Bab IX - 197
BAB IX
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.1PETUNJUK UMUM
Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam menyusun RPIJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuak memenuhi kebutuhan pembelajanaan
prasana Kabupaten/Kota , yang meliputi :
1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun;
2. Pembelajaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasana baru
Penambahan aspek ekonomi dalam menyusun RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau
produktifitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumber daya bagi masyarakat dan
keuntungan ekonomi secara menyeluruh tanpa melihat siapa yanbg menyediakan sumber dana
tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan aspek
ekonomi dalam menyusun RPIJM yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas
atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk msyarakat
atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut
dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.
9.1.1Komponen Keuangan
A.Komponen Penerimaan Pendapatan
Komponen penerimaan pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas:
(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD);
(2) dana perimbangan; dan
(3) Pendapatan lainnya yang syah.
Berikut akan di jelaskan satu persatu sub komponen pendapatan dan gambaran
Bab IX - 198
9.1.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalahpendapataan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD
bersumber dari:
1. Pajak daerah, antara lain: Pajak Kendaraan bermotor, Pajak Kendaraan
Diatas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air
Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak
lainlain. Pajak-pajak daerah ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang
Pajak Daerah.
2. Retribusi Daerah, antara lain: retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
pelayanan persampahan, retribusi biaya cetak kartu, retribusi pemakaman,
retribusi parkir di tepi jalan, retribusi pasar, Retribusi pengujia kendaraan
bermotor, retribusi pemadam kebakaran, danlain-lain. Retribusi ini diatur
oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan
Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentan Retribusi Daerah.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain hasil
Deviden BUMD: dan
4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain: hasil penjualan kakayaan
Daerah yang tidak dipisahkan jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan
selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
A. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
Bab IX - 199
1. Dana bagi hasil terbagi atas bagi hasil pajak (BHP) dan bagi hasil bukan
pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam.
BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan badan maupun
probadi; sedangkan BPBP antara lain: kehutanan, pertambangan umum,
perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan
pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dibagikan berdasarkan “celah Fiskal” yaitu
selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal ditambah alokasi dasar.
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus,
misalnya: reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan
bencana alam.
9.2Komponen Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari :
1. Belanja Operasi
2. Belanja Modal
3. Transfer ke Desa/Keluarah
4. Belanja tak terduga
Tabel 9.1 Struktur Pengeluaran Belanja Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2014
No Sub-Komponen Belanja Rp
1
Belanja Operasi
- Belanja Pegawai 473.593.252.002
- Belanja Barang 158.248.504.208
- Belanja Bunga 42.832.889,09
Bab IX - 200
- Belanja Hibah 14.241.001.000
- Belanja Bantuan Sosial 2.705.600.000
-Belanja Bantuan Keuangan 19.525.846.668
Jumlah (1) 679.356.849.815,09
2
Belanja Modal
- Belanja Tanah 4.169.607.507
- Belanja Peralatan dan Mesin 30.989.204.691
- Belanja Gedung dan Bangunan 45.186.737.572
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 53.504.562.499
- Belanja Aset tetap lainnya 1.832.624.000
Jumlah (2) 135.682.736.309
3.
Transfer ke Desa/Kelurahan
- Bagi hasil Pajak 705.881.000
- Bagi Hasil Retribusi 271.285.000
- Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Jumlah (3) 977.166.000
4
Belanja Tak Terduga 855.286.007
Jumlah (4) 855.286.007
Jumlah (1+2+3+4) 599.872.038.131,29
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Secara garis besar realisasi pengeluaran belanja Kabupaten Buol Tahun Anggaran 2014,
terdiri dari 4 komponen belanja ;
1. Belanja Operasi;
2. Belanja Modal;
3. Transfer ke Desa / Kelurahan dan
4. Belanja tak terduga.
Berdasarkan data tersebut di atas, komponen belanja terbesar adalah
Bab IX - 201
2. Belanja modal sebesar Rp.135.682.736.309 atau 9,83% dan
3. Belanja tak terduga sebesar Rp.855.286.007 atau sebesar 1,02%
9.3Komponen Pembiayaan
Komponen pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam sistem keuangan
daerah. Istilah pembiayaan berbeda dengan pendanaan (funding). Pendanaan diartikan sebagai
dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan pembiyaan diartikan sebagai
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali.
Contoh konkretnya, didalam SAP-D yang lama, apabila daerah memperoleh pinjaman, pinjaman
tersebut diakui sebagai penerimaan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan pendapatan dari
pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau dicatat pembayaran kembali; sedangkan
didalam SAP-D yang baru, apabila daerah memperoleh pinjaman maka diterima sebagai
penerimaan pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi
pinjaman, maka dikeluarkan sebagai pengeluaran pinjaman karena akan diterima kembali.
Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup 11 komponen, pengeluaran pembiayaan
mencakup 10 komponen. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.2 Struktur Pembiayaan Kabupaten Buol Realisasi Tahun 2014
No Sub Komponen Pembiayaan Rp.
1 Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan Silpa 21.162.858.674,13
b. Pencairan dana Cadanagan -
Bab IX - 202
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda lain -
e. Pinajaman Dalam Negeri – Bank -
f. Pinjaman Dalam Negeri – Non-Bank -
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi -
h. Pinajaman Dalam Negeri - :Lainnya -
i. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Negara -
j. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pers. Daerah -
k.Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemda Lainnya -
Jumlah (1) 28.263.758.674,06
2 Pengeluaran Pembiayaan
a. Pewmbentukan Dana Cadangan 109.325.284,60
b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemerintah Pusat -
c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN. Pemda Lain -
d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN- Bank -
e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Non-Bank -
f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN – Obligasi -
g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya -
h. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Negara -
i. Pembayaran Pinjaman Kpd Pers. Daerah 8.000.000.000
j. Pembayaran Pinajman Kpd. Pemda Lainnya. 60.842.923
Bab IX - 203
Pembiayaan Netto (1-2)
11.268.380.425,06
Sumber : Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban Bupati Poso 2013
Realisasi pembiayaan daerah sesuai tabel di atas, sebesar Rp. 11.268.380.425,06
yang berasal
dari dana SILPA dan penggunaannya untuk pembayaran Pokok Pinjaman lainnya sebesar Rp.
12.203.530.465,76 atau sebesar 59,90% dan Pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Daerah
sebasar Rp. 8.000.000.000 (39,27%). Secara keseluruhan dana SILPA yang tersedia digunakan
untuk komponen pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 6.190.138.209,60 (38,17%)
Sisa Lebih Perhitungan (SILPA) dimaksud mencakup pelampauan penerimaan PAD.
Pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada
pihak ketiga yang sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan
lanjutan.
9.4 Profil Keuangan Kabupaten Buol
9.4.1 Keuangan Daerah
Bab ini menguraikan profil keuangan Kabupaten Buol dalam penyusunan RPJIM yang
bertujuan untuk membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
investasi program PU/Ciptakarya Kabupaten meliputi:
Gambaran umum kondisi keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang dipergunakan
untuk mengetahui :
1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencakup (i) Struktur
Penerimaan; (ii) Struktur Belanja
2. Tren perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli
Daerah; (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah
3. Tren besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah atasan (Pusat dan
Bab IX - 204
4. Profil dan perkembangan APBD (catatan: Tampilan dalam bentuk tabel III – 1)
a) Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaen Buol
b) Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI)
c) Perkembangan kontribusi dan masyarakat
d) Perkembangan dana pinajaman
e) Perkembangan dana public saving
9.4.2 Keuangan Perusahaan Daerah
Untuk mendukung sumber pembiayaan dalam komponen proyek cost recovery dan telah
memiliki BUMD (seperti sektor air minum, persampahan dan limbah aspek keuangannya
meliputi konsisi existing, permasalahan, analisa dan proyeksi untuk: 1) Neraca, 2)
Rugi/Laba, 3) Arus Dana Kas.
9.4.3Permasalahan Dan Analisa Keuangan
9.4.3.1 Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten
Segala permasalahan yang ada tentang kondisi keuangan daerah pada profil
keuangan daerah,
Pengelompokan permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut;
1. Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pungutan pajak dan
retribusi yang sedikit mempunyai kaitan dengan kapasitas pelayanan yang
diberikan Pemerintah Kabupaten
2. Mekanisme dan prosedur pungutan daerah terutama kurangnya
keterpaduan fungsi yang efektif antara unit instansi yang bersangkutan.
3. Sarana dan prasarana operasional yang kurang
4. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya
5. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan operasionalisasi perolehan
Bab IX - 205
9.4.3.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten
Proyeksi kemampuan keuangan Kabupaten yang disesuaikan dengan kondisi
keuangannya.
1. dihitung untuk kurun waktu lima tahun
2. Gunakan Asumsi dasar sebagai berikut:
a) Melihat kecenderungan trend (Past Trend)
b) Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan
c) Adanya kebijakan khusus pemerintah Kabupaten
3. Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM
4. Perhitungan kemampuan meminjam Pemerintah Kabupaten (ambang
Batas DCR adalah 1,7
Perhatian terhadap aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM adalah hasil total
atauproduktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang
dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara
keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa
dalam masyarakat yang menerima hasil prouyek tersebut.
9.4.3.3 Proyeksi Perimaan Dan Belanja
Proyeksi penerimaan dihitung
1. Penghitungan berdasarkan kurun waktu 5-7 tahun
2. Menggunakan asumsi atas dasar trend historis yang disesuaikan dengan
inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Kabupaten.
3. Dianalisis berapa besar anggaran rutin dibandingkan dengan anggaran
benaja barang dan modal untuk penyelenggaraan bidang
Bab IX - 206
(Catatan: data ditampilkan dalam bentuk tabel proyeksi APBD Kabupaten pada tabel III-1).
9.4.3.4 Belanja Daerah
Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah
dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Struktur belanja APBD terdiri dari belanja
operasi, belanja modal, transfer ke desa/kelurahan dan belanja tak terduga adalah
sebagai berikut:
Tabel 9.3 Rencana dan Realisasi Belanja tahun 2011 dan 2014
N0 Uraian Bagian dan Pos
REA LISASI RENCANA
2014 2013 2014 2015
1 Belanja Operasi 531.450.755.165,41 588.874.011.040 545.193.851.896,73 608.323.000.714,81
2 Belanja Modal 236.250.153.573,00 345.920.222.002 162.324.273.739 147.582.764.522 3 Transfer ke Desa/
Kelurahan 977.166.000,00 977.186.000 977.186.000 977.186.000
4 Belanja Tak
terduga 852.086.850,00 907.988.000 1.152.500.000 1.317.518.149
Jumlah Biaya
(1,2,34) 799.530.161.588,41 936.679.407.402 709.647.811.635,73 758.200.499.386
Berdasarkan data tersebut di atas rencana penggunaan dana keseluruhan
komponen belanja daerah mengalami kenaikan dari Rp. 799.530.161.588,00
Thn.2014 menjadi Rp. 736.679.047.402.00 Thn. 2013 atau naik sebesar 4,9%.
Bab IX - 207
adalah sebesar Rp. 709.647.811.635,73 Thn. 2011 yang terealisasi sebesar Rp.
699.530.161.588 atau sebesar (94,63%). Thn. 2014 direncankan sebesar Rp.
758.200.499.386 terealisasi sebesar Rp. 736.679.407.402 atau sebesar (97,16%).
Rata-rata realisasi pengunaan belanja terhadapa rencana penggunaan dana dua
tahun terakhir (2011 s/d 2014) sebesar (95,89%).
Realisasi komponen belanja sebesar 699.530.141.587,41 Thn.2011 belanja
terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 398.500.643.390,41 atau sebsar
(56,97%), kemudian belanja modal Rp.136.250.153.573,00 atau sebesar
(19,48%). Realisasi komponen belanja sebesar 736.679.407.402 Thn.2014
belenja terbesar pada objek belanja operasi yaitu Rp. 588.874.011.040 atau
sebsar (79,94%), kemudian belanja modal Rp. 145.920.222.002 atau sebesar
(19,81%). Kondisi pengeluaran belanja untuk masing-masing komponen belanja
2 tahun terakhir (2011 s/d 2014) komponen belanja operasi merupakan
pengeluaran belanja terbesar, kemudian belanja modal dan terakhir balanja tak
terduga sekitar (7,15%) pada tahun 2014.
Tabel 9.4 Realisasi Belanja Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
N0 Uraian Bagian dan Pos
REALISASI
2009 2010 2011 2012 2013
1 Belanja Operasi 350.111.006.695,33 456.579.260.437,94 486.628.069.346,00 531.450.755.165,41 588.874.011.040
2 Belanja Modal 115.151.292.340,00 152.167.980.094,00 100.973.525.491,00 136.250.153.573,00 145.920.222.002 3 Transfer ke Desa/
Kel. 619.000.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.186.000
4 Belanja Tak
terduga 1.037.200.000,00 2.096.732.000,00 852.066.850,00 852.086.850,00 907.988.000
Jumlah Biaya
(1,2,34) 466.918.499.035,33 611.821.138.531,94 589.430.827.687,00 699.530.161.588,41 736.679.407.402
Bab IX - 208
Dari tabel di atas, realisasi belanja pemerintah Kabupaten Buol 5 tahun terakhir
(2008 s/d 2014) berfluktuasi dengan rata-rata sebesar Rp.620.876.006.848,94
atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (8,69%). Pengeluaran terbesar
pada belanja operasi dengan rata – rata per tahun sebesar Rp.
482.728.620.536,94 atau mengalami kenaikan setiap tahun sebesar (9,89%),
kemudian diikuti belanja modal rata-rata kenaikan setiap tahun sebesar Rp.
130.092.634.700,00 atau sebesar (4,73%), Transfer ke Desa/Kelurahan Rp.
905.536.800,00 rata-rata mengalami kenaikan sebesar (7,91%)/thn.
Bab IX - 209
Gambar 9.2 Grafik Keuangan Sektor Belanja Kabupaten Buol Lima Tahun terakhir
Tabel 9.5 Perhitungan Pertumbuhan Belanja selama lima tahun terakhir dan angka
proyeksi pertumbuhan lima tahun mendatang
2008 2009 2010 2011 2012
Bab IX - 210
Tabel 9.6 Perhitungan Proyeksi Sektor Belanja selama Lima Tahun Yang Akan Datang
Kabupaten Buol
2014 2015 2016 2017 2018
1
Belanja
Operasi 555,137,913,617.48 638,408,600,660.10 734,169,890,759.12 844,295,374,372.99 970,939,680,528.93
2
Belanja
Modal 143,101,898,170.00 157,412,087,987.00 173,153,296,785.70 190,468,626,464.27 209,515,489,110.70
3
Transfer ke Desa/ Kel.
919,119,852.00 932,906,649.78 946,900,249.53 961,103,753.27 975,520,309.57
4
Belanja Tak terduga
1,151,513,169.48 1,153,816,195.82 1,156,123,828.21 1,158,436,075.87 1,160,752,948.02
Jumlah Biaya (1 ,2,3, 4)
700,310,444,809 797,907,411,493 909,426,211,623 1,036,883,540,666 1,182,591,442,897
Bab IX - 211
Gambar 9.3 Grafik Proyeksi Sektor Belanja selama lima Tahun Yang akan Datang
Kabupaten Buol
9.4.3.5Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan A.
Kondisi PAD dan dana Perimbangan
1. Struktur dan perkembangan penerimaan rutin. dan belanja barang dan
modal, serta prosentase pertumbuhannya
2. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi besar,
terutama untuk menjadi dasar pada penguatan kapasitas keuangan
daerah
3. Kelompok pajak daerah dan retribusi yang memberikan kontribusi kecil dikelompokkan dalam unsur penerimaan “lainnya”.
4. Analisis kemampuan penerimaan dengan analisis rasio, coverage rasio,
collection rasio, rasio penetapan
(Catatan: tampilkan dalam bentuk tabel PAD dan perimbangan pada tabel III-2)
2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Operasi
Belanja Modal
Transfer ke Desa/Kel
Bab IX - 212
Perhitungan proyeksi PAD dan Perimbangan, antara lain sebagai berikut:
1. dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
2. menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikan dengan inflasi yang
berlaku serta kesepakatan antara Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten
3. Analisis selama kurun waktu proyeksi tersebut unsur PAD dan penerimaan yang
memberikan kontribusi besar.
Target / Realisasi pos dana PAD :
1). Realisasi penerimaan/pendapatan thn.2011 sebesar Rp. 25.654.921.613 (92%)
melebihi target yang direncanakan sebesar Rp. 27.822.037.499
2). Thn.2014 realisasi penerimaan/pendapatan Rp.26.224.302.806 (88%) dari target yang
direncankan sebesar Rp. 29.906.351.654
Realisasi penerimaan / pendapatan APBD Kabupaten Buol kurun waktu 2 tahun terakhir thn.
Tabel 9.7 Proyeksi Penerimaan APBD Pemerintah Kabupaten Buol
N0 Uraian Bagian dan Pos %
Proyeksi Pertumb.*)
PROYEKSI PENERIMAAN
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pendapatan 10% 461.055.723.700 507.161.296.070 557.877.425.677 613.665.168.245 675.031.685.069
a. Dana Alokasi Umum 10% 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520
b. Dana Alokasi Khusus 10% 51.899.100.000 57.089.010.000 62.797.911.000 69.077.702.100 75.985.472.310
c. Dana Bagi Hasil Pajak (pusat) 10% 30.431.247.000 33.474.371.700 36.821.808.870 40.503.989.757 44.554.388.733
d. DBH Sumber Daya Alam (Non Pajak) 10% 2.420.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000 3.221.020.000 3.543.122.000
e. Dana Penyesuaian 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000 4.400.000.000
f. Dana bagi hasil pajak (propinsi) 10% 3.683.676.700 4.052.044.370 4.457.248.807 4.902.973.688 5.393.271.056
g. Dana Hibah 10% 4.504.500.000 4.954.950.000 5.450.445.000 5.995.489.500 6.595.038.450
2
Pendapatan Asli Daerah 15% 13.628.995.130 15.673.344.399 18.024.346.059 20.727.997.968 23.837.197.664
a. Retribusi daerah 15% 5.104.643.561 5.870.340.095 6.750.891.110 7.763.524.776 8.928.053.493
b. Pendapatan Pajak Daerah 15% 1.859.504.000 2.138.429.600 2.459.194.040 2.828.073.146 3.252.284.118
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
0% - - - - -
d. Penerimaan Lain yang sah 15% 6.664.847.569 7.664.574.704 8.814.260.910 10.136.400.046 11.656.860.053
Bab IX - 213
3
Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan SILPA 15% 46.572.372.705 53.558.228.610 61.591.962.902 70.830.757.337 81.455.370.938
b. Pencairan Dana Cadangan -
c. Pinajaman Dlm Negeri- Pemerintah
Pusat -
d. Pinjaman Dalam Negeri – Pemda Lain -
e. Pinjaman Dalam Negeri – Bank -
f. Panjaman Dalam Negeri – Non-Bank -
g. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi -
h. Pijmanan Dalam Negeri – Lainnya -
i. Pener. Kembali Pinj. kpd Pers. Negara -
j. Peneri kembali Pinj. kpd. Pers. Daerah -
k. Pener kembali Pinj. kpd. Pemda Lainnya -
*) di ambil dari perhitungan pafa file farmat ISIAN tabel bab keluangan sheet 3
9.4.3.6Proyeksi Public Saving
Kondisi existing Public Saving selama 5 tahun untuk mengetahui Public Saving
(Tabungan Masyarakat) diperhitungkan dengan rumus:
PS = (PAD+PBB+DBH+DAU+DAK) – Belanja Wajib
Belanja Wajib = Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah
a) Gambaran besarnya public saving dan laju pertumbuhannya
b) Besarnya angsuran pinjaman dan bunga
c) Besarnya DSCR, batas ketentuan adalah 2,5
d) Dengan DSCR ditentukan sebesar 2,5 dapat diperoleh besaran maksimum
pinjaman yang dapat diperoleh
a) Dihitung untuk kurun waktu 5-7 tahun
b) Menggunakan asumsi atas dasar trend historis, yang disesuaikian dengan
inflasi yang berlaku serta kesepakatan antara pemerintah propinsi dan
pemerintah Kabupaten /Kota ;
c) Alokasi dana public saving untuk kawasan perkotaan dihitung dengan cara
membandingkan penduduk perkotaan sesuai wilayah perencanaan dengan
total penduduk kabupaten;
d) Dihitung dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Ciptakarya,
dimana besaran prosentase dapat mempergunakan trend yang ada atau
dengan hasil diskusi dengan pemerintah Kabupaten / Kota;
e) Hasil akhir adalah prakiraan dana pembangunan untuk bidang
PU/Cipatakarya dari public saving selama 5 tahun;
f) Proyeksi belum termasuk perhitungan untuk pijaman baru (without
project projection)
g) Teliti hasil perhitungan DSCR
Tabel 9.8 Realisasi Penerimaan dan Belanja Wajib tahun 2009 s/d tahun 2013
2 Pembelanjaan 167.737.937.089 172.238.953.265 135.394.192.172 189.744.609.004 15.214.170.670
TOTAL PABLIC SAVING 86.695.785.103 82.373.229.841 78.623.246.627 189.157.531.053 825.220.288.615
Bab IX - 216
Tabel 9.9 Pertumbuhan Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2008/2014
No Sumber Penerimaan
Realisasi 2008 –2014 Pertumbuhan
rata-rata
Proporsi 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2014
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) % %
I Penerimaan 3.098.403.757 (60.209.020.907) 196.299.535.866 20.675.892.448 13 100
1 PAD (697.440.926) 816.266.280 14.628.345.246 (9.315.378.892) 14 3
2 DBHP 34.500.609.470 (14.352.817.547) (7.327.565.144) 2.920.096.741 16 9
3 DBHBP (1.897.713.713) (32.465.641) (1.038.349.448) 2.011.275.811 8 1
4 DAU 4.921.000.000 (50.810.004.000) 157.856.763.274 16.334.240.726 11 77
II Belanja Wajib 7.420.959.019 (56.459.037.693) 85.765.251.440 53.968.864.785 16 62
1 Pembiayaan 2.919.942.843 8.332.797.434 3.467.760.573 (69.760.968.618) (64) 1
2 Pembelanjaan 4.501.016.176 (36.844.761.093) 54.350.416.832 123.729.833.404 19 61 TOTAL PABLIC
SAVING (4.322.555.262) (3.749.983.214) 110.534.284.427 (33.292.972.337) 8 38
Gambar 9.5 Grafik Penerimaan Keuangan Kabupaten Buol dari Tahun 2002 s/d 2008
Tabel 9.10 Proyeksi Penerimaan, Belanja Wajib Pablic Saving periode Tahun 2009/2014
No Sumber Penerimaan
Proyeksi Pertumb.
%
PROYEKSI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
I Penerimaan 425.106.917.321 468.162.648.794 515.605.709.374 567.887.095.368 625.504.742.219 689.008.494.353
1 PAD 15% 10.900.794.801 12.535.914.022 14.416.301.125 16.578.746.293 19.065.558.237 21.925.391.973
2 DBHP 10% 29.408.630.137 32.349.493.151 35.584.442.466 39.142.886.712 43.057.175.384 47.362.892.922
3 DBHBP 10% 606.934.218 667.627.640 734.390.404 807.829.444 888.612.389 977.473.627
4 DAU 10% 330.252.000.000 363.277.200.000 399.604.920.000 439.565.412.000 483.521.953.200 531.874.148.520
5 DAK 10% 53.938.558.165 59.332.413.982 65.265.655.380 71.792.220.918 78.971.443.009 86.868.587.310
II Belanja Wajib 261.546.822.015 300.778.845.317 345.895.672.115 397.780.022.932 457.447.026.372 526.064.080.328
1 Pembiayaan 15% (38.346.134.011) (44.098.054.112) (50.712.762.229) (58.319.676.564) (67.067.628.048) (77.127.772.255)
2 Pembelanjaan 15% 299.892.956.026 344.876.899.430 396.608.434.344 456.099.699.496 524.514.654.420 603.191.852.583
Tabel 9.11 Realisasi DSCR (Bagian Ususan Kas dan Perhitungan DSCR dan Komulatif Pinjaman)
N0 Uraian Bagian dan Pos
REALISASI APBD
2011 2012 2013 2014
1 RASIO PERHITUNGAN DSCR 566,90 1.087,66 497,96 826,71
2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
7.862.453.357 10.900.794.801 8.728.553.816 11.851.300.113
3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU)
313.917.759.274 330.252.000.000 313.868.000.000 330.252.000.000
4 POS DANA OTONOMI KHUSUS
0 0 - -
5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 28.282.194.448 30.015.564.355 29.848.364.834 33.213.567.000
Pos Bagi Hasil Pajak 28.093.470.259 29.408.630.137 29.498.364.834 31.013.567.000
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
188.724.189 606.934.218 350.000.000 2.200.000.000
6 POS DANA BAGI HASIL
DANA (DBHD) REBOISASI
0 50.803.558.165 870.000.000 47.181.000.000
7 BELANJA WAJIB 189.744.609.004 192.821.905.054 212.493.017.471 199.475.935.359
8 ANGSURAN POKOK
PINJAMAN
149.325.285 109.325.285 149.325.285 149.325.285
9 ANGSURAN BUNGA
PINJAMAN
133.470.609 101.356.157 133.470.609 120.446.475
10 BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro Perbankan + Provisi)
0 0 - -
DSCR MINIMAL 2,5
Tabel 9.12 Prosen Pertumbuhan Pertahun dan Prosen royeksi Pertumbuhan dalam perhitungan proyeksi DSCR
Bab IX - 221
5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 11,96 10%
Bab IX - 220
Pos Bagi Hasil Pajak 4,68
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 221,60
6 POS DANA BAGI HASIL DANA (DBHD) REBOISASI 23,54 10%
7 BELANJA WAJIB 15,98 15%
8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN -17,36 -17%
9 ANGSURAN BUNGA PINJAMAN -17,36 -17%
10 BIAYA LAIN (Biaya komitmen + Jasa giro
Perbankan + Provisi)
Tabel 9.13 Proyeksi Perhitungan DSCR dari tahun 2014 s/d 2019
N0 Uraian Bagian dan Pos PROYEKSI
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 RASIO PERHITUNGAN DSCR 826,71 765,16 961,67 1.200,99 1.489
2 BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
11.851.300.113 12.607.213.780 14.498.295.847 16.673.040.224 19.173.996.258 22.050.095.696
3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 330.252.000.000 352.336.940.000 387.570.634.000 426.327.697.400 468.960.467.140 515.856.513.854
4 POS DANA OTONOMI KHUSUS - - - - - -
5 POS DANA BAGI HASIL (DBH) 33.213.567.000 27.158.647.000 29.874.511.700 32.861.962.870 36.148.159.157 39.762.975.073
Pos Bagi Hasil Pajak 31.013.567.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000 23.809.850.000
Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 2.200.000.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000 3.348.797.000
6 POS DANA BAGI HASIL DANA
(DBHD) REBOISASI
47.181.000.000 58.591.000.000 64.450.100.000 70.895.110.000 77.984.621.000 85.783.083.100
7 BELANJA WAJIB 199.475.935.359 254.007.809.289 292.108.980.682 335.925.327.785 386.314.126.952 444.261.245.995
8 ANGSURAN POKOK PINJAMAN 149.325.285 149.325.285 123.402.415 101.979.756 84.276.070 69.645.744
10 BIAYA LAIN (Biaya komitmen +
Jasa giro Perbankan + Provisi)
- -
DSCR MINIMAL 2,5 -
Bab IX - 224 Tabel 9.14 Realisasi DSCR (Bagian Urusan Kas dan Perhitungan Perhitungan DSCR dan Komulatif
Bab IX - 225
DSCR = (PAD+DAU+OTSUS+(DBH+DBHDR)-BELANJA
PKK PINJAMAN + BUNGA+BIAYA LAIN
9.5 Analisa Tingkat Ketersediaan Dana
Analisa yang diperlukan adalah terhadap ketersediaan dana Pemerintahan Kabupaten/Kota
yang dapat digunakan dalam pembangunan RPIJM, misalnya indikasi sumber penerimaan
yang harus diperhatikan yakni sebagaimana yang tertera pada lampiran yang meliputi :
1. Analisa perkembangan masa lalu dengan memperhatikan kebijaksanaan keuangan
pemerintahan maka sibuat proyeksi anggaran pendapatan dan belanja yang dapat
dilihat pada Tabel (Lampiran)
2. Analisa perkembangan pajak daerah termasuk perkembangan kontribusi
3. Analisa perkembangan PAD per tahun, kontribusi terhadap penerimaan rata-rata
4. Analisa pengeluaran pembangunan berkembang rata-rata, porsi rata-rata, terhadap total
pengeluaran, kecenderungan porsi naik/turun.
5. Analisa terhadap pinjaman yang telah diterima berkembang dengan bersarnya cicilan
sebesar
9.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber dari :
1. Sumber internar dari pemerintah daerah sendiri (Public Saving)
2. Sumber extgernal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah
Bab IX - 226 a. Prediksi untuk dana dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi adalah
menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya;
b. Analisis dan teliti perkembangan sumber pendanaan external untuk
pembiayaan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi;
c. Identifikasi perkembangan dana dari partisipasi dan kerja sama swasta;
d. Identifikasi dana partisipasi masyarakat yang dipergunakan untuk
pembangunan khususnya dalam membiayai operasi dan pemeliharaan;
e. Pisahkan biaya operasi dan pemeliharaan dan investasi baru dengan asumsi
masing-masing 50%
f. Identifikasi pinjaman minimal yang dapat diperoleh dengan
memperhatikan Debt Service Ratio (DSR) maksimum 30%
g. Dalam melakukan estimasi pinjaman dapat menggunakan asumsi :
a) Tingkat bunga berkisar 9 – 12 %
b) Masa tenggang 5 tahun
c) Pengembalian 20 tahun
h. hitung DSCR pada kondisi setelah ada proyek / pinjaman apakah masih
pada batas 2,5
i. estimasi sumber dana yang dapat dipergunakan untuk membiayai bidang
PU/Ciptakarya termasuk kontribusi PDAM untuk pendanaan sektor air
minum;
j. output dari analisa keuangan adalah total dana yang dapat dialokasikan
untuk membiayai bidang PU/Ciptakarya selama 5 tahun.
(catatan: tabel estimasi sumber dana bidang PU/Ciptakarya)
9.5.2 Aspek Keuangan Perusahaan
Analisis keuangan ini penting untuk dapat menjabarkan arti dari data dan informasi yang
tercantum dalam laporan keuangan. Analisis yang dipergunakan antara lain:
Bab IX - 227 a) Ratio likuiditas
b) Ratio Kepatutan Kredit
c) Ratio Efisiensi
d) Rasio Profitabilitas
2. Analisis prosentase
3. Indikator yang menentukan layak tidaknya program
a) Internal Rate of Return (IRR)
b) Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari pengasilan dan
biaya
Dimana :
IRR > SOCC maka layak
SOCC = Dicount Rate yang berlaku
c) Ekonomic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit yang
tidak bisa dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait prasarana
publik
Dalam perhitungan ini, apabila terdapat alternatif program yang lain, perlu dilakukan
anlisis sesitifitas sebagai pembanding.
9.5.2.1 Beberapa Aspek Penting
1. Indikator Debt Service Cost Ratio (DSCR) minimal 1,5
2. Untuk analisis sub proyek yang bersifat non cost recovery menggunakan
analisis manfaat (analisis ekonomi)
Bab IX - 228
9.6 Rencana Pembiayaan Program
9.6.1 Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah
Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat. Untuk sektor air minum, limbah dan
sampa biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah
Kabupaten/Kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro
pemerintah pusat lebih dominan.
Baik bantuan luar negeri maupun dana Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kabupaten/Kota
sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan
sendiri dalam hal ini pemerintah kabupaten/Kota dan masyarakat (community base
development).
9.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Setelah melalui penilaian RPIJM oleh pemerintah Kabupaten/Kota, maka selanjutnya
adalah program sekaligus proses pembiayaan. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka
semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam dokumen
Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).
Tabel 9.15 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota
No Sumber Penerimaan Realisasi 2010 – 2014 Pertumbuhan rata2 Proporsi
2010 2011 2012 2013 2014 % %
1 Pajak Kendaraan Bermotor 743.405.708 818.360.000 981.447.128 1.097.798.457 950.124.080 7,10 18,42
2 Pajak Kendaraan diatas air 1.205.500 1.640.000 1.591.611 1.259.906 955.927 -2,97 0,03
3 Pajak Balik Nama 1.159.737.044 1.024.000.000 1.209.291.288 661.991.922 1.066.220.101 5,55 20,55
4 Pajak Bahan Bakar 2.993.962.849 950.000.000 1.157.333.485 2.030.655.051 1.818.491.856 4,64 35,91
5 Pajak Pengambilan air Tanah 0 - - - 4.017.371 0,00 0,02
6 Pajak Hotel 36.103.228 36.851.753 40.613.161 46.186.964 55.200.763 11,38 0,86
7 Pajak Restoran 31.859.080 32.519.612 35.838.844 34.069.749 41.234.213 7,09 0,70
8 Pajak Hiburan 3.950.500 4.032.417 4.444.000 5.053.000 775.000 -14,67 0,07
9 Pajak Reklame 84.825.000 86.583.083 95.420.500 121.794.100 126.225.000 10,89 2,07
10 Pajak Penerangan Jalan 799.938.691 816.523.741 899.865.205 874.741.605 959.459.666 4,79 17,45
11 Pajak Galian Golongan C 97.691.810 99.717.819 109.895.881 337.116.859 329.533.836 54,20 3,91
12 Pajak Parkir - - - 0,00 -
13 Pajak lain-lain 647.158 660.576 728.000 915.000 - -15,51 0,01
TOTAL 5.953.326.568 3.870.889.000 4.536.469.103 5.211.582.613 5.352.237.813 -0,05 100,00
Bab IX - 228
Tabel 9.16 Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi di Daerah Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2014
No Sumber Penerimaan Realisasi 2010 – 2014 Pertumbuhan
rata2
% Proporsi
%
2010 2011 2012 2013 2014
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 1.452.059.400 1.588.608.200 1.637.934.789 1.663.093.136 2.739.298.830 19,69 53,46
2 Retribusi Pelayanan Persampahan 1.861.700 2.036.000 2.100.000 3.600.000 3.050.000 17,16 0,07
3 Retribusi biaya cetak kartu 182.459.000 199.617.000 205.815.000 118.970.000 44.755.000 -23,02 4,43
4 Retribusi Pemakaman - - - 1.180.000 2.220.000 0,00 0,02
5 Retribusi Parkir di tepi jalan 10.952.000 11.982.000 12.354.000 10.350.000 17.813.600 17,10 0,37
6 Retribusi Pasar 261.650.777 286.256.351 295.144.668 283.807.622 305.457.752 4,07 8,43
7 Retribusi Pengujian kendaraan bermotor 41.899.000 45.839.000 47.262.000 55.447.000 65.913.500 12,18 1,51
9 Retribusi pemakaian kekayaan Daerah 424.486.711 464.404.572 478.824.426 740.097.315 760.324.067 17,45 16,89
10 Retribusi Pemadam kebakaran - - tidak ada tidak ada tidak ada 0,00 -
11 Retribusi lain-lain 310.872.893 340.106.743 350.667.125 290.986.130 317.370.680 1,14 9,48
TOTAL 2.796.301.166 3.059.259.600 3.154.250.218,00 3.380.348.350,67 4.595.144.036,00 13,90 100,00
Tabel 9.17 Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas, dan
Lain-lain Kabupaten Buol Tahun 2014
No Sumber Penerimaan (Rp) Proporsi
I PENERIMAAN LABA BUMD
1 Penyertaan modal (Bank Sulteng) 317.132.533
2 PDAM (116.581.184)
3 (PDAM) -
BUMD 2 -
200.551.349
II PENERIMAAN DINAS-DINAS
1 Dinas Pendidikan 74.910.633
2 Dinas Kesehatan 354.987.435
3 Dinas Kesehatan RSU D 2.575.260.257
4 Dinas PU - Prasarana Wilayah 489.676.555
5 Dinas PU-Kimtawil 570.595.508
6 Dinas Perhubungan 430.801.317
7 Bapedalda 25.823.546
8 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 49.111.818
10 Din Perindagkop 167.100.000
11 Sekretaris Daerah 633.325.342
12 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (PAD) 4.654.305.782
13 Dinas Pertanian dan Peternakan 68.560.533
14 Dinan Pertanian - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan pertanian
16.306.265
15 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 756.313.329
16 Dinas Pertambangan dan Energi 337.008.836
17 Pariwisata dan seni budaya 133.903.604
18 Perikanan dan kelautan 164.745.953
Bab IX - 230
SUB TOTAL II 11.507.729.019
III PENERIMAAN LAIN-LAIN -
1 Penerimaan dari Perijinan
2 Penerimaan ...
3
4
TOTAL 10.712.360.279
Bab IX - 231
Tabel 9.18 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil Kabupaten Buol dari 2008 - 2014
No Sumber Penerimaan Realisasi 2010 – 2014 Pertumbuhan
rata2 %
Proporsi %
2010 2011 2012 2013 2014
I Sub Total Bagi Hasil Pajak
1 Pajak Bumi Bangunan (PBB) 8.724.674.284 11.557.642.800 12.624.688.000 22.112.406.397 23.063.871.720
2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
998.198.400 665.787.600 1.098.416.000 1.382.826.985 2.070.608.963
3 Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi 1.650.258.097 4.070.000.000 1.325.045.323 806.351.541 434.249.335
Total I 11.373.130.781 16.293.430.400 15.048.149.323 24.301.584.923 25.568.730.018
II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak -
Kehutanan 69.918.558 -
Penambangan Minyak Bumi -
Penambangan Gas Bumi -
Perikanan 213,705 50.000.000 118.805.531 -
Pertambangan Umum -
Total II - 100%
Bab IX - 232
Tabel 9.19 Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Buol dari tahun 2008 s/d 2014
201.950.000.000 206.871.000.000 156.060.996.000 313.917.759.274 330.252.000.000 13,26 91,15
II
Reboisasi 749.447.000 10.600.000.000 870.000.000 0 959.858.165 2,00 0,99
Non
Reboisasi 16.599.980.000 0 13.900.000 37.807.000.000 49.843.700.000 39,86 7,86
Total
I+II+III 219.299.427.000 217.471.000.000 156.944.896.000 351.724.759.274 381.055.558.165 15,24 100,00
Bab IX - 233
Tabel 9.20 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten
No Sumber Penerimaan Realisasi 2008-2014 Pertumbuhan
rata2 %
Proporsi
% 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2014
I Dana Alokasi Umum
4.921.000.000 (50.810.004.000) 157.856.763.274 16.334.240.726 13,26
II Dana Alokasi Khusus
- - - -
Reboisasi 9.850.553.000 (9.730.000.000) (870.000.000) 959.858.165 2,00
Non Reboisasi (16.599.980.000) 13.900.000 37.793.100.000 12.036.700.000 39,86
Total I+II+III (1.828.427.000) (60.526.104.000) 194.779.863.274 29.330.798.891 15,24 100%
Bab IX - 234
Bab IX - 235
9.6 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBN dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan Infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab dari kabupaten . Ditjen
cipta karya dalam pembangunan infrastruktur bersifat stimulan. Pembiayan pembangunan
bidang cipta karya melalui 4 sektor ;
1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
3. Sektor Pengembangan Lingkungan dan Permukiman
4. Sektor Pengembangan dan Pengelolaan Air Minum
Tabel 9.21 Pendanaan melalui APBN 3 Thn ( 2012-2014 )
Total 5.767.762.000 6.533.830.000 13.339.684.000 25.641.276.000
Prioritas Nasional terkait dengan bidang cipta karya adalah pembangunan Air Minum dan
Sanitasi untuk itu kementerian pekerjaan umum bekerja sama dengan kementerian keuangan
memberikan dana DAK langsung ke kabupaten guna penangan air minum dan sanitasi Tabel
Pendanaan DAK Kabupaten Buol
Bab IX - 236 Total 2.406.400.000 2.327.639.000 2.208.555.000 6.064.284.000
9.7 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari APBD dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol penanganannya di laksanakan oleh
beberapa SKPD
Tabel 9.22 Pendanaan melalui APBD 3 Thn ( 2012-2014 )
Bangkim 217.400.000 1.308.840.000 1.065.405.000 2.501.645.000
PBL 1.835.465.000 6.492.054.000 2.062.400.000 10.389.919.000
PLP 2.365.540.000 5.205.097.000 4.869.743.000 12.440.380.000
AM 1.198.970.000 2.248.120.000 2.488.806.000 5.935.896.000
Total 5.617.375.000 15.254.111.000 10.486.354.000 31.267.768.000
Tabel 9.23 Proporsi Pendanaan selam 3 Thn ( 2012-2014 )
Bab IX - 237
9.8 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari Swasta dalam 3(
Tiga ) Tahun terakhir
Selain pemerintah Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Buol juga melibatkan
sumber dana dari swasta.
Tabel 9.24 KPS Bidang Cipta karya 3 ( Tiga ) Terakhir
Sektor Tahun Kegiatan Satuan Volume Lokasi Nilai
Bangkim - - - -
PBL - - - -
PLP - - - -
AM - - - -
Total - - - -