• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR OLEH: DINI FITHRIANI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR OLEH: DINI FITHRIANI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH EFEKTIVITAS TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA

LINGKUNGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

OLEH:

DINI FITHRIANI 162103020

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI D III KESEKRETARIATAN

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Medan“ adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan / atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan /atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2019

Dini Fithriani Materai

6000

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul

"Pengaruh Efektivitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Medan".

Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Kesekretariatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Marhayanie, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji.

3. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis mendapatkan informasi dan urusan kampus.

(5)

5. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda tercinta Mahfudi Sembiring Pelawi dan Ibunda tercinta Rini Handayani yang telah memberikan segalanya kepada penulis, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada Kakak penulis tersayang Siti Nidia Mahfida dan Adik penulis tersayang Muhammad Iqbal Pelawi yang telah mendukung penulis dan menyayangi penulis selama ini.

7. Kepada teman-teman yang sudah penulis kenal dari awal penyambutan mahasiswa baru sampai kita sudah di tahap akan memasuki kehidupan baru lagi. Kepada Kiki, Dinda, Windi dan Septi terima kasih telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Kepada seluruh teman-teman stambuk 2016 Kesekretariatan yang selama enam semester sudah melewati segala suka duka menjadi seorang mahasiswa. Sampai berjumpa di masa depan.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Allah SWT, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak

Medan, 2019 Penulis

Dini Fithriani

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penulisan ... 6

1.4 Manfaat Penulisan ... 6

1.5 Sistematika Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Profil PT. Perkebunan Nusantara III ... 9

2.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III ... 11

2.3 Struktur Organisasi ... 12

2.4 Job Description ... 13

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan ... 27

2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 27

2.7 Rencana Kegiatan ... 32

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Efektivitas ... 34

3.2 Pengertian Tata Ruang Kantor ... 37

3.2.1 Asas-Asas Ruang Kantor ... 37

3.2.2 Prinsip Menata Ruang Kantor ... 39

3.2.3 Tahapan Perencanaan ... 39

3.2.4 Area Khusus ... 45

3.2.5 Jenis-Jenis Tata Ruang Kantor ... 47

3.2.6 Lingkungan dan Kondisi Fisik Tata Ruang Kantor ... 50

3.2.7 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Peralatan Kantor ... 51

3.2.8 Tujuan Tata Ruang ... 55

3.3 Pengertian Kinerja ... 56

3.4 Identifikasi Penelitian ... 60

3.4.1 Karakteristik Responden ... 60

3.4.2 Variabel Efektivitas Tata Ruang Kantor ... 62

3.4.3 Variabel Kinerja Pegawai ... 64 3.4.4 Analisis Data Penelitian Efektivitas Tata Ruang

(7)

3.4.5 Analisis Data Penelitian Kinerja Pegawai... 67

3.5 Pembahasan Pegaruh Efektivitas Terhadap Kinerja Pegawai ... 68

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 72

4.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 76

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan... 7

3.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia... 60

3.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 61

3.3 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 61

3.4 Variabel Efektivitas Tata Ruang Kantor... 63

3.5 Variabel Kinerja Pegawai... 65

3.6 Distribusi Frekuensi Variabel Efektivitas Tata Ruang Kantor... 66

3.7 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai... 67

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Struktur Organisasi... 13 2.2 Penggolongan Kualitas Pinjaman... 29 3.1 Meja Sekretaris... 68 3.2 Tata Ruang Kantor Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT Perkebunan Nusantara III Medan... 69 3.3 Tata Ruang Kantor Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT Perkebunan Nusantara III Medan... 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 76 2. Surat Izin Riset Dari Perusahaan... 81

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kantor dalam arti sempit dipahami sebagai tempat melaksanakan kegiatan administrasi, sedangkan kantor dalam arti luas dipahami sebagai penyedia layanan informasi dan komunikasi. Menurut Asriel dkk (2016: 2) pengertian lain mengenai kantor yaitu, kantor merupakan sebuah unit organisasi yang terdiri dari tempat, personel dan operasi ketatausahaan untuk membantu pimpinan organisasi.

Tempat adalah ruangan, gedung, kompleks, serta perabot dan perlengkapannya, seperti mesin-mesin kantor dan lainnya.

Fungsi utama kantor adalah mengelola informasi. Pemahaman ini merujuk pada pendapat Sayuti dan Muthia (2018: 92) kantor merupakan tempat karyawan melakukan aktivitas kerjanya: tempat proses penanganan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan sampai menyalurkan informasi dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi. Untuk mendukung agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar diperlukan tata ruang kantor dan kondisi fisik kantor yang standar, agar karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan tenang, nyaman dan lancar.

Tata ruang kantor merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan penataan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengingat beragamnya pekerjaan dan tugas yang harus dilakukan, tidaklah selalu mudah untuk memilih ruang kantor yang cocok. Karena

(12)

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang pegawai memerlukan ruang gerak yang membuatnya nyaman ketika bekerja sehingga dapat menciptakan efisiensi kerja yang akan mempengaruhi efektivitas pekerjaan.

Ruang gerak yang dimaksudkan bukan hanya terkait dengan seberapa luas ruangan tersebut. Namun, mengenai bagaimana ruang kantor tersebut diatur sedemikian rupa sehingga ketika menempatkan peralatan dan perlengkapan kantor pada ukuran ruangan yang minimalis tidak mengganggu aktivitas pegawai dan tidak membuat ruangan penuh sesak yang menyebabkan terganggunya konsentrasi pegawai. Jika kondisi ruangan tidak baik, bukan hanya proses kerja kantor yang akan terhambat namun juga mengakibatkan menurunnya kinerja pegawai serta memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Penataan peralatan dan perlengkapan kantor dapat menciptakan kerja sama yang baik antar pegawai sehingga dalam proses penyelesaian kerja dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan sekarang sebaiknya mulai memperhatikan pentingnya efektivitas ruang kantor agar penataan perabotan dan perlengkapan dapat memudahkan penyelesaian pekerjaan pegawai. Tata ruang kantor yang efektif adalah tata ruang kantor yang teratur, rapi, bersih, sesuai dengan asas penataan ruang kantor, dan mencakup faktor-faktor lainnya yang dapat memperlancar arus kerja pegawai. Selain itu dengan adanya penerapan tata ruang kantor yang efektif, pegawai akan bekerja dengan baik serta dapat memenuhi visi dan misi perusahaan yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja dan produktivitas perusahaan.

(13)

Apabila membicarakan peningkatan kinerja pegawai maka kita membicarakan tentang berbagai macam aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas dan hasil kerja pegawai dari apa yang telah dilakukan pegawai untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena dari hasil kerja pegawai itu akan menimbulkan kestabilan perusahaan yang juga akan berdampak pada produktivitas perusahaan itu sendiri. Oleh karenanya, pimpinan perusahaan harus mampu menilai dan memperhatikan kondisi dinamika organisasi serta perilaku pegawai yang dapat mengganggu produktivitas organisasi tersebut.

Perilaku pegawai memiliki kaitan yang erat dengan kinerja karena berbagai aktivitas kerja para pegawai dapat mempengaruhi baik atau buruknya suatu perusahaan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja yaitu bagaimana suatu hasil pekerjaan yang telah dan sedang dikerjakan oleh pegawai sehingga hasil kerjanya tersebut dapat dinilai untuk meningkatkan prestasi kerja yang mana akan mempengaruhi baik atau buruknya produktivitas kerja perusahaan itu sendiri. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan karena melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang kinerja pegawai. Dan jika dilihat dari segi prestasi kerja, dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pegawai yang mampu berprestasi lebih baik dan pegawai yang kurang berprestasi. Prestasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kebutuhan, faktor usaha dan kemampuan, faktor lingkungan kerja dan faktor kepemimpinan. Faktor-faktor tersebut merupakan pendorong bagi setiap pegawai untuk berpretasi. Salah satu faktor yang disebutkan adalah faktor lingkungan kerja

(14)

dan yang termasuk lingkungan kerja antara lain kondisi kerja dan keamanan dalam pekerjaan. Kondisi kerja dapat dikatakan baik apabila memungkinkan pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, baik kondisi fisik maupun kondisi psikologis. Kondisi fisik berhubungan dengan keadaan gedung, ruang kerja, desain interior, dan sebagainya. Sedangkan kondisi psikologis berhubungan dengan kondisi kerja yang mampu memberikan kepuasan psikologis terhadap pegawai seperti hubungan antar pegawai yang baik, dan sebagainya.

Kondisi fisik dapat berupa pemanfaatan ruang kantor sehingga mampu menghasilkan kinerja pegawai yang baik serta memberikan kontribusi untuk prestasi kerja pegawai secara efektif dan efisien. Kondisi fisik yang berupa tata ruang kantor merupakan sebagian motivasi dalam perusahaan untuk menciptakan semangat kerja pegawai. Penataan ruang kantor menjadi hal yang penting karena menyangkut kenyamanan individu dan kelompok dalam bekerja agar proses arus kerja pegawai dapat berjalan dengan lancar dan baik maka untuk itu diperlukan tata ruang kantor yang baik pula.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tata ruang kantor menjadi begitu penting dalam meningkatkan kinerja pegawai guna tercapainya tujuan serta produktivitas perusahaan. Seperti halnya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memiliki bentuk penataan ruang yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Selain itu, divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan bagian yang sering dikunjungi pihak luar sehingga tata ruangnya harus lebih diperhatikan karena akan meninggalkan kesan positif bagi pihak luar ketika berada di bagian tersebut. Kondisi tata ruang sekarang ini

(15)

menerapkan jenis tata ruang kantor terbuka yang memiliki kelebihan dan kekurangan bagi para pegawai yang banyak menghabiskan waktu kerjanya di ruangan tersebut.

Menurut pra penelitian, dengan menerapkan jenis tata ruang terbuka seharusnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan lebih memerhatikan penempatan peralatan dan perlengkapan kantor. Karena menurut observasi yang selama ini penulis lakukan, kabel-kabel komputer yang berada di lantai membuat pegawai harus lebih berhati-hati jika ingin melangkah serta penumpukan berkas di atas meja menimbulkan kesan yang berantakan. Meskipun begitu, para pegawai mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu dan tidak mengalami kendala yang begitu berarti saat menyelesaikan pekerjaannya.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat digambarkan bagaimana berpengaruhnya suatu efektivitas tata ruang kantor terhadap kinerja pegawai, dan penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam judul “Pengaruh Efektivitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Pada Bagian Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas adapun rumusan masalah yaitu “Bagaimana Pengaruh Efektivitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Pada Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?”

(16)

1.3 Tujuan Penulisan

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan penulisan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan dari penulisan tersebut adalah untuk mengetahui Pengaruh Efektivitas Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persro) Medan.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

Bagi Penulis

a. Sebagai bahan untuk melatih kemampuan berpikir secara logis-sistematis dan kemampuan menganalisis.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang penataan ruang kantor yang efektif.

Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

a. Mendapatkan masukan berupa ide, saran, atau gagasan untuk penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Kesekretariatan sehingga mampu mencapai standar pendidikan yang lebih baik.

b. Bahan referensi bagi mahasiswa yang menyelesaikan Tugas Akhir yang berkaitan dengan Tata Ruang Kantor.

Bagi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

a. Bahan masukan bagi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Dalam Meningkatkan Efektivitas Kinerja Pegawai.

(17)

b. Bahan perbandingan antara tata ruang kantor menurut para ahli dengan kondisi tata ruang kantor yang sesungguhnya pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

1.5 Sistematika Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara III Medan, yang berlokasi di Jalan Sei Batanghari No. 02 Medan. Penelitian berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 19 Juni 2019 sampai 20 Juni 2019. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Mei Juni

Minggu ke- Minggu ke-

II III IV I II III IV

1 Persiapan

2 Pengumpulan data 3 Penulisan

Sumber : Penulis (2019)

Dalam kegiatan persiapan Tugas Akhir ini dilakukan pada minggu ke dua bulan Mei. Pada kegiatan pengumpulan data di lakukan penelitian selama tujuh minggu, di mulai dari awal minggu pertama pada bulan Mei di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan penulisan Tugas Akhir yang di mulai pada minggu ke empat bulan Juni sampai dengan selesai, sesuai dengan pedoman penulisan Tugas Akhir yang diberikan oleh Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan.

(18)

1.6 Sistematikan Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, jadwal kegiatan, dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Bab ini membahas sejarah dan profil ringkas, visi dan misi, statement budaya, struktur organisasi, job description, jaringan usaha kegiatan, kinerja usaha terkini, rencana kegiatan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumatera Utara.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai Pengertian Efektivitas, Pengertian Tata Ruang Kantor, Pengertian Kinerja, Deskripsi dan Analisis Data pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan kemudian menguraikan saran yang relevan dengan kesimpulan.

(19)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Profil Perusahaan

Sejarah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan diawali pada tahun 1958 dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dikenal sebagai nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Pada tahun 1968 Perseroan Perkebunan Nusantara (PPN) direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk badan hukumnya dan diubah menjadi PT Perkebunan Nusantara III guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Pemerintah merestrukturisasi Badan Usaha Milik Negara sub sektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah dan perampingan struktur organisasi diawali dengan langkah penggabungan manajemen.

Pada tahun 1994, tiga Badan Usaha Milik Negara Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Pada tahun 1996 melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT

(20)

Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

Selanjutnya tahun 2014 sampai sekarang PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadi Induk Holding Badan Usaha Milik Negara Perkebunan sejak tanggal 17 September 2014, sesuai Peraturan Pemerintah No.72/2014.

Perseroan melakukan pengelolaan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun PIR Plasma maupun dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan bentuk produk sebagai berikut:

1. Komoditi Karet

Wilayah Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 38.000 hektar lahan karet PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR- 10, SIR- 20, dan Lateks Pekat mampu menembus pasar internasional di sejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya.

2. Komoditi Kelapa Sawit

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK) dan Palm Kernel Meal (PKM).

(21)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH, notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-8331 HT.01.01.Th.96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8674. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dengan akta No. 6 tanggal 12 Agustus 2008 di depan notaris Syafril Gani, SH, M.Hum., notaris di Kota Medan, dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU- 73169.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14 Oktober 2008. Terakhir Anggaran Dasar Perusahaan telah dirubah dengan Akta No. 8 Tanggal 24 September 2009 yang dibuat oleh Syahril Gani, SH, M.Hum., notaris di Medan. Perubahan ini telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam suratnya tanggal 5 November 2009 dengan Nomor AHU-AH.01.10-19656.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Menjadi perusahaan agri bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melakukan tata kelola bisnis terbaik.

(22)

Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal.

4) Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan “imbal hasil” terbaik bagi para investor.

5) Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunikasi.

7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara sistematis yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Struktur organisasi juga merupakan penjelasan lingkungan kerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecakapan masing-masing bidang. Melalui struktur organisasi ini, tugas dan pekerjaan di antara anggota organisasi dapat dikelompokkan, diatur, dan dibagi-bagi sesuai dengan fungsinya agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Bentuk struktur organisasi garis adalah yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Organisasi garis adalah tipe organisasi yang tertua dan

(23)

paling sederhana, dalam organisasi garis secara langsung dari pimpinan kepada bawahan. (Gambar Struktur Organisasi terlampir).

Sumber: PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (2019)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

2.4 Job Description 1. Kepala Bagian

Tugas dan wewenang:

a. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKP, RKA, RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

(24)

b. Mengevaluasi Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan setiap triwulan, semester dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara No. SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.

c. Mengevaluasi penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mempedomani Peraturan Menteri No. PER- 09/MBU/07/2016 tanggal 03 Juli 2015 dan No. PER- 03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

e. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

f. Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap mitra binaaan antara lain dengan cara memberikan surat teguran kepada mitra binaan untuk selanjutnya dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.

g. Melakukan koordinasi dengan Badan Usaha Milik Negara Pembina Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di wilayah Sumatera

(25)

Utara dengan cara menyampaikan Laporan Penyaluran Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar tidak terjadi duplikasi bantuan.

h. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

i. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruh jajarannya.

j. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen Risiko.

k. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE dan PKB.

l. Melaksanakan dan mematuhi GCG dan Code of Conduct di semua lini.

2. Kasubbag Pembukuan, Keuangan/Administrasi Umum Tugas dan wewenang:

a. Mempersiapkan data-data untuk penyusunan RKAP, RKA dan RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali. RKAP dan RKA dilaksanakan 1 bulan dalam 1 tahun dan RKO dilaksanakan 1 minggu per triwulan.

b. Mempersiapkan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan setiap triwulan, semester dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara

(26)

No. SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja, dilaksanakan 2 minggu per triwulan.

c. Mempersiapkan dana untuk penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mempedomani Peraturan Menteri No.

PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 dan No. PER- 03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana yang dimaksud tepat sasaran. Dilaksanakan 1 minggu setelah persetujuan SEVP bidang SDM dan Umum.

d. Pengadaan dan penyaluran bahan bantuan Program Bina Lingkungan kepada masing-masing objek. Dilaksanakan setiap 1 bulan.

e. Mengkoordinir penagihan cicilan pinjaman mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

Dilaksanakan setiap 1 bulan.

f. Menerima pengembalian cicilan pinjaman dana kemitraan.

Dilaksanakan setiap 1 bulan.

g. Mempersiapkan dana untuk monitoring dan pembinaan.

Dilaksanakan per triwulan.

h. Melakukan koordinasi dengan Badan Usaha Milik Negara Pembina Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di wilayah Sumatera Utara dengan cara menyampaikan Laporan Penyaluran Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

(27)

3. Kasubbag Perencanaan & Pembinaan Tugas dan wewenang:

a. Membantu membuat/menyusun RKAP, RKA dan RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakukan koordinasi dengan Kepala Urusan Keuangan dan Administrasi Umum agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

b. Menerima dan menyeleksi proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah disposisi di Kepala Bagian dan meneruskannya kepada Staf Urusan untuk dikompilasi, disurvey/diarsip atau dikembalikan.

c. Merencanakan penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mempedomani Peraturan Menteri No. PER- 09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 dan No. PER- 03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

e. Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap mitra binaan antara lain dengan cara memberikan surat teguran kepada mitra binaan untuk selanjutnya dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.

(28)

f. Mengusulkan nama-nama mitra binaan untuk mengikuti Pameran/Studi Banding/Magang.

g. Mendampingi Auditor dalam pelaksanaan audit internal dan eksternal.

4. Staf Subbag Perencanaan Tugas dan wewenang:

a. Membantu menyiapkan data untuk penyusunan RKAP, RKA dan RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

b. Menerima dan mengkompilasi proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah disposisi di Kepala Urusan Perencanaan dan Pembinaan.

c. Melakukan survey lapangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk penyaluran dana dengan mempedomani Peraturan Menteri No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 dan No.

PER-03/MBU/12/2016 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

e. Mendampingi Auditor dalam pelaksanaan audit internal dan eksternal.

5. Staf Subbag Pembinaan Tugas dan wewenang:

(29)

a. Mengerjakan draft RKAP, RKA dan RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

b. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

c. Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap mitra binaan antara lain dengan cara memberikan surat teguran kepada mitra binaan untuk selanjutnya dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.

d. Mendampingi Auditor dalam pelaksanaan audit internal dan eksternal.

6. Staf Subbag Keuangan Tugas dan wewenang:

a. Mengerjakan RKAP, RKA dan RKO tahunan dengan cara melakukan koordinasi antara urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan.

b. Mempersiapkan revisi RKA Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan mengajukan ke Kepala Urusan Pembukuan, Keuangan/Administrasi Umum.

(30)

c. Mempersiapkan rencana jumlah penyaluran/pengambilan dana program Kemitraan per Pemkab/Pemko dan mengajukan ke Kepala Urusan Pembukuan, Keuangan/Audit Umum.

d. Menjamin terlaksananya penyetoran hasil penagihan piutang mitra binaan ke bank.

e. Menyampaikan/mentransfer dana pinjaman ke masing-masing rekening mitra binaan.

f. Menerbitkan kwitansi pembayaran piutang mitra binaan.

g. Menjamin terlaksananya keamanan hasil penagihan piutang mitra binaan.

h. Menerima dan membukukan angsuran mitra binaan ke buku kas/bank.

i. Membuat laporan administrasi keuangan meliputi penerimaan dan pengeluaran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

7. Staf Subbag CSR Tugas dan wewenang:

a. Membantu menyiapkan data untuk penyusunan RKAP, RKA dan RKO bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

b. Menerima dan mengkompilasi proposal program CSR setelah disposisi di Kepala Urusan Perencanaan dan Pembinaan.

c. Melakukan survey lapangan program CSR agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

(31)

d. Mendampingi Auditor dalam pelaksanaan audit internal dan eksternal.

8. Krani CSR

Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan CSR dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

b. Mengkompilasi proposal program CSR yang masuk.

c. Membantu Staf Urusan CSR membuat jadwal survey lapangan.

d. Membentuk dan mengkompilasi hasil survey lapangan.

e. Membantu mengerjakan pembuatan dokumen CSR.

f. Membantu Staf Urusan CSR mempersiapkan pelaksanaan penyaluran bantuan program CSR.

g. Mempersiapkan berita acara serah terima bantuan dari Kepala Urusan Perencanaan Pembinaan kepada Kepala Urusan Pembukuan, Keuangan/Administrasi Umum.

9. Krani Keuangan Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan Keuangan untuk penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mempedomani Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/7/2015 tanggal 03 Juli 2015, No. PER-03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 dan No. PER/02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 agar dana yang dimaksud tepat sasaran. Dilaksanakan 1 minggu setelah persetujuan SEVP bidang SDM dan Umum.

(32)

b. Membantu Staf Urusan Keuangan mengkoordinir penagihan cicilan pinjaman mitra binaan. Dilaksanakan setiap 1 bulan.

c. Melaksanakan penagihan cicilan mitra binaan di 17 wilayah Pemko/Pemkab. Dilaksanakan setiap 1 bulan.

d. Membantu Staf Urusan Keuangan menerima pengambilan cicilan pinjaman dana kemitraan.

e. Mengisi kartu cicilan mitra binaan.

f. Membuat laporan hasil penagihan cicilan mitra binaan.

g. Membuat deklarasi.

10. Krani Perencanaan (Program Kemitraan) Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan Perencanaan dalam melaksanakan tugas- tugasnya.

b. Mengkompilasi proposal Kemitraan yang masuk.

c. Membantu Staf Urusan Perencanaan membuat jadwal survey lapangan.

d. Membantu mengkompilasi hasil survey lapangan.

e. Membantu mengerjakan pembuatan P3A-PK.

f. Membantu Staf Urusan Perencanaan mempersiapkan pelaksanaan pelatihan mitra binaan baru.

g. Membantu Staf Urusan Perencanaan membuat surat perjanjian dan penerimaan agunan dari mitra binaan.

(33)

h. Mempersiapkan berita acara serah terima agunan dari Kepala Urusan Perencanaan dan Pembinaan kepada Kepala Urusan Pembukuan, Keuangan/Administrasi Umum.

11. Krani Perencanaan (Program Bina Lingkungan) Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan Perencanaan dalam melaksanakan tugas- tugasnya.

b. Mengkompilasi proposal program Bina Mitra Lingkungan yang masuk.

c. Membantu Staf Urusan Perencanaan membuat jadwal survey lapangan.

d. Membantu mengkompilasi hasil survey lapangan.

e. Membantu mengerjakan pembuatan P3A BL PBB/PBBJ.

f. Membantu Staf Urusan Perencanaan membuat surat perjanjian dan penerimaan agunan dari mitra binaan.

g. Membantu Staf Urusan Perencanaan mempersiapkan pelaksanaan penyaluran bantuan program Bina Lingkungan.

h. Mempersiapkan berita acara serah terima Kepala Urusan Perencanaan dan Pembinaan kepada Kepala Urusan Pembukuan, Keuangan/Administrasi Mitra Binaan.

i. Membuat deklarasi.

12. Pelayan Kantor Tugas dan wewenang:

(34)

a. Membuka/menutup kantor.

b. Membuat minuman untuk seluruh karyawan di bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

c. Mengantarkan surat keluar ke seluruh bagian.

d. Menyiapkan makanan seluruh karyawan di bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

13. Sekretaris

Tugas dan wewenang:

a. Mencatat surat masuk dan keluar bagian.

b. Menyerahkan surat masuk/keluar kepada Staf Urusan Pembukuan dan Administrasi Umum.

c. Menyerahkan surat masuk/keluar yang telah diketahui oleh Staf Urusan Administrasi ke Kepala Bagian.

d. Mendistribusikan surat disposisi Kepala Bagian ke urusan yang ditunjuk.

e. Mengatur jadwal tamu yang akan bertemu Kepala Bagian.

f. Melaksanakan tugas langsung dari Kepala Bagian.

g. Membuat Surat Perjalanan Dinas (SPD) dan Permintaan Kendaraan.

14. Krani Umum/Arsiparis (Operator) Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan Keuangan membukukan/menjurnal penerimaan/pengeluaran kas dan bank.

b. Membukukan database mitra binaan.

(35)

c. Membantu Staf Urusan Keuangan mengerjakan laporan PKBL dan portal setiap triwulan, semester dan tahunan.

15. Krani Umum/Arsiparis (ISO) Tugas dan wewenang:

a. Membantu Krani 1 Keuangan dan Administrasi Umum, Staf Urusan Pembukuan & Administrasi Umum mengadministrasikan dan memelihara dokumen ISO 9001/14001.

b. Membantu tugas-tugas Krani 1 Keuangan & Administrasi Umum dan Staf Urusan Pembukuan & Administrasi Umum membuat Laporan Penggunaan Tenaga Kerja per hari-hari yang berhalangan.

c. Mendokumentasikan hari-hari berhalangan.

d. Mengarsipkan dan mengagendakan proposal-proposal Bina Lingkungan yang masuk ke bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

16. Krani Keuangan (Tim Penagih/Administrasi Bank & Umum) Tugas dan wewenang:

a. Membantu Staf Urusan Keuangan mengerjakan dan menyusun RKAP dan RKA bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Dilaksanakan 1 bulan dalam 1 tahun.

b. Membantu Staf Urusan Keuangan untuk penyaluran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan mempedomani Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/7/2015 tanggal 03 Juli 2015, No. PER-03/MBU/12/2016 tanggal 16

(36)

Desember 2016 dan No. PER-02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 agar dana yang dimaksudkan tepat sasaran. Dilaksanakan 1 minggu setelah persetujuan SEVP bidang SDM & Umum.

c. Membantu Staf Urusan Keuangan untuk penyerahan barang/bahan bantuan program Bina Lingkungan kepada masing-masing objek.

Dilaksanakan selama 1 bulan.

d. Membantu Staf Urusan Keuangan mengkoordinir penagihan cicilan pinjaman mitra binaan. Dilaksanakan setiap 1 bulan.

e. Membantu Staf Urusan Keuangan menerima pengambilan cicilan pinjaman dana kemitraan. Dilaksanakan setiap hari.

f. Membantu Staf Urusan Keuangan membuat bukti penerimaan/pengeluaran kas dan bank setiap hari.

g. Membantu Staf Urusan Keuangan mengkoordinir jadwal petugas penagihan mitra cicilan binaan.

h. Membukukan penerimaan cicilan mitra binaan ke buku kas/bank.

i. Membantu Staf Urusan Keuangan mengerjakan database mitra binaan.

j. Membantu Staf Urusan Keuangan mengerjakan Laporan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan setiap triwulan, semester dan tahunan.

k. Membantu Staf Urusan Keuangan menyimpan agunan/jaminan mitra binaan dan mengembalikan agunan/jaminan mitra binaan yang telah melunasi pinjaman.

(37)

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam usaha bidang Perkebunan dengan komoditi usaha kelapa sawit dan karet. Perusahaan melakukan pengelolaan hasil tanaman dan kebun sendiri, kebun plasma maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Pengelolaan komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan dipasarkan di dalam negeri.

Adapun kondisi komoditi dan produk yang diolah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupa komoditi kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia telah membentuk PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia. PT KPBN dibentuk untuk menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, menjadikan minyak sawit dan inti sawit menjadi komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

(38)

2.6 Kinerja Usaha Terkini Program Kemitraan (PK)

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Adapun dana PK bersumber dari:

a. Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 4%.

b. Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

Pelaksanaan Program Kemitraan pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut:

1) Melaksanakan survey penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon mitrabinaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait.

2) Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada mitra binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait.

3) Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).

Kegiatan Program Kemitraan diberikan kepada mitra binaan dalam bentuk:

1) Pemberian pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan.

(39)

2) Pemberian pembinaan melalui pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi untuk meningkatkan produktivitas mitra binaan. Dana pembinaan bersifat hibah kepada mitra binaan.

Di samping dari alokasi bagian laba BUMN atau biaya, sumber pendanaan Program Kemitraan yaitu pengambilan pinjaman dari mitra binaan dan jasa administrasi (bunga) yang ditetapkan sebesar 6% flat per tahun. Penggolongan Kualitas Pinjaman ditetapkan dalam pasal 21 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 yaitu:

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Bagian PKBL (2019)

Gambar 2.3

Penggolongan Kualitas Pinjaman

Penjelasan dari gambar penggolongan kualitas pinjaman diatas yaitu:

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

Penggolongan Kualitas Pinjaman Kurang

Lancar

Lancar Macet

Diragukan

(40)

puluh) hari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang berlaku.

b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok.

Program Bina Lingkungan (BL)

Program Bina Lingkungan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan.

Bentuk bantuan Bina Lingkungan yang telah direalisasikan oleh PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan antara lain: memberi bantuan pengobatan gratis, memberikan bantuan sosial, di antaranya: membantu pembangunan masjid, mushola, madrasah, balai RT/RW, jalan-jalan perkampungan, serta memberikan bantuan pengadaan prasarana pada rumah ibadah.

Berikut adalah aksi program Bina Lingkungan yang dilakukan oleh PTPN III (Persero) Medan:

a. Perbaikan Sarana Umum Rumah Ibadah Lokasi : Kota Medan

Bantuan : Renovasi atau Pembangunan Masjid/Musholla

(41)

b. Pendidikan

Lokasi : Kantor Direksi PTPN III (Persero) Medan

Bantuan : Penyerahan Beasiswa kepada masyarakat dari tiga universitas yaitu: USU, UNIMED dan UINSU.

c. Pengentasan Kemiskinan Lokasi : Labuhan Batu

Bantuan : Pembedahan 15 unit rumah warga d. Pariwisata

Lokasi : Desa Urat II, Kecamatan Palipi, Samosir

Bantuan : Peresmian Open Stage Toga Sinaga sebagai sarana pengembangan ekonomi kreatif masyarakat

Prosedur penerimaan dan evaluasi administrasi permohonan pinjaman bantuan Bina Lingkungan pada PTPN III (Persero) Medan, antara lain sebagai berikut:

1. Mengajukan surat permohonan bantuan untuk pembangunan ke PT.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan di Jalan Sei Batang Hari No. 02 Medan.

2. Membuat proposal permohonan bantuan yang sekurang-kurangnya berisi:

a) Surat permohonan pengajuan bantuan b) Kebutuhan yang diminta

c) Surat pengantar diketahui oleh kelurahan dan kecamatan setempat d) Tanda tangan ketua dan sekretaris bendahara

e) Foto obyek sasaran.

(42)

3. Setelah proposal masuk kemudian karyawan Bina Lingkungan melakukan survey lokasi.

4. Hasil survey dianalisa oleh karyawan Bina Lingkungan.

5. Apabila hasilnya layak maka PTPN III (Persero) Medan memberikan undangan kepada Ketua dan Bendahara pemohon untuk hadir guna pemberitahuan informasi mengenai sumber dana, tujuan, hak dan kewajiban masing-masing pihak dan lain sebagainya.

6. Selanjutnya akan dilakukan monitoring oleh karyawan PKBL.

7. Pelaporan pekerjaan selesai oleh penerima manfaat.

Berikut pemberian bantuan PKBL sama dengan pengertian hibah yang diatur dalam pasal 1666 KUH Perdata. Dalam pelaksanaan bantuan PBL sifatnya tidak menuntut pengembalian atau diberikan kepada Mitra Binaan secara cuma- cuma. Ciri-ciri suatu hibah antara lain:

a. Hibah adalah persetujuan sepihak

b. Apabila si penerima hibah telah menerima penyerahan, maka hibah tersebut tidak dapat ditarik kembali atau dihapuskan.

2.7 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Program Kemitraan dan Bina lingkungan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2019, berikut :

1. Pendidikan dan Kebudayaan

a. Bantuan beasiswa SD, SMP, SMA, Program D3 dan S1.

b. Bantuan pengembangan budaya etnis.

2. Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengembangan Keterampilan

(43)

a. Bantuan pelatihan keterampilan jahit menjahit.

b. Bantuan pelatihan komputer.

3. Pengembangan dan Akses Atas Teknologi a. Bantuan komputer untuk sekolah.

b. Bantuan komputer untuk perguruan tinggi.

4. Pengelolaan dan Konservasi Alam

a. Bantuan pelestarian hutan bakau di pesisir pantai.

b. Bantuan pelestarian alam untuk stakeholder lainnya.

5. Kesejahteraan dan Peningkatan Pendapatan

a. Bantuan bibit, pupuk, dan bahan kimia tanaman untuk kelompok tani.

b. Bantuan sembako untuk masyarakat miskin.

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan a. Bantuan sunat massal.

b. Bantuan penyuluhan kesehatan.

(44)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Efektivitas

Pengaruh efektivitas tata ruang kantor terhadap kinerja pegawai di PT Perkebunan Nusantara III Medan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) memiliki keterkaitan dengan penyaluran atau peminjaman dana bagi para calon mitra binaan yang sudah melalui proses penyeleksian.

Dimana para calon mitra binaan yang ingin memperoleh bantuan dana dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan harus memberikan dokumen-dokumen pendukung yang telah ditentukan.

Adapun kegiatan sehari-hari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yaitu menerima dan menyeleksi proposal permohonan bantuan dana untuk Usaha Kecil Menengah yang masuk dan telah didisposisi Kepala Bagian kemudian meneruskannya kepada Staf Urusan untuk dikompilasi, disurvei atau diarsip dan/atau dikembalikan. Untuk mendukung pekerjaan yang efektif dan efisien diperlukan suatu efektivitas organisasi yang diterapkan dalam penataan ruang kantor, di mana penataan ruang kantor tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kinerja organisasi.

Kegiatan di bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memiliki cakupan dengan pelayanan publik. Sehingga penataan ruang kantor yang baik akan memberikan kenyamanan dan kemudahan penyelesaian pekerjaan para pegawai dan dapat menimbulkan citra positif bagi para pelanggan yang berada di

(45)

ruangan tersebut. Jika ruangan terasa nyaman maka pegawai akan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunya arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisiensi, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya (Siagaan, 2001: 24).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana tingkat keberhasilan yang diraih dari suatu cara atau usaha untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Namun, terdapat perbedaan sudut pandang mengenai efektivitas dari berbagai literatur yang penulis rangkum sebagai berikut.

Menurut Abdurahmat dalam Othenk (2008: 7), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipas aktif daria nggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan

(46)

menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

Menurut Ravianto dalam Masruri (2014: 53), pengertian efektifitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

Menurut pendapat Muasaroh (2010: 13), dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain:

1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik.

2. Aspek rencana atau program, yang dimaksud disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan efektif.

3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari fungsi berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatan.

4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai.

(47)

3.2 Pengertian Tata Ruang Kantor

Beberapa ahli berpendapat mengenai tata ruang kantor, antara lain:

a. Menurut Quible dalam Sukoco (2007: 189), tata ruang kantor adalah penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai.

b. Menurut Nuraida (2008: 67), tata ruang kantor adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pekerja.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor adalah peralatan, perlengkapan dan perabotan kantor pada tempat yang tepat agar memberikan kesan yang nyaman dan pegawai mampu beraktifitas dengan baik sehingga dapat menghasilkan produktivitas kerja yang memuaskan dengan biaya yang layak dan tidak menimbulkan pemborosan energi.

3.2.1 Asas-Asas Ruang Kantor

Tata ruang kantor merupakan faktor penting yang turut menentukan kelancaran kerja pegawai, rasa kepuasan pegawai dan rasa puas bagi pelanggan (tamu). Semakin baik tata ruang kantor akan semakin dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Adapun asas tata ruang kantor, sebagai berikut:

(48)

a. Asas jarak terpendek.

Tata ruang terbaik adalah ketika dalam proses penyelesaian kerja, pegawai menempuh jarak sependek-pendeknya dan dengan mudah menjangkau kebutuhan dan peralatan yang akan digunakan.

b. Asas rangkaian kerja.

Pegawai yang memiliki kaitan pekerjaan yang saling berkesinambungan ditempatkan pada jarak yang ideal agar memudahkan proses komunikasi serta berkolaborasi dalam penyelesaian kerja.

c. Asas penggunaan segenap ruang.

Menggunakan setiap ruangan yang ada dengan semaksimal mungkin sehingga tidak ada ruangan yang tidak terpakai. Pemakaian ruangan tersebut bukan hanya untuk pegawai melainkan dapat menjadi tempat penyimpanan barang yang mungkin sementara waktu belum dapat digunakan atau sebagai tempat berbagai hiasan untuk menambah kenyamanan kerja bagi pegawai.

d. Asas perubahan susunan tempat kerja.

Suatu tata ruang terbaik ialah yang dapat diubah ataupun disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.

Misalnya, tata ruang kantor terpaksa diubah karena:

1) Perubahan proses kerja/prosedur kerja kantor.

2) Penemuan teknologi baru, dan lain-lain.

(49)

3.2.2 Prinsip Menata Ruang Kantor

Di samping asas tata ruang kantor yang perlu diperhatikan, ada pula prinsip- prinsip penting untuk dipedomani pada saat menata ruang kantor. Menurut Maryati (2008: 148) prinsip-prinsip tata ruang kantor adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan harus mengalir secara terus-menerus.

b. Fungsi yang sama atau berhubungan diletakkan berdekatan.

c. Pengaturan perkakas membuat pengawasan lebih mudah.

d. Tidak permanen, agar fleksibel jika terjadi perubahan.

e. Ada ruang yang cukup untuk bergerak atau berjalan.

f. Pekerjaan yang menimbulkan suara gaduh, misalnya bagian produksi dijauhkan dari yang lainnya.

g. Ruang pimpinan dipilih yang tenang karena lebih banyak membutuhkan konsentrasi dalam bekerja.

h. Pengaturan tata letak membuat jarak tempuh lebih pendek sehingga menghemat tenaga.

Prinsip-prinsip tersebut perlu diperhatikan agar tujuan penaatan ruang kantor dapat tercapai dan dapat membantu pegawai yang mempunyai perhatian terhadap pencapaian produktivitas dan efektivitas kerja.

3.2.3 Tahapan Perencanaan

Tahapan ini sangat penting karena akan memengaruhi seluruh tahapan berikutnya dan yang jauh lebih penting lagi, adalah apakah tata ruang kantor membuat kerja berlangsung secara efektif dan efisien. Menurut Muchtar dan Qamariah (2017: 25) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:

(50)

1. Desain a. Cahaya

Tata ruang kantor yang baik seharusnya memiliki pengaturan pencahayaan yang cukup berasal dari cahaya yang abadi dan permanen seperti matahari dan cahaya buatan seperti lampu-lampu.

Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan kurang jelas sehingga pekerjaan akan lambat, banyak kesalahan terjadi dan menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi tidak dapat dicapai secara efektif.

b. Warna

Pemilihan warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Warna- warna yang dapat dipilih misalnya warna putih, kuning gading dan sebagainya. Warna merupakan hal yang sangat penting dalam tata ruang kantor karena warna mempunyai pengaruh besar pada perasaan dan mempengaruhi keadaan jiwa seseorang yang bekerja di kantor tersebut. Pengaruh warna dapat menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain sehingga di dalam sifat warna itu sendiri dapat merangsang perasaan manusia. Selain itu, warna juga dapat menimbulkan sinar yang diterimanya. Banyak atau sedikitnya pantulan dari seni tersebut tergantung dari macam warna itu sendiri.

(51)

c. Udara

Faktor penting lainnya yaitu udara, dalam hal ini udara ditinjau dari suhu dan temperatur, kelembapan, sirkulasi atau ventilasi serta kebersihan. Tata ruang kantor yang baik harus mengusahakan sebanyak mungkin peredaran udara dalam ruangan kerja. Suhu udara dalam ruangan kerja hendaknya diatur dengan memanfaatkan alat-alat pendingin udara seperti AC. Pegawai akan merasa kesulitan bekerja jika ruangan kantor yang udaranya panas, pengap sehingga kesulitan untuk bernapas. Ruangan kantor harus diusahakan memiliki ventilasi yang cukup untuk membantu pertukaran udara dengan lancar sehingga orang yang bekerja mendapat udara segar dan nyaman.

2. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan a. Tugas pegawai.

Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki pegawai akan memengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan guna pengoptimalan kinerja mereka. Sebagai contoh, ruang kerja pegawai yang membutuhkan tingkat interaksi yang tinggi dengan anggota timnya yang lain, akan sangat berbeda dengan ruang kerja pegawai yang kurang membutuhkan interaksi sosial. Namun mengingat lingkungan yang selalu berubah, hendaknya perancangan tata ruang kantor juga mempertimbangkan faktor fleksibilitas, sehingga tata ruang kantor mudah diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan.

(52)

b. Arus kerja.

Analisis arus kerja (work-flow) dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat diperlukan dalam perancangan tata ruang kantor. Kondisi ini membutuhkan studi dan analisis mengenai tugas, tanggung jawab dan aktivitas masing-masing pegawai. Misalnya, divisi penagihan mempunyai dokumen utama berupa formulir penagihan, divisi kredit berupa aplikasi kredit dan departemen pembelian berupa order pembelian.

c. Bagan organisasi.

Ketika arus kerja berlangsung secara vertikal, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar pegawai di level yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi pegawai maupun unit kerja.

d. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa datang.

Menjelaskan berapa luas area yang dibutuhkan jika perusahaan akan melakukan perluasan atau pengurangan di masa depan. Perluasan dilakukan karena beberapa hal berikut:

1) Pengembangan produk baru yang akan membutuhkan pegawai baru yang mungkin diikuti dengan perluasan area kantor.

(53)

2) Ekspetasi tingkat pertumbuhan perusahaan per tahun, baik diukur melalui tingkat laba yang diperoleh maupun tingkat penjualan yang didapat.

3) Kemungkinan perubahan dalam pengoperasian kantor yang mungkin membutuhkan penambahan atau pengurangan pegawai baru.

e. Jaringan komunikasi.

Analisis bentuk interaksi maupun media yang digunakan untuk berkomunikasi (telepon, e-mail, surat, tatap muka, dan lain-lain) yang dilakukan oleh pegawai maupun departemen sangat membantu dalam perancangan tata ruang kantor. Semakin tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan akan semakin dekat ruangannya.

f. Departemen dalam organisasi.

Banyak perusahaan mengelola kantornya berdasarkan fungsi, terutama departemen yang berpengaruh terhadap keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan berdasarkan arus kerja di antara mereka. Misalnya, departemen akuntansi akan ditempatkan berdekatan dengan departemen pemrosesan data, dan departemen yang biasanya berhubungan dengan publik (pembelian atau hubungan masyarakat) akan ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk reception area.

(54)

g. Kantor publik dan privat.

Pada masa lalu, penggunaan kantor private akan menunjukan prestise dan status suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat.

Namun, pemanfaatan kantor sekarang lebih mengarah pada pemakaian kantor bersama, karena biaya pengoperasian kantor private yang mahal, sulitnya mengubah tata ruang kantor bila diperlukan, penataan cahaya maupun AC lebih sulit dilakukan dibandingkan di kantor terbuka yang tentunya akan menghambat komunikasi yang efektif, dan yang paling berpengaruh karena lingkup kerja perusahaan semakin luas.

h. Kebutuhan ruang.

Beberapa faktor yang dapat menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh pegawai adalah pegawai yang membutuhkan peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruangan yang lebih besar dibandingkan yang tidak. Yang kedua, jenis peralatan maupun tanggung jawab masing-masing pegawai akan memengaruhi kebutuhan ruang kerjanya.

i. Pertimbangan keamanan.

Pada dasarnya, desain dan tata ruang kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari suatu area ke area yang lain. Perencanaan tersebut bergerak secara mudah tanpa terhambat, dan sebaiknya lorong para pegawai bergerak tidak diisi oleh furnitur atau peralatan yang dapat menghalangi.

(55)

j. Pembiayaan ruang perkantoran.

Dapat dikatakan bahwa investasi perusahaan dalam ruang kantor melebihi investasinya di bidang SDM, di mana hubungan positif dari keduanya sangat dibutuhkan. Beberapa faktor yang perlu diperlukan dalam hal ini, antara lain menghipotekkan pembayaran, pemanfaatan, pemeliharaan, biaya pemeliharaan. Beberapa faktor yang merupakan potensi biaya bagi perusahaan di masa depan juga harus diperhatikan, seperti tata ruang yang tidak efisien sehingga arus kerja kurang optimal, kurang diantisipasinya pengembangan kantor di masa depan, lingkungan kantor yang kurang sehat bagi kesehatan pegawai dan lain sebagainya.

3.2.4 Area Khusus

Ada beberapa area khusus yang harus diperhatikan dalam merencanakan tata ruang perkantoran, yaitu:

1. Reception area.

Area ini sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan pertama terhadap suatu organisasi. Kesan pertama yang baik akan berdampak positif dengan meningkatnya citra perusahaan di masyarakat, dan sedikit banyak akan memengaruhi kinerja perusahaan. Pegawai, sebagai pelanggan internal perusahaan akan merasa nyaman bekerja di kantor sehingga produktivitas meningkat, sementara pelanggan akan meningkat kepuasannya karena ruang lobby yang representatif.

(56)

2. Ruang konferensi.

Ruang semakin dibutuhkan dewasa ini karena penggunaan tim kerja yang semakin meningkat akan membutuhkan tempat diskusi atau rapat yang representatif. Kondisi ini sejalan dengan semakin mahalnya biaya penyediaan ruang kantor sehingga keberadaan ruang ini dapat dioptimalkan apalagi jika perusahaan menggunakan kantor yang memiliki kantor terbuka.

3. Ruang komputer.

Perawatan ruang ini harus diperhatikan secara cermat karena harus benar- benar terlindung dari bahaya kebakaran dan menjaga agar hardware (misalnya server, printer, dan sebagainya) serta software yang dibeli aman dan dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat (product life-cycle-nya rata-rata hanya 3 bulan), proyeksi kebutuhan akan komputer dan peralatan lain yang berhubungan juga patut dipehatikan.

4. Ruang persuratan.

Ruang ini merupakan pusat komunikasi, terutama jika perusahaan masih menggunakan dokumen dalam bentuk kertas. Oleh karena itu, sebaiknya ruangan ini ditempatkan berdekatan dengan ruangan penerima di suatu gedung, bahkan lebih baik jika diletakkan di pusat kantor. Umumnya area ini terdiri dari tiga area, yaitu:

a. Area penerimaan, di mana surat akan diterima, dicatat dan diteruskan pada area seleksi.

(57)

b. Area seleksi, di mana surat dipilih dan siap untuk didistribusikan kepada pihak yang dituju.

c. Area surat keluar, di mana surat keluar biasanya distempel, diberi nomor, dan sebagainya sebelum dikirim ke pihak luar.

5. Ruangan penggandaan.

Ruangan ini (yang biasanya terdapat layanan fotokopi maupun printer berkecepatan tinggi) sebaiknya diletakkan di tempat yang bisa diakses oleh mayoritas pengguna layanan ini.

6. Area pusat penyimpanan.

Dengan memperhatikan aksesbilitas bagi semua pihak dalam mendapatkan informasi yang diinginkan, sebaiknya ruangan ini diletakkan di pusat aktivitas kantor sehingga semua anggota organisasi mudah mengaksesnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa area khusus yang harus diperhatikan dalam perencanaan kantor. Karena beberapa area khusus tersebut memiliki peranan yang cukup penting yang secara rutin merupakan kegiatan kantor sehari-hari.

3.2.5 Jenis-Jenis Tata Ruang Kantor

Pada dasarnya dikenal adanya empat jenis tata ruang kantor, yaitu:

1. Tata ruang kantor berkamar (cubicle type offices).

Adalah tata ruangan untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamar-kamar kerja.

Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah:

a. Konsentrasi kerja lebih terjamin.

Gambar

Tabel 1.1  Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan dan naik di angka 46,30% di tahun 2019, yang perlu di perhatikan dalam

Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Universitas Sumatera Utara dalam menghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito adalah dengan

a) Kartu Kredit, yaitu: fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan pemilik kartu yang diterbitkan oleh bank tertentu setelah aplikasi

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis, Unit Kearsipan yang terletak di Lantai 4 Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi

Pada era informasi dan globalisasi seperti yang kita alami saat ini, menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan yang

PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara yang telah menerapkan penyampaian SPT PPh Pasal 21 menggunakan Aplikasi E-Filing sesuai dengan Prosedur

Maka dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Sistem Kearsipan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat

Dari hasil wawancara dengan beberapa pegawai dan hasil observasi penulis, Keseluruhan peningkatan aktivitas kerja pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan