PENGARUH PENGGUNAAN S TRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKS TUAL TERHADAP HAS IL BELAJAR MEMAHAMI DAS AR-D AS AR ELEKTRONIKA
S IS WA KELAS X TEKN IK INS TALAS I TENAGA LIS TRIK S MK NEGERI 1 S IBORONGBORONG
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
HALOMOAN LUMBANTORUAN
508131027
JURUS AN PENDID IKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
PENGARUH PENGGUNAAN S TRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKS TUAL TERHADAP HAS IL BELAJAR MEMAHAMI DAS AR-D AS AR ELEKTRONIKA
S IS WA KELAS X TEKN IK INS TALAS I TENAGA LIS TRIK S MK NEGERI 1 S IBORONGBORONG
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
HALOMOAN LUMBANTORUAN
508131027
JURUS AN PENDID IKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
i ABS TRAK
Lumbantoruan,Halomoan (2013). Pengaruh Penggunaan Strartegi Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Memahami Dasar-Dasar Elektronika Siswa Kelas X TITL SMK Negeri 1 Siborongborong Tahun Ajaran 2012/2013
Skripsi, Fakultas Teknik UNIM ED.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kompetensi MDDE dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori pada siswa kelas I program keahlian teknik instalasi tenaga listrik SM K N 1 Siborongborong.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X program keahlian teknik instalasi listrik SM K N 1 Siborongborong tahun ajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X program keahlian teknik instalasi tenaga listrik SM K N 1 siborongborong yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 60 orang. Kedua kelas digunakan sebagai sampel karena jumlahnya yang kurang dari 100 orang, sehingga kelas X TITL diterapkan strategi perlakuan pembelajaran ekspositori sedangkan X TITL 2 diterapkan perlakuan strategi pembelajaran kontekstual, kelas terdiri dari TITL1 terdir dari 30 orang siswa dan kelas TITL2 terdiri dari 30 orang siswa.
M etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan test objektif. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Liliefors pada taraf kepercayaan ( ) sebesar 0,05. Pada pembelajaran kontekstual diperoleh Lhitung= 0,1295 dan Ltabel =
0,161 , maka diperoleh Lhitung(0,1295) < Ltabel(0,161) pada kategori normal, dan pada
pembelajaran ekspositori Lhitung = 0,1094 dan Ltabel = 0,161 maka diperoleh
Lhitung(0,1094) < Ltabel(0,161) pada kategori normal. Untuk menguji homogenitas antara
pembelajaran kontekstual dan ekspositori digunakan uji barlett pada taraf kepercayaan ( ) 0,05 diperoleh fhitung = 1,21 dan ftabel = 1,68, maka fhitung(1,21) < ftabel (1,68) dan disimpulkan bahwa varians sampel adalah homogen. Dengan menggunakan
uji-t pada taraf kepercayaan =0,05 untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh, thitung = 2,002 dan ttabel = 1,771 sehingga thitung >ttabel dan diambil kesimpulan bahwa
iv
BAB II KERANGKA TEORITIS , KERANGKA KONS EPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTES IS... 10
A. Kerangka Teoretis ... 10
1. Hasil Belajar M emahami Dasar-Dasar Elektonika... 10
2. Hakekat strategi Pembelajaran... 12
A. Hasil Belajar Dengan M engunakan Strategi
1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Strategi Pembelajaran Ekspositori Terhadap Hasil Belajar M DDE... . 29
2. Perbedaan Strategi Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori... 30
C. Pengajuan Hipotesis... 32
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
C. M etode Rancangan Penelitian ... 34
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 35
1. Variabel Penelitian ... 35
2. Defenisi Operasional ... 36
E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 36
F. Skenario Strategi Pembelajaran Pelatihan Laboratorium... 39
G. Instrumen Penelitian ... 40
H. Uji Coba Instrumen Bidang Kognitif ... 41
v
BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN... 52
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 52
1. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen... 52
2. Hasil Belajar Kompetensi MDDE pada Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual... 54
3. Hasil Belajar Kompetensi MDDE pada Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori... 56
B. Uji Persyaratan Analisis Data... 58
1. Uji Normalitas ... 58
2. Uji Homogenitas... 58
C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 59
BAB V KES IMPULAN,IMPLIKAS I DAN S ARAN... .. 64
A. Kesimpulan... 64
B. Implikasi... .. 65
C. Saran... 65
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Ekspositori... 30
Tabel 3.1.Rancangan Penelitian ... 35
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar M DDE Bidang kognitif…... 40
Tabel 3.3.Ringkasan hasil uji coba instrumen... 47
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol... 52
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen... 53
Tabel 4.3. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... 53
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual... 55
Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual... 56
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Pembelajaran Ekspositori... 56
Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Ekspositori... 57
Tabel 4.8. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kompetensi M DDE... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa
ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai
bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia
dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. M engingat sangat pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan (Slameto : 2003).
Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan
yang pelik, sehingga diperlukan usaha yang maksimal untuk meningkatkan mutu
pendidikan negara tersebut. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha
memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatan
kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Peningkatan ini sama halnya dengan
peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu diperlukan kerja sama yang
kompak antara masyarakat, pemerintah dan organisasi pendidikan yang terllibat
langsung didalamnya.
Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting
untuk dikembangkan, sehingga pembangunan Sumber Daya M anusia (SDM )
dibidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk
menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengimbanginya
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan meningkatkan
kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia
2
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang M aha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya
Departemen Pendidikan Nasional telah banyak melakukan berbagai upaya dan
kebijaksanaan seperti mengadakan perbaikan kurikulum, perubahan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang penyusunan kurikulumnya dilakukan oleh
pemerintah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurukilum yang operasionalnya
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah,
menambah sarana dan prasarana pendidikan, memperbaiki sistem pengajaran dan
mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru diberbagai daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mengajar guru. Namun, indikator ke arah
mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal
memprihatinkan yang dapat dilihat secara nyata adalah hasil belajar siswa yang
3
Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya disekolah tentang penyebab
rendahnya hasil belajar siswa, maka penulis melakukan observasi ke SM K N 1
Siborongborong untuk program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik khususnya
pada standart kompetensi M emahami Dasar-Dasar Elektronika (M DDE) pada bulan
Nopember 2012. Observasi di SM K N 1 Siborongborong menunjukkan bahwa hasil
belajar M DDE siswa masih berada dibawah standar rata-rata yang ditetapkan oleh
Depdiknas untuk mata diklat produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa berdasarkan data dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa tingkat I untuk
standar kompetensi MDDE pada Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 7,00. Dari
wawancara singkat dengan guru mata diklat M DDE, hasil belajar sebagian siswa
berada di bawah standart kompetensi, sehingga untuk mencapai standart tersebut
siswa akan mengikuti ujian remedial. Ujian remedial dilakukan untuk siswa yang
hasil belajarnya dibawah standart kompetensi (6.90). Pelaksanaan ujian remedial
tidak begitu jauh dari pelaksanan ujian kompetensi.
Hal ini mungkin disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang diterangkan oleh guru. Pada umumnya, siswa SM K lebih
termotivasi untuk melaksanakan praktik dari pada mendengarkan penjelasan materi
didalam kelas. Biasanya, guru menjelaskan materi secara monoton dan sesuai dengan
uaraian yang ada dalam buku atau modul, tanpa mengaitkannya kedalam kehidupan
sehari-hari siswa.Guru juga sering mengajar tanpa membuat rpp sebagai bahan
ajarnya.Oleh sebab itu, kebanyakan dari siswa SM K banyak yang malas masuk dan
kurang berminat untuk mengapresiasikan bakat dan kreatifitasnya dalam kehidupan
sehari-hari, karena mereka kurang mengetahui bagaimana mengaplikasikan materi
4
Sekolah M enengah Kejuruan (SM K) sebagai institusi pendidikan nasional
memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan
kualitas SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang keteknikan. SM K sebagai
salah satu sekolah kejuruan dituntut untuk terus berusaha dan semakin ditantang
untuk meningkatkan hasil lulusan yang benar-benar mempunyai skill atau
kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Sehingga, seluruh lulusan SM K
mampu bersaing dalam era globalisasi sekarang ini. Untuk mencapai hal tersebut,
maka dibutuhkan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk siswa SM K yang sesuai
dengan kurikulum. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan mengaitkan
materi yang diajarkan guru pada penerapan yang tepat dalam kehidupan masyarakat
umumnya dan masyarakat sekitar siswa khususnya.
Salah satu komponen yang menentukan untuk terjadinya proses belajar
adalah guru dan strategi pembelajaran yang digunakan. Stategi pembelajaran
merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Guru harus mampu mengembangkan potensi-potensi serta perhatian dan motivasi
siswa secara optimal. Oleh karena itu, guru perlu sekali menguasai strategi
pembelajaran dan menerapkannya di dalam proses pembelajaran, sehingga tidak
menutup kemungkinan terjadinya perubahan pada hasil belajar siswa (Slameto :
2003).
Salah satu model pembelajaran yang dipandang penulis dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dan dapat mengatasi kesulitan belajar khususnya materi
pelajaran teori, tanpa melupakan strategi dan metode pembelajaran lainnya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran M DDE adalah Strategi
5
strategi pembelajaran yang sesuai untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), karena strategi pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran
yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa, sehingga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Nurhadi : 2003)
Dalam pembelajaran, kenyataannya sebagian siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya
dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep materi yang diperoleh
hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kepada kebutuhan
praktis dalam kehidupan nyata, baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan
masyarakat. Pembelajaran yang selama ini diterima hanyalah penonjolan tingkat
hafalan dari sekian pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau
pengembangan konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupannya (Nurhadi : 2003).
M emahami Dasar-Dasar Elektronika (M DDE) merupakan materi pelajaran teori
yang meliputi beberapa sub kompetensi dasar, seperti memahami konsep dasar
elektronika, mengenal komponen elektronika dan beberapa materi lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari siswa selalu berhadapan dengan komponen
elektronika dan komponen listrik dalam rumah tangga, misalnya pada
peralatan/barang elektronika seperti, TV, Radio, Tape dan lain-lain dimana bahan
penyusun barang elektornika tidak lain merupakan komponen elektronika tersebut.
Kenyataannya, sebagian siswa tidak mengetahui komponen dasar elektronika itu
digunakan untuk apa, padahal dalam pembelajaran siswa mempelajari tentang
konsep dasar listrik dan elektronika. Dengan demikian model pembelajaran
6
M emahami Dasar-Dasar Elektronika (M DDE) khususnya pada kompetensi dasar
memahami konsep dasar elektronika. Dan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini
digunakan strategi pembelajaran kontekstual, dimana siswa dapat mengaplikasikan
konsep yang mereka peroleh ke dalam kehidupan nyata.
Strategi pembelajaran kontekstual menempatkan siswa pada keterlibatannya
di dalam proses belajar mengajar dan membiasakan siswa untuk lebih aktif serta
dapat menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Nurhadi : 2003). M ateri pelajaran juga akan semakin berarti
jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan
mereka dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran
akan lebih menyenangkan. Atas dasar prinsip pembelajaran kontekstual tersebut,
maka kondisi yang diperoleh dalam sistem pembelajaran yang umum digunakan saat
ini hanyalah mengupayakan siswa untuk menghapal materi pelajaran dan
rumus-rumus yang diterima dari guru pada setiap proses pembelajaran. Hal ini akan
membuat siswa merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti proses pembelajaran karena
merasa terus dipaksa untuk mencatat dan menghafal semua materi pelajaran yang
diterima.
Dengan demikian, pembelajaran kontekstual sebagai suatu strategi
pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang diharapkan dapat mengubah
keadaan dan tanggapan siswa menjadi situasi belajar yang lebih baik, yang akhirnya
dapat memacu siswa untuk lebih aktif dalam membuat suatu garis hubung antara
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Hasil belajar yang rendah dapat di tingkatkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran kontekstual . Bagaimana hasil belajar siswa kelas X program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SM K N 1 Siborongborong menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori . Bagaimana hasil belajar M emahami Dasar-Dasar
Elektronika siswa kelas X yang diajar dengan strategi Kontekstual. Apakah terdapat
interaksi antara strategi pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajaran
Ekspositori l terhadap hasil belajar M enguasai Dasar-Dasar Elektronika (M DDE).
Strategi Pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap
hasil belajar M emahami Dasar-Dasar Elektronika (M DDE).
Strategi Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar M emahami
Dasar-Dasar Elektronika (M DDE).
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran kontekstual dengan yang menggunakan strategi pembelajaran
ekspositori.
C. Pembatasan Masalah
M engingat begitu luasnya strategi pembelajaran yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, dan standard kompetensi MDDE yang terdiri dari beberapa
kompetensi dasar, serta agar penelitian ini terlaksana maksimal, terarah, efektif dan
bermanfaat, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Oleh karena itu, penelitian ini
8
D. Rumusan Masalah.
Sesuai dengan latar belakang masalah dan setelah dibatasi masalah-masalah
yang diidentifikasi, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami konsep
dasar elektronika dengan pengajaran yang menggunakan strategi
pembelajaran Kontekstual ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada kompetensi memahami konsep dasar
elektronika dengan pengajaran yang menggunakan strategi pembelajaran
Ekspositori ?
3. Apakah hasil pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada hasil
pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar M enguasai Dasar-Dasar
Elektronika (M DDE)?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar M emahami Dasar-Dasar
Elektronika (M DDE) siswa Tingkat I Program Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SM K N 1 Siborongborong dengan menggunakan model
pembelajaran Ekspositori.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada kompetensi memahami
konsep dasar elektronika dengan pengajaran yang menggunakan strategi
9
3. Untuk mengetahui apakah hasil pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada
hasil pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar M enguasai Dasar-Dasar
Elektronika (M DDE).
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya, diharapkan dapat
memberikan manfaat secara lebih rinci, manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Secara teoritis adalah untuk mengembangkan pengetahuan pembelajaran
siswa guna peningkatkan prestasi dan penguasaan materi pembelajaran dengan
menggunakan M odel Pembelajaran Kontekstual.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:
a) Bagi Siswa yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar,
b) Bagi Guru yaitu dapat digunakan sebagai informasi tentang pentingnya
peningkatan prestasi belajar M emahami Dasar-Dasar Elektronika dengan
menggunakan M odel Pembelajaran Kontekstual,
c) Bagi Perpustakaan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau
referensi bagi peneliti berikutnya.
d) Bagi Penelitian lanjutan sebagai bahan bandingan untuk penulisan yang
66 BAB V
KES IMPULAN, IMPLIKAS I DAN S ARAN
A. Kesimpulan
1. Implementasi pembelajaran kontekstual pada kompetensi memahami
dasar-dasar elektronika dapat dilihat dari perubahan rata – rata skor, standar deviasi
dan varians masing – masing kelas penelitian sebelum dan sesudah diberi
perlakuan dimana sebelum diberi perlakuan, kelas eksperimen memperoleh
rata – rata skor sebesar 7,5, standar deviasi sebesar 2,54 dan varians sebesar
6,45, sedangkan kelas kontrol memperoleh rata – rata skor 7,2, standar
deviasi sebesar 2,00 dan varians sebesar 4,00. Setelah diberi perlakuan, rata –
rata skor dari kelas eksperimen menjadi 21,90, standar deviasi sebesar 2,63
dan varians sebesar 6,89, untuk kelas kontrol menjadi 20,17, standar deviasi
sebesar 2,84 dan varians sebesar 8,35.
2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh thitung 4,02 > ttabel 2,002,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari
hasil belajar Kompetensi MDDE antara siswa yang diajar dengan strategi
Pembelajaran Kontekstual dengan siswa yang diajar dengan strategi
Pembelajaran Ekspositori.
B. Implikasi
Implementasi strategi pembelajaran kontekstual pada kegiatan belajar
mengajar yang ada di SM K saat ini sangat efektif karena membangkitkan dan
menggali potensi siswa didalam meningkatkan kompetensi M DDE. Siswa perlu
67
teknologi yang ada. Selain itu, mereka bisa memenuhi persyaratan untuk melamar
pekerjaan yang sesuai dengan bidang mereka yaitu menguasai teknologi. Kondisi
belajar yang digunakan di SM K Negeri 1 Siborongborong masih menggunakan
pembelajaran Ekspositori sehingga menciptakan suasana belajar yang pasif dan
monoton. Proses belajar akan lebih baik jika kita sebagai guru melibatkan siswa
dalam kegiatan belajarnya, kita tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai
fasilitator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri.
Oleh karena itu, ada baiknya diterapkan strategi pembelajaran kontekstual
yang sesuai dengan teknologi yang ada.
C. S aran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang diajukan :
1. Penyelesaian materi pembelajaran yang membutuhkan praktek dengan benda
yang riil sebaiknya ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien didalam
pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya digunakan pembelajaran
kontekstual karena dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
3. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi fasilitas sebagai media pembelajaran.
4. Sebelum memulai pembelajaran, sebaiknya dilakukan persiapan yang matang
sehingga potensi siswa benar – benar dapat dikembangkan dan memakai waktu
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, (2001), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S, (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Furchan, Arief, (2005), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Jhonson, Elaine, B, (2007), Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung.
Mulich, M, (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta
Mulyasa, E, (2004), Implementasi Kurikulum 2004, Remaja Rodakarya, Bandung.
Nurhadi, (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang.
Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004, Gramedia Widiasarana, Jakarta.
Sanjaya, W, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada, Jakarta.
Sardiman, (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grasindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.