TABEL MAPPING KEGIATAN PROSES BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF
PADA TANGGAL 11 JUNI – 7 JULI 2012 N
O
PROSES KEGIATAN PERENCANAAN
11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 2 3 4 5 6 7
1. Mengidentifikasi masalah
pelayanan pada
lahan praktik
- Pre conference,
menentukan ruangan, dan
sistematika penulisan
laporan
- Melakukan pengkajian
terhadap masalah pasien
dan ruang rawat, tabulasi
data, analisa situasi, dan
- Mempresentasikan hasil pengkajian
- Menganalisa situasi/masalah
- Merumuskan masalah
2 Mengenali
sistematika
masalah
- Memprioritaskan masalah
- Menentukan dan
menyusun rencana dari
masalah yang ditemukan
- Mensosialisasikan
perencanaan yang telah
dibuat
3 Mengimplementa
sikan tindakan
- Implementasi rencana
sesuai masalah yang telah disusun
- Evaluasi
kegiatan/tindakan yang
telah dilakukan sesuai
dengan tujuan
- Sosialisasi hasil evaluasi, menyiapkan laporan, post
conference
- Evaluasi tindak lanjut pada pasien
4 Melakukan
evaluasi
Terminasi dan Seminar
PLANNING OF ACTION MANAJEMEN RUANGAN PBLK RA2 RSUP HAJI ADAM MALIK PADA TANGGAL 11 JUNI – 7 JULI 2012
No Kegiatan TANGGAL
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
1 Bimbingan dengan dosen pembimbing, staff di
ruangan, orientasi dan pengkajian • Perencanaan
• Pengorganisasian • Ketenagaan • Pengarahan
2 Perumusan Masalah
3 • Menganalisa masalah manajemen
ruangan pasien kelolaan kasus
• Membuat intervensi sesuai dengan
maslah yang ada
4 Melakukan implementasi sesuai asuhan
keperawatan pada pasien
5 Evaluasi
Lampiran 3
INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. MAN
a. Staffing
1) Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di RA2?
2) Bagaimana jenjang pendidikannya?
3) Berapa lama masa kerjanya?
4) Bagaimana proses rekrutmen pegawai di RA2?
5) Apakah ada tenaga nonorer di RA2?
6) Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan
pegawai honorer di RA2?
7) Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruangan RA2?
8) Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan
pegawai baru?
9) Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang keperawatan?
10)Bagaimana syarat/kriteria pegawai yang mendapat tugas belajar
ataupun pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu
keperawatan?
11)Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakit/pemerintah untuk
peningkatan pendidikan staf di RA2?
12)Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di RA2?
b. Directing
1) Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen
keperawatan?
2) Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staf?
3) Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di
RA2?
1) Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di RA2, bagaimana
pelaksanaannya?
2) Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?
3) Siapa yang melakukan penilaian?
2. METODE
a. Planning
1) Apakah di RA2 mempunyai Visi, Misi, serta Motto Keperawatan?
2) Apakah di RA2 mempunyai standar asuhan keperawatan? Bagaimana
pelaksanaannya?
b. Organizing
1) Bagaimana gambaran struktur organisasi di RA2?
2) Apakah metode penugasan yang digunakan di RA2?
3) Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut?
4) Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat
pelaksana?
5) Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana?
6) Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di RA2?
7) Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya?
8) Jika karu/katim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas keperawatan?
c. Staffing
1) Bagaimana cara menyusun jam dinas pegawai di RA2?
2) Berapa jumlah jam kerja per minggu dan hari kerja per bulan pada satu
orang staf?
3) Bagaimana pengaturan jadwal untuk staf yang izin/cuti, hari libur dan
tugas belajar?
4) Berapa lama batasan jam kerja dalam setiap shift di RA2?
5) Apakah ada penanggung jawab dalam setiap shift?
d. Directing
2) Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?
e. Controlling
1) Bagaimana fungsi pengendalian mutu (GKM) di RA2, apakah berjalan
atau tidak?
2) Kapan saja kepala ruangan melakukan supervise?
3) Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di RA2?
3. MATERIAL
a. Planning
Bagaimana kelengkapan logistik di RA2?
b. Controlling
1) Adakah analisa terhadap penggunaan sarana pada pasien dengan
masalah khusus yang membutuhkan perhatian serius di RA2?
• Jika ada, jelaskan bagaimana!
• Jika tidak ada, jelaskan kenapa!
4. MONEY
Lampiran 4
INSTRUMEN TINGKAT KEPUASAN PASIEN/KELUARGA
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada setiap jawaban yang telah disediakan
Keterangan:
SP : Sangat Puas P : Puas
TP : Tidak Puas STP : Sangat tidak puas
Inisial Nama Pasien/Keluarga :...
No PERNYATAAN SP P TP STP
1 Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan pelayanan
2 Perawat memperkenalkan diri secara sopan sebelum melakukan tindakan
3 Perawat bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan
4 Perawat terampil dalam melakukan tindakan
5 Perawat memberikan informasi yang mudah dimengerti
6 Perawat memberikan pelayanan tepat waktu
7 Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit, tahap dan kewajiban pasien
8 Perawat menjelaskan perkembangan kondisi kesehatan saya
9 Perawat melatih saya untuk dapat merawat diri sendiri
10 Perawat menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan terkait kondisi kesehatan saya
11 Perawat segera datang bila dipanggil (dalam 5 menit)
mengungkapkan perasaan atau keluhan saya
13 Perawat meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan
14 Perawat cepat menanggapi keluhan pasien
15 Perawat memperhatikan respon atau perasaan saya saat tindakan dilakukan
16 Perawat memperhatikan kebersihan saya selama dirawat
17 Perawat segera mengganti sprei tempat tidur bila basah
18 perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan manfaatnya
19 Perawat dalam memberikan pelayanan menimbulkan rasa aman dan nyaman
20 Perawat memeriksa obat dengan teliti dihadapan saya sebelum diberikan
21 Perawat memberikan dukungan moril atau semangat untuk kesembuhan saya
22 Perawat meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang kondisi kesehatan saya
23 Perawat dapat memahami sikap saya dan keluarga meskipun saya dan keluarga bersikap tidak sopan
24 Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan
25 Perawat membantu memenuhi kebutuhan makan dan minum saya ketika saya tidak dapat melakukannya sendiri
26 Perawat menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga dan pasien
Kesan dan saran selama perawatan di ruangan:
………
………
………...
Lampiran 5
INSTRUMEN KEPUASAN KERJA PERAWAT
Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia disamping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih
STP : Sangat tidak puas TP : Tidak puas
P : Puas SP : Sangat puas
Inisial Nama : ...
NO PERNYATAAN STP TP P SP
1 Kebebasan melakukan tindakan secara mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam perawatan pasien
2 Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan.
3 Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi
4 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat kenaikan pangkat
5 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan
6 Motivasi dan dukungan yang saudara terima selama bekerja disini
7 Perlakuan atasan selama saudara bekerja disini.
8 Kemampuan dalam bekerjasama antar
Perawat
10 Sistem penyelesaian masalah yang dilakukan di ruangan bedah saraf
11 Pelayanan Askes yang saudara terima selama ini
12 Adanya kesempatan memberikan saran/ pendapat kepada kepala ruangan
13 Perhatian instansi rumah sakit terhadap saudara.
14 Sistem penggajian yang dilakukan institusi tempat saudara bekerja
15 Kepuasan atas penilaian yang diberikan kepada saudara selama bekerja disini
16 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan
17 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar ganti pakaian, ruang makan, ruang sholat
A. IDENTITAS DIRI KLIEN
• Nama : Tn.S
• Usia : 46 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Bijai
• Status : Sudah menikah
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Petani
• Tanggal Masuk : 11 Juni 2012
• Tanggal Pengkajian : 12 Juni 2012
• Sumber informasi: Klien sendiri, anak klien.
• Diagnosa medis : DM Type 2 + CKD stadium V ec DN, HN + Pneumonia
+ Ascites non sirotik + Efusi pleura + Hipoalbumin
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI
• Keluhan utama : Klien mengeluh bengkak di seluruh tubuh, dialami oleh
klien sejak 4 bulan yang lalu. Bengkak awalnya pada wajah kemudian
seluruh tubuh. Mual (+), Muntah (-) selama satu minggu ini, nyeri ulu hati
(-). Sesak nafas sejak 1 minggu terkhir. Sesak tidak berhubungan dengan
aktivitas dan cuaca, mual tetapi tidak disertai muntah, penurunan nafsu
makan, frekuensi BAK menurun sejak 4 hari terakhir, volume kira-kira
400cc/hari, BAK keruh (-), BAK berpasir (-), BAK seperti air cucian
• Riwayat penyakit : Klien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus
sudah tahun dengan kadar gula darah tertinggi 600 mg/dl, klien 2 bulan
menggunakan insulin. Klien juga memiliki riwayat hipertensi selama 5
tahun.
C. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
• Penyakit yang pernah dialami:
a. Anak-anak : Tidak ada penyakit yang serius
b. Kecelakaan : Tidak pernah
c. Operasi : Klien belum pernah dioperasi
• Alergi: Tidak ada
D. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
- Alat bantu yang digunakan: Kacamata (-) Alat bantu pendengaran (-)
- Kesulitan yang dialami: Saat ini klien merasa sesak nafas, mudah lelah, kedua
tungkai klien mengalami kelemahan dan bengkak. Klien tidak dapat berjalan
sendiri.
2. Persepsi diri
- Hal yang sangat dipikirkan saat ini: ingin cepat sembuh dan cepat pulang ke
kampung
- Harapan setelah menjalani perawatan: bisa sembuh dan pulang kerumah
- Perubahan yang dirasa: Kedua tungkai klien mengalami kelemahan, mudah lelah
saat beraktifitas ringan.
4. Hubungan/ komunikasi:
a. Bicara: klien dapat berbicara dengan jelas. Bahasa yang digunakan: Bahasa
Batak
b. Klien tinggal bersama suaminya, pola komunikasi dikeluarga dengan sistem
terbuka dan musyawarah, keuangan dari anaknya, dan tidak ada masalah dalam
keluarga karena hubungan antara orang tua dan anak serta saudara-saudaranya
cukup harmonis.
5. Sistem nilai dan kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan sebagai tempat meminta pertolongan dan
kesembuhan.
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : kesadaran Compos mentis
2. Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh : 36,2 C
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 80x/i
RR : 24 x/i
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : Bentuk bulat, kulit kepala bersih dan tidak berbau,
Rambut : Rambut beruban, penyebaran rambut merata.
Wajah : warna kulit sawo matang, pucat, struktur wajah normal.
Mata : simetris antara mata kanan dan kiri, ukuran pupil + 3 mm, isokor,
tanda-tanda radang tidak ada. Kedua mata klien masih bisa melihat dengan jelas,
konjungtiva anemi.
Hidung : septum nasi terletak di medial, pernafasan menggunakan cuping
hidung, Klien menggunakan nasal kanul 3 L/menit
Telinga : bentuk telinga normal, ukuran normal,tidak ada lubang
abnormal, ketajaman pendengaran jelas.
Mulut dan faring : bibir tampak kering, tidak terdapat perdarahan pada
gusi, lidah tampak bersih, gigi tampak bersih.
Leher : posisi trakea medial, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada peningkatan tekan vena jugularis.
4. Pemeriksaan integumen
Kilit tampak bersih, akral hangat, turgor kulit kembali lambat >3 detik
khususnya area ekstremitas bawah kiri dan kanan, ekstremitas bawah
bengkak, kulit tampak kering.
5. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Bentuk dan ukuran payudara normal, simetris antara kanan dan kiri, warna
dan areola normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
6. Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : bentuk normal, RR : 24 x/i, irreguler, menggunakan otot
bantu nafas.
Pemeriksaan paru : palpasi getaran suara simetris, perkusi redup, suara
nafas bronkovesikuler, terdapat ronci basal di lapangan paru bawah dan
Pemeriksaan jantung : pulsasi normal, bunyi jantung S1 dan S2 normal,
tidak terdapat bunyi jantung tambahan, HR: 82x/i.
7. Pemeriksaan abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat asites, tidak terlihat bayangan
pembuluh darah, peristaltik normal, 8 x/i, hepar tidak teraba.
8. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Rambut pubis normal, tidak terdapat kelainan pada genitak eksterna dan
daerah inguinal, lubang anus normal, perineum bersih, tidak terpasang
selang kateter urin.
9. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
Terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah +3, kekuatan otot +4, CRT
2 detik.
10.Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Klien dapat berorientasi dengan baik, mengingat waktu dan tempat pasien
Pemeriksaan Saraf Cranial
1) Nervus Olfactorius : Dapat mengidentifikasi bau-bauan (normosmia)
2) Nervus Opticus : Kedua mata klien dapat melihat dengan jelas
3) Nervus Okulamotorius, Troklearis dan Abdusens : pergerakan bola mata
(+), reflex pupil terhadap cahaya (+), ptosis (-)
4) Nervus Trigeminus
Dapat mengidentifikasi sensasi sentuhan, nyeri tumpul, dan hangat di wajah
Dapat mengidentifikasi daerah yang disentuhkan kapas
Refleks corneal positif
Refleks motorik
Otot maseter teraba, kontraksi otot simetris
Klien dapat mengunyah dan menelan dengan baik
5) Nervus Fasialis
Refleks sensorik
Mampu membedakan rasa manis, asin dan asam
Refleks Motorik
Mampu tersenyum, mengangkat alis, mengerutkan dahi dan menutup
mata rapat-rapat
6) Nervus Vestibulokoklear : Kedua telinga klien masih dapat
mendengar
7) Nervus Glosopharingeus : Mampu membedakan rasa
8) Nervus Vagus : Kemampuan menelan baik, uvula simetris
9) Nervus Assesorius : Kempuan klien untuk melakukan
penahanan pada bahu kiri dan kanan baik
10) Nervus Hipoglosus : Klien mampu menjulurkan lidah dan
penahanan pada dinding pipi.
F. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Klien mengatakan terkadang sulit tidur dengan alasan merasa panas, dan
kakinya terasa sakit jika digerakkan. Klien memilki jam tidur siang selama
1-2 jam setiap hari. Klien biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun pukul
06.00 WIB.
2. Pola eliminasi
BAB : frekuensi BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lunak, klien
terakhir BAB pada tanggal 8 Juni 2012, tidak ada riwayat BAB berdarah,
tidak ada nyeri pada saat BAB.
BAK : Frekuensi BAK menurun, sekitar 3-4x/hari, jumlah urine 300 ml/24
jam, warna urin kuning keruh.
3. Pola makan dan minum
Klien mengkonsumsi makanan dari rumah sakit dengan diet 1250 kkal, 24
gr protein, minum dibatasi 500-600 ml /24 jam, selera makan menurun,
mual tetap ada tidak disertai muntah. Klien mkan 3x sehari tetapi porsi
makan hanya habis 1/3 saja, klien tidak mengalami kesulitan mengunyah
ataupun menelan.
4. Kebersihan diri
Klien melakukan kebersihan diri dibantu oleh keluarga dan perawat setiap
hari.
5. Pola kegitan/aktivitas
Klien dianjurkan untuk bedrest.
Pengobatan :
NO NAMA OBAT FUNGSI EFEK SAMPING
2.
3.
8 jam
Captopril 2x25 mg
OBH Syrup 3xCI
mengurangi
penumpukan cairan di jaringan.
Untuk hipertensi berat hingga sedang dan efektif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi system renin angiotensin aldosteron
Obat batuk berdahak, pilek, dan demam
KV : bradikardi, takikardi GI : mual muntah
Proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5%
penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal, Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia
Efek samping pada saluran pencernaan, seperti mual, diare, rasa penuh di perut, tetapi biasanya ringan
Tabel 5. Daftar obat Tn.S
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Patologi Klinik (11 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hematologi
Elektrolit Natrium Kalium Chloride
Metabolisme Karbohidrat KGD
140 mEq/L 4.0 mEq/L 108 mEq/L
174.8 mg/dL
135-155 3,6-5,5 96-106
<200
Tabel 6. Hasil pemeriksaan darah Tn.S tanggal 11 Juni 2012
2. Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhn tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual ditandai dengan porsi makan hanya habis 1/3 porsi,
mual, kulit tampak kering.
2.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik
ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas
seperti biasanya.
3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
ditandai dengan klien bertanya tentang proses penyakit dan kapan bisa
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Dx 1 Tujuan : Kebutuhan nutrisi
dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. Berat badan dan tinggi badan ideal
b. Pasien memenuhi dietnya c. Kadar gula darah dalam
batas normal
d. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia
Mandiri :
1. Kaji status nutrisi dan kebiasan makan
2. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan
3. Timbang berat badan setiap seminggu sekali
4. Anjurkan klien makan dalam porsi kesil tapi sering
5. Identifikasi perubahan pola makan
6. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai dengan indikasi
7. Anjurkan klien untuk meningkatkan oral hygiene
1. Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat. 2. Kepatuhan terhadap diet dapat
mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia 3. Mengetahui perkembangan berat
badan pasien (berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet)
4. Mengetahui intake nutrisi klien per 24 jam
5. Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan
Kolaborasi:
1. Pemberian insulin 2. Pemeriksaan gula darah
3. Pemberian diet dengan ahli gizi
makan
Dx 2 Tujuan :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi
Kriteria Hasil:
Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yag diinginkan.
Mandiri :
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
2. Berikan ativitas alternative dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu
3. Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas 4. Diskusikan cara menghemat kalori
selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya
5. Tingkatkan tirah baring baring/pembatasan aktivitas 6. Batasi stimulasi lingkungan
seperti pencahayaan dan kebisingan.
1. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
2. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
3. Mencegah kelelahan yang berlebihan
4. Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis
5. Tirah baring dapat mengistirahatkan badan
6. Pencahayaan dan kebisingan dapat mengganggu istirahat klien
Kriteria Hasil :
a. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya
b. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
1. Kaji tingkat pengetahuan
pasien/keluarga tentang penyakit DM
2. Kaji latar belakang pendidikan pasien. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien di dalamnya. 4. Gunakan gambar-gambar dalam
memberikan penjelasan (jika ada/memungkinkan)
1. Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga
2. Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai dengan tingkat pendidikan pasien
3. Dengan penjelasan yang ada dan ikut secara langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih
koperatif dan cemasnya berkurang 4. Gambar-gambar dapat membantu
mengingat penjelasan yang telah diberikan
5. Implementasi dan Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN TN.S
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Rabu/ 13 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Mengkaji status nutrisi dan kebiasan makan
2. Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan
3. Menimbang berat badan setiap seminggu sekali
4. Menganjurkan klien makan dalam porsi kesil tapi sering
5. Mengidentifikasi perubahan pola makan
6. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai dengan indikasi
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan oral hygiene
Kolaborasi:
1. Memeriksa kadar gula darah
2. Memberikan diet dengan ahli gizi
S : Klien mengatakan masih mual dan tidak selera makan
O : Porsi makan hanya habis 1/3 porsi, klien melakukan oral hygiene dibantu oleh keluarga
A : Masalah belum teratasi KGD sewaktu 312 mg/dL Kolesterol Total 287 mg/dL
Trigliserida 246 mg/dL Kolesterol HDL 38 mg/dL Kolesterol LDL 201 mg/dL
P : Intervensi 1-7 dilanjutkan, pantau hasil Lab.
Dx 2 Mandiri :
1. Mendiskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan
S : Klien mengatakan kaki terasa berat, sulit diangkat, kaki terasa kebas.
kelelahan
2. Memberikan ativitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu
3. Memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
4. Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya
5. Meningkatkan tirah baring baring/pembatasan aktivitas
6. Membatasi stimulasi lingkungan seperti pencahayaan dan kebisingan.
Klien tampak lelah, sesak (+).
TD : 150/110 mmHg HR: 92x/i
RR 25x/i T : 36.60 C
input cairan 800 ml, output : 600 ml.
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM
2. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien di dalamnya
S : Klien mengatakan masih lemah dan belum bisa diajak berdiskusi
O : Klien tampak lelah
A : Masalah belum teratasi
4. Menggunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika
ada/memungkinkan)
CATATAN PERKEMBANGAN TN.S
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Kamis/ 14 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Mengkaji status nutrisi dan kebiasan makan
2. Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan
3. Menimbang berat badan setiap seminggu sekali
4. Menganjurkan klien makan dalam porsi kesil tapi sering
5. Mengidentifikasi perubahan pola makan
6. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai dengan indikasi
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan oral hygiene
Kolaborasi:
1. Memeriksa kadar gula darah
2. Memberikan diet dengan
S : Klien mengatakan tidak mual lagi, tetapi masih tidak selera makan
O : Porsi makan hanya habis 1/3 porsi
A : Masalah belum teratasi KGD sewaktu 281 mg/dL Kolesterol Total 287 mg/dL
Trigliserida 246 mg/dL Kolesterol HDL 38 mg/dL Kolesterol LDL 201 mg/dL
ahli gizi
Dx 2 Mandiri :
1. Mendiskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
2. Memberikan ativitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu
3. Memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
4. Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya
5. Meningkatkan tirah baring baring/pembatasan aktivitas
6. Membatasi stimulasi lingkungan seperti pencahayaan dan kebisingan.
S : Klien mengatakan kaki masih terasa kebas dan sulit berjalan
O : Oedem pada kedua ekstremitas bawah, derajat oedem +2, Klien tampak lelah, sesak (+).
5. Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM
6. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien. Jelaskan tentang proses penyakit,
S : Klien mengatakan masih lemah dan belum bisa diajak berdiskusi
O : Klien tampak lelah
A : Masalah belum teratasi
diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
7. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien di dalamnya
8. Menggunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika
ada/memungkinkan)
dilanjutkan.
CATATAN PERKEMBANGAN TN.S
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Jumat/ 15 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Mengkaji status nutrisi dan kebiasan makan
2. Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan
3. Menimbang berat badan setiap seminggu sekali
4. Menganjurkan klien makan dalam porsi kesil tapi sering
5. Mengidentifikasi perubahan pola makan
S : Klien tidak selera makan
O : Porsi makan hanya habis 1/3 porsi
A : Masalah belum teratasi KGD sewaktu 300 mg/dL Kolesterol Total 287 mg/dL
Trigliserida 246 mg/dL Kolesterol HDL 38 mg/dL Kolesterol LDL 201 mg/dL
6. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai dengan indikasi
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan oral hygiene
Kolaborasi:
1. Memeriksa kadar gula darah
2. Memberikan diet dengan ahli gizi
Dx 2 Mandiri :
1. Mendiskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
2. Memberikan ativitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu
3. Memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
4. Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya
5. Meningkatkan tirah baring baring/pembatasan aktivitas
6. Membatasi stimulasi lingkungan seperti
S : Klien mengatakan bahwa kakinya tidak kebas lagi, tapi masih kaku untuk digerakkan
pencahayaan dan kebisingan.
Dx 3 Mandiri :
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM
2. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien di dalamnya
4. Menggunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika
ada/memungkinkan)
S : Klien mengatakan mengerti akan
penjelasan yang telah diberikan oleh perawat
O : Klien mengajukan pertanyaan terkait pendidikan kesehatan yang diberikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
5. Ringkasan Keperawatan Klien Pulang
Tn.S (46 tahun) menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, masuk ke RSUP
Haji Adam Malik Medan tanggal 6 Juni 2012 dengan keluhan batuk berdahak.
Pasien saat ini dirawat diruang III4 RA2. Keluhan yang dirasakan Tn.S adalah
Pasien ini mengatakan sudah pernah dirawat di RSUP HAM Medan ini kira-kira
beberapa bulan yang lalu dengan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan awal
tanda-tanda vital diperoleh TD : 160/90 mmHg, HR : 80x/menit, RR : 24x/menit,
dan T : afebris. Pasien mengatakan tidak dapat tidur dan selera makan berkurang
sejak masuk RS. Hal ini diakibatkan kurang nyamannya dirawat diruangan. Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar kakinya dengan skala nyeri 6. KGD
saat masuk ke RSUP HAM Medan adalah 300mg/dl.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada pasien dan keluarga
didapat bahwa pasien belum tau tentang penyakit yang dideritanya secara detail.
Informasi yang didapat beberapa bulan ynag lalu ketika dirawat di RSUP HAM
Medan adalah hanya informasi pembatasan makanan dan control ulang ke
poliklinik penyakit dalam. Namun senam kaki pasien mengatakan belum pernah
mendapat informasi tentang senam kaki ini.
Diagnosa keperawatan yang diangkat dari pengkajian yang dilakukan
adalah bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan secret di saluran nafas,
gangguan perfusi jaringan b/d melemahnya atau menurunnya aliran darah ke
jaringan akibat adanya obstruksi pembuluh darahdan nyeri b/d sirkulasi darah
terhambat dan gangguan neuropati pada kaki.
Setelah tanggal yang telah ditentukan dan melakukan pendekatan kepada
keluarga dan pasien maka praktikan memulai implementasi pada ketiga diagnose
tersebut . Diagnosa yang pertama yaitu mengajarkan pasien teknik batuk efektif,
dan miring kiri dan memberikan obat secara teratur. Diagnosa keperawatan yang
kedua praktikan melakukan implementasi dengan memantau tanda-tanda vital
pasien, mengajarkan ROM pasif/aktif, melatih senam kaki, dan memberikan
pendidikan kesehatan tentang DM. pada diagnose ketiga yaitu mengkaji
karakteristik nyeri, menganjurkan pasien mobilisasi, melatih senam kaki, dan
mengatur posisi yang nyaman.
Dari hasil evaluasi didapat bahwa pasien masih tetap batuk berdahak, nyeri
masih ada tetapi sudah berkurang (skala nyeri 5 dari 6), dan pasien merasa
nyaman. Setelah dilakukan senam kaki diperoleh penurunan tekanan darah dan
berdasarkan indeks ABPI diperoleh nilai mean 1.072 pre senam kaki sedangkan
post senam kaki diperoleh mean 1.086. senam kaki tersebut dilakukan selama 5
1. Pengkajian
A. IDENTITAS DIRI KLIEN
• Nama : Tn.D
• Usia : 45 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Samosir
• Status : Sudah menikah
• Agama : Kristen
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Pegawai Swasta
• Tanggal Masuk : 1 Juni 2012
• Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2012
• Sumber informasi: Klien sendiri, suami klien
• Diagnosa medis : DM Type 2 + HT + + ISK
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI
• Keluhan utama : Demam tinggi mendadak selama 2 hari, kejang (-),
menggigil (-), berkeringat banyak (-), sesak (-), batuk (-), badan terasa
lemah.
• Riwayat penyakit : Klien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus
terkontrol sudah 5 tahun dengan kadar gula darah tertinggi 400 mg/dl, klien
berobat teratur ke poliklinik endokrin. Riwayat HT (+), tekanan darah
Nyeri BAK (+) selama 2 hari ini, BAK sering terasa panas, volume urine
1700 cc/24 jam, warna urine kuning, riwayat BAK berpasir (-). BAB tidak
ada masalah.
C. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
• Penyakit yang pernah dialami : Klien memiliki riwayat hipertensi
terkontrol, DM Type 2 terkontrol. Klien mengatakan belum pernah
operasi.
• Alergi: Tidak ada
D. ASPEK PSIKOSOSIAL
Kesulitan yang dialami saat ini adalah klien merasa badan terasa lemas, dan
masih terasa demam. Harapan setelah menjalani perawatan adalah bisa sembuh
dan pulang kerumah. Klien dapat berbicara dengan jelas. Bahasa yang digunakan
Bahasa Batak. Klien tinggal bersama suaminya dan anaknya, pola komunikasi
dikeluarga dengan sistem terbuka dan musyawarah, dan tidak ada masalah dalam
keluarga karena hubungan antara orang tua dan anak serta saudara-saudaranya
cukup harmonis.
E. PENGKAJIAN FISIK
11.Keadaan umum : Kesadaran Compos mentis
12.Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh : 38.50 C
TD : 180/100 mmHg
RR : 20 x/i
13.Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala : Bentuk bulat, kulit kepala bersih dan tidak berbau
2. Rambut : Rambut bersih, penyebaran rambut merata
3. Wajah : Warna kulit sawo matang, pucat, struktur wajah normal
4. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, ukuran pupil + 3
mm, isokor, reaksi terhadap cahaya (+), bentuk mata kiri dan kanan
simetrik, tanda-tanda radang tidak ada. Kedua mata klien masih bisa
melihat dengan jelas, konjungtiva anemi
5. Hidung : Septum nasi terletak di medial, tidak ada pernafasan
cuping hidung
6. Telinga : Bentuk telinga normal, ukuran normal,tidak ada lubang
abnormal, ketajaman pendengaran jelas
7. Mulut dan faring : Bibir tampak kering, tidak terdapat perdarahan
pada gusi, lidah tampak bersih, gigi tampak bersih
8. Leher : Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada peningkatan
tekan vena jugularis.
14.Pemeriksaan integumen
Kulit tampak bersih, akral hangat, turgor kulit kembali cepat <3 detik,
terdapat bekas luka diabetikum di mata kaki sebelah kiri.
Bentuk dan ukuran payudara normal, simetris antara kanan dan kiri, warna
dan areola normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
16.Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : bentuk normal, RR : 20 x/i, reguler, tidak menggunakan
otot bantu nafas.
Pemeriksaan paru : palpasi getaran suara simetris, perkusi timpani, suara
nafas vesikuler.
Pemeriksaan jantung : pulsasi normal, bunyi jantung S1 dan S2 normal,
tidak terdapat bunyi jantung tambahan, HR: 80x/i.
17.Pemeriksaan abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat asites, tidak terlihat bayangan
pembuluh darah, peristaltik normal, 9 x/i, hepar tidak teraba.
18.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Rambut pubis normal, tidak terdapat kelainan pada genitalia eksterna dan
daerah inguinal, lubang anus normal, tidak terpasang selang kateter urin.
19.Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah, kekuatan otot +5,
CRT 2 detik.
20.Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Klien dapat berorientasi dengan baik, mengingat waktu dan tempat pasien
11) Nervus Olfactorius : Dapat mengidentifikasi bau-bauan
(normosmia)
12) Nervus Opticus : Kedua mata klien dapat melihat dengan jelas
13) Nervus Okulamotorius, Troklearis dan Abdusens : pergerakan bola
mata (+), reflex pupil terhadap cahaya (+), ptosis (-)
14) Nervus Trigeminus
a. Refleks sensorik
Dapat mengidentifikasi sensasi sentuhan, nyeri tumpul, dan hangat di
wajah. Dapat mengidentifikasi daerah yang disentuhkan kapas. Refleks
corneal positif
b. Refleks motorik
Otot maseter teraba, kontraksi otot simetris. Klien dapat mengunyah dan
menelan dengan baik
15) Nervus Fasialis
a. Refleks sensorik
Mampu membedakan rasa manis, asin dan asam
b. Refleks Motorik
Mampu tersenyum, mengangkat alis, mengerutkan dahi dan menutup
mata rapat-rapat
16) Nervus Vestibulokoklear : Kedua telinga klien masih dapat
mendengar
17) Nervus Glosopharingeus : Mampu membedakan rasa
19) Nervus Assesorius : Kempuan klien untuk melakukan penahanan pada
bahu kiri dan kanan baik
20) Nervus Hipoglosus : Klien mampu menjulurkan lidah dan penahanan
pada dinding pipi.
F. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
6. Pola tidur dan kebiasaan
Klien mengatakan tidak ada kesulitan tidur. Klien memiliki jam tidur siang
selama 1-2 jam. Klien biasanya tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.00
WIB.
7. Pola eliminasi
BAB : frekuensi BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak, klien terakhir
BAB kemarin sore (13 Juni 2012), tidak ada riwayat BAB berdarah, tidak
ada nyeri pada saat BAB.
BAK : Nyeri BAK (+) selama 2 hari ini, BAK sering terasa panas, volume
urine 1700 cc/24 jam, warna urine kuning, riwayat BAK berpasir (-)
8. Pola makan dan minum
Klien mengkonsumsi makanan dari rumah sakit dengan diet 1500 kkal,
selera makan baik, tidak ada rasa mual dan muntah. Tidak ada gangguan
makan. Klien selalu menghabiskan diet yang diberikan dari rumah sakit.
9. Kebersihan diri
Klien melakukan kebersihan diri dibantu oleh keluarga dan perawat setiap
hari.
Klien dianjurkan untuk bedrest.
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Metformin 3x500 mg
Omeprazole 1x20 mg
Metoclopramide 3x1 mg
PCT 3x500 mg
Penatalaksanaan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
Penatalaksanaan diabetes melitus
Penatalaksanaan tukak usus
Penatalaksanaan mual
Penatalaksanaan demam
SSP : sakit kepala
KV : bradikardi, takikardi GI : mual muntah
Anoreksia, mual, muntah
Tabel 5. Daftar obat Tn.D
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Patologi Klinik (14 Juni 2012)
Hematologi
Tabel 6. Hasil pemeriksaan darah Tn.D tanggal 14 Juni 2012
3. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi E.Coli di
saluran kemih ditandai dengan klien demam selama 2 hari (T=39.10
C), terjadi peningkatan leukosit 26.54 x 103/mm3
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, status
hipermetabolisme/infeksi ditandai dengan ADL pasien dibantu oleh
4. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Dx 1 Tujuan :
Suhu tubuh normal
Kriteria Hasil:
1. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.
1. Kaji saat timbulnya demam 2. Observasi suhu tubuh klien 3. Beri kompres dengan air biasa
pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas. 4. Anjurkan keluarga untuk
memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun 5. Observasi TTV setiap 3 jam. 6. Anjurkan pasien untuk banyak
minum (2,5 liter/24 jam)
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik dan terapi cairan intravena.
1. Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2. Mengetahui perubahan suhu tubuh. 3. Melancarkan aliran darah dalam
pembuluh darah
4. Pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh
5. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
6. Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 7. Pemberian cairan dan obat anti
piretik sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
Dx 2 Tujuan :
Kriteria Hasil : e.
Mandiri
1. Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL
2. Kaji tingkat kelelahan
Rasional :
1. Memberi panduan dalam penentuan pemberian bantuan dalam pemenuhan ADL
3. Identifikasi faktor stess/psikologis yang dapat memperberat
4. Ciptakan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan 5. Bantu aktifitas perawatan diri
yang diperlukan
6. Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas 7. Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium darah.
ketidakmampuan
3. Mempunyai efek akumulasi (sepanjang faktor psikologis) yang dapat diturunkan bila ada masalah dan takut untuk diketahui
4. Memberikan rasa aman bagi pasien
5. Menghemat energi untuk aktifitas perawatan diri yang diperlukan memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan
6. Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis
7. Ketidakseimbangan Ca, Mg, K, dan Na, dapat menggangu fungsi
5. Implementasi dan Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN TN.D
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Sabtu/ 15 Juni 2012
Dx 1 1. Mengkaji saat timbulnya demam
2. Mengobservasi suhu tubuh klien
3. Memberi kompres dengan air biasa pada daerah xial, lipat paha, temporal bila terjadi panas.
4. Menganjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun 5. Mengobservasi TTV setiap
3 jam.
6. Menganjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam)
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik dan terapi cairan intravena.
S : Klien mengatakan demam timbul dua hari yang lalu secara
mendadak.
O : Klien demam, klien tampak lemah, kulit wajah merah. TD : 150/100 mmHg HR: 84x/i
RR 22x/i T : 39.10C
A : Masalah teratasi sebagian.
Obat penurun demam sudah diberikan, PCT 3x500 mg, terpasang cairan infuse RL 20 gtt/i, sudah diberikan kompres.
P : Intervensi 3,5,6,7 dilanjutkan
Dx 2 Mandiri
1. Mengkaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL 2. Mengkaji tingkat kelelahan 3. Mengidentifikasi faktor
stess/psikologis yang dapat memperberat
4. Menciptakan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
5. Membantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan
6. Memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas
7. Berkolaborasi pemeriksaan
S : Klien mengatakan badan terasa sangat lemas, ADL dibantu oleh keluarga.
O : Klien tampak terbaring lemas, ADL dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: Masalah teratasi sebagian, hasil lab menunjukkan nilai elektrolit menurun (Na 131 mEq/L, Kalium 2.7 mEq/L)
Ketidakseimbangan K, dan Na, dapat
laboratorium darah. peningkatan penggunaan energi P : Intervensi 4-7
dilanjutkan, periksa hasil Lab
CATATAN PERKEMBANGAN TN.D
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Senin/ 17 Juni 2012
Dx 1 1. Memberi kompres dengan air biasa pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas.
2. Mengobservasi TTV setiap 3 jam.
3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam)
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik dan terapi cairan intravena.
S : Klien mengatakan demam sudah turun O :Klien tidak demam
lagi, tetapi klien masih tampak lemah dan pucat.
dilanjutkan, lanjutkan terapi cairan RL 20 gtt/i
Dx 2 Mandiri
1. Menciptakan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
2. Membantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan
3. Memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas
4. Berkolaborasi pemeriksaan laboratorium darah.
S : Klien mengatakan badan masih terasa sangat lemas, ADL dibantu oleh keluarga. O : Klien masih tampak
terbaring lemas, ADL dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: Masalah teratasi sebagian, hasil lab belum keluar.
5.Ringkasan Keperawatan Klien Pulang
Tn.D 45 tahun menderita DM sejak 4 tahun yang lalu, masuk ke
RSUP Haji Adam Malik Medan tanggal 1 Juni 2012 dengan keluhan nyeri
dikedua kakinya, lemas, dan tidak berdaya, . Pasien saat ini dirawat diruang III3
RA2. Keluhan yang dirasakan Tn.S adalah nyeri dikedua kakinya seperti
kebas-kebas.Skala nyeri yang dikatakan pasien adalah skala 7. Pada pemeriksaan awal
tanda-tanda vital diperoleh TD : 180/100 mmHg, HR : 78x/menit, RR : 30x/menit,
dan T : afebris. Pasien mengatakan tidak dapat tidur dan selera makan berkurang
sejak masuk RS. Hal ini diakibatkan kurang nyamannya dirawat diruangan. Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar kakinya dengan skala nyeri 7. KGD
saat masuk ke RSUP HAM Medan adalah 200mg/dl.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada pasien dan keluarga
didapat bahwa pasien sudah mengetahui tentang penyakitnya, dan sudah pernah
mendapat informasi dari pihak dokter tentang penyakitnya. Informasi yang
didapat dari teman sekerja Tn.D. Namun senam kaki Tn.D mengatakan belum
pernah mendapat informasi tentang senam kaki dan belum pernah diajarkan
tekniknya.
Diagnosa keperawatan yang diangkat dari pengkajian yang dilakukan
adalah gangguan perfusi jaringan b/d melemahnya atau menurunnya aliran darah
ke jaringan akibat adanya obstruksi pembuluh darah dan nyeri b/d sirkulasi darah
terhambat dan gangguan neuropati pada kaki, gangguan pola tidur b/d
Setelah tanggal yang telah ditentukan dan mahasiswa melakukan
pendekatan kepada keluarga dan pasien dan praktikan memulai implementasi pada
ketiga diagnosa tersebut . Diagnosa yang pertama yaitu memantau tanda-tanda
vital pasien, mengajarkan ROM pasif/aktif, melatih senam kaki, dan memberikan
pendidikan kesehatan tentang DM. Diagnosa keperawatan yang kedua praktikan
mengkaji karakteristik nyeri, menganjurkan pasien mobilisasi, melatih senam
kaki, dan mengatur posisi yang nyaman dan diagnosa ketiga praktikan
menganjurkan pasien istirahat/tidur pada siang atau sore hari, menciptakan
lingkungan yang nyaman, dan menganjurkan pasien tidur tanpa alas kepala.
Dari hasil evaluasi didapat bahwa pasien masih merasa nyeri tetapi sudah
berkurang (skala nyeri 5 dari 7), dan pasien merasa nyaman. Setelah dilakukan
senam kaki diperoleh penurunan tekanan darah dan berdasarkan indeks ABPI
diperoleh nilai mean 1.03 pre senam kaki sedangkan post senam kaki diperoleh
mean 1.024. senam kaki tersebut dilakukan selama 5 hari namun pasien belum
1. Pengkajian Klien
A. IDENTITAS DIRI KLIEN
a. Nama : Tn.E
b. Usia : 57 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Sidikalang
e. Status : Sudah menikah
f. Agama : Islam
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Pensiunan
i. Tanggal Masuk : 11 Juni 2012
j. Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2012
k. Sumber informasi : Klien sendiri, anak klien
l. Diagnosa medis : Ulkus diabetikum grade II/III + DM Type 2
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI
• Keluhan utama : Klien mengeluh luka pada kaki kanan, jari tengah. Kondisi
ini dialami oleh Tn.E sejak 3 bulan yang lalu. Luka semakin membesar,
bernanah dan menghitam. Klien juga mengeluh sakit pada area jari yang
terluka.
• Riwayat penyakit : Klien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus tidak
terkontrol sudah 6 tahun dengan kadar gula darah tertinggi 800 mg/dl, Klien
kesehatan ke dokter. Sesak (-), Batuk (+), Dahak (-), Poliuri (+), Polidipsi
(+), Polifagi (+), Pruritus pada vagina (+).
C. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
a. Penyakit yang pernah dialami:
1. Anak-anak : Tidak ada penyakit yang serius
2. Kecelakaan : Tidak pernah
3. Operasi : Klien belum pernah dioperasi
b. Alergi: Tidak ada
D. ASPEK PSIKOSOSIAL
Kesulitan yang dialami saat ini adalah klien merasa sakit pada jari kaki dan
ingin cepat sembuh dan bisa bekerja lagi. Klien dapat berbicara dengan jelas
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Klien tinggal bersama suaminya dan
anaknya, pola komunikasi dikeluarga dengan sistem terbuka dan musyawarah, dan
tidak ada masalah dalam keluarga karena hubungan antara orang tua dan anak
serta saudara-saudaranya cukup harmonis. Klien percaya bahwa sumber kekuatan
adalah Tuhan dan sebagai tempat meminta pertolongan dan kesembuhan.
E. PENGKAJIAN FISIK
22.Keadaan umum : Kesadaran Compos mentis
23.Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh : 36,20 C
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/i
24.Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala : Bentuk bulat, kulit kepala bersih dan tidak berbau
2. Rambut : Rambut bersih, penyebaran rambut merata
3. Wajah : Warna kulit sawo matang, pucat, struktur wajah normal
4. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, ukuran pupil + 3
mm, isokor, reaksi terhadap cahaya (+), bentuk mata kiri dan kanan
simetrik, tanda-tanda radang tidak ada. Kedua mata klien masih bisa
melihat dengan jelas, konjungtiva anemi
5. Hidung : Septum nasi terletak di medial, tidak ada pernafasan
cuping hidung
6. Telinga : Bentuk telinga normal, ukuran normal,tidak ada lubang
abnormal, ketajaman pendengaran jelas
7. Mulut dan faring : Bibir tampak kering, tidak terdapat perdarahan
pada gusi, lidah tampak bersih, gigi tampak bersih
8. Leher : Posisi trakea medial, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada peningkatan
tekan vena jugularis.
25.Pemeriksaan integumen
Kulit tampak bersih, akral hangat, turgor kulit kembali cepat <3 detik,
terdapat luka diabetikum di jari kaki kanan.
26.Pemeriksaan payudara dan ketiak
Bentuk dan ukuran payudara normal, simetris antara kanan dan kiri, warna
27.Pemeriksaan thoraks/dada
1. Inspeksi thoraks : bentuk normal, RR : 20 x/i, reguler, tidak
menggunakan otot bantu nafas
2. Pemeriksaan paru : palpasi getaran suara simetris, perkusi timpani,
suara nafas vesikuler.
3. Pemeriksaan jantung : pulsasi normal, bunyi jantung S1 dan S2
normal, tidak terdapat bunyi jantung tambahan, HR: 82x/i.
28.Pemeriksaan abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat asites, tidak terlihat bayangan
pembuluh darah, peristaltik normal, 9 x/i, hepar tidak teraba.
29.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Rambut pubis normal, tidak terdapat kelainan pada genitalia eksterna dan
daerah inguinal, lubang anus normal, pruritus vagina (+), tidak terpasang
selang kateter urin.
30.Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah, kekuatan otot +5,
CRT 2 detik. Sebagian fragmen tulang pada palang 3 menghilang, Tn.E
mengeluh nyeri pada jari kaki yang luka.
31.Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Klien dapat berorientasi dengan baik, mengingat waktu dan tempat pasien
21) Nervus Olfactorius : Dapat mengidentifikasi bau-bauan
(normosmia)
22) Nervus Opticus : Kedua mata klien dapat melihat dengan jelas
23) Nervus Okulamotorius, Troklearis dan Abdusens : pergerakan bola
mata (+), reflex pupil terhadap cahaya (+), ptosis (-)
24) Nervus Trigeminus
a. Refleks sensorik
Dapat mengidentifikasi sensasi sentuhan, nyeri tumpul, dan hangat di
wajah. Dapat mengidentifikasi daerah yang disentuhkan kapas. Refleks
corneal positif
b. Refleks motorik
Otot maseter teraba, kontraksi otot simetris. Klien dapat mengunyah dan
menelan dengan baik
25) Nervus Fasialis
a. Refleks sensorik
Mampu membedakan rasa manis, asin dan asam
b. Refleks Motorik
Mampu tersenyum, mengangkat alis, mengerutkan dahi dan menutup
mata rapat-rapat
26) Nervus Vestibulokoklear : Kedua telinga klien masih dapat
mendengar
27) Nervus Glosopharingeus : Mampu membedakan rasa
29) Nervus Assesorius : Kempuan klien untuk melakukan penahanan pada
bahu kiri dan kanan baik
30) Nervus Hipoglosus : Klien mampu menjulurkan lidah dan penahanan
pada dinding pipi.
F. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
11.Pola tidur dan kebiasaan
Klien mengatakan tidak ada kesulitan tidur. Klien jarang memilki jam
tidur siang. Klien biasanya tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00
WIB.
12.Pola eliminasi
BAB : frekuensi BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak, klien terakhir
BAB tadi pagi (11 Juni 2012), tidak ada riwayat BAB berdarah, tidak ada
nyeri pada saat BAB.
BAK : Frekuensi BAK 6-7x/24 jam, jumlah urine 600 ml/24 jam, warna
urin kuning jernih. Tidak ada rasa nyeri ketika BAK.
13.Pola makan dan minum
Klien mengkonsumsi makanan dari rumah sakit dengan diet 1800 kkal,
selera makan baik, tidak ada rasa mual dan muntah. Klien selalu
menghabiskan diet yang diberikan dari rumah sakit.
14.Kebersihan diri
Klien melakukan kebersihan diri dibantu oleh keluarga dan perawat setiap
hari.
Klien dianjurkan untuk bedrest.
G. PENGOBATAN
NO NAMA OBAT FUNGSI EFEK SAMPING
1.
2.
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Aspilet 1x8 mg
Penatalaksanaan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
Anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik, serta dapat menghambat agregasi trombosit
SSP : sakit kepala
KV : bradikardi, takikardi GI : mual muntah
1. GI: mual, muntah, anoreksia
2. SSP: pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan reversibel, tinnitus.
3. Sistem Hemopoietik: Trombositopenia dan anemia, namun jarang terjadi.
4. GU: Dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, sindrom nefrotik, namun jarang terjadi.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Patologi Klinik (10 Juni 2012)
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hematologi
Metabolisme Karbohidrat KGD
Tabel 6. Hasil pemeriksaan darah Tn.E tanggal 10 Juni 2012
6. Diagnosa Keperawatan
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolik
sirkulasi dan sensasi, gangguan turgor kulit, penurunan aktivitas /
mobilisasi, penyakit diabetes yang dialami pasien ditandai dengan adanya
luka gangren di jari kanan klien, sebagian fragmen tulang pada palang 3
7. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada kaki yang terkena gangren,
skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan wajah tampak meringis.
8. Potensial terjadinya penyebaran infeksi (sepsis) berhubungan dengan
tingginya kadar gula darah ditandai dengan jumlah Leukosit meningkat
yaitu 12.1 x 103/mm3 (Normal = 5-11 x 103/mm3) dan terdapat luka
gangren di jari kaki sebelah kanan, luka tampak bernanah.
7. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Dx 1 Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka
Kriteria Hasil :
f. Berkurangnya oedema sekitar luka.
g. Pus dan jaringan berkurang h. Adanya jaringan granulasi. i. Bau busuk luka berkurang
Mandiri :
8. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
9. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara
aseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
10.Berikan dan ajarkan
pasien/keluarga pasien tentang senam diabetik
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus, pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
1. Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya
2. Merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi yang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses penyembuhan.
3. Untuk mempercepat kesembuhan dan melancarkan sirkulasi
Dx 2 Tujuan :
Rasa nyeri berkurang-hilang
Kriteria Hasil:
3. Klien secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang
4. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri 5. Pergerakan penderita
bertambah luas
6. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.
7. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasienBerikan ativitas alternative dengan periode istirahat yang cukup/tanpa
diganggu
8. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri
9. Ciptakan lingkungan yang tenang
10.Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
11.Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien
12.Lakukan massage dan kompres luka dengan saat merawat luka.
Kolaborasi :
Pemberian analgesik
1. Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien
2. Pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan 3. Rangsangan yang berlebihan dari
lingkungan akan memperberat rasa nyeri
4. Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien
5. Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin
6. Massage dapat meningkatkan vaskularisasi dan pengeluaran pus sedangkan kompres dengan NaCl 0.9% dapat memberikan rasa nyaman
mengurangi nyeri pasien
Dx 3 Tujuan :
Tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis)
Kriteria Hasil :
c. Tanda-tanda infeksi tidak ada.
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Mandiri :
5. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka
6. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan
7. Lakukan perawatan luka secara aseptic
8. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang
ditetapkan
Kolaborasi :
Pemberian antibiotik
5. Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi
dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya
6. Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman
7. Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi
8. Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan
daya tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi
8. Implementasi dan Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN Tn.E
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Selasa/ 12 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan
benar : membersihkan luka secara aseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
3. Berikan dan ajarkan pasien/keluarga pasien tentang senam diabetik
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus, pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
S : Klien mengatakan senang setelah dilakukan perawatan luka
O : Belum dilakukan perawatan luka sejak 1 hari yang lalu, kondisi luka bernanah, luas luka 1x2 cm2, tidak ada jaringan yang nekrosis. A: Masalah belum teratasi,
Lanjutkan pemberian Cefrtiaxone 1gr/12 jam, luka harus dibersihkan setiap hari.
P : Intervensi 1-3 dilanjutkan, periksa hasil Lab khususnya KGD.
Dx 2 Mandiri :
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami 2. Jelaskan pada pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri 3. Ciptakan lingkungan yang
tenang
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien
6. Lakukan massage dan kompres luka dengan saat merawat luka.
S : Klien mengatakan skala nyeri 5, timbul saat Tn.E bergerak. O : Klien tampak susah
berjalan, wajah
meringis, skala nyeri 5. TD : 120/80 mmHg HR: 80x/i
RR 18x/i T : 36.60 C
A : Masalah belum teratasi, lanjutkan pemberian Aspilet 1x8 mg
Kolaborasi :
Pemberian analgesic Dx 3 Mandiri :
1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka
2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu
menjaga kebersihan diri selama perawatan 3. Lakukan perawatan luka
secara aseptik
4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang
ditetapkan
Kolaborasi :
Pemberian antibiotik
S : -
O : Luas luka pada jari 1x2 cm2, luka tampak bernanah. Suhu tubuh normal (36.60 C), Leukosit meningkat 11.5x103 mm3 A : Masalah belum teratasi. Lanjutkan pemberian antibiotik
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan.
CATATAN PERKEMBANGAN Tn.E
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Rabu/ 13 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan
benar : membersihkan luka secara aseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
3. Berikan dan ajarkan pasien/keluarga pasien tentang senam diabetik
S : Klien mengatakan senang setelah dilakukan perawatan luka dan latihan senam diabetik
O : Pus dan bau busuk pada luka sudah berkurang, luas luka 1x2 cm2, tidak ada jaringan yang nekrosis. KGD 250 mg/dL (12-06-12)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus, pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
P : Intervensi 1-3 dilanjutkan, periksa hasil Lab khususnya KGD.
Dx 2 Mandiri :
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami 2. Jelaskan pada pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri 3. Ciptakan lingkungan yang
tenang
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien
6. Lakukan massage dan kompres luka dengan saat merawat luka.
Kolaborasi :
Pemberian analgesik
S : Klien mengatakan nyeri berkurang (skala nyeri 4), kompres yg diberikan
meningkatkan kenyamanan
O : Klien masih tampak susah berjalan, skala nyeri 4. teratasi, lanjutkan pemberian Aspilet 1x8 mg
P : Intervensi 1-6 dilanjutkan Dx 3 Mandiri :
1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka
2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu
menjaga kebersihan diri selama perawatan 3. Lakukan perawatan luka
secara aseptik
4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang
ditetapkan
Kolaborasi :
Pemberian antibiotik
S : -
O : Luas luka pada jari 1x2 cm2, pus pada luka sudah berkurang. Suhu dan leukosit dalam batas normal.
A : Masalah belum teratasi
CATATAN PERKEMBANGAN Tn.E
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Kamis/ 14 Juni 2012
Dx 1 Mandiri :
1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan
benar : membersihkan luka secara aseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
3. Berikan dan ajarkan pasien/keluarga pasien tentang senam diabetik
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus, pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
S : Klien mengatakan senang setelah dilakukan latihan senam diabetik O : Pus dan bau busuk
pada luka sudah berkurang, luas luka 1x2 cm2, tidak ada jaringan yang nekrosis. KGD 250 mg/dL (12-06-12). Luka tampak berwarna merah muda. A: Masalah belum teratasi,
Lanjutkan pemberian Cefrtiaxone 1gr/12 jam
P : Intervensi 1-3 dilanjutkan, periksa hasil Lab khususnya KGD.
Dx 2 Mandiri :
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami 2. Jelaskan pada pasien tentang
sebab-sebab timbulnya nyeri 3. Ciptakan lingkungan yang
tenang
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan
S : Klien mengatakan nyeri berkurang (skala nyeri 3), kompres yg diberikan
meningkatkan kenyamanan
O : Klien masih tampak susah berjalan, skala nyeri 3.