain sebagainya

3) Presentasi Grafis:, katagori ini meliputi : Chart, grafik, peta, diagram, lukisan/gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan suatu ide, ketrampilan/sikap

4) Potret diam (Still picture) yakni Potret dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide, majalah dinding dan sebagainya

5) Film (Motion picture) Artinya jenis media yang diperoleh dari hasil pemotretan benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan gambar (film animasi)

6) Rekaman suara (audio recorder) Ialah bentuk media dengan menggunakan bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual

7) Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma" Yaitu infomasi verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya respon dari siswa.

8) Simulasi Adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan dengan permainan (permainan simulasi)14

(33)

Sedangakan kalau dilihat dari segi sudut pandang yang lebih luas, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja, melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajarnya, sehingga media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol- simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan

b) Alat-alat audio visual, yang meliputi:

1) Media proyeksi ( Overhead Projctor, Slide, Film, dan LCD

2) Media non proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain) 3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diaroma, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. c) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, vidio, VCD, laboratorium elektronik, ruang kelas otomatis, sitem interkomonikasi, komputer, internet.

(34)

e) Contoh-contoh kelakuan, prilaku pengajar. Pengajar memberi contoh prilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.15

Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu :

a. Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan tempel, papan fanel, dan lainnya.

b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda sebenarnya, boneka, dan sebagainya.

c. Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara saja. Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder.

d. Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip.

e. Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada prinsipnya sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio. Perbedaannya jika radio cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan TV memancarkan suara dan gambar. Video Tape Recorder adalah alat untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara serempak suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan kalau TV adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak jauh.16

Dari penjelasan tersebut diatas media pembelajaran itu banyak sekali macamnya, sehingga penulis akan hanya membahas tentang media visul yaitu LKS dan audio- visual yang dapat diproyeksikan yaitu Proyektor

15

(35)

LCD karena media inilah yang peneliti gunakan ketika penelitian dilaksanakan pada waktu praktik mengajar.

a. Media LKS (Lembar Kerja Siswa)

Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi materi dan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya17

Dalam proses belajar mengajar, lembar Kegiatan Siswa (LKS) sering dimanfaatkan sebagai buku latihan siswa yang didalamnya memuat:

1) Ringkasan materi

Dengan adanya ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran.

2) Soal-soal latihan

Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kegiatan siswa umumnya, berisi:

17

(36)

a) Soal-soal subyektif (Uraian)

Soal-soal subyektif disebut juga soal uraian yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi, sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi variasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut berperan menentukan18

Beberapa kelebihan soal bentuk subyektif ini diantarnya:

1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan fikiran sendiri.

2. Dapat menghindarkan sifat tertekan dalam menjawab soal. 3. Melatih peserta didik untuk memilih fakta relevan dengan

persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh.

4. Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk menyususn kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan cepat.

5. Soal bentuk uraian tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik dan evaluatif.

Sedangkan kelemahan soal bentuk ini antara lain:

18

(37)

1. Membutuhkan waktu banyak untuk memeriksa hasilnya. 2. Pemberian skor jawaban kadang-kadang tidak ajeg (reliable),

sebab ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, seperti tulisan peserta didik, kelelahan penilai, situasi, dll.

3. Variasi jawaban terlalu banyak dan tingkat kebenarannya menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menentukan kriteria benar-salah menjadi agak kabur.

b) Soal-soal obyektif (Fixed renponse item)

Pada tipe ini, butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didk disertai dengan alternatif jawaban, sehingga peserta didik tinggal memilih satu diantara alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban tersebut hanya ada satu yang paling benar atau yang paling benar, sedangkan lainnya salah.19

Soal bentuk obyektif ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar, maupun yang menjawab salah.

2. Subyektivitas pendidik rendah.

3. Memudahkan pendidik dalam memberikan penilaian. 4. Tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi. Sedangkan kelemahannya, diantaranya:

1. Memberikan kemungkinan adanya siswa menebak jawaban.

(38)

2. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunnya, karena harus membuat alternatif jawabannya

Adapun fungsi dari lembar kerja siswa adalah sebagai berikut : a) Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran yang didapat.

b) Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa20

Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau membuat ikhtisar/resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam setiap LKS biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran.

Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh adanya lembar kerja. Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktifitas pada saat proses belajar mengajar serta interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil.

b. Media Proyektor LCD

Pryektor LCD Merupakan salah satu alat optik dan eletronik, sistem optiknya efisien yang menghasilkan cahaya amat terang tanpa mematikan (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga dapat

20

(39)

memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat dipancarkan dengan baik kegambar.21

Untuk mengoprasikan atau menggunakan Proyektor LCD ini, membutuhkan dan menggunakan bantuan komputer. Pogram informasi di desain melalui program komputer dengan pogram power point (slide). Pembelajaran dengan mengunakan proyektor LCD ini akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran yang autentik dan berinteraksi secara luas.

Dengan menggunakan proyektor LCD dengan bantuan komputer pogram Microsoft power point, seorang pengajar dapat mendesain berbagai program pengajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pogram yang didesain dengan menggunakan Microsoft power poin diantarannya:

a. Memasukkan teks, gambar dan suara b. Membuat tampilan menarik

Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar pada pogram komputer Microsoft power point dengan memberi background untuk memperindah tampilan. Ada beberapa jenis background yang ditawarkan yaitu:

1) Dengan memberi warna 2) Dengan memberitekstur

3) Memasang gambar dari file sendiri22

(40)

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat maka, Ponyktor LCD ini telah menggantikan kedudukan Overhead Proyektor ( OHP ). Dulu Guru atau Dosen ketika mengajar dalam kelas sering memakai OHP, sekarang tidak lagi menggunakannya, karena OHP kurang praktis di banding dengan proyektor LCD. Bahkan pimpinan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengeluarkan kebijakan bahwa OHP-OHP yang berada di setiap kelas agar segera ditarik dan digantikan dengan Pryektor LCD.

Adapun alasan alasan kenapa OHP-OHP ini digantikan dengan Pryektor LCD antara lain adalah:

a) Mengikuti perkembngan zaman atau peekembangan tekhnologi karena itu OHP dianggap sebagai “barang kuno”

b) Dilihat dari teknologinya, Pryektor LCD lebih menjanjikan efisiensinya dalam pemanfaatannya dibanding OHP, karena pada saat penyajian atau pembuatan bahan presentasi pada digital Pryektor dibantu oleh perangkat lunak (sofware ), seperti power poin, sedangkan OHP bahan presentasinya harus dibuat secara manual,ditulis tangan atau meskipun memakai jasa komputer tetap haru melalui beberapa kerjaan lainnya, seperti memindahkan (mengcopy ) bahan dari kertas ke transparansi.

c) Penyajian bahan ajar, proyektor LCD dapat menampilkan bahan visual diam dan gerak, sedangkan OHP hanya menampilkan bahan

(41)

visual dian saja. Pryektor LCD mampu menampilkan gambar tiga dimensi sedangkan OHP tidak bisa23

Pryektor LCD ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya sebagai berikut

1) Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas

2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons dari penerima pesan

3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat 4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak

membosankan

5) Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi waena, animasi, dan suara

6) Dapat dipergunakan berulang-ulang

7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar, karena kontrol sepenuhnya pada komunikator

8) Lebih sehat dibandingkan dengan papan tulis dan OHP Sedangkan kelemahan dari Pryektor LCD adalah:

1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah tidak dapat memiliki.

2) Memerlukan perangkat keras ( hadware ) yaitu komputer dan LCD untuk memproyeksikan pesan.

23

(42)

3) Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian ( animasi ) yang kompleks

4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya.

5) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoin, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.

6) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan dapat memerlukan operator atau pembantu khusus.24

B. Motivasi Belajar

I. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi disini merupakan syarat mutlak didalam belajar. Oleh karena itu seorang guru disini diharapkan bisa memberi motivasi belajar kepada siswa.

Motivasi belajar terdiri dari dua kata “motivasi” dan “belajar” kedua kata tersebut mempunyai pengertian berbeda akan tetapi didalam pembahasan kali ini dua kata tersebut akan membentuk suatu pengertian, biar lebih jelasnya penulis akan menguraikan dibawah ini.

Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Ada

(43)

tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat di amati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan: (a) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, dan (c) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan25

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya “psikologi belajar dan mengajar” menyatakan bahwa: motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.26 Dari devinisi ini dapat diartikan bahwa motivasi adalah sebab-sebab yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut:

a. M.C. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan27

25

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm 139

26

. Oemar Hamalik, Op,Cip, hlm. 186

(44)

b. Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

c. Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah28

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pada intinya sama yakni sebagai pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi disini berasal dari dalam diri sendiri, dan juga motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar individu tersebut

Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis kemukakan menurut para cerdik pandai mengenai motivasi belajar, yaitu: a Mulyadi menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan

dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar29

b Tadjab, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.30

28

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya., 2002 ) hlm136

29

(45)

c Menurut Sardiman, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar31.

Dari pendapat para ahli diatas penulis mempuyai pemahaman bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu dorongan yang bisa membangkitkan gairah siswa untuk selalu belajar dan selalu aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Adapun motivasi belajar bagi siswa disini dibedakan menjadi dua, adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik ialah suatu aktivitas/kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dalam hal ini Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

(46)

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu32

Di dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan yang sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang sedang dipelajari, bukan karena mendapat pujian dari guru.

Biasanya siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya dalam belajar lebih baik dari siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Adapun hal-hal yang menimbulkan motivasi instrinsik adalah:

1) Adanya kebutuhan

Adanya sesuatu kebutuhan dalam diri anak akan mendorongnya untuk berbuat atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu.

Menurut Morgan yang dikutip oleh sardiman ada empat kebutuhan yang penting bagi anak, yang

a) Kebutuhan untuk menyenangkan.

b) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri. c) Kebutuhan untuk mencapai hasil.

d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan33 2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

32

(47)

Maksudnya ialah mengetahui hasil-hasil atas prestasinya sendiri. Dengan mengetahui apakah ia ada kemajuan atau kemunduran maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat, anak yang mendapat prestasi tinggi akan timbul kegembiraan dan keinginan untuk meningkatkan kegiatan belajar dalam diri siswa. Sedangkan anak yang mendapat angka rendah, akan mendorong lebih giat belajar agar memperoleh angka yang lebih baik, atau paling tidak dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapainya

3) Adanya aspirasi atau cita-cita.34

Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari cita-cita, dan cita-cita tersebut pastilah beragam tergantung tingkatan umur manusia itu sendiri. Dalam hal ini Amin Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut.

”Cita-cita yang menjadi tujuan hidupnya ini akan merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi belajarnya. Disamping itu cita-cita seseorang anak dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya”35

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tindakan atau perbuatan anak itu karena di dorong oleh cita-cita dan dengan cita-cita itulah yang dapat menentukan tingkat keberhasilannya.

34

Amir Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), hlm. I62-164

(48)

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan36.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajara motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadia, dan persaingan.

Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga siswa mau dan ingin belajar.37

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah ganjaran, hukuman, persaingan. Kajian masing-masing faktor tersebut akan penulis jelaskan dibawah ini :

36

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kuriukulum Nasional (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), hlm. 85

(49)

1. Ganjaran

Ganjaran merupakan alat yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik . Ganjaran ini dapat dijadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Ganjaran yang diberikan oleh ganjaran kepada muridnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : a) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memberikan pujian secara tepat, dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar38

b) Penghormatan

Ganjaran yang berupa penghormatan ini ada dua macam yaitu : 1) Berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat

penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya, baik itu temn-teman dikelas, teman-teman satu sekolah atau mungkin juga dihadapan para teman dan orang tua siswa, misalnya pada malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, pada saat itu ditampilkan siswa-siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas.

2) Berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya anak yang berhasil mengerjakan suatu soal yang

38

(50)

sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya, anak yang rajin diserahi wewenang untuk mengurusi perpustakaan sekolah dan sebagainya

c) Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai pengharhaan atau kenangan cindera mata. Hadiah ini merupakan ganjaran yang berbentuk pemberian barang atau yang disebut juga dengan materiil. Dengan demikian hadiah tersebut siswa akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah diraih dan tidak menutup kemungkinan akan mendorong siswa lainnya berlomba-lomba dalam belajar39. d) Tanda Penghargaan

Tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan lain sebagainya 2. Hukuman

Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anal secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji didalam hatinya untuk tidak mengulanginya

39

(51)

3. Persaingan atau kompetisi

Persaingan atau kompetisi merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Persaingan ini akan dapat terjadi dengan sendirinya dan juga dapat terjadi karena ditimbulkan dengan sengaja oleh guru.40

Dari definisi dan conton-toncoh tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah merupakan motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar individu yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, jadi seorang siswa akan belajar jika ada dorongan dari luar seperti ingin mendapatkan nilai yang baik, hadiah dan lain-lain dan bukan karena semata-mata ingin mengetahui sesuatu.

Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar. Namun tentunya agar aktivitas dalam belajarnya memberikan kepuasan atau ganjaran diakhir kegiatan belajarnya maka sebaiknya motivasi yang mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi intrinsik.

Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta

40

(52)

tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru41.

3. Fungsi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan proses belajar mengajar, motivasi sangar penting dan diperlukan. Karena motivasi merupakan bagian dalam mewujudkan keinginan dan hasil belajar siswa. Apabila siswa selalu termotivasi dalam kegiaatan proses belajar mengajarnya maka dia akan tekun dan semangat dalam belajarnya.Dalam hal ini Tabrani memaparkan dalam bukunya:

Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”, yaitu

a Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan b Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik

c Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.42 Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi, dalam Agama Islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “Niat”, sebagaimana dalam hadits Rosulullsh SAW 43

و

ا

ا ل ر ل

:

ى

ئ ا

إو ِة َ!" ِ# ُل َ ْ َ&ا َ 'ِا

)

) ا ى *# +اوار

(

41

Muhibbin Syah, Op,Cit,.137 42

(53)

Artinya: “sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya, dan

setiap orang akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) sesuai

dengan niatnya”44.

Jadi niat juga bisa diartikan sebagai motivasi, karena apabila seseorang punya niat maka dia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh, sehingga apa yang dia inginkan akan tercapai. Siswa yang termotivasi dan punya niat untuk mendapatkan nilai yang bagus maka dia akan berjuang dan belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi itu.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.

Menurut Ngalim Purwanto. dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan. Yaitu:

1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual

44

(54)

Adapun yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Adapun penjelasannya dibawah ini:

a) Kematangan atau pertumbuhan

Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah pertama. Semua ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu. Mengajar sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohani telah matang untuk itu

b) Kecerdasan atau intelegensi

Dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Jelas kiranya bahwa dalam belajar kecuali kematangan, intelegensi pun turut memegang peranan.

c) Latihan dan ulangan

(55)

Makin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya.

d) Motivasi

Motiv merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motiv intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.

e) Sifat-sifat pribadi seseorang

Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.

2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor Sosial

Adapun yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Adapaun penjelasan faktor-faktor tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

a) Keadaan keluarga

(56)

oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.

b) Guru dan cara mengajar

Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai siswa.

c) Alat-alat pelajaran

Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

d) Motivasi sosial

Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi memegang peranan pula, motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain sekitarnya. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin pula tidak dengan sadar.

e) Lingkungan dan kesempatan

(57)

alat-alatnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya45

C. Pendidikan Agama Islam

I. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum.

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memlihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran.46 Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan Islam berasal dari bahasa arab Aslama, Yuslimu,

Islaman yang berarti berserah diri, patuh dan tunduk. Kata Islam tersebut

pada mulanya berasal dari Salima, yang berarti Selamat, Sentosa, Damai. Dari pengertian demikian secara harfiah Islam dapat diartikan patuh, tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencapai keselamatan.47

Adapun Pendidikan Agama Islam tersusun dari dua pengertian pendidikan dan pendidikan agama Islam. Secara etimologis, pendidikan

45

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) hlm.102-105 46

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka 2003) hlm ; 232

(58)

dalam konteks Islam diambil dari bahsa arab, yaitu Tarbiyah yang merupakan masdar dari fi’il Rabba-Yarabbi-Tarbiyatan yang berarti tumbuh dan bekembang. Sedangkan Islam berasal dari kata kerja

Aslama-Yuslimu-Islaman yang berarti tunduk patuh dan menyerahkan

diri dan istilah pendidikan bisa juga diartikan dengan istilah Ta’lim (pengajaran) atau Ta’dib (pembinaan).48

Dalam hal ini menurut Zuhairini, yang dikutip oleh Muhaimin menjelaskan bahwa dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut dangan kata “ta’lim” dan “ta’dib” mengacu pada pengertian yang lebih tinggi, dan mencakup unsur-unsur pemgetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pembimbingan yang baik (tarbiyah). Sedangkan menurut

Langgulung (1997), pendidikan Islam itu setidak-tidaknya tercakup

dalam delapan pengertian, yaitu Al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta’lim al-Islamy (pengajaran keislaman),

tarbiyah muslimin (pendidikan orang-orang Islam), tarbiyah fi

al-Islam (pendidikan dalam al-Islam), al-tarbiyah ‘inda al-muslimin

(pendidikan di kalangan orang-orang Islam), dan tarbiyah

al-Islamiyah (pendidikan Islam).49

Pendidikan Islam juga diartikan sebagai usaha untuk menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari berbagai aspek yang bermacam-macam, yaitu aspek akal, keyakinan,

48

(59)

kejiwaan, akhlaq, kemauan dan daya cipta dalam semua tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan versi dan metode-metode yang ada. Definisi ini menjelaskan bahwa proses pendidikan Islam diartikan sebagai upaya persiapan manusia muslim yang sempurna dari berbagai aspek tingkat pertumbuhan untuk kehidupan dunia dan akherat dengan prinsip dan metode yang bersifat Islami. Pendidikan Islam juga merupakan pendidikan yang difahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as-Sunah.50

Secara keseluruhan definisi yang bertemakan Pendidikan Islam itu menagcu pada suatu penegertian bahwa yang diamksud dengan penddiikan islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai nilai-nilai ajaran islam

Didalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antara umat beragama dalaml masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.51

50 Muhibbin Syah. .Op,Cit. hlm 11

(60)

Sedangkan Pendidikan Agama Islam di SMA adalah Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak

mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya

kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, sertapenggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan

antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.52

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan adalah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seesorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi sikap seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara utuh, lengkap dan terpadu

Tujuan pendidikan agama Islam secara umum ialah,”meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berpendidikan agama Islam mulia dalam kehidupan kepribadian, bermasyarakat, berbangsa dan

52

(61)

bernegara”(GBPP PAI, 1994). Sedangkan dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu,”agar siswa memahami, menghayati, menyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berpendidikan agama Islam mulia53.

Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semau kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia sempurna (Insan kamil) setelah ia menghabiskan sisa umurnya. Sementara tujuan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, pengalaman lapar berpuasa bila direfleksi dan dihubungkan dengan pengalaman orang miskin yang hampir setiap hari menderita kelaparan, akan membuat

Oleh karena itu perlu adanya pembatasan bagi seorang wanita untuk keluar rumah agar tidak terjadi ikhtilath sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah,

Manusia merupakan bagian dari sistem ekologi (ekosistem) sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan. Permasalahan lingkungan yang sangat mendasar berkaitan dengan popu- lasi

Untuk itu penanggulangannya dengan cara melakukan tugasnya dengan mengutamakan upaya preventif atau tindakan pencegahan dan repserif atau menindak dengan mengkaji ulang

seperti dashboard dalam bentuk Lingkaran untuk melihat trend dari sebuah produk rental. b) OLAP dengan teknik roll up pada penelitian ini dapat dikembangkan dengan

menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan lebih dominan disebabkan faktor sikap pemimpin perusahaan yang mengupayakan hubungan baik antar karyawan dan rekan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan prototipe kompor bertekanan tipe spiral yang berbahan bakar minyak jarak SDJDU GHQJDQ FDUD PHPRGL¿NDVL SDGD

Orang cerdas selalu merasa malu untuk menolak pertolongan orang lain, sedangkan orang bodoh tanpa rasa malu selalu mengharapkan pertolongan orang