PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH PROVINSI
SUMATERA UTARA
OLEH:
ANGELIA N 182102027
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun Tujuan dari penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Sistem Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara” yaitu memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md. ).
Penulis menyadari tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan tugas akhir ini, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Fadli, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Mutia Ismail, SE.,MM.,Ak. selaku Ketua Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Abdillah Arif Nasution, selaku Sekretaris Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Idhar Yahya, MBA., Ak. CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbimbingan dan arahan baik saran maupun kritik selama penyususunan tugas akhir.
5. Ibu Naleni Indra, MM,Ak, CA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan kepada penulis selama menguji tugas akhir ini.
6. Kedua orangtua tercinta, kedua adik josua dan kornelius serta keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi dan semangat.
7. Ibu Halimahtussa’diah, S.Sos, Bendahara Penerimaan BPPRD PROVSU.
8. Teman-teman D-III Akuntansi 2018, begitupun dengan teman-teman selama magang yaitu: Ka ara, Avoida, Jesiva dan Novita.
9. Teman-teman yang ku kasihi Nadya, Olyvia, Monika, Ida, Eva, Flo, Bang Asta, Bang Yudhi dan Bang Aldi serta keluarga Silver Bromide. Begitupun satu KTB yaitu Ka Debo, Evi dan Ema.
10. Seluruh Pegawai dan staf di BPPRD PROVSU yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan Magang.
11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan.
Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini jauh dari sempurna baik dari segi materi, penyusunan kalimat dan tutur bahasanya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2021
Penulis
Angelia N
NIM. 182102027
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Jadwal Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penetlitian ... 5
1.7 Jenis Pendekatan Ilmiah ... 7
1.8 Teknik Pengumpulan Data ... 7
BAB II PROFIL INSTANSI ... 9
2.1 Sejarah Singkat BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 9
2.2 Visi dan Misi BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 12
2.3 Logo dan Makna BBRD Provinsi Sumatera Utara... 12
2.4 Struktur Organisasi BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 13
2.5 Uraian Pekerjaan BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 16
2.6 Jaringan Usaha Kegiatan BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 22
2.7 Kinerja Usaha Terkini BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 23
BAB III PEMBAHASAN ... 33
3.1 Sistem Secara Umum ... 33
3.1.1 Pengertian Sistem ... 33
3.1.2 Tujuan Sistem... 34
3.1.3 Karakteristik Sistem ... 34
3.2 Penatausahaan... 35
3.2.1 Penatausahaan Barang Milik Negara ... 35
3.2.2 Penatausahaan Keuangan Daerah ... 37
3.3 Pertanggungjawaban... 43
3.3.1 Pengertian Pertanggungjawaban ... 43
3.3.2 Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ... 44
3.4 Bendahara Penerimaan ... 46
3.4.1 Pengertian Bendahara Penerimaan ... 46
3.4.2 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan ... 47
3.5 Analisis Sistem Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan ... 48
3.5.1 Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan ... 48
3.5.2 Dokumen yang digunakan... 50
3.5.3 Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan ... 50
3.5.4 Tahap Pelaksanaan ... 51
3.6 Hasil Analisis Sistem Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan BPPRD Provinsi Sumatera Utara ... 53
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 58
4.1 Kesimpulan ... 58
4.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan..………. 4 1.2. Sistematika Penelitian………...………. 6
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Logo/ Lambang Provinsi Sumatera Utara……… 12 2.2 Struktur Organisasi BPPRD Provinsi Sumatera Utara………. 15 3.1 Tahapan Sistem Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan ………..………. 56
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemerintah daerah memiliki kewenangan yang cukup besar untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Dan ternyata hal tersebut juga berbanding lurus dengan kewajiban pemerintah daerah, yakni mempunyai kewajiban untuk melaporakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya yang dimilikinya tersebut. Menurut Peraturan Mentri Dalam Negri No. 55 Tahun 2008 tentang tata cara penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara serta penyampainnya, penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan daerah. Penatausahaan keuangan daerah mencakup asas umum penatausahaan penerimaan, penatausahaan pengeluran serta penatausahaan pendanaan dan tugas pembantu. Akan tetapi yang lebih ditekankan oleh penulis adalah penatausahaan pada bendahara penerimaan.
Lembaga pemerintahaan sendiri memiliki prinsip yang berbeda dengan perusahaan, karena lembaga pemerintahaan merupakan organisasi tidak bertujuan untuk mencari laba, maka lembaga pemerintahaan haruslah mampu meningkatkan mutu pengawasannya dan memiliki informasi keuangan yang sah dan tepat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonominya. Pemerintah daerah sebagai lembaga pemerintahan memiliki fungsi-fungsi pengelola keuangan daerah, yang mana dipengarui oleh bendahara penerimaan untuk penerapan penatausahaan pertanggungjawaban sebagai tolak ukur dan bukti dalam mengelola keuangan daerah. Bendahara penerimaan wajib melakukan penyelenggaraan penatausahaan
dan pertanggungjawaban terhadap seluruh penerimaan pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Maka dari itu bendahara penerimaan diharapkan mampu melaksanakan semua prinsip yang menjadi sistem serta prosedur pengelolaan keuangan daerah sehingga proses penatausahaan dan pertanggungjawabannya menjadi lancar, karena jika dari Bendahara Penerimaan tidak melakukan penerapan sistem dan prosedur secara benar, maka akan memperngaruhi fungsi lainnya.
Keuangan daerah merupakan masalah sensitif pada instansi pemerintahan yang mana berfungsi untuk membenahi kinerja pemerintah serta membantu mendistribusikan sumber daya daerah demi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah. Permasalahan yang muncul adalah apakah pejabat pengelola keuangan, bendahara peneriamaan telah melaksanakan prosedur yang ada secara benar dan tepat, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan adalah sah, tepat guna serta tepat waktu. Untuk mengetahui hal ini, tentunya harus dilakukan suatu penelitian untuk mendaptkan informasi yang tepat tentang bagaimana sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban yang telah diterapkan pada bendahara penerimaan, secara khusus di Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara. Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis ingin melakukan pembahasan melalui penelitian ini dengan judul
“SISTEM PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
BENDAHAR PENERIMAAN BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara?
2. Apakah Bendahara Penerimaan telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabanya sesuai dengan pedoman ataupun peraturan perundang- undangan yang berlaku?
3. Apa hambatan dan kendala dalam penatausahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah bendahara penerimaan telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan pedoman ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Untuk mengetahui sudah sejauh mana penerapan penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah provinsi sumatera utara.
4. Untuk mengetahui hambatan dan kendala ketika dalam pengerjaan penatausahaan pada bendahara penerimaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan penulis mengenai sistem penatusahaan dan pertanggungjawaban pada bendahara penerimaan dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
2. Bagi Instansi, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.
3. Bagi Peneliti lainnya, dapat digunakan sebagai pembanding untuk melanjutkan penelitian mereka pada waktu yang akan datang.
4. Bagi Pembaca, untuk menambah wawasan mengenai sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban pada bendahara penerimaan.
1.5 Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja KM 5,5 . Sebagai lokasi penelitian dengan objek penelitian ini adalah masalah sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban pada bendahara penerimaan BPPRD provinsi sumatera uatra. Penelitian akan dilaksanakan pada Maret sampai dengan Mei 2021. Adapun lama penelitian ini diperkirakan akan memakan waktu selama enam minggu, agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Jadwal kegiatan dan penulisan laporan
NO. KEGIATAN MARET April Mei
II III III I II III IV I 1 Menentukan Topik
5
Peneltian 2 Pengesahan
Penulisan Tugas 3 Pengajuan Judul
Tugas Akhir 4 Pengumpulan Data 5 Pengelolahan Data 6 Penyusunan Tugas
Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
1.6 Sistematika Penetlitian
Secara garis besar dalam menyusun tugas akhir ini, penulis mempunyai sistematika penulisan laporan yang dibagi atas empat bab, dimana setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya. Hal ini sesuai dengan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan, bahwa tugas akhir harus praktis dan sistematis, mengikuti format sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, jadwal, sistematika penelitian dan jenis pendekatan ilmiah serta teknik pengumpulan data.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat, visi dan misi, logo dan makna, struktur dan bagan organisasi, unsur pekerjaan, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan rencana
kegiatan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan pengertian dan unsur-unsur dari analisis, penatausahaan, pertanggungjawaban, bendahara penerimaan. Serta analisis penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan dan hasil analisis dari penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi (BPPRD) Sumatera Utara dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi penulis, BPPRD Provinsi Sumatera Utara ataupun pembaca.
Tabel 1.2 Sistematika Penelitian
Bab I PENDAHULUAN
Bab III
PEMBAHASAN Bab II
PROFIL INSTANSI
Bab IV KESIMPULAN
DAN SARAN
7
1.7 Jenis Pendekatan Ilmiah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif disini merupakan penelitian yang memandu penulis untuk mengeksplorasi sistuasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik, akan tetapi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penlitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimanana sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara. Dari penelitian ini dapat diketahui apakah penatausahaan dan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku atau belum.
1.8 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis,yaitu:
1. Studi Pustaka
Data diperoleh denagan cara mempelajari dan mengkaitan literature yang berhubungan dengan permasalahaan yang dihadapi. Langakah ini dipakai sebagai landasan teoritis serta pedoman dalam menganalisis masalah.
2. Studi Lapangan
Teknik ini dilakukan dengan menggumpulkan data secara langsung dari objek yang akan diteliti guna memperoleh data-data yang dibutuhkan dan
gambaran permasalahaan yang sesungguhnya terjadi didalam instansi.
Beberapa teknik data dalam penelitian ini yang terdiri dari:
a. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan proses tanya jawab, yang akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian agar data yang diperoleh dapat relevan dengan permasalahan yang ada dalam instansi.
b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui tata letak instansi, struktur organisasi, serta berbagai hal yang bersangkutan dengan instansi tersebut serta kasus yang dianalisis yaitu bagaimana penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
c. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan dengan cara melihat dan menggunakan laporan-laporan dan catatan yang ada di instansi. Data yang dikumpulkan meliputi data tentang struktur organisasi instansi , deskripsikan jabatan, dokumen terkait sistem penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1 Sejarah Singkat BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara; yang kemudian dirubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara; yang selanjutnya dirinci dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja BPPRD Provinsi Sumatera Utara.
Pada awalnya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973 Biro Keuangan berubah nomenklatur menjadi Direktorat Keuangan. Sebagai konsekuensi perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami perubahan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai
tindaklanjut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. tanggal 7 Nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74), sehingga sejak tanggal 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan statusnya menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No. KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang “Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II seluruh Indonesia”, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret 1976).
Sebagai tindak lanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mana telah diubah pada UU RI Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP R.I) Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tanggal 31 Juli 2001 tentang dinas-dinas sebagai Institusi teknis, yang membantu Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam melaksanakan tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan (medebewind). Salah satu dinas tersebut adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara (DIPENDASU). Mengingat luasnya wilayah kerja dari Dinas Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya maka dibentuklah UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas (sebelumnya disebut cabang dinas).
11
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) telah berevolusi menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD). Perubahan ini terjadi sejak terbitnya Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 pada tanggal 20 Desember 2016 dan Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2016 pada tanggal 27 Desember 2016, Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara telah resmi berganti nama menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah yang disingkat BPPRD.
Perubahan nama ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, sehingga perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara. BPPRD tetap menjalankan fungsi dan tugasnya seperti Dispenda dimasa lalu, yakni menjadi penyelenggara fungsi penunjang bidang keuangan pada sub bidang Pengelolaan Pajak dan Restribusi Daerah.
Tugas BPPRD memiliki fungsinya masing-masing, seperti menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah, penyelenggaraan pengolahan bahan /data untuk penyempurnaan dan peyusunan kebijakan sesuai standar, pembinaan dan pelaksanaan tugas, serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur, sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam bidang Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah. Tugas dan fungsi BPPRD merupakan apa yang telah dispenda jalankan.
Bisa dikatakan, semua hal ini hanya perbedaan visual nama dari institusi yang berubah menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Provinsi Sumatera Utara.
2.2 Visi dan Misi BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Adapun visi dan misi dari badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah provinsi sumatera utara yaitu:
Visi:
1. Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah Yang Profesional, 2. Berorientasi Pada Pelayanan Publik Yang Berdaya Saing
Misi:
1. Meningkatkan Pendapatan Daerah
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepada Masyarakat
3. Memantapkan Kinerja Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
4. Menjalin Jejaring Kerja (Networking) dan Koordinasi Secara Sinergi Di Bidang
5. Pendapatan Daerah.
2.3 Logo dan Makna BBRD Provinsi Sumatera Utara
Gambar 2.1 Logo Pemerintahan
Motto : Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya.
Elemen : Terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung yang didalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit
13
barisan berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di tengah perisai terdapat gambar seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi sawit, karet, ikan, dan daun tembakau.
Arti Lambang : Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan melambangkan semangat menegakkan cita-cita rakyat Sumatra Utara. Tujuh belas kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan simbol hari kemerdekaan RI.
Bukit Barisan memiliki makna tata kemasyarakatan yang luhur, bersemangat persatuan dan gotong-royong.
2.4 Struktur Organisasi BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Susunan organisasi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Kepala, Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang yang masing-masing membawahi 3 (tiga) Kepala Subbidang, dengan susunan sebagai berikut:
1. Kepala Badan
2. Sekretaris, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik.
3. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan, terdiri dari : a. Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah;
b. Sub Bidang Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah;
c. Sub Bidang Hukum dan Publikasi.
4. Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknis Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
b. Sub Bidang Keberatan dan Sengketa Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Sub Bidang Bidang Pembukuan dan Pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
5. Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok, terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknis Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Rokok;
b. Sub Bidang Keberatan Sengketa Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Rokok;
c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Rokok.
6. Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, terdiri dari : a. Sub Bidang Retribusi;
b. Sub Bidang Pendapatan Lainnya;
c. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lainnya
7. Kelompok Jabatan Fungsional
15
Gambar 1.2
Struktur Organisasi BPPRD Provinsi Sumatera Utara
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAAN
KASUBBAG KEUANGAN
KASBBAG PROGRAM, AKUNTANBI
LITAS DAN INFORMASI
PUBLIK
KABID PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN
PENDAPATAN DAERAH
KABID PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN
BEA BALIK NAMA KENDARAAN
BERMOTOR
KABID PAJAK AIR PERMUKAAN PAJAK
BAHAN BAKAR KENDARAAN DAN BEA
PAJAK NAMA KENDARAAN DAN
PAJAK ROKOK
KABID RETRIBUSI DAN PENDAPATAN
LAINNYA
KASUBBID PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN PENDAPATAN
DAERAH
KASUBBID EVALUASI DAN PENGENDALIAN
PENDAPATAN DAERAH KASUBBID HUKUM DAN
PUBLIKASI
KASUBBID TEKNIS PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA
KENDARAAN BERMOTOR
KASUBBID KEBERATAN DAN SENGKETA PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA
KENDARAAN
KASUBBID TEKNIS PAJAK AIR PERMUKAAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN DAN BEA
PAJAK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK
ROKOK KASUBBID KEBERATAN
SENGKETA PAJAK AIR PERMUKAAN, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN DAN BEA
PAJAK NAMA KENDARAAN DAN PAJAK ROKOK
KASUBBID PEMBUKUAN DAN PELAPORAN PAJAK AIR PERMUKAAN, PAJAK BAHAN
BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA PAJAK
NAMA KENDARAAN DAN PAJAK ROKOK
KASUBID RETRIBUSI
KASUBID PENDAPATAN
LAINNYA
KASUBBID PEMBUKUAN
DAN PELAPORAN
RETRIBUSI DAN PENDAPATAN
LAINNYA
UPT PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
(33)
UPT PUSAT DUKUNGAN OPERASIONAL LAYANAN
PENDAPATAN DAERAH
UPT PENYULUHAN KEPALA BADAN
2.5 Uraian Pekerjaan BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Adapun rincian tugas dari masing masing jabatan tersebut, yaitu:
1. Kepala Badan mempunyai uraian rincian tugas :
a. menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan;
b. menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pengembangan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
c. menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Badan sesuai dengan kebijakan umum Pemerintah Daerah;
d. menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan, perencanaan dan pengembangan, pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya, pengendalian dan pembinaan UPT;
e. menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi kepada Gubernur mengenai pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya dan pelayanan umum sebagai bahan penetapan kebijakan pemerintah daerah;
f. menyelenggarakan koordinasi perangkat daerah yang berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
g. menyelenggarakan pembinaan kesekretariatan, perencanaan dan pengembangan, pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya dan pembinaan, UPT dan menyelenggarakan pembinaan teknis fungsional pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
17
h. fasilitasi dan kerjasama dengan instansi, unit kerja, swasta dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Badan;
menyelenggarakan koordinasi penyusunan Rencana Strategis, Laporan Kinerja (LK), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Badan;
i. menyelenggarakan tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, perencanaan, pengembangan pajak, retribusi daerah serta pendapatan lainnya, pengendalian dan pembinaan;
j. menyelenggarakan koordinasi dan membina UPT;
k. koordinasi dengan Kabupaten/Kota serta unit kerja terkait;
l. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Sekretariat, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat;
b. menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;
c. menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;
d. menyelenggarakan pengelolaan administrasi program, akuntabilitas dan informasi publik;
e. menyelenggarakan penatausahaan administrasi pendapatan dan belanja;
f. menyelenggarakan rumah tangga Badan;
g. menyelenggarakan administrasi perkantoran;
h. menyelenggarakan pengelolaan perlengkapan;
i. menyelenggarakan fasilitasi pemenuhan kebutuhan, pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran;
j. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
k. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
l. menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Bidang Bidang Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah mempunyai uraian tugas :
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pengembangan dan Pengendalian;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan perencanaan dan pengembangan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya, evaluasi dan pengendalian pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya, hukum dan publikasi;
c. menyelenggarakan koordinasi pengkajian bahan kebijakan perencanaan dan pengembangan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya, evaluasi dan pengendalian pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya, hukum dan publikasi;
d. menyelenggarakan fasilitasi evaluasi, pengendalian dan pembinaan pada UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah meliputi kesekretariatan, pengelolaan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan lainnya;
19
e. menyelenggarakan penyusunan dan penetapan target penerimaan pajak dan retribusi daerah, serta pendapatan lainnya;
f. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
g. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang pengembangan dan pengendalian;
h. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4. Bidang Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor mempunyai uraian tugas :
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembuatan rekapitulasi penetapan dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan penyelesaian keberatan dan sengketa pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
d. menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
e. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pembukuan dan pelaporan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor;
f. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
g. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan
5. Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
a. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
b. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya 6. Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak
Rokok, mempunyai uraian tugas:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembuatan rekapitulasi penetapan dan realisasi penerimaan pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
c. pengkajian bahan penyelesaian keberatan dan sengketa pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
d. menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
21
e. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pembukuan dan pelaporan pajak air permukaan, pajak bahan bakar kendaraan dan pajak rokok;
f. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
g. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok;
h. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
7. Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, mempunyai uraian tugas:
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengelolaan retribusi daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi dan pendapatan lainnya;
d. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan retribusi daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi dan pendapatan lainnya;
e. menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan pelaporan, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
f. menyelenggarakan konsultasi dan rekonsiliasi pengelolaan pemungutan retribusi daerah, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan retribusi dan pendapatan lainnya dengan Organisasi Perangkat Daerah, pengelola, Instansi Pusat dan Kabupaten/Kota;
g. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
h. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya;
i. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
j. menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2.6 Jaringan Usaha Kegiatan BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Mengingat luasnya wilayah pengelolaan pajak Provinsi Sumatera Utara, maka sejak dibentuk tanggal 1 September 1975 dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, secara bertahap dilakukan pembentukan/pengembangan Unit Pelaksana Teknis Dinas/UPTD (sebelumnya disebut cabang dinas). Dalam perkembanganya, pada beberapa UPTD ini terdapat organisasi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap). Sampai tahun tahun 2014 telah dibentuk sebanyak 32 (Tiga Puluh Dua unit) UPTD, yang sekaligus terkait dengan Kantor Bersama Samsat, yakni :
1. UPT. Pusat Informasi Pendapatan di Jl. Sisimangaraja Km. 5,5 Medan 2. UPT. Penyuluhan di Jl. Sisimangaraja Km. 5,5 Medan
23
3. UPT. SAMSAT Medan Utara di Jl. Putri Hijau No. 14 Medan 4. UPT. SAMSAT Medan Selatan di Jl. Sisimangaraja Km. 5,5 Medan
5. UPT. SAMSAT Pangkalan Berandan di Jl. Sutomo No. 26 Pangkalan Brandan
6. UPT. SAMSAT Stabat di Jl. P.Diponegoro Stabat
7. UPT. SAMSAT Binjai di Jl. T. Amir Hamzah Komplek Kores Binjai 8. UPT. SAMSAT Lubuk Pakam di Jl. Tirta Deli No.1 Lubuk Pakam 9. UPT. SAMSAT Sei Rampah di Jl. Negara Komplek DPRD
2.7 Kinerja Usaha Terkini BPPRD Provinsi Sumatera Utara
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara didalam menjalankan visi dan misi haruslah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Yang mana untuk mencapai tugas pokok dan fungsi tersebut membutuhkan waktu, maka dari itu badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah provinsi sumatera utara terus berupaya agar tujuan tersebut dapat terwujud.
Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan yang sudah ditetapkan, maka Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara telah menyusun berbagai program dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana program tersebut mencakup kebijakan, mempertimbangkan sumber daya organisasi, terinci dan sinkron dengan fungsi organisasi. Penjabaran dari program kerja ini dalam bentuk kegiatan, yang disusun secara tahunan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sehingga visi dan misi dari badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah provinsi sumatera utara dapat tercapai.
Adapun program kegiatan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini bertujuan sebagai media pendukung pelaksanaan seluruh program dan kegiatan, yang mana kebijakannya mengarah pada peningkatan kualitas pelayanan prima bidang administrasi perkantoran. Indikator hasil dari program ini adalah terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang sesuai dengan pelayanan prima dan peningkatan pengolahan administrasi barang milik daerah. Kegiatan dari program ini merupakan kegiatan rutini dengan rincian kegiatan yang terdiri dari :
a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
d. Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran e. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor f. Penyediaan Alat Tulis Kantor
g. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
h. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor i. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
j. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan k. Penyediaan Makanan dan Minuman
l. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
25
m. Penyediaan Jasa Pengamanan
n. Penyediaan Kegiatan Pendukung Pengadaan Barang dan Jasa o. Penyediaan Jasa Sewa Gedung dan Tempat.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tujuan dari program ini adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dalam penunjang pelayanan prima. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program ini mengarah pada upaya mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang proses administrasi perkantoran, maka indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utaradalam menunjang operasional pelayanan administrasi perkantoran, dengan rincian kegiatan, terdiri dari :
a. Pembangunan Gedung Kantor
b. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional c. Pengadaan Meubeleur
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubeleur
g. Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman Kantor h. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 3. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas.
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi proses perpindahan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala serta hal-hal yang berhubungan dengan
kepegawaian Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara. Indikator hasil dari program ini adalah terwujudnya tertib administrasi kepegawaian, dan terpenuhinya kebutuhan ASN pada sentra-sentra pelayanan, dengan kegiatan yang terdiri:
a. Pemindahan Tugas PNS
b. Penyelesaian Kenaikan Pangkat dan Pensiun PNS 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang handal dan profesional, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu dan berkompeten dalam mengimbangi tuntutan good governance and clean government dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Maka indikator hasil dari program ini diharapkan menghasilkan suatu organisasi yang berdedikasi dan memiliki sumber daya manusia baik sebagai kekuatan internal dalam menghadapi tuntutan dan tantangan kemajuan zaman, dengan kegiatan yang terdiri dari:
a. Bimbingan Peningkatan Kualitas Rohani dan Jasmani b. Pelatihan Manajemen Pengembangan Diri PNS c. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah d. Penyertaan ASN pada Diklat Teknis/Fungsional e. Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standard Operasional dan Prosedure (SOP)
g. Bimtek Pelaporan, Penerimaan dan Pendistribusian Aset h. Bimtek Pelaporan Pelaksanaan Tugas ASN
27
i. Bimtek Pelayanan Publik di Lingkungan BPPRDSU (ESQ) j. Diklat Juru Sita Pajak
k. Bimtek Pengembangan Sumber Daya Manusia.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Tujuan dari program ini adalah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan OPD yang transparan dan bertanggungjawab yang tersaji dalam suatu proses manajemen. Sesuai arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan, maka indikator hasil yang diharapkan dari program ini adalah tersusunnya laporan- laporan pelaksanaan seluruh kegiatan secara periodik yang terukur dan mampu menggambarkan kondisi sebenarnya tentang indikator indikator keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan, meliputi kegiatan :
a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja OPD
b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran c. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
d. Penyusunan Laporan Kinerja (LK) dan Perjanjian Kinerja (PK) e. Penyusunan RKA, DPA, RKAP dan DPPA APBD
f. Penyusunan Renstra
g. Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) h. Penyusunan Laporan Aset Tetap i. Penatausahaan Keuangan SKPD j. Pembuatan Profil SKPD
k. Evaluasi dan Monitoring serta Verifikasi Pelaksanaan Pertanggungjawaban Anggaran
l. Pemeriksaan Intern Atas Pengelolaan Keuangan, Barang Kuasa, Berharga Asset/Inventaris Kantor dan Kinerja Pelayanan Pada UPT BPPRDSU
m. Kajian Banding Pelaksanaan Program/Kegiatan APBD n. Bimtek Penyusunan RKA/DPA/DPPA APBD
o. Penyusunan Data Informasi Publik dan Survey Kepuasan Masyarakat p. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan APBD/PAPBD
q. Sinkronisasi Data LKPJ dan LPPD
r. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Urusan Kepegawaian.
6. Program Peningkatan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Program ini diarahkan untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan pendapatan daerah, yang difokuskan pada upaya penyebaran informasi tentang pengelolaan pendapatan daerah dan pemanfataan IT dalam pengelolaan pendapatan daerah, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Informasi dan Komunikasi b. Penyuluhan Pajak Daerah Provsu di Lingkungan UPT BPPRDSU c. Temu Pers di Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah
d. Sosialisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
e. Penerbitan Buletin/Majalah Pengelolaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
f. Penyusunan Bahan-Bahan Ekspose Data dan Peraturan Lainnya di
29
Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah
g. Pengelolaan Website Badan Pengelolaan Pajak da Retribusi Daerah h. Sosialisasi Promosi Pendapatan Daerah
i. Survey Kepuasan Masyarakat.
7. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pendapatan Daerah Program ini diarahkan untuk memfasilitasi pengendalian dan evaluasi kinerja di lingkungan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, dengan kegiatan:
a. Rapat Evaluasi PAD di Lingkungan BPPRDSU
b. Kajian Banding Pengelolaan Pendapatan Daerah ke Dinas Pendapatan Provinsi Lainnya
c. Monitoring Pelaksanaan Pungutan PAD dan Evaluasi Pemantauan Data di UPT BPPRDSU
d. Penyusunan Peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
e. Pendampingan terhadap Aparat Pemeriksa Internal dan Eksternal f. Koordinasi dan Analisa Tindaklanjut LHP Eksternal BPPRDSU.
8. Program Intensifikasi Pajak Kendaraan Bermotor
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses pemungutan dimulai dari pendataan, pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga penagihan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Intensifikasi Pemungutan PKB/BBNKB
b. Pembinaan dan Koordinasi Pemungutan PKB/BBNKB c. Operasional Samsat Gerai
d. Peningkatan Kinerja Samsat Mall (Plaza)
e. Penyusunan dan Penggandaan Serta Implementasi NJKB f. Koordinasi Penerimaan PKB/BBNKB dengan Pihak Bank g. Peningkatan Kapasitas Kinerja Samsat se Sumatera Utara h. Rapat Kerja Terpadu Samsat Provsu
i. Penatausahaan Sensus/Penelusuran KB- TMDU j. Pengelolaan Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor k. Launching e-Samsat Nasional
l. Penyusunan Typologi Samsat Provsu
m. Penatausahaan Piutang dan Tunggakan PKB/BBNKB
n. Pendalaman Metode Pelayanan Kesamsatan bagi Kepala UPT BPPRDSU
o. Bimbingan Teknis Pengelolaan Ke Samsatan
p. Evaluasi dan Monitoring Sengketa dan Keberatan Pajak.
9. Program Peningkatan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses pengelolaan Retribusi Daerah dan pendataan lainnya, dimulai dari pendataan, pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga pada pengkoordinasian dengan OPD dan Badan/Instansi Penghasil, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Konsultasi dan Konfirmasi Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumberdaya
31
Alam serta Pendapatan Lainnya
b. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Pembukuan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lainnya
c. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Retribusi Daerah d. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Pendapatan Lainnya e. Bimbingan Teknis Pengelolaan Retribusi Daerah
f. Bimbingan Teknis Pengelolaan Pembukuan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lainnya
g. Rapat Evaluasi Penerimaan Retribusi Daerah h. Penyusunan Sistem Aplikasi Retribusi Daerah i. Forum Retribusi Daerah.
10. Program Peningkatan Pajak Air Permukaan
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi sekaligus mendukung proses pemungutan dimulai dari pendataan, pemungutan, penatausahaan, pembukuan hingga penagihan pajak air permukaan dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Intensifikasi Pemungutan Pajak Air Permukaan
b. Intensifikasi Pemungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor c. Pembinaan dan Koordinasi Wajib PAP, PBBKB dan Pajak Rokok d. Penyelesaian Sengketa dan Penagihan Tunggakan Pajak Air
Permukaan dan Pajak Lainnya e. Mapping Potensi Pajak Air.
11. Program Peningkatan Pajak Rokok Daerah
Program ini diarahkan untuk memfasilitasi pelaksanaan koordinasi pencairan pajak rokok, serta penatausahaan hingga pendistrubusiannya ke kabupaten/kota, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Intensifikasi Penerimaan Pajak Rokok Daerah
12. Program Pemanfaatan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah Program ini diarahkan untuk memfasilitasi upaya pengukuran terhadap proses pelayanan yang telah dilakukan selama ini, sekaligus penyesuaian dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah, dengan kegiatan yang terdiri dari :
a. Pendampingan, Implementasi dan Audit Sertifikasi ISO 9001 : 2015;
b. Penyusunan Standard Pelayanan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPPRDSU).
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sistem Secara Umum 3.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut para ahli sangatlah banyak. Maka dari itu penulis akan memaparakan pengertian sistem menurut beberapa ahli dan selanjutnya penulis akan menyimpulkan penegertian sistem secara umum.
Sutabri (2012:3) berpendapat bahwa sistem adalah kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem merupakan rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagain besar sistem terdiri dari subsitem yang lebih kecil yang mendukung sistem lebih besar.
Sedangkan menurut Mulyadi (2016:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen atau subsistem-subsitem yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang sama dalam melaksanakan suatu kegiatan pokok perusahaan ataupun instansi.
3.1.2 Tujuan Sistem
Menurut Azhar Susanto (2013:23) tujuan sistem yaitu target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem tersebut. Agar target tersebut dapat tercapai maka harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriteria dari target ataupun sasarannya. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian.
3.1.3 Karakteristik Sistem
Adapun karakteristik sistem menurut Jogianto (2005:3), yaitu:
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian yang memiliki sifat dari sistem atau subsitem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.
b. Batasan sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnnya yang hanya menunjukkan ruang lingkup pada sistem tersebut. Sehingga memungkinkan suatu sistem itu dipandang sebagai suatu kesatuan.
c. Lingkungan luar sistem
Yaitu apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi.
Lingkungan luar sistem yang menguntungkan berupa energy dari sistem harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang
35
merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara suatu subsitem dengan subsistem lainnya sehingga dapat berintegrasi dengan membentuk satu kesatuan.
e. Sasaran Sistem
Dengan adanya sasaran maka dapat mentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran apa yang akan dihasilkan tersebut dapat dikatan berhasil apabila mencapai/ mengenai sasaran ataupun tujuan.
3.2 Penatausahaan
Menurut peraturan perundang-undangan penatausahaan adalah penyediaan dana, permintaan pembayaran, perintah membayar, pencairan dana, dan pertanggungjawaban penggunaan dana.Adapun tujuan penatausahaan mendukung tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan barang milik negara (BMN) maupun keuangan daerah.
3.2.1 Penatausahaan Barang Milik Negara
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2016 pasal 506, Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventaris dan pelaporan. Pasal 474 pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2016 mengenai pembukuan sebagai berikut:
a. Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah yang berada di bawah penguasaannya ke dalam Daftar Barang Pengelola menurut pengelolaan dan kodefikasi barang
b. Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah yang status penggunannya berada pada Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang kedalam Daftar Barang Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
Pasal 476 pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang inventaris adalah sebagai berikut:
a. Pengguna Barang melakukan inventaris barang milik daerah paling sedikit satu kali dalam lima tahun;
b. Dalam hal barang milik daerah, berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, inventarisasi dilakukan oleh pengguna barang setiap tahun c. Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventaris sebagaimana
pada ayat (1) dan (2) kepada pengelola barang paling lama tiga bulan setelah selesainya inventarisasi
d. Pengelola barang melakukan inventaris barang milik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan yang berada dalam penguasaannya paling sedikit satu kali dalam lima tahun.
Pasal 478 dan 479 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Kuasa pengguna barang harus menyusun laporan barang kuasa pengguna semesteran dan tahunan untuk disampaikan kepada pengguna barang
37
b. Pengguna barang menghimpun laporan barang kuasa semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud ayat (1) sebagai bahan penyusunan laporan barang
c. Laporan barang pengguna sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan menyusun SKPD untuk disampaikan kepada pengelola barang.
d. Pengelola barang harus menyusun laporan barang pengelola semesteran dan tahunan
e. Pengelola barang harus menghimpun laporan barang semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud Pasal 478 ayat (2) serta laporan barang pengelola sebagimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyusunan laporan barang milik daerah
f. Laporan barang sebagaiman dimaksud ayat (2), digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah daerah.
3.2.2 Penatausahaan Keuangan Daerah
Sedangkan Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses Pengelolaan Keuangan Daerah, baik menurut Peraturan Pemenrintah No. 58 tahun 2005 maupun berdasarkan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penatausahaan Keuangan Daerah 4 hal yaitu asas umum penatausahaan daerah, pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, yang diterangkan sebagai berikut:
a. Asas Umum Penatausahaan Daerah
Menurut kedua peraturan perundang-undangan di atas menyebutkan bahwa:
1. Pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/ pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/ barang/ kekayaan daerah, wajib menyelengarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
2. Pejabat yang menandatangani dan/ atau mengesahkan dokumen berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti tersebut;
3. Semua penerimaan dan pengeluaran dana pemerintahaan daerah harus dianggarkan dalam APBD melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah (BUD);
4. Untuk setiap pengeluaran dana atas beban APBD, harus Surat Keputusan Otorisasi (SKO) oleh Kepala Daerah atau surat keputusan lain yang berlaku sebagai SKO.
5. Kepala daerah, wakil kepala daerah, pimpinan DPRD dan pejabat lainnya dilarang melakukan pengeluaran dana atas beban anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan.
b. Pelaksanaan Pentausahaan Keuangan Daerah
39
Untuk Kepentingan pelaksanaan APBD, maka sebelum dimulainya suatu tahun anggaran Kepala Daerah sudah harus menetapkan pejabat- pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani surat berikut ini:
1. Surat Penyedian Dana (SPD);
2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) 3. Surat Perintah Membayar (SPM) 4. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) 5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
6. Pejabat fungsional untuk tugas bendahara penerimaan/ pengeluaran.
7. Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja (bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, tak terduga) dan pengeluaran pembiayaan pada SKPD.
8. Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu
9. Pejabat-pejabat lainnya yang perlu ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD.
Adapun pejabat pelaksana APBD lainnya mencakup:
1.) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) 2.) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) SKPD
3.) Pejabat yang diberi wewenang menandatangani surat bukti pemungutan pendapatan daerah
4.) Pejabat yang diberi wewenang menandatangani bukti penerimaan kas dan bukti penerimaan lainnya yang sah
5.) Pembantu bendahara penerimaan dan/ atau 6.) pembantu bendahara pengeluaran.
Yang harus diperhatikan bahwa penempatan pejabat oleh Kepala Daerah tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan penetapan pejabat lainnya dapat didelegasikan oleh Kepala Daerah kepada Kepala SKPD c. Penatausahaan Penerimaan
Penatausahaan penerimaan merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawbkan penerimaan uang yang ada pada Pengelola SKPD dan/atau SKPKD.
Menurut PERMENDAGRI No. 13 Tahun 2006 yang dimaksud dengan penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Semua penerimaan daerah disetor ke rekening kas umum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk dan dianggap sah setelah Kuasa Bendahara Umum Daerah menerima nota kredit. Adapun cara-cara pelaksanaan penyetoran penerimaan daerah ke rekening kas umum daerah, yaitu:
1. Disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga;
2. Disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan, dan/atau kantor pos oleh pihak ketiga;
3. Untuk benda berharga seperti karcis retribusi yang dipakai sebagai tanda bukti pembayaran oleh pihak ketiga maka penyetorannya dilakukan dengan menerbitan tanda bukti pembayaran retribusi yang disahkan oleh PPKD.
41
Bendahara wajib menyelengarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya dan harus melaporkannya kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran melalui PPKD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Penatausahaan atas penerimaan dilaksanakan dengan menggunakan buku kas, buku pembantu per rincian obyek penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan harian. Sedangkan bukti penerimaan dan/ atau bukti pembayaran yang diperlukan untuk penatausahaan anggaran adalah:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD);
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) 3. Surat Tanda Setoran (STS) 4. Surat tanda bukti setoran
5. Bukti penerimaan lainnya yang sah.
d. Penatausahaan Pengeluaran
Penatausahaan pada tingkat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dilaksanakan oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran, pejabat penatausahaan keuangan satuan kerja perangkat daerah (PPK-SKPD), pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) dan bendahara pengeluaran serta bendahara pengeluaran pembantu jika diperlukan. Penatausahaan pengeluaraan daerah pada tingkat SKPD sendiri dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah (BUD) dan
kuasa BUD. Beriku beberapa hal yang penting dalam penatausahaan pengeluaran:
1. Dokuman yang digunakan, yaitu:
1.) Anggaran kas;
2.) Dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA-SKPD)
3.) Surat penyediaan dana (SPD) 4.) Register STS.
2. Surat permintaan pembayaran (SPP), terdiri atas:
1.) SPP-uang persedian (SPP-UP)
2.) SPP-ganti uang persediaan (SPP-GU) 3.) SPP-tambahan uang (SPP-TU) 4.) SPP-langsung (SPP-LS) 3. Register SPP
4. Surat perintah membayar (SPM) 5. Register SPM
6. Surat perintah pencairan dana (SP2D) 7. Buku kas umum
8. Buku simpanan/ bank 9. Buku panjar
10. Buku pajak PPN/ PPh 11. Register pentupan kas
12. Rincian pengeluaran per rincian objek
43
Sebagai ukuran pelaksanaan dan penerapan prosedur yang tepat, adapun proses penatausahaan pengeluaran sebagai berikut:
1. Proses penatausahaan pembebanan langsung (LS), terdiri atas:
1.) Penerbitan surat penyediaan dana (SPD) 2.) Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP) 3.) Pengajuan surat perintah membayar (SPM) 4.) Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D)
2. Proses penatausahaan pembebanan UP/ GU/ TU, yang terdiri atas:
1.) Penerbitan surat penyediaan dana (SPD) 2.) Pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP) 3.) Pengajuan surat perintah membayar (SPM) 4.) Penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D) 5.) Penggunaan dana;
6.) Pertanggungjawaban penggunaan dana (SPJ).
3.3 Pertanggungjawaban
3.3.1 Pengertian Pertanggungjawaban
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), pertanggungjawaban yaitu, perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggungjawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan (bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).
Pertanggungjawaban berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban termasuk putusan, keterampilan, kemampuan dan kecakapan didalam peraturan ataupun undang-undang yang berlaku. Yang mana apabila
tidak bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan maka pihak yang bersangkutan akan mendapat hukuman sesuai dengan peraturan ataupun undang-undang yang berlaku.
3.3.2 Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Dalam laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sesuai undang-undang keuangan negara yang telah ditetapkan pada Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47 penjelasan UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara pada poin pertama nomor 9, bahwa laporan keuangan terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas (LAK), dan catatan atas laporan keuangan (CALK) yang disusun sesuai standar akuntansi pemerintahan. Pada UU No.17 Tahun 2003 pasal 27, Laporan keuangan pemerintahan daerah yang telah diperiksa oleh badan pemeriksa keuangan harus harus disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya 6 bulan atau pada akhir bulan juli setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
Menurut Peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010 menyebutkan dari 7 laporan keuangan wajib, 5 diantaranya dibuat oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, laporan operasional (LO), laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat laporan keuangan pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota. Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi
45
(keuangan) dari entitas akuntansi yang ada pada pemerintah daerah, dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan keputusan oleh pihak yang memerlukannya.
Basis akuntansi dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia dimulai dengan akuntansi berbasis kas, dilanjutkan dengan akuntansi berbasis kas menuju akrual dan akuntansi berbasis akrual.
a. Akuntansi berbasis kas
Merupakan basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas dan setara kas diterima atau dibayarkan (PSAP No. 1 Paragraf 8). Yang mana ruang lingkupnya meliputi saldo kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas. Keterebatasan sistem ini hanya terbatas pada pertanggungjawaban kas saja, tidak memperlihatkan pertanggungjawaban manjamaen atas asset dan kewajiban.
b. Akuntansi berbasis kas menuju akrual
Merupakan proses transisi. Dengan basis ini pendapatan, belanja dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas sedangkan aset, utang dan ekuitas dana dicatat berdasarkan basis akrual (PP No. 24 Tahun 2005) c. Akuntansi berbasis akrual
Basis ini mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan kas atau setara kas diterima atau dibayar (PSAP No.1 Paragraf 8).
PP No.71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan, telah mewajibkan laporan keuangan pemerintah menggunakan basis akrual,
sedangkan PP No. 24 Tahun 2005 tetang Standar Akuntansi Pemerintahaan, masih menggunakan basis akuntansi kas menuju akrual. Oleh karena itu perlu dicermati dengan baik agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik persyaratan normatif sesuai PP No. 71 Tahun 2010 tentang kerangka konseptual akuntansi pemerintah pargraf 35-40 yakni: relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara khususnya pasal 30-32 mejelaskan tentang bentuk pertanggungjawaban keuangan Negara.
Dalam ketentuan tersebut, baik Presiden hingga Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) diwajibkan untuk menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan setidaknya berupa Laporan Realisasi Anggaran atau rencana kerja dan anggaran (RKA), Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) selambat- lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir (bulan juni tahun berjalan).
Yang mana penyajiannya berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
3.4 Bendahara Penerimaan
3.4.1 Pengertian Bendahara Penerimaan
Menurut peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/ 2008 pasal 1 angka 15 bahwa bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan asli daerah dalam rangka pelaksanaan APBD dan SKPD. Oleh sebab itu, semua transaksi dalam rangka