• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sepak Bola a. Permainan Sepak Bola

Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian lagi menjelaskan sepakbola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai togok sepakbola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepakbola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olahraga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu“.. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang. Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi togok yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern sedunia, yaitu: InternationalFootball Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris.Sejarah sepak bola semakin teruji hingga saatini IFAB merupakan togok yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepakbola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain.

Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim atau regu dalam sepak bola sering disebut kesebelasan. Permainan sepak bola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang. Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun.

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan

(2)

dilakukan dengan kemampuan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya (Soekatamsi, 1991:12).

Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan yang memiliki prinsip-prinsip yang sederhana, yaitu berusaha memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam hal ini (Soekatamsi, 1991:88) menyatakan bahwa ”Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.

Kemampuan teknik merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan sepak bola. Sebab menurut Soekatamsi ( 1988 : 11 ) menyatakan bahwa ”Kelengkapan pokok yang fundamental sebagai dasar bermain adalah teknik dasar dan kemampuan bermain yang lebih dahulu dibina disamping pembinaan kelengkapan pokok yang lain”. Oleh karena itu unsur ini harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih , pembina maupun pemain sepak bola.

Kualitas kemampuan teknik dasar bermain yang dimilki setiap pemain sangat menentukan tingkat kualitas permainan suatu kesebelasan sepak bola secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat (Soekatamsi, 1991:56) yaitu bahwa ”Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar tentang sepak bola”. Oleh karena penguasaan teknik dasar bermain ini harus mendapat perhatian yang serius dan harus menjadi prioritas utama dalam latihan.

b. Teknik Permainan Sepak Bola

Ada beberapa macam teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik teknik itu yakni :

1. Menendang (kicking)

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing), menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping).

(3)

a. Menendang dengan kaki bagian dalam

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :

1) Togok menghadap sasaran dibelakang bola.

2) Kaki tumpuan berada disamping bola, lutut sedikit ditekuk.

3) Kaki ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola. 4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah

bola.

5) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola b. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam.

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :

1) Posisi togok berada dibelakang bola, sedikit serong. Kaki tumpuan diletakan disamping bola.

2) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola . Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan.

3) Setelah menendang kak tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola c. Menendang dengan punggung kaki.

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai berikut :

1) Togok dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakan disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk.

2) Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap kesasaran.

3) Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola.

(4)

4) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola. 2. Menerima / Menghentikan bola.

Tujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing.

1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam. 2) Posisi togok segaris dengan datangnya bola.

3) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.

4) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.

5) Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam.

6) Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah togok (terkuasai). b. Menghentikan bola dengan punggung kaki.

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk. 3) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput

datangnya bola.

4) Bola menyentuh kaki persis dipunggung kaki. c. Menghentikan bola dengan telapak kaki.

1) Posisi togok lurus dengan arah datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk. 3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap

kesasaran

4) Pada saat bola masuk kekaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan.

d. Menghentikan bola dengan paha.

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk. 3) Paha diangkat tegak lurus dengan togok ditekuk tegak lurus dengan paha. 4) Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan

pangkal paha.

(5)

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk. 3) Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola. 4) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada.

3. Menggiring bola (dribbling).

Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain :

1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam. 2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar. 3) Menggiring bola dengan punggung kaki. 4. Menyundul bola.

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk mengoper, mencetak bola dan mematahkan serangan lawan / membuang bola. Banyak gol tercipta dalam permainan sepak bola dari hasil sundulan kepala. Pemain harus belajar untuk menyundul bola menggunakan dahi, bukan ubun-ubun kepala. Pemain harus sadar bahwa mereka yang akan menyundul bola, bukan bola yang membentur mereka. Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri dan sambil meloncat / melompat.

2. Menyundul bola (Heading)

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar sepakbola yang harus dikuasai dengan baik, dengan mengusai teknik menyundul bola permainan sepak bola akan lebih menarik dan tim yang mengusai teknik menyundul bola lebih besar kemungkinannya untuk memenangkan pertandingan.

Danny Mielke (2009 : 49) “Salah satu ciri unik sepak bola adalah kepala boleh digunakan untuk memainkan bola di udara. Proses menggerakkan tubuh ke posisi yang tepat pada dasarnya sama seperti gerak yang digunakan untuk keterampilan mengontrol bola lainnya”.

Dalam permainan sepak bola, kamu dapat menggunakan kepala untuk menyundul atau menanduk bola. Keterampilan ini disebut dengan istilah heading.

(6)

Heading dapat dilakukan ketika sedang melompat kedepan, menjatuhkan diri atau saat sedang diam”.

a) Heading menggunakan dahi

Menurut Danny Mielke (2009 : 50) gerakkan tubuh ke jalur melayangnya bola, usahakan selalu mengerakkan kaki sehingga bisa menyesuaikan saat bola sampai kepadamu. Sentuhlah bola dengan menggunakan dahi, tepat pada daerah pertemuan dahi dengan garis rambut dan pertahankan keseimbangan kaki ketika bola mendekat. Usahakan untuk selalu menjemput bola dan jangan menunggu bola mendatangi kepala, gerakkan tubuh bagiann atas dari posisi melengkung menuju ke bola ketika bola mendekat. Meloncat ke udara ketika melakukan heading, gunakan kaki untuk melontarkan tubuh menuju ke bola dan arahkan bola ke sasaran.

Gambar 2.1

Heading menggunakan dahi (Danny Mielke, 2009 : 50-51)

b) Heading ke bawah

Melakukan heading ke tanah menurut Danny Mielke (2009 : 52)“jika ingin melakukan mengontrol bola seperti pada gerakan trapping. Membelokkan bola ke tanah bisa berfungsi sebagai cara untuk passing ke teman satu tim”. Sentuhlah bola pada sisi bagian atas menggunakan dahi. Ketika menyundul bola, belokkan kekuatan kearah bawah dengan tetap menundukkan kepala dan posisi badan condong ke depan. Seimbangkan badan agar pada saat sesudah perkenaan badan bisa di kuasai dengan baik sehingga tidak terjatuh

(7)

Gambar 2.2 Heading ke tanah (Danny Mielke, 2009 : 52) c) Dive Header

Sutrisno (2009 : 3)”Dive header adalah menjatuhkan diri untuk menanduk bola. Kemampuan ini dapat dilakukan pada situasi tertentu, dive header dapat digunakan untuk mengarahkan bola yang bergerak sejajar ke permukaan dengan ketinggian sepinggang atau lebih rendah lagi”. Heading sambil menjatuhkan tubuh sering dilakukan di dekat gawang. Pemain penyerang yang berusaha memasukkan bola ke gawang akan maju dan menjatuhkan diri menuju titik persentuhan dengan bola. Aksi ini biasanya diperlukan ketika pemain penyerang tidak bisa menjangkau bola dengan berlari melainkan dengan menjatuhkan diri. Sebagai tambahan, pemain belakang bisa melakukannya untuk menjauhkan bola dari posisi berbahaya yang mengancam gawangnya.

Gambar 2.3

Heading menjatuhkan diri (Danny Mielke, 2009 : 52)

(8)

Heading untuk menang menurut Danny Mielke (2009 : 53) : Melakukan heading bisa menjadi senjata yang sangat ampuh saat melakukan serangan dan merupakan keterampilan pertahanan yang cekatan. Keputusan memainkan bola menggunakan kepala daripada bagian tubuh lainnya akan ditentukan oleh situasi di lapangan dan posisi pemain. Di daerah penyerangan pada sepertiga lapangan permainan, penggunaan kepala biasanya menunjukkan bahwa pemain memiliki peluang untuk memasukkan bola ke gawang atau setidaknya melakukan heading kepada teman satu tim yang berada dalam posisi mencetak gol. Mencungkit bola menggunakan bagian atas kepala sangat efektif.

Di daerah pertahanan pada sepertiga lapangan, melakukan heading biasanya dilakukan dengan kuat ke arah menjauhi gawang, sehingga bola keluar lapangan pertandingan atau kembali ketengah-tengah lapangan pertandingan. Cara yang paling baik untuk meningkatkan keterampilan pemain dalam melakukan heading adalah dengan meningkatkan kemampuan meloncat. Memenangkan heading mungkin mengharuskan pemain untuk meloncat melebihi pemain lawan.

Gambar 2.4 Heading melocat tinggi (Danny Mielke, 2009 : 53)

(9)

a. Hakeket Menyundul (Heading) Bola Dalam Permainan Sepak Bola

Heading pada hakekatnya memainkan bola menggunakan kepala. Tujuan heading dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola. Ditinjau dari posisi tubuhnya, heading dapat dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil meloncat. Tehnik dasar heading dalam permainan sepabola merupakan salah satu tehnik dasar yang penting dalam bermain sepakbola, oleh karena itu harus dikuasai oleh setiap pemain. Kemampuan heading secara terarah akan bertambah penting artinya apabila lawan bermain dengan sistem bertahan, sehingga ruang gerak hanya ada lewat kepala. Banyak gol tercipta secara langsung atau tidak langsung tercipta dari duel diudara.

Pemain yang ahli dalam heading sangat dicari kesebelasan-kesebelasan didunia, karena tidak banyak pemain yang mampu heading secara terarah pada saat dijaga ketat oleh pemain lawan. Situasi pertandingan yang demikian menghendaki bentuk latihan yang realistis, dimana pemain belajar melonjak (melompat) dengan tolakan pada kaki kiri dan kaki kanan bahkan juga dengan kedua kaki atau sambil berdiri posisi tegak. Banyak gol tercipta dalam permainan sepakbola dari hasil heading kepala Sucipto dkk.

Sebelum melakukan heading, badan harus siap dalam keadaan yang dapat mendukung pelaksanaan heading. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan (Sucipto. 2000:32). Posisi kedua kaki juga akan berpengaruh terhadap jauhnya heading, apakah kedua kaki sejajar selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan. Walaupun tergantung pada kenyamanan pemain tersebut untuk melakukan persiapan heading.

Heading dengan tinggi badan sebagai upaya persiapan pelaksanan heading dimana tinggi badan akan memberikan lompatan lebih tinggi. Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam menunjang pelaksanan heading sehingga menghasilkan unjuk kerja yang optimal. Oleh karena itu heading perlu adanya kesinambungan antara kerja otot dan teknik. Heading bola dengan berdiri sebagai upaya persiapan sebelum melakukan heading ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan kedua kaki sejajar dibuka selebar bahu. Hal ini berhubungan dengan kenyamanan dan mungkin akan berpengaruh terhadap kekuatan atau jauhnya sundulan.

(10)

penyerang kemampuan menyundul bola di gunakan untuk memasukan bola ke gawang sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan terarah ke gawang sehingga bisa terjadi gol, untuk pemain tengah kemampuan menyundul bola digunakan untuk mengumpan ke teman sehingga harus terarah, dan untuk pemain bertahan kemampuan menyundul bola digunakan untuk menghalau serangan lawan terutama dari serangan sayap sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan menjauh ke arah menjauhi gawang, sehingga bola keluar lapangan pertandingan atau kembali ketengah-tengah lapangan pertandingan.

Untuk penelitian ini kemampuan menyundul bola yang di gunakan yaitu kemampuan menyundul bola yang biasa di gunakan pemain bertahan.

b. Langkah-Langkah Menyundul (Heading) Bola

Dalam pelaksanaannya heading bola dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1) Heading bola sambil berdiri, 2) Heading bola sambil meloncat, 3) Dan heading bola sambil melayang.

Heading harus dilakukan dengan kening, pandangan mata harus ditujukan ke bola, harus membiarkan diri melempar pandangan mata ke bola. Heading bola dilakukan dengan cara mengayunkan punggung. Punggung diayunkan kebelakang, kemudian diayunkan dengan kuat supaya kepala dapat menghantam bola dengan keras. Ditinjau dari posisi tubuhnya heading bola dapat dilakukan sambil berdiri, melompat dan meloncat, heading bola sambil berdiri dilakukan manakala datangnya bola maksimal setinggi kepala. Sukatamsi menjelaskan beberapa hal teknik dasar heading bola yaitu: 1) Lari menjemput datangnya bola dengan pandangan mata terarah ke bola. 2) Otot leher dikuatkan/dikencangkan, untuk heading bola gunakan perkenaan dahi, 3) Togok digerakan atau ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang kemudian dengan menggerakan seluruh tubuh yang terdiri dari daya ledak otot perut, dorongan panggul dan kaki (lutut bengkok lalu diluruskan) togok diayunkan atau dihentakan kedepan sehingga dahi tepat mengenai bola (Sukatamsi 1998:9).

Menurut Roji (2007:1) teknik dasar menyundul bola terdiri atas :

(11)

Gambar 2. (Ivan Hoesada dalam

cidera

a. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut agak rendah.

b. Kedua lengan di depan samping badan. c. Pandangan tertuju pada arah bola. 2. Tahap Gerakan.

Gambar 2.

(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas

a. Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok bertumpu pada kaki belakang.

b. Arah pandangan pada bola.

c. gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya bola.

d. Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke belakang.

Gambar 2.5. Tahap Persiapan Menyundul Bola (Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas

cidera-otak-karena-menyundul)

Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut

Kedua lengan di depan samping badan. Pandangan tertuju pada arah bola.

Gambar 2.6. Tahap Pelaksanaan Menyundul Bola (Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-cidera

menyundul)

Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok bertumpu pada kaki belakang.

n pada bola.

gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya

Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke . Tahap Persiapan Menyundul Bola

http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-

Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut

cidera-otak-karena-Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok

gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya

(12)

3. Tahap Akhir Gerakan.

Gambar 2.7. Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola (Yohanes Gitoyo dalam http://health.kompas.com)

a. Gerakan togok di bawah ke depan.

b. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah. c. Pandangan mengikuti arah gerak bola.

Analisis heading sambil berdiri adalah sebagai berikut: 1) Posisi togok tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan dan menghadap kesasaran, 2) Kedua kaki sedikit ditekuk, 3) Lentingkan togok kebelakang, pandangan mata diarahkan ke datangnya bola, dan dagu merapatdengan leher, 4) Dengan gerakan bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul, dan kedua lutut diluruskan, togok dilecutkan kedepan sehingga dahi mengenai bola, 5) Seluruh berat togok di di ikut sertakan kedepan, sehingga berat togok didepan menghadap kesasaran, 6) Salah satu kaki maju kedepan sebagai gerak lanjutan, 7) Kedua tungkai menjaga keseimbangan. Sucipto dkk (dalam Zamroni 2009:9).

c. Fungsi Dan Tujuan Menyundul (Heading) Bola

Adapun fungsi dan tujuan heading bola antara lain: 1) Untuk member umpan kepada teman, 2) Untuk membuat gol, 3) Untuk menghentikan bola (hanya kalau sangat perlu), 4) untuk menghalau bola (ketika pemain sayap lawan melakukan crossing ke gawang, pemain belakang berusaha menjauhkan bola sejauh mungkin dari gawang dengan kepala). Berorientasi pada pelaksanaan heading bola yang dilakukan dengan posisi berdiri sambil melompat tersebut diatas, kekuatan otot tungkai, kelentukan togok, kekuatan otot leher dan kekuatan otot perut sangat penting sebagai upaya persiapan pelaksanaan.

(13)

3. Analisis Gerak Menyundul Bola

Menyundul bola (heading) dalam permainan sepakbola dapat dilakukan dua cara, yakni (1) Menyundul bola dalam keadaan diam ditempat; dan (2) Menyundul bola yang dilakukan dengan cara melompat. Kedua cara tersebut dilakukan dalam keadaan dan tujuan yang berbeda. Misalnya menyundul bola dalam keadaan diam ditempat, pemain melakukan sundulan bola tidak merubah posisi badannya, dalam hal ini bola datang tepat didepan dahi pemain dan oleh pemain tersebut bola tersebut disundul kearah depan atau atah samping kiri/ kanan arah depan, tujuannya antara lain adalah untuk mengoper bola pada temannya.

Menyundul bola yang dilakukan dengan mendahului melompat, pemain melakukannya apabila bola sedikit jauh dari jangkauannya hanya dapat diraih dengan didahului melompat terlebih dahulu, misalnya saat memperebutkan bola di atas kepala antara pemain tersebut dengan lawannya.

Secara mekanik dilihat dari kecepatan bola yang disundul, maka bola dari hasil melompat hasilnya dapat lebih cepat daripada pemain tersebut menyundul bola dalam keadaan diam ditempat, hal ini terjadi bola disundul dengan cara melompat ada tambahan tenaga dari lentingan badan saat di udara.

Secara mekanik bola dilakukan oleh bagian dahi, karena bagian dahi adalah bagian yang paling lebar daripada bagian kepala lainnya, juga dilihat dari bentuk tulangnya, maka tulang dahi (os frontale) adalah bagian tulang yang paling tebal sehingga lebih kuat untuk menghasilkan sundulan bola yang baik, maka perkenan bola dengan dahi harus searah atau tujuan bola yang hendak di sundul, misalnya bila bola tersebut akan diarahkan ke depan, maka perkenaan bola dengan dahi harus pada tengah-tengahnya, sehingga bola terdorong ke arah depan. Sedangkan bila bola tersebut akan diarahkan ke bagian sisi kiri arah depan, maka bagian bola tersebut disundul tepat pada bagian sisi kiri bola.

(14)

Gerakan menyundul b

Gambar 2.

Prinsip-prinsip teknik menyundul bola, sebagai

(1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. (2) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi

ke leher.

(3) Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua kening (alis) dibawah rambut kepala.

(4) Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot

dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan atau dihent

(5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l

posisi.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut: (1) Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.

(2) Otot-otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah dada, dagu merapat pada leher.

(3) Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi. (4) Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,

karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau Gerakan menyundul bola dapat dilhat pada Gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Gerakan Menyundul Bola

prinsip teknik menyundul bola, sebagai berikut:

Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi- dagu ditarik merapat

Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua dibawah rambut kepala.

Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot-otot perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan atau dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola. Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l

kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut: Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.

otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah dada, dagu merapat pada leher.

Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi. Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping, karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau

di bawah ini.

Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola. dagu ditarik merapat

Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua

Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian otot perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan

akkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola. Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari

kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:

otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah

Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi. Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping, karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau terlalu cepat.

(15)

a. Analisis Biomekanika Dalam Menyundul Bola

Menyundul dalam sepakbola merupakan hal yang biasa. Melalui sundulan orang bisa mengumpan bola atau memasukkan bola dalam gawang lawan. Banyak gol diciptakan melalui sundulan kepala. Menyundul tidak sesederhana orang bayangkan. Disini beberapa konsep fisika memegang peranan penting. Seorang dapat menyundul bola dan mengarahkan pada sasaran membutuhkan akurasi, daya dan pemanfaatan waktu yang baik, karena ini melibatkan kecepatan dari bola yang datang dan koordinasi dari kepala dan badan.

Ketika menyundul bola, orang dapat menyundul dengan tetap berada 1) ditempat (berdiri atau melompat vertikal) atau 2) berlari sambil melompat menyambut bola. Pada keadaan berlari, bola hasil sundulan akan bergerak lebih cepat karena mendapat tambahan momentum dari gerakan orang yang menyundul itu. Besarnya momentum yang diterima bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola).

Ketika menyundul bola, bola menyentuh kepala kita dalam waktu relatif lebih lama (23 milidetik) dibandingkan waktu menyentuh kaki ketika kita menendang bola (8 milidetik). Hal ini memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke arah yang kita inginkan. Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa menyundul keras.

b. Konsep Tinggi Lompatan

Dalam menyundul bola pemain sepakbola dituntut untuk dapat melompat setinggi mungkin agar dapat menjangkau bola yang melambung tinggi sehingga sundulannya bisa tepat mengenai dahi.

(16)

seseorang, tergantung dari kemampuan dan persiapan dari masing-masing atlet”. Menurut Master Piece (2014) : “Melompat untuk mengontrol bola di udara adalah sangat penting dalam sepak bola. Jumping dapat terjadi dari posisi berdiri atau dari run-up. Take off dari berdiri melompat biasanya dari kedua kaki dan dari satu kaki digunakan untuk melompat ke udara. Ketika melakukan lompatan secara berdiri pemain akan tenggelam ke dalam suatu posisi fleksi. Batang (trunk), pinggul dan lutut akan melenturkan dan pergelangan kaki (ankle) akan dorsofleksi di bawah aksi berat badan dan gravitasi tetapi dikendalikan secara agonis untuk gerakan-gerakan ini yang bertindak eksentris”.

Menurut Master Piece (2014) : “Tujuan utama dari sebagian besar dari melompat dalam sepak bola adalah untuk heading bola, tapi melompat juga dapat terjadi dari posisi berdiri. Sebagai pemain melompat dengan leher menjadi diperpanjang sebagian dari efek gravitasi dan sebagian karena aksi otot erector spinae. Sebagai pemain mencoba untuk melakukan kontak dengan bola mereka akan mengarahkan kepala mereka dalam hal itu. Ini mungkin melibatkan kombinasi gerakan. Fleksi leher adalah tindakan yang paling kuat tapi ini dapat dikombinasikan dengan rotasi atau fleksi lateral untuk mengarahkan bola”.

Menurut Budi Wiratmaja (2012) : “Cara melakukan menyundul bola dengan melompat dan meloncat adalah: Tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan. Meloncat kearah bola dengan badan sedilikit melenting dan tangan di buka ke samping, siku bengkok. Bola dikenai tepat di dahi, hingga bola kembali memantul kedepan. Pada waktu menyundul ke depan, lutut di tekuk.

Menutut Master Piece (2014) : “Landing (mendarat) dari melompat adalah sama pentingnya dengan melompat sendiri, seperti berat tubuh harus dikontrol karena menyentuh tanah. Pada dasarnya ini adalah kebalikan dari aksi melompat. Namun, kali ini otot-otot saat melompat mengalami tindakan eksentris untuk mengontrol gerakan sendi dan mengurangi kecepatan tindakan, dengan demikian meningkatkan penyerapan shock dan mengurangi risiko cedera”.

(17)

c. Model Pembelajaran Keterampilan Teknik Dasar Menyundul Bola

Selain latihan plyometric, pembelajaran keterampilan teknik dasar menyundul bola juga sangat penting utnuk dipelajari. Karena tanpa pembelajaran teknik dasar menyundul bola pemain sepak bola tidak akan dapat menyundul bola dengan baik sehingga harus dilakukan pembelajaran teknik dasar menyundul bola secara intensif.

Menurut Roji (2007:2-3) model pembelajaran keterampilan teknik dasar menyundul bola terdiri atas tiga model yakni :

1) Model I

Menyundul bola dilakukan sendiri. Cara melakukan :

a) Dilakukan di tempat.

b) Dilanjutkan sambil bergerak maju atau jalan. c) Sumber gerakan dari pinggang.

2) Model II

Menyundul bola ditempat dilanjutkan gerak maju mundur dan menyamping Cara melakukan :

a) Dilakukan berpasangan dan berhadapan

b) Bola dilambung dan diarahkan tepat pada dahi teman. c) Sundulan bola diarahkan pada pelambung bola. d) Lakukan bergantian.

3) Model III

Melakukan permainan menyundul bola menggunakan net atau tali yang dipasang melintang.

Cara melakukan :

a) Dilakukan dilapangan bola voli atau bulu tangkis b) Jumlah pemain setiap regu terdiri atas 4 dan 5 orang.

c) Awal permainan dilakukan dengan melambungkan bola melewati net atau tali.

d) Bola dimainkan dilapangan sendiri 3x sundulan atau langsung pada lawan melewati net atau tali.

(18)

4. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai

Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot , tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).

Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot−ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kesegaran Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari secara efisien seperti, mengangkat, menjinjing serta mereka akan membuat bentuk tubuh yang lebih baik (Sajoto, 1988 : 45).

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas, seperti gerakan menahan atau memindahkan beban. Istilah otot diartikan sebagai jaringan yang mempunyai kemampuan khusus untuk berkontraksi. Istilah tungkai dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai anggota badan yang menopang bagian tubuh dan dipakai untuk berjalan dari pangkal ke bawah yang mempunyai kemampuan khusus untuk berkontraksi.

Kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan/resistan atau beban fisik baik dari luar maupun dari badannya sendiri. Bentuk-bentuk latihan kekuatan, antara lain a) Latihan otot lengan, b) Latihan otot perut, c) Latihan otot tungkai ( id.wikipedia.org/kekuatan.id.wikipedia.org/Kekuatan).

Terdapat beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu 1) kekuatan umum (kekuatan sistem otot secara keseluruhan), 2) kekuatan khusus (kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga), 3) kekuatan maksimum (daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem syaraf otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal), 4) daya tahan kekuatan (ditampilkan dalam serangkai gerakan yang bersinambung dari bentuk menggerakan beban ringan berulang-ulang), 5) kekuatan absolute (kemampuan atlet untuk melakuakan usaha yang maksimal tanpa memperhitungan berat bebannya), dan kekuatan relative (kekuatan yang ditunjukan dengan perbandingan antara kekuatan absolut (absolut strength) dengan berat badan (body weight). Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada

(19)

berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk menampilkan kekuatannya) (http://juniardi8.blogspot.com/2013/05/hubungan-antara-kekuatan-otot-tungkai.html).

Menurut Harsono (1998:178) bahwa kekuatan otot adalah usaha membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, sehingga latihan-latihan tahanan adalah mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Agar efektif hasilnya, latihan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga individu dapat mengeluarkan tenaga maksimal untuk menahan beban tersebut. Menurut Roji (2007:128) kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam suatu usaha. Kekuatan diidentifikasikan sebagai kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terarah terhadap sesuatu tahan.

Apabila seorang pemain sepak bola memiliki otot panjang tidak menutup kemungkinan lebih besar kekuatan otot yang dimiliki. Panjang otot tungkai sama pentingnya dengan panjang tulang, semakin panjang tulang-tulang dimiliki seseorang, semakin panjang ototnya dan besar pula kekuatannya. Faktor-faktor yang harus benar-benar diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta juga memperhatikan postur tubuh yang meliputi: (a) Ukuran tinggi togok dan panjang tubuh, (b) Ukuran besar, lebar dan berat tubuh, (c) Samato type (bentuk tubuh: endomophy, mesomorphy, dan sctomorphy).

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot adalah suatu kenyataan.Pemain yang memilik tulang panjang tetapi tidak didukung otot yang panjang tidak memiliki kekuatan yang besar. Semakin besar serabut otot seseorang semakin kuat pula otot tersebut. Dan makin panjang ukuran otot, maka kuat pula seorang pemain. Faktor ukuran ini baik besanya maupun panjangnya sangat dipengaruhi oleh pembawaan atau keturunan.

Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepak bola juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan unsur kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan. Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan

(20)

dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya.

Hal ini disebabkan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera, dan 3) Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik. Kekuatan ada 3 macam yaitu: kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama).

Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal serta dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula. Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya. Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kemampuan menyundul bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kemampuan menyundul bola harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat menyundul bola. Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat melompat untuk menyundul bola. Seorang pemain sepak bola harus memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul togok yang berat.

Dalam pencapaian menyundul bola maka kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan seseorang untuk melangkahkan dan menolakan kaki. Faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang meliputi: a) ukuran tinggi togok dan panjang tubuh, b) ukuran besar, lebar dan berat tubuh, c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy ).

(21)

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut. Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Tungkai adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha kebawah)”. Kekuatan otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan menyundul bola.

Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan pelatih adalah weight training, circuit training, dan interval training, disamping bentuk-bentuk latihan yang lain. Weight training adalah bentuk latihan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar kekuatannya juga besar. “umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi oleh unsur struktural otot itu, khususnya volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot”. Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.

a. Tinjauan Daya Ledak Otot Tungkai

Tungkai adalah kaki, dalam arti seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah (depdiknas, 2007 : 923). Tungkai terdiri dari tungkai atas yaitu pangkal paha sampai lutut, dan tungkai bawah yaitu lutut sampai dengan kaki (Syaifudin, 2006 : 100). Secara keseluruhan tulang tungkai berjumlah 31 buah yaitu : 1 os koxae(tulang pangkal paha), 1 os femur (tulang paha), 1 os tibia (tulang kering), 1 os fibula (tulang betis), 1 os patella (tulang lutut), 7 os tarsal (tulang pergelangankaki), 5 os metarsal (tulang telapak kaki), 14 os palanges (tulang jari-jari kaki).

Struktur otot tungkai atas meliputi : 1. M. abductor maldamus sebelah dalam. 2. M. abductor brevis sebelah tengah.

(22)

3. M. abductor longus sebelah luar. Ketiga otot tersebut bersatu disebut M. Abductor fermoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur 4. M. rectus femoris.

5. M. vastus lateralis eksternal. 6. M. vastus medialis internal.

7. M. vastus intermedial. Keempat otot tersebut berfungsi sebagai ekstensor femur. 8. Biseps femoris, otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha

danmeluruskan tungkai bawah.

9. M. semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.

10. M. semi tendinosus, fungsinya membengkokkan urat bawah sertamemutarkan ke dalam.

11. M. sartorius (otot penjahit), bentuknya panjang seperti pita terdapatdibagian paha. Fungsinya eksorotasi femur, memutar ke luar saat lutut fleksi, serta membantu garakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

Struktur otot tungkai bawah terdiri dari :

1. Otot tulang kering depan M. tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki tengah dan membengkokkan kaki.

2. M. ekstensor talangus longus, fungsinya meluruskan jari telunjuk ketengah jari, jari manis dan kelingking

3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.

4. Tendo achhiles, fungsinya meluruskan kaki disendi tumit danmembengkokkan tungkai dibawah lutut (M. popliteus).

5. M. falangus longus, fungsinya membengkokkan kaki.

6. M. tibialis posterior (otot tulang betis belakang), fungsinyamembengkokkan kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah dalam.

7. Otot kedang jari bersama, letaknya dipunggung kaki. Fungsinya dapat meluruskak jari kaki

(23)

Gambar 2.9

Struktur Otot tungkai (Syaifudin, 2006 :103)

Dalam permainan sepakbola kekuatan (strength) merupakan unsur yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam melaksanakan program latihan. Maksudnya latihan kekuatan ini hendaknya didahulukan dan mendapatkan porsi latihan yang lebih banyak dibanding unsur yang lain. Menurut pendapat M. sajoto (1995 : 8) mengatakan bahwa kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

Istilah daya ledak sama dengan power, menurut M. sajoto, (1995: 8) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan x kecepatan.

Daya ledak otot ini sangat bermanfaat bagi atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal.Dalam permainan sepakbola, daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan terutama saat melakukan tendangan shooting.

b. Latihan Plyometric

Plyometric adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (eksplosive power), suatu komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kerja olahraga. Dari sudut pandang praktis latihan relatif mudah diajarkan dan dipelajari serta menempatkanya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau daya tahan. Plyometric dengan cepat menjadi bagian integral dari program latihan

(24)

keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:1). Asal istilah Plyometric diperkirakan dari kata bahasa Yunani pleythuein berarti membesar atau meningkatkan atau dari akar kata bahasa Yunani plio dan metric . Sekarang ini plyometric mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respons terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang terlibat (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:2).

Plyometrics are drills or exercises aimed at linking sheer strength and speed of movement to produce an explosive-reactive type of movement. The term is often used to refer to jumping drills and depth jumping, but plyometrics can include any drill or exercise utilizing yhe strength reflex to produce an exsplosive reaction (Tudor O. Bompa, 1932:158).

Terjemahan : Plyometrics adalah latihan yang diarahkan pada kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan daya ledak- tipe reaksi dari suatu gerakan. Latihan ini sering digunakan untuk mengacu pada latihan melompat tetapi Plyometrics dapat mencakup macam-macam latihan, reflek kekuatan untuk menghasilkan daya ledak (Tudor O.Bompa, 1932:158).

Dalam latihan Plyometrics ada beberapa pedoman-pedoman khusus untuk melakukan latihan yang tepat dan efektif yang harus diikuti meliputi pemanasan dan pendinginan, intensitas tinggi, beban lebih pada progresif, memaksimalkan gaya atau meminimalkan waktu, lakukan sejumlah perulangan, istirahat yang cukup, bangun landasan yang kuat lebih dahulu, dan program latihan individualisasi.

a) Pemanasan dan pendinginan (warm up and warm down)

Dikarenakan latihan Plyometrics membutuhkan kelenturan dan kelincahan maka semua latihan harus diikuti dengan periode pemanasan dan pendinginan yang tepat dan memadai (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:17).

b) Intensitas tinggi

Intensitas merupakan factor penting dalam latihan Plyometrics. Kecepatan pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh efeklatihan yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting daripada besarnya peregangan. Respon reflek yang dicapai makin besar jika otot diberi beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (intensif), maka penting untuk diberikan kesempatan untuk beristirahat

(25)

yang cukup diantara serangkaian latihan yang terus menerus (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:17).

c) Beban lebih yang progresif

Beban latihan harus diberikan beban lebih yang resisif, temporal, dan spatial. Beban lebih memaksa otot-otot bekerja pada intensitas yang tinggi. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh. Jadi, dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan beban lebih yang relative dari gerakan-gerakan plyometric tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power eksplosif. Beban lebih resitif pada kebanyakan latihan plyometric adalah berupa gaya momentum dan gravitasi dengan menggunakan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).

d) Memaksimalkan gaya atau meminimalkan waktu

Baik gaya atau kecepatan gerak sangat penting dalam latihan plyometric. Dalam hal ini titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat dilakukan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).

e) Lakukan sejumlah ulangan

Banyaknya ulangan tergantung pada bentuk-bentuk latihan dengan sedikit ulangan untuk latihan-latihan yang berat sedangkan banyak ulangan untuk latihan-latihan yang ringan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18). Dalam latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan ulangan atau repetisi sebanyak 3 kali perulangan.

f) Istirahat yang cukup

Periode istirahat 1-2 menit yang cukup di sela-sela untuk set biasanya sudah memadai sistem neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan plyometric untuk pulih (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:20). Dalam latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan periode istirahat 2 menit.

g) Bangun landasan yang kuat terlebih dahulu

Karena dasar atau landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalam plyometric maka suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukungdan bukannya menghambat power exsplosive (M.Furqon H, Muchsin Doeswes,

(26)

2002:20).

h) Program latihan individualisasi

Dalam penelitian ini latihan dilakukan selama 24 kali pertemuan dengan beban 40% - 100% yaitu dimulai beban latihan awal sebanyak 6 kali sampai beban maksimal sebesar latihan baik latihan hurdle hops dan doubel leg bound yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, sehingga hasil latihan sudah dapat terlihat.

i) Pedoman pelaksanaan yang lain

Penempatan kaki yang benar pada saat kerja mutlak diperlukan. Untuk mencapai pelepasan secepat mungkin atlet harus menjaga agar pergelangan kaki tetap terkunci pada saat mendarat dilapangan. Cara terbaik untuk mendarat dilapangan adalah bertumpu dengan mata kaki, meskipun hal itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:24).

c. Latihan Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak terjemahan dari kata power, merupakan salah satu komponen biomotorik, yang identikan dengan kekuatan eksplosive (eksplosive strength). Daya ledak di bagi sesuai spesifikasinya atas: 1) daya ledak eksplosive (Explosivepower), 2) daya ledak cepat (speed power), 3) daya ledak kuat (strength power),4) daya tahan lama (endurance power). Daya ledak (power) ini adalah kerja yang dapat dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Kepentingan daya ledak di dalam olahraga yang dimaksud adalah daya ledak eksplosive, yang terdiri atas dua kelompok biomotorik, yakni unsur kekuatan (strength) dan kecepatan (speed), bila pelatihan ditekankan pada komponen kekuatannya, maka menjadi daya ledak kekuatan (strength power), kalau penekanannya pada latihan kecepatannya, maka hasilnya berupa daya ledak kecepatan (speed power). Jika penekanan pelatihan pada daya tahannya, maka akan dihasilkan daya ledak daya tahan (endurance power).

Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan kian hari beban latihan kian bertambah (Tohar, 2008:1). Pencapaian prestasi yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen-komponen dari latihan tersebut meliputi :

(27)

Intensitas latihan adalah suatu dosis (jatah) latihan yang harus dilakukan seseorang atlet (M. Sajoto, 1995 :133). Jadi apabila seorang atlet melakukan latihan secara bersungguh-sungguh dengan segala kemampuannya, berarti dapat menjalankan intensitasnya 100% (maksimal).

2) Volume latihan

Bompa menyarankan di dalam penentuan volume atau beban latihan untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan

3) Durasi

Durasi adalah lamanya latihan yang diperlukan, sampai berapa minggu atau berapa bulan program tersebut dijalankan (M. Sajoto, 1995 : 139). Waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat. Selain itu setiap latihan harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas atau mutu yang tinggi untuk latihan plyometric dan menyundul ini lama latihan keseluruhan adalah 8 minggu.

4) Frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995 : 137). Pada umumnya telah disepakati bahwa makin banyak frekuensi latihan tiap minggunya, makin capat pula hasil peningkatan. Untuk program latihan plyometric dan menyundul bola frekuensi latihan 3 kali dalam setiap minggunya.

5) Ritme

Ritme adalah irama dari suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat iram latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan berat ringannya suatu latihan dalam satu set latihan.

Salah satu metode latihan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah metode latihan plyometric. Dalam penelitian ini yang digunakan dalam latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah latihan hurdle hops dan latihan double leg bound, dimana kedua latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

(28)

kekuatan otot tungkai sehingga bila dipergunakan untuk sundulan yang akan diperoleh hasil yang maksimal.

5. Latihan Plyometric Dengan Hurdle Hops

Menurut Donald A. Chu (1992 : 40) latihan hurdle hops adalah latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya antara (30-90 cm) diletakkan suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan. Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri dibelakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan kedua kaki bersamaan. Gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan mencapai ketinggian. Gawang-gawang ataurintangan-rintangan tingginya dibuat kurang lebih 80% dari rata-rata panjang tungkai sampel yaitu (80% x66, 7 = 53, 4). Dalam penelitian ini menggunakan gawang yang tingginya 40 cm dan jarak antar gawang 1 meter.

Gambar 2.10 Latihan Hurdle hops (Donald A. Chu, 1992 : 40)

6. Latihan plyometric Dengan Double Leg Bound

Menurut Bompa (1984:77-89), menyampaikan bahwa bentuk latihan plyometrik seperti melangkah, melompat, meloncat, dengan dua kaki (double leg bound), maupun meloncat dengan dua kaki menggunakan kotak (double leg box bound) merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power.

Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan. Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan atas, menggunakan ekstensi pinggul depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan.

(29)

Latihan double leg bound merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan power otot tungkai dan pinggul. Dengan latihan tersebut gerakan secara eksplosif akan semakin meningkat yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kemampuan menyundul bola

Gambar 2.11 Latihan double leg bound 7. Kekuatan

Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot , tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).

Kekuatan adalah dasar untuk penampilan gerak, dan ia dapat menjadi faktor tunggal yang paling penting dalam penampilan, sebab hampir semua penampilan yang hebat tergantung pada kemampuan memakai kekuatan yang besar melawan tahanan, kekuatan yang ditingkatkan sering menyokong penampilan yang lebih baik.

Kekuatan (strength) adalah kemampuan badan atau ruas badan untuk memakai kekuatan (force). Kekuatan melibatkan kombinasi tiga faktor : (1) kontraksi kekuatan otot-otot yang dikombinasikan yang menyebabkan gerakan; (2) kemampuan mengkoordinasikan otot agonist dengan antagonist, neutralizer, dan otot stabilizer; (3) rasio mekanik dari susunan lever (tulang yang dilibatkan. Faktor pertama tergantung pada kontraksi kekuatan maksimum masing-masing otot agonistic pada gerakan. Faktor kedua tergantung pada kemampuan koordinasi kontraksi otot individual. Koordinasi ini dapat diperbaiki dengan melatih gerakan utama yang dilibatkan (mengembangkan ketangkasan dalam gerakan) (Lukman O.T., 2006:129).

(30)

Mengenai latihan kekuatan, beberapa fakta tentang tipologi otot-otot dan gambaran fungsional kontraksi otot tidak dapat dihindari. Otot-otot mendapatkan impuls (= rangsangan) melalui urat syaraf gerak.

Rangsangan yang kuat membawa ke kontraksi maksimum. Otot-otot terdiri dari sejumlah besar serat-serat kecil dan tipis. Tetapi bahkan rangsangan-rangsangan yang kuat tidak perlu melibatkan kontraksi semua serat yang berkaitan. Dalam olahraga pemain hanya baru 20 – 50 % dari serat-serat yang berkaitan ambil bagian dalam kontraksi (Saziorski, 1966 yang dikutip dari Nossek, 1982:60). Karena itu, tujuan dari latihan kekuatan adalah untuk mengaktifkan sebanyak mungkin serat-serat otot dalam kontraksi tunggal.

Menurut Imam Hidayat (1997:84) “kekuatan adalah gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi otot. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan ialah gaya yang dapat menimbulkan gerak mekanis”.

Menurut Nossek (1982:62) kerja otot-otot selama tindakan kekuatan yang manapun, terjadi dengan dua cara yaitu dinamis dan statis.

1. Kerja otot yang dinamis :

Kontraksi isotonik yang didalamnya kekuatan otot dinamis adalah aktifdan dilakukan dengan pemendekan atau pemanjangan otot

a). Kontraksi konsentris, tindakan yang berganti-ganti yang didalamnya otot-otot tersebut memendek dengan cara yang “positif”.

b). Kontraksi eksentrik, Suatu tindakan menyerah, dicirikan dengan jenis kekuatan “negatif”, yang didalamnya otot-otot mengembang.

2. Kerja Otot yang Statis:

Kontraksi isometris, gerakan memegang dengan perubahan panjang otot yang dapat ditiadakan.

Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa terjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Dalam latihan-latihan isotonik kita dapat memakai beban kita sendiri sebagai beban (Harsono, 1988:179).

Menurut Harsono (1988:175) “dalam kontraksi isometris tidak memanjang atau memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang nyata, atau dengan perkataan lain, tidak ada jarak yang ditempuh”.

(31)

Semua gerakan merupakan hasil dari dalam hubungannya dengan alat-alat susunan otot tubuh. Dari sudut pandang biomekanik, terdapat kekuatan luar dan dalam (outer dan inner force), dengan jalan mana kekuatan-kekuatan luar seperti gravitasi, tekanan air, dan angin, perpecahan tanah dan yang lain, mempengaruhi kekuatan dalam otot-otot.

Menurut Harsono (1988:172) strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera dan dengan kekuatan, atlet akan dapat lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan adalah dengan latihan-latihan tahanan (resistence exercise). Latihan tahanan adalah latihan di mana seorang atlet harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, baik itu badan atlet itu sendiri maupun bobot lain dari luar (external resistence) (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996:108).

Dalam istilah fisik, kekuatan (force) dikarakterisasikan dengan rumus F = m x a (hasil dari masa dan akselerasi). Kekuatan menurut Husein Argasasmita,dkk (2007:56) adalah “kemampuan untuk melawan tahanan/resistean atau beban fisik baik dari luar maupun dari badannya sendiri”.

Kekuatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : a). Kekuatan Maksimal (maximal Strength). b). Daya tahan kekuatan (Strength Endurance) c). Kekuatan kecepatan (Power Speed Strength).

a). Kekuatan Maksimal

Kekuatan maksimal adalah kemampuan untuk melawan tahanan secara maksimal. Batasan ini tidak diperhitungkan seberapa cepat gerakan untuk melawan tahanan tersebut tetapi seberapa besar tahanan yang dapat dilawan.

Untuk melatih kekuatan maksimal ada beberapa metode yang dapat digunakan, namun pada prinsipnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang tinggi (berat) dan pengulangan (repetisi) yang sedikit.

(32)

b). Daya tahan Kekuatan

Daya tahan kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan beban dalam waktu yang lama. Batasan ini merujuk pada lamanya waktu atau lamanya pengulangan secara simultan dalam melawan beban tersebut.

Untuk mengembangkan dayatahan kekuatan dapat digunakan berbagai metode yang pada dasarnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang kecil (ringan) dan pengulangan yang banyak.

c). Kekuatan Kecepatan

Kekuatan kecepatan atau Power adalah kemampuan untuk melawan tahanan beban gerakan yang cepat dan eksplosif.

Batasan ini merujuk pada kemampuan melakukan gerakan dengan cepat sehingga bila tahanan yang dihadapi tidak mampu digerakkan dengan cepat maka kekuatan akan berubah menjadi kekuatan eksplosif.

Kekuatan eksplosif merupakan aplikasi usaha yang cepat untuk melawan tahanan namun bebannya cukup berat sehingga gerak yang dihasilkan dan tampak terlihat bebannya tidak bergerak dengan cepat.

a. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan kontraksi otot dihubungkan pada pengukuran penampang melintang otot. Begitu kekuatan otot meningkat, penampang melintang serabut otot individual meningkat, mengakibatkan daerah penampang melintang otot menjadi lebih besar. Secara teoritis pegukuran ini adalah sebanding dengan kekuatan. Akan tetapi, ini adalah tidak selalu benar, sebab faktor lainnya dilibatkan. Misalnya : (1) dua buah otot yang penampang melintangnya sama dapat dibedakan dalam kekuatan yang disebabkan oleh perbedaan banyaknya jaringan lemak. Lemak tidak hanya mengurangi kemampuan kontraksi, tetapi juga menyebabkan pergesekan dari gabungan karena memendekkan serabut otot; (2) proporsi serabut aktif dalam otot yang berbeda mempengaruhi kekuatan; (3) kontraksi yang efisien mempunyai pengaruh penting pada kekuatan. Meskipun demikian,ukuran otot dan kekuatan dihubungkan sangat erat (Lukman O.T., 2006 : 130).

Sebuah otot meningkat kekuatannya apabila ia berkontraksi secara teratur melawan tahanan yang lebih besar. Jika kecepatan peningkatan menjadi cepat, otot

(33)

harus berkontraksi secara teratur melawan tahanan yang berat, dan tahanan harus ditingkatkan begitu otot meningkat kekuatannya. Ini diketahui sebagai program pembangunan kekuatan dengan tahan yang progresif.

Untuk dapat melakukan gerak (movement) manusia dilengkapi dengan sistem otot, tulang dan sendi. Otot sendiri terdiri dari otot polos, otot jantung, dan otot rangka, masing-masing otot tersebut mempunyai stuktur dan fungsi tersendiri. “Kira-kira 40 persen dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, dan 10 persen lainya adalah otot polos dan otot jantung“ (Pate & Clenaghan, 1984:222 di dalam Guyton & Hall, 1976:91).

“Teori kontraksi otot kohesif dikemukakan oleh orang Inggris H. E. Huxly tahun 1950-an” (Pate & Clenaghan, 1984:223). Teori bergerak Huxly menganggap bahwa kontraksi otot adalah akibat interaksi antara sel protein aktin dan miosin dalam myofibril. Interaksi itu terjadi sedemikian rupa sehingga pada saat memanjang ke dua myofilamen bergerak yang satu melewati yang lain, dengan demikian mengurangi panjang sarkomer. Pemendekan secara bersamaan pada beberapa sarkomer yang berdekatan mengakibatkan kontraksi keseluruh myofibril. Jika beberapa serabut otot mengerut serempak, dihasilkan tenaga yang menyebabkan otot memendek secara menyeluruh. Agar aktindan myosin berinteraksi hal ini menyebabkan kontraksi otot, yang dibutuhkan ATP (Adenosin Trifosfat). Selama otot bekerja, metabolisme sel bertambah cepat sehingga ATP dihasilkan kembali dengan kecepatan yang sebanding dengan penggunaanya.

Sedang menurut Guyton & Hall (1976:93) proses kontraksi otot sebagai berikut:

1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai keujungnya pada serat otot.

2. Pada setiap ujung, saraf menyeleksi subtansi neuro transmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul- molekul protein dalam membran serat otot.

4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir kebagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.

(34)

5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot, dalam cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan secara dalam di dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah disimpan di dalam retikulum, kedalam myofibril.

7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamenaktin dan miosin, yang menyebakan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi. 8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium di pompa kembali ke dalam

retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

Otot rangka secara sadar dikendalikan oleh sistem pusat syaraf tubuh (simpul otak dan simpul spinal). Hampir semua penampilan aktivitas olahraga tergantung pada kemampuan olahragawan mengendalikan waktu dan kontraksi otot dengan tepat. Dengan demikian koordinasi antara sistem syaraf dan sistem otot merupakan satu hal yang penting bagi penampilan olahraga.

Serabut otot dirangsang untuk berkontraksi oleh motorneuron yang bekerja untuk mengirim rangsangan listrik dari otak ke masing-masing serabut otot. Rangsangan dimulai dari daerah khusus otak yang disebut selaput gerak. Motorneuron atas turun dari otak yang berhubungan dengan motorneuron bawah dalam simpul spinal. Motorneuron bawah membelah simpul spinal dalam saraf spinal dan berakhir dalam sejumlah saraf. Pada akhirnya setiap saraf berhubungan dengan suatu serabut otot khusus.

Serabut otot dikendalikan oleh motoneuron yang membentuk suatu unit gerak. Rangsangan untuk berkontraksi dikirim dari syaraf yang berakhir pada serabut otot melalui suatu susunan yang disebut simpangan mioneural. Bila rangsangan meluas kesimpangan mioneural, suatu simpul saraf menyebabkan lepasnya zat kimia yang disebut acetilkholin dari ujung syaraf. Acetilkholin adalah perantara (neurotransmiter) yang memungkinkan perjalanan rangsangan listrik menyeberangi simpangan myoneural. Jika rangsangan listrik tiba, sarkolema serabut otot dibawa keluar dari serabut oleh tubulus dan retikulum sarkoplasma. Hasil kontraksi retikulum sarkoplasma

Gambar

Gambar 2.2  Heading ke tanah  (Danny Mielke, 2009 : 52)  c)   Dive Header
Gambar 2.4  Heading melocat tinggi  (Danny Mielke, 2009 : 53)
Gambar 2.7. Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola  (Yohanes Gitoyo dalam http://health.kompas.com)
Gambar 2.10 Latihan Hurdle hops  (Donald A. Chu, 1992 : 40)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengamatan yang dilakukan ketika kedua orang pengawai diminta untuk memasukkan metadata ke dalam WINISIS dan aplikasi data entry katalog, diketahui bahwa

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir

Suprijono (2009: 111) mengungkapkan bahwa hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Pembelajaran aktif

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial merupakan kemampuan individu dalam bentuk perilaku yang mendukung

Demikian juga pembagian al-Qur’an ke dalam surat dan ayat yang tidak sama panjang dan pendeknya, surat-surat yang paling pendek sekalipun seperti surat al-Kawtsar yang hanya

Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa pemberian kepercayaan sepenuhnya pada wajib pajak (dapat dibantu konsultan pajak) untuk menentukan penetapan besarnya

Sedangkan bila tanwin tersebut dibaca dengan dua ketukan ghunnah atau melebur ke huruf selanjutnya, maka fathatain dan kasratain ditulis dengan posisi yang tidak

Mahasiswa juga melakukan konsultasi dengan guru pembimbing guna persiapan perangkat pembelajaran yang meliputi: program tahunan, program semester, silabus, Rencana