• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR OLEH DITA KHAIRANI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR OLEH DITA KHAIRANI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN SUMATERA BAGIAN UTARA

OLEH DITA KHAIRANI

162102048

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PROSEDUR PENYAMPAIAN SPT PPH

PASAL 21 MENGGUNAKAN APLIKASI E- FILING PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN SUMATERA BAGIAN UTARA

Medan, April 2019

Dita Khairani NIM. 162102048

(4)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih dan rasa puji syukur sedalam-dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul yang dipilih peneliti untuk tugas akhir ini adalah “Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawati Tetap Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara”.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tugas akhir ini dikarenakan oleh terbatasnya waktu, informasi yang didapatkan, serta pengetahuan peneliti sendiri. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritikan dan masukan, serta saran yang membangun dari berbagai pihak guna melengkapi dan menyempurnakan tugas akhir ini. Selama proses penyelesaian tugas akhir ini banyak kendala yang dihadapi, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak yang kerap kali membantu peneliti selama proses penulisan tugas akhir berlangsung.

Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat.

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Mutia Ismail, SE, MM, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberi arahan kepada penulis sehingga penulis sampai pada tugas akhir ini.

(5)

telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis dan membantu mempercepat penulis dalam meyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, CA selaku Dosen Penguji yang telah berkenan meluangkan waktu untuk menguji saya.

6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing, Penasehat Akademik dan para Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa membimbing dan membantu selama perkuliahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Papa dan Mama tercinta, serta kakak dan adik tercinta, kak Uti, kak Bela dan Rian yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, nasehat serta doanya sehingga penulis berhasil menyusun tugas akhir ini dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Bibi Elisabeth Br. Bangun dan sepupu tercinta yang telah menjaga, menyanyangi, dan membimbing penulis selama penulis menjalani perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat penulis, Prando, Amelia, Riska, Dea, yang setia mendampingi selama masa perkuliahan. Sahabat-sahabat magang, kak Dhea, Revo, Melliana, tim geger yang mulai menulis di akhir masa permagangan.

Jaya, yang setia mendampingi dari awal masa perkuliahan hingga saat ini.

“Kiisomad” ku, Uti, Deya, Ira, Nia, dan Madu yang terus mendukung walau terhalang jarak antara Medan dan Aceh. Teman-teman yang sedang menjalani perkuliahan di luar kota Medan, yang tetap setia menyemangati penulis. Serta teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis DIII Akuntansi 2016, Grup A dan B yang telah bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan perkuliahan sehingga sampai pada semester akhir ini, serta teman – teman penulis lainnya

(6)

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada khususnya.

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, April 2019 Penulis

Dita Khairani NIM. 162102048

(7)

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 4

1.4. Rencana Penulisan ... 4

1.4.1. Jadwal Survey/ Observasi ... 4

1.4.2. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7

2.1. Sejarah Perushaan ... 7

2.2. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) UIP Sumbagut ... 8

2.2.1. Visi PT. PLN (Persero) UIP Sumabagut... 8

2.2.2. Misi PT. PLN (Persero) UIP Sumbagut ... 9

2.3. Logo Dinas Pehubungan Provinsi Sumatera Utara ... 9

2.4. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UIP Sumbagut ... 11

2.5. Uraian Pekerjaan ... 13

BAB III PEMBAHASAN ... 20

3.1. Pengertian Pajak ... 20

3.2. Pengertian SPT (Surat Pemberitahuan) PPh Pasal 21 ... 21

3.3. Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 ... 21

3.4. Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 22

3.4.1. Pengertian PPh Pasal 21 ... 22

3.4.2. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 ... 22

3.4.3. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 ... 24

3.4.4. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 ... 25

3.4.5. Elemen-Elemen PPh Pasal 21 ... 25

3.4.6. Tarif Pajak PPh Pasal 21 ... 26

3.4.7. Pengertian Pengertian Tidak Kena Pajak dan Penerapannya ... 27

3.4.7.1. Pengertian Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 27

(8)

Menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawai Tetap Pada

PT. PLN (Persero) UIP Sumbagut ... 36

3.6.1. Cara E-Filing Pajak SPT PPh 1770 SS (Penghasilan Kurang dari 60 Juta Setahun) ... 36

3.6.2. Tutorial E-Filing 1770 S (Sederhana) ... 36

3.6.3. SPT 1770 ... 37

3.7. Pembahasan ... 38

3.8. Tahapan Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikasi E-Filing ... 43

3.8.1. Kesalahan dalam Pengisian SPT ... 57

BAB IV KESIMPULAN ... 63

4.1. Kesimpulan ... 63

4.2. Saran ... 63

Daftar Pustaka ... 65

LAMPIRAN ... 64

(9)

Tabel 3.1. Lapisan penghasilan kena pajak yang memiliki NPWP ...26 Tabel 3.2. Lapisan penghasilan kena pajak yang tidak memiliki NPWP ...26 Tabel 3.3. PTKP untuk Wajib Pajak Tidak Kawin Tanpa Tanggungan dan dengan Tanggungan ...27 Tabel 3.4. PTKP untuk Wajib Pajak Kawin Tanpa Tanggungan dan

dengan Tanggungan ...28 Tabel 3.5. PTKP untuk Wajib Pajak Kawin Tanpa Tanggungan dan

dengan Tanggungan dan Penghasilan Istri Digabung dengan

Penghasilan Suami ...28

(10)

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara ... 13

Gambar 3.1. Petunjuk Registrasi ... 31

Gambar 3.2. Mendafttar DJP Online... 32

Gambar 3.3. Pengisian Password ... 34

Gambar 3.4. Pendaftaran Email ... 35

Gambar 3.5. Contoh Formulir Bukti potong ... 37

Gambar 3.6. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 ... 39

Gambar 3.7. Cara masuk Ke DJP Online ... 40

Gambar 3.8. Cara masuk ke E-filing ... 41

Gambar 3.9. Melaporkan SPT ... 41

Gambar 3.10. Menjawab pertanyaan persyaratan melaporkan SPT ... 42

Gambar 3.11. Memilih Tahun pajak pelaporan SPT Tahunan ... 43

Gambar 3.12. Menginput data pemotongan PPh dari pihak ketiga ... 44

Gambar 3.13. Bukti Potong PPh 21 ... 45

Gambar 3.14. Daftar Pemotongan PPh Pihak Lain yang Ditanggung Pemerintah ... 46

Gambar 3.15. Menginput data penghasilan netto dalam negeri ... 47

Gambar 3.16. Menginput penghasilan netto dalam negeri lainnya ... 48

Gambar 3.17. Menginput penghasilan dari luar negeri ... 49

Gambar 3.18. Menginput penghasilan yang bukan objek pajak ... 49

Gambar 3.19. Menginput penghasilan yang pajaknya dipotong secara final .... 50

Gambar 3.20. Menginput harta ... 51

Gambar 3.21. Menginput hutang ... 52

Gambar 3.22. Menginput anggota keluarga yang menjadi tanggungan ... 52

Gambar 3.23. Menginput pembayaran kepada badan resmi Amil Zakat ... 53

Gambar 3.24. Menginput status wajib pajak dan golongan PTKP ... 54

Gambar 3.25. Menginput PPh pasal 24 ... 55

Gambar 3.26. Menginput realisasi pembayaran PPh pasal 25 ... 55

Gambar 3.27. Hasil perhitungan pajak penghasilan... 56

Gambar 3.28. Pemilihan cara mengangsur PPh 25 tahun berikutnya ... 58

Gambar 3.29. Konfirmasi Pesetujuan ... 58

Gambar 3.30. Permohonan Kode Verifikasi SPT ... 59

Gambar 3.31. Pengiriman Kode via Email ... 60

Gambar 3.32. Kode Verifikasi untuk Kirim SPT ... 60

Gambar 3.33. Proses Kirim SPT ke DJP ... 61

Gambar 3.34. Bukti SPT yang berhasil dikirim ... 61

Gambar 3.35. Bukti Penerimaan SPT Secara Elektronik ... 62

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak adalah salah suatu kewajiban bagi setiap warga negara terutama negara Indonesia karena pajak merupakan suatu pungutan yang dikenakan terhadap seseorang atau badan berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dan digunakan untuk biaya pengeluaran pemerintah. Sehingga pendapatan pemerintah dari pajak sangatlah menunjang kemajuan bangsa dan negara.

Salah satu pajak yang dipungut negara adalah PPh Pasal 21. PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Melihat pentingnya PPh Pasal 21 sebagai salah satu penerimaan negara.

Pemerintah juga terus berupaya untuk mewujudkan penerimaan pajak dari PPh pasal 21. Maka seiring dengan perkembangan teknologi Pemerintah selalu mencoba mempermudah Wajib Pajak dalam penyampaian SPTnya. Penyampaian SPT Tahunan dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Secara langsung SPT Tahunan harus disampaikan ke TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Secara tidak langsung dikirim melalui Pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar, dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi, atau

(12)

kurir dengan bukti pengiriman surat KPP tempat WPP terdaftar dan secara teknologi informasi ataupun dengan aplikasi secara Online dengan menggunakan Aplikasi E-Filing. Penyampaian SPT Tahunan harus didaftarkan atau disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan apabila terlambat maka akan di denda.

E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (http://www.pajak.go.id) atau Penyedia Layanan SPT Elektronik atau Application Service Provider (ASP). Bagi wajib pajak yang hendak menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS dapat mengisi dan menyampaikan laporan SPT-nya secara langsung pada aplikasi e-Filing di DJP Online.

Untuk penyampaian laporan SPT pajak lainnya, e-Filing di DJP Online menyediakan fasilitas penyampaian SPT berupa Loader e-SPT. Melalui Loader e- SPT ini, SPT yang telah dibuat melalui aplikasi e-SPT dapat disampaikan secara online tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Untuk saat ini,SPT yang dapat diunggah pada Loader e-SPT DJP Online adalah SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Formulir 1770 dan Formulir 1770S, SPT Masa PPh Pasal 21/26, SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2), SPT Tahunan PPh Badan Formulir 1771 dan SPT Masa PPN dan PPnBM.

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah salah satu Badan Usaha milik Negara yang mempunyai Pegawai tetap yang juga mendapat gaji tetap sesuai peraturan pemerintah dikenakan PPh Pasal 21.

(13)

Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Pegawai tetap pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara disampaikan secara Online yaitu dengan menggunakan Aplikasi E-Filing. Dengan menggunakan Aplikasi E-Filing yang membuat para Pegawai tetap di kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara semakin mudah, murah dan tidak memakan waktu.

Penggunaan E-Filing pada penyampaian SPT PPh Pasal 21 pada pegawai tetap di kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara, maka penulis tertarik untuk memilih Prosedur penyampaian SPT PPh Pasal 21 menggunakan Aplikasi E-Filing pegawai tetap Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara.

Adapun Judul yang akan di teliti adalah : “Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawai Tetap Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah prosedur cara penyampaian SPT PPH Pasal 21 menggunakan aplikasi E-Filing Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

(14)

Tujuan diadakan penelitian adalah untuk mengetahui Prosedur cara penyampaian SPT PPH Pasal 21 dengan menggunakan Aplikasi E-Filing yang digunakan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara.

1.3.2. Manfaat Penelitian

a. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, saran dan koreksi bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Bagi penulis, penelitian dapat menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa di bidang perpajakan dan membandingkan antara teori dan materi yang dipelajari pada masa kuliah dengan praktek nyata yang terjadi dalam perusahaan maupun didalam instansi pemerintah.

c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.4. Rencana Penelitian 1.4.1. Jadwal Survey/ Observasi

Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara di Jalan Dr. Cipto No. 12 Medan. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan yang di mulai dari persiapan untuk melaksanakan

penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengelolaan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Untuk lebih jelasnya jadwal survey/observasi ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

(15)

Tabel 1.1.

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Feb Maret April

IV I II III IV I II III 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

1.4.2. Sistematika Penelitian

Di dalam pedoman tugas akhir ini dibuat 4 (empat) bab, penulis membuat pembahasan secara sistematis untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan perolehan data yang hendak diuraikan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini materinya sebagian besar berupa penyempurnaan dari latar belakang (identifikasi masalah), perumusan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(16)

BAB II : Sejarah

Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum sejarah, visi, misi, budaya, maksud dan tujuan perusahaan, tata nilai perusahaan, strategi perusahaan, produksi perusahaan, Struktur Organisasi, uraian-uraian tugas kerja departemen.

BAB III : Pembahasan

Bab ini penulis akan menguraikan tentang data yang diperoleh mengenai

Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 dengan menggunakan Aplikasi E-filing pegawai tetap pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara.

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Pada bab penutup peneliti akan memberi kesimpulan berdasarkan riset yang telah dilakukan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara dan peneliti akan mencoba memberikan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara.

(17)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan

PLN UIP SUMBAGUT adalah organisasi yang memiliki pengalaman menangani pembangunan kelistrikan sejak tahun 1976 untuk wilayah Sumatera Utara. Kemudian wilayah kerja PLN UIP SUMBAGUT semakin berkembang, meliputi Aceh pada tahun 1998, wilayah Riau dan Kepri pada tahun 2008 serta wilayah Sumatera Barat pada tahun 2013. Berdasarkan SK DIR nomor 211.K/DIR/2014 tanggal 28 Mei 2014 ditetapkan organisasi PLN UIP SUMBAGUT sebagai salah satu unit bisnis dari PT PLN (Persero), yang mengelola pembangunan jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner). Sejak tahun 2016 Wilayah usaha PLN UIP SUMBAGUT tidak lagi meliputi provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Sesuai dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0044.P/DIR/2016 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara, wilayah kerja Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara meliputi wilayah Aceh dan Sumatera Utara. Produk utama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumbagut adalah jasa pengendalian konstruksi dan pengelolaan pembangunan gardu induk (GI) dan jaringan transmisi (TL) di wilayah kerjanya,

dengan rincian sebagai berikut:

1. Gardu Induk (GI) 70 kV, 150 kV, 275 kV dan 500 kV

(18)

2. Jaringan Transmisi 70 kV, 150 kV, 275 kV, 500 kV AC dan 500 kV DC

Hal yang penting dari keberhasilan produk adalah ketepatan waktu penyelesaian, kualitas, dan kuantitas hasil akhir yang andal, yang akan berdampak pada keandalan pasokan sistem kelistrikan di wilayah Aceh dan Sumatera Utara (Sumatera bagian utara). Hasil produk PLN UIP SUMBAGUT diserahterimakan pada P3BS dan PLN Wilayah sebagai user, sebagaimana diatur oleh Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 018.E/026/DIR/1996. Serah terima produk ini dilakukan melalui rapat koordinasi, pengecekan fisik produk, dan pengukuran kualitas produk untuk memastikan kelayakan dari produk yang akan diserahterimakan (STP). Sebagai tindak lanjut dan pedoman pelaksanaan UU No.

30 Tahun 2009, pada tanggal 24 Januari 2012 telah terbit PP No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, harga sewa serta perjanjian kerjasama bisnis usaha penyediaan tenaga listrik diatur dengan persetujuan dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang tergantung pada cakupan wilayah usaha.

2.2. Visi dan Misi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Dalam rangka menunaikan amanat dan memenuhi harapan-harapan stakeholder utama, PT PLN (Persro) UIP SUMBAGUT menetapkan visi dan misi organisasi sebagai berikut:

(19)

2.2.1. Visi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT:

“Menjadi Unit Induk Pembangunan Jaringan kelas Dunia”

PT PLN (Persero) umumnya, mampu memberikan kepuasan kepada berbagai stakeholder inti-nya karena kerja dan kinerja yang telah dilakukan dalam menyiapkan dan mengelola infrastruktur kelistrikan di tanah air. Rumusan visi PLN UIP SUMBAGUT ini, tetap selaras dengan rumusan visi PT PLN (Persero) yang tercantum dalam RJP PLN (Persero) 2019-2023 untuk “Diakui sebagai Perusahaan

Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpecaya dengan Bertumpu pada Potensi Insani” dan selaras dengan salah satu tujuan strategis PLN pada RJP PT PLN (Persero) tahun 2019 – 2023.

2.2.2. Misi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT:

1. Menjalankan bisnis manajemen konstruksi infrastruktur ketenagalistrikan yang berorientasi pada biaya, mutu, dan waktu.

2. Menciptakan pemimpin yang berintegritas, berkarakter, dan layak dipercaya untuk bangsa Indonesia.

2.3. Logo PT PLN (Persero) UIP Sumbagut

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembukuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

(20)

Sumber : Bagian SDM PT PLN (Persero) Unit Induk Pembagian Sumatera Bagian Utara

Gambar 2.1

Logo PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikannya sebagai identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen atau publiknya pada umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun makna dari logo ini adalah:

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala- nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu, petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju

(21)

perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perushaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.4. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini di hubungkan dengan pencapaian instansi yang telah di tetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksana dapat di terapkan, sehingg efisien dan

(22)

efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat di capai.

Struktur organisasi PLN UIP SUMBAGUT dirancang sedemikian rupa agar mampu menjalankan misi, tugas pokok dan fungsi organisasi. Pada tahun 2018 terdapat perubahan susunan organisasi dan formasi jabatan yang sebelumnya mengacu pada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0051.P/DIR/2016 tanggal 22 Februari 2016, sekarang mengacu pada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0109.P/DIR/2018 tanggal 29 Juni 2018, dengan peratuan baru ini struktur organisasi PLN UIP SUMBAGUT tidak berubah banyak yaitu masih terdiri dari 1 Kantor Induk dan 3 Unit Pelaksana Proyek (UPP) yaitu:

1. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Aceh yang bertempat di Kota Banda Aceh

2. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Sumatera 1 yang bertempat di Kota Medan

3. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Sumatera 2 yang bertempat di Kota Padang Sidempuan

Struktur organisasi PLN UIP Sumbagut untuk kantor induk mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0109.P/DIR/2018. Formasi jabatan UPP Jaringan Aceh mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.

0306.P/DIR/2018, Formasi jabatan UPP Jaringan Sumatera Utara 1 mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0307.P/DIR/2018, dan Formasi jabatan UPP Jaringan Sumatera Utara 2 mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Perdir No 0308.P/DIR/2018. UPP dipimpin oleh Manager Unit

(23)

Pelaksana Proyek, dibantu oleh Supervisor Keuangan dan Administrasi, Manager Bagian Teknik, Supervisor Pengelolaan PMIS, Manager Bagian Pertanahan, Pejabat Pelaksana K3L, dan Pejabat Pelaksana Pengadaan.

Adapun susunan struktur organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:

Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

2.5.Uraian Pekerjaan

Organisasi PT PLN (Peresero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara umumnya merupakan paduan beberapa unit organisasi. Adapun uraian pekerjaan

GENERAL MANAGER

PT PLN (Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN SUMATERA

BAGIAN UTARA

BIDANG PERENCANAA

N

BIDANG OPERASI KONSTRUKSI

BIDANG KEUANGAN

DAN SDM

BIDANG HUKUM, KOMUNIKASI,

DAN

PERTANAHAN BIRO

PERENCANA PENGADAAN

BIRO PERENCANA PENGADAAN

BIRO PERENCANA PENGADAAN

UNIT PELAKSANA

PROYEK

(24)

dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Uttara menurut bagian yang memang berhubungan dengan fungsi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:

1. General Manager

General Manager bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan tenaga listrik yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (OP), dan Anggaran Investasi (AI), serta bertannggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kerja Unit Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja Unit Induk Pembangunan.

b. Memastikan kelancaran kordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak supervise desain.

c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan.

d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner).

e. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit Induk Pembangunan serta pengendaliannya.

f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan.

(25)

g. Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk Pembangunan.

h. Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan.

2. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab dan memastikan terjadinya perencanaan kerja atau pelaksana kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, serta mendukung restrukturisasi organisasi Unit Induk Pembangunan Tahunan :

a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan Tahunan.

b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation.

c. Mengelola analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan.

d. Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah.

e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi bersama pihak supervise konstruksi dan supervisi desain antara lain Approval Drawing dan Spesifikasi.

f. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk menyiapkan dokumen pelanggan.

(26)

g. Merencanakan dan mengelola implementasi Sistem Teknologi Informasi.

3. Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksana Konstruksi sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil kerja, untuk mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas

pokok meliputi:

a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengadilan pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya dan mutu.

b. Menyusun Basic Communication Internal dan Eksternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan.

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian TKDN.

d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan.

e. Mengelola pengendalian logistic dan administrasi monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan.

f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan.

(27)

g. Mengelola dan mengkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek Selesai di Lingkungan Unit Induk Pembangunan.

4. Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran terkait dengan progress pembangunan.

b. Melaksanakan progress pembayaran sesuai dengan kewajiban dan komitmen, serta proses pembayaran sesuai dengan ketentuan kontrak.

c. Mengelola pelaksanaan kegiatan akuntansi, perpajakan, dan asuransi.

d. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM.

e. Mengelola administrasi SDM di Unit Induk Pelaksana.

f. Mengelola manajemen mutu.

5. Bidang Hukum, Komunikasi dan Pertanahan

Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan

(28)

pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Menyusun program penyelesaian masalah perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek.

b. Melaksanakan konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan hukum.

c. Melaksanakan kegiatan komunikasi dan kehumasan, terkait dengan pelaksanaan pembebasan lahan.

d. Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait.

e. Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek.

f. Merencanakan dan melakukan proses penyiapan dokumen dan persiapan pelaksanaan pembebasan lahan.

g. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait pelaksanaan pembebasan lahan.

h. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum.

i. Melaksanakan kegiatan pembebasan lahan.

j. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan.

k. Menyusun laporan hasil pembebasan lahan.

6. Unit Pelaksana Proyek

(29)

Dalam sebuah pelaksanaan pembangunan konstruksi dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat terselesaikan dengan baik dan teratur.

Adapun tugas daripada pelaksana proyek meliputi:

a. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.

b. Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

c. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

d. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.

e. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

f. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

g. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.

h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

i. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

(30)

j. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan alat di lapangan.

k. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

l. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

(31)

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke empat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pajak ialah suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian kekayaan negara karena suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu.

Pungutan tersebut bukan sebagai hukuman tetapi menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan. Tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, misalnya untuk memelihara kesejahtraan umum (Djajadiningrat 2013:2).

Menurut Andriani (2015:3), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut beberapa definisi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak adalah iuran wajib kepada negara (pemerintah) yang bersifat memaksa berdasarkan

(32)

ketentuan yang ditetapkan (Undang-Undang) tanpa adanya kontraprestasi secara langsung yang dapat dirasakan oleh rakyat dan digunakan untuk menyelengarakan kesejahteraan umum.

3.2. Pengertian SPT (Surat Pemberitahuan) PPh Pasal 21

SPT adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Adapun fungsi dari SPT adalah sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri, memulai pemotongan, pemungutan pihak lain dalam 1 tahun pajak atau bagian tahun pajak, penghasilan yang merupakan objek pajak, harta dan kewajiban dan pembayaran dari pemotongan dan pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3.3. Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 1. Langsung

SPT Tahunan harus disampaikan ke Tempat Pelayan Terpadu (TPT) KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dalam SPT Tahunan merupakan:

a. SPT Tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak Badan b. SPT 1770

c. SPT 1770S dan SPT 1170SS yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT; dan disampaikan dalam bentuk e-SPT Tahunan.

(33)

2. Tidak Langsung

1. Dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar;

2. Dikirim melalui perusahaan jasa ekspedesi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar.

3. Mengisi E-Filing melalui website Direktorat Jendral Pajak (djponline.pajak.go.id).

3.4. Pajak Penghasilan Pasal 21 3.4.1. Pengertian PPh Pasal 21

Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

3.4.2. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 adalah orang pribadi yang merupakan:

1. Pegawai.

2. Penerima uang pesangon, pensiun, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.

3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, antara lain meliputi:

(34)

a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan notaris, penilai dan aktuaris.

b. Pemain musik, pembawa acara, penyayi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, pegawai/pregawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya.

c. Olahragawan.

d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator .

e. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta pemberi jasa pada suatu kepanitiaan.

f. Agen iklan.

g. Pengawas atau pengelola proyek.

h. Pembawa pesan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.

i. Petugas dinas luar asuransi.

j. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

k. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaanya dalam suatu kegiatan.

3.4.3. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun.

(35)

3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain sejenis.

4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas.

5. Imbalan kepada bukan pegawai antara lain berupa honorarium, komisi, fee dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan.

6. Imbalan kepada peserta kegiatan antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

7. Penerima dalam bentuk natural dan atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh :

a. Bukan Wajib Pajak.

b. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final.

c. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus.

3.4.4. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna dan asuransi beasiswa.

2. Penerimaan dalam bentuk natural diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah kepada Wajib Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitung khusus.

(36)

3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannyatelah disahkan oleh menteri keuangan, Iuran Tunjangan Hari Tua atau Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja.

4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amal zakat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak.

5. Beasiswa yang diterima atau diperoleh warga Negara Indonesia dari wajib pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan di dalam negeri pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

3.4.5. Elemen-Elemen PPh Pasal 21

1. Pegawai Tetap. Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawasan yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk jangka waktu tertentu, sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh dalam pekerjaan tetap.

2. Pegawai Tidak Tetap. Pegawai tidak tetap adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah harian kerja, jumlah unit dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.

(37)

3. Bukan Pegawai. Bukan pegawai adalah penerima penghasilan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan.

3.4.6. Tarif Pajak PPh Pasal 21

Tabel 3.1.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak yang Memiliki NPWP

Lapisan Penghasilan Kena Pajak yang Memiliki NPWP Tarif

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

Di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

Di atas Rp 500.000.000 30%

Sumber: http://www.online-pajak.com

Tabel 3.2.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak yang Tidak Memiliki NPWP Lapisan Penghasilan Kena Pajak yang Tidak Memiliki NPWP Tarif

Sampai dengan Rp 50.000.000 6%

Di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 18%

Di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 30%

Di atas Rp 500.000.000 36%

Sumber: http://www.online-pajak.com

3.4.7. Pengertian Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Penerapannya 3.4.7.1. Pengertian Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah pendapatan wajib pajak pribadi yang dibebaskan dari PPh Pasal 21. Berdasarkan aturan PTKP 2018, pendapatan hingga Rp 4.500.000 per bulan di bebaskan dari pungutan PPh. Meski

(38)

begitu, WP tetap harus melaporkan SPT PPh. Ketentuan ini berlaku hingga WP memperoleh status Non-Efektif (NE) dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016, berikut tarif PTKP yang ditetapkan hingga saat ini:

1. Besar PTKP wajib pajak orang pribadi sejumlah Rp 54.000.000.

2. Tambahan wajib pajak yang sudah menikah sebesar Rp 4.500.000

3. PTKP istri yang pendapatannya digabung dengan suami sebanyak Rp 54.000.000.

4. Tambahan maksimal 3 orang untuk tanggungan keluarga sedarah dalam satu garis keturunan, semenda, atau anak angkat, sejumlah Rp 4.500.000.

3.4.7.2. Penerapan Penghasilan Tidak Kena Pajak Tabel 3.3.

PTKP untuk Wajib Pajak Tidak Kawin Tanpa Tanggungan dan dengan Tanggungan

Keterangan Status Besaran PTKP

Wajib Pajak Tidak Kawin Tanpa Tanggungan

Tidak Kawin/TK0

Rp 54.000.000 Wajib Pajak Tidak Kawin dengan Satu

Tanggungan

Tidak Kawin/TK1

Rp 58.500.000 Wajib Pajak Tidak Kawin dengan Dua

Tanggungan

Tidak Kawin/TK2

Rp 63.000.000 Wajib Pajak Tidak Kawin dengan Tiga

Tanggungan

Tidak Kawin/TK3

Rp 67.500.000

Sumber: http://www.online-pajak.com

Tabel 3.4.

PTKP untuk Wajib Pajak Kawin Tanpa Tanggungan dan dengan Tanggungan

Keterangan Status Besaran PTKP

Wajib Pajak Kawin Tanpa Tanggungan Kawin/K0 Rp 58.500.000 Wajib Pajak Kawin dengan Satu

Tanggungan

Kawin/K1 Rp 63.000.000 Wajib Pajak Kawin dengan Dua

Tanggungan

Kawin/K2 Rp 67.500.000 Wajib Pajak Kawin dengan Tiga Kawin/K3 Rp 72.000.000

(39)

Tanggungan

Sumber: http://www.online-pajak.com

Tabel 3.5.

PTKP untuk Wajib Pajak Kawin Tanpa Tanggungan dan dengan Tanggungan dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

Keterangan Status Besaran PTKP

Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

Tanpa Tanggungan

Kawin/K/1/0 Rp 108.000.000

Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

dengan Satu Tanggungan

Kawin/K/I/1 Rp 112.500.000

Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

dengan Dua Tanggungan

Kawin/K/I/2 Rp 117.000.000

Wajib Pajak Kawin dan Penghasilan Istri Digabung dengan Penghasilan Suami

dengan Tiga Tanggungan

Kawin/K/I/3 Rp 121.500.000

Sumber: http://www.online-pajak.com

3.5. Aplikasi E-Filing

3.5.1. Pengertian Aplikasi E-Filing

E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara on-line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

Penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui E-filing diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang tata cara penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan tahunan. Secara khusus, penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik melalui E-filing

(40)

Pajak Nomor PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara E-Filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) tanggal 23 Desember 2011 serta Peraturan Direktur Jenderal Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara E-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).

Aplikasi E-filing yang disediakan melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider-ASP) yang telah ditunjuk oleh Dirketorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

a. www.pajakku.com b. www.laporpajak.com c. www.spt.co.id

d. www.online-pajak.com

Inilah ringkasan atau rangkuman lengkap cara mendaftar DJP Online via gambar dibawah ini :

(41)

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.1.

Petunjuk Registrasi

(42)

3.5.2. Cara Mendaftar DJP Online dengan Benar

Silahkan anda mengunjungi DJP Online kemudian tekan “Daftar”. Kemudian anda juga bisa secara langsung menuju web pendaftarannya di situs http://djponline.pajak.go.id/registrasi.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.2.

Mendafttar DJP Online

Lalu isilah EFIN dan NPWP anda. Kemudian anda mengisi captcha atau kode keamanan sesuai dengan tulisan yang muncul. Selanjutnya anda melakukan

“verifikasi”. NPWP mesti ditulis menggunakan angka saja tanpa adanya strip dan titik.

(43)

Adapun beberapa hal yang menyebabkan gagal dalam melakukan tahap verifikasi, antara lain :

a. NPWP tidak valid: Anda kemungkinan salah mengetik nomor NPWP.

b. EFIN belum aktif: Silahkan anda mendatangi ke KPP terdekat untuk dapat mengaktifkan.

c. NPWP sudah terdaftar: Solusinya sangat mudah dengan mengunjungi http://djponline.pajak.go.id/resetpass pada bagian lupa email, kemudian tekan

“ya” dan masukkanlah email anda. Selanjutnya, masukkanlah EFIN, NPWP, email dan kode keamanan. Lalu tekan “Submit”. 3 Menit kemudian bukalah email anda, klik linknya dan buatlah password baru. Jadi anda tidak usah mendaftar lagi.

Kalau tidak ada masalah, maka mari silahkan lanjutkan ke langkah berikutnya.

Selanjutnya nama anda akan muncul, masukkanlah no hp dan email yang aktif, password dan kode keamanan.

(44)

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.3.

Pengisian Password

Tekan “Simpan”. Kalau berhasil maka akan muncul tulisan registrasi berhasil, silahkan anda mengecek email anda. Kemudian bukalah email dan melakukan aktivasi dengan cara menekan link aktivasi. Kalau sukses maka akan muncul tulisan “Aktivasi akun berhasil, Silahkan tekan tombol ok untuk ke menu login”.

(45)

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.4.

Pendaftaran Email

Kalau aktivasinya gagal? Anda menunggu saja, karena untuk kasus tersebut biasanya dilakukan sebanyak 1 sampai 3 kali mengirim ulang link aktivasi.

(46)

3.6. Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Dengan Menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawai Tetap Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Pegawai tetap di kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara terdiri dari : 218 Orang. Karena data pegawai di kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara bersifat rahasia, maka penulis hanya membahas Prosedur penyampian SPT PPh Pasal 21 menggunakan Aplikasi E-filing Pegawai tetap. Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikas E-Filing Pegawai tetap Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara, atara lain :

3.6.1. Cara Efiling Pajak SPT 1770 SS (Penghasilan Kurang dari 60 Juta Setahun)

Formulir ini akan anda gunakan kalau memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Penghasilan setahun kurang dari 60 juta rupiah.

2. Pekerjaan anda berupa Pegawai BUMN/BUMD, TNI/Polri, PNS/ASN, dan Pegawai Swasta.

3. Bukan pekerjaan bebas atau pengusaha.

3.6.2. Tutorial E-filing 1770 S (Sederhana)

Anda bisa memakai formulir ini kalau memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Penghasilan setahun anda sebesar 60 juta atau lebih.

2. Pekerjaan anda berupa pegawai BUMN/BUMD, TNI/Polri, PNS/ASN dan Pegawai Swasta.

3. Bukan pekerjaan bebas atau pengusaha.

(47)

3.6.3. SPT 1770

Untuk anda yang memiliki profesi sebagai pengusaha atau mempunyai pekerjaan bebas secara profesional seperti notaris, dokter dan akuntan maka gunakanlah formulir SPT 1770. Akan tetapi pada tahun 2017 ini anda mesti mengisi SPT dulu di aplikasi E-SPT kemudian menguploadnya di DJP Online.

Untuk menyampaikan SPT PPh Pasal 21 dengan menggunakan Aplikasi E-Filing.

Wajib pajak harus memiliki :

a. Formulir bukti potong 1721 A1/ 1721 VII untuk pemotongan PPh pasal 21 yang bersifat final yang telah diberikan oleh pemberi kerja.

Contoh Gambar formulir bukti potong :

Sumber: http://www.online-pajak.com

Gambar 3.5.

(48)

b. Bukti kepemilikan harta, seperti buku tabungan, sertifikat tanah/bangunan, STNK.

c. Daftar utang seperti rekening utang.

d. Mengunjungi website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) dan klik pada icon E-Filing atau langsung mengunjungi alamat efiling.pajak.go.id.

3.7. Pembahasan

Berdasarkan hasil penerapan Prosedur Penyampaian SPT PPh pasal 21 menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawai Tetap penulis mencoba membahas hasil penelitian yang dilakukan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara yang telah menerapkan penyampaian SPT PPh Pasal 21 menggunakan Aplikasi E-Filing sesuai dengan Prosedur yang ditetapkan oleh Direktorat jenderal Pajak (DJP). Adapun tahapan Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikasi E-Filing Pegawai tetap pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara yaitu sebagai berikut :

Contoh :

Ibu Marleni adalah Pegawai tetap di kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara dan telah menerima Bukti Pemotongan PPh Pasal 21, penyampaian SPT PPh pasal 21 dengan menggunakan aplikasi E-Filing dengan mengisi SPT 1770 S E-filing Pajak DJP Online adalah sebagai berikut:

(49)

Sumber: PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Gambar 3.6.

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

(50)

Buka website DJP online : djponline.pajak.go.id lalu login. Masukkan NPWP dan password anda untuk login. NPWP ditulis tanpa titik dan tanpa strip, semuanya angka. Password harus sesuai dengan password anda, termasuk huruf besar dan kecil.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.7.

Cara masuk Ke DJP Online 725137061301000

XXXXXXXXXXXXXXXX

y6wpp

(51)

Setelah sukses login, klik tulisan efiling. Ada dua tulisan efiling yang bisa anda pilih, klik salah satu saja. Tulisan efiling hijau besar biasanya terletak di kanan atau di kiri, tergantung jenis pekerjaan anda.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.8.

Cara masuk ke E-filing

Klik tulisan buat SPT, ada dua tulisan buat SPT, pilih salah satu saja.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.9.

(52)

Jawab pertanyaan yang ada. Misalnya seperti ini : tidak usahawan atau pekerjaan bebas, tidak pisah harta dan tidak kurang dari 60 juta rupiah setahun (4) 1770 S Formulir. Saya menyarankan untuk nomor 4 pilihlah formulir, lalu klik SPT 1770 S dengan formulir.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.10.

Menjawab pertanyaan persyaratan melaporkan SPT

(53)

3.8. Tahapan Prosedur Penyampaian SPT PPh Pasal 21 Menggunakan Aplikasi E-Filing

1. Form-1 : Memilih Tahun Pajak Pelaporan SPT Tahunan

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.11.

Memilih Tahun pajak pelaporan SPT Tahunan

Tahun Pajak : 2018.

Status SPT, Jika Anda baru pertama kali melapor SPT Tahun 2018 tersebut, pilihlah opsi normal, jika Anda pernah melaporkan SPT untuk Tahun pajak bersangkutan atau melakukan revisi SPT tersebut, pilihlah opsi pembetulan dan masukkan angka sesuai dengan urutan revisi.

2018

(54)

2. Form-2 : Input Data Pemotongan PPh dari Pihak Ketiga

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.12.

Menginput data pemotongan PPh dari pihak ketiga

Anda bisa menambahkan data bukti pemotongan atas penghasilan yang Anda peroleh. Jika Anda adalah seorang karyawan siapkan Bukti Potong PPh 21 Formulir1771-A1 dan 1771-A2 (bisa Anda minta ke bendahara atau bagian yang mengurus perpajakan di kantor Anda, merupakan bukti potong pajak penghasilan Anda).

(55)

Klik Tombol Tambah, masukkan data sesuai dengan bukti potong yang Anda miliki saat ini, sebagai ilustrasi Kami berikan contoh pengisiannya sebagai berikut :

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.13.

Bukti Potong PPh 21

010016293123009

PT PLN (PERSERO) UIP II

1112180000136

31-12-2018

11.182.450

(56)

Pastikan data Anda yang Anda masukkan benar dan sesuai dengan bukti yang ada, setelah klik simpan hasilnya adalah sebagai berikut :

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.14.

Daftar pemotongan PPh Pihak Lain yang ditanggung pemerintah.

Jika Anda memiliki bukti pemotongan pajak lainnya, dapat juga dimasukkan dalam tambahan perhitungan pemotongan pajak. Jenis Pajak yang bisa dimasukkan ke sistem DJP Online adalah : PPh 21/ PPh 22/ PPh 23/ PPh 24/ dan PPh Pasal 26.

PT. PLN (Persero)

UIP II 01001629312

3009

111218000013

6 31-12-18 11.182.450

11.182.450

(57)

Berdasarkan bukti potong, siapkan data mengenai pemotong atau pemungut pajak seperti : Nomor NPWP, Nama, Nomor Bukti, Tanggal Bukti, Jumlah Nominal pajak yang dipotong atau dipungut.

Data mengenai pemotongan pajak tersebut harus sesuai dengan bukti yang Anda miliki seperti :

Formulir 1721 A1/A2;

Formulir 1721-VI;

Bukti Potong PPh 23/26;

Bukti Pemungutan PPh 22;

Bukti Potong PPh dari Luar Negeri

3. Form-3 : Input Penghasilan Netto Dalam Negeri

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.15.

Menginput data penghasilan netto dalam negeri

Masukkan data penghasilan Anda selama setahun periode Januari-Desember pada Tahun Pajak Penghasilan yang dilaporkan.

161.883.834

(58)

4. Form-4 : Input Penghasilan Netto Dalam Negeri Lainnya

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.16.

Menginput penghasilan netto dalam negeri lainnya

Sesuai gambar diatas, jika tidak ada penghasilan lainnya, pilih opsi Tidak.

Penghasilan tambahan dalam negeri lainnya yang dimaksud adalah : pendapatan Bunga, Royalti, Sewa, Hadiah, Keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta, dan penghasilan lainnya. Seluruh pendapatan ini adalah selain yang dikenakan PPh Final, contohnya : pendapatan bunga selain Bunga Tabungan dan Deposito, pendapatan sewa selain sewa bangunan atau tanah, pendapatan dari hadiah selain undian, pendapatan selain selisih kurs dan pembebasan hutang.

(59)

5. Form-5 : Input Penghasilan dari Luar Negeri

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.17.

Menginput penghasilan dari luar negeri Pilih Tidak, Jika Anda tidak memiliki penghasilan dari luar negeri.

6. Form-6 : Input Penghasilan yang Bukan Objek Pajak

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.18.

Menginput penghasilan yang bukan objek pajak

Jika Anda pilih ya, maka ada beberapa jenis penghasilan yang tidak termasuk

(60)

Anda peroleh, jika Anda menerima salah satu dari pendapatan seperti : Warisan, Penerimaan dari Sumbangan atau Hibah, Beasiswa, Klaim Asuransi,dan lainnya sesuai dengan gambar diatas, jika tidak ada pilih opsi Tidak.

7. Form-7 : Input Penghasilan yang pajaknya sudah dipotong secara Final.

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.19.

Menginput penghasilan yang pajaknya dipotong secara final

Pilih opsi ya jika Anda memperoleh salah satu dari penghasilan dimana pajaknya telah dipotong secara final seperti :

Pendapatan Bunga Diskonto atau Obligasi.

Bunga Tabungan, Deposito, Diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Penjualan Saham di Pasar Modal.

Penerimaan Undian Berhadiah.

Penerimaan Pesangon, Tunjangan Hari Tua, Uang pensiun yang dibayarkan sekaligus.

Pengalihan Hak atas Tanah & Bangunan.

Penerimaan atas Deviden.

(61)

Transaksi Derivatif.

Penerimaan sewa atas Tanah dan Bangunan.

Penghasilan istri dari satu pemberi kerja.

Bunga simpanan Koperasi.

Penghasilan Lain-Lain yang dikenakan pajak final atau yang bersifat final.

8. Form-8 : Input Harta

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.20.

Menginput harta

Jika Anda memiliki salah satu harta atau sejenisnya dari list kelompok harta seperti yang tercantum diatas ini, pilih opsi Ya, dan klik tombol tambah harta.

(62)

9. Form-9 : Input Hutang

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.21.

Menginput hutang

Jika Anda memiliki utang ke lembaga pembiayaan atas perolehan aset, pilih opsi Ya dan klik tombol Tambah utang. Jika tidak maka pilih opsi Tidak.

10. Form-10 : Input Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.22.

(63)

Pilih Ya, jika Anda memiliki tanggungan dan klik tombol Tambah dan isilah data yang sesuai dengan diri Anda seperti Kami contohkan berikut ini wajib Pajak dengan kategori K/2 atau Kawin dengan tanggungan anak 2 orang.

11. Form-11 : Input Pembayaran Kepada Badan Resmi Amil Zakat

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.23.

Menginput pembayaran kepada badan resmi Amil Zakat

Maksudnya adalah Anda membayar zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib atas penghasilan yang menjadi objek pajak yang disetorkan oleh Wajib Pajak Perorangan kepada Badan Amil Zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah dengan menggunakan bukti setoran yang sah. Jika bukan pilih opsi Tidak dan klik langkah selanjutnya.

(64)

12. Form-12 : Input Status Wajib Pajak & Golongan PTKP

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.24.

Menginput status wajib pajak dan golongan PTKP

Contoh diatas adalah kategori K/2 atau Kawin dengan tanggungan dua anak.

Terdapat beberapa pilihan pada opsi : Status Kewajiban Perpajakan Suami Istri antara lain :

 Status HB adalah : suami-istri telah hidup berpisah berdasarkan dari keputusan hakim.

Status PH adalah : apabila dikehendaki secara tertulis oleh suami istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan pendapatan.

Status MT adalah : apabila dikehendaki oleh istri yang memilih cara untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.

(65)

13. Form-13 : Input PPh Pasal 24

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.25.

Menginput PPh pasal 24 14. Form-14 : Input Realisasi Pembayaran PPh pasal 25

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.26.

Menginput realisasi pembayaran PPh pasal 25

(66)

15. Form-15 : Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan

Sumber: http://www.djponline.pajak.go.id

Gambar 3.27.

Hasil perhitungan pajak penghasilan

Hasil perhitungan pajak penghasilan diatas adalah Nihil, klik langkah selanjutnya.

Notes : Pelaporan SPT Tahunan pada sistem e-filing DJP Online tidak bisa dilanjutkan apabila terdapat hitungan lebih bayar. Sebaiknya Anda periksa terlebih dahulu apakah seluruh data telah diinput dengan benar. Jika Anda merasa yakin ada kelebihan bayar, solusinya Anda dianjurkan oleh sistem DJP Online untuk lapor secara manual ke Kantor Pelayanan Pajak dimana NPWP Anda terdaftar.

161.883.834 54.000.000

107.883.000

11.182.450 11.182.450

11.182.450

(67)

3.8.1. Kesalahan Dalam Pengisian SPT Bagaimana jika terjadi Kurang Bayar?

Jika status SPT Anda terdapat kurang bayar maka secara otomatis sitem DJP akan menampilkan menu panel pembayaran pajak .

Setelah Anda melakukan pembayaran, pilih Sudah, masukkanlah NTPN dari Bukti Penerimaan Negara dan Tanggal pembayaran .

Jika Anda masih menunda pembayaran, Sistem DJP memberikan pelayanan pembuatan Surat Setoran Pajak secara Elektronik (Kode Id Billing) untuk proses pembayaran melalui Bank, Kantor Pos Persepsi, Mesin ATM, dan Internet Banking.

Bagaimana jika terjadi Lebih Bayar?

Dikembalikan Dengan SKPPKP Pasal 17c ( Bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu), yaitu merupakan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak diperuntukkan bagi wajib pajak dengan kriteria tertentu (WP Patuh) yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. Persayaratan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu tersebut dapat dilihat melalui Pasal 17C UU KUP dan Pasal 1 PMK Nomor 192/PMK.03/2007.

Dikembalikan Dengan SKKPP Pasal 17D (Bagi Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan tertentu), yaitu merupakan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak yang dapat diberikan kepada Wajib Pajak selain kriteria di atas yang telah memenuhi persyaratan tertentu yang sesuai dengan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 1 dan 2 PMK Nomor 193/PMK.03/2007;

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjadi calon mitra usaha dalam pengembangan perkebunan melalui pelaksanaan program revitalisasi perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) perusahaan

Sikap individu dan norma subjektif tentang perilaku dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, seseorang yang memiliki persepsi perilaku yang biasa dan kemungkinan

a) Kartu Kredit, yaitu: fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis, Unit Kearsipan yang terletak di Lantai 4 Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang maksimal dengan aktivanya secara produktif kurang stabil dengan demikian keuntungan yang

Pertanyaan yang penulis ajukan adalah pertanyaan bedasarkan sistem penatausahaan pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam hal penatausahaan pertanggungjawaban

Mengatur perjalanan dinas merupakan hal yang rumit, mulai dari dokumen yang dibutuhkan dalam perjalanan pimpinan, konfirmasi tiket dan hotel, pembuatan jadwal perjalanan,

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas ali&ir yang berjudul "Analisis Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik