• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUR SYAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NUR SYAM"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada jurusan pendidikan guru sekolah dasar

fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah makassar

Oleh

NUR SYAM 10540 2902 09

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STRATA SATU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

Nama : NUR SYAM

Nim : 10540 2902 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti,skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Makassar, April 2014 Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nursalam, M. Si. Dra. Hj. Maryati Z., M. Si.

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan

Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.

NBM : 858 625 NBM : 970 635

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

Nama : NUR SYAM

Nim : 10540 2902 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini telah memenuhi persyaratan dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi FKIP unismuh makassar.

Makassar, April 2014 Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nursalam, M. Si. Dra. Hj. Maryati Z., M. Si.

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan

Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.

NBM : 858 625 NBM : 970 635

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : NUR SYAM

Nim : 10540 2902 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil karya orang lain dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, April 2014 Yang membuat pernyataan

NUR SYAM Diketahui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nursalam, M. Si. Dra. Hj. Maryati Z., M. Si.

(5)

v

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : NUR SYAM

Nim : 10540 2902 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya, akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, April 2014 Yang membuat perjanjian

NUR SYAM

(6)

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : NUR SYAM

NIM : 10540 2902 09

JURUSAN : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 PEMBIMBING 1 : Dr. H. Nursalam, M. Si.

JUDUL SKRIPSI : Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

No Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan :

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing - masing dosen pembimbing minimal 3 kali.

Mengetahui, Ketua Prodi PGSD

Sulfasyah, MA., Ph. D.

NBM. 970 635

(7)

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : NUR SYAM

NIM : 10540 2902 09

JURUSAN : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 PEMBIMBING II : Dra. Hj. Maryati Z., M. Si.

JUDUL SKRIPSI : Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

No Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan :

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing - masing dosen pembimbing minimal 3 kali.

Mengetahui, Ketua Prodi PGSD

Sulfasyah, MA., Ph. D.

NBM. 970 635

(8)

vi

Aku belajar dari guru

Aku berilmu karena guru

Aku mengerti juga karena guru Kini aku menjadi calon guru

Kalau mungkin, aku pun ingin anak - anakku menjadi guru…

Tiang penyangga ketika aku membangun masa depan adalah orang tua dan saudara - saudariku, karena itu kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda terima kasihku kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta, serta kepada saudara - saudariku tersayang yang telah memberikan kasih dan sayangnya dengan tulus, yang selalu mendoakanku untuk meraih kesuksesan. Kalian adalah hidupku, semangatku untuk maju dan meraih sukses.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya

kepada kita semua

(9)

vii

Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng. Skripsi, Dibimbing oleh H. Nursalam, dan Hj. Maryati Z, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action researeh), yang dilaksanakan pada tanggal 01 April sampai 26 April 2014 di kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng. Jumlah subjek penelitian 28 orang yang terdiri dari 11 orang laki - laki dan 17 orang perempuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching. Data penelitian merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kegiatan murid dan lembar observasi kegiatan guru. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan lembar evaluasi/tes tertulis setiap akhir siklus, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitaif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan, penerapan pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh adanya peningkatan skor rata - rata yang diperoleh murid pada siklus I sebesar 61,60 dari nilai maksimal 95 dengan persentase ketuntasan 46,43% yaitu 14 orang dari 28 murid dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 80 dari nilai maksimal 100 dengan persentase ketuntasan 85,71% atau 24 orang dari 28 murid. Sedangkan secara kualitatif terlihat bahwa selama proses pembelajaran berlangsung terjadi perubahan sikap murid. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan murid dalam proses pembelajaran, ini dilihat dari hasil observasi yang dilakukan selama penelitian.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

Kata Kunci : Identitas, Jenis dan Tempat penelitian, Hasil penelitian

(10)

viii

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah - Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai tugas akhir dalam rangka penyelesaian studi dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini berjudul” Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Kabupaten Soppeng.”

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. H. Nursalam, M.Si. selaku pembimbing I dan Dra. Hj. Maryati Z., M. Si. selaku pembimbing II yang telah sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran - saran yang berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimaksih kepada; (1) Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. (3) Sulfasyah, MA., Ph. D. selaku Ketua

(11)

ix

Plt Ketua Prodi Program Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.

Serta Bapak/ Ibu dosen dan para staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi dengan baik. Ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya juga penulis ucapkan kepada Hj. Aminah, S. Pd. selaku Kepala Sekolah dan Hj. Nurhayati, S. Pd. selaku guru kelas V serta seluruh staf dewan guru SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng yang senang hati mengizinkan untuk melakukan penelitian. Dan yang teristimewa kepada orang tuaku dan saudaraku tercinta atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Penulis juga mengucapkan teima kasih kepada rekan - rekan mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2009 tanpa terkecuali yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu atas segala kebersamaannya, motivasi, saran, dan bantuannya dalam penulisan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh bapak dan ibu serta semua pihak yang telah membantu penulis selama ini, penulis do’akan semoga mendapat rahmat dan karunia dari Allah SWT.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan - kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan

(12)

x Amin.

Makassar, April 2014

Penulis

(13)

xi

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN... v

MOTTO... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Masalah Penelitian ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Rumusan Masalah ... 5

3. Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 8

2. Pembelajaran IPS ... 8

(14)

xii

c. Ruang Lingkup IPS ... 12

d. Hakikat Pembelajaran IPS ... 13

e. Tujuan Mata Pelajaran IPS ... 14

f. Fungsi Pembelajaran IPS ... 15

g. Manfaat Pendidikan IPS ... 16

3. Pengertian Hasil Belajar ... 17

4. Kategori Hasil Belajar ... 19

5. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

6. Hasil Belajar IPS ... 22

7. Pengertian Reciprocal Teaching ... 23

a. Pengenalan Reciprocal Teaching ... 24

b. Prosedur Harian Reciprocal Teaching ... 25

c. Langkah - Langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching .... 26

d. Kelebihan Dan Kelemahan Reciprocal Teaching ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28

C. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 31

C. Faktor Yang Diselidiki ... 31

(15)

xiii

a. Tahap Perencanaan ... 33

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 33

c. Tahap Observasi Dan Evaluasi ... 34

d. Tahap Refleksi ... 34

2. Gambaran Kegiatan Pada Siklus II ... 34

a. Tahap Perencanaan ... 35

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 35

c. Tahap Observasi Dan Evaluasi ... 35

d. Tahap Refleksi ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

G. Indikator Keberhasilan ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 38

1. Siklus I ………. 39

2. Siklus II ……… 51

B. Pembahasan ……… 62

(16)

xiv

B. Saran ………. 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(17)

 LAMPIRAN 1 : Lampiran RPP

 LAMPIRAN 2 : Materi Pembelajaran

 LAMPIRAN 3 : Lembar Kerja Murid

 LAMPIRAN 4 : Soal-soal Tes Hasil Belajar Murid Siklus I dan II

 LAMPIRAN 5 : Instrumen Observasi Aktifitas Guru

 LAMPIRAN 6 : Instrumen Observasi Keaktifan Murid

 LAMPIRAN 7 : Absensi Kehadiran Murid

 LAMPIRAN 8 : Daftar Nilai Akhir Siklus I dan II

 LAMPIRAN 9 : Dokumentasi Saat Penelitian Berlangsung

 LAMPIRAN Riwayat Hidup

(18)

xv Tabel

4.1. Distribusi frekuensi Aktivitas Murid pada Siklus I ………...

4.2. Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus I ………...

4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar IPS Murid Kelas V

SDN pada Siklus I ………....

4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS

Murid Kelas V SDN 3 Lemba Tanete padaSiklus I ……….

4.5. Distribusi Frekuensi Aktivitas Murid pada Siklus II ……….

4.6. Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus II ……….

4.7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPS

Murid Kelas V SDNegeri 3 Lemba pada siklus II ………

4.8. Distribusi Frekuensi dan Ketuntasan Belajar Murid pada Siklus II …………..

4.9. Perbandingan Ketuntasan Belajar IPS Murid Kelas V SDN 3 Lemba

pada Siklus I dan II ……….

4.10. Gambaran Hasil Belajar IPS Murid Kelas V SDN 3 Lemba Setelah

Pelaksanaan Siklus I dan II ………

Halaman 44 45

46

48 56 57

58 60

61

64

(19)

xvi

4.1 Grafik Hasil Belajar Siklus I ………...

4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus II ……….…....

47 59

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam diri yang seluas - luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas.

Hal ini, sejalan dalam UU SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional adalah :

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah, khususnya menyangkut proses belajar mengajar telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dari segi muatan atau materi yang diajarkan. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya materi pembelajaran yang senantiasa selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Kondisi inilah yang menuntut para guru saat ini untuk selalu meningkatkan keterampilan dan profesionalismenya dalam memberikan pembelajaran.

Guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran

(21)

Ausubel (Muslich, 2007: 153) menyatakan bahwa “guru bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan murid”.

Guru sangat menentukan sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa dari kedalaman dan keluasan materi pelajaran yang termasuk dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengantarkan muridnya meraih hasil belajar yang optimal adalah pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang efektif dan interaktif yang senantiasa digunakan dalam pembelajaran.

Pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang interaktif akan mampu merangsang setiap murid untuk aktif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang dituntut dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Meskipun yang tidak boleh dikesampingkan adalah bahwa keberhasilan kegiatan belajar murid dipengaruhi banyak faktor. Faktor - faktor tersebut dapat bersifat eksternal atau internal dan kemudian dapat menjadi penghambat atau penunjang proses belajar mereka.

Padahal, sebagaimana diketahui bersama bahwa mutu hasil pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu, peningkatan mutu KBM dalam mempersiapkan anak-anak menghadapi era globalisasi, merupakan kebutuhan yang mutlak dan sangat mendesak. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar, khususnya mutu proses pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah peningkatan mutu guru sehingga memiliki tingkat profesional yang memadai.

(22)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu dasar yang sangat penting artinya bagi siswa pada tingkat satuan pendidikan dasar, karena materinya berisikan penjelasan, gambaran, uraian, dan analisis tentang fungsi dan peranan manusia, hubungan antara manusia dan masyarakat, baik secara individu maupun sosial dalam kehidupan sehari-hari (Sardiman, 2004). IPS sebagai wahana pendidikan digunakan untuk mencapai satu tujuan, akan tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian murid, serta mengembangkan keterampilan tertentu, hal ini mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai - nilai dan kehidupan melalui IPS. Mempelajari IPS merupakan sarana refleksi dalam kehidupan dan mempelajari tentang keadaan kehidupan serta mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan kulitas sumber daya manusia. Selain itu penguasaan meteri IPS sangat membantu dan menjadi sarana dasar yang ampuh untuk mempelajari mata pelajaran ini pada setiap jenjang pendidikan. Dengan demikian dalam proses pembelajarannya memerlukan keterampilan - keterampilan tingkat dasar (basic skills) guna memecahkan masalah atau fenomena - fenomena yang terjadi dalam kehidupan murid sehari - hari.

Dalam proses pembelajaran IPS, yang diinginkan adalah pola pembelajaran IPS yang dapat membuat IPS terasa mudah dan menyenangkan. Untuk itu diperlukan suatu strategi baru berupa pendekatan yang lebih memberdayakan murid. Salah satunya pendekatan reciprocal teaching. Reciprocal teaching adalah pendekatan yang berdasar pada prinsip - prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan, dimana keterampilan - keterampilan metakognitif (merangkum, meringkas, mengklarifikasi dan memprediksi) diajarkan melalui pengajaran

(23)

langsung dan pemodelan oleh guru untuk penampilan murid terhadap materi pelajaran. Nur dan Wikandari (2000).

Alasan lain yang juga dapat dikemukakan terkait dengan rendahnya nilai rata - rata yang dicapai murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng karena metode pembelajaran yang digunakan guru belum ditekankan pada aktivitas belajar murid, kurang optimal dalam memberi pelatihan dan pembimbingan kepada murid untuk menguasai pelajaran IPS, penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai kurikulum mata pelajaran IPS.

Berdasarkan hasil observasi awal mata pelajaran IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng tahun 2013 pada semester 1 yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 September 2013, terbukti dari 28 murid hanya 7 orang murid saja yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 21 murid yang lain belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari data tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa pencapaian standar ketuntasan belajar IPS tergolong masih sangat rendah dengan kata lain belum mencapai nilai KKM yaitu 65. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Melalui Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Murid Kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng”.

Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, khususnya bagi murid SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng bahwa banyak di antara mereka yang

(24)

mengalami kesulitan dalam mempelajari materi IPS. Masalah lain yang terjadi di lapangan yaitu metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar yang diperoleh murid pun kurang maksimal dan memperoleh nilai yang cenderung rendah. Meskipun guru IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal, tetapi kenyataannya masih menunjukkan hasil belajar yang dicapai murid rendah.

Hal ini dapat dilihat pada rapor atas informasi guru kelas. Rata - rata nilai hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng 60 dari nilai maksimal 100 yang seharusnya dapat dicapai murid.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diidentifikasi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini antara lain:

a. Penyajian materi masih bersifat monoton.

b. Kurangnya perhatian dan motivasi murid dalam proses pembelajaran.

Hal inilah yang berdampak pada rendahnya hasil belajar IPS murid.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, muncul permasalahan yaitu:

Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching dalam meningkatkan hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

(25)

3. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah tentang rendahnya hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng maka dilakukan tindakan berupa penerapan pendekatan reciprocal teaching. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak hanya memberi kemudahan dan untuk proses belajar murid, tetapi guru memberi kesempatan kepada murid untuk menemukan atau menerapkan ide - ide mereka sendiri dan mengajar murid untuk menjadi sadar menggunakan strategi murid sendiri untuk belajar.

Prinsip ini tampak pada kegiatan penjelasan, merangkum dengan berbagai strategi masing - masing murid untuk menemukan ide - ide pokok seperti merangkum melakukan underlining, note taking, dan sebagainya.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan bagi pengembang pengetahuan khususnya tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching.

b. Memberikan konstribusi bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada murid kelas V dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan

(26)

reciprocal teaching.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Sebagai masukan dalam upaya peningkatan hasil belajar murid serta efektifitas dalam penyajian pembelajaran IPS.

b. Bagi Murid

Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan murid dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar murid dapat meningkat.

c. Bagi Sekolah

Bagi sekolah hasil penelitian ini akan memberikan perbaikan mutu hasil belajar IPS di kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi peneliti lain yang mengangkat tema sejenis.

(27)

8 A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Yang Relevan

Asiah; 2011, peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching murid kelas V SDN 249 Mattiro bulu kab. Soppeng. ”Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat melalui penerapan pendekatan reciprocal teahing. Hal ini dapat dilihat dari rata - rata hasil belajar murid pada siklus I yaitu 64,17 meningkat pada siklus II menjadi 87,5.

Sedangkan Sugian; 2010, Dengan judul penelitian “Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching murid kelas IV SDN 23 Tanete kab. Soppeng. ”Menunjukkan peningkatan terhadap motivasi murid pada siklus I dan siklus II. Selain meningkatkan motivasi belajar metode juga dapat meningkatkan prestasi belajar murid.

2. Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS

Secara umum Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari mengenai hal - hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah.

(28)

Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, faktor, dan pemasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.

Aspek budaya dengan segala perkembangan dan permasalahannya dipelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan masyarakat dipelajari dalam ilmu geografi.

Menurut Zuraik dalam Susanto (2013: 138) hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar - benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tangung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai - nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi murid sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis, sikap, dan kecakapan - kecakapan dasar murid yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari - hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial murid di masyarakat.

Jadi hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan murid, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertangung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Pendidikan IPS saat ini

(29)

dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benar - benar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan kritis. Sayangnya, kenyataan di lapangan bahwa masih banyak yang beranggapan bahwa pendidikan IPS kurang memiliki kegunaan yang besar bagi murid dibandingkan pendidikan IPA dan Matematika yang mengkaji bidang pengembangan dalam sains dan teknologi. Tentu anggapan tersebut kurang tepat, karena disadari bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan, serta kecakapan dasar murid yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan masyarakat pada umumnya. Pembelajaran IPS di harapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan datang, mampu bertindak secara efektif. Nilai - nilai yang wajib di kembangkan dalam pendidikan IPS, yaitu: nilai - nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat, dan kebutuhan. Jadi.

hakikat pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan realita kondisi soaial budaya yang ada di lingkungan murid, sehingga dengan ini akan membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan menelaah secara kritis kehidupan sosialnya di sekitarnya, serta mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik di masyarakatnya, negara, dan dunia.

b. Pendapat Para Ahli Tentang Pembelajaran IPS

Nasution. D, Prof, Dr M. A (1975) merumuskan bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu - ilmu sosial seperti:

(30)

geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS pelajaran yang merupakan fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran ilmu - ilmu sosial. Atau IPS merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian - bagian tertentu dari ilmu - ilmu sosial.

A. Kosasi Djahiri (1983) merumuskan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip - prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu - ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.

Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu - ilmu

(31)

sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan,

b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu - ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

http://pgmionemode.blogspot.com/2012/04/pengertian-fungsi-dan-tujuan.html

c. Ruang Lingkup IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari - hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.

Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (1) substansi materi ilmu - ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (2) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara

(32)

terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi - materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

http://faridanovita.blogspot.com/2013/04/ips-pengertian-tujuan-dan-ruang lingkup.html

d. Hakikat Pembelajaran IPS

Hakekat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan - perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip - prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat, serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. IPS sebagai paduan dari sejumlah subjek ilmu yang isinya menekankan pembentukan warga negara yang baik dari pada menekankan isi dan disiplin subjek tersebut. Dalam Kurikulum IPS 1975, dikatakan sebagai berikut: IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Bidang pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan kecerdasan keterampilan, pengetahuan, rasa tanggung jawab, dan demokrasi.

Pokok - pokok persoalan yang dijadikan bahan pembahasan difokuskan pada masalah kemasyarakatan indonesia yang aktual. IPS mengembang dua fungsi utama yaitu, membina pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan yang

(33)

bermanfaat bagi pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa dan membina sikap yang selaras dengan nilai - nilai Pancasila dan UUD 45.

Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing - masing. Ragam pembelajarannya pun harus disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

http://akhmadlabib.blogspot.com/2010/11/pengertian-fungsi-ruang-lingkup- dan.html

e. Tujuan Mata Pelajaran IPS

Mengenai tujuan ilmu pendidikan sosial (pendidikan IPS), para ahli sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. (Depdikbud, 2003) menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan murid menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat.” Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dan lingkungannya. Lingkungannya masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS yang berusaha membantu murid dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada murid untuk mengembangkan diri

(34)

sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi murid untuk melanjutkan pendidikan pada tingkatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjebatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran pendidikan IPS benar - benar mampu mengkondisikan upaya pembelajaran kemampuan dan keterampilan dasar bagi murid, untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada murid. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencekoki atau menjajaki murid dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melalui kehidupan masyarakat lingkungannya serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi murid agar pembelajaran yang dilakukan benar - benar berguna dan bermanfaat bagi murid.

f. Fungsi Pembelajaran IPS

Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu perkembangan peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial,

(35)

ekonomi, politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat (Skeel, 1995: 11). Banks dan Clegg (1985) mengemukakan bahwa pendidikan IPS berupaya membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, mampu berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakatnya.

Pembelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari - hari yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera.

http://alfinuraini.blogspot.com/2011/01/fungsi-pendidikan-ips-bagi-peserta.html

g. Manfaat Pendidikan IPS

Manfaat yang didapat setelah mempelajari IPS, antara lain sebagai berikut:

1) Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.

2) Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

3) Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.

4) Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat (dalam Pustaka.ut.ac.id.2009: 263).

(36)

Manfaat pendidikan IPS di atas sangat dibutuhkan untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Melihat kemampuan siswa khususnya di tingkat SD masih sangat terbatas. Untuk itu, perlunya pengoptimalan dan pemaksimalan pembelajaran IPS SD agar dapat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan siswa

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terminologi dengan cakupan yang cukup luas, yang pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Winkel (1996: 244) bahwa “berdasarkan taksonomi bloom, aspek belajar yang harus di ukur keberhasilannya adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat menggambarkan tingkah laku menyeluruh sebagai hasil belajar murid”. Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dalam interaksi edukatif ada harapan yang bersifat timbal balik antara murid dengan guru, guru mengharapkan agar muridnya berhasil dalam bentuk pencapaian prestasi belajar yang ideal, sedangkan murid mengharapkan hasil dari dirinya sendiri sebagai efek profesionalisme gurunya dalam memberikan interaksi edukatif. Harapan yang dikemukakan kedua pihak dalam konteks belajar - mengajar sering dikenal dengan istilah prestasi belajar.

Hasil belajar dan prestasi belajar ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, berbicara hasil belajar maka orientasinya adalah berbicara prestasi belajar yang diukur dengan nilai tertentu. Hal ini dibuktikan

(37)

pula dengan sejumlah pengertian yang dikemukakan para ahli, diantaranya menurut Al Barry (1994: 534), prestasi didefinisikan sebagai “Hasil yang telah dicapai”, sedangkan dalam kamus umum bahasa indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta (1986: 624), prestasi belajar diartikan sebagai “Hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan tertentu atau dengan kata lain prestasi adalah hasil yang telah dicapai berdasarkan tinggi atau rendahnya nilai hasil belajar”.

Pencapaian hasil belajar dapat diukur dengan melihat prestasi belajar yang diperoleh maupun pada proses pembelajaran. Prestasi belajar sebagai tolak ukur kemampuan kognitif (intelektual) murid tidak terlepas dari proses pembelajaran di kelas dan berbagai bentuk interaksi belajar lainnya. Menurut Mappasoro (2006: 1- 2) bahwa hasil belajar adalah “sejumlah perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan oleh faktor lain di luar belajar seperti perubahan karena kematangan, perubahan karena kelelahan fisik, dan sebagainya”. Adapun Sudjana (1995: 22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai setiap individu setelah melaksanakan usaha untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perilaku melalui pengalaman dan interaksi edukatif.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan - kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas belajar.”

(38)

Charisman (Haling, 2004: 12) mengemukakan bahwa : Hasil yang dicapai murid sebagai bukti dalam belajar berupa nilai - nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid sehingga menimbulkan tingkah laku yang berkembang ke arah kemajuan dan kemudahan dalam menyusuaikan diri dengan lingkungannya.

Abdullah (1998: 18) menjelaskan bahwa : “Hasil belajar merupakan indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat menjadi indikator sedikit banyaknya pengetahuan yang dikuasai anak dalam bidang studi atau kurikulum tertentu.”

Alwi, dkk. (2005: 1110) mengemukakan :“Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang melipui kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan / kecakapan belajar seorang pelajar.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah hasil yang dicapai murid setelah melakukan aktivitas belajar ilmu pengetahuan sosial yang diwujudkan dalam bentuk nilai.

4. Kategori Hasil Belajar

Horward Kingsley (Sudjana, 1995: 22) menyatakan bahwa “hasil belajar dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yakni: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3) sikap dan cita - cita”. Masing - masing jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Selanjutnya Gagne (Sudjana, 1995: 22) membagi “lima kategori hasil belajar, yakni: 1) informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan motoris”.

(39)

Namun dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom.

Menurut Sudjana (1995: 22) bahwa “secara garis besar taksonomi bloom terdiri atas tiga ranah dan mencakup beberapa jenjang, yaitu:

1) Ranah kognitif adalah kemampuan intelektual yang mencakup jenjang : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektif adalah perasaan emosi atau nilai. Afektif memiliki jenjang, yakni: penerimaan, tanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pemeran.

3) Ranah psikomotorik adalah kemampuan yang mengutamakan gerak perilaku yang melibatkan pemahaman yang dimiliki. Aspek psikomotorik memiliki jenjang, yakni: persepsi, kesiapan, respon, mekanisme, respon kompleks, penyesuaian dan kreativitas.

Berdasarkan hal tersebut, maka hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, jika standar kompetensi dan kompetensi dasar dipandang sebagai suatu harapan yang akan diperoleh murid setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka prestasi belajar dalam penelitian ini adalah seberapa besar standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut tercapai. Hal ini sebagaimana dikemukakan Muslich (2007: 22) bahwa “hasil belajar murid dirumuskan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dinyatakan

(40)

dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum bidang studi”.

Dalam penelitian ini hasil belajar IPS, hanya dibatasi pada penguasaan bahan ajar kelas V yang diberikan dengan mengacu pada indikator pembelajaran yang telah disusun pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu skor hasil tes belajar murid setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pendekatan reciprocal teaching.

5. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar juga sering disebut prestasi belajar yang diperoleh dari proses belajar yang terungkap melalui evaluasi belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru selalu mengharapkan agar murid dapat mencapai hasil yang maksimal. Namun dalam kenyataannya tidak semua murid dapat seperti yang diharapkan, sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Hadinoto (dalam Darmadji, 2007: 28) menyebutkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu :

Faktor biologis, misalnya anak yang lemah atau sering sakit, tentu tidak dapat belajar dengan baik. Murid yang bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar sehingga hasil atau prestasi belajarnya akan berkurang.

Faktor psikologi yang turut mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar murid, antara lain : intelegensi, bakat, minat, perhatian, dan konstelasi psikis yang lain.

(41)

Tabrani (dalam Darmadji, 2007: 31) bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi suksesnya belajar adalah:

1) Faktor internal, yang terdiri atas: a) faktor jasmani, b) faktor psikologis (intelektual dan non-intelektual, c) faktor kematangan psikis dan fisik.

2) Faktor eksternal, yang meliputi: a) faktor sosial (keluarga, sekolah dan masyarakat), b) faktor budaya (seni, ilmu dan teknologi), c) faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Ahmadi (dalam Darmadji, 2007: 32) mengemukakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:

Faktor endogen, yakni faktor yang datang dari diri sendiri. Faktor ini meliputi : faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) di antaranya kesehatan dan cacat badan

Faktor eksogen, yakni faktor yang datang dari luar diri. Faktor ini meliputi: lingkungan keluarga (orang tua, suasana rumah dan ekonomi keluarga). Di samping itu ada juga faktor lingkungan masyarakat (media dan teman bergaul, corak kehidupan tetangga, kegiatan / kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat).

Menurut Sudjana (dalam Darmadji, 2007: 33) bahwa “hasil belajar dalam suatu bidang studi tergantung pada kesempatan untuk belajar dan relatif terhadap bakat. Di samping itu dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: minat, sikap, perhatian dan motivasi”.

6. Hasil Belajar IPS

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu bidang yang mempelajari seluk beluk kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan.

(42)

Konsep inilah yang harus ditanamkan pada anak didik untuk dipahami dan dipetik nilai dan manfaatnya dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian, hasil dan prestasi belajarnya dapat meningkat.

Dengan dimikian, hasil belajar yang istilah populernya adalah apa yang dikuasai dan seberapa jauh penguasaan yang dicapai oleh murid setelah melakukan proses belajar mengajar tertentu. Hasil belajar yang dimaksaud ialah hasil pengukuran yang diberikan oleh guru sekolah setelah megikuti program pengajaran. Hasil belajar yang dicapai oleh murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan alat keberhasilan”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid setelah melakukan aktivitas belajar ilmu pengetahuan sosial.

7. Pengertian Reciprocal Teaching

Reciprocal teaching adalah pendekatan yang berdasar pada prinsip - prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan, dimana keterampilan - keterampilan metakognitif (merangkum, meringkas, mengklarifikasi dan memprediksi) diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk penampilan murid terhadap materi pelajaran. Nur dan Wikandari (2000).

Dalam reciprocal teaching, mula - mula guru memberikan model - model pertanyaan sedangkan murid diminta untuk membaca teks bacaan materi kemudian murid ditetapkan seolah - olah menjadi guru (murid - guru) untuk mengajukan pertanyaan - pertanyaan pada murid yang lain. Guru memberi model perilaku yang diinginkan pada muridnya untuk mampu bekerja sendiri dan

(43)

mengubah peranan sebagai fasilitator serta mengatur murid mulai membuat pertanyaan - pertanyaan yang aktual.

Prinsip reciprocal teaching melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Secara lebih rinci, bagaimana melaksanakan reciprocal teaching dapat diuraikan berikut ini:

a. Pengenalan Reciprocal Teaching

Pada fase ini, guru memperkenalkan reciprocal teaching pada murid, dengan memulai cara sebagai berikut:

1) Untuk memikirkan pertanyaan - pertanyaan yang mungkin muncul tentang hal apa yang kamu baca dan untuk meyakinkan bahwa kamu dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan itu.

2) Untuk merangkum informasi - informasi penting dari bacaan - bacaan yang telah kamu baca.

3) Untuk memprediksi apa yang dibahas oleh pengarang pada pokok bahasan berikutnya.

4) Untuk memberi tanda hal - hal yang tidak jelas dengan paragraph yang telah kamu baca. Nur dan Wikandari (2000).

Apabila dalam belajar melakukan empat langkah kegiatan, yaitu memikirkan pertanyaan - pertanyaan yang penting, merangkum, memprediksi, dan mengklarifikasi serta mengambil peran seolah - olah menjadi guru selama satu pertemuan kegiatan, maka pada dasarnya telah melakukan kegiatan belajar mengajar dangan pendekatan reciprocal teaching.

(44)

b. Prosedur Harian Reciprocal Teaching

Dalam tahap pelaksanaan reciprocal teaching melalui prosedur harian sebagai berikut:

1. Disediakan teks bacaan materi yang dapat diselesaikan kira - kira satu pertemuan. Pada tahap ini guru melakukan apersepsi untuk memotivasi dan meningkatkan konsentrasi siswa agar saat membaca perhatian di fokuskan pada bahan bacaaan, maka gagasan dan gambaran tentang isi bacaan akan nampak jelas dan mudah dipahami.

2. Dijelaskan bahwa pada segmen pertama anda sebagai gurunya (model). Pada tahap ini guru memberi model atau perilaku yang diinginkan kepada siswanya untuk mampu bekerja sendiri sebagai fasilitator guru mengajarkan kepada siswa akan strategi belajar untuk membantu guru mengunakan dialog - dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri di kelas.

3. Murid diminta untuk membaca dalam hati seluruh teks bacaan dan untuk memudahkan murid diminta membaca paragraf demi paragraf.

Pada tahap ini siswa diharapkan untuk memahami isi bacaan atau beberapa informasi yang tersurat maupun yang tersirat dalam teks bacaan dengan waktu yang efisien mungkin.

4. Jika murid telah melaksanakan membaca, dilanjutkan dengan membuat berbagai model pertanyaan. Pada tahap ini siswa membuat model pertanyaan yang mungkin memuat tentang hal - hal apa yang

(45)

telah dibaca dan siswa mengajukan pertanyaan tersebut kepada siswa - siswa yang lain.

5. Murid dilatih berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan pengenalan belajar mengajar dengan reciprocal teaching. Murid lain diminta untuk berpartisipasi dalam dialog dan selalu diingatkan bahwa pada segmen ini murid berperan sebagai guru sebenarnya menuntun dialog meyakinkan siswa dengan banyak memberi umpan balik dan ujian untuk berpartisipasi.

6. Saat murid berperan sebagai guru sudah mulai berinisiatif pada kegiatan mereka sendiri. Siswa dapat memahami pengaturan secara spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklasifikasian, dan prediksi pada pengajaran dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan penampilan siswa terhadap materi pelajaran. Nur dan Wikandari (2000).

c. Langkah - Langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching

Pada awal penerapan pendekatan reciprocal teaching, guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan / strategi pembelajaran, menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya. Selanjutnya mengawali pemodelan dengan membaca suatu paragraph suatu bacaan kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan - kegiatan yang harus dilakukan yaitu :

(46)

1. Memikirkan pertanyaan - pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca, berkenaan dengan wacana dan memastikan dapat menjawabnya.

2. Membuat ikhtisar atau rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.

3. Memprediksi atau meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya, dan

4. Mencatat apa bila ada hal - hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian, selanjutnya apakah kita bisa berhasil membuat hal - hal itu masuk akal.

Setelah siswa memahami keterampilan diatas guru akan menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula - mula ditunjuk siswa yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap siswa merasakan atau melakukan peran sebagai guru. Setelah sesi perkenalan berakhir, guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan, dan bagaimana strategi tersebut digunakan. Trianto, M.Pd. (2009).

d. Kelebihan Dan Kelemahan Reciprocal Teaching Kelebihan reciprocal teaching adalah :

a. Siswa terlatih mengonstruksi sendiri pengetahuan.

b. Pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri terkesan pada memorinya karena mereka mengalami sendiri pembelajaran sehingga tak mudah melupakannya.

c. Memupuk rasa solidaritas, empati karena siswa saling menghargai perbedaan pendapat.

(47)

d. Memudahkan guru menjaring materi pembelajaran.

Kekurangan reciprocal teaching adalah :

a. Memerlukan waktu yang lama, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

b. Memerlukan keahlian guru dalam memanajemen pembelajaran. Apabila guru tidak terampil mendesain pembelajaran ini akan menimbulkan kebingungan siswa.

c. Siswa yang pintar dan terampil berbicara akan mendominasi dialog dalam pembelajaran, sehingga siswa yang kurang sulit dinilai kemampuannya. Sulastriningsih Djumingin (2011: 179).

B. Kerangka Pikir

Pengajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) pada satuan pendidikan tingkat sekolah dasar memiliki arti dan peran yang penting, karena materinya berisikan penjelasan, gambaran, uraian, dan analisis tentang fungsi dan peranan manusia, hubungan antara manusia dan masyarakat, baik secara individu maupun sosial dalam kehidupan sehari - hari. Dengan demikian dalam proses pembelajarannya memerlukan keterampilan - keterampilan tingkat dasar guna memecahkan masalah atau fenomena - fenomena yang terjadi dalam kehidupan murid sehari - hari.

Hal ini menjadi lebih penting mengingat rendahnya hasil belajar murid kelas V pada semester I tahun ajaran 2013 / 2014, di mana jumlah murid yang memenuhi syarat ketuntasan belajar minimal hanya 58%. Kondisi tersebut di atas disebabkan karena dalam proses pembelajaran di kelas selama ini guru hanya

(48)

menggunakan metode ceramah saja dengan sedikit variasi. Situasi seperti itu dengan mudah dapat menggangu konsentrasi dan kemapanan belajar murid. Di samping itu, bahasa yang disampaikan kurang komunikatif dan secara umum hampir semua materi yang terdapat dalam buku paket kurang bisa dipahami secara kontekstual.

Untuk mengungkap secara jelas pengembangan pengajaran IPS melalui pendekatan reciprocal teaching, perlu diadakan penelitian lebih mendalam.

Penelitian ini dirancang secara deskriptif dengan melalui penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus.

Setiap siklus terdiri atas tiga tahap, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Rancangan ini diharapkan mampu mengungkap secara tuntas hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.Untuk memudahkan pemahaman terhadap permasalahan yang sedang dikaji, maka akan dikemukakan alur / skema kerangka pikir seperti di bawah ini:

(49)

Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “jika pendekatan reciprocal teaching diterapkan dalam pembelajaran, maka hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng dapat meningkat”

Rendahnya hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

Pembelajaran IPS

Aspek Guru

a. Guru menggunakan metode yang kurang kondusif sehingga guru yang aktif dan murid yang pasif

Aspek Murid

a. Kurang dilibatkan dalam proses belajar

b. Murid selalu bercakap - cakap dengan temannya

Penerapan pendekatan Reciprocal Teaching

Pelaksanaan siklus I dan II

Meningkatnya hasil belajar IPS kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng

(50)

31 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan fokus kajian peningkatan kemampuan membaca murid melalui pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching.

Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dua siklus dengan empat tahapan yaitu : a. perencanaan tindakan b. pelaksanaan tindakan c.

observasi dan evaluasi d. analisis dan refleksi.

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini berlokasi pada SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng.

2. Subjek

Subjek penelitian ini adalah murid kelas V yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari 11 laki - laki dan 17 perempuan pada semester ganjil.

C. Faktor Yang Diselidiki

Adapun faktor - faktor yang diselidiki pada penelitian ini adalah:

1. Faktor proses, yaitu melihat bagaimana keaktifan murid dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan reciprocal teaching.

2. Faktor hasil, yaitu bagaimana ketuntasan belajar murid setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching.

(51)

D. Prosedur Kerja Penelitian

Pelaksanaan penelititan tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus kegiatan, dengan perincian sebagai berikut:

1. Siklus I dilaksanakan selama 1 minggu (sebanyak 3 kali pertemuan atau 6 jam pelajaran).

2. Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu (sebanyak 3 kali pertemuan atau 6 jam pelajaran).

Menurut Arikunto (2008) skematik kegiatan inti penelitian ini adalah:

Bagan Alur PTK Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(52)

1. Gambaran Kegiatan Pada Siklus I

Dalam siklus I hal - hal yang dilakukan adalah:

a. Tahap Perencanaan

Sebelum memulai kegiatan pada siklus I hal - hal yang pertama dilakukan adalah:

1) Menelaah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 sedemikian rupa sehingga pokok bahasan dapat diajarkan selama 3 kali pertemuan.

2) Membuat skenario pembelajaran untuk setiap pertemuan.

3) Membuat format observasi untuk melihat bagaimana kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung selama diadakan tindakan.

4) Merancang dan membuat kisi - kisi soal, serta soal sebagai alat evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah - langkah yang diajukan dalam pelaksanaan tindakan adalah menyajikan materi dengan pendekatan reciprocal teaching yaitu murid diberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari - hari sehubungan dengan materi yang diajarkan, dalam penyajian bahan pelajaran diupayakan setiap langkah pendekatan reciprocal teaching dapat mengarah keinti permasalahan dimulai dari yang sederhana.

(53)

c. Tahap Observasi Dan Evaluasi

Observasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi keadaan murid selama proses belajar mengajar berlangsung dan mencatat pada lembar observasi. Hal - hal yang dicatat adalah sebagai berikut :

- Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

- Murid yang tidak memperhatikan pelajaran pada saat pembelajaran.

- Murid yang mengerjakan PR.

- Murid yang bertanya pada saat pembelajaran berlangsung.

- Murid yang mengerjakan soal.

Sedangkan informasi data yang diperoleh pada akhir siklus dengan memberikan tes bentuk uraian.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini. Demikian pula hasil evaluasi, hal - hal yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan hasil yang diperoleh pada setiap pertemuan.

Hasil analisis siklus I yang dijadikan acuan untuk merencanakan siklus II, sehingga yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai yang diharapkan.

2. Gambaran Kegiatan Pada Siklus II

Pelaksanaan kegiatan siklus II ini relatif sama dengan pelaksanaan kegiatan siklus I. Namun dalam pelaksanaan ini dilakukan perbaikan -

(54)

perbaikan dari siklus I sehingga aktivitas murid dalam belajar lebih meningkat. Adapun langkah - langkah pelaksanaan kegiatan siklus II, yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, dirumuskan perencanaan siklus II sesuai pelaksanaan siklus I dengan menambahkan atau mengurangi bagian - bagian yang dianggap perlu berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Selain menelaah kurikulum untuk materi pada siklus II penulis juga tetap mempelajari materi dan berbagai sumber baik dari buku paket maupun dari buku penunjang yang lainnya.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah - langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan ini merupakan penambahan kegiatan pembelajaran pada siklus I, yang diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya. Seperti lebih banyak memberikan penyajian materi melalui pendekatan reciprocal teaching yaitu memberikan contoh - contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari - hari, yang pembahasan soal murid lebih banyak diaktifkan. Dalam penyajian bahan pelajaran, selalu diupayakan setiap langkah pendekatan dimulai dari yang sederhana hingga tahap akhir. Setelah penyajian materi murid diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal - hal yang belum dimengerti. Kemudian murid diberikan soal - soal untuk dikerjakan.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Observasi yang dilkukan pada dasarnya sama dengan siklus I yaitu dengan cara mengidentifikasi keadaan murid selama proses belajar mengajar

(55)

berlangsung dan mencatat pada lembar observasi. Sedangkan informasi diperoleh pada akhir siklus dengan memberikan tes dengan bentuk uraian.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi umumnya sama dengan yang dilakukan pada siklus I, data yang diperoleh pada tahap observasi selanjutnya dianalisis kemudian dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data : Jenis data yang diperoleh adalah kuantitatif dan kualitatif yang a. Hasil belajar sebagai data kuantitatif : Seberapa banyak murid yang

mengerti materi tersebut dengan menggunakan metode reciprocal teaching.

b. Hasil observasi sebagai data kualitatif : Sejauh mana pemahaman murid terhadap materi tersebut dengan menggunakan metode reciprocal teaching.

2. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data tentang ketuntasan belajar IPS murid diperoleh dari tes hasil belajar IPS yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

b. Data mengenai keaktifan murid diperoleh dari observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(56)

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif. Kriteria yang digunakan untuk kategori ini adalah berdasarkan teknik kategori standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Masita, 2003) yaitu:

Table 3.1 Teknik Kategori Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional

SKOR KATEGORI

0 – 34 Sangat rendah

35 – 54 Rendah

55 – 64 Sedang

65 – 84 Tinggi

85 – 100 Sangat tinggi

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar membaca pemahaman murid minimal 75% telah memperoleh nilai minimal 65.

2. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yaitu minimal 75% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan dengan benar.

(57)

38 A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching. Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 Siklus, setiap siklus dilaksanakan 4 kali pertemuan setiap pertemuan keempat diadakan evaluasi.

Siklus I menguraikan tentang perjuangan melawan penjajah, siklus II menguraikan tentang usaha mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan republik indonesia.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis kualitatif adalah data yang diperoleh dari kegiatan belajar murid selama proses pembelajaran berlangsung. Dan hasil analisis kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil belajar murid yang berupa teks yang diberikan setiap akhir siklus.

Sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan observasi terlebih dahulu, dari proses ini didapatkan data hasil belajar IPS dari 28 orang murid. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar IPS murid kelas V SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng sebelum pelaksanaan tindakan (penelitian) diperoleh data bahwa nilai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel – variabel tekstur yang penting dalam roti tawar dan membandingkan tiga merk roti tawar (Wonder, Swiss dan

Jika kota Medan di kembangkan seperti kawasan wisata Malioboro di Yogyakarata mengingat berbagai kesamaan dan potensi yang dimiliki, apakah kota Medan akan menjadi destinasi

Klik pada tabel untuk memilih tautan yang ingin Anda letakkan pada banner.. • Halaman Detail Produk: Arahkan pelanggan ke halaman detail produk • Halaman Kata

Melalui empat hal yang telah penulis tentukan dalam seni dampeng ini, maka akan dapat menjelaskan kepada kita tentang struktur melodi dan makna teks dampeng

Setelah kita buat bagian table ini, sekarang kita akan isi bagian tablenya, dengan cara mengubah tampilan viewnya menjadi Data Sheet View dengan cara klik menu View , pilih

(1) Pemantau Pemilu melakukan pemantauan pada suatu daerah tertentu sesuai dengan rencana pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f dan huruf g yang

Saat ini sebagian masyarakat di Kota Singkawang terutama masyarakat adat Dayak Salako Garantukng Sakawokng Kelurahan Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur telah mengetahui

Bukti historis tersebut antara lain dapat ditilik dalam sejarah Walisongo, yang dikenal sebagai sembilan sufi terkemuka di Indonesia, yang mengajarkan Islam dengan