• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan GCG BNI Syariah 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan GCG BNI Syariah 2014"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I. PENDAHULUAN ... 1

II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM ... 12

III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS ... 15

IV. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI ... 25

V. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE ... 38

VI. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH ... 61

VII. PELAKSANAAN PRINSIP SYARIAH DALAM KEGIATAN PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN DANA SERTA PELAYANAN JASA ... 75

VIII. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN ... 76

IX. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BANK ... 84

X. PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN ... 93

XI. PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN... 103

XII. BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA ... 103

XIII. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ... 104

XIV. SEKRETARIS PERUSAHAAN ... 105

XV. KOMITMEN PERLINDUNGAN NASABAH ... 108

XVI. DATA LAIN TERKAIT PELAKSANAAN GCG ... 111

XVII. PENDAPATAN DAN PENYALURAN DANA NON ZAKAT ... 119

XVIII. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ... 120

XIX. BUY BACK SHARE DAN BUY BACK OBLIGATION ... 129

(3)

I.

PENDAHULUAN

A. Landasan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)

Penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance

(GCG) bagi BNI Syariah bukan semata mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga berarti upaya melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Upaya tersebut dilaksanakan sebagai bagian partisipasi BNI Syariah dalam menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada penerapan prinsip-prinsip GCG. Sejak tahun 2010 BNI Syariah beroperasional sebagai Bank Umum, BNI Syariah senantiasa menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan usahanya dengan memegang teguh prinsip-prinsip GCG

BNI Syariah meyakini bahwa pelaksanaan GCG di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya BNI Syariah dalam mencapai sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

B. Dasar Acuan Implementasi GCG

Dalam upaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, BNI Syariah berpedoman pada berbagai peraturan perundangan, yakni:

1. Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008

2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

3. Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

4. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/ DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

5. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

C. Implementasi GCG

Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan dengan berlandaskan pada prinsip Keadilan (fairness), Transparansi (transparency), Pertanggungjawaban (responsibility), Akuntabilitas (accountability), dan Profesional (professional).

(4)

tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, yang sudah disepakati bersama termasuk Nasabah BNI Syariah.

Kecukupan Struktur dan Infrastruktur, serta efektivitas proses pelaksanaan GCG BNI Syariah telah terimplementasi dengan baik, sehingga pada tahun 2014 BNI Syariah berhasil memenuhi harapan stakeholders, hal tersebut tidak terlepas dari komitmen Top Manajemen beserta jajarannya untuk melaksanakan best practices GCG serta Roadmap GCG yang disepakati .

D. Roadmap GCG

Selain mengacu pada 5 (lima) prinsip GCG yaitu Keadilan (fairness), Transparansi

(transparency), Pertanggungjawaban (responsibility), Akuntabilitas (accountability),

dan Profesional (professional), implementasi GCG di BNI Syariah juga berlandaskan pada

roadmap GCG yang telah disusun dan disepakati oleh seluruh manajemen perusahaan.

Roadmap GCG ditetapkan melalui Rencana Bisnis Bank setiap akhir tahun. Adapun

roadmap GCG BNI Syariah disusun untuk jangka waktu empat tahun dengan pembagian

tahapan sebagai berikut:

2011 2012-2014 2014-2017

GCG COMMITMENT GCG SUSTAINABLE

IMPLEMENTATION GCG EXCELLENCE

Tahapan implementasi GCG BNI Syariah diarahkan pada tercapainya BNI Syariah GCG Excellence. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, BNI Syariah menyusun tahapan

roadmap implementasi GCG, sebagai berikut:

Tahap Penguatan Komitmen GCG

Pada tahap ini, Perusahaan menyempurnakan seluruh pedoman dan panduan pelaksanaan GCG mencakup Pedoman GCG, Kode Etik Perilaku, Budaya Perusahaan dan pedoman-pedoman terkait lainnya. Selain itu, BNI Syariah juga menyempurnakan governance proses guna mendukung pelaksanaan GCG pada kegiatan usaha BNI Syariah. Tahap Penerapan GCG Secara Berkelanjutan

Dengan didukung Governance Struktur dan Governance Proses yang terus menerus dilakukan harmonisasi untuk perbaikan kualitas yang tiada henti, tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan GCG secara berkelanjutan.

(5)

Tahap GCG Excellence

Keseluruhan tahapan yang dilaksanakan pada roadmap GCG tersebut diarahkan untuk mencapai GCG Excellence, yaitu kondisi di mana BNI Syariah telah dapat merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh implementasi GCG secara berkelanjutan dengan diiringi oleh pengawasan dan evaluasi secara berkala.

E. Tahapan Implementasi GCG

Tahun 2014 BNI Syariah telah mencapai tahapan GCG Excellence. Beberapa program yang telah diselenggarakan untuk mewujudkan tahapan ini antara lain adalah:

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap Akhir

Perumusan Implementasi Monitoring & Evaluasi GCG Excellent

1 Pengukuhan Komitmen GCG manajemen

1 GCG Awareness berupa penandatanganan pakta - Fungsi Audit Eksternal & Intern, - Fungsi APPU PPT

4 Evaluasi rencana

(6)

F. Penilaian GCG tahun 2014

BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan praktik terbaik GCG yang relevan dengan kondisi di Indonesia dan yang sesuai dengan kebutuhan praktik di industri perbankan syariah, sehingga praktik GCG di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG yang dilakukan melalui self assessment

maupun oleh pihak independen menjadi masukan dalam memetakan dan meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang diberikan.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 08/POJK.03/2014 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, bank wajib melakukan penilaian (self

assessment) atas pelaksanaan GCG. Berkaitan dengan hal tersebut, BNI Syariah telah

melakukan self assessment GCG, yang meliputi aspek-aspek penilaian terhadap: 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

6. Penanganan Benturan Kepentingan

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

8. Penerapan Fungsi Audit Intern

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Pada 2014, BNI Syariah telah melaksanakan self assessment. Berdasarkan hasil self

assessment BNI Syariah terhadap penerapan atas prinsip-prinsip Good Corporate

Governance yang diukur dari 3 (tiga) aspek Governance (Governance Structure,

Governance Process dan Governance Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen

BNI Syariah telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum BAIK BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi stakeholders.

(7)

KESIMPULAN:

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:

A. Governance Structure

1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap govemance structure pada kriteria ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Komposisi, kompetensi dan independensi dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. DPS juga telah mendapatkan fasilitas yang memadai untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya tersebut.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa BNI Syariah telah melaksanakannya sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan adanya anggota DPS yang memiliki kompetensi yang memadai, pegawai pada fungsi kepatuhan dan audit internal serta pegawai lainnya yang telah memiliki pemahaman tentang operasional perbankan syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

(8)

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja audit internal.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Fungsi Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah memiliki kebijakan, 6egati dan prosedur tertulis mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut

monitoring dan penyelesaian masalahnya.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Faktor-faktor yang belum memadai aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Kriteria DPS BNI Syariah cukup memadai. Meskipun salah satu anggota DPS memiliki rangkap jabatan lebih dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya namun kapasitas dari anggota DPS tersebut tetap dapat memberikan hasil yang optimal dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab sebagai DPS.

B. Governance Process

1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat disimpulkan bahwa

governance structure telah terpenuhi, pengangkatan/penggantian anggota Dewan Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan Komisaris telah memadai.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

(9)

memberikan hasil yang optimal.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Bahwa pengangkatan/penggantian anggota DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS telah terlaksana dengan baik, di mana DPS telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Dalam pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa, DPS BNI Syariah telah melakukan kajian terhadap hal-hal yang membutuhkan opini DPS serta pengawasan terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana serta pelayanan jasa.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

Selama tahun 2014, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi dan/atau Dewan Komisaris maupun baik secara langsung maupun tidak langsung.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan memadai.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI Syariah telah menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank BNI Syariah telah menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi 7egative 7egative7nal akuntan 7egati dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan otoritas yang berwenang.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

(10)

BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada pihak terkait tepat waktu serta telah mentransparansikan informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan pihak lainnya.

2. Faktor-faktor negative aspek governance process BNI Syariah

BNI Syariah secara berkelanjutan menyempurnakan prosedur tata cara pelaksanaan transparansi kondisi non keuangan.

C. Governance Outcome

1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, Dewan Komisaris dapat mengemban tugas dan tanggungjawab secara optimal. Fungsi pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan peningkatan kinerja BNI Syariah.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi telah dilaksanakannya secara optimal.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Governance outcome dari kriteria ini adalah dengan adanya komposisi, kompetensi dan kriteria DPS yang memadai maka DPS BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara memadai.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

(11)

audit intern kepada pihak terkait tepat waktu. (f) Penanganan Benturan Kepentingan

Bank telah memiliki kebijakan yang mengatur benturan kepentingan, sehingga transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat diungkapkan dalam setiap keputusan yang terdokumentasi dengan baik yang pada akhirnya Bank terhindar dari tindakan yang mengurangi aset atau mengurangi keuntungan.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI Syariah memberikan hasil yang memadai: salah satunya adalah dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan independensi dan objektivitas pelaksanaan audit.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Kantor Akuntan Publik memiliki kapasitas yang memenuhi standar profesional dan ditunjuk melalui proses yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk juga telah mengeluarkan hasil audit dan

management letter yang menggambarkan permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(J) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio penyediaan dana.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi nasabah.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah

(12)

G. Penghargaan Implementasi GCG

BNI Syariah menerima penghargaan sebagai Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2014 kategori private keuangan non listed

H. Komitmen GCG Tahun 2015

Pada tahun 2015, dari aspek Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Fine tuning organisasi Perseroan yaitu dengan:

a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan.

b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik.

2. Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu (dhi. misal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG tepat waktu).

3. Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang Perseroan yang memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada cabang-cabang tersebut. Perseroan meyakini bahwa pelaksanaan GCG di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya Perseroan dalam mencapai sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua stakeholders dalam jangka panjang. Penilaian pelaksanaan GCG secara umum di Perseroan melalui hasil self assessment pada Semester 1 tahun 2014 adalah dengan predikat Baik dan nilai 2 (dua).

(13)

I. Struktur Tata Kelola Perusahaan

(14)

II.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dan memiliki hak veto di antara organ-organ Perusahaan lainnya. Rapat Umum Pemegang Saham terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus.

Sepanjang tahun 2014, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan 2 (dua) kali RUPSLB dengan agenda sebagai berikut.

A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

BNI Syariah telah mengadakan RUPST tahun buku 2013 pada tanggal 4 Maret 2014 dengan agenda sebagai berikut:

1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2013, yang terdiri dari laporan keuangan, serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. 2. Menyetujui Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan serta

Zakat Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013.

3. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit

et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan

kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013, sepanjang :

a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana;

b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. 4. Menyetujui laba bersih BNI Syariah tahun 2013 beserta penggunaanya.

5. Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan (afiliasi KAP PricewaterhouseCoopers) sebagai Akuntan Publik BNI Syariah untuk tahun buku 2014.

6. Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris BNI Syariah untuk menetapkan besarnya biaya jasa KAP tahun buku 2014.

(15)

B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

Selama tahun 2014 BNI Syariah telah mengadakan RUPSLB sebanyak 2 (dua) kali. Adapun tanggal dan hasil keputusan RUPSLB tersebut adalah sebagai berikut:

1. RUPSLB tanggal 21 Juli 2014 Keputusan:

i. Menyetujui rencana pengeluaran saham-saham dalam simpanan.

ii. Menawarkan kepada Para Pemegang Saham untuk mengambil bagian atas saham yang akan dikeluarkan dengan masing-masing bagian seimbang dengan jumlah saham yang dimiliki.

iii. Menerima pernyataan dan menyetujui PT BNI Life Insurance yang telah menyampaikan persetujuannya terlebih dahulu atas penawaran pengeluaran saham dalam simpanan kepada Para Pemegang Saham untuk ikut serta dalam penambahan modal BNI Syariah secaraproporsional pada Perseroan.

iv. Menerima dan menyetujui PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT BNI Life Insurance untuk mengambil bagian saham yang seimbang dengan jumlah saham yang dimiliki (proposional) pada Perseroran.

v. Menetapkan tanggal pelaksanaan penyetoran modal dari Para Pemegang Saham.

2. RUPSLB tanggal 18 September 2014 Keputusan:

i. Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan.

ii. Menyetujui pengambilan saham dalam simpanan secara berimbang dan proposional oleh Para Pemegang Saham.

iii. Menyetujui perubahan sebagian Anggaran Dasar Perseroran.

C. Realisasi Keputusan RUPS Tahun Buku Sebelumnya

Pada tahun buku 2014, Direksi BNI Syariah telah merealisasikan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2013, yaitu antara lain:

Keputusan RUPS tahun buku 2013 Keterangan

Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Kantor Konsultan Aktuaria yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan (afiliasi KAP PricewaterhouseCoopers) sebagai Akuntan Publik BNI Syariah untuk tahun buku 2014. Menyetujui melimpahkan kewenangan

kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya biaya jasa KAP Perseroan tahun buku 2014 dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan pemegang saham mayoritas.

Dewan Komisaris BNI Syariah untuk menetapkan besarnya biaya jasa KAP dan konsultan Aktuaria Independen untuk tahun buku 2014.

Menetapkan tugas manajemen Perseroan untuk tahun buku 2014 sebagai berikut:

(16)

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah.

2. Menjaga rasio NPF bruto maksimal 1,86% dengan nilai maksimal Rp29,8 miliar. 3. Menjaga coverage ratio minimal 92,65%

dari akumulasi baki debet hapus buku sampai dengan tahun 2012.

4. Mencapai CASA minimal 46,53%.

5. Mengoptimalkan kerja sama keagenan (delivery channel).

6. Mencapai laba bersih minimal Rp130,22 miliar.

dengan baik.

1.Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah.

2.Rasio NPF bruto dapat dijaga 1,86% 3.Mencapai coverage ratio 90,87%. 4.Menjaga CASA 45,38%.

5.Mengoptimalkan kerja sama keagenan (delivery channel).

(17)

III.

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Bank sesuai dengan Anggaran Dasar, memberi nasihat kepada Direksi, serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan tata kelola yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

A. Susunan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris BNI Syariah beranggotakan 2 (dua) orang Komisaris Independen dan 1 (satu) orang Komisaris. Kriteria dan independensi Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Masing-masing anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah melalui mekanisme uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Susunan Dewan Komisaris BNI Syariah per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Tanggal Efektif

1. Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama

(Independen) 12 September 2013 2. Harisman Komisaris Independen 14 Juni 2012 3. Imam Budi Sardjito Komisaris 25 September 2012

B. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto, Komisaris Utama, (71 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1968 kemudian meraih gelar Master of Art (M.A.) dalam bidang International Economics dari Department of Economics, University of Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat pada tahun 1984, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.d), bidang Monetary Economics, dari universitas yang sama, pada tahun 1987.

Pengalaman kerja:

Tahun 2013 sekarang : Komisaris Utama/Komisaris Independen, PT Bank BNI Syariah

Tahun 2008 2013 : Komisaris Independen, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Tahun 2008 sekarang : CEO International Centre of Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga

(18)

Perbankan Indonesia (LPPI) Tahun 2006 2008 : Chairman of Board of Supervisory

Directors, NV. Indonesische Overzeese (Indover)

Tahun 2000 2006 : Executive Director, The South East Asia Central Banks (SEACEN) Research and Training Centre

Tahun 1998 2000 : Deputi Gubernur Bank Indonesia Tahun 1996 1998 : Alternate Executive Director untuk

Konstituen Asia Tenggara dan Pasifik, International Monetary Fund (IMF)

Tahun 1994 1996 : Direktur Direktorat Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia

Tahun 1990 1994 : Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Perbankan, Bank Indonesia

Tahun 1988 1990 : Staf Gubernur Bank Indonesia

Tahun 1987 1988 : Kepala Bagian Pasar Uang dan Modal, Bank Indonesia

Tahun 1971 1981 : Computer Programmer dan System Analyst, Desk Mekanisasi, Bank Indonesia

Harisman, Komisaris Independen, (62 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1979 dan memperoleh gelar Master of Art (M.A) di bidang ekonomi dari Williams College, Amerika Serikat pada tahun 1986.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 sekarang : Komisaris Independen, PT Bank BNI Syariah Tahun 2012 sekarang : Anggota Dewan Kehormatan, Asbisindo Tahun 2010 : Direktur, International Centre of

Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2009 : Program Director, SESPIBANK Tahun 2009 : Steering Committee, SBM ITB Tahun 2008 2010 : Utama Stk Direktur, Bank Indonesia Tahun 2008 : Steering Committee, Lembaga

(19)

International Centre of Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga

Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Tahun 2007 2008 : Staf Ahli Dewan Gubernur, Bank Indonesia Tahun 2005 sekarang : Anggota Penasehat, Masyarakat Ekonomi

Syariah

Tahun 2005 2007 : Alternate Director, International Islamic Financial Market

Tahun 2003 sekarang : Anggota Pengurus, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

Tahun 2003 2007 : Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia

Tahun 2001 2003 : Kepala Biro Perbankan Syariah, Bank Indonesia

Tahun 1998 2001 : Waka Urusan Penelitian & Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia

Tahun 1997 1998 : Waka Urusan Pengawasan BPR, Bank Indonesia

Tahun 1994 1997 : Kepala Kantor Perwakilan Kuala Lumpur, Bank Indonesia

Tahun 1986 1994 : Kasie & Wakabag Urusan Ekonomi dan Statistik, Bank Indonesia

Tahun 1985 1986 : Kasie Urusan Sumber Daya Manusia, Bank Indonesia

Tahun 1979 1985 : Staf Urusan Kredit Koperasi dan Kredit Kecil, Bank Indonesia

Imam Budi Sarjito, Komisaris, (56 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro tahun 1982 dan Master di bidang ekonomi dari University of Illinois pada tahun 1990 hingga berhasil memperoleh gelar Doktor di bidang ekonomi dari Graduate School of Claremont pada tahun 1995.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – sekarang : Komisaris, PT Bank BNI Syariah Tahun 2011 – 2015 : Pemimpin Divisi Risk Management, BNI Tahun 2005 – 2011 : Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis, BNI Tahun 2004 – 2005 : Wakil Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis, BNI Tahun 2003 – 2004 : Wakil Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis Ritel

Kantor Wilayah 05 Semarang, BNI

(20)

Kantor Wilayah 08 Denpasar, BNI

Tahun 1998 – 2002 : Pemimpin Kelompok Pengelolaan Investment Services, BNI

Tahun 1996 – 1998 : Economist, BNI Securities Tahun 1995 – 1996 : Staf Kel Kajian Ekonomi, BNI

Tahun 1988 – 1995 : Tugas Belajar Divisi Latihan & Pengembangan, BNI

Tahun 1984 – 1986 : Junior Economist Divisi REN Economics Group, BNI

Tahun 1984 – 1986 : Analis Sub Divisi Ekonomi & Statistik, BNI Tahun 1983 – 1984 : Trainee Divisi Pendidikan & Pelatihan, BNI

C. Rangkap jabatan Dewan komisaris

Selama 2014 Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi peraturan rangkap jabatan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah. Rangkap jabatan yang saat ini terjadi masih memenuhi ketentuan rangkap jabatan, di mana salah seorang Komisaris BNI Syariah merupakan Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan yang merupakan pemegang saham BNI Syariah.

Berikut beberapa anggota Dewan Komisaris BNI Syariah menjalani rangkap jabatan pada beberapa lembaga, sebagai berikut:

Nama Jabatan Jabatan Rangkap

Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama Ketua Indonesia Banking School Harisman Komisaris Independen Direktur Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia

Imam Budi Sarjito Komisaris GM Risk Management Division, PT BNI (Persero) Tbk

D. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar BNI Syariah dan Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Dewan Komisaris secara proaktif memberikan arahan dan masukan kepada Direksi mulai dari perumusan strategi, tahap implementasi program hingga pemantauan kinerja. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain meliputi:

1. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas, bertanggung jawab secara kolektif dalam melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan pelaksanaan operasional perusahaan dalam setiap jenjang organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). 2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi,

(21)

Terhadap fungsi pengawasan tersebut, Dewan Komisaris telah memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategi BNI Syariah.

3. Melaksanakan pengawasan atas terselenggaranya GCG dalam setiap jenjang organisasi dilakukan secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas rekomendasi dari Dewan Komisaris kepada Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk.

4. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia, dan Dewan Pengawas Syariah.

5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BNI Syariah.

6. Dewan Komisaris BNI Syariah tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BNI Syariah, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sepanjang kewenangan tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar BNI Syariah atau dalam RUPS.

7. Memastikan bahwa komite yang dibentuk untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, telah menjalankan tugasnya secara efektif. Komite-komite yang mendukung tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi yang pengangkatannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris.

8. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan BNI Syariah.

9. Memastikan Direksi telah memperhatikan kepentingan semua Pemegang Saham.

E. Independensi Dewan Komisaris

Untuk menjamin transparansi dan independensi Dewan Komisaris, seluruh anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan sahamnya pada BNI Syariah, bank lain, perusahaan lain maupun lembaga keuangan non bank lainnya baik dalam maupun luar negeri.

2. Dewan Komisaris telah mengungkapkan perihal independensinya yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

(22)

4. Dewan Komisaris mempunyai kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank BNI Syariah selain renumerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank Umum Syariah.

F. Fungsi Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris merupakan bagian dari organ Perseroan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan.

2. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu :

a. Level Perfomance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris

memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Level Conformace, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada tahap

selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta dipenuhinya ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pedoman Umum Pengawasan Dewan Komisaris:

a. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap pembuatan kebijakan dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.

b. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan Komisaris.

c. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau operasional, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau operasional Perseroan merupakan kewenangan Direksi, kecuali jika terjadi hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hal-hal-hal-hal yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

d. Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil (ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil (preventive basis).

e. Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi atau RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan lain sesuai informasi dari sumber lain, dimana tindakan tersebut dilakukan secara kolektif.

(23)

G. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Demi memastikan pelaksanakan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, BNI Syariah telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A tanggal 21 September 2010 dan telah disempurnakan dan ditetapkan melalui KP/DIR/016 dan KP/01/DK/2013 tanggal 12 November 2013.

Tata tertib kerja Dewan Komisaris antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut: 1. Fungsi, tugas dan kewajiban Dewan Komisaris

2. Waktu kerja dan rapat Dewan Komisaris

3. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi

H. Rapat Dewan Komisaris

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 1 kali dalam setiap bulan. Rapat Dewan Komisaris berfungsi sebagai forum bagi para anggota untuk mengambil keputusan secara kolektif. Rapat ini juga dapat berfungsi sebagai suatu mekanisme untuk membahas kinerja Direksi dalam menangani perusahaan. Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 19 (Sembilan Belas) kali dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Rapat Internal Dewan Komisaris

Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama (Independen) 19 18 Harisman Komisaris Independen 19 19 Imam Budi Sardjito Komisaris 19 17

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama (Independen) 13 13 Harisman Komisaris Independen 13 13 Imam Budi Sardjito Komisaris 13 12

Dinno Indiano Direktur Utama 13 10

(24)

Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah

Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama (Independen) 13 13 Harisman Komisaris Independen 13 13 Imam Budi Sardjito Komisaris 13 13 Dinno Indiano Direktur Utama 13 12 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 13 12 Acep Riana Jayaprawira Direktur Risiko dan Kepatuhan 13 13 Junaidi Hisom Direktur Operasional 13 11

KH M A Ketua DPS 13 2

DR. Hasanudin, M.Ag. Anggota DPS 13 9

I. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Dewan Komisaris Hubungan Keuangan

Nama

Hubungan Keuangan Dengan

Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto × × ×

Harisman × × ×

Imam Budi Sardjito × × ×

Hubungan Keluarga

Nama

Hubungan Keluarga Dengan

Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto × × ×

Harisman × × ×

Imam Budi Sardjito × × ×

J. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Kepemilikan Saham di atas 5%

Nama Jabatan Saham di BNI Syariah Saham di Perusahaan Lain

Subarjo Joyosumarto

Komisaris

Utama Nihil Nihil

Harisman Komisaris

Independen Nihil Nihil Imam Budi

(25)

K. Laporan Kegiatan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Selama tahun 2014, beberapa kegiatan yang dilakukan dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya antara lain sebagai berikut:

1. Penilaian terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank BNI Syariah dari aspek Kuantitatif & Kualitatif.

2. Penilaian terhadap pelaksanaan Kepatuhan terhadap Aspek Syariah. 3. Penilaian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja bank di 2014. 4. Penilaian terhadap manajemen risiko bank.

5. Rekomendasi terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan Direksi terkait dengan tantangan di 2015.

Untuk rincian lebih jelas akan realisasi kegiatan Dewan Komisaris di tahun 2014, terlampir Laporan Pengawasan Rencana Bisnis bersama dengan Laporan Tahunan.

L. Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2014, anggota Dewan Komisaris tidak mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi dari BNI Syariah. Namun secara independen, anggota Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masing-masing anggota dalam menjalankan tugasnya sebagai Dewan Komisaris. Beberapa pelatihan tersebut antara lain adalah:

(26)

M.Penilaian Kinerja Dewan Komisaris

Proses penilaian atas kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan melalui RUPS di mana Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing melalui RUPS.

N. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris

Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta sesuai ketentuan terkait lain seperti:

1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey terhadap the closest

competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peer group;

2. Mempertimbangkan kinerja Bank; 3. Tingkat pertumbuhan inflasi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Dewan Komisaris BNI Syariah selama 2014 adalah sebagai berikut: dalam 1 Tahun / Remunerasi

Jenis Remunerasi Jumlah

Gaji Rp1.003.200.000

Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan lain-lain)

Rp155.900.000

Tantiem Rp1.108.800.000

Fasilitas Lain (dalam bentuk natura)

Perumahan (tidak dapat dimiliki) - Transportasi (tidak dapat dimiliki) - Santunan (dapat dimiliki) Benefits -

Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun /Remunerasi per Position within 1 Year

Komisaris Utama Rp606.500.000

Komisaris Independen Rp552.600.000

Komisaris 0*

(27)

IV.

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Direksi berperan sebagai organ internal yang berperan penuh dalam mengelola perusahaan. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya masing-masing dengan pengelolaan koordinasi yang berpusat di tangan Direktur Utama. Setiap keputusan yang keluar dari Direksi wajib dipertanggungjawabkan secara bersama oleh setiap anggota Direksi dengan penentu akhir di tangan Direktur Utama sebagai primus inter pares. Anggota Direksi BNI Syariah diangkat oleh RUPS dan memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan

Board Manual Direksi BNI Syariah.

A. Ketentuan Acuan

Beberapa ketentuan eksternal yang menjadi acuan terkait Direksi Bank antara lain: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

3. PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah. 4. SEBI No.11/9/DPbs/2009 tentang Bank Umum Syariah.

5. PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Coporate Governance Bagi BUS dan UUS

B. Persyaratan Menjadi Direksi Bank

Beberapa aturan pokok mengenai persyaratan menjadi Direksi Bank Umum Syariah, meliputi:

1. Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Persyaratan untuk menjadi Direktur diatur didalam undang-undangan Persero Terbatas No. 40 tahun 2007, mencakup:

a. Mempunyai AKhlak dan moral yang baik.

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau membuat pailit sesuatu perusahaan pada saat menjabat sebagai Direksi atau Anggota Dewan Komisaris dalam 5 tahun sebelum menjadi Direksi.

c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan dalam 5 tahun sebelum pengangkatan. Dalam proses pemilihan dan pengangkatan Direksi, BNI Syariah telah memenuhi persyaratan diatas.

2. PBI BUS No.14/6/PBI/2012 tentang Bank Umum Syariah pasal 17, mengatur bahwa Anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan Integritas, Kometensi, dan Reputasi Keuangan.

3. PBI BUS No.14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan & Kepatuhan (Fit & Proper Test)

BUS & UUS, mengatur bahwa calon anggota Direksi wajib lulus Fit and Proper Test

(28)

C. Susunan Direksi

Anggota Direksi BNI Syariah terdiri dari 4 (empat) orang Direksi di mana penunjukkan dan pengangkatannya telah sesuai dengan Anggaran Dasar BNI Syariah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masing-masing Direksi BNI Syariah telah melalui mekanisme uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Susunan Direksi BNI Syariah per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Tanggal Efektif

1. Dinno Indiano Direktur Utama 25 September 2012 2. Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 19 Juni 2010 3. Acep Riana Jayaprawira Direktur Risiko dan Kepatuhan 25 September 2012 4. Junaidi Hisom Direktur Operasional 9 Desember 2013

D. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Direksi

Dinno Indiano, Direktur Utama, (54 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung tahun 1985.Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – sekarang : Direktur Utama, PT Bank BNI Syariah Tahun 2010 – 2012 : Pemimpin Divisi Usaha Menengah, BNI Tahun 2006 – 2010 : Presiden Direktur, Bank Kesawan Tahun 2005 – 2006 : Presiden Komisaris, Bank Swaguna

Tahun 2003 – 2005 : Commercial National Early Warning Head, Bank Danamon

Tahun 2003 : Head of Eastern Indonesia (Sulawesi, Papua, Maluku, Kalimantan), Bank Danamon

Tahun 2002 – 2003 : Regional Manager 4 Head (Sulawesi, Papua, Maluku), Bank Danamon

Tahun 2000 – 2002 : Commercial Centre I Head Jakarta, Bank Danamon

Tahun 1999 – 2000 : Commissioner, Niaga Mgt Coy

Tahun 1998 – 2000 : Commercial Credit Litigation Banking Head, Bank Niaga

Tahun 1998 : Commercial Centre Banking Head III, Bank Niaga

(29)

Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis, (46 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Bisnis Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan Magister Manajemen serta gelar Doktor dalam bidang Manajemen dan Bisnis di Institut yang sama.

Tahun 2012 – sekarang : Direktur Bisnis, PT Bank BNI Syariah

Tahun 2010 – Tahun 2012 : Direktur Risiko dan Kepatuhan, PT Bank BNI B Syariah

Tahun 2008 – 2010 : Instruktur, Kiran Resources

Tahun 2008 – sekarang : Pengajar, Universitas Trisakti

Tahun 2007 – Tahun 2010 : Deputy Coordinator Non Organic Growth Proje BNI

Tahun 2003 – sekarang : Instruktur, LMKA – Depkeu

Tahun 1999 – sekarang : Pengajar, MMA- IPB

Tahun 2005 – tahun 2007 : Vice President, Head Corporate Secretary, PT Ba Permata

Tahun 2003 – tahun 2005 : Head, Investor Relations, PT Bank Permata Tahun 1998 – tahun 2003 : Manager, Divisi Hubungan Investor d

Kesekretariatan, BNI

Tahun 1996 – tahun 1998 : Senior Assistant Manager, Unit Hubungan Inves bidang Riset Pasar Modal & Pengembangan, BNI Tahun 1996 : Senior Assistant Manager, Divisi Perencana

Strategis, BNI

Tahun 1994 – tahun 1995 : Assistant Manager, Program Executive, Progr Magister Management Agribisnis IPB

(30)

Acep Riana Jayaprawira, Direktur Risiko dan Kepatuhan, (52 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Risiko dan Kepatuhan Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Memperoleh gelar Insinyur dari Institut Teknologi Bandung tahun 1986, gelar Magister Sains dari Universitas Indonesia tahun 2002, dan gelar Doktor Teknologi Industri Pertanian dari Institut Pertanian Bogor tahun 2010.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – sekarang : Direktur Risiko dan Kepatuhan, PT Bank BNI Syariah

Tahun 2010 – 2012 : Komisaris independen, PT Bank BNI Syariah Tahun 2008 – 2010 : Komisaris Independen, PT Persada Ventura

Syariah

Tahun 2008 – 2010 : Presiden Direktur, PT Score Consulting Indonesia

Tahun 2005 – 2007 : Direktur Perencanaan, Pengembangan & Informasi dan Direktur Umum dan SDM, PT Jamsostek (Persero)

Tahun 2001 – 2005 : Direktur Administrasi & Treasury, PT PNM Venture Capital

Tahun 1999 – 2001 : Kepala Divisi Kredit Progam merangkap Kepala Divisi Lembaga Keuangan Mikro dan Syariah, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Tahun 1998 – 1999 : Kepala Divisi Supervisi & Support Pembiayaan,

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1996 – 1998 : Kepala Divisi Pembiayaan Usaha Kecil merangkap Kepala Urusan Lembaga Keuangan Syariah dan Kepala Divisi Individual Banking, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1995 - 1996 : General Manager BMI Cabang Utama – Jakarta, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Tahun 1994 - 1995 : Branch Manager BMI Cabang Surabaya, PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1994 : Deputy General Manager BMI Cabang Utama Jakarta, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Tahun 1989 – 1994 : Account Manager Corporate Banking Group,

PT Bank Duta

Tahun 1986 – 1988 : Quality Control Section Head, PT Federal Motor Tahun 1986 – 1987 : Engineer Technology Development Division, PT

Astra International

(31)

Junaidi Hisom, Direktur Operasional, (57 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Operasional Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar sarjana ekonomi di bidang Manajemen dari Universitas Sriwijaya tahun 1989 dan Magister Manajemen dari STIE IPWI, Jakarta tahun 1998

Pengalaman kerja:

Tahun 2013 – sekarang : Direktur Operasional, PT Bank BNI Syariah Tahun 2012 – 2013 : Chief Operating and Financial Officer, PT Bank

BNI Syariah

Tahun 2011 – 2012 : Pgs. Pemimpin Divisi Organizational Learning, BNI

Tahun 2010 – 2012 : Pemimpin Divisi Human Capital, BNI

Tahun 2009 – 2010 : Pemimpin Kantor Wilayah 09 Banjarmasin, BNI Tahun 2008 – 2009 : Pemimpin Sentra Kredit Menengah Jakarta

Kota, BNI

Tahun 2007 – 2008 : Pemimpin Sentra Kredit Menengah Balikpapan, BNI

Tahun 2006 – 2007 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil Medan, BNI Tahun 2004 – 2006 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil Solo, BNI Tahun 2001 – 2004 : Pemimpin Cabang Palu, BNI

Tahun 1996 – 2001 : Pemimpin Cabang UNPAD Bandung, BNI Tahun 1994 – 1996 : Pemimpin Bidang Operasional Cabang

Sumedang, BNI

Tahun 1992 – 1994 : Koordinator Kredit Cabang Palembang

E. Independensi Direksi

Struktur komposisi dan pemenuhan aspek independensi Direksi BNI Syariah merujuk pada Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS poin C.1. tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah bahwa Presiden Direktur atau Direktur Utama, wajib berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali.

(32)

1. Direksi telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan sahamnya pada BNI Syariah, bank lain, perusahaan lain maupun lembaga keuangan non bank lainnya baik dalam maupun luar negeri.

2. Direksi telah mengungkapkan perihal independensinya yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

3. Direksi telah mengungkapkan, tidak memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi, seluruh Dewan Komisaris bertempat tinggal di Indonesia, sehingga mempermudah koordinasi antara Direksi dengan Dewan Komisaris.

4. Direksi mempunyai kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank BNI Syariah selain renumerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Direksi dilarang memanfaatkan BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank Umum Syariah.

F. Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi

Demi memastikan pelaksanakan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, BNI Syariah memiliki Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi yang berfungsi sebagai Board Charter atau Board Manual Direksi dalam menjalankan peran dan fungsi pengelolaan perusahaan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris. Board Manual disusun dengan acuan peraturan tersebut di atas, berisi petunjuk tata laksana kerja Direksi serta menjelaskan tahapan aktivitas secara struktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, menjadi acuan bagi Direksi dalam melaksanakan tugas untuk mencapai Visi dan Misi Perusahan.

Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A tanggal 21 September 2010 dan telah disempurnakan dan ditetapkan melalui KP/DIR/016 dan KP/01/DK/2013 tanggal 12 November 2013.

Pedoman dan tata tertib kerja Direksi dalam Board Manual Direksi BNI Syariah, meliputi: 1. Kebijakan Umum Jabatan Direksi.

2. Tugas dan wewenang Direksi . 3. Hak dan kewajiban Direksi.

(33)

8. Hubungan dengan stakeholders.

9. Hubungan dengan Profesi & Penggunaan Saran Profesional.

G. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Berdasarkan Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya, tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain adalah:

- Mengelola Perusahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Pembagian bidang tugas yang sesuai dengan arah kebijakan dan strategi pengembangan usaha BNI Syariah sesuai sektor masing masing Direksi sebagai berikut:

Direktur Utama

1. Menyusun Visi, Misi dan serta rencana korporasi dan rencana bisnis untuk dibicarakan dan disetujui Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bank.

2. Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi fungsi dan bidang Pengawasan Intern, Perencanaan Strategis.

3. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Perubahan, Manajemen Modal Manusia, dan Manajemen Pembelajaran Organisasi

4. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Komersil & Usaha Kecil Menengah, serta Pengembangan Pasar & Manajemen Portofolio

5. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Penganggaran & Pengendalian Keuangan, Pengelolaan Aset. Direktur Bisnis

1. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Produk Konsumer & Ritel (Pembiayaan & Dana), Manajemen Pemasaran Portofolio Konsumer & Ritel, Penjualan Konsumer & Ritel. 2. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi

fungsi dan bidang Tresuri dan Internasional.

3. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Kartu.

4. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Mikro.

(34)

Bisnis kartu, Bisnis Mikro dan Treasuri & Internasional.

Direktur Risiko & Kepatuhan

Berdasar Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum pasal 10 ayat 1 (satu) :

Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup:

1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;

2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;

3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;

4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;

6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Sedangkan berdasarkan tugas dan tanggung jawab berdasarkan sektor adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Risiko Bank dan Tata Kelola Kebijakan.

2. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Kepatuhan, Hukum dan Kesekretariatan

3. Bertanggung mengkoordinasikan Komunikasi Perusahaan dan program pemasaran

4. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi Pengembangan Produk Manajemen.

Direktur Operasional

1. Memimpin dan mengkoordinir bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Pengelolaan Jaringan, Pengadaan Barang dan Jasa serta Kualitas Layanan, serta Pusat Layanan Pelanggan.

(35)

3. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Komersil & Usaha Kecil Menengah, Risiko Bisnis Konsumer & Ritel.

H. Mekanisme Direktur Pengganti

Berdasarkan SK Direksi No. KP/017/DIR/R tanggal 18 Desember 2013, tentang Susunan Direktur Pengganti:

NO Direktur Sektor Direktur Pengganti 1 Direktur Pengganti 2

1 President Director (PRES DIR) Business Director (BS DIR) Operational Director (OPS DIR)

2 Business Director (BS DIR) President Director (PRES DIR)

Operational Director (OPS DIR)

3 Operational Director (OPS DIR)

Business Director (BS DIR) President Director (PRES DIR)

4 Risk & Compliance Director (RC DIR)

Operational Director (OPS DIR

Business Director (BS DIR)

Catatan :

a. Direktur Pengganti 1 hanya dapat melimpahkan tanggung jawabnya sebagai Direktur Pengganti kepada Direktur 2, apabila Direktur Pengganti 1 tidak dapat menjalankan fungsinya (cuti, dinas, atau sakit) selama 2 hari kerja atau lebih.

b. Dalam hal OPS DIR dan BS DIR menjalankan fungsinya sebagai pengganti RC DIR, maka pada saat yang bersamaan wewenang memutus bisnis yang ada pada OPS DIR dan BS DIR menjadi kewenangan PRES DIR.

I. Rangkap Jabatan Direksi

Direksi BNI Syariah tidak ada yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain.

J. Kepemilikan Saham Direksi

1. Direktur Utama beserta keluarga

No. Pemegang Saham Status Saham Di BNI Syariah

Saham Di Perseroan

Tanggal Perolehan

1 Dinno Indiano President Director Tidak Ada Tidak Ada

2 Vovi Sabardi Istri Tidak Ada Tidak Ada

3 Arya Aditya Ramadhya Anak Tidak Ada Tidak Ada

(36)

2. Direktur Bisnis dan keluarga

1 Imam Teguh Saptono Business Director Tidak Ada Tidak Ada

2 Suzana Fitri Istri Tidak Ada Tidak Ada

3 Rania Qatrunnada Anak Tidak Ada Tidak Ada

3. Direktur Risiko & Kepatuhan beserta keluarga

No. Pemegang Saham Status Saham Di BNI

1 Acep Riana Jayaprawira

Risk &

4 Mohammad Fadriansyah Anak Tidak Ada Tidak Ada

4. Direktur Operasional beserta keluarga

No. Pemegang Saham Status Saham di

1 Junaidi Hisom Operational

Director Tidak Ada

Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Dinno Indiano Direktur Utama 49 47 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 49 44 Acep Riana Jayaprawira Direktur Risiko dan Kepatuhan 49 44 Junaidi Hisom Direktur Operasional 49 43

L. Peningkatan Kompetensi Direksi

(37)

No. Jabatan Waktu Seminar Penyelenggara

1. Direktur Utama

28 Oktober Seminar Nasional Infobank Outlook 2015 "Peluang & Tantangan Industri Perbankan & Keuangan 2015"

Infobank

12 - 13 November

2nd ASEAN International Conference on Islamic Finance

Workshop Komunikasi (internal) Kraftig

26 Mei IIFM (International Islamic Financial Market) Industry Seminar on Islamic Capital and Money Market

BI

28 Oktober Mini Workshop "Digital Banking Innovatiaon"

Tremendeous Potential Public Lecture ICEIF 25-26

November

Seminar Internasional OJK & Perbanas

M.Hubungan Afiliasi dan kepemilikan Saham Direksi 1. Hubungan Keuangan

Nama

Hubungan Keuangan Dengan

(38)

2. Hubungan Keluarga

Nama

Hubungan Keluarga Dengan

Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Dinno Indiano X X X

Imam Teguh Saptono X X X

Acep Riana Jayaprawira

X X X

Junaidi Hisom x x X

3. Kepemilikan Saham di atas 5%

Nama Jabatan Saham di BNI

Syariah

Saham di Perusahaan

Lain

Dinno Indiano Direktur Utama Nihil Nihil Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Nihil Nihil Acep Riana

Jayaprawira Direktur Kepatuhan Nihil

PT Pasti Rumoko Jaya Junaidi Hisom Direktur Keuangan dan

Operasional Nihil PT BPR Yaspis

I. Penilaian Kinerja Direksi

Pada tahun 2014, BNI Syariah melalui mekanisme RUPS telah melakukan penilaian kinerja bagi Direksi berdasarkan pencapaian tugas manajemen yang telah ditetapkan dalam RUPST. Penilaian kinerja tersebut telah mempertimbangkan faktor kuantitafif dan kualitatif. Sistem penilaian kinerja bagi Direksi disusun oleh Direksi dan dimintakan persetujuan Dewan Komisaris. Sistem dimaksud akan terus disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BNI Syariah. Hasil penilaian kinerja Direksi akan menjadi salah satu dasar pemberian remunerasi kepada masing-masing Direksi.

Penilaian kinerja Direksi juga mempertimbangkan dari pencapaian Indikator Kinerja Utama (KPI) yang dilakukan di akhir 2013. Dalam hal ini, Direksi BNI Syariah mendapatkan penilaian kolegial dengan rincian dan bobot yang sebelumnya telah ditetapkan dan mendapat skor penilaian yang membanggakan sesuai dengan kinerja BNI Syariah di 2014.

J. Struktur dan kebijakan Remenuerasi Direksi

Kebijakan Remunerasi Direksi BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta sesuai ketentuan terkait lain seperti:

1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey yang dilakukan oleh Biro Riset

Referensi

Dokumen terkait

Selalu hubungan/kegiatan dari dalam ke luar, harus melewati firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua akses terhadap jaringan lokal,

.) G$%n Ke5en'u'u2n.. 'ampai dengan akhir tahun 2016 Puskesmas Perawatan Pantoloan masih membawahi tiga wilayah kerja yaitu &elurahan aiya, &elurahan

Elkind memberitahu bahawa remaja memiliki satu sifat berlainan daripada yang ada pada kanak-kanak di tahap pra- operasi (dalam teori Piaget)(. Ketika ini, remaja sering mengubah

Sebanyak 100 mL media diinokulasikan dengan 1 mL inokulum bakteri asam laktat (18-24 jam kultur) yang telah dipersiapkan sebelumnya lalu diinkubasi secara aerobik pada suhu

Fungsi enjambemen disini, yaitu untuk menarik perhatian pembaca. Pada lirik lagu pada bait ke-2 ini enjambemen terjadi pada baris pertama sampai baris kedua. Jadi,

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh rata-rata motivasi siswa yang mengikuti ujian akhir siklus 2 adalah 67,50.Terdapat 61,29 % siswa, atau 19

Kelas eksperimen dan kelas kontrol diusahakan mempunyai banyak persamaan (homogen), agar terjaga ekuivalensiny a. Kemudian kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

Setelah dilakukan penelitian dan selanjutnya dilakukan analisis data guna memperoleh dan dapat menggambarkan keadaan atau kondisi sebenarnya sesuai dengan data yang