• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN

DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Eva Susanti Tambunan NIM 4111141006

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Eva Susanti Tambunan dilahirkan di Kota Padangsidimpuan, Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan pada tanggal 02 Juli 1993. Ayah bernama Mangiring Tambunan, S.Pd

dan ibu bernama Yuditha Lumban Tobing, dan merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Pada

tahun 1998, penulis masuk TK St. Bernadetta Padangsidimpuan. Pada tahun 1999, penulis masuk

SD St. Xaverius Padangsidimpuan dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan

sekolah di SMP Kesuma Indah Padangsidimpuan dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis

melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 6 Padangsidimpuan dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2011,

penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

(4)

v

KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah yang patut penulis ucapkan selain puji dan syukur

kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kasihNya, yang memberikan

semangat dan sukacita kepada penulis, sehingga skrisi ini dapat diselesaikan

sesuai waktu yang telah direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct Instruction

pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan

Tahun Pembelajaran 2014/2015”. Disusun untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sejak awal sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Zulkifli Simatupang, M.Pd, selaku penguji sekaligus

ketua jurusan Biologi, Ibu Aida Fitriyani Sitompul, S.Pd, M.Si, dan Bapak Wasis

Wuyung Wisnu Brata, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran perbaikan mulai dari rencana penelitian

sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan

kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku pembimbing akademik, Ibu Dra. Hj.

Cicik Suryani selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi, dan seluruh Bapak Ibu

dosen beserta staf pegawai jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah

membantu penulis. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada

Bapak Muda Mikael Ginting, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Santo

Thomas 3 Medan, Bapak Leontinus Simanungkalit, S.Pd selaku guru Biologi

SMA Santo Thomas 3 Medan, Bapak Ibu guru beserta staf tata usaha, dan seluruh

siswa kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

(5)

vi

memberikan doa, cinta, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada

penulis. Kakak tersayang Lusi Rosita Tambunan dan adik termanja Anggi Tri

Gracia Tambunan yang selalu menguatkan lewat penghiburan. Seluruh keluarga

besar Tambunan-Tobing. Pasukan SUKARLIB yang selalu memberikan “motivasi” (Dindaku, Idaku, Christinku, Deboku, Kak Sofiku, Siharku, dan Tulang Deanku). Abang-abang angkat (Bang Okto, Bang Tohap, Bang Bosra,

Bang Fajar). Terkhusus kepada Bang Fernandus Sianipar yang selalu hadir dalam

doa dan tidak pernah berhenti memberikan semangat. Terimakasih juga kepada

UKMKP, yang selalu mendukung pertumbuhan rohani. Koordinasi UP-FMIPA

2015 (Vinenda, Reni P, Febriana, Andy, Sirma, Rina, Dwi, Heydi, Saut, Robertus,

Renny, Rika). Tim Doa UP-FMIPA 2013 (Kak Anni, Kak Debora, Riskana). PKK

tercinta (Kak Isana dan bang Setia) yang selalu mendoakan dan memberi nasihat,

Kelompok Tumbuh Bersama: Exallomai SG (Andy, Ayu, Dwi) yang selalu setia

menguatkan. Adik-adik Praise SG (Rehulina, Sophia, Sari, Henry, Rionaldo) yang

paling perhatian dan paling manja, serta adik-adik Khinoas SG (Susi, Okto,

Subhanri, Gibert, Ido, Fery) yang selalu heboh dengan canda tawanya.

Teristimewa keluarga besar Biologi Dik A 2011 yang telah membuat kehidupan

perkuliahan semakin lebih berwarna dan kepada teman-teman PPLT SMAN 1

Kabanjahe 2011.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi

maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca, demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya dalam dunia

pendidikan.

Medan,

Penulis

Eva Susanti Tambunan

(6)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN

DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Eva Susanti Tambunan (4111141006)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan (1) Hasil Belajar Biologi Siswa, (2) Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction pada sub materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan. Populasi penelitian berjumlah tiga kelas dan sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction. Instrumen pengumpulan data menggunakan: (1) Tes hasil belajar dengan bentuk pilihan berganda sebanyak 30 item, dan (2) Tes Keterampilan Proses Sains Dasar sebanyak 10 item. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji-t satu pihak pada taraf signifikan α = 0,01.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Ada perbedaan yang sangat signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry 84 ± 6,79 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 80 ± 5,27, dengan thitung 5,62 dan ttabel 2,38 (2) Ada perbedaan yang sangat signifikan

Keterampilan Proses Sains Dasar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry 86,9 ± 11,17 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 73,2 ± 12,5, dengan thitung 4,92 dan ttabel 2,38. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar

dan Keterampilan Proses Sains Dasar siswa dengan model pembelajaran inquiry lebih baik dari model pembelajaran direct instruction.

(7)

iv

THE DIFFERENCES OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES AND SCIENCE PROCESS SKILLS WITH INQUIRY LEARNING AND

DIRECT INSTUCTION LEARNING AT THE SUBJECT MATTER OF SENSORY SYSTEM IN CLASS XI IPA

SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN IN THE ACADEMIC YEAR

2014/2015

Eva Susanti Tambunan (4111141006)

ABSTRACT

This research aims to know the difference: (1) Student’s Biology Learning outcomes (2) Science Process Skills with inquiry learning and direct instruction learning at the subject matter of the Sensory System in class XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan. The population in this study amounted three classes and research sample was as much as two classes, X IPA 2 as class with Inquiry Learning and XI IPA 3 as class with Direct Instruction Learning. The data collection instruments by using: (1) Test student learning outcomes in the form of the 30 multiple choice items, and (2) Test students Science Process Skills in the form of the 10 multiple choice items. This research method is quasi experiment with data analysis techniques using independent one-sample t-test at the level of significance α = 0.01.

This research result showed: (1) There is significant difference on student learning outcomes who learned by using Inquiry Learning 84 ± 6.79 ( X ± SD) and Direct Instruction Learning 80 ± 5.27, with tcount 7.62 and ttable 2.38 (2) There

is significant difference on students Science Process Skills who learned by using Inquiry Learning 86.9 ± 11.17 ( X ± SD) and Direct Instruction Learning 73.2 ± 1.5, with tcount 4.92 and ttable 2.38 Based on the results, the student’s learning

outcomes and Science Process Skills with Inquiry Learning that be though by the Direct Instruction.

(8)

DAFTAR ISI

2.1.1. Belajar Tuntas (Mastery Learning) 7

2.1.1.1. Ciri-Ciri Prinsip Belajar Tuntas 7

2.1.1.2. Penerapan di Kelas 9

2.1.2. Hasil Belajar 11

2.1.3. Keterampilan Proses Sains (KPS) 11

2.1.3.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses 13 2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri Biologi 19

2.1.4.1. Tahap Pembelajaran 22

2.1.4.2. Penerapan di Kelas 26

2.1.5. Model Pembelajaran Direct Instruction 28 2.1.5.1. Prosedur Pelaksanaan Direct Instruction 29

2.1.6. Taksonomi Bloom 30

2.1.7. Materi Pelajaran 34

2.2. Kerangka Berpikir 42

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45

3.3. Variabel Penelitian 45

3.4. Desain Penelitian 46

3.5. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 47

3.6. Instrumen Penelitian 48

3.6.1. Uji Validitas 51

3.6.2. Uji Reliabilitas 52

3.6.3. Uji Daya Beda 52

3.6.4. Uji Indeks (Tingkat Kesukaran) 53

3.7. Teknik Pengumpulan Data 53

3.8. Teknik Analisis Data 53

3.8.1. Uji Normalitas 53

3.8.2. Uji Homogenitas 54

3.8.3. Uji Hipotesis 55

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 56

4.1.1. Data Hasil Belajar Siswa 56

4.1.2. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 57 4.1.3. Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Berdasarkan Indikator 58 4.1.3.1. Hasil Uji-t KPSD berdasarkan Indikator 59

4.2. Uji Hitotesis 60

4.2.1. Deskripsi Hasil Uji Prasyarat Data 60

4.2.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar 60 4.2.1.2. Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains Dasar 61

4.2.1.3. Uji Homogenitas Data 62

4.2.2. Data Hasil Belajar Siswa 62

4.2.3. Data Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 64

4.3. Tingkat Ketercapaian Indikator 66

4.3.1. Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 66 4.3.2. Ketercapaian Indikator Keterampilan Proses Sains 67

4.4. Pembahasan Hasil 68

4.4.1. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar 68 4.4.2. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap KPSD 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penerapan Mastery Learning 9

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Indikatornya 17

Tabel 2.3 Pembelajaran Inkuiri 25

Tabel 2.4 Tahap Pembelajaran Inkuiri 26

Tabel 3.1 Desain Penelitian Hasil Belajar Biologi 46

Tabel 3.2 Desain Penelitian Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains Dasar 48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 49

Tabel 3.5 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar 50

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Siswa 57

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 57

Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 66

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Susunan Saraf pada Kulit 35

Gambar 2.2 Penampang Kulit Manusia 36

Gambar 2.3 Letak Papilla pada Lidah Manusia 37

Gambar 2.4 Fungsi Lidah Manusia 38

Gambar 2.5 Penampang Mata Manusia 40

Gambar 4.1 Rata-Rata KPSD ditinjau dari Aspek Indikator 58

Gambar 4.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa 63

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 76

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 78

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 87

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 91

Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar dan KPS 95

Lampiran 5 Lembar Jawaban 100

Lampiran 6 Uji Validitas Soal 101

Lampiran 7 Prosedur Perhitungan Validitas 102

Lampiran 8 Uji Reliabilitas 105

Lampiran 9 Prosedur Perhitungan Reliabilitas 106

Lampiran 10 Uji Tingkat Kesukaran Soal 107

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 108

Lampiran 12 Kelompok Atas-Kelompok Bawah 109

Lampiran 13 Uji Daya Beda Tes 110

Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes 111

Lampiran 15 Data Hasil Belajar 113

Lampiran 16 Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 114

Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretes 116

Lampiran 18 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretes 118

Lampiran 19 Uji Hipotesis Pretes 124

Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Postes 126

Lampiran 21 Uji Normalitas dan Homogenitas Postes 128

Lampiran 22 Uji Hipotesis Postes 134

Lampiran 23 Uji Hipotesis KPS Berdasarkan Indikator 138

Lampiran 24 Tabel Harga Kritik Korelasi Product Moment 142

Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 143

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 144

(13)

Lampiran 28 Tabel Wilayah Luar di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 147

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental

(Hasbullah, 2009).

Bruner dalam Nasution (1988), proses belajar dapat dibedakan tiga fase

episode, yakni informasi, transformasi, evaluasi. Dalam tiap pelajaran kita

memperoleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah

dimiliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang

bertentangan dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. Informasi yang

diperoleh harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang

lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.

Kemudian dinilai manakah pengetahuan yang diperoleh dan yang telah

ditransformasikan yang dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Pembelajaran Biologi di SMA Santo Thomas 3 Medan memperlihatkan proses pembelajaran yang masih “teacher centered”, yaitu semua kegiatan pembelajaran terpusat kepada guru. Model pembelajaran yang digunakan adalah

model pembelajaran yang masih direct instruction (model pembelajaran secara

langsung). Akibatnya, aktivitas siswa terbatas pada kegiatan mendengar ceramah

guru, menghafal materi, mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal di Lembar

Kerja Siswa (LKS). Siswa masih kurang mampu menjelaskan kembali materi

yang telah dipelajari dan masih terbatas dalam memberikan contoh yang bekaitan

dengan materi. Sejalan dengan hal tersebut, Keterampilan Proses Sains Dasar

(15)

jarang dan belum terlalu luas menggali dan memahami materi pelajaran yang

diberikan guru.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan dan cenderung

melakukan aktivitas di luar pembelajaran. Pembelajaran dengan model

eksperimen jarang digunakan, sehingga siswa lebih banyak duduk dan belajar di

dalam kelas. Selain itu, sebagian besar nilai ulangan harian siswa masih belum

memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu sebesar 75 untuk mata

pelajaran Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dan keterampilan

proses sains dasar siswa masih rendah, sehingga perlu dilakukan remedial untuk

meningkatkan nilai siswa.

Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang optimal. Salah satu upaya adalah

dengan menerapkan model pembelajaran modern, yang bersifat “student

centered”. Penerapan suatu model pembelajaran akan menentukan pencapaian

tujuan pembelajaran yang telah disusun. Pemilihan suatu model pembelajaran

harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang menjadi objek

pembelajaran.

Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Pembelajaran ini sering juga dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa

Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ada beberapa hal yang

menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri. Pertama, menekankan kepada aktivitas

siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya menempatkan

siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self

belief). Dengan demikian, inquirymenempatkan guru bukan sebagai sumber

(16)

dari penggunaan pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan

berpikir secara sistematis, logis, dan kristis, atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, siswa tidak

hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Sanjaya, 2006).

Model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan

Keterampilan Proses Sains Dasar siswa di SMA Santo Thomas 3 Medan. Untuk

itu, perlu melakukan penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan

Proses Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct

Instruction pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3

Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

1.2.Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan uraian latar

belakang adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar biologi siswa masih rendah, yaitu sebesar 25% siswa masih

memiliki nilai ulangan harian di bawah KKM (nilai 75 untuk mata pelajaran

Biologi), sedangkan 30% siswa lainnya masih belum dapat menjelaskan

kembali materi pelajaran yang telah diajarkan

b. Soal-soal yang dibahas dalam ulangan harian biologi masih belum valid dan

reliabel, sehingga siswa sulit dalam memahami soal

c. Siswa masih memiliki daya ingat (retention rate) yang rendah, karena siswa

cenderung lebih menghafal tanpa memaknai proses perolehannya, dan jarang

untuk mengulang kembali pelajaran di rumah

d. Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk dimensi proses kognitif yang

rendah, sedangkan proses kognitif yang tinggi jarang dilakukan

e. Pembelajaran dengan menggunakan model inquiry masih jarang diterapkan

(17)

1.3.Batasan Masalah

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka

peneliti membatasi masalah hanya pada perbedaan hasil belajar dan Keterampilan

Proses Sains Dasar siswa (hanya pada bagian mengamati/observasi,

mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan/interpretasi) siswa dengan model

pembelajaran inquiry dan direct instruction pada sub materi Sistem Indra (Indra

Peraba, Indra Perasa, dan Indra Penglihatan) di kelas XI IPA SMA Santo Thomas

3 Medan.

1.4.Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian adalah:

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction pada

materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun

Pembelajaran 2014/2015?

b. Apakah terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct

instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3

Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar belajar biologi siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct

instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3

Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa

yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran

direct instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas

(18)

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai

pihak, antara lain:

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian bermanfaat sebagai bahan informasi bagi calon guru pada umumnya

dan khususnya bagi peneliti dalam meningkatkan kemampuan dalam

melakukan penelitian pendidikan dan meningkatkan kemampuan dalam

menggunakan model pembelajaran inquiry untuk pelajaran Biologi.

b. Bagi Siswa

Melalui pelakasanaan penelitian ini, siswa diharapkan terbiasa belajar aktif

dan tidak malu untuk menanyakan bagian pelajaran yang kurang dipahami.

Siswa juga diharapkan untuk lebih mandiri dalam menemukan sendiri solusi

untuk beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Penelitian bermanfaat sebagai sarana informasi dan sebagai sumbangan

pemikiran dalam upaya memperbaiki kegiatan pembelajaran di sekolah.

1.7.Defenisi Operasional

Inquiry merupakan proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,

merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,

dan menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inquiry, siswa terlibat secara

mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan

kata lain, siswa akan menjadi terbiasa berperilaku saintifis.

Pembelajaran model inquiry biologi terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai

berikut:

a. Investigasi

Siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang perlu dilakukan

kajian dan guru merancang bahan ajar yang mampu merangsang siswa untuk

(19)

b. Penentuan Masalah

Siswa didorong untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Dari

data-data yang telah dikumpulkan, siswa didorong untuk memetakan permasalahan.

c. Identifikasi Masalah

Siswa melakukan identifikasi dan memverifikasi permasalahan,

mengembangkan hipotesis, mencari berbagai alternatif pemecahan masalah,

dan mengembangkan kesimpulan sementara.

d. Penyelesaian Masalah

Siswa didorong untuk mencari pemecahan masalah yang paling tepat dan

harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling baik dan tepat

untuk menyelesaikan soal yang ada.

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau

penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses sains. Kaitannya

dengan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru menciptakan bentuk

kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai

pengalaman. Karena kelebihan keterampilan proses membuat siswa bersifat

kreatif, aktif, terampil dalam berpikir, dan terampil dalam memperoleh

pengetahuan. Dengan keterampilan, maka siswa dapat mengasah pola berpikirnya

sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa

menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam

menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat. Sedangkan

keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penerapan model

pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA

Santo Thomas 3 Medan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan antara siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA Santo Thomas

3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil belajar biologi siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction.

2. Terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar yang sangat

signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry

dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction di

kelas XI SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil

Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran direct instruction.

5.2.Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka

penulis mengajukan beberapa saran antara lain:

1. Kepada guru biologi, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran

inquiry pada sub materi sistem indra, dikarenakan materi sistem indra banyak

terdapat masalah-masalah yang nyata yang dapat membuat siswa berpikir

kritis untuk memecahkan suatu masalah dan mencari sendiri solusi untuk

setiap permasalahan yang diberikan kepada siswa, sehingga hasil belajar dan

(21)

2. Kepada mahasiswa calon guru, diharapkan menggunakan model pembelajaran

inquiry dalam pembelajaran tertentu, sehingga proses belajar mengajar

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Hadiana, Rosiani. (2011). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Holil, Anwar. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. (7 Februari 2015)

Irwandi. (2009). Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi melalui Strategi Inquirydan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, 12 (1): 35

Nasution. (1988). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara

National Sience Teachers Association (NSTA). (2007). The Many Faces of Inductive Teaching and Learning. Journal of College Science Teaching, 36 (5): 14

Nurhayati, Nunung. (2008). Biologi Bilingual. Bandung: CV. Yrama Widya

Parr, Brian. (2004). Inquiry Based Instruction in Secondary Agricultural Education: Problem-Solving-an Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, 45 (4): 107

Purnomo, Sudjino., Trijoko., Hadisusanto. (2009). Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Rooijakkers. (1991). Mengajar dengan Sukses (Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

(23)

Rustaman, Nurryani. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inquirydalam Pendidikan Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sanderson, Sarah., Tanya Gupta., Kimberly Penning. (2008). Aerobic and Anaerobic Respiration (Inquiry Compared to Traditional Pedagogical Approaches. Iowa Science Teachers Journal, 35 (3): 22

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Semiawan, Conny., Tangyong., Belen., Yulaelawati Matahelemual. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses (Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?). Jakarta: PT Gramedia

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsindo

Suryosubroto. (1997). Proses Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Syaefudin, Udin. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Wena, Made. (2013). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Gambar 2.1 Susunan Saraf pada Kulit

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap keterampilan proses sains fisika siswa selama proses pembelajaran dengan

Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media PhET

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Materi Ekosistem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terstruktur dengan siswa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keterampilan proses sains siswa menggunakan model project based learning (2) keterampilan proses sains siswa menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Sains Berbasis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah, dan keterampilan proses sains antara siswa yang belajar dengan model

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil keterampilan proses sains melalui model pembelajaran inquiry dan