• Tidak ada hasil yang ditemukan

2085 calk 2 tahun 2012 untuk inspektorat revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2085 calk 2 tahun 2012 untuk inspektorat revisi"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah

a.

Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah Pemerintah Provinsi DIY atau suatu organisasi dilingkungan Pemerintah Provinsi DIY atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

b.

Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi DIY.

c.

Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Pada Pemerintah Provinsi DIY terdapat 30 SKPD yang merupakan entitas akuntansi.

4.2 Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a.

Pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas.

b.

Pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca menggunakan basis akrual.

4.3 Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a.

Pendapatan

1)

Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas oleh bendahara penerimaan atau pada Rekening Kas Umum Daerah.

2)

Pendapatan dicatat secara bruto.

3)

Pendapatan disajikan berdasarkan jenis pendapatan dalam laporan realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b.

Belanja

1)

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran atau Rekening Kas Umum Daerah.

2)

Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi dalam anggaran.

c.

Pembiayaan

(2)

yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

2)

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Daerah.

3)

Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

4)

Pembiayaan disajikan berdasarkan jenis pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pembiayaan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

d.

Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material pada LRA antara anggaran dan realisasinya, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

e.

Kas

1)

Kas Pemerintah Daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara umum Daerah dan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain Bendahara Umum Daerah yang meliputi:

a) Saldo rekening Kas Daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang digunakan untuk menampung penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah.

b) Setara Kas, antara lain berupa Surat Utang Negara (SUN)/obligasi dan deposito kurang dari 3 bulan yang dikelola oleh BUD.

c) Uang Tunai di BUD

d) Kas di Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas e) Kas di Bendahara Penerimaan

2)

Kas diakui pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran/ Rekening Kas Umum Daerah.

3)

Kas dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.

f.

Piutang

1) Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD, Bagian lancar Tuntutan Perbendaharaan/TGR, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda dan Piutang Lainnya.

2) Piutang diakui sebesar nilai nominal dari piutang.

3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun. 4) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dicatat sebesar nilai nominal

yang jatuh tempo tahun berikutnya.

5) Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yang akan diterima dalam waktu satu tahun.

6) Piutang Pajak dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak yang pembayarannya belum diterima/belum dilunasi oleh wajib pajak. 7) Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan

(3)

Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD, Bagian Lancar TP/TGR, Piutang Pajak dan Piutang Retribusi.

8) Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar prosentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur piutang.

9) Aset berupa piutang di neraca disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), sehingga nilai piutang harus disesuaikan dengan melakukan penyisihan piutang tidak tertagih.

10) Penyisihan piutang tidak tertagih yang didasarkan pada umur piutang dibedakan dalam empat jenis dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Piutang Lancar : ≤ 1 tahun dari tanggal jatuh tempo; b) Piutang Kurang Lancar : > 1 - 3 tahun setelah tanggal jatuh

tempo;

c) Piutang Diragukan : > 3 - 5 tahun setelah tanggal jatuh tempo;

d) Piutang Macet : > 5 tahun setelah tanggal jatuh tempo. 11) Besarnya prosentase penyisihan piutang tidak tertagih yang

didasarkan pada umur piutang ditetapkan sebagai berikut: a) Piutang Lancar : nilai penyisihan sebesar 5%

b) Piutang Kurang Lancar : nilai penyisihan sebesar 25% c) Piutang Diragukan : nilai penyisihan sebesar 50% d) Piutang Macet : nilai penyisihan sebesar 100%

Penyajian nilai penyisihan piutang tidak tertagih akan dicantumkan dalam Laporan Keuangan pada Catatan atas Laporan Keuangan selama piutang pokok masih tercantum atau belum dihapus.

Penyajian penyisihan piutang tidak tertagih di neraca merupakan unsur pengurangan dari piutang yang bersangkutan.

12) Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlak dari pembukuan Pemerintah Daerah, kecuali mengenai Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam Undang-Undang.

13) Penghapusan Secara Bersyarat dilakukan dengan menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah tanpa menghapuskan hak tagih daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 14) Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan

hak tagih Daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

a) Gubernur untuk jumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);

b) Gubernur dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk jumlah lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Piutang Daerah yang akan dihapuskan Secara Bersyarat dan Secara Mutlak diusulkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang berpiutang kepada Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja Gubernur yang bersangkutan.

16) Pengungkapan piutang di CaLK harus menunjukkan posisi piutang pada tanggal laporan keuangan dan menunjukkan asal usul piutang.

g.

Persediaan

1)

Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi.

2)

Terhadap persediaan yang rusak/usang tidak dicatat sebagai nilai persediaan dalam lembar muka laporan keuangan (neraca) tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

3)

Persediaan disajikan sebesar:

a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.

b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. c) Nilai wajar atau didasarkan pada dokumen yang menyertainya

apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

h.

Pengukuran Investasi :

1) Dicatat sebesar biaya perolehan.

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.

2) Dicatat sebesar nilai wajar.

Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.

(5)

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.

4) Dicatat sebesar nilai tercatat atau nilai wajar lainnya

Investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnya.

Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.

Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

5) Investasi Non Permanen dalam bentuk dana bergulir dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) yaitu harga perolehan dana bergulir dikurangi penerimaan pelunasan dana bergulir pada tahun yang bersangkutan dikurangi perkiraan dana bergulir diragukan tertagih.

Perkiraan dana bergulir diragukan tertagih dikelompokkan berdasarkan umurnya dan ditentukan prosentasenya sebagai berikut :

a) 1 - 2 tahun dari tanggal jatuh tempo : 5% b) > 2 - 3 tahun dari tanggal jatuh tempo : 10% c) > 3 – 5 tahun dari tanggal jatuh tempo : 50% d) > 5 tahun dari tanggal jatuh tempo : 100%

6) Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode yaitu :

a) Metode biaya jika kepemilikan investasi pemerintah daerah kurang dari 20% pada BUMD

b) Metode ekuitas jika kepemilikan investasi pemerintah 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan, atau kepemilikan lebih dari 50%

c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan jika kepemilikan investasi pemerintah bersifat nonpermanen. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat

7) Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

(6)

a) Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (

cash dividend

).

b) Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya,

c) Pengakuan hasil investasi tidak dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah, apabila bagian laba yang diperoleh oleh pemerintah apabila menggunakan metode ekuitas, kecuali untuk dividen dalam bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi pemerintah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang sama.

i.

Aset Tetap

1)

Aset Tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

2)

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

3)

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.

4)

Tanah diakui sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.

5)

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

(7)

7)

Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

8)

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Sedangkan biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. Demikian pula biaya permulaan dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya. Untuk biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.

a) Apabila dalam pembelian terdapat potongan dagang dan rabat maka setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.

b) Konstruksi Dalam Pengerjaan diakui setiap terjadi pembayaran c) Penyusutan untuk aset tetap bagi pemerintah daerah belum

dilaksanakan.

9)

Aset Bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit dan harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset bersejarah yang memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan bersejarah yang digunakan untuk ruang perkantoran akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.

10)

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. Konstruksi Dalam Pengerjaan yang sudah selesai dibuat atau dibangun dan telah diap dipakai harus segera direklasifikasi ke dalam aset tetap

Konstruksi dalam pengerjaan diklasifikasikan sebagai aset tetap karena biasanya merupakan aset yang dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang.

Penyelesaian suatu konstruksi pada umumnya membutuhkan waktu yang relatif panjang dan menyerap dana yang relatif besar. Pembayaran untuk kontrak konstruksi dilakukan melalui termin. Tagihan suatu termin dilakukan jika suatu tahapan pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak konstruksi sudah selesai dikerjakan. Setiap pembayaran akan diakui adanya penambahan aset tetap berupa konstruksi dalam pengerjaan.

(8)

1)

Bagian lancar kewajiban jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar kewajiban jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan atau sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

2)

Kewajiban kepada fihak ketiga adalah sebesar jumlah yang belum dibayar untuk barang tersebut pada tanggal neraca.

3)

Kewajiban Bunga adalah sebesar biaya bunga yang telah terjadi tetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah pada tanggal penyusunan neraca.

4)

Kewajiban Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah sebesar saldo pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai dengan tanggal neraca.

5)

Kewajiban dalam negeri perbankan adalah sebesar jumlah yang belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari duabelas bulan setelah tanggal neraca.

6)

Kewajiban jangka panjang lainnya diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan.

7)

Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali. Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar/kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

k.

Ekuitas dana diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah aktiva dikurangi dengan utang yang ada pada periode akuntansi yang bersangkutan.

l.

Koreksi Kesalahan

1) Koreksi Kesalahan adalah tindakan pembetulan akuntansi atas penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.

2) Kesalahan dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan yang tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD.

a. Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah

1) Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.

(9)

3) Pengeluaran Belanja Barang dan Jasa yang mengakibatkan adanya perolehan aset tetap hingga siap pakai, peningkatan kapasitas/efisiensi dan memperpanjang umur teknis barang milik daerah harus dilakukan kapitalisasi.

4) Pengeluaran yang dikapitalisasi terdiri atas:

a) Pengeluaran belanja modal yang nilainya sama atau melebihi batasan minimum kapitalisasi aset tetap dan dimanfaatkan untuk kegiatan pemerintahan daerah serta tidak untuk dijual yang meliputi:

 Pembelian/pembuatan peralatan dan mesin serta bangunan.

 Pembelian/pembangunan gedung dan bangunan.

b) Pengeluaran belanja Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi dapat dikategorikan sebagai Belanja Modal jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Mengakibatkan peningkatan kualitas, kapasitas, kuantitas dan/atau umur aset yang telah dimiliki.

 Nilainya sama dengan/melebihi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap.

c) Pengeluaran yang digunakan untuk:

 Pengadaan tanah

 Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan

 Pembelian/pembuatan Aset Tetap Lainnya

5) Pengeluaran yang dikapitalisasi adalah sebagai berikut:

a) Pembelian peralatan dan mesin meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama masa uji coba dan belanja yang terkait dengan pengadaan aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.

b) Pembuatan peralatan, mesin serta bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak ditambah biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan dan jasa konsultan serta biaya lain yang terkait dengan pembuatan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

c) Pembuatan peralatan, mesin dan bangunan yang dilaksanakan secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya perijinan serta biaya lain yang terkait dengan pembuatan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

d) Pembelian gedung dan bangunan sampai siap pakai.

e) Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

(10)

pengawasan, biaya perijinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama serta biaya yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.

g) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan biaya lain yang terkait dengan pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

h) Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi Aset Tetap yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan dan biaya lain yang terkait dengan pembuatan/pembangunan/pengadaan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

i) Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran dan pengurugan dan biaya yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.

j) Pembelian jaringan sampai siap pakai meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya selama masa uji coba dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

k) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan dan belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.

l) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan dengan swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada di atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan dan belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan.

m)Pembelian Aset Tetap lainnya meliputi harga kontrak/beli, ongkos angkut, biaya asuransi dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

(11)

pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

o) Pembuatan/Pembangunan aset tetap lainnya yang dilaksanakan dengan swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, jasa konsultan dan belanja yang terkait dengan pembuatan/pengadaan/pembangunan aset sampai dengan aset tersebut siap digunakan.

6) Pengeluaran yang tidak dikapitalisasi terdiri dari:

a) Pengeluaran belanja pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi aset tetap yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja.

b) Pengeluaran Belanja Rehabilitasi/Renovasi/Restorasi yang tidak memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap.

c) Pengeluaran belanja barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa baik untuk dipasarkan maupun tidak dipasarkan.

7) Batas minimum Kapitalisasi Aset Tetap ditetapkan sebagai berikut:

a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang sama dengan atau lebih dari Rp500.000,00.

b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 kecuali pekerjaan pengecatan.

8) Batas minimum kapitalisasi Aset Tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk:

a) Pengadaan/pembelian tanah

b) Pembelian/pembangunan jalan/irigasi/jaringan

(12)

b.

Pedoman Pencatatan Barang Milik Daerah

1) Barang Milik Daerah dicatat dalam buku persediaan dan buku inventaris.

2) Pencatatan Barang Milik Daerah meliputi barang tidak bergerak dan barang bergerak.

3) Barang Persediaan merupakan Aset Lancar yang dicatat dalam buku persediaan meliputi barang pakai habis, suku cadang, barang yang diproses untuk dijual, barang bekas pakai yang sudah direklasifikasi dan Barang Milik Daerah yang akan diserahkan kepada pihak lain. 4) Pencatatan dalam buku inventaris terdiri atas pencatatan di dalam

pembukuan (intrakomptabel) dan pencatatan di luar pembukuan (ekstrakomptabel).

5) Barang tidak bergerak dan barang bergerak yang mempunyai nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap dicatat dalam buku inventaris di dalam pembukuan (intra komptabel).

(13)

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 Rincian dan Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

2012 2011

5.1.1 Pendapatan Rp2.171.734.307.663,33 Rp 1.604.910.831.405,87

Pendapatan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp2.078.185.750.549,00 realisasi sebesar Rp2.171.734.307.663,33 atau 104,50% sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp93.548.557.114,31 (4,50%), dengan rincian sebagai berikut:

5.1.1. 1

Pendapatan Asli Daerah

R

p 1.004.063.125. 812,33

R

p867.112.885.35 2,87

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 yang diakui secara kas sebesar Rp1.004.063.125.812,33 atau (109,38%), sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp86.105.337.017,31 (9,38%), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah

N

o Uraian

2012 2011

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi

I PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 PAJAK DAERAH 805.095.980.00

0,00

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Pajak Air Permukaan 111.800.000,00 112.707.820,00 100,81 102.007.125,20

2 RETRIBUSI DAERAH 32.149.648.150, 00

Retribusi Jasa Umum 3.940.011.950,0 0

4.776.102.946,73 121,22 23,089,728,35 7.15

Retribusi Pelayanan Kesehatan

(14)

N

o Uraian

2012 2011

Retribusi Pelayanan Tera Ulanh/Tera

191.270.000,00 191.311.300,00 100,02

Retribusi Pelayanan Pendidikan

351.263.700,00 414.312.800,00 117,95

b .

Retribusi Jasa Usaha 28.104.576.200, 00

29.179.152.672,3 0

103,82 12,157,817,52 6.00

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

18.557.209.100,0 0

19.158.768.703,80 103,24

Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/ Villa

308.822.600,00 321.381.047,00 104,06

Retribusi Pelayanan Kepelabuhan

12.000.000,00 12.155.500,00 101,30

Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olah Raga

129.900.000,00 173.233.000,00 133,36

Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

9.096.644.500,00 9.513.614.421,50 104,58

c. Retribusi Perijinan Tertentu

105.060.000,00 159.902.000,00 152,20 738.112.575,0 0

Retribusi Izin Trayek 104.060.000,00 158.072.000,00 151,90

Retribusi Izin Usaha Perikanan

1.000.000,00 1.830.000,00 183,00

3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

35.572.913.845, 00

35.492.532.563,2 1

99,77 28.961.383.47 2,76

a .

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahan milik Daerah

31.947.911.495. 02

31.847.911.495,0 2

99,69 25.642.976.27 5,97

PD. Tarumartani 86.302.400,00 86.302.400,00 100,00 0,00

Bank Pembangunan Daerah (BPD)

31.761.609.095,0 0

31.761.609.095,02 100,00 25.642.976.275 ,97

PT Anindya Mitra Internasional

(15)

N

o Uraian

2012 2011

b .

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Swasta

366.088.429,00 427.202.606,00 116,69 427.665.162,0 0

PT. Yogya Indah Sejahtera 335.000.000,00 335.000.000,00 100,00 335.000.000,00

PT. Asuransi Bangun Askrida

31.088.429,00 92.202.606,00 296,58 92.665.162,00

c. Bagian Laba pada Lembaga Keuangan Non Bank

2.890.742.034 ,79

BUKP 3.258.913.921,00 3.217.418.462,19 98,73 2.890.742.034, 79

4 LAIN-LAIN PAD YANG SAH

45.139.246.800, 00

62.824.830.237,0 9

66.939.737.50 5,76

a. Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan

1.815.925.500,0 0

2.336.392.044,00 128,66

Penerimaan Jasa Giro 9.000.000.000,00 9.337.801.418,88 103,75

Pendapatan Bunga Deposito

11.000.000.000,0 0

22.886.773.174,20 208,06

Tuntutan Ganti Rugi Daerah

8.700.000,00 115.427.873,00 1326,7 6

Pendapatan Denda Atas Keterlambatan

Pelaksanaan Pekerjaan

0,00 395.464.995,00

Pendapatan Denda Retribusi

1.256.750,00 21.914.995,00 1743,7 8

Pendapatan Dari Pengembalian

0,00 1.515.823.310,21

Pendapatan Dari Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan

6.183.150.000,00 6.206.248.000,00 100,37

Pendapatan dari Pengelolaan BLUD

11.156.935.725,0 0

11.182.211.175,08 100,22

Pendapatan dari Pengelolaan BUKP

(16)

N

o Uraian

2012 2011

Pendapatan dari

Pengelolaan Barang Milik Daerah

3.842.416.750,00 3.917.262.010,00 101,95

Pendapatan Denda Lain-lain

1.954.800.000,00 2.082.869.922,00 106,55

Tindak Lanjut Hasil Temuan

13.941.075,00 796.463.847,60 5713,0 7

Lain-lain 162.121.000,00 1.716.351.878,77 1058,6 8

5.1.1. 2

Pendapatan Transfer 1.161.102.204.8Rp 51,00

Rp731.481.974.0 53,00

Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 yang diterima secara kas sebesar Rp1.161.102.204.851,00 atau (100,58%), sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp6.650.110.097,00 (0,58%), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.2. Realisasi Pendapatan Transfer

No Uraian 2012 2011

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp)

I Transfer Pemerintah Pusat - Dana

1 Dana Bagi Hasil Pajak 92.828.718.781,0 0

2 Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak (Sumber Daya Alam) 4.080.800,00 4.713.992,00

115,5 2

6.070.523.495, 00

3 Dana Bagi Hasil Cukai 4.718.919.173,00 5.738.583.793,00 121,6 1

4 Dana Alokasi Umum 757.056.696.000, 00

5 Dana Alokasi Khusus 19.052.740.000,0 0

(17)

No Uraian 2012 2011 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp)

II Transfer Pemerintah Pusat- Lainnya

1 Dana Penyesuaian 280.790.940.000, 00

266.557.880.000,

00 94,93

9.142.321.000, 00

Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya

9.142.321.000 ,00

Total Pendapatan Transfer realisasi sebesar Rp112.691.591.066,00 terdiri dari:

Tabel 5.3. Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak

(18)

ng Rp4.080.000,00 dan realisasi sebesar Rp4.713.992,00 terdiri dari:

Tabel 5.4. Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam

N o

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih (Kurang)

(19)

(Rp)

a. Bagi Hasil dari Provisi SDA 1.894.400,00 2.982.392,00 1.087.992,00 157, 43

b. Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land Rent)

2.186.400,00 1.731.600,00 (454.800,00) 79,2 0

Jumlah 4.080.800,00 4.713.992,00 633.192,00 115,

52

Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau dianggarkan sebesar Rp4.718.919.173,00 dan realisasi sebesar Rp5.738.583.793,00 atau 121,61%.

Dana Alokasi Khusus dianggarkan sebesar Rp19.052.740.000,00 dan realisasi sebesar Rp263.048.880.000,00 dengan rincian:

Tabel 5.5. Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

N o

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih (Kurang)

(Rp)

%

a. DAK Kesehatan 3.020.820.000 ,00

3.020.820.000 ,00

0,00 100, 00

b. DAK Infrastruktur Jalan 8.828.820.000 ,00

8.828.820.000 ,00

0,00 100, 00

c. DAK Infrastruktur Irigasi 4.120.890.000 ,00

e. DAK Kehutanan 861.830.000,0 0

Dana Penyesuaian dianggarkan sebesar Rp280.790.940.000,00 dan realisasi sebesar Rp266.557.880.000,00 dengan rincian:

(20)
(21)

ntu

Lain-lain Pendapatan yang Sah

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah yang diterima oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 yang diakui secara kas sebesar Rp6.568.977.000,00 atau (%), sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp (%), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.6. Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah

N

I LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

(22)

N

Sumbangan Dealer Otomotif 3.206.357.000 ,00

Main Dealer 18.000.000,00 3.000.000,00 16,67 27.000.000,0 0

PT. Sari Husada 0,00 0,00 0,00 0,00

PT Jasa Raharja 2.523.730.000

,00

Pendapatan Hibah Pemda Provinsi Jawa Timur

0,00 0,00 0,00 500.000.000,

00

Pendapatan Hibah dari Multilateral

27.780.000,00 27.780.000,00 100,0 0

5.1.2 Belanja dan Transfer Rp2.053.825.959. 467,00

Rp

1.562.268.734. 645,00

Belanja dan Transfer Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp2.285.140.075.735,00 dengan realisasi sebesar Rp2.053.825.959.467,00 (89,88%), sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp231.314.116.267,60 (10,02%). Rincian realisasi belanja terdiri dari:

5.1.2. 1

Belanja Operasi Rp1.521.924.861.4 84,00

Rp

1.151.404.312.7 85,00

Realisasi Belanja Operasi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp1.686.391.338.811,10 dan realisasi sebesar Rp1.521.924.861.484,00 atau kurang dari anggaran sebesar Rp164.466.477.327,00 (9,75%), dengan rincian sebagai berikut:

a .

Belanja Pegawai Rp 572.023.717. 192 ,00 Rp498.752.591.040 ,00

(23)

Ralisasi Belanja Pegawai sebesar Rp572.023.717.192,00 terdiri dari Belanja Pegawai Tidak Langsung sebesar Rp455.794.239.590,00 dan Belanja Pegawai Langsung sebesar Rp116.229.477.602,00.

Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Tahun Anggaran 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7. Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Sesuai Dengan Rincian Obyek Belanja

N o

Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih (Kurang)

b. Tunjangan Keluarga c. Tunjangan

Jabatan d. Tunjangan

Fungsional e. Tunjangan

Fungsional

f. Tunjangan Beras 17.634.910.527 ,34

H/ Tunjangan Khusus

h. Pembulatan Gaji 5.365.270,33 4.620.965,00 (744.305,33) 86,1 3 i. Iuran Asuransi

Kesehatan j. Uang Paket 149.940.000,00 149.940.000,00 0,00 100, 00 k. Tunjangan

Badan Musyawarah

47.763.000,00 45.414.000,00 (2.349.000,00) 95,0 8

l. Tunjangan Komisi

95.526.000,00 94.482.000,00 (1.044.000,00) 98,9 1

(24)

n. Tunjangan Badan Kehormatan

11.223.000,00 11.223.000,00 0,00 100, 00

o. Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya

66.598.500,00 46.523.250,00 (20.075.250,00) 69,8 6

p. Tunjangan Perumahan

72.000.000,00 0,00 (72.000.000,00) 0,00

r. Uang Jasa Pengabdian

628.000.000,00 0,00 (628.000.000,0 0)

360.000.000,00 360.000.000,00 0,00 100, 00

t. Tunjangan Badan Legislasi Daerah

26.883.000,00 26.361.000,00 (522.000,00) 98,0 5

2 Tambahan Penghasilan

a. Tambahan Penghasilan

(25)

b. Biaya Penunjang Operasionaal K D H / W K D H

4 Biaya Insentif Pajak Daerah

a. Biaya Insentif P B B

780.536.920,00 674.688.116,00 (105.848.804,0 0)

86,4 4 b. Biaya Insentif

Pajak Daerah.

5 Biaya Insentif Retribusi

a. Biaya Insentif Retribusi Jasa Umum

686.215.745,00 679.332.979,00 (6.882.766,00) 98,9 9

b. Biaya Insentif Retribusi Jasa Usaha

278.263.700,00 275.662.583,00 (2.601.117,00 )

99,0 7

c. Biaya Insentif Retribusi Jasa Perijinan Tertentu

30.000,00 0,00 (30.000,00) 0,00

Jumlah 479.688.076.5 Tahun 2012 per SKPD adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8. Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Per SKPD

N o

SKPD Anggaran Realisasi Selisih Lebih

(Kurang)

%

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

2. Dinas Kesehatan 22.731.290.321 ,00 3. RS Grhasia 12.730.171.526

,00 5. Bappeda 5.192.186.674,

00

5.133.119.037, 00

(26)

6. Dinas Perempuan dan Masyarakat

9. Dinas Sosial 15.133.071.646 ,00

Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi dan UKM

Kerjasama dan Penanaman

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Satuan Polisi Pamong Praja

Gubernur dan Wakil Gubernur

(27)

23

PPKD/BUD 0,00 0,00 0,00 0,00

26 .

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Dinas Pertanian 19.724.472.416 ,00

Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pariwisata 4.138.390.874, 00

Dinas Kelautan dan Perikanan

Realisasi Belanja Pegawai Langsung Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp116.229.477.602,00 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.9. Realisasi Belanja Pegawai Langsung Sesuai Obyek Belanja

N o

Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih (Kurang) 2. Honorarium Non

P N S 3. Uang Lembur 1.020.891.000,

00 Kepada Pihak Ketiga /

5. Belanja Pegawai BLUD.

(28)

Jumlah 124.922.323.1 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.10. Realisasi Belanja Pegawai Langsung Per SKPD

N o

SKPD Anggaran Realisasi Selisih Lebih

(Kurang)

%

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

2. Dinas Kesehatan 3.869.632.545, 00 3. RS Grhasia 4.177.882.436,

00 5. Bappeda 3.818.207.802,

00 Perempuan dan Masyarakat

9. Dinas Sosial 5.299.654.155, 00

Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi dan UKM dan Penanaman Modal

Badan Kesatuan Bangsa dan

(29)

Perlindungan Masyarakat 15

.

Satuan Polisi Pamong Praja

549.364.150,00 536.251.690,00 (13.112.460,00 )

991.168.283,00 908.904.470,00 (82.263.813,00 )

91,7 0

17 .

DPRD 0,00 0,00 0,00 0,00

18 .

Gubernur dan Wakil Gubernur

0,00 0,00 0,00 0,00

19

Sekretariat DPRD 2.052.106.250, 00

Inspektorat 808.988.200,00 769.946.100,00 (39.042.100,00 )

PPKD/BUD 0,00 0,00 0,00 0,00

26 .

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

649.279.000,00 634.247.000,00 (15.032.000,00 ) dan Arsip Daerah

1.473.560.410,

Dinas Pertanian 2.617.427.201, 00

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pariwisata 1.629.753.269, 00

(30)

Belanja Barang dan Jasa pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp569.954.139.742,00 dan realisasi sebesar Rp482.062.123.910,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.11. Realisasi Belanja Barang dan Jasa Sesuai Dengan Obyek Belanja

N o

Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih (Kurang)

%

1. Belanja Bahan Pakai Habis 2. Belanja Bahan/

Material 3. Belanja Jasa

Kantor 4. Belanja Premi

Asuransi

6. Belanja Cetak Dan

7. Belanja Sewa Rumah/

8. Belanja Sewa Sarana

9. Belanja Sewa Alat Berat

92.000.000,00 90.880.000,00 (1.120.000,00) 98,7 8 10

.

Belanja Sewa Perlengkapan Dan Peralatan Kantor Makanan Dan Minuman Khusus Dan Hari-Hari

(31)

. Perjalanan Pendidikan P N S

549.190.000,00 251.730.000,00 (297.460.000,0 0)

45,8 4

17 .

Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi Dan Bimbingan

783.870.000,00 733.559.000,00 (50.311.000,00) 93,5 8

Belanja Jasa Konsultasi

Belanja Barang Dana BOS

29.600.000,00 29.600.000,00 0,00 100, 00 22

.

Belanja Barang Yang Akan

Perawatan Dan Pengobatan

460.046.500,00 257.252.850,00 (202.793.650,0 0)

55,9 2

24 .

Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi Dan Bimtek Bagi Anggota D P R Pendidikan Non P N S

Belanja Barang Dan Jasa B L U

9.600.000,00 8.520.000,00 (1.080.000,00) 88,7 5 28

.

Efisiensi 700.000,00 0,00 700.000,00 0,00

(32)

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun 2012 per SKPD adalah sebagai berikut:

Tabel 5.12. Realisasi Belanja Barang dan Jasa Per SKPD

N o

SKPD Anggaran Realisasi Selisih Lebih

(Kurang)

%

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

2. Dinas Kesehatan 75.274.383.115 ,00 3. RS Grhasia 5.310.734.334,

00 5. Bappeda 11.495.709.058

,00 Perempuan dan Masyarakat

9. Dinas Sosial 15.495.368.600 13.855.644.655 ,00

Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi dan UKM

Kerjasama dan Penanaman

Badan Kesatuan Bangsa dan

(33)

Perlindungan Masyarakat 15

.

Satuan Polisi Pamong Praja

DPRD 0,00 0,00 0,00 0,00

18 .

Gubernur dan Wakil Gubernur

0,00 0,00 0,00 0,00

19

Pendidikan dan Pelatihan

PPKD/BUD 0,00 0,00 0,00 0,00

26 .

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Dinas Pertanian 10.967.723.254 ,00

Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pariwisata 6.280.741.218, 00

(34)

Sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD maka Belanja Hibah dalam bentuk barang dikonversi menambah Belanja Hibah. Dalam Belanja Barang dan Jasa di dalamnya termasuk Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga dengan anggaran sebesar Rp93.999.255.191,00 dan realisasi sebesar Rp89.133.616.920,00. Nilai tersebut dikonversi menambah Anggaran dan Realisasi Belanja Hibah pada Pos Belanja Tidak Langsung. Anggaran Belanja Barang dan Jasa berkurang sebesar Rp93.999.255.191,00 dan realisasi Belanja barang dan Jasa berkurang sebesar Rp89.133.616.920,00 sehingga anggaran dan realisasi Belanja Barang dan Jasa setelah konversi menjadi sebesar Rp.475.954.884.551,00 dan sebesar Rp392.928.507.010,00 atau 82,56%.

Tabel 5.13. Konversi Hibah Barang

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1. Belanja Barang dan Jasa 569.954.139.742,

00 482.905.305.282,00 2 Belanja Barang Yang Akan

Diserahkan Kepada

Masyarakat/Pihak Ketiga

(93.999.255.191,

00) (89.133.616.920,00)

Jumlah 475.954.884.55

1,00 392.928.507.010,00

c. Belanja Bunga Rp0,00 Rp 0,00

Belanja Bunga pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.

d. Belanja Subsidi Rp0,00 Rp0,00

Belanja Subsidi pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp0,00 dan realisasi sebesar Rp0,00.

e. Belanja Hibah Rp458.135.861.92 0,00

Rp17.578.561.700, 00

Belanja Hibah pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp406.004.124.000,00 dan realisasi sebesar Rp369.002.245.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.14. Realisasi Belanja Hibah

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih

(Kurang) (Rp)

%

a. Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Orga

(35)

nisasi Swasta 00 ,00 0,00)

 Belanja Hibah

BOS Kepada

 Belanja Hibah BOSDA Kepada

 Belanja Hibah BOSDA Kepada Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD maka Belanja Hibah dalam bentuk barang dikonversi menambah Belanja Hibah.

Realisasi Belanja Hibah sebesar Rp458.135.861.920,00 di dalamnya termasuk Hibah Barang yang merupakan realisasi Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga sebesar Rp89.133.616.920,00 dengan perhitungan:

Tabel 5.15. Konversi Hibah Barang

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1. Belanja Hibah 406.004.124.000,

00 369.002.245.000,00 2 Belanja Barang Yang Akan

Diserahkan Kepada

Masyarakat/Pihak Ketiga

93.999.255.191,0

0 89.133.616.920,00

Jumlah 500.003.379.19

1,00 458.135.861.920,00

(36)

g. Belanja Bantuan Keuangan

Rp

74.683.445.362,00 Rp145.929.020.362

,00

Belanja Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp81.669.345.362,00 dan realisasi sebesar Rp74.683.445.362,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.16. Realisasi Belanja Bantuan Keuangan

N o

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih (Kurang) (Rp)

%

a. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Kota

58.707.665.000,

 Kota Yogyakarta 9.384.000.000,0 0

 Kabupaten Bantul 9.428.000.000,0 0

 Kabupaten Kulon Progo 13.354.600.000, 00

 Kabupaten Sleman 16.536.000.000, 00

b. Bantuan Keuangan Kepada Desa

c. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

5.1.2.2 Belanja Modal R p 216.419.982.440,00 Rp 142.793.832.978,00

Realisasi Belanja Modal Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp atau (%) dengan rincian sebagai berikut:

a. Belanja Modal

Tanah

Rp

29.675.271.296,00 Rp16.949.991.130,

(37)

Belanja Modal Tanah pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp54.975.752.675,00 dan realisasi sebesar Rp29.675.271.296,00 atau 53,98% dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.17. Realisasi Belanja Modal Tanah

N o

Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih (Kurang)

%

1. Pengadaan Tanah Kantor 2. Pengadaan Tanah

Sarana Pendidikan Menengah Umum Dan Kejuruan

3. Pengadaan Tanah Sarana Umum Tempat

4. Pengadaan Tanah Bidang Pekerjaan Umum

5. Pengadaan Tanah Untuk

Pengembangan Lapangan Terbang

1.948.000,00 1.938.900,00 (9.100,00) 99,5 3

b. Belanja Modal

Peralatan dan

Mesin

Rp

55.983.530.179,00 Rp21.452.555.619,0

0

Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp64.590.314.928,00 dan realisasi sebesar Rp55.983.530.179,00 atau 86,67%.

c. Belanja Modal

Gedung dan

Bangunan

Rp

76.882.359.043,00 Rp51.371.196.438,

00

Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp101.547.663.720,00 dan realisasi sebesar Rp76.882.359.043,00.

d. Belanja Modal

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Rp

51.869.478.867,00 Rp45.164.307.321,

00

(38)

e. Belanja Modal

Aset Tetap

Lainnya

Rp

1.543.435.555,00 Rp1.244.652.390,0

0

Belanja Modal Aset Tetap Lainnya pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp1.704.510.986,00 dan realisasi sebesar Rp1.543.435.555,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.18. Realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya N

o Uraian Anggaran Realisasi SelisihLebih

(Kurang)

%

1. Pengadaan Buku/

Kepustakaan 1.008.479.285,50 885.375.775,00 (123.103.510,50) 87,79 2. Pengadaan Barang

Bercorak Kesenian, Kebudayaan

615.386.700,0

0 580.209.780,00 (35.176.920,00) 94,28

3. Pengadaan Hewan/

Ternak Dan Tanaman 80.645.000,00 77.850.000,00 (2.795.000,00) 96,53

Jumlah 1.704.510.98

5,50 1.543.435.555,00 (161.075.430,50) 90,55

f. Belanja Modal

Aset Lainnya

Rp

465.907.500,00 Rp6.611.130.080,0

0

Belanja Modal Aset Lainnya pada Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp477.033.300,00 dan realisasi sebesar Rp465.907.500,00 merupakan Pengadaan Perangkat Luna/Sofware.

5.1.2. 3

Belanja Tak Terduga Rp 1.172.560.543 ,00

Rp

23.248.882,00

Realisasi Belanja Tak Terduga Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp1.172.560.543,00 atau 26,89% dari anggaran sebesar Rp4.360.852.100,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.19. Realisasi Belanja Tak Terduga

N

o Uraian

2012 2011

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp)

1 Belanja Tidak

Terduga 4.360.852.100,00

1.172.560.543, 00

26,8

9 23.248.882,00

(39)

5.1.2. 4

Belanja Transfer Rp 314.308.555.0 00,00

Tabel 5.20. Realisasi Belanja Transfer

No Uraian 2012 2011

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp) 1 Bagi Hasil Pajak

Daerah Ke Kab/Kota/Pemdes

307.784.764.0

00,00 307.784.764.000,00 100,00 261.779.486.000,00

 Kota Yogyakarta 66.079.234.000,00 66.079.234.000,00 100,00

 Kabupaten Bantul 63.252.402.000,00 63.252.402.000,00 100,00

 Kabupaten Kulon Progo

32.563.535.000,

00 32.563.535.000,00 100,00

 Kabupaten Gunung Kidul

34.681.813.000,

00 34.681.813.000,00 100,00

 Kabupaten Sleman

111.207.780.00

0,00 111.207.780.000,00 100,00

2 Bagi Hasil Pajak Daerah kepada Pemerintah Desa

3.067.770.000

,00 3.067.770.000,00 100,00

 Bagi Hasil PBB kepada Pemerintah Kelurahan di Kota Yogyakarta

464.368.000,00 464.368.000,00 100, 00

 Bagi Hasil PBB kepada

Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul

569.429.000,00 569.429.000,00 100, 00

 Bagi Hasil PBB kepada

Pemerintah Desa di Kabupaten Kulon Progo

614.955.000,00 614.955.000,00 100, 00

 Bagi Hasil PBB kepada

Pemerintah Desa di Kabupaten Gunung Kidul

811.067.000,00 811.067.000,00 100, 00

 Bagi Hasil PBB kepada

Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman

607.951.000,00 607.951.000,00 100, 00

2 Bagi Hasil Retribusi Ke

Kabupaten/Kota/Pem

3.456.021.000,0

(40)

des

 Bagi Hasil Retribusi kepada Pemerintah Kelurahan di Kota Yogyakarta

523.138.000,00 523.138.000,00 100, 00

 Bagi Hasil Retribusi kepada Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul

641.494.000,00 641.494.000,00 100, 00

 Bagi Hasil Retribusi kepada Pemerintah Desa di Kabupaten Kulon Progo

692.782.000,00 692.782.000,00 100, 00

 Bagi Hasil Retribusi kepada Pemerintah Desa di Kabupaten Gunung Kidul

913.715.000,00 913.715.000,00 100, 00

 Bagi Hasil Retribusi kepada Pemerintah Desa di Kabupaten Sleman

684.892.000,00 684.892.000,00 100, 00

3 Bagi Hasil Lainnya

Ke Kabupaten/Kota 0,00 0,00 0,00 2.782.391.000,00

Jumlah 314.308.555.000,00 314.308.555.000,00 100,00 268.047.340.000,00

5.1. 2.5

Surplus/Defisit Rp117.908.348.1 96,33

Rp

42.642.096.760, 87

Surplus/Defisit sebesar Rp117.908.348.196,33 atau (56,97%). Jumlah tersebut merupakan selisih antara total realisasi pendapatan dan total realisasi belanja Tahun Anggaran 2012. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.20. Surplus/Defisit

N

o Uraian

2012 2011

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp)

1 Pendapatan 2.078.185.750.5 49,00

2.171.734.307.6 63,33

104,5 0

1.604.910.831.4 05,87

2 Belanja + Transfer 2.285.140.075.7 35,00

2.053.825.959.4

67,00 89,88

1.562.268.734.6 45,00

Surplus/Defisit (206.954.325.1 86,00)

117.908.348.19 6,33

(41)

5.1. 3

Pembiayaan Netto Rp261.333.592.8 56,23

Rp

226.887.116.88 2,36

Realisasi Pembiayaan Netto Pemerintah DIY Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp261.333.592.856,23 yang terdiri atas:

5.1. 3.1

Penerimaan Pembiayaan

R

p293.608.592.8 56,23

R

p254.231.963.782 ,36

Realisasi pembiayaan penerimaan daerah Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp293.608.592.856,23 yang berasal dari penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), penerimaan piutang daerah, dan penerimaan dari biaya penyusutan kendaraan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.21. Realisasi Penerimaan Pembiayaan

N

o Uraian

2012 2011

Anggaran

(Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp)

A Penerimaan Pembiayaan

1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

0,00 0,00 0,00

4 Penerimaan Pinjaman Daerah

0,00 0,00 0,00

5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0,00 0,00 0,00 20.885.008.000, 00

6 Penerimaan Piutang Daerah

0,00 0,00 0,00

7 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir

12.084.619.518

(42)

a. Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp269.529.213.643,23 merupakan SiLPA Tahun 2011 yang merupakan salah satu sumber pembiayaan penerimaan Tahun Anggaran 2012. b. Penerimaan Kembali Investasi Daerah dianggarkan sebesar

Rp12.084.619.518,00 dan realisasi sebesar Rp23.019.937.048,00 atau 190,49% merupakan penerimaan dari pelunasan pokok Dana Bergulir yang dikelola oleh beberapa SKPD dan Lembaga Keuangan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.22. Realisasi Penerimaan Kembali Investasi Daerah N

o Uraian Anggaran Realisasi SelisihLebih

(Kurang)

%

1. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari Program Ketahanan Pangan di 14 Kecamatan (Koperasi)

121.627.518,0

0 0,00 (121.627.518,00) 0,00

2. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari DPM PHP

1.735.400.000

,00 2.709.280.000,00 973.880.000,00 156,12

3. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari DPM LDPM

2.876.040.000

,00 9.385.000.000,00 6.508.960.000,00 326,32

4. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dariProgram Ketahanan Pangan

250.000.000,0

0 100.000.000,00 (150.000.000,00) 40%

5. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari Program Bantuan Modal Koperasi setelah Gempa

203.200.000,0

0 470.800.000,00 267.600.000,00 231,69

6. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari Program Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi

500.000.000,0

0 1.375.146.798,00 875.146.798,00 275,03

7. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari Dana BUKP

6.332.352.000

,00 6.022.352.000,00 (310.000.000,00) 95,10

8. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari DPM Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

0,00 1.704.655.000

,00 1.704.655.000,00

9. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir dari DPM LUEP

0,00 1.072.703.250

,00 1.072.703.250,00

(43)

. Investasi Dana Bergulir dari Program Sarjana Prospek Mandiri

0 21

11

. Penerimaan KembaliInvestasi Dana Bergulir dari Program Koperasi Karyawan

0,00 100.000.000,0

0 100.000.000,00

Jumlah 12.084.619.5

18,00 23.019.937.048,00

c. Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan dianggarkan sebesar Rp1.116.069.024,00 dan realisasi sebesar Rp1.059.442.165,00 merupakan penerimaan yang berasal dari perhitungan Biaya Penyusutan Kendaraan yang merupakan salah satu komponen perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Trans Jogja yang dibayarkan kepada PT. Trans Jogja sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama.

5.1. 3.2

Pengeluaran Pembiayaan

Rp32.275.000.00 0,00

Rp

27.344.846.900, 00

Realisasi pembiayaan pengeluaran daerah Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp32.275.000.000,00 yang berasal dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal Pemda, pembayaran pokok utang, dan pembayaran kewajiban tahun lalu yang belum terselesaikan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.23. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan

N

o Uraian

2012 2011

Anggaran

(Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp) B Pengeluaran

Pembiayaan 75.775.577.000,00 32.275.000.000,00 42,59 27.344.846.900,00

1 Pembentukan Dana

Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

75.775.577.000

,00 32.275.000.000,00 42,59 2.600.000.000,00

3 Pembayaran Pokok Utang 0,00 0,00 0,00 0,00

4 Pemberian Pinjaman

Daerah 0,00 0,00 0,00 23.225.000.000,00

5 Penyelesaian Kegiatan

DPA-L 0,00 0,00 0,00 1.519.846.900,00

6 Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu Yang Belum Terselesaikan

0,00 0,00 0,00 0,00

(44)

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah dianggarkan sebesar Rp75.775.577.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp32.275.000.000,00 atau 42,59% dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.24. Realisasi Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah N

o Uraian Anggaran(Rp) Realisasi(Rp) (Kurang) (Rp)Lebih %

1 BUMD: 36.790.977.0

00,00

Penyertaan Modal ke

BPD 11.100.000.000,00 0,00 (11.100.000.000,00) 0,00 Fasilitasi Sarjana

Prospek Mandiri Berbasis Koperasi

110.000.000,0

0 0,00 (110.000.000,00) 0,00

Penyertaan Modal ke

ASKRIDA 130.000.000,00 130.000.000,00 0,00 100,00 Penguatan Modal BUKP 12.750.000.00

0,00 0,00 (12.750.000.00 0,00)

0,00

Penguatan Modal PD

Tarumartani 12.000.000.000,00 0,00 (12.000.000.000,00) 0,00 Penguatan Modal PT.

AMI 700.977.000,00 0,00 (700.977.000,00) 0,00

2 Dana Bergulir: 38.984.600.0

00,00 32.145.000.000,00 (6.839.600.000,00) 82,46

Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian

5.000.000.000

,00 3.400.000.000,00 (1.600.000.000,00) 68,00

Penguatan Modal Kelembagaan

Distribusi Pangan

12.910.000.00

0,00 8.980.000.000,00 (3.930.000.000,00) 69,56

DPM Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

2.000.000.000

,00 1.755.000.000,00 (245.000.000,00) 87,75

Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi

5.664.600.000

,00 4.600.000.000,00 (1.064.600.000,00) 81,21

Fasilitasi BUKP 13.410.000.00

0,00 13.410.000.000,00 0,00 100,00

Jumlah 75.775.577.0

00,00 32.275.000.000,00 (43.500.577.000,00) 42,59

5.1.3. 3

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

Rp379.241.941.05 2,56

Rp

269.529.213.643, 23

(45)

ditambah dengan pembiayaan netto Tahun Anggaran 2012, dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 5.25. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

N

o Uraian

2012 2011

Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

1 Jumlah Pendapatan 2.171.734.307.663,33 1.604.910.831.405,87

2 Jumlah Belanja+ Transfer 2.053.825.959.467,00 1.562.268.734.645,00

3 Surplus/(Defisit) 117.908.348.196,33 42.642.096.760,87

4 Pembiayaan Netto 261.333.592.856,23 226.887.116.882,00

5 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 379.241.941.052,56 269.529.213.643,23

5.1. 4

Aset Rp 5.6 30.854.209.088 ,89

Rp5.122.085.274.7 90,67

5.1.4. 1

Aset Lancar 505.457.Rp 732.759, 24

Rp334.551.689.78 5,24

5.1.4.1 .1

Kas di Rekening Kas Daerah

Rp

372.028.340.287 ,77

Rp267.296.153.07 3,52

Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2012 sebesar Rp372.028.340.287,77 merupakan kas yang berada di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Yogyakarta Diponegoro, Bank Negara Indonesia (BNI) , Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan yang berupa:

1) Rekening Giro

Tabel 5.26. Rincian Rekening Giro

N

o Uraian 2012 (Rp) 2011 (Rp)

1 BPD Provinsi DIY 179.823.961.846,68 125.471.495.001,34 2 Bank Mandiri 2.378.144.107,17 2.061.141.652,72 3 BNI 487.773.139,00 488.080.197,00 4 BTN 10.348.753.667,02 10.372.123.860,56 5 BRI 3.989.707.527,90 3.903.312.361,90

(46)

2) Deposito Berjangka

Tabel 5.27. Deposito Berjangka N

o Uraian 2012 (Rp) 2011 (Rp)

1 BPD DIY 50.000.000.000,00 0,00

1 BTN 90.000.000.000,00 90.000.000.000,00

2 BRI 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 3 BNI 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 4 Bank Mandiri 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00

Jumlah 175.000.000.000,00 125.000.000.000,00

Adapun rincian deposito berjangka Pemerintah Provinsi DIY adalah sebagai berikut:

1) BPD DIY

Tabel 5.28. Rincian Deposito Berjangka pada BPD

N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

1 001.311.00358

8 8 Mei 2012

10.000.000.000,0 0 2 001.311.00358

9 8 Mei 2012

10.000.000.000,0 0 3 001.311.003590 8 Mei 2012 10.000.000.000,00

4 001.311.003591 8 Mei 2012 10.000.000.000,00

5 001.311.00359

2 8 Mei 2012

10.000.000.000,0 0

Jumlah 50.000.000.000,

00

2) BTN

Tabel 5.29. Rincian Deposito Berjangka pada BTN N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

(47)

N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

0 2 A 1106381 1 Desember 2007 10.000.000.000,0 0 3 A 1265142 1 Desember 2007 10.000.000.000,00

4 A 1265143 1 Desember 2007 10.000.000.000,00

5 A 1106834 1 Desember 2007 10.000.000.000,0 0 6 A 1194700 1 Desember 2007 10.000.000.000,0 0 7 A 1194701 1 Desember 2007 10.000.000.000,00

8 A 1266738 19 September2011 10.000.000.000,00

9 A 1266739 19 September 2011

10.000.000.000,0 0

Jumlah 90.000.000.000,

00

3) BNI

Tabel 5.30. Rincian Deposito Berjangka pada BNI N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

1 AB 755703 24 Desember2008 5.000.000.000,00

Jumlah 5.000.000.000,00

4) Bank Mandiri

Tabel 5.31. Rincian Deposito Berjangka pada Bank Mandiri N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

1 AC 681459 6 Juli 2011 10.000.000.000,0 0

(48)

2011 0

Jumlah 20.000.000.000

,00 5) Bank BRI

Tabel 5.32. Rincian Deposito Berjangka pada Bank BRI N

o Nomor Tanggal Nominal (Rp)

1 DC 2786620 29 September2011 10.000.000.000,00

Jumlah 10.000.000.000

,00

Sertifikat masing-masing deposito menyatakan bahwa jangka waktu deposito adalah satu bulan sejak tanggal dibuka. Sesuai kesepakatan antara Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dengan masing-masing bank bahwa apabila setelah jangka waktu satu bulan tidak ada permintaan pencairan dari pemilik, maka deposito tersebut akan dilakukan r

ollover

secara otomatis.

5.1.4.1 .2

Kas di Bendahara Pengeluaran

Rp2.753.889.58 6,00

Rp

188.771.246 ,00

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2012 sebesar Rp2.753.889.586,00 merupakan kas yang berada di Bendahara Pengeluaran pada 12 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Rincian saldo Per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.33. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

N

o Nama SKPD Persediaan (Rp)Sisa Uang

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga 101.450.923,00

2. Dinas Kesehatan 189.000,00 3. Dinas Kesehatan Tahun 2010 6.836.750,00

4. Dinas PU dan ESDM 1.935.789.620,00

5. Dinas Perhubungan dan Kominfo 960.000,00

6. Satpol PP 120.815.115,00

7. BPBD 60.974.206,00

8. Sekretariat Daerah 17.332.252,00 9. Sekretariat DPRD 256.932.711,00

1

0. DPPKA 296.500,00

1

Gambar

Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tabel 5.2. Realisasi Pendapatan Transfer
Tabel 5.3. Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak
Tabel 5.4. Realisasi Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
+7

Referensi

Dokumen terkait

196 2083 15 Maret 2021 EFFENDI TRI BAHTIAR Penyusunan National Buiding Code (Standar Nasional Desain Bangunan Gedung) untuk Konstruksi Menara Pendingin yang Menggunakan Kayu Pinus

Disini dapat kita lihat ternyata audience yang sudah kita pilih memiliki rate mengklik iklan. cukup tinggi yaitu 38 artinya mereka sudah familiar dengan

(2) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi sejumlah pagu Dana Cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan dalam tahun

Menurut teori ini setiap konsumen akan berusaha mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan berusaha mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen akan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, didapatkan beberapa Gambaran minuman Tradisional Jawa barat dari segi sejarah,tata cara menghidangkan maupun rasa lalu

Mengingat terjadinya pergeseran definisi matematika, pembelajarannya, dan tujuan pembelajaran matematika tersebut, sebagai akibat dari perubahan kebutuhan siswa akan

Pemasaran jasa perbankan merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh manajemen

Dari beberapa pengertian retorika di atas, apapun defenisi dan siapapun yang mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada kemampuan menggunakan bahasa lisan