• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Estimasi Risiko Dalam Manajemen Risiko Finansial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode Estimasi Risiko Dalam Manajemen Risiko Finansial"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahan pasti menghadapi risiko, termasuk bencana alam seperti ke-bakaran dan banjir, ketidakpastian harga komoditas dan sekuritas, naik turun-nya suku bunga, dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Akan tetapi, berba-gai risiko ini dapat dikurangi dengan membeli asuransi atau melakukan headging di pasar derivatif. Staf keuangan bertanggung jawab atas program manajemen risiko perusahan secara keseluruhan, termasuk mengidentifikasi risiko yang harus di-headging dan kemudian melakukanheadging dengan cara yang paling efisien.

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kega-galan. Lebih luas, diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak dinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon ”high risk brings about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.

Menurut Bank Indonesia, risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (expected) maupun yang tidak diperkirakan (unexpected) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Karena itu risiko dalam perbankan harus dikelola sedemi-kian sehingga risiko tersebut dapat diminimumkan sekecil mungkin yang dapat disebutkan dengan manajemen risiko.

(2)

Bank Indonesia menyatakan bahwa esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat dikendalikan (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima, serta memberikan keuntungan bagi bank sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima.

Berdasarkan konsep dasar di atas salah satu paradigma penting yang ditawar-kan oleh manajemen risiko di dalam mengelola risiko adalah bahwa risiko dapat didekati dengan menggunakan suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan berkat berkembangnya teori probabilitas dan statistik yang memi-liki alat untuk memilah, mengkuantifikasi dan mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa statistik mengandung didalamnya ingatan nu-merik (numerical memory) yang bertitik tolak dari hal itu kita dapat membaca suatu alur tertentu yang memungkinkan kita meramalkan kemungkinan yang akan dihadapi pada masa datang.

Pengukuran risiko merupakan hal yang sangat penting pada bidang inves-tasi. Dengan diketahuinya risiko, maka kebijakan investasi dapat dilakukan deng-an lebih terukur. Dalam mdeng-anajemen risiko, hal utama ydeng-ang harus dilakukdeng-an adalah mengidentifikasi penyebab risiko itu. Misalnya, dalam mengidentifikasi risiko portofolio, saham-saham yang membentuk portofolio yang dianggap berisiko harus dievaluasi performanya. Untuk mengevaluasi saham-saham pembentuk portofolio diperlukan adanya suatu metode akurat yang dapat mengukur risiko tersebut sehingga pengelolaan risiko dapat lebih terkendali. Terdapat bebera-pa teori yang menjelasakan bagaimana cara mengukur risiko, seperti Value at

Risk (VaR), Expected-Shortfall (ES), atau return-level (Gilli dan Kellezi, 2006). Salah satu metode yang berkembang pesat dan sangat populer digunakan saat ini adalahValue-at-Risk (VaR) dan sudah menjadi alat ukur yang standar dalam menghitung risiko.

(3)

Jori-on (2007) VaR merupakan pengukuran kerugian harapan terburuk dalam kJori-ondisi pasar yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayaan tertentu

α. Secara sederhana VaR ingin menjawab pertanyaan, seberapa besar (dalam persen atau sejumlah uang tertentu) Bank dapat merugi selama waktu investasi

T dengan tingkat kepercayaan sebesar (α+ 1). Dalam hal ini, nilai tingkat keper-cayaan (confidence level) harus dapat merefleksikan probabilitas baku dan horizon waktu investasi. Kurun waktu perhitungan risiko pun mesti memperhatikan pe-riode likuidisasi dan risiko aset dan waktu recovery dari proses-proses berisiko yang terhitung gagal. Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam analisis VaR dan penajamannya dengan visi serupa yang ingin mengakomodasi momen-momen statistika yang lebih tinggi dan data keuangan antara lain seperti yang dilakukan Bali dan Gokcan (2007).

Dalam analisis data ekonomi keuangan, yang menjadi pusat perhatian adalah fluktuasi harga yaug terjadi. Pada dasarnya fluktuasi harga merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga sebagai bentuk kausal dari mekanisme pasar yang terjadi. Analisis statistika biasanya menjadikan data ini sebagai objek yang didekati tanpa peduli dengan berbagai efek mikro yang mengakibatkan pe-rubahan fluktuatif yang terjadi pada deret waktu keuangan dihubungkan langsung dengan isu, rumor, gosip, atau peristiwa yang terjadi. Padahal antara peristiwa dengan data deret waktu keuangan terdapat rantai yang cukup jauh yang men-jadikan usaha mentautkan satu peristiwa dengan fluktuasi yang terjadi menjadi sama sekali naif dan keliru. Karena itu nilai VaR merupakan suatu nilai estimasi perubahan harga yang terjadi dalam pasar, menggunakan data historis di masa lalu.

(4)

Dalam penulisan tesis ini, penulis mengkontraskan pendekatan VaR dengan pendekatan tradisional yang menggunakan asumsi kenormalan data dan perhi-tungan yang memperhatikan sifat statistika dari data finansial yang dibatasi pada pengambilan kasus penggunaan data pasar modal yang memiliki sifat yang khas dibandingkan dengan data finansial lain dalam pengelolaan risiko finansial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan manajemen risiko adalah kecuku-pan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank.

Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, maka pada tahap awal bank harus secara tepat mengidentifikasi risiko dengan cara mengenal dan mema-hami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risks) maupun yang mungkin timbul dan suatu bisnis baru bank. Termasuk risiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan afiliasi lainnya. Setelah dilakukan identifikasi risiko secara akurat, selanjutnya secara berturut-turut bank perlu melakukan pengukuran, pemantuan dan pengendalian risiko.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam manajemen risiko finansial membutuhkan metode yang dapat mengesti-masi ukuran risiko dalam periode tertentu dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu. Oleh karena itu, Value at Risk(VaR) danExpexted Shortfall (ES) dapat menjadi instrumen pengukuran risiko.

1.3 Tujuan Penelitian

(5)

1.4 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

CICO Resort menerapkan manajemen risiko operasional sebelum wabah Covid-19 dari risiko sumber daya manusia aset yang penting bagi perusahaan, risiko kegagalan

Pada bagian tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai beberapa metode pemilihan investasi, konsep NPV@Risk, konsep manajemen risiko berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004,

Jika risiko tidak bisa diukur, maka manajemen tidak bisa mengelola risiko dengan baik... Mengidentifikasi risiko dan mempelajari

Jadi, dengan memperhatikan tahapan-tahapan yang sesuai dalam melakukan manajemen risiko, baik dalam hal mengelola risiko maupun menerapkan proses manajemen risiko,

PT Bank Bukopin Tbk menjaga kualitas penerapan manajemen risiko yang baik, dengan mengimplementasikan konsep manajemen risiko untuk 8 jenis risiko yaitu risiko

Analisis berdasarkan beberapa sumber di atas maka dapat ditentukan beberapa faktor penting yang menjadi faktor-faktor srategis dalam manajemen pengurangan risiko

Berangkat dari fenomena diatas maka sangat penting untuk menganalisis risiko finansial untuk mengetahui risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan

 Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana, dan terstruktur dalam suatu