• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundangan PP NO 29 TH 1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Perundangan PP NO 29 TH 1990"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 2 9 TAHUN 1 9 9 0 TENTANG

PENDIDIKAN MENENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pel aksanaan ket ent uan Pasal 15 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional , dipandang perl u menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANGPENDIDIKAN MENENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :

1. Pendidikan menengah adal ah pendidikan yang disel enggarakan bagi l ul usan pendidikan dasar.

(2)

3. Pendidikan menengah kej uruan adal ah pendidikan pada j enj ang pendidikan menengah yang mengut amakan pengembangan kemampuan siswa unt uk mel aksanakan j enis pekerj aan t ert ent u.

4. Pendidikan menengah keagamaan adal ah pendidikan pada j enj ang pendidikan menengah yang mengut amakan penguasaan penget ahuan khusus siswa t ent ang aj aran agama yang bersangkut an.

5. Pendidikan menengah kedinasan adal ah pendidikan pada j enj ang pendidikan menengah yang mengut amakan peningkat an kemampuan dal am pel aksanaan t ugas kedinasan bagi pegawai negeri at au cal on pegawai negeri.

6. Pendidikan menengah l uar biasa adal ah pendidikan pada j enj ang pendidikan menengah yang khusus disel enggarakan unt uk siswa yang menyandang kel ainan f isik dan/ at au ment al .

7. Siswa adal ah pesert a didik pada sat uan pendidikan menengah di j al ur pendidikan sekol ah.

8. Orangt ua adal ah ayah dan/ at au ibu at au wal i siswa.

9. Ment eri adal ah Ment eri yang bert anggung j awab di bidang pendidikan nasional .

BAB II

TUJUAN Pasal 2

(3)

a. Meningkat kan penget ahuan siswa unt uk mel anj ut kan pendidikan pada j enj ang yang l ebih t inggi dan unt uk mengembangkan diri sej al an dengan perkembangan il mu penget ahuan, t eknol ogi dan kesenian;

b. Meningkat kan kemampuan siswa sebagai anggot a masyarakat dal am mengadakan hubungan t imbal -bal ik dengan l ingkungan sosial , budaya dan al am sekit arnya.

(2) Unt uk mencapai t uj uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), penyel enggaraan pendidikan menengah berpedoman pada t uj uan pendidikan nasional .

Pasal 3

(1) Pendidikan menengah umum mengut amakan penyiapan siswa unt uk mel anj ut kan pendidikan pada j enj ang pendidikan t inggi.

(2) Pendidikan menengah kej uruan mengut amakan penyiapan siswa unt uk memasuki l apangan kerj a sert a mengembangkan sikap prof esional .

(3) Pendidikan menengah keagamaan mengut amakan penyiapan siswa dal am penguasaan penget ahuan khusus t ent ang aj aran agama yang bersangkut an.

(4) Pendidikan menengah kedinasan mengut amakan peningkat an kemampuan pegawai negeri at au cal on pegawai negeri dal am pel aksanaan t ugas kedinasan.

(4)

BAB III

BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN

Pasal 4

(1) Bent uk sat uan pendidikan menengah t erdiri at as : 1. Sekol ah menengah umum;

2. Sekol ah menengah kej uruan; 3. Sekol ah menengah keagamaan; 4. Sekol ah menengah kedinasan; 5. Sekol ah menengah l uar biasa.

(2) Penamaan masing-masing bent uk sekol ah menengah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) angka 1 dan angka 5 dit et apkan ol eh Ment eri.

(3) Penamaan masing-masing bent uk sekol ah menengah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) angka 3 dit et apkan ol eh Ment eri Agama set el ah mendengar pert imbangan Ment eri.

(4) Penamaan masing-masing bent uk sekol ah menengah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) angka 2 dan angka 4 dit et apkan ol eh Ment eri, at au Ment eri l ain set el ah mendengar pert imbangan Ment eri.

Pasal 5

(5)

BAB IV

SYARAT DAN TATACARA PENDIRIAN

Pasal 6

(1) Pendirian sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah dan masyarakat harus memenuhi persyarat an t ersedianya :

1. sekurang-kurangnya duapul uh orang unt uk sekol ah menengah umum, kej uruan dan kedinasan, sepul uh orang unt uk sekol ah menengah keagamaan, dan l ima orang unt uk sekol ah menengah l uar biasa;

2. t enaga kependidikan yang sekurang-kurangnya t erdiri at as seorang guru unt uk set iap mat a pel aj aran;

3. kurikul um;

4. sumber dana t et ap unt uk menj amin kel angsungan penyel enggaraan pendidikan;

5. t empat bel aj ar;

6. buku pel aj aran dan peral at an pendidikan.

(2) Pendirian sat uan pendidikan menengah yang disel enggarakan ol eh masyarakat sel ain memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) harus pul a memenuhi persyarat an bahwa penyel enggaraannya adal ah yayasan at au badan yang bersif at sosial .

(6)

pert imbangan Ment eri.

Pasal 7

Pendirian sekol ah menengah kej uruan sel ain memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) harus pul a memenuhi persyarat an t ersedianya pot ensi l apangan kerj a dan dukungan masyarakat , t ermasuk dunia usaha/ indust ri,

Pasal 8

Pendirian sekol ah menengah kedinasan sel ain memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 ayat (1) harus pul a memenuhi persyarat an :

1. adanya kebut uhan pendidikan t enaga yang diperl ukan yang t idak dapat dipenuhi ol eh sat uan pendidikan menengah di l ingkungan Depart emen baik dal am j uml ah maupun kual if ikasi;

2. memil iki ket ent uan baku dal am penyel enggaraannya yang mel iput i kurikul um dan penerimaan siswa yang dikait kan dengan penempat an l ul usannya pada Depart emen l ain yang bersangkut an;

3. memperol eh perset uj uan t ert ul is dari Ment eri.

Pasal 9

(1) Tat acara pendirian sat uan pendidikan menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah at au masyarakat mel iput i :

1. pengaj uan permohonan pendirian yang disert ai persyarat an pendirian;

(7)

(2) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri dan khusus unt uk sekol ah menengah keagamaan dan kedinasan diat ur ol eh Ment eri l ain set el ah mendengar pert imbangan Ment eri.

(3) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) khusus unt uk sekol ah menengah keagamaan dan kedinasan diat ur ol eh Ment eri l ain set el ah mendengar pert imbangan Ment eri.

BAB V

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 10

(1) Sekol ah menengah menyel enggarakan kegiat an bel aj ar-mengaj ar berdasarkan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 dengan memperhat ikan pul a wawasan Wiyat amandal a.

(2) Unt uk membant u penyel enggaraan kegiat an pendidikan menengah pada set iap sekol ah menengah dibent uk badan pembant u penyel enggara pendidikan.

(3) Pembent ukan, susunan, t ugas dan f ungsi sert a pembinaan badan pembant u penyel enggara pendidikan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) diat ur ol eh Ment eri.

BAB VI PENGELOLAAN

Pasal 11

(8)

pendidikan nasional adal ah t anggung j awab Ment eri.

(2) Tanggung j awab pengel ol aan sekol ah menengah keagamaan dil impahkan ol eh Ment eri kepada Ment eri Agama.

(3) Tanggung j awab pengel ol aan sekol ah menengah kedinasan dil impahkan ol eh Ment eri kepada Ment eri l ain.

Pasal 12

(1) Pimpinan sekol ah menengah t erdiri at as Kepal a Sekol ah dan seorang at au l ebih Wakil Kepal a Sekol ah berdasarkan kebut uhan.

(2) Pimpinan sekol ah dibant u ol eh t enaga kependidikan l ainnya dan t enaga administ rasi.

(3) Susunan organik t ugas dan wewenang sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah dit et apkan ol eh Ment eri sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

(4) Susunan organik t ugas dan wewenang sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh masyarakat dit et apkan ol eh badan penyel enggara sekol ah menengah yang bersangkut an dengan memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (3).

(5) Anggot a pengurus badan penyel enggara sekol ah menengah t idak dibenarkan memangku j abat an dal am organik sekol ah menengah yang bersangkut an.

Pasal 13

(9)

t anah dan gedung sert a pemel iharaannya pada sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah menj adi t anggung j awab Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

(2) Pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan t enaga kependidikan, kurikul um, buku pel aj aran, peral at an pendidikan, t anah dan gedung sert a pemel iharaannya pada sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh masyarakat menj adi t anggung j awab badan penyel enggara sekol ah menengah yang bersangkut an.

(3) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Ment eri l ain yang t erkait .

Pasal 14

(1) Kepal a sekol ah dari sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah bert anggung j awab kepada Ment eri at au Ment eri l ain yang t erkait at as penyel enggaraan kegiat an pendidikan, administ rasi sekol ah, pembinaan t enaga kependidikan l ainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana.

(2) Kepal a sekol ah dari sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh masyarakat bert anggung j awab kepada badan penyel enggara sekol ah menengah yang bersangkut an at as penyel enggaraan kegiat an pendidikan, administ rasi sekol ah, pembinaan t enaga kependidikan l ainnya, dan pendayagunaan sarana dan prasarana.

(10)

BAB VII KURIKULUM

Pasal 15

(1) Isi kurikul um pendidikan menengah merupakan susunan bahan kaj ian dan pel aj aran unt uk mencapai t uj uan pendidikan menengah dal am rangka upaya pencapaian t uj uan pendidikan nasional .

(2) Isi kurikul um pendidikan menengah waj ib memuat bahan kaj ian dan mat a pel aj aran t ent ang :

a. pendidikan Pancasil a; b. pendidikan agama;

c. pendidikan kewarganegaraan.

(3) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) diat ur ol eh Ment eri.

(4) Kurikul um pendidikan menengah yang berl aku secara nasional dit et apkan ol eh Ment eri at au Ment eri l ain berdasarkan pel impahan wewenang dari Ment eri.

(5) Sekol ah menengah dapat menj abarkan dan menambah mat a pel aj aran sesuai dengan keadaan l ingkungan dan ciri khas sekol ah menengah yang bersangkut an dengan t idak mengurangi kurikul um yang berl aku secara nasional .

(6) Sekol ah menengah dapat menj abarkan dan menambah bahan kaj ian dari mat a pel aj aran sesuai dengan kebut uhan set empat .

(11)

(8) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) diat ur ol eh Ment eri.

BAB VIII SISWA

Pasal 16

(1) Unt uk dapat dit erima sebagai siswa sekol ah menengah seseorang harus :

1. t amat pendidikan dasar;

2. memil iki kemampuan yang disyarat kan ol eh sekol ah menengah yang bersangkut an.

(2) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

Pasal 17

(1) Siswa mempunyai hak :

1. mendapat perl akuan sesuai dengan bakat , minat , dan kemampuannya;

2. memperol eh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut nya;

3. mengikut i program pendidikan yang bersangkut an at as dasar pendidikan berkel anj ut an, baik unt uk mengembangkan kemampuan diri maupun unt uk memperol eh pengakuan t ingkat pendidikan t ert ent u yang t el ah dibakukan;

(12)

5. pindah ke sekol ah menengah yang sej aj ar at au yang t ingkat nya l ebih t inggi sesuai dengan persyarat an penerimaan siswa pada sekol ah menengah yang hendak dimasuki;

6. memperol eh penil aian hasil bel aj arnya;

7. menyel esaikan program pendidikan l ebih awal dari wakt u yang dit ent ukan;

8. mendapat pel ayanan khusus bil amana menyandang cacat .

(2) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

Pasal 18

(1) Set iap siswa berkewaj iban unt uk :

1. ikut menanggung biaya penyel enggaraan pendidikan, kecual i bil amana siswa dibebaskan dari kewaj iban t ersebut sesuai dengan perat uran yang berl aku;

2. memat uhi semua perat uran yang berl aku;

3. menghormat i t enaga kependidikan;

4. ikut memel ihara sarana dan prasarana sert a kebersihan, ket ert iban dan keamanan sekol ah menengah yang bersangkut an.

(13)

BAB IX PENILAIAN

Pasal 19

Penil aian sekol ah menengah dil aksanakan secara bert ahap, bersinambungan, dan bersif at t erbuka unt uk memperol eh ket erangan t ent ang kegiat an dan kemaj uan bel aj ar siswa, pel aksanaan kurikul um, guru dan t enaga kependidikan l ainnya, dan sekol ah menengah sebagai sat u kesel uruhan dal am rangka pembinaan, pengembangan, dan penent uan akredit asi sekol ah menengah yang bersangkut an.

Pasal 20

(1) Penil aian kegiat an dari kemaj uan bel aj ar siswa dil akukan unt uk menget ahui hasil bel aj ar dan membant u perkembangan siswa.

(2) Penil aian hasil bel aj ar siswa pada akhir pendidikan menengah dil akukan unt uk memberi surat t anda t amat bel aj ar.

(3) Penil aian sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dapat dil akukan secara nasional unt uk menget ahui mut u hasil pendidikan dal am rangka pembinaan dan pengembangan sekol ah menengah.

Pasal 21

(1) Penil aian pel aksanaan kurikul um dil akukan unt uk menget ahui kesesuaian ant ara kurikul um sekol ah menengah yang bersangkut an dengan dasar, f ungsi, dan baik t uj uan pendidikan menengah maupun t uj uan pendidikan nasional ; dengan kemampuan siswa; dan dengan t unt ut an perkembangan yang t erj adi dal am masyarakat .

(14)

diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

Pasal 22

(1) Penil aian t erhadap guru dan t enaga kependidikan l ainnya dil akukan unt uk menget ahui kemampuan dan kewenangan prof esional .

(2) Hasil penil aian sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dipergunakan unt uk :

1. pembinaan dan pengembangan guru dan t enaga kependidikan l ainnya;

2. penyempurnaan kurikul um dan pengel ol aan program pendidikan guru dan t enaga kependidikan l ainnya.

Pasal 23

(1) Penil aian sekol ah menengah sebagai sat u kesel uruhan dil akukan unt uk menget ahui kemampuan pengel ol aan dan/ at au kegiat an pendidikan yang bersangkut an.

(2) Penil aian sekol ah menengah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) mel iput i segi-segi :

1. kel embagaan;

2. kurikul um;

3. siswa;

4. guru dan t enaga kependidikan l ainnya;

5. sarana dan prasarana;

(15)

7. keadaan umum pada sekol ah menengah yang bersangkut an.

(3) Hasil penil aian sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dipergunakan unt uk mel akukan pembinaan sekol ah-sekol ah yang bersangkut an dan menent ukan peringkat akredit asi.

(4) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

Pasal 24

(1) Akredit asi merupakan penil aian yang dil aksanakan t erhadap sekol ah menengah yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah maupun ol eh masyarakat unt uk menent ukan peringkat sekol ah menengah.

(2) Dal am penent uan peringkat diadakan perbedaan ant ara sekol ah menengah yang t el ah dan bel um memenuhi syarat pembakuan at au krit eria t ert ent u.

(3) Penil aian unt uk penent uan akredit asi disel enggarakan ol eh suat u badan yang diangkat ol eh Ment er i dan yang t erdiri at as unsur Pemerint ah dan masyarakat .

(4) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang bersangkut an.

Pasal 25

(16)

(2) Guru berkewaj iban menil ai kegiat an dan kemaj uan bel aj ar siswa sert a pel aksanaan kurikul um yang berada dal am wewenang dan t anggung j awabnya.

(3) Kepal a sekol ah berkewaj iban menil ai dan membina pel aksanaan kurikul um, guru dan t enaga kependidikan l ainnya, pendayagunaan sarana dan prasarana dal am l ingkungan sekol ah menengah yang berada dal am wewenang dan t anggungj awabnya.

(4) Pengawas berkewaj iban menil ai dan membina penyel enggaraan pendidikan disekol ah menengah yang berada dal am wewenang dan t anggung j awabnya.

(5) Tenaga kependidikan l ainnya yang t erkait berkewaj iban menil ai pel aksanaan kegiat an di bidang yang menj adi t anggung j awab masing-masing.

(6) Penyel enggara sekol ah menengah berkewaj iban unt uk menil ai dan membina kesel uruhan kegiat an pendidikan di bawah naungannya.

Pasal 26

(1) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 20, Pasal 22, dan Pasal 25 diat ur ol eh Ment eri.

(2) Pel aksanaan ket ent uan pasal -pasal sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) khusus t ent ang pendidikan agama dan guru pendidikan agama diat ur ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Ment eri Agama.

(17)

menengah kedinasan diat ur ol eh Ment eri l ain yang bersangkut an dengan memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1).

BAB X BIMBINGAN

Pasal 27

(1) Bimbingan merupakan bant uan yang diberikan kepada siswa dal am rangka upaya menemukan pribadi, mengenal l ingkungan, dan merencanakan masa depan.

(2) Bimbingan diberikan ol eh guru pembimbing.

BAB XI PEMBIAYAAN

Pasal 28

(1) Penyel enggara sekol ah menengah harus membiayai sekol ah menengah yang disel enggarakannya.

(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud dal am ayat ( 1) mel iput i :

1. gaj i guru, t enaga kependidikan l ainnya, dan t enaga administ rasi;

2. biaya pengadaan dan pemel iharaan sarana dan prasarana; 3. biaya perl uasan dan pengembangan.

Pasal 29

(18)

masyarakat t erut ama dunia usaha dan para dermawan unt uk memperol eh sumber daya dal am rangka menunj ang penyel enggaraan dan pengembangan pendidikan.

(2) Unt uk mempersiapkan siswa sekol ah menengah kej uruan menj adi t enaga kerj a, pada sekol ah menengah kej uruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara prof esional .

(3) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain.

BAB XII PENGAWASAN

Pasal 30

(1) Pemerint ah mel akukan pengawasan t erhadap sekol ah menengah dal am rangka pembinaan, pengembangan, perl indungan, peningkat an mut u, dan pel ayanan sekol ah menengah yang bersangkut an.

(2) Pengawasan dil akukan t erhadap penyel enggaraan pendidikan dan administ rasi sekol ah menengah yang bersangkut an.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) dil akukan ol eh pengawas sekol ah menengah.

(4) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain,

Pasal 31

(19)

penyel enggara sekol ah menengah yang mel akukan pel anggaran t erhadap perat uran perundang-undangan yang berl aku.

BAB XIII PENGEMBANGAN

Pasal 32

(1) Pengembangan mel iput i upaya perbaikan, perl uasan, pendal aman, dan penyesuaian pendidikan mel al ui peningkat an mut u baik penyel enggaraan kegiat an pendidikan maupun peral at an penunj angnya.

(2) Pada sekol ah menengah dapat dil akukan uj i-coba gagasan baru yang diperl ukan dal am rangka pengembangan pendidikan menengah.

(3) Kegiat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) dil aksanakan dengan t idak mengurangi kel angsungan penyel enggaraan pendidikan pada sekol ah menengah yang bersangkut an.

(4) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diat ur ol eh Ment eri at au Ment eri l ain yang t erkait .

BAB XIV KETENTUAN LAIN

Pasal 33

(20)

menengah.

(2) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Ment eri l ain yang t erkait .

Pasal 34

(1) Pihak asing dapat mengadakan dan menyel enggarakan sat uan dan/ at au kegiat an pendidikan menengah sej auh t idak bert ent angan dengan kepent ingan nasional .

(2) Sat uan pendidikan menengah sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil arang menerima pesert a didik warga negara Indonesia.

(3) Syarat -syarat dan t at acara pendirian sert a bent uk sat uan, l ama pendidikan dan penyel enggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur ol eh Ment eri set el ah mendengar pert imbangan Ment eri l ain yang t erkait .

BAB XV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

(21)

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Perat uran Pemerint ah ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 10 Jul i 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 10 Jul i 1990

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA t t d

(22)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990

TENTANG

PENDIDIKAN MENENGAH

UMUM

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional mengamanat kan bahwa pendidikan menengah disel enggarakan unt uk mel anj ut kan dan mel uaskan pendidikan dasar sert a mempersiapkan pesert a didik menj adi anggot a masyarakat yang memil iki kemampuan mengadakan hubungan t imbal bal ik dengan l ingkungan sosial , budaya dan al am sekit ar sert a dapat mengembangkan kemampuan l ebih l anj ut dal am dunia kerj a at au pendidikan t inggi.

Pendidikan menengah disel enggarakan mel al ui bent uk-bent uk sat uan pendidikan menengah umum, kej uruan, keagamaan, kedinasan dan l uar biasa. Meskipun masing-masing bent uk sat uan pendidikan t ersebut memil iki t uj uan yang berbeda, namun l ul usannya dapat mel anj ut kan pada j enj ang pendidikan t inggi.

Berkenaan dengan pemanf aat an perkembangan t eknol ogi, pendidikan menengah dapat disel enggarakan dal am bent uk kegiat an bel aj ar-mengaj ar di sekol ah maupun dal am bent uk program pendidikan j arak j auh.

(23)

Mengingat bahwa pendidikan menengah dapat disel enggarakan baik ol eh Pemerint ah, dal am hal ini Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan dan Depart emen l ain, maupun ol eh masyarakat , dal am hal ini yayasan at au badan penyel enggara yang bersif at sosial , Perat uran Pemerint ah ini j uga mengat ur pembagian wewenang dan t anggung j awab at as penyel enggaraan pendidikan menengah di ant ara para penyel enggara pendidikan menengah yang bersangkut an.

Di samping it u, Perat uran Pemerint ah ini j uga memberi pel uang baik bagi sat uan pendidikan menengah maupun bagi penel it i dan pengembang di bidang pendidikan unt uk mel akukan penel it ian dan/ at au uj i-coba unt uk mengembangkan gagasan baru at au dal am rangka penyempurnaan sist em pendidikan nasional dengan t idak mengurangi kel angsungan penyel enggaraan pendidikan menengah pada sekol ah yang bersangkut an.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j el as

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup j el as

(24)

Lapangan kerj a yang dimaksud dal am ayat ini dapat berbent uk kesempat an bekerj a sebagai t enaga yang dipekerj akan at au kesempat an unt uk bekerj a mandiri.

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 5

Bagi program-program pendidikan kej uruan yang dianggap memerl ukan masa pendidikan l ebih dari t iga t ahun Ment eri dapat mempert imbangkan perpanj angan masa pendidikan menj adi empat t ahun.

Pasal 6

Ayat (1)

(25)

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 7

Sesuai dengan bent uknya, sekol ah menengah kej uruan menyel enggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan j enis-j enis l apangan kerj a. Pada awal pendiriannya sekol ah menengah kej uruan perl u mempunyai sej uml ah program yang memungkinkan t amat annya memasuki l apangan kerj a yang t ersedia. Program-program diharapkan senant iasa disesuaikan dengan perkembangan l apangan kerj a. Dukungan masyarakat dal am kait an dengan pendirian sekol ah menengah kej uruan ant ara l ain berupa kesanggupan dunia usaha/ indust ri unt uk membant u penyel enggaraan pendidikan sehingga dapat berl angsung secara bersinambungan.

Pasal 8

Cukup j el as

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 10

(26)

Wawasan wiyat amandal a adal ah suat u pandangan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Sekol ah merupakan l ingkungan pendidikan;

2. Kepal a sekol ah mempunyai wewenang dan t anggung j awab penuh at as penyel enggaraan pendidikan dal am l ingkungan sekol ahnya;

3. Ant ara guru dan orangt ua siswa harus ada sal ing pengert ian dan kerj asama erat unt uk mengemban t ugas pendidikan;

4. Para warga sekol ah di dal am maupun di l uar sekol ah, harus senant iasa menj unj ung t inggi mart abat dan cit ra guru;

5. Sekol ah harus bert umpu pada masyarakat sekit arnya dan mendukung kerukunan ant ar warga sekol ah.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2, )

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 12

Ayat (1)

(27)

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Badan penyel enggara sekol ah menengah dal am ayat ini adal ah yayasan at au badan yang bersif at sosial .

Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 15

(28)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Cukup j el as

Ayat (6)

Cukup j el as

Ayat (7)

Cukup j el as

Ayat (8)

Cukup j el as

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 17

Ayat (1)

Angka 1

(29)

Angka 2

Sekol ah menengah yang memil iki kekhususan at as dasar agama t ert ent u t idak berkewaj iban menyel enggarakan pendidikan agama l ain dari pada agama yang merupakan kekhususan sekol ah yang bersangkut an.

Angka 3

Cukup j el as

Angka 4

Cukup j el as

Angka 5

Cukup j el as

Angka 6

Cukup j el as

Angka 7

Cukup j el as

Angka 8

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

(30)

Cukup j el as

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

(31)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 25

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan pengawas dal am ayat ini adal ah t enaga kependidikan yang mel aksanakan f ungsi pengawasan penyel enggaraan pendidikan menengah.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3 )

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

(32)

Ayat (6)

Penyel enggara sekol ah menengah dal am ayat ini adal ah Pemerint ah at au yayasan/ badan yang menyel enggarakan sekol ah menengah yang bersangkut an.

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 27

Ayat (1)

Bimbingan dal am rangka menemukan pribadi siswa dimaksudkan unt uk membant u siswa mengenal kel ebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

Bimbingan dal am rangka mengenal l ingkungan dimaksudkan unt uk membant u siswa menyesuaikan diri dengan l ingkungan sosial , ekonomi, budaya sert a al am yang ada.

Bimbingan dal am rangka merencanakan masa depan dimaksudkan unt uk membant u siswa memikirkan dan mempersiapkan diri unt uk l angkah yang dipil ihnya set el ah t amat bel aj ar pada sekol ah menengah sert a kariernya di masa depan.

Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan menerbit kan pedoman yang dapat dij adikan acuan dal am penyel enggaraan kegiat an bimbingan di sekol ah.

(33)

Cukup j el as

Pasal 28

Ayat (1)

Pemerint ah dapat memberi bant uan dal am bent uk subsidi at aupun dal am bent uk l ain bagi sekol ah yang disel enggarakan ol eh masyarakat sesuai dengan asas keadil an dan dengan memperhat ikan at uran- at uran yang berl aku, t erut ama berhubungan dengan pert anggungj awaban penggunaan anggaran negara.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 29

Ayat (1)

Kerj asama sekol ah menengah kej uruan dengan dunia usaha dimaksudkan unt uk mendayagunakan secara bersama sarana dan prasarana yang ada pada kedua pihak sert a unt uk l ebih menj amin kesesuaian ant ara kurikul um dengan t unt ut an l apangan kerj a yang t ersedia.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(34)

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 31

Tindakan administ rat if berwuj ud pemberian peringat an sebagaimana t indakan yang pal ing ringan dan perint ah

penut upan sekol ah menengah yang bersangkut an sebagai t indakan yang pal ing berat .

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 34

(35)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 35

Cukup j el as

Pasal 36

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Kualifikasi Paket Pekerjaan Pembangunan Pelabuhan Laut Pulau Wakde (lelang ulang) dengan (Kode Lelang : 4191041 ), maka bersama ini Pokja Biro

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Peker jaan PENGADAAN MOBILER PERPUSTAKAAN DESA pada KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN ACEH TENGGARA Sumber Dana APBK - OTSUS Tahun Anggar

Pada hari ini Rabu tanggal sepuluh bulan Mei Dua ribu tujuh belas, kami selaku Pokja ULP Pengadaan Birosarpras berdasarkan surat perintah Kepala Layanan Pengadaan Nomor :

Guna pembuktian kualifikasi, diharapkan saudara membawa semua data dan informasi yang sah dan Asli sesuai dengan Data Isian Kualifikasi dan Dokumen Penawaran yang saudara

Banyak Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Boyolali yang masih dalam proses pembangunan dan pengembangan salah satunya adalah wisata Kampoeng Air di desa

tangan di bawah ini Panitia Pengadaan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Padang Panjang untuk Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan

[r]

Perlakuan akuntansi yang diterapkan untuk setiap fee yang diterima, jumlah yang diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan, dan pos dalam laporan laba