i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN DAN PERGERAKAN NASIONAL MELALUI METODE MIND
MAPPING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II
MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Tri Hidayah NIM : 11511035
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN DAN PERGERAKAN NASIONAL MELALUI METODE MIND
MAPPING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II
MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Tri Hidayah NIM : 11511035
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ُُُريِبَخ َنوُلَمْعَت اَمِب ُاللهَو ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكنِم اوُنَماَء َنيِذَّلا ُالله ِعَفْرَي
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta
salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw. yang senantiasa dinanti-nantikan
syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil belajar IPS materi Perjuangan Pada Masa
Penjajahan dan Pergerakan Nasionalpada siswa kelas V Semester IIMIAsas Islam Kalibening kota
Salatiga tahun 2016/2017” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku KetuaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi PGMI
4. Ibu Dr. Muna Erawati, S.Psi, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
x PUBLIKASI
Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN DAN PERGERAKAN NASIONAL MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI ASAS ISLAM KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Abstrak : Hidayah, Tri. 2017. Peningkatan hasil belajar mata
pelajaran IPS Materi Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional Melalui Metode Mind Mapping pada kelas V semester II MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muna Erawati S.P.si, M.Si
Kata kunci : Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS dan metode Mind Mapping,
Pembelajaran IPS umumnya mengasah kemampuan siswa untuk melakukan pembelajaran secara kontektual dengan pengamatan dan pengalaman langsung disertai dengan menghafal materi, oleh sebab itu guru sebagai pengajar haruslah lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan. Namun faktanya masih ada guru yang mengajar monoton. Hal itu membuat siswa kebosanan dan banyak yang berbicara sendiri akibatnya hasil belajar IPS rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan Mind Mapping meningkatkan hasil belajar IPS materi Perjuangan Pada Masa Penjajahan Dan Pergerakan Nasional pada siswa kelas V semester II MI Asas Islam Kalibening Tahun 2016/2017?
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi pre-test, post test, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS materi Perjuangan Pada Masa Penjajahan Dan Pergerakan Nasional pada siswa kelas V semester II tahun 2016/2017. Melalui Mind Mapping adanya peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat kondisi awal dari hasil pembahasan yaitu Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada observasi sebesar 61,2 atau 45% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 65,6 atau 75%, meningkat lagi pada siklus II menjadi 69 88% dan pada siklus III rata –rata nilai naik menjadi 70,8 atau100% siswa tuntas. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui Mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional pada siswa kelas V semester II MI Asas Islam Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun 2016/2017.
Pengarang : a. Nama : Tri Hidayah
xi
b. E-mail : munaerawati@gmail.com
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jurusan : PENDIDIKAN GURU MADRASAH
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR LOGO ... ii
HALAMAN SAMPUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN ... v
PERYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii-xiv DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... 7
E. Kegunaan Penelitian ... 8
F. Definisi Operasional ... 9
G. Metode Penelitian ... 11
1. Rancangan Penelitian ... 11
2. Subjek Penelitian ... 11
3. Langkah- langkah Penelitian... 12
4. Instrumen Penelitian ... 13
5. Pengumpulan Data ... 14
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 16
xiii
A. Hasil Belajar... 18
1. Pengertian Belajar ... 18
2. Ciri – ciri Belajar ... 19
3. Prinsip Belajar ... 19
4. Hasil Belajar... 21
5. Maacam – macam Belajar ... 22
6. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 23
B. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23
1. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial ... 23
2. Ruang Lingkup Ilmu pengetahuan Sosial ... 24
3. Tujuan Pembelajaran IPS ... 25
4. Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan pergerakan Nasioal ... 27
C. Metode Mind Mapping ... 32
1. Pengertian Metode Mind Mapping ... 34
2. Langkah- langkah Metode Mind Mapping ... 36
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping ... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40
A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 40
1. Lokasi Penelitian ... 40
2. Visi Misi MI Asas Islam ... 40
3. Data Guru MI Asas Islam ... 41
4. Data Siswa MI Asas Islam ... 43
5. Karakteristik Siswa ... 43
6. Nilai Observasi... 43
7. Pelaksanaan Penelitian ... 44
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Penelitian ... 45
1. Pelaksanaan Siklus I ... 45
2. Pelaksanaan Siklus II ... 49
3. Pelaksanaan Siklus III ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
xiv
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 57
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 58
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 89
B. Pembahasan... 60
1. Rekapitulasi Hasil Tes ... 77
2. Hasil Observasi ... 79
BAB V PENUTUP ... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 82
1. Bagi Guru ... 82
2. Bagi Siswa ... 83
3. Bagi sekolah ... 83 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Daftar guru MI Asas Islam Kalibening- tingkir 41
2. Tabel 3.2 Daftar siswaa MI Asas Islam Kalibening - tingkir 42
3. Tabel 3.3 Data keadaan siswa kelas v MI Asas Islam Kalibening 43
4. Tabel 3.4 Daftar data observasi 44
5. Tabel 3.5 Daftra nilai hasil elajar siswa siklus I 48
6. Tabel 3.6 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus II 53
7. Tabel 3.7 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus III 57
8. Tabel 4.1 Nilai hasil observasi 60
9. Tabel 4.2 Nilai IPS siswa siklus I 64
10. Tabel 4.3 Nilai IPS siswa siklus II 67
11 Tabel 4.4 Nilai IPS siswa siklus III 71
12. Tabel 4.5 Pembahasan hasil penelitian 73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
Lampiran 2 Lembar Pengamatan siswa sikulus 1
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 6 Lembar Pegamatan Siswa Siklus III
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 Lembar konsultasi Skripsi
Lampiran 9 Nota Pembimbing
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Daftar SKK
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan mulia di dunia ini,
tidak ada sesuatupun ciptaan Tuhan yang menyamai manusia, karena kesempurnaan itulah
manusia dikaruniai berbagai potensi yang luar biasa diantaranya adalah diberi akal fikiran. Dengan
akal manusia bisa berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan maksud
pengembangan sebagai manusia yang utuh. Dengan akal pula manusia juga dapat membedakan
antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, bahkan dengan akal manusia bisa
mengkaji dan meneliti sebab akibat dari setiap peristiwa pada alam semesta ini. Pada surah Adz
Dzariyat : 56 Allah berfirman
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku.”
Dalam surah tersebut mengandung arti agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta
menyembah kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi,
manusia juga mempunyai fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya, dalam hal ini
adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta
2
Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia juga merupakan ciri penting yang
membedakan manusia dari makhluk lain, kemampuan belajar ini memberi manfaat bagi individu
dan juga bagi masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yang berbudaya, dengan belajar
seseorang juga mampu mengubah perilaku, dan membawa pada perubahan individu-individu
belajar yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Martinis Yamin, 2005: 104)
Gage (1984) mendefiniskan belajar sebagai suatu proses dimana organisma berubah
perilakunya diakibatkan pengalaman. Demikian juga Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar
terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Dari definisi dua ahli tersebut
mengandung pengertian bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman
yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru (Martinis Yamin, 2005:
99)
Pendidik sebaiknya bisa memahami karakteristik ataupun pemikiran anak dalam proses
pembelajaran. Karena para pendidik yang berkualitas adalah salah satu modal membangun
pemikiran anak didik agar lebih baik. Selain itu para pendidik hendaknya juga mulai memberi
pengajaran kepada anak mulai sejak dini agar dalam proses berfikir anak sudah mulai matang
(Yusep Nurjatmika, 2011)
Pada hakekatnya pembelajaran IPS meliputi kegiatan penyampaian pesan berupa pengetahuan,
ketrampilan, penanaman sikap tertentu kepada peserta didik (smith, 2009:45). Kita juga perlu
memahami bahwa anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, ia memiliki potensi, tetapi
potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan
perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, dalam
3
tingkat pertumbuhan serta perkembangan pada diri setiap anak merupakan faktor penting yang
perlu diperhatikan oleh para pendidik (Conny R. Semiawan, 2008).
Seperti halnya pembelajara IPS yang perlu di berikan di sekolah dasar merupakan pendidikan
nilai (value education) yakni : pendidikan nilai yang baik merupakan norma – norma keluarga dan
masyarakat seperti menghormati hak- hak perorangan kesetaraan etoskerja, dan martabat manusia
sebagai upaya membangun kelas yang demokratis (Rasimin :2012).
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan pembelajaran. tujuan pembelajaran di perkenalkan pertama kali oleh Skinner pada
tahun 1950 yang diterapkan dalam ilmu perilaku (behavior science) dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang di lakukan dalam proses belajar mengajar. Perubahan
perubahan yang terjadi dalam struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam
program pendidikan termasuk didalamnya adalah pembelajaran ilmu pengetahuan sosial masih
belum tergambar secara jelas kerangka berpikir dan landasanya.
Salah satu pendekatan pembelajaran IPS yang dapat diterapkan adalah pendekatan
keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang
mengarah pada pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik dan sosial untuk
menemukan fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar
mengajar yang telah mengaktifkan peserta didik sehingga mampu menumbuhkan sejumlah
keterampilan tertentu pada diri peserta didik.Pada petunjuk pelaksanaan prosese balajar mengajar
dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan keterampilan proses adalah keterampilan peserta
didik untuk mengelola perolehan belajarnya yang didapat melalui proses belajar mengajar yang
memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk mengamati, menggolongkan,
4
keterampilan fisik dan mental serta pengembangan keterampilan proses telah dimiliki pula oleh
anak meskipun dalam wujud potensi atau kemampuan yang masih rendah, kemampuan yang masih
perlu dituntut untuk diwujudkan.
Menurut Suryo Subroto (1995 : 75), ”Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan
memproseskan pendekatan belajar, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sikap dan
nilai yang dituntut seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses balajar-mengajar sejati
menciptakan kondisi cara belajar peserta didik aktif”. Menurut Azhar dalam Ade Sanjaya (1993:
7), ”Keterampilan proses merupakan kemampuan peserta didik untuk mengelola (memperoleh)
yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya pada peserta didik untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut”. Dengan
demikian, melalui pendekatan keterampilan proses itu diterapkan sentuhan untuk mengaktifkan
anak didik belajar untuk mempelajari sesuatu mewujudkan suatu minat yang akhirnya mengarah
kepada suatu keterlibatan yangdilandasi rasa tanggung jawab didalam menghadapi dan mangatasi
masalah-masalah dalam belajar. Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan peserta
didik secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik antara lain
kemampuan mengamati, menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep,
merencanakan dan pelaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk kepribadian manusia yang
seutuhnya dengan jalan membina seluruh potensi yang ada pada diri anak didik baik jasmani
maupun rohani. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) mempunyai tujuan membentuk warga negara yang
baik, yakni sebagai warga negara yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
5
pengetahuan sosial sebagai program pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai program
pendidikan memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sosial dalam kehidupan sehari hari.
Artinya, ketrampilan melakukan sesuatu yng berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong menolong, sesama umat manuisa, dan
melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di mayasrakat.
Faktor faktor yang berpengaruh dalam pemilihan metode pembelajaran adalah karakteristik
tujuan kegiatan dan karateristik yang materi diajar. Pada hakekatnya metode adalah penerapan
prinsip prinsip psikologi dan prinsip prinsip pendidikan bagi perkembangan peserta didik (Nana
syaodih. 2000 : 194). Adapun karakteristik tujuan pembelajaran adalah pengembangan kreatifitas,
bahasa, emosi, motorik, nilai, dan sikap melalui pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa dapat mempengaruhi aspek psikologis peserta didik seperti kognitif , afektif,
psikomotorik, perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Dampak dari kekuatan psikis mampu
menggerakkan aktivitas atau perbuatan peserta didik dalam belajar.
Dalam penerapan pembelajaran khususnya pada pelajaran IPS, belajar bukan hanya untuk
mendengar cerita, membaca buku, menghafalkan teori, tetapi juga proses penemuan, melakukan
eksplorasi, serta menyajikan pembelajaran yang menarik. Dengan demikian saat proses
pembelajaran siswa harus aktif bertanya, mencari tahu dan melakukan penyelidikan karena tidak
semua pembelajaran itu didapatkan dari guru.
Melihat keadaan yang demikian, maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat mencoba
suatu penelitian untuk mengatasi masalah yang ada dengan mencoba menerapkan metode yang
menyenangkan dan menarik bagi siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran dan
prestasi belajar siswa bisa ditingkatkan. Metode yang digunakan peneliti dan guru yaitu metode
6
belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan. Dalam konteks pembelajaran Mind Mapping
adalah metode pencatatan kreatif dengan cara mengembangkan alur berpikir siswa dari hal- hal
yang umum ke hal- hal yang detail. Alur berpikir seperti ini memudahkan siswa dalam mengingat
banyak informasi dan mempresentasikan secara akurat dan menyenagkan.Berdasarkan penjelasan
diatas diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berfokus kepada
guru sebagai sumber materinya dan kurang adanya metode yang lebih variatif, sehingga dalam
pembelajaran yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPS maka perlu diadakan penelitian
tindakan kelas yang berjudul” PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN DAN PERGERAKAN NASIONAL MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI ASASISLAM KALIBENING KEC. TINGKIR KOTASALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017.
B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan metode Mind mapping dapat meningkatkan Hasil belajar IPS
materi Perjuangan pada masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional pada siswa kelas V
semester II MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahuipenggunaan metode Mind mappingpada peningkatan Hasil
belajar IPS materi Perjuangan pada masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional pada siswa
kelas V semester II MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan 1. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas penelitian yang akan diuji
melalui penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:Melalui
penggunaan Metode Mind Mapping dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi
Perjuangan pada masa Penjajahan dan Pergerakan Nasionalpada siswa kelas V MI Asas
Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Mind Mapping dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator yang dipakai
dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran IPS di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator yang
telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Adapun
indikator yang digunakan yaitu indikator individual, dimana setiap siswa diharapkan
dapat mencapai KKM atau sekor minimal 65 dan indikator klasikal siswa dinyatakan
berhasil apabila dalam satu kelas tersebut siswa yang mendapat skor ≥65 mencapai
persentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 80% atau dengan kata lain, 80% dari siswa
yang ada di dalam kelas tersebut tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
kelas.
8
Penelitian ini akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran IPS khususnya pada materi Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan pergerakan
Nasional melalui metode Mind mapping dalam pembelajaran yang disampaikan guru
secara mendalam. Adapun adanya pelaksanaan penelitian ini akan berguna sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis yaitu memperkaya khasanah atau kajian dalam bidang
pengembangan metode pembelajaran IPS. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru
tentang pembelajaran IPS melalui metode Mind mapping pada siswa kelas V
semester II MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/ 2017. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi
permasalahan yangada dalam proses belajar mengajar IPS sehingga hasil belajar
dapat tercapai sesuai target yang diharapkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik, menyenangkan, dan
memungkinkan dirinya untuk meningkatkanprestasi belajar mata pelajaran IPS
meningkatkan keaktifan siswa dalam berkelompok serta meningkatkan
keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran
IPS melalui metode yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan siswa
sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna. Sebagai acuan dan resensi
9 c. Bagi sekolah/madrasah
Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan sekolah dalam
meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk mata pelajaran IPS dan
meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
F. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan
beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan Hasil belajar IPS
Berasal dari kata “tingkat” yang mendapat imbuhan pe – an yang menunjukkan arti proses
perbuatan cara peningkatan (usaha kegiatan) dan lain sebagainya (Poerwadarminta, 2005: 1280).
Hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan
perbuatan belajar (Snelbeker, 1974 : 12).
Jadi peningkatan hasil belajar merupakan proses peningkatan kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
2. Mata pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu- ilmu sosial yang di sederhanakan untuk
tujuan- tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. (Ali Amran
Udin, 1967 : 47)
Ilmu – ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi
sosial (social studies), atau di Indonesia disebut ilmu pengetahuan sosial (IPS). Paham
sosial berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah- sekolah di
10
Jadi IPS dapat di simpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS menjadikan peserta
didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3. Metode Mind Mapping
Tony Buzzan adalah penemu dari metode mind mapping, Beliau menyatakan
bahwa “your brain is like a sleeping giant”, hal ini disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal. Maksud dari metode mind mapping yaitu
metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah
otak ( otak kanan dan otak kiri ). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya
menggunakan gambar atau warna.
Metode pembelajaran Mind Mapping (peta pikiran) adalah metode pencatatan
kreatif dengan cara mengembangkan alur berpikir siswa dari hal- hal yang umum ke hal-
hal yang detail. Alur berpikir yang seperti ini memudahkan siswa dalam mengingat banyak
informasi mempresentasikannya secara akurat dan menyenangkan.
Adapun model pembelajaran mind mapping yang dapat didefinisikan sebagai
berikut : mind mapping merupakan metode yang menggabungkan kerja otak kanan dan kiri
yang masing – masing memiliki kelebihan dan memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda
– beda untuk setiap bagian dari otak.
Adapun yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah untuk memberikan
pemahaman kepada siswa sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa tersebut dalam
memahami materi yang disampaikan.
11
Metode penelitian dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) merupakan deskripsi
tindakan yang akan dikenakan kepada siswa secara detail dan padat ( sumber : buku ).
Pengertian dari Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah
satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, metode penelitian dalam
PTK memuat langkah- langkah sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006: 74)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
12 4. Lokasi, Waku Penelitian, dan Subjek Penelitian
Tempat penelitian di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga
Kelas V Semester IIWaktu penelitian dilakukan pada akhir semester II tahun ajaran
2016/2017 (a) Observasi dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2016/2017, (b) Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 11 februari 2016/2017, (c) Sikus II dilaksanakan pada tanggal
15 februari 2016/ 2017, (d) Siklus III dilaksanakan pada tanggal 18 februari 2016/2017.
5. Langkah- langkah penelitian
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang
ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat
dijelaskan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto 2006: 74)
a. Perencanaan
1) Menyiapkan RPP dengan menggunakan metode Mind Mapping pada materi
Tokoh- tokoh pergerakan nasional
2) menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran
3) mempersiapkan instrumen penilaian
13 b. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan
tindakan yang telah tertulis di RPP yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
pendahuluan, inti, dan penutup menggunakan metode Team Quiz.
c. Pengamatan
Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang
meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk
mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan
dalam melakukan refleksi.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru
kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang
dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan melalui metode Mind Mapping.
6. Instrumen penilaian
a. Lembar Evaluasi (lembar tes)
Tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mappingdalam mata
pelajaran IPS MateriTokoh- tokoh pergerakan nasional. Dalam tes ini berisi soal-
soal uraian
b. Lembar Observasi
lembar observasi ini digunakan untuk mengamati tingkat pemahaman siswa
14 c. Pedoman Dokumentasi
Tekhnik ini digunakan untuk menghimpun data tentang prestasi belajar
pengamatan pembelajaran IPS materi tokoh- tokoh pergerakan nasional
menggunakan metode Mind Mapping. Disamping itu obsservasi juga
mendokumentasikan dengan foto-foto aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
7. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru kelas. Data
penelitian dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam
menguasai materi perjuangan tokoh daerah melawan penjajah. Teknik tes ini
diberikan setelah pembelaran IPS dengan metode Mind Mapping dengan tujuan
untuk mendapatkan data akhir apakah ada peningkatan prestasi belajar antara siklus
satu dan siklus berikutnya.
b. Observasi
Pengamatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
c. Dokumentasi
Untuk mengetahui prestasi siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi adalah
data foto-foto kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Selain itu juga
15
Kalibening sebelum diterapkan metode Mind Mappingpada materi Perjuangan
Pada Masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional.
8. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (65-100 tuntas dan 0-65 tidak tuntas)
c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika pembelajaran, prestasi
belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus. Nilai per tes untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran IPS.
Peneliti juga menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh nilai rata- rata tes
formatif maka dapat dirumuskan:
P = 𝐹
𝑁x 100%
Keterangan :
P= Nilai dalam persen
F = frekuensi
N= jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225 226)
H. Sistematika Penulisan
16
Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman sampul,lembar
persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan,motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,
dan daftar lampiran
b. Bagian Inti
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian (Rancangan
Penelitian, Subjek Penelitian, langkah- langkah penelitian, Instrumen penelitian,
Pengumpulan data,dan Analisis data), dan Sistematika Penulisan.
Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup Prestasi Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Metode Mind Mapping
Bab III berisi tentang Pelaksanaan Penelitian yang mencakup (1) Deskripsi Pelaksanaan pra Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/ Pengumpulan data,
dan Refleksi). (2) Deskripsi Pelaksaan Siklus I (Rencana, Pelaksanaan,
Pengamatan/ Pengumpulan data dan Refleksi), (3)Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
(Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/ Pengumpulan data, dan Refleksi), (4)
Deskripsi pelaksanaan Siklus III (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan /
Pengumpulan data dan Refleksi)
Bab IV berisi tentang pemaparan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup analisa hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II, dan Analisis
Hasil Siklus III dan pembahasan.
17
c. Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Daftar Riwayat Penulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
18 1. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
yang dimaksud disini adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga melalui belajar manusia
mampu mengetahui, memahami, mengerti dan mengamalkan dan memiliki
sesuatu.(Susanto, 2013: 1)
Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu
pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman.
Dari kutipan tersebut, beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut :
(Daryanto, 2012: 16)
a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai
sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi,
emosional, sikap dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Belajar
Aktivitas belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri belajar meliputi : (Baharuddin,
19
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku (Change behavior). Ini berarti bahwa
hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan
tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya
hasil belajar.
b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relative permanent. Perubahan tingkah laku
yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-rubah.
Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses
belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Sesuatu yang memperkuat
itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Di dalam melaksanaan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip belajar berikut: (Dimyati, 2012: 42)
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu merasa dibutuhkan, maka akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
b. Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey
20
untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru hanya
sekedar membimbing dan mengarahkan.
c. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
d. Pengulangan
Pengulangan dalam kegiatan belajar dilakukan untuk melatih daya ingat,
membentuk respon yang benar dan untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e. Tantangan
Setiap siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran. Tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah hambatan
itu yaitu dengan mempelajari bahan ajar tersebut. Apabila hambatan itu dapat teratasi
maka tujuan belajarnya telah tercapai dan ia akan masuk dalam tujuan dan tantangan
baru.
f. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
baik. Hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya. Namun menurut Skinner, dorongan belajar tidak hanya
untuk penguatan yang menyenangkan tapi juga yang tidak menyenangkan.
21
Siswa merupakan individual yang unik dan memiliki karakter psikis, kepribadian
dan sifat-sifat yang berbeda yang berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil atau perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut
K. Brahim, hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. (Susanto, 2013: 4)
(Sudjana, 2005: 5) menambahkan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar
mengajar. Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari proses pembelajaran dari seluruh aspek, baik aspek kognitif, afektif atau
psikomotorik sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah.
5. Macam-macam Hasil Belajar
22 a. Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang di pelajari. Pemahaman menurut Bloom ini, adalah seberapa besar siswa
mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa, atau sejauhmana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca
, yang diilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan.
Menurut Skeel konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu
pemikiran, gagasan atau suatu pemikiran. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang
telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian.
b. Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
c. Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode,
pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang.Hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih diarahkan pada
pengertian pemahaman konsep.
23
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu faktor internal dan eksternal yang saling mempengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. (Baharuddin, 2008: 19)
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi:
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu yaitu berupa keadaan tonus jasmani (kondisi fisik seseorang) dan keadaan
fungsi jasmani/fisiologis.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu sosial dalam bahasa inggris di sebut social science Ilmu pengetahuan sosial
(IPS) dalam bahasa inggris social studies adalah sekelompok disiplin akademis yang
mempelajari aspek –aspek yangberhubungan denan humaniora karena menekankan
peggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan
kualitatif.
Ilmu – ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbullah paham studi
sosial (social studies), atau di Indonesia disebut ilmu pengetahuan sosial (IPS). Paham
sosial berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah- sekolah di
24
Social studies atau ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu- ilmu sosal yang di
sederhankan untuk tujuan- tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan
menengah (elemantary and secondary school)
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah suatu kajian terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi diorganisasikan dari konsep- konsep
keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi (Puskur, 2001:9).
3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Somantri (2001:79) bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan program
pendidikan yang ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan. Sebagai bidang
pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengethun sosial adalah berupa kehidupan manusia
dalam bermasyrakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo, 2008:15).
Untuk memantapkan ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial perlu di ketahui ciri-
cirinya. Salah satu ciri –ciri utamanya adalah bekerja sama antara disiplin ilmu
pendidikan dengan displin ilmu- ilmu sosial untuk mencapai tujuan endidikan.
Kerjasama disiplin ilmu pendidikan adalah adanya seperangkat kemampuan yang
berguna sebgai berikut : 1) memilih bahan pendidikan dari displin ilmu- ilmu sosial dan
humanities untuk tujuan pendidikan; 2) mengorganisasikan bahan pendidikan secara
ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan; 3) meyajkan (metode) pendidikan secara
ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan dan ; 4) menilai hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial.
Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosia berkaitan dengan masalah- masalah nyata
dalam kehidupan masyarakat, maka pemantapan ilmu pengetahuan sosialdalam
25
mata kuliah yang secara langsung telah menggunakan istilah ilmu pengetahuan sosial
maupun pendidikan kewargaan.
Aspek kehidupan sosial apapun yang kita pelajari baik yang berhubungan dengan
sosial, ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, dan politik, semua yang bersumber
dari masyarakat. oleh sebab itu masyarakat bisa di katakan sebagai laboratorium
demokrasi bagi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai program pendidikan memiliki nilai- nilai
yang harus di kembangkan agar harapan tersebut dapat tercapai. Nilai- nilai yang di
maksud adalah : 1) Nilai Edukatif, 2) Nilai Praktis, 3) Nilai Teoritis, 4) Nilai Filsafat, 5)
Nilai Ketuhanan.
4. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan ilmu pengetahuan sosial sama halnya dengan bidang- bidang yang lain.
Tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara herarki, tujuan
pendidikan nasional pada dasarnya oprasional tiap jenis dan jenjang pendidikan.
Selanjutnya pencapain tujuan institusional ini, secara praktis di jabarkan dalam tujuan
kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang
– kurangnya meliputi: a) membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang
berguna dalam kehidupan masyarakat, b) membekali peserta didik dengan kemampuan
dan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan maslah sosial
yang terjadi dalam kehiduan di masyarakat, c) membekali peserta didik
dengankemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan
berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian, d) membekali peserta didik dengan
26
menjadi bagian dari kehidupannya yang tidak terpisahkan, e) membekali peserta didik
dengan kemampuan mengembangakan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.
Dari tujuan- tujuan tesebut terdapat tujuan kunci yakni menjadikan peserta didik
menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab bermakna peserta
didik tahu kewajiban dan tahu haknya. Oleh karena itu guru harus mampu mengarahkan
pembelajaran IPS dalam rangka pencapaian tujuan IPS yakni peserta didik yang
bertanggung jawab.
Tujuan IPS di SD/MI adalah siswa memiliki kemampuan sebagai berikut
(Ahmad, 2013 : 145)
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungan,
melalui pemahaman terhadap nilai- nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasa dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu- ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk
memecahkan masalah- masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model- model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. Menaru perhatian terhadap isu- isu dan masalah- masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang
27
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri
sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat.
5. Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan Pergerakan Nasional A. Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional
Lahirnya pergerakan nasional disebabkan oleh penderitaan rakyat dan
adanya semangat nasionalisme. Penjajahan menyebabkan rakyat bodoh, miskin,
lemah, dan terbelakang di semua bidang. Tokoh- tokoh bangsa yang dipelopori
oleh para pelajar bertekad memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di
berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, dan pendidikan. Dengan satu
tujuan yaitu Indonesia Merdeka.
a) Tokoh- Tokoh Pergerakan Nasional
Ki Hajar Dewantara. Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah R.M.
Suwardi Suryaningrat. Beliau keturunan priyayi yang beruntung dapat
memperoleh pedidikan. Bersama- sama dengan Douwes Dekker (Danudirja
Setiabudi), Ki Hajar Dewantara pernah di buang ke Belanda karena kegiatannya
di Indische Partij yang dapat membahayakan Belanda. Setelah kembali ke
Indonesia, pada tanggal 3 juli 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman
Siswa yang bergerak dalam bidang pendidikan dalam proses pengajarannya, Ki
Hajar Dewantara menggunsksn prinsip Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo
Mangun Karsa, Tutwuri Handayani.
R.A. Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau putri dari
28
nasib wanita pada zamannya. Dia melihat wanita diperlakukan tidak adil,
terutama dalam hal pendidikan. Hak untuk sekolah hanya diberikan kepada anak
laki- laki, sedangkan wanita terbelenggu oleh adat.
keprihatinan kartini tentsng ketidak adilan tersebu tertuang dalam surat-
surat yang dia kirim untuk teman- temannya di Belanda. Surat- surat tersebut di
kumpulkan dan di terbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Habis Gelap
Terbitlah Terang. untuk mengatasi keterbelakangan para wanita pada zaannya,
Kartini mendirikan sebuah kelas kecil di rumahnya, wanita- wanita tersebut di
ajari cara dan menulis, menjahit, memasak, serta membuat berbgai kerajinann.
Kartini meninggal tahun 1904 pada usia 25 tahun.
E. E. Douwes Dekker, Ernest Eugine Douwes Dekker adalah seorang
keturunan (Indo) yang melihat ketidak adilan di Indonesia dan diskriminasi
anatara kaum penjajah dan peribumi.
E. E. Douwes Dekker yang kemudian terkenal dengan nama Dr.
Danudirdja Setibudi kemudian mendirikan Indische Partij. Indische partij berdiri
pada tanggal 25 Desember 1912 bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryadiningrat. Karena organisasi bergerak di bidang politik dan
membahayakan pemerintah kolonial Belanda maka Indische Partij kemudian di
larang dan di bubarkan Belanda pada TAHUN 1913. Douwes Dekker di buang
ke Belanda atas pilihanya sendiri. Setelah kembali dari pembuangan, ia bekerja
sebagai guru di Bandung. Pada tahun 1923 ia mendirikan Ksatriyan school yang
29
Dewi Sartika merupakan salah seorng pahlawan nasional wanita dari Jawa
Barat. Nama lengkapnya Raden Dewi Sartika, lahir pada tahun 1884. Ia
mendirikan sebuah sekolh pada tahun 1904. Sekolah yang di khususkan untuk
para wanita tersebut semula bernama sekolah istri namun kemudian diubah
menjadi keutaman istri. Sekolah tersebut berkembang dan tersebar di berbagai
tempat di Jawa Barat. Pada tahun1912, sekolah keutamaan istri sudah mencapai 9
sekolah (50% dari jumlah seluruh sekolah di Jawa Barat waktu itu). Dewi Sartika
meninggal pada tahun 1947. Dewi Sartika sangat gigih dalam berjuang untuk
meninggikan derajat kaum wanita. Sampai akhir hayatnya pun ia masih sibuk
mengurus sekolah- sekolahnya.
Haji SamanhudiNama kecil adalah Sudarno Nadi, dilahirkan di solo pada
tahun 1886. Beliau belajar agama sambil berdagang batik. Pada tahun 1911,
terjadi persaingan yang tidak sehat antara perdagangan pribumi dan pedagang
Cina. Pedagang pribumi sering mendapat tekanan dari pemerintah Belanda,
sedangkan pedagang Cina mendapat bantuan dari Belanda.
Melihat keadaan yang demikian, Haji Samanhudi menghimpun kekuatan di bidang perdagangan dan agama. Pada tahun 1911, beliau mendirikan serikat Dagang Islam (SDI) di kota Solo. Anggota awalnya hanya terdiri atas pedagang batik Solo saja. Lahinya SDI mendapatkan sambutan yang sangat luas. Dalam waktu yang sagat singkat cabang-cabang SDI muncul di berbagai tempat di luar kota Solo. Pada tanggal 10 September 1912, nama Serikat Dagang Islam di rubah menjadi Serikat Islam (SI). Haji Samanhudi diangkat menjadi ketuanya sampai tahun 1914. Sesudah itu, SI di pimpin oleh Haji Oemar Said Cokroaminoto.
30
pergerakan Nasional tidak pernah surut. Beliau meninggal pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten Jawa Tengah.
Muhammad Husni TamrinDilahirkan di Jakarta tanggal 16 Februari 1894. Setelah tamat dari HBS (setingkat SMP), beiau bekerja pada pemerintahan Belanda. Beliau sangat memperhatikan kemajuan masyarakat Betawi (Jakarta) khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
Pada tahun 1919, beliau menjadi anggota Dewan kota Batavia (Jakarta). Di Dewan kota, ia banyak menyuarakan kemajuan bagi banga Indonesia. Karena kemampuannya, beliau diangkat menjadi wakil wali kota, namun tidak menyurutkan kecamannya terhadap penjajahan Belanda yang menindas bangsa Indonesia.
Tahun 1927, beliau diangkat menjadi anggota Volstraad (DPR) dan membentuk fraksi nasional untuk memperkuat golongan nasional. Sebagai wakil rakyat, beliau bersama Kusumo Utomo mengadakan peninjauan ke Sumatra untuk meninjau nasib buruh perkebunan yang sangat menderita. Kegiatanya di partai Indonesia Raya (parindra) menjadikan beliau di curigai oleh Belanda. Pada tahun 1939,beliau mengajukan mosi agar istilah Nederlands Indie diganti menjadikan istilah Indonesia. Sebagai akibatnya, Belanda mengenakan tahanan rumah pada tanggal 6 januari 1941. Beliau meninggal dunia karena sakit pada tanggal 11 januari 1941 dan dimakamkan di pemakaman karet, Jakarta.
Otto Iskandar dilahirkan di kota Bandung tanggal 31 Maret 1897. Pada masa belanda beliau menamatkan pendidikan di sekolah guru. Kemudian menjadi guru SMA di Purowrejo dan Banjarnegara, aktif didalam organisasi Budi Utomo di Pekalongan dan menjadi wakil ketua Budi Utomo Pekalongan juga menjadi anggota Dewan kota. Di lembaga inilah beliau mengkritik Belanda yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat. Oleh karena itu, belau berselisih paham bahkan sampai bertengkar hebat dengan residen pekalongan pada waktu itu.
31
1945, beliau di culik oleh sekelompok penghianat bangsa. Beliau tewas di bunuh di daerah Mauk Banten tanggal 20 Desember 1945, makamnya kemudian di pindahkan Bandung.
B. SUMPAH PEMUDA
Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indoesia.Sumpah pemuda merupakan suatu pengajuan dari pemuda pemudi bangas Indonesia.Megikrarkan suatu tanah air, satu bangsa da satu bahasa. Sumpah pemuda dibacakan padatanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari kerapatan kongres pemuda- pemudi atau kongres pemuda II Indonesia yang higga kini setiap tahunnnya diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indoesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islameiten Bond, Jong Ambon, dsb.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDUA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku
32
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung BahasaPersatuan,BahasaIndonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang
menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
C. MASA PENDUDUKAN JEPANG
Pangkalan angkatan laut Amerika serikat di pearl Harbour [Hawaii] d oleh tentara jepang pada tanggal 8 Desember 1941. Gubernur jenderal Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborgh menyatakan perang terhadap jepang. Bala tentara jepang dengan cepat bergerak masduk ke wilayah Asia Tenggara. Untuk menghadapi serangan Jepang tersebut dibentuklah ABDACOM [American British Dutch Australian Command] dipimpin oleh jenderal Sir Archibald Wavell dan bermarkas di Lembang Bandung. Namun kenyataannya,pada tanggal 8 maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan ini ditandatangani oleh Letnan Jenderal terpoten sebagai panglima Angkatan perang Hindia Belanda kepada Letna Jenderal H.Imamura sebagai pimpinan angkatan perang jepang. Semenjak,itu Jepang berkuasa di Indonesia.
benteng-33
benteng pertahanan, lubang-lubang persembunyiaan dan perlindungan serta goa-goa untuk menyimpan perbekalan dan pertahanan Jepang. Selain itu, diterapkan juga sistem kerja paksa dengan nama romusa.
Untuk membantu tentara Jepang dalam perang melawan sekutu,pemuda Indonesia dikerahkan menjadi pembantu prajurit dengan sebutan Heiho Gatot Mangkupraja mengusulkan pembentukan peta (pembela tanah Air) untuk menjaga keadaan Indonesia dari serangan musuh (sekutu). Usul ini disetujui oleh Jepang. Berduyun-duyunlah para pemuda Indonesia mendaftarkan diri untuk menjadi tentara peta.
Selama di Indonesia, Jepang telah bertindak keterlaluan dan menyebabkan segala aturan yang ada di masyarakat terinjak-injak. Mereka pun telah menyebabkan penderitaan yang sangat berat, baik lahir maupun batin. Oleh karena itu, timbullah perlawanan dari rakyat Indonesia. perlawanan rakyat Indonesia ini dapat di golongkan dalam 3 bagian sebagai berikut;
1) Melalui perjuangan organisai yang di bentuk oleh Jepang, anatara lain ;
a. Perjuangan dari Gerakan 3A yang dipimpin oleh Syamsudin SH, tahun 1943
b. Putera (Perjuangan Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno, Dr. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, Kiai Haji Mas Mansur tahun 1943 c. Perjuangan Peta (Pembela Tanah Air) tanhun 1943
2) Melaui gerakan bawah tanah, yaitu perjuangan yang bertentangan dengan kehendak pemerintah jepang, antara lain ;
a. Perjuangan yang dipimpin oleh Amir Sjarifudin tahun 1943 b. Perjuangan yang dipimpin oleh Sutan Sahrir tahun 1943 c. Perjuangan yang dipimpin Sukarni
d. Perjuangan yang dipimpin Ahmad Subarjo, SH tahun 1943 3) Perjuangan yang dilakukan rakyat, yaitu ;
a. Perjuangan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil tahun 1942
34
c. Perjuangan rakyat Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin oleh Haji Zaenal Mustofa tahun 1943
d. Perjuangan rakyat Blitar yang dipimpin oleh Supardi tanggal 14 Februari 1945
D. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
a) Pengertian Mind Mapping (peta pikiran)
Mind Mapping adalah merupakan alat paling hebat yang membantu otak
berfikir secara teratur (Buzan, 2006 : 4). Mind Mapping merupakan cara paling
mudah untuk memasukan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil
informasi dari dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam
membuat catatan, sehingga boleh dikatakan Mind Mapping benar- benar
“memetakan” pikiran (Buzan, 2006 : 6).Mind Mapping menggunakan garis
lambang kata- kata serta gambar berdasarkan seperangkap aturan yang sederhana
mendasar alami dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan Mind Mapping daftar
infomasi sepanjang dan menjemukan bisa di ubah menjadi diagram yang
berbentuk warna- warni mudah di ingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan
cara otak secara alami ( Buzan, 2006 : 7).
Mind Mapping juga di sebut dengan Peta Pikiran. Mind Mapping juga
merupakan metode mencatat secara menyeluruh dengan satu halaman. Mind
Mapping menggunakan pengingat visual dan sensorik dari suatu pola dan ide- ide
yng berkaitan. Peta Pikiran atau Mind Mapping pada dasarnya menggunakan citra
35
Teknik Mind Mapping adalah teknik baru untuk mencatat yang bekerja
disesuaikan dengan bekerja dua belah otak (otak kanan dan otak kiri ). Metode ini
mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunkan gambar atau warna. Mind
Mapping dapat diartikan cara mencatat yang kreatif dan efektif, dan secara harfiah
akan memetakan pikiran- pikiran. Mind Mapping juga merupakan peta rute yang
memudahkan ingatan dari kemungkinan menyusun fakta dan pikiran. Tetapi juga
cara kerja alami otak yang dilibatkan sejak awal. Selain itu, Mind Mapping adalah
sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk
perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menakjubkan.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual
dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam,memperkuat dam
mempertajam kembali informasi yang telah di pelajari. Mind mapping adalah satu
teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Dengan adanya
keterlibatan kedua belah otak maka akan mempermudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segaka bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, dan bentuk,sebagainya
memudahkan otak dalam menyerapkan informasi yang diterima.
a) Langkah- langakah metode Mind mapping
Mind mapping mudah dibuat, demikian alami sifatnya, bahan- bahannya
pun untuk membuat peta pikiran atau Mind Mapping juga sangat sedikit,
(Buzan, 2006 : 10) yaitu:
a. Kertas kosong tak bergaris
36 c. Otak
d. Imajinasi
Untuk meningkatkan kreatifitas memberi penjelasan tuju cara membuat Mind
mapping antara lain :
1. Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas yang diletakkan dalam posisi
memanjang.kenapa begitu ? karena memulai dari tengah- tengah permulaan kertas
akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memancarkan segala
arah dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami.
2. Gunakan gambar untuk gagasan sentral. Suatu gambar bernilai seribu kata dan
membuat anda menggunakan imajinasi. Gambar yang letaknya di tengah- tengah
akan lebih tampak menarik, dan membantu tetap fokus dan juga
membantumemusatkan pikiran dan membantu otak semakin aktif dan sibuk.
3. Gunakan warna pada seluruh mind mapping. Bagi otak, warna warni tidak kalah
menarik dari gambar. Warna membuat mind mapping tampak jelas dan hidup,
meningkatkan kekuatan dahsyat cara berfikir kreatif dan juga menyenangkan.
4. Hubungkan cabang- cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan cabang-
cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua dan seterusnya.
Dengan adanya gambar seperti ini dapat membantu otak bekerja dengan asosiasi.
Jika diri kita menggunakan cabang- cabang akan mudah dalam memahami dan
mengingat.
5. Buatlah cabang- cabang mind mapping dengan melengkung bukan garis lurus.
Karena dapat membuat otak menjadi lebih cepat bosan. Cabang- cabang sebuah
37
6. Gunakan satu kata kunci perbaris. Karena kunci tunggal akan menjadi kan mind
mapping lebih kuat dan fleksibel. Setiap kata tunggal atau gambar tunggal ,
seperti pengganda yang melahirkn sendiri rangkaian asosiasi dan penghubung
yang khusus. Bila menggunakan kata- kata tunggal setiap kata lebih bebas oleh
karena itu juga lebih mudah tercetus pemikiran dan gagasan- gagasan baru.
7. Gunakan gambar di seluruh mind mapping . karena setiap gambar seperti, gambar
sentral juga bernilai lebih atau seribu kata. Jadi apabila memiliki sepuluh gambar
pada mind mapping sudah senilai dengan sepuluh ribu catatan.
a) Kegunaan Mind Mapping
Kegunaan mind mapping sangat banyak. Mind mapping juga
dapatmembantuorang dalam berbagai cara (Buzan, 2006 : 10).
Mind mapping juga dapat membantu seseorang dalam :
a. Menjadi lebih kreatif
b. Memecahkan masalah
c. Berkonsentrasi
d. Mengatur dan menjernihkan pikiran
e. Lulus ujian dengan baik
f. Mengingat dengan lebih baik
g. Belajar lebih efisien dan cepat
h. Belajar lebih mudah
i. Melihat gambaran keseluruhan
j. Membuar rencana
38 b) Kelebihan dan kelemahan mind mapping
Kelebihan mind mapping dalam
(http://mahmudin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran
-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/ di akses pada tanggal 02 februari 2017 pukul 21.47 WIB) yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2. Dapat bekerja sama denga yang lain
3. Catatan lebih padt dan jelas
4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan
5. Catatn lebih terfokus ke inti materi
6. Mudah melihat gambaran keseluruhan
7. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkn dan
membuat hubungan
8. Memudahkan sekaligus menambah informasi baru
9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat
10.Setiap peta bersifat unik.
Kelemahan pembelajaran teknik mind mapping
(
http://mahmudin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/ diakses pada tanggal 02 februari 2017 pada pukul 21.47 WIB) yaitu
sebagai berikut :
1. Hanya siswa yang aktif terlibat dalam metode ini
39
3. Mind mapping milik siswa berbagai macam, jadi guru akan
kewalahan memeriksa mind mapping siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
40
1. Gambaran Umum Mi Asas Islam kalibening kecamatan Tingkir kota Salatiga
a. Lokasi Penelitian:
Alamat penelitian : Asas Islam kalibening kecamatan Tingkir kota
Salatiga
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi pokok : Perjuangan Pada Masa Penjajahan dan Pergerakan
Nasional
Kelas/semester : V/II
b. Visi dan Misi MI Asas Islam Kalibening-Salatiga
1. Visi
Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan amanat agama, pancasila dan UUD 1945.
2. Misi
a) Menumbuhkan pengkajian agama islam secara keomprehensif melalui pembinaan keimanan, keislaman dan akhlakul karimah
b) Melaksanakan pembelajaranaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dengan manajemen partisipasif.
c. Keadaan Guru MI Asas Islam Kalibening Salatiga
Tabel: 3.1
41
2 Zulfa Anturida,S.Pd 19701112 200501
1 002 III/d Guru L S I/94
3 S.Miskiyah. B,
S.Pd.I
19710429 200312
2 001 III/b Guru P SI/08
4 Siti Khairiyah S.Pd.I 19830608 200901
2 009 III/a Guru P S I/08
11 Sulis Setyowati,
S.Pd.I - - Guru P SI/14
12 Syarifatul Umami,
S.Pd.I - - Guru P SI/13
16 Nurul Fadlilah,
S.Pd.I - - Guru P SI/14
17 Tika Laras Wati,
S.Pd - - Guru P SI/15