PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN
DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Eva Susanti Tambunan NIM 4111141006
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Eva Susanti Tambunan dilahirkan di Kota Padangsidimpuan, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan pada tanggal 02 Juli 1993. Ayah bernama Mangiring Tambunan, S.Pd
dan ibu bernama Yuditha Lumban Tobing, dan merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Pada
tahun 1998, penulis masuk TK St. Bernadetta Padangsidimpuan. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD St. Xaverius Padangsidimpuan dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Kesuma Indah Padangsidimpuan dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 6 Padangsidimpuan dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2011,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang patut penulis ucapkan selain puji dan syukur
kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kasihNya, yang memberikan
semangat dan sukacita kepada penulis, sehingga skrisi ini dapat diselesaikan
sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct Instruction
pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015”. Disusun untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Zulkifli Simatupang, M.Pd, selaku penguji sekaligus
ketua jurusan Biologi, Ibu Aida Fitriyani Sitompul, S.Pd, M.Si, dan Bapak Wasis
Wuyung Wisnu Brata, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran perbaikan mulai dari rencana penelitian
sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku pembimbing akademik, Ibu Dra. Hj.
Cicik Suryani selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi, dan seluruh Bapak Ibu
dosen beserta staf pegawai jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah
membantu penulis. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Muda Mikael Ginting, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Santo
Thomas 3 Medan, Bapak Leontinus Simanungkalit, S.Pd selaku guru Biologi
SMA Santo Thomas 3 Medan, Bapak Ibu guru beserta staf tata usaha, dan seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
vi
memberikan doa, cinta, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada
penulis. Kakak tersayang Lusi Rosita Tambunan dan adik termanja Anggi Tri
Gracia Tambunan yang selalu menguatkan lewat penghiburan. Seluruh keluarga
besar Tambunan-Tobing. Pasukan SUKARLIB yang selalu memberikan “motivasi” (Dindaku, Idaku, Christinku, Deboku, Kak Sofiku, Siharku, dan Tulang Deanku). Abang-abang angkat (Bang Okto, Bang Tohap, Bang Bosra,
Bang Fajar). Terkhusus kepada Bang Fernandus Sianipar yang selalu hadir dalam
doa dan tidak pernah berhenti memberikan semangat. Terimakasih juga kepada
UKMKP, yang selalu mendukung pertumbuhan rohani. Koordinasi UP-FMIPA
2015 (Vinenda, Reni P, Febriana, Andy, Sirma, Rina, Dwi, Heydi, Saut, Robertus,
Renny, Rika). Tim Doa UP-FMIPA 2013 (Kak Anni, Kak Debora, Riskana). PKK
tercinta (Kak Isana dan bang Setia) yang selalu mendoakan dan memberi nasihat,
Kelompok Tumbuh Bersama: Exallomai SG (Andy, Ayu, Dwi) yang selalu setia
menguatkan. Adik-adik Praise SG (Rehulina, Sophia, Sari, Henry, Rionaldo) yang
paling perhatian dan paling manja, serta adik-adik Khinoas SG (Susi, Okto,
Subhanri, Gibert, Ido, Fery) yang selalu heboh dengan canda tawanya.
Teristimewa keluarga besar Biologi Dik A 2011 yang telah membuat kehidupan
perkuliahan semakin lebih berwarna dan kepada teman-teman PPLT SMAN 1
Kabanjahe 2011.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca, demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya dalam dunia
pendidikan.
Medan,
Penulis
Eva Susanti Tambunan
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN
DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Eva Susanti Tambunan (4111141006)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan (1) Hasil Belajar Biologi Siswa, (2) Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction pada sub materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan. Populasi penelitian berjumlah tiga kelas dan sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction. Instrumen pengumpulan data menggunakan: (1) Tes hasil belajar dengan bentuk pilihan berganda sebanyak 30 item, dan (2) Tes Keterampilan Proses Sains Dasar sebanyak 10 item. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji-t satu pihak pada taraf signifikan α = 0,01.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Ada perbedaan yang sangat signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry 84 ± 6,79 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 80 ± 5,27, dengan thitung 5,62 dan ttabel 2,38 (2) Ada perbedaan yang sangat signifikan
Keterampilan Proses Sains Dasar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry 86,9 ± 11,17 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 73,2 ± 12,5, dengan thitung 4,92 dan ttabel 2,38. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar
dan Keterampilan Proses Sains Dasar siswa dengan model pembelajaran inquiry lebih baik dari model pembelajaran direct instruction.
iv
THE DIFFERENCES OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES AND SCIENCE PROCESS SKILLS WITH INQUIRY LEARNING AND
DIRECT INSTUCTION LEARNING AT THE SUBJECT MATTER OF SENSORY SYSTEM IN CLASS XI IPA
SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN IN THE ACADEMIC YEAR
2014/2015
Eva Susanti Tambunan (4111141006)
ABSTRACT
This research aims to know the difference: (1) Student’s Biology Learning outcomes (2) Science Process Skills with inquiry learning and direct instruction learning at the subject matter of the Sensory System in class XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan. The population in this study amounted three classes and research sample was as much as two classes, X IPA 2 as class with Inquiry Learning and XI IPA 3 as class with Direct Instruction Learning. The data collection instruments by using: (1) Test student learning outcomes in the form of the 30 multiple choice items, and (2) Test students Science Process Skills in the form of the 10 multiple choice items. This research method is quasi experiment with data analysis techniques using independent one-sample t-test at the level of significance α = 0.01.
This research result showed: (1) There is significant difference on student learning outcomes who learned by using Inquiry Learning 84 ± 6.79 ( X ± SD) and Direct Instruction Learning 80 ± 5.27, with tcount 7.62 and ttable 2.38 (2) There
is significant difference on students Science Process Skills who learned by using Inquiry Learning 86.9 ± 11.17 ( X ± SD) and Direct Instruction Learning 73.2 ± 1.5, with tcount 4.92 and ttable 2.38 Based on the results, the student’s learning
outcomes and Science Process Skills with Inquiry Learning that be though by the Direct Instruction.
DAFTAR ISI
2.1.1. Belajar Tuntas (Mastery Learning) 7
2.1.1.1. Ciri-Ciri Prinsip Belajar Tuntas 7
2.1.1.2. Penerapan di Kelas 9
2.1.2. Hasil Belajar 11
2.1.3. Keterampilan Proses Sains (KPS) 11
2.1.3.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses 13 2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri Biologi 19
2.1.4.1. Tahap Pembelajaran 22
2.1.4.2. Penerapan di Kelas 26
2.1.5. Model Pembelajaran Direct Instruction 28 2.1.5.1. Prosedur Pelaksanaan Direct Instruction 29
2.1.6. Taksonomi Bloom 30
2.1.7. Materi Pelajaran 34
2.2. Kerangka Berpikir 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45
3.3. Variabel Penelitian 45
3.4. Desain Penelitian 46
3.5. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 47
3.6. Instrumen Penelitian 48
3.6.1. Uji Validitas 51
3.6.2. Uji Reliabilitas 52
3.6.3. Uji Daya Beda 52
3.6.4. Uji Indeks (Tingkat Kesukaran) 53
3.7. Teknik Pengumpulan Data 53
3.8. Teknik Analisis Data 53
3.8.1. Uji Normalitas 53
3.8.2. Uji Homogenitas 54
3.8.3. Uji Hipotesis 55
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 56
4.1.1. Data Hasil Belajar Siswa 56
4.1.2. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 57 4.1.3. Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Berdasarkan Indikator 58 4.1.3.1. Hasil Uji-t KPSD berdasarkan Indikator 59
4.2. Uji Hitotesis 60
4.2.1. Deskripsi Hasil Uji Prasyarat Data 60
4.2.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar 60 4.2.1.2. Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains Dasar 61
4.2.1.3. Uji Homogenitas Data 62
4.2.2. Data Hasil Belajar Siswa 62
4.2.3. Data Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 64
4.3. Tingkat Ketercapaian Indikator 66
4.3.1. Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 66 4.3.2. Ketercapaian Indikator Keterampilan Proses Sains 67
4.4. Pembahasan Hasil 68
4.4.1. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar 68 4.4.2. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap KPSD 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 72
5.2. Saran 72
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penerapan Mastery Learning 9
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Indikatornya 17
Tabel 2.3 Pembelajaran Inkuiri 25
Tabel 2.4 Tahap Pembelajaran Inkuiri 26
Tabel 3.1 Desain Penelitian Hasil Belajar Biologi 46
Tabel 3.2 Desain Penelitian Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains Dasar 48
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 49
Tabel 3.5 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar 50
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Siswa 57
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 57
Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Susunan Saraf pada Kulit 35
Gambar 2.2 Penampang Kulit Manusia 36
Gambar 2.3 Letak Papilla pada Lidah Manusia 37
Gambar 2.4 Fungsi Lidah Manusia 38
Gambar 2.5 Penampang Mata Manusia 40
Gambar 4.1 Rata-Rata KPSD ditinjau dari Aspek Indikator 58
Gambar 4.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa 63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 76
Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 78
Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 87
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 91
Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar dan KPS 95
Lampiran 5 Lembar Jawaban 100
Lampiran 6 Uji Validitas Soal 101
Lampiran 7 Prosedur Perhitungan Validitas 102
Lampiran 8 Uji Reliabilitas 105
Lampiran 9 Prosedur Perhitungan Reliabilitas 106
Lampiran 10 Uji Tingkat Kesukaran Soal 107
Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 108
Lampiran 12 Kelompok Atas-Kelompok Bawah 109
Lampiran 13 Uji Daya Beda Tes 110
Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes 111
Lampiran 15 Data Hasil Belajar 113
Lampiran 16 Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar 114
Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretes 116
Lampiran 18 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretes 118
Lampiran 19 Uji Hipotesis Pretes 124
Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Postes 126
Lampiran 21 Uji Normalitas dan Homogenitas Postes 128
Lampiran 22 Uji Hipotesis Postes 134
Lampiran 23 Uji Hipotesis KPS Berdasarkan Indikator 138
Lampiran 24 Tabel Harga Kritik Korelasi Product Moment 142
Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 143
Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 144
Lampiran 28 Tabel Wilayah Luar di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 147
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
(Hasbullah, 2009).
Bruner dalam Nasution (1988), proses belajar dapat dibedakan tiga fase
episode, yakni informasi, transformasi, evaluasi. Dalam tiap pelajaran kita
memperoleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah
dimiliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang
bertentangan dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. Informasi yang
diperoleh harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang
lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
Kemudian dinilai manakah pengetahuan yang diperoleh dan yang telah
ditransformasikan yang dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Pembelajaran Biologi di SMA Santo Thomas 3 Medan memperlihatkan proses pembelajaran yang masih “teacher centered”, yaitu semua kegiatan pembelajaran terpusat kepada guru. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran yang masih direct instruction (model pembelajaran secara
langsung). Akibatnya, aktivitas siswa terbatas pada kegiatan mendengar ceramah
guru, menghafal materi, mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal di Lembar
Kerja Siswa (LKS). Siswa masih kurang mampu menjelaskan kembali materi
yang telah dipelajari dan masih terbatas dalam memberikan contoh yang bekaitan
dengan materi. Sejalan dengan hal tersebut, Keterampilan Proses Sains Dasar
jarang dan belum terlalu luas menggali dan memahami materi pelajaran yang
diberikan guru.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan dan cenderung
melakukan aktivitas di luar pembelajaran. Pembelajaran dengan model
eksperimen jarang digunakan, sehingga siswa lebih banyak duduk dan belajar di
dalam kelas. Selain itu, sebagian besar nilai ulangan harian siswa masih belum
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu sebesar 75 untuk mata
pelajaran Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dan keterampilan
proses sains dasar siswa masih rendah, sehingga perlu dilakukan remedial untuk
meningkatkan nilai siswa.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang optimal. Salah satu upaya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran modern, yang bersifat “student
centered”. Penerapan suatu model pembelajaran akan menentukan pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah disusun. Pemilihan suatu model pembelajaran
harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang menjadi objek
pembelajaran.
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran ini sering juga dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri. Pertama, menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Dengan demikian, inquirymenempatkan guru bukan sebagai sumber
dari penggunaan pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kristis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, siswa tidak
hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Sanjaya, 2006).
Model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan
Keterampilan Proses Sains Dasar siswa di SMA Santo Thomas 3 Medan. Untuk
itu, perlu melakukan penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan
Proses Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct
Instruction pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.2.Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan uraian latar
belakang adalah sebagai berikut:
a. Hasil belajar biologi siswa masih rendah, yaitu sebesar 25% siswa masih
memiliki nilai ulangan harian di bawah KKM (nilai 75 untuk mata pelajaran
Biologi), sedangkan 30% siswa lainnya masih belum dapat menjelaskan
kembali materi pelajaran yang telah diajarkan
b. Soal-soal yang dibahas dalam ulangan harian biologi masih belum valid dan
reliabel, sehingga siswa sulit dalam memahami soal
c. Siswa masih memiliki daya ingat (retention rate) yang rendah, karena siswa
cenderung lebih menghafal tanpa memaknai proses perolehannya, dan jarang
untuk mengulang kembali pelajaran di rumah
d. Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk dimensi proses kognitif yang
rendah, sedangkan proses kognitif yang tinggi jarang dilakukan
e. Pembelajaran dengan menggunakan model inquiry masih jarang diterapkan
1.3.Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka
peneliti membatasi masalah hanya pada perbedaan hasil belajar dan Keterampilan
Proses Sains Dasar siswa (hanya pada bagian mengamati/observasi,
mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan/interpretasi) siswa dengan model
pembelajaran inquiry dan direct instruction pada sub materi Sistem Indra (Indra
Peraba, Indra Perasa, dan Indra Penglihatan) di kelas XI IPA SMA Santo Thomas
3 Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah:
a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction pada
materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015?
b. Apakah terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct
instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar belajar biologi siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct
instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
b. Untuk mengetahui perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran
direct instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai
pihak, antara lain:
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian bermanfaat sebagai bahan informasi bagi calon guru pada umumnya
dan khususnya bagi peneliti dalam meningkatkan kemampuan dalam
melakukan penelitian pendidikan dan meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan model pembelajaran inquiry untuk pelajaran Biologi.
b. Bagi Siswa
Melalui pelakasanaan penelitian ini, siswa diharapkan terbiasa belajar aktif
dan tidak malu untuk menanyakan bagian pelajaran yang kurang dipahami.
Siswa juga diharapkan untuk lebih mandiri dalam menemukan sendiri solusi
untuk beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian bermanfaat sebagai sarana informasi dan sebagai sumbangan
pemikiran dalam upaya memperbaiki kegiatan pembelajaran di sekolah.
1.7.Defenisi Operasional
Inquiry merupakan proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inquiry, siswa terlibat secara
mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan
kata lain, siswa akan menjadi terbiasa berperilaku saintifis.
Pembelajaran model inquiry biologi terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai
berikut:
a. Investigasi
Siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang perlu dilakukan
kajian dan guru merancang bahan ajar yang mampu merangsang siswa untuk
b. Penentuan Masalah
Siswa didorong untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Dari
data-data yang telah dikumpulkan, siswa didorong untuk memetakan permasalahan.
c. Identifikasi Masalah
Siswa melakukan identifikasi dan memverifikasi permasalahan,
mengembangkan hipotesis, mencari berbagai alternatif pemecahan masalah,
dan mengembangkan kesimpulan sementara.
d. Penyelesaian Masalah
Siswa didorong untuk mencari pemecahan masalah yang paling tepat dan
harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling baik dan tepat
untuk menyelesaikan soal yang ada.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses sains. Kaitannya
dengan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru menciptakan bentuk
kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai
pengalaman. Karena kelebihan keterampilan proses membuat siswa bersifat
kreatif, aktif, terampil dalam berpikir, dan terampil dalam memperoleh
pengetahuan. Dengan keterampilan, maka siswa dapat mengasah pola berpikirnya
sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam
menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat. Sedangkan
keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penerapan model
pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA
Santo Thomas 3 Medan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA Santo Thomas
3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil belajar biologi siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction.
2. Terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar yang sangat
signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry
dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction di
kelas XI SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil
Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran direct instruction.
5.2.Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
penulis mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Kepada guru biologi, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran
inquiry pada sub materi sistem indra, dikarenakan materi sistem indra banyak
terdapat masalah-masalah yang nyata yang dapat membuat siswa berpikir
kritis untuk memecahkan suatu masalah dan mencari sendiri solusi untuk
setiap permasalahan yang diberikan kepada siswa, sehingga hasil belajar dan
2. Kepada mahasiswa calon guru, diharapkan menggunakan model pembelajaran
inquiry dalam pembelajaran tertentu, sehingga proses belajar mengajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Hadiana, Rosiani. (2011). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Holil, Anwar. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. (7 Februari 2015)
Irwandi. (2009). Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi melalui Strategi Inquirydan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, 12 (1): 35
Nasution. (1988). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara
National Sience Teachers Association (NSTA). (2007). The Many Faces of Inductive Teaching and Learning. Journal of College Science Teaching, 36 (5): 14
Nurhayati, Nunung. (2008). Biologi Bilingual. Bandung: CV. Yrama Widya
Parr, Brian. (2004). Inquiry Based Instruction in Secondary Agricultural Education: Problem-Solving-an Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, 45 (4): 107
Purnomo, Sudjino., Trijoko., Hadisusanto. (2009). Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Rooijakkers. (1991). Mengajar dengan Sukses (Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Rustaman, Nurryani. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inquirydalam Pendidikan Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sanderson, Sarah., Tanya Gupta., Kimberly Penning. (2008). Aerobic and Anaerobic Respiration (Inquiry Compared to Traditional Pedagogical Approaches. Iowa Science Teachers Journal, 35 (3): 22
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Semiawan, Conny., Tangyong., Belen., Yulaelawati Matahelemual. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses (Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?). Jakarta: PT Gramedia
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsindo
Suryosubroto. (1997). Proses Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Syaefudin, Udin. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Wena, Made. (2013). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara