• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IRADIASI NEUTRON TERHADAP KADAR AIR DAN ABU BATUBARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH IRADIASI NEUTRON TERHADAP KADAR AIR DAN ABU BATUBARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IRADIASI NEUTRON TERHADAP KADAR AIR DAN ABU BATUBARA

Yoza Hardianda1, Ariyawan Sunardi2, Kawkab Mustofa2, Irfan Marwanza1,Sunarko2, Yusi Eko Yulianto2

1 Teknik Pertambangan - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta 11440

2 Pusat Reaktor Serba Guna, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan 15314

Email: ariyawan@batan.go.id

ABSTRAK

PENGARUH IRADIASI NEUTRON TERHADAP KADAR AIR DAN ABU BATUBARA. Bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruhi oleh panas dan tekanan yang berlangsung di alam dengan komposisi yang kompleks disebut batubara. Umumnya, jenis batubara kualitas rendah dari mengakibatkan polusi udara cukup serius yang digunakan adalah dari jenis lignit sebesar 96,4%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas batubara dengan indikator kadar air dan abu melalui iradiasi neutron di Reaktor RSG-GAS. Sampel batubara diiradiasi dengan variasi waktu 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 5 jam di fasilitas iradiasi Sistem Rabbit Reaktor RSG-GAS.

Selanjutnya dilakukan eksperimen perhitungan kadar air dan abu menggunakan furnace pada temperatur 110oC selama 60 menit dan 815oC selama 17 menit. Nilai kadar air berkurang signifikan sebesar 15,815% dibandingkan batubara sebelum iradiasi neutron. Lama waktu iradiasi neutron tidak berpengaruh terhadap kadar air batubara. Sedangkan nilai kadar abu bertambah sebesar 6,435% setelah diiradiasi neutron karena adanya perubahan struktur karbon. Variasi waktu iradiasi juga tidak berpengaruh pada nilai kadar abu batubara. Nilai kalor batubara pasca iradiasi neutron belum bisa disimpulkan terkait indikator kadar air dan abu. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap perhitungan terkait kadar zat terbang, kadar sulfur dan nilai kalori.

Kata kunci: iradiasi, neutron, batubara, kadar air, kadar abu.

ABSTRACT

EFFECT OF NEUTRON IRRADIATION ON WATER LEVELS AND COAL ASH. Coal is a solid hydrocarbon fuel that is formed from plants in an oxygen-free environment which is influenced by heat and pressure in nature with a complex composition. Generally, the type of coal used is of low quality than the lignite type at 96.4%, resulting in serious air pollution. This study aims to improve the quality of coal with indicators of water and ash content through neutron irradiation at the RSG-GAS Reactor. Coal samples were irradiated with time variations of 30 minutes, 1 hour, 2 hours, 3 hours and 5 hours in the RSG-GAS Rabbit Reactor System irradiation facility. Furthermore, the experiment was conducted to calculate water and ash content using a furnace at a temperature of 110oC for 60 minutes and 815oC for 17 minutes.

The water content value was significantly reduced by 15.815% compared to coal before neutron irradiation. The length of time for neutron irradiation has no effect on the moisture content of the coal. Meanwhile, the value of ash content increased by 6.435% after being irradiated by neutrons due to changes in carbon structure. Variation in irradiation time also has no effect on the value of coal ash content. The calorific value of coal after neutron irradiation cannot be concluded regarding the indicators of moisture and ash content. It is necessary to do further research on the calculation related to the content of flying substances, sulfur content and caloric value.

.

Keywords: irradiation, neutron, coal, moisture content, ash content

PENDAHULUAN

Bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruhi oleh panas dan tekanan yang berlangsung di alam dengan komposisi yang kompleks disebut batubara [1]. Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki sumber daya batubara melimpah 120,53 miliar ton dan 31,35 miliar ton cadangan batu bara di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera [2]. Namun cadangan batubara tersebut sebesar 20,98 miliar ton didominasi jenis lignit (kandungan kalori rendah) sebesar 59%, subbituminus (kandungan kalori sedang) sebesar 27%, dan bituminus

(2)

mencapai 14%, sedangkan antrasit kurang dari 0,5% [3]. Peranan batubara sebagai sumber daya energi alternatif semakin hari semakin meningkat. Batubara dimanfaatkan sebagai pengganti minyak bumi dan gas untuk pembangkit listrik dan bahan bakar rumah tangga [4].

Jenis batubara yang digunakan adalah kualitas rendah dari jenis lignit sebesar 96,4% yang mengakibatkan polusi udara serius [3].

Analisa parameter secara fisik dan kimia dapat menentukan kualitas suatu batubara.

Analisis kimia yang biasa dilakukan adalah analisis proksimat, siklamat dan nilai kalor [2].

Analisa proksimat merupakan metode awal dalam penentuan kualitas batubara yang meliputi penentuan kandungan kadar air, zat terbang, abu, dan karbon tertambat dalam batubara.

Dengan mengetahui kadar air dan abu dapat memperkirakan berapa nilai kalori dari batubara dimana semakin tinggi kadar air dan abu akan menghasilkan kalori yang rendah [2].

Dalam penelitian sebelumnya, iradiasi gamma telah dilakukan untuk pra perlakuan secara fisika. Terputusnya ikatan kompleks dan meningkatnya site adsorpsi enzim diperoleh dari iradiasi gamma batubara. Jamur yang digunakan adalah Trichoderma sp yang merupakan hasil isolasi dari batubara subbituminus dan memiliki kemampuan mencairkan batubara[3].

Dalam penelitian ini, dilakukan kajian untuk mengetahui kadar air dan abu batubara dengan iradiasi neutron di Reaktor RSG-GAS. Iradiasi neutron dilakukan di posisi sistem rabbit dengan variasi waktu iradiasi ½, 1, 2, 3 dan 5 jam [5], Manfaat dari iradiasi neutron ini diharapkan meningkatnya kualitas batubara sehingga mengurangi polusi udara ketika pembakaran batubara. Kebaruan penelitian ini yaitu penggunaan iradiasi neutron terhadap sampel batubara..

TEORI

Pembentukan batubara memakan waktu hingga puluhan juta tahun, dimulai dari pembentukan gambut (peat) kemudian menjadi lignite, sub-bituminous, bituminous hingga antrasit [6]. Proses pembentukan batubara/pembatubaraan (koalifikasi) dapat diartikan sebagai proses pengeluaran berangsur-angsur dari zat pembakar (O2) dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) hingga akhirnya menyebabkan konsentrasi karbon tetap (fixed carbon) dalam bahan asal batubara bertambah [2].

Analisa Proksimat 1. Air (Moisture)

Air yang terdapat pada batubara terdiri dari inherent moisture dan free moisture.

Kandungan air pada batubara memberikan pengaruh negatif pada proses pemanfaatannya karena kadar air yang terlalu tinggi akan menimbulkan masalah dalam proses pembakaran.

Adanya kandungan air yang cukup tinggi akan mengurangi kalori batubara pada saat pembakaran. Berikut adalah rumus untuk menghitung nilai inherent moisture (IM) [6]:

𝐼𝑀 =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑔)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) × 100% (1)

2. Abu (Ash)

Abu terdiri dari seyawa- senyawa silicon, aluminium, besi, dan kalsium serta sejumlah kecil Na, Ti, K, Mg, Mn, dalam bentuk silikat, oksida, sulfat, dan posfat. Abu merupakan residu yang berasal dari mineral matter yang tersisa setelah batubara terbakar sempurna. Oleh karena itu semakin tinggi kandungan abu dalam batubara akan semakin berkurang nilai kalor batubara tersebut. Berikut adalah rumus untuk menghitung nilai abu [6]:

𝐴𝑠ℎ = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 (𝑔)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) × 100% (2)

Aktivasi Neutron

Teknik aktivasi neutron pada prinsipnya berdasarkan pada konversi inti atom stabil menjadi inti radioaktif akibat iradiasi dengan neutron, dan kemudian sinar gamma yang dipancarkan oleh inti radioaktif tersebut dideteksi dan diidentifikasi [7]. Berdasarkan waktu pengukurannya, teknik aktivasi neutron dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu

1. Analisis aktivasi neutron sinar gamma cepat,dimana pengukuran dilakukan selama iradiasi, dan

2. Analisis aktivasi neutron sinar gamma kasip, dimana pengukurannya mengikuti peluruhan radioaktif.

(3)

Kategori yg kedua yang dipakai pada teknik aktivasi neutron ini. Persyaratan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan analisis dengan teknik ini adalah sumber neutron, instrumentasi untuk mendeteksi sinar gamma, dan pemahaman mengenai reaksi yang terjadi ketika neutron berinteraksi dengan inti atom target. Rangkaian kejadian yang terjadi selama proses reaksi nuklir yang paling umum yang digunakan dalam aktivasi neutron ditunjukkan pada Gambar 1 [8].

Gambar 1. Skema proses reaksi neutron dengan inti target [8].

Suatu inti menjadi tereksitasi setelah ia berinteraksi dengan sebuah neutron melalui suatu tumbukan non-elastik. Energi eksitasi inti atom akibat adanya energi ikat neutron dengan inti atom. Inti atom yang tereksitasi ini akan mengalami de-eksitasi ke inti atom yang lebih stabil dengan memancarkan satu atau lebih sinar cepat, yang diikuti dengan pancaran partikel . Selanjutnya, inti yang baru menghasilkan inti radioaktif yang akan meluruh ke inti yang lebih stabil dengan memancarkan sinar γ [8].

METODOLOGI Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : fasilitas iradiasi Rabbit System Reaktor RSG-GAS, furnace, cawan dan penjepit. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel batubara dari Lahat (Sumatera Selatan).

Metode penelitian yang digunakan yaitu : sampel batubara diiradiasi neutron di fasilitas Sistem Rabbit Reaktor RSG-GAS. Waktu iradiasi dipilih variasi ½ jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 5 jam. Pemilihan waktu iradiasi mengacu pada SOP iradiasi di fasilitas Sistem Rabbit Reaktor RSG-GAS [5]. Setelah dilakukan iradiasi, ditunggu peluruhan paparan sampel sebelum dinalisis kadar air dan abu.

Gambar 2. Penyiapan sampel batubara pra iradiasi

Metode

Sampel batubara yang sudah meluruh dan aman paparannya dinyatakan oleh Petugas Proteksi Radiasi selanjutnya dilakukan perhitungan kadar air dan abu. Perhitungan kadar air dan abu dilakukan dengan alat furnace merek Naber suhu maksimum 1100 oC.

1. Perhitungan kadar air

(4)

Kadar air lembab adalah kadar air yang terkandung dalam sampel batubara yang siap dianalisis. Kadar air total yang dimiliki suatu sampel batubara berasal dari :

- Free Moisture (FM)

Kandungan air yang akan hilang bila mengalami pengering udara saja.

- Inherent Moisture (IM)

Kandungan air yang berasal dari proses pembentukan batubara yang akan hilang dengan pemanasan di furnace pada suhu 105 – 110 ˚C selama 60 menit.

2. Perhitungan kadar abu

Abu batubara adalah padatan hasil pembakaran yang tidak sempurna pada kondisi tertentu. Unsur penyusun abu batubara berasal dari mineral yang terikat pada batubara seperti : silica, alumunium oksida, ferrioksida dan oksidasi alkali. Prinsip percobaannya adalah dengan memasukkkan sampel di furnace pada suhu 815 ˚C selama 17 menit.

Gambar 3. Fasilitas iradiasi sistem rabb

Gambar 4. Pengambilan sampel batubara pasca iradiasi

Gambar 5. Alat furnace yang digunakan Gambar 6. Cawan tempat sampel untuk dimasukkan furnace

(5)

Metodologi mencakup alat, bahan, peralatan, serta metode yang digunakan termasuk perangkat lunak dan prosedur kerja bila ada dengan penjelasan yang terinci. Dengan demikian, metode penelitian dapat diulangi sesuai penjelasan dalam metodologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Kadar Air

Persamaan yang digunakan dalam perhitungan kadar air dalam penelitian ini adalah :

𝑀𝑎𝑑 = (𝑀2−𝑀3)

(𝑀2−𝑀1) × 100% (3) Keterangan:

Mad = kadar air (%)

M1 = berat botol timbang dan tutup (gram)

M2 = berat botol timbang, tutup dan sampel sebelum pemanasan (gram) M3 = berat botol timbang, tutup dan sampel setelah pemanasan (gram)

Tabel 1. Analisa kadar air sampel batubara pra iradiasi sampel

Massa botol timbang

(gram)

Massa sebelum pemanasan

(gram)

Massa setelah pemanasan

(gram)

Massa Sampel

(gram)

Mad

1 16,7010 17,7082 17,4172 1,0072 28,892%

2 38,1373 39,1867 38,8578 1,0494 31,342%

3 15,1206 16,1348 15,8507 1,0142 28,012%

4 41,7287 42,7351 42,4628 1,0064 27,057%

5 16,4012 17,4264 17,1524 1,0252 26,726%

Tabel 2. Analisa kadar air sampel batubara pasca iradiasi

sampel

Massa botol timbang

(gram)

Massa sebelum pemanasan

(gram)

Massa setelah pemanasan

(gram)

Massa Sampel

(gram)

Mab Rata-rata

30

menit 12,97687 13,97834 13,85422 1,00147 12,394% 12,482%

12,97868 13,97899 13,85324 1,00031 12,571%

1 jam 12,97866 13,98116 13,85411 1,0025 12,673% 12,804%

12,87783 13,87942 13,74986 1,00159 12,935%

2 jam 12,92665 13,92948 13,80084 1,00283 12,828% 12,644%

12,94356 13,94774 13,82262 1,00418 12,460%

3 jam 12,97778 13,97848 13,85338 1,0007 12,501% 12,295%

13,24782 14,24886 14,12785 1,00104 12,088%

5 jam 13,316778 14,317648 14,19123 1,00087 12,631% 12,730%

13,426678 14,427883 14,29944 1,001205 12,829%

Kadar air sampel batubara sebelum diiradiasi rata-rata sebesar 28,406%. Kadar air sampel batubara setelah diiradiasi selama 30 menit menjadi 12,482%, setelah iradiasi 1 jam menjadi 12,804%, iradiasi 2 jam membuat kadar air menjadi 12,644%, iradiasi 3 jam membuat kadar air menjadi 12,295% dan kadar air setelah iradiasi 5 jam menjadi 12,730%. Secara umum kadar air stelah diiradiasi dengan variasi waktu menurunkan kadar air rata-rata sebesar 15,815%. Iradiasi neutron dapat menurunkan nilai kadar air batubara.

Pengaruh waktu iradiasi tidak signifikan karena standar deviasi hanya 0,002, artinya tidak ada pengaruh waktu iradiasi tehadap nilai kadar air.

2. Perhitungan Kadar Abu

Persamaan yang digunakan dalam perhitungan kadar abu dalam penelitian ini adalah :

(6)

𝑀𝑎𝑏= (𝑀2−𝑀3)

(𝑀2−𝑀1) × 100% (4)

Keterangan :

Mab = kadar abu (%)

M1 = berat botol timbang dan tutup (gram)

M2 = berat botol timbang, tutup dan sampel sebelum pemanasan (gram) M3 = berat botol timbang, tutup dan sampel setelah pemanasan (gram)

Tabel 3. Analisa kadar abu sampel batubara pra iradiasi.

Sampel

Massa botol timbang

(gram)

Massa sebelum pemanasan

(gram)

Massa setelah pemanasan

(gram)

Massa Sampel

(gram)

Mab

1 63,2915 64,2938 63,5059 1,0023 21,39%

2 55,9773 56,9845 56,2205 1,0072 24,15%

3 51,4598 52,4649 51,6755 1,0051 21,46%

4 47,6497 48,6539 47,8462 1,0042 19,57%

5 54,0372 55,0415 54,2434 1,0043 20,53%

Tabel 4. Analisa kadar abu sampel batubara pasca iradiasi Sampel

Massa botol timbang

(gram)

Massa sebelum pemanasan

(gram)

Massa setelah pemanasan

(gram)

Massa Sampel

(gram)

Mab

30 menit 39,857 40,85758 40,1218 1,00058 26,465%

1 jam 38,898 39,905 39,1722 1,007 27,229%

2 jam 41,328 42,3389 41,613 1,0109 28,193%

3 jam 38,886 39,889 39,1692 1,003 28,235%

5 jam 39,6557 40,6598 39,9484 1,0041 29,190%

Kadar abu sampel batubara sebelum diiradiasi rata-rata sebesar 21,42%. Kadar abu sampel batubara setelah diiradiasi selama 30 menit menjadi 26,465%, setelah iradiasi 1 jam menjadi 27,229%, iradiasi 2 jam membuat kadar abu menjadi 28,193%, iradiasi 3 jam membuat kadar abu menjadi 28,235% dan kadar abu setelah iradiasi 5 jam menjadi 29,190%.

Secara umum kadar abu stelah diiradiasi dengan variasi waktu menaikkan kadar abu rata- rata sebesar 6,44%. Peningkatan kadar abu dikarenakan adanya efek iradiasi yang mengakibatkan perubahan struktur karbon [9].

Pengaruh waktu iradiasi tidak signifikan karena standar deviasi hanya 0,010, artinya tidak ada pengaruh variasi waktu iradiasi tehadap nilai kadar abu.

Penurunan kadar air cukup signifikan lebih besar daripada peningkatan kadar abu. Nilai kalor batubara akan meningkat, dikarenakan efek kadar air lebih dominan daripada kadar abu, sehingga harga akan meningkat juga. Namun untuk skala besar diperlukan penelitian lebih lanjut, khususnya tentang radiasinya

KESIMPULAN

Penelitian nilai kadar air dan abu batubara dengan iradiasi neutron telah dilakukan. Nilai kadar air berkurang signifikan sebesar 15,815% dibandingkan batubara sebelum iradiasi neutron. Lama waktu iradiasi neutron tidak berpengaruh terhadap kadar air batubara.

Sedangkan nilai kadar abu bertambah sebesar 6,435% setelah diiradiasi neutron karena adanya perubahan struktur karbon. Variasi waktu iradiasi juga tidak berpengaruh pada nilai kadar abu batubara. Nilai kalor batubara pasca iradiasi neutron belum bisa disimpulkan terkait indikator kadar air dan abu. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap perhitungan terkait kadar zat terbang, kadar sulfur dan nilai kalori [4].

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasijh diberikan kepada :

1. PRSG-BATAN atas ijin, dukungan Sumber Daya Manusia dan peralatan penelitian.

(7)

2. Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Univeritas Trisakti atas dukungan dan kerjasama dalam penelitian ini.

3. Rekan-rekan Sub Koordinator Perencanaan Operasi dan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) atas bantuan pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. BROTOWATI S., “Peningkatan Kualitas Batubara Subbituminus Mallawa menjadi Batubara Bituminus”, INTEK J. Penelit., Vol. 5 No. 1 pp. 34 (2018). doi:

10.31963/intek.v5i1.197.

2. PRAHESTI I.O. et al., “Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara”, pp. 35 (1886).

3. GAMMA I., “Biosolubilisasi Batubara Hasil Iradiasi Gamma oleh Kapang Trichoderma sp . Biosolubilization of Gamma Irradiated Coal by Trichoderma sp . Mould”, pp. 11–20, (2011).

4. SAID M. and FANANI Z., “Peningkatan Kualitas Batubara Sub-Bituminus dengan Metode Froth Flotation”, Jurnal Penelitian Sain, Vol. 11 pp. 587-597 (2018).

5. “SOP Pengoperasian Fasilitas Iradiasi Rabbit System (JBB01 sd JBB04) Rev 1-0.pdf.”.

6. HUSEINI F., SOLIHIN, and PRAMUSANTO, “Kajian Kualitas Batubara Berdasarkan Analisis Proksimat, Total Sulfur dan Nilai Kalor untuk Pembakaran Bahan Baku Semen di PT Semen Padang Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat”, Pros. Tek. Pertamb., Vol. 4 No. 2 pp. 668–677 (2018).

7. WIYONO M and WAHYUDI W., “Analisis Unsur dalam Fly Ash dari Industri PLTU Batubara dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron”, J. Teknol. Lingkung., Vol. 19 No. 2 pp. 221, (2018). doi: 10.29122/jtl.v19i2.2778.

8. NUKLIR J.P., DJOKORAYONO R., and CAHYONO A., “Rancangan Dasar”, Vol. 08 No.

1978 pp. 1-10 (2014).

9. ZHANG Y. et al., “Effects of Ion Irradiation on Carbon Nanotubes: A Review”, Int. J. Mater.

Prod. Technol., Vol. 45 No. 1-4 pp. 1-30 (2012). doi: 10.1504/IJMPT.2012.051328.

DISKUSI

DHANU DWIARDHIKA

Efek iradiasi kadar airnya menurun tapi kadar abu meningkat, jadi kualitas batubara meningkat atau tidak?

YOZA HARDIANDA

belum bisa disimpulkan karena kami baru melakukan kajian awal kadar air dan abu, masih ada parameter zat terbang, nilai sulfur dan nilai kalori, jika pembanding 2 parameter : kadar air lebih dominan daripada kadar abu dalam penentuan kualitas batubara)

SITI AIDAH

Penentuan kadar air 110 derajat selama 1 jam, lama waktu 1 jam diambil berdasarkan apa ya pak? apakah astm?

YOZA HARDIANDA

kami menggunakan ASTM D3173 - Standard Test Method for Moisture in the Analysis Sample of Coal and Coke untuk pengujian, ASTM D388 untuk klasifikasi batubara

BAMBANG HERUTOMO

Apa tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan; turunnya kadar air larinya kemana?

Untuk menurunkan kadar polusi udara dengan iradiasi batubara.

YOZA HARDIANDA

Tujuan akhir adalah meningkatkan kualitas batubara, kadar air menguap pada suhu 100 oC

JAJA SUKMANA

1. Apa tujuan dan penerapan dari mengetahui peningkatan kadar abu batubara dg diiradiasi neutron?

2. Bagaimana rencana dengan peningkatan kualitas batubara dari nusantara ini?

(8)

YOZA HARDIANDA

Kami mencoba melihat peluang penggunaan iradiasi neutron dlm peningkatan kualiatas batubara. Realita memang sulit karena jumlah batubara yang ber ton ton dan infrastruktur reaktor tidak memungkinkan iradiasi neutron secara besar.

FAHMI ALFA MUSLIMU

Dari iradiasi batu bara tersebut, berapa besar komposisi akvitas nuklida dengan waktu paruh di atas 10 tahun? nuklidanya apa saja?

YOZA HARDIANDA

Kami belum melakukan analisa kuantitatif, kami baru melakukan analisa kualitatif cacah random yang muncul peak nuklida : Na-22, Sc-46, Mn-54, Fe-59, Zn-65

RACHMAT TRIHARTO

Setelah diradiasi maka batubara itu semakin sesuai dengan permintaan pasar atau tidak? Jika sesuai kira-kira mungkin untuk diproduksi partai besar mengingat adanya waktu tunggu untuk peluruhan.

YOZA HARDIANDA

Penurunan kadar air cukup signifikan,kaloripun akan meningkat, walaupun kadar abu meningkat, sehingga harga akan meningkat juga. Namun untuk skala besar perlu diteliti lebih lanjut, khususnya tentang radiasinya.

SITI AIDAH

lanjut... kalau astm.. astm berapa ya pak... kalau standar lain mohon share standarnya...

terimakasih

YOZA HARDIANDA

Kami menggunakan ASTM D3173 – Standard Test Method for Moisture in the Analysis Sample of Coal and Coke untuk pengujian, ASTM D388 untuk klasifikasi batubara.

NUGRAHA LUHUR

Jika batubara diiradiasi menghasilkan zat radioaktif bagaimana dampak selanjutnya?

YOZA HARDIANDA

Ada dampak radiasi yang besar, mhon maaf kami belum melakukan kajian terhadap nilai ekonomi vs dampak radiasinya, maturnuwun.

Gambar

Gambar 2. Penyiapan sampel batubara pra iradiasi
Gambar 5. Alat furnace yang digunakan  Gambar 6. Cawan tempat sampel  untuk dimasukkan furnace

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini kegiatan usahatani yang pada umumnya dilakukan oleh petani belimbing di Kota Depok sesuai dengan SOP belimbing dewa.. Penanaman Tanaman

Kelebihan Wingeom dalam menyajikan visualisasi objek geometri diharapkan mampu memfasilitasi siswa dalam pemahaman geometri secara lebih lengkap dan real.Berdasarkan

(4) mencari jawaban pada tabel dan diagram berdasarkan pertanyaan tersebut. Tabel dan diagram berfungsi untuk memberikan informasi data secara ringkas berupa angka-angka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan, motivasi belajar dan sikap

Aplikasi faceshift yang dibangun menggunakan tekologi Intel Realsense SDK dapat mendeteksi emosi pengguna walaupun dengan akurasi yang kurang tepat dikarenakan, kamera

Kesimpulan yang diperoleh pada Tugas Akhir Perencanaan Drainase Daerah Aliran Sungai Guring, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan berdasarkan analisa yang telah

Titik didih suatu larutan bergantung pada tekanan luar, dimana suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar, sehingga gelembung uap yang terbentuk dalam

Supaya berhasil, auditor membutuhkan kesadaran khusus terhadap redflag dari fraud.Untuk memahami bagaimana redflag fraud dimaskukkan kedalam penilaian resiko fraud