• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang Selatan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kota Tangerang Selatan

(2)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | i | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

KATA PENGANTAR

Publikasi Indikator Makro Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 merupakan kerjasama antara Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan. Publikasi ini memberikan gambaran umum tentang keadaan Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan terutama perkembangan dari berbagai Indikator Kinerja Hasil Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat di Tahun 2020.

Indikator dan analisis yang disajikan terdiri dari berbagai data Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berikut turunannya seperti Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Struktur Perekonomian, Inflasi Sektoral dan sebagainya, disertia dengan Indikator Kesejahteraan Rakyat seperti Kependudukan, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Kesehatan, Perumahan dan Teknologi Informasi Komunikasi, Pendapatan dan Pengeluaran, Indikator Sosial Lainnya. Pada publikasi ini ditampilkan pula series tahun sebelumnya.

Ucapan terimakasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini. Serta para pengguna diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan publikasi pada masa yang akan datang.

Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pengguna data pada khususnya.

Setu, 10 Desember 2020

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

R. Achmad Widijanto, S.Si., MM NIP. 19701125 199211 1 001

(3)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | ii | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT, atas berkat dan limpahan rahmat-Nya, pada Tahun 2020 ini Pemerintah Kota Tangerang Selatan berhasil menyusun Buku Indikator Makro Pembangunan Kota Tangerang Selatan.

Kota Tangerang Selatan sebagai penyelanggara pemerintahan yang memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas, menjamin keselamatan warga serta memberikan kehidupan yang berkualitas kepada setiap penduduk didalamnya terus berusaha untuk selalu berjalan bersandingan dengan perubahan zaman, mengatur hubungan manusia dalam masyarakat serta melakukan pengelolaan sumber daya daerah untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Hal ini yang menjadi pemicu bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk selalu bekerja inovatif dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan berhasil meraih pengahargaan dari Kementerian Dalam Negeri dalam ajang Innovative Government Award (IGA) Tahun 2020 sebagai Kota Sangat Inovatif, yang menjadi bukti keberhasilan Kota Tangerang Selatan merealisasikan berbagai Program Prioritas.

Kami menyadari bahwa Buku Indikator Makro Pembangunan Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 ini belum memuaskan semua pihak. Untuk itu, diharapkan juga dapat menggali informasi tentang Tangerang Selatan dari berbagai sumber lain.

Demikian yang dapat disampaikan atas masukan dari semua pihak yang peduli terhadap pembangunan Kota Tangerang Selatan kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, 10 Desember 2020

Kepala BAPPEDA Kota Tangerang Selatan

Eki Herdiana, ST., MT

NIP. 19770704 200212 1 004

(4)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | iii | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

INDIKATOR EKONOMI ... 1

I. Pendahuluan ... 2

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Maksud dan Tujuan ... 4

1.3 Ruang Lingkup ... 4

1.4 Sistematika Penulisan ... 5

II. Konsep dan Definisi ... 6

2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 7

2.2. Pendapatan Perkapita ... 9

2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi ... 9

2.4. Indeks Harga Implisit ... 9

2.5. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)... 10

2.6. Tenaga Kerja ... 10

III. Tinjauan Ekonomi Kota Tangerang Selatan ... 12

3.1. Tinjauan Umum Perekonomian Kota Tangerang Selatan ... 13

3.2. Pendapatan Masyarakat ... 19

3.3. Kinerja Perekonomian ... 22

3.4. Struktur Perekonomian ... 26

3.5. PDRB Pengeluaran ... 28

3.6. Koefisien Gini ... 30

IV. Analisis Sektor Basis dan Ketenagakerjaan ... 32

4.1 Analisis Location Quotient ... 33

4.2. Analisis Shift Share ... 35

4.3. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ... 39

4.4. Analisis Ketenagakerjaan ... 40

V. Analisis Keuangan ... 43

5.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ... 44

5.2. Inflasi Sektoral ... 47

Tabel Lampiran ... 49

(5)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | iv | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ... 57

VI. Pendahuluan ... 58

6.1. Latar Belakang ... 59

6.2. Ruang Lingkup ... 60

6.3. Tujuan ... 60

6.4. Sistematika Penulisan ... 61

6.5. Sumber Data ... 61

VII. Kependudukan ... 62

7.1. Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Sebaran Penduduk ... 64

7.2. Kepadatan Penduduk ... 66

7.3. Karakteristik Penduduk ... 69

VIII. Kesehatan & Gizi ... 76

8.1. Fasilitas Kesehatan ... 77

8.2. Angka Kesakitan ... 79

8.3. Balita yang diberi ASI dan Imunisasi ... 80

8.4. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan ... 82

8.5. Penggunaan Alat/Cara KB ... 85

IX. Pendidikan ... 88

9.1. Angka Melek Huruf ... 90

9.2. Tingkat Pendidikan ... 91

9.3. Partisipasi Sekolah (APS dan APM) ... 93

X. Ketenagakerjaan ... 98

10.1. Konsep dan Definisi Indikator Ketenagakerjaan ... 100

10.2. Penduduk Menurut Kegiatan Utama ... 101

10.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ... 101

10.4. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Status Pekerjaan Utama ... 104

10.5. Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 106 10.6. TPT Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ... 107

XI. Kemiskinan & Pola Konsumsi ... 109

11.1. Kemiskinan ... 110

11.2. Pola Konsumsi Rumah Tangga ... 112

XII. Perumahan & Lingkungan Hidup ... 118

12.1. Kepemilikan Rumah Tinggal... 120

12.2. Fasilitas Rumah Tinggal ... 121

(6)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | v | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

XIII. Indeks Pembangunan Manusia ... 124

13.1. Indikator Kesehatan ... 126

13.2. Indikator Pengetahuan ... 127

13.2.1 Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) ... 127

13.2.2 Rata‐rata Lama Sekolah (RLS )/Mean Years of Schooling (MYS) ... 128

13.2.3. Indeks Pengetahuan (Indeks HLS + Indeks RLS) ... 129

13.3. Indikator Ekonomi ... 129

13.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 131

(7)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | vi | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha

(Persen), 2015-2019 ... 15 Tabel 3. 2. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut

Lapangan Usaha (Persen), 2015-2019 ... 17 Tabel 3. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2015-2019 (Persen) ... 18 Tabel 3. 4. PDRB per Kapita Kota Tangerang Selatan, 2015-2019 ... 20 Tabel 3. 5. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2015-2019

(Juta Rp) ... 21 Tabel 3. 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan Menurut

Lapangan Usaha dan Andil, 2018-2019 ... 25 Tabel 3. 7. Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan Menurut Kategori,

2017-2019 ... 27 Tabel 3. 8. Hasil Perhitungan PDRB Pengeluaran Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 29 Tabel 3. 9. Koefisien Gini dan Kriteria Bank Dunia Kota Tangerang Selatan, 2018-

2019 ... 31 Tabel 4. 1. Nilai LQ Sektoral Kota Tangerang Selatan, 2015-2019 ... 35 Tabel 4. 2. Analisis Perubahan NTB Kota Tangerang Selatan dengan Metode Shift

Share (2015-2019) ... 37 Tabel 4. 3. Nilai Koefisien ICOR Kota Tangerang Selatan, 2010-2019 ... 40 Tabel 4. 4. Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi ... 40 Tabel 4. 5. Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan di Kota Tangerang Selatan, 2018-2019 ... 42 Tabel 5. 1. Rincian Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Tahun Anggaran 2018-2019 (ribuan rupiah) ... 46 Tabel 5. 2. Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Selatan, 2017-

2019 (Tahun dasafr 2010) ... 47 Tabel 7. 1. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kota

Tangerang Selatan Menurut Kecamatan, Tahun 2019 ... 65

(8)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | vii | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 Tabel 7. 2. Kepadatan dan Sebaran Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut

Kecamatan, Tahun 2019 ... 68 Tabel 7. 3. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Kota

Tangerang Selatan Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester II Tahun 2019 ... 69 Tabel 7. 4. Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin, 2019 ... 72 Tabel 7. 5. Jumlah Penduduk Anak-anak, Dewasa dan Lanjut Usia Di Kota

Tangerang Selatan, 2019 ... 73 Tabel 8. 1. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang

Selatan, 2019 ... 78 Tabel 8. 2. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang

Selatan, 2019 ... 79 Tabel 8. 3. Angka Kesehatan Menurut Jenis Kelamin di Kota Tangerang Selatan,

2019 ... 79 Tabel 8. 4. Jumlah Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan yang Mendapat ASI di Kota

Tangerang Selatan Menurut Kecamatan, 2019 ... 81 Tabel 8. 5. Jumlah Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis

Imunisasi di Kota Tangerang Selatan Menurut Kecamatan, 2019 ... 82 Tabel 8. 6. Persentase Penolong Kelahiran Terakhir di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2018-2019 ... 84 Tabel 8. 7. Persentase Penduduk Menggunakan Jaminan Kesehatan untuk

Berobat Jalan di Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 85 Tabel 8. 8. Persentase Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun Menurut

Status Penggunaan Alat/Cara KB di Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 86 Tabel 8. 9. Banyaknya Peserta KB Menurut Alat/Cara KB di Kota Tangerang

Selatan Menurut Kecamatan, 2019 ... 87 Tabel 9. 1. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Kemampuan

Membaca dan Menulis dan Jenis Kelamin, 2019 ... 91 Tabel 9. 2. Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut Status

Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2019 ... 92

(9)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | viii | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 Tabel 9. 3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) PEnduduk Berumur 7-18 Tahun

Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2019 ... 95 Tabel 9. 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 97 Tabel 10. 1. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu

yang Lalu di Kota Tangerang Selatan, 2018-2020 ... 101 Tabel 10. 2. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Termasuk Angkatan

Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2018-2020 ... 103 Tabel 10. 3. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama

Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2018-

2020 ... 105 Tabel 10. 4. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama

Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama, 2018-2020 ... 106 Tabel 10. 5. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama

Seminggu yang Lalu Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2018-2020 ... 107 Tabel 10. 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Termasuk Pengangguran

Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan, 2018-2020 ... 108 Tabel 11. 1. Garis Kemiskinan, Jumlah, Presentase Penduduk Miskin, Indeks

Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kota

Tangerang Selatan, 2012-2019 ... 111 Tabel 11. 2. Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Kelompok

Barang di Kota Tangerang Selatan 2018-2019 ... 114 Tabel 11. 3. Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) dan Protein (gram) Perkapita

Sehari Menurut Kelompok Barang di Kota Tangerang Selatan, 2018-

2019 ... 115 Tabel 11. 4. Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita

sebulan Dirinci per Kabupaten/Kota Se-Provinsi Banten, 2019 ... 116 Tabel 12. 1. Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Status

Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal di Kota Tangerang Selatan,

2019 ... 121

(10)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | ix | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 Tabel 12. 2. Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Penggunaaan

Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 122 Tabel 12. 3. Persentase Rumah Tangga Menurut Karakteristik dan Jenis Kloset

yang Digunakan Rumah Tangga di Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 123 Tabel 13. 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM ... 126 Tabel 13. 2. Indeks Komponen Penyusunan IPM Kota Tangerang Selatan Tahun

2018-2019 ... 131 Tabel 13. 3. Penggolongan Skor / Nilai IPM ... 132 Tabel 13. 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 133

(11)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | x | |

Kota Tangerang Selatan Tahun 2020

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Tangerang

Selatan (persen), 2019 ... 14

Gambar 3. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dan Nasional Tahun 2015-2019 (Persen) ... 19

Gambar 3. 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan Menurut Kelompok Lapangan Usaha, 2015-2019 ... 22

Gambar 3. 4. Struktur PDRB adhb Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 26

Gambar 7. 1. Persebaran Penduduk Kota Tangerang Selatan, Tahun 2019 ... 66

Gambar 7. 2. Piramida Penduduk Kota Tangerang Selatan, 2019 ... 71

Gambar 9. 1. Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 7-18 Tahun Di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2019 ... 94

Gambar 9. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018-2019 ... 95

Gambar 10. 1. Tingkat PArtisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Tangerang Selatan, Tahun 2018-2020 ... 103

Gambar 11. 1. Garis Kemiskinan Kota Tangerang Selatan 2012-2019 ... 112

(12)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 1 | |

Tahun 2020

(13)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 2 | |

Tahun 2020

I. Pendahuluan

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Ruang Lingkup

Sistematika Penyusunan

(14)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 3 | |

Tahun 2020 1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data statistik sebagai dasar berpijak dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil hasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Upaya pembangunan Kota Tangerang Selatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat terus dilakukan secara berkesinambungan. Pembangunan tidak hanya diarahkan kepada pembangunan fisik saja tetapi juga pembangunan non fisik.

Perencanaan yang matang mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dilakukan dengan optimal dan tentunya disesuaikan dengan visi dan misi Kota Tangerang Selatan.

Perkembangan perekonomian di Kota Tangerang Selatan diharapkan berhasil memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, diantaranya tercermin pada peningkatan pendapatan per kapita dan penurunan jumlah penduduk miskin.

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas harus diiringi dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Hal tersebut sejalan dengan strategi pemerintahan saat ini dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dikenal dengan sebutan Tripple Track Strategy.

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan daerah diperlukan perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi yang harus dilakukan dengan cermat. Perencanaan dan evaluasi tersebut perlu diukur dengan alat yang tepat/sesuai, oleh karena itu dibutuhkan data/indikator statistik yang mendukung di berbagai sektor. Indikator-

(15)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 4 | |

Tahun 2020

indikator ekonomi yang dibutuhkan sedapat mungkin mencerminkan potret atau gambaran riil perekonomian dari daerah yang bersangkutan.

Dari berbagai macam data atau indikator yang ada, salah satu yang sangat dibutuhkan dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum PDRB merefleksikan seluruh output yang dihasilkan oleh masyarakat suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. PDRB disajikan atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku. Melalui distribusi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dapat diketahui struktur perekonomian suatu wilayah.

Selain itu kinerja perekonomian daerah yang dinilai dari pertumbuhan ekonominya dapat diketahui melalui perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan tiap tahunnya.

Dengan mempertimbangkan berbagai manfaat yang diperoleh dari publikasi ini, maka ketersediaan data indikator makro ekonomi secara terus-menerus tiap tahunnya sangat diperlukan, bahkan perlu diperkaya jenis indikator berikut analisisnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Publikasi Indikator Ekonomi Kota Tangerang Selatan 2020 disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai keadaan perekonomian Kota Tangerang Selatan Tahun 2019.

Sedangkan tujuan penyusunan publikasi ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya nilai PDRB Kota Tangerang Selatan tahun 2019 berikut seluruh indikator turunannya, yaitu: PDRB perkapita, laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian dan inflasi umum.

2. Untuk mengetahui distribusi pendapatan di antara masyarakat Kota Tangerang Selatan tahun 2019.

3. Untuk mengetahui peran APBD dalam menunjang perekonomian Kota Tangerang Selatan.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup analisis yang dibahas dalam publikasi ini meliputi data PDRB Kota Tangerang Selatan tahun 2019 berikut indikator turunannya, yaitu angka laju

(16)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 5 | |

Tahun 2020

pertumbuhan ekonomi (LPE), struktur perekonomian dan inflasi sektoral. Selain itu juga dibahas koefisien Gini, peran APBD dalam menunjang perekonomian Kota Tangerang Selatan.

1.4 Sistematika Penulisan

Publikasi Indikator Ekonomi Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 ini dibagi dalam 5 bab penulisan, yaitu:

Bab 1 merupakan Pendahuluan, menerangkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan Konsep dan Definisi, berisi tentang penjelasan indikator yang dibahas dalam publikasi.

Bab 3 merupakan Tinjauan Ekonomi Kota Tangerang Selatan, berisi tentang gambaran perekonomian Kota Tangerang Selatan selama tahun 2019.

Bab 4 merupakan Analisis Sektor Basis dan Ketenagakerjaan, menerangkan tentang ketenagakerjaan dan sektor-sektor ekonomi unggulan di Kota Tangerang Selatan.

Bab 5 merupakan Analisis Keuangan, berisi analisis peran APBD dalam menunjang perekonomian Kota Tangerang Selatan.

(17)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 6 | |

Tahun 2020

II. Konsep dan Definisi

Produk Domestik Regional Bruto

Pendapatan Perkapita

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Harga Implisit

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Tenaga Kerja

(18)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 7 | |

Tahun 2020 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar). Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100) menggunakan KBLI2009.

PDRB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu : a. Pendekatan Produksi (Production Approach)

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta sebagai hasil proses produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Termasuk sebagai Komponen penyusun PDRB adalah penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral.

PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal

PDRB = NTB kategori 1 + …...… + NTB kategori 17

PDRB = Sewa tanah + Bunga/Deviden + Upah/Gaji + Keuntungan + Pajak Tidak Langsung Netto

(19)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 8 | |

Tahun 2020

tetap domestik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto di suatu wilayah/region pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor.

Nilai PDRB akan sama walaupun dihitung dengan menggunakan tiga cara berbeda seperti yang telah disebutkan di atas. PDRB Kota Tangerang Selatan tahun 2019 dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi. Dari sisi pendekatan produksi (production approach), angka PDRB diperoleh dari hasil penghitungan total Nilai Produksi (kumulatif) seluruh sektor lapangan usaha perekonomian setelah dikurangi dengan Biaya Antara (biaya yang habis dalam proses produksi) yang disebut dengan Nilai Tambah Bruto (NTB). NTB dirumuskan sebagai berikut:

PDRB = ∑ NTBi,

Dimana i = sektor dalam PDRB, yaitu:

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian

C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

F. Konstruksi

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

H. Transportasi dan Pergudangan

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi

K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estat

M,N. Jasa Perusahaan

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

P. Jasa Pendidikan

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

PDRB = Konsumsi (Ruta + Pemerintah) + Investasi (PMTB) +

∆ Inventori + Ekspor-Impor

NTBi = Nilai Produksi (Output)i – Biaya Antarai

(20)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 9 | |

Tahun 2020 R,S,T,U. Jasa lainnya

2.2. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam kenyataannya penghitungan pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk Kota Tangerang Selatan sulit dilakukan karena masih belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar Kabupaten/kota. Oleh karena itu sampai saat ini penyajian data pendapatan masih menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian angka PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB merupakan gambaran "product originated". Sebagai proxy dari pendapatan perkapita, PDRB perkapita didapat dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke –n terhadap nilai pada tahun ke n-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. LPE menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya. Dalam penghitungan LPE digunakan PDRB atas dasar harga konstan agar dapat menggambarkan pertumbuhan produksi barang dan jasa yang sesungguhnya (riil) sebagai akibat proses produksi tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi) yang terjadi. LPE selama ini dijadikan alat ukur kinerja pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu daerah.

2.4. Indeks Harga Implisit

Indeks Harga Implisit atau sering disebut juga Deflator PDRB merupakan indikator tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar.

Indeks Implisit diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai sejenis atas dasar harga konstan kemudian dikalikan 100 persen. Laju

(21)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 10 | |

Tahun 2020

pertumbuhan berantai indeks implisit tiap tahunnya dapat menggambarkan angka inflasi umum barang dan jasa pada seluruh sektor penyusun PDRB.

2.5. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjelaskan besarnya investasi fisik yang sudah direalisasikan pada suatu waktu tertentu (misalnya pada tahun tertentu).

Investasi fisik ini mencakup bangunan, mesin-mesin, alat angkutan, dan barang modal lainnya, tidak termasuk nilai tanah. Dalam penghitungan PMTB, modal kerja (working capital) tidak ikut dihitung dan dalam PMTB masih terdapat nilai penyusutan.

Secara konsepsi, PMTB dapat juga didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal (capital goods) baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun barang modal bekas dari luar negeri. Sedangkan barang modal adalah barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. Dalam hal ini, yang termasuk dalam PMTB adalah barang-barang modal yang digunakan untuk keperluan pabrik, kantor, maupun untuk usaha rumahtangga, tetapi tidak termasuk yang digunakan untuk konsumsi Rumah Tangga meskipun merupakan barang tahan lama, seperti kendaraan.

PMTB berkaitan dengan barang-barang modal. Barang-barang modal dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu (a) barang modal dalam bentuk konstruksi (bangunan), baik berupa bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, bangunan lainnya seperti jalan raya, jembatan, instalasi listrik, jaringan komunikasi, bendungan irigasi, pelabuhan, dan sebagainya. (b) Barang modal dalam bentuk mesin dan peralatan; (c) Barang modal dalam bentuk alat transportasi (kendaraan); dan (d) Barang modal lainnya.

2.6. Tenaga Kerja

Yang dimaksud dengan tenaga kerja dalam publikasi ini adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja dan bekerja. Penduduk usia kerja menurut konsep dasar ILO (International Labour Organization) adalah penduduk berusia 15 tahun keatas. Konsep itulah yang dipakai BPS dalam survei angkatan kerja nasional (Sakernas). Angkatan kerja terdiri atas penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan penganggur.

(22)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 11 | |

Tahun 2020

Sedangkan pengertian bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam berturut-turut dan tidak terputus dalam seminggu yang lalu.

Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan /pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa uang atau barang bagi pengusaha.

(23)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 12 | |

Tahun 2020

III. Tinjauan Ekonomi Kota Tangerang Selatan

Tinjauan Umum Perekonomian Kota Tangerang Selatan

Pendapatan Masyarakat

Kinerja Perekonomian

Struktur Perekonomian

PDRB Pengeluaran

Koefisian Gini

(24)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 13 | |

Tahun 2020

3.1. Tinjauan Umum Perekonomian Kota Tangerang Selatan

Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari distribusi persentase PDRB kelompok lapangan usaha yang terdiri dari kelompok lapangan usaha primer, kelompok lapangan usaha sekunder dan kelompok lapangan usaha tersier. Kelompok lapangan usaha primer terdiri dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian. Kelompok lapangan usaha sekunder terdiri dari lapangan usaha Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air;

Konstruksi. Kemudian kelompok lapangan usaha tersier terdiri dari lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi;

Jasa Keuangan; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.

Selama periode 2015-2019, struktur lapangan usaha masyarakat Kota Tangerang Selatan didominasi oleh lapangan usaha tersier, terlihat dari besarnya kenaikan peranan masing-masing kelompok lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2019, kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan sebesar 74,93 persen, sekunder sebesar 24,85 persen dan primer sebesar 0,22 persen. Kelompok lapangan usaha tersier pada tahun 2019 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu dari 74,70 persen naik menjadi 74,93 persen, sedangkan kelompok lapangan usaha primer dan sekunder mengalami penurunan dari 25,06 persen pada tahun 2018 menjadi 24,85 persen tahun 2019, kelompok primer dari 0,24 persen tahun 2018 turun menjadi 0,22 persen pada tahun 2019.

(25)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 14 | |

Tahun 2020 Gambar 3. 1.

Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Tangerang Selatan (persen), 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Apabila dilihat menurut lapangan usahanya, pada tahun 2019 lapangan usaha Real Estate memberikan sumbangan tertinggi sebesar 17,92 persen, kemudian disusul lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 17,24 persen dan lapangan usaha Konstruksi sebesar 16,26 persen, serta lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,26 persen. Sedangkan lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 9,09 persen, Industri Pengolahan sebesar 8,40 persen, Jasa Kesehatan sebesar 4,21 persen, Jasa Perusahaan sebesar 3,91 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,40 persen, Jasa Lainnya sebesar 3,16 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 3,02 persen. Sementara peranan lapangan usaha lainnyaselain yang disebutkan sebelumnya masing-masing hanya memberi kontribusi di bawah 3 persen. Kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Real Estate;

17,92%

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;

17,24%

Konstruksi;

16,26%

Informasi dan Komunikasi;

10,26%

Jasa Pendidikan;

9,09%

Industri Pengolahan;

8,40%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;

4,21%

Jasa Perusahaan;

3,91%

Transportasi dan Pergudangan;

3,40%

Lainnya;

9,31%

(26)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 15 | |

Tahun 2020 Tabel 3. 1.

Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2015- 2019

Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 0,28 0,27 0,25 0,24 0,22

B Pertambangan dan

Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C Industri Pengolahan 11,26 10,10 9,53 8,97 8,40 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,14 0,14 0,15 0,15 0,14 E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

F Konstruksi 14,85 15,59 15,60 15,90 16,26

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 17,63 17,06 17,00 17,09 17,24

H Transportasi dan

Pergudangan 3,20 3,29 3,31 3,35 3,40

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 3,15 3,17 3,12 3,07 3,02

J Informasi dan Komunikasi 10,93 10,94 11,03 10,66 10,26 K Jasa Keuangan dan

Asuransi 1,23 1,28 1,31 1,34 1,37

L Real Estat 16,72 17,12 17,47 17,72 17,92

M,N Jasa Perusahaan 3,60 3,75 3,84 3,88 3,91

O

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1,30 1,35 1,35 1,34 1,35

P Jasa Pendidikan 8,44 8,59 8,66 8,91 9,09

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 4,13 4,16 4,15 4,19 4,21

R,S,T,

U Jasa lainnya 3,11 3,16 3,18 3,16 3,16

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

Catatan : * Angka sementara

** Angka sangat sementara

Perekonomian Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019 masih tumbuh positif namun sedikit mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun

(27)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 16 | |

Tahun 2020

2018. Laju pertumbuhan PDRB Kota Tangerang Selatan tahun 2019 mencapai 7,35 persen, sedangkan tahun 2018 sebesar 7,37 persen, hal ini disebabkan karena pada sebagian besar lapangan usaha yang ada di Kota Tangerang Selatan mengalami perlambatan pertumbuhan. Adapun lapangan usaha lainnya yang pertumbuhannya mengalami perlambatan, berturut-turut adalah Konstruksi sebesar 9,01 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,93 persen, Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,67 persen, Jasa Perusahaan sebesar 8,37 persen, Real Estate sebesar 8,03 persen, Informasi dan Komunikasi sebesar 7,97 persen, Jasa Lainnya sebesar 7,59 persen, Jasa Pendidikan sebesar 7,58 persen, Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,53 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 6,74 persen. Sedangkan untuk lapangan usaha selain yang telah disebutkan di atas, mengalami percepatan pertumbuhan, artinya lapangan usaha tersebut tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tumbuh sebesar 7,77 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 7,76 persen, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh sebesar 4,97 persen, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 1,50 persen.

Indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu salah satunya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau daerah.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat aktivitas perekonomian yang menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki masyarakat. Dengan demikian diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga ikut meningkat.

Indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu salah satunya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam

(28)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 17 | |

Tahun 2020

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau daerah.

Tabel 3. 2.

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2015-2019

Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019*

*

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,34 0,03 2,03 0,96 1,50 B Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C Industri Pengolahan 3,86 -2,02 1,37 0,92 0,99 D Pengadaan Listrik dan Gas 1,12 10,71 5,97 7,72 7,53 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 4,66 6,54 7,42 4,85 4,97

F Konstruksi 6,63 8,08 8,82 9,03 9,01

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,94 5,60 6,11 7,57 7,43 H Transportasi dan Pergudangan 8,01 9,37 9,73 9,16 8,93

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 7,01 7,59 7,83 7,49 7,76

J Informasi dan Komunikasi 9,55 8,23 8,41 7,98 7,97 K Jasa Keuangan dan Asuransi 8,58 8,87 8,93 8,90 8,67

L Real Estat 8,55 9,15 8,47 8,05 8,03

M,N Jasa Perusahaan 9,88 9,57 9,32 8,66 8,37

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 8,72 8,41 7,64 7,71 7,77

P Jasa Pendidikan 8,69 7,46 7,84 7,97 7,58

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 5,98 7,12 7,26 6,75 6,74

R,S,T,U Jasa lainnya 5,78 8,63 7,92 7,66 7,59

Produk Domestik Regional Bruto 8,05 7,25 7,30 7,37 7,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat aktivitas perekonomian yang menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki

(29)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 18 | |

Tahun 2020

masyarakat. Dengan demikian diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga ikut meningkat.

Meningkatnya laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (LPE) pada tahun 2019 memberi gambaran bahwa telah terjadi peningkatan produksi barang dan jasa oleh para pelaku ekonomi di Kota Tangerang Selatan. Dengan inflasi sektoral (dilihat dari perkembangan indeks implisit PDRB) sebesar 2,63 persen, maka dapat dikatakan telah terjadi perbaikan pendapatan masyarakat Kota Tangerang Selatan pada umumnya. Jika disertai dengan pemerataan pendapatan, hal tersebut dapat secara langsung memperbaiki tingkat daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli inilah yang akan menjadi salah satu faktor utama penggerak perekonomian di Kota Tangerang Selatan.

Tabel 3. 3.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2015-2019 (Persen)

No. Kab/Kota LPE (%)

2015 2016 2017 2018*) 2019**) 1 Kab. Pandeglang 5,81 5,52 6,00 6,02 5,04 2 Kab. Lebak 6,20 5,57 5,76 5,80 5,77 3 Kab. Tangerang 5,60 5,41 5,82 5,93 5,88 4 Kab. Serang 5,09 5,09 5,22 5,33 5,08 5 Kota Tangerang 5,37 5,34 5,88 5,92 4,31 6 Kota Cilegon 4,75 5,00 5,50 5,97 5,65 7 Kota Serang 6,35 6,33 6,43 6,46 6,44 8 Kota Tangsel 7,25 6,74 7,30 7,37 7,35 Provinsi Banten 5,45 5,28 5,75 5,82 5,53

Indonesia 4,79 5,02 5,07 5,17 5,02

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Catatan : * Angka sementara

** Angka sangat sementara

Bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di provinsi Banten maka Kota Tangerang Selatan mempunyai LPE paling tinggi mulai tahun 2015 sampai dengan 2019. Tahun 2019 LPE Kota Tangerang Selatan sebesar 7,35 persen, diikuti oleh Kota Serang sebesar 6,44 persen, Kabupaten Tangerang sebesar 5,88 persen, Kabupaten Lebak sebesar 5,77 persen, Kota Cilegon sebesar 5,65 persen, Kabupaten Serang sebesar 5,08 persen, Kabupaten Pandeglang sebesar 5,04 persen dan Kota Tangerang sebesar 4,31 persen. Jika dibandingkan dengan LPE Provinsi Banten maupun Indonesia,

(30)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 19 | |

Tahun 2020

terdapat pebedaan yang cukup berarti. Tahun 2019 LPE Provinsi Banten sebesar 5,53 persen, sedangkan LPE Indonesia sebesar 5,02 persen.

Gambar 3. 2.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dan Nasional Tahun 2015-2019 (Persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

3.2. Pendapatan Masyarakat

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu indikator yang dinamakan PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2019, secara agregat PDRB per kapita Kota Tangerang Selatan mencapai 34,35 juta rupiah atau senilai US$ 2.427,80, meningkat 4,18 persen bila dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 32,98 juta rupiah (US$ 2.315,88).

Pertumbuhan pendapatan perkapita tahun 2019 mengalami perlambatan yaitu sebesar 4,18 persen.

7.25 6.74 7.30 7.37 7.35

5.47 5.31 5.75 5.82

5.52

4.79 5.02 5.07 5.17 5.02

2015 2016 2017 2018 2019

Tangsel Banten Indonesia

(31)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 20 | |

Tahun 2020 Tabel 3. 4.

PDRB per Kapita Kota Tangerang Selatan, 2015-2019

Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018

* 2019

**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

PDRB per Kapita (Juta

Rp) 29,47 30,46 31,67 32,98 34,35

Indeks Perkembangan PDRB per Kapita

(2010=100) 125,38 129,59 134,73 140,27 146,13 Pertumbuhan PDRB

per Kapita 3,76 3,35 3,97 4,11 4,18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Catatan : * Angka sementara

** Angka sangat sementara

Secara riil pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan dapat dikaji melalui perkembangan PDRB atas dasar harga konstan karena angka ini tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga. Pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan sebesar 7,35 persen. Artinya, pada tahun 2019 total nilai tambah riil (tidak dipengaruhi perubahan harga) yang tercipta dari hasil produksi barang dan jasa di Kota Tangerang Selatan tumbuh sebesar 7,35 persen dan mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan tahun 2018. Terciptanya pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (LPE) pada tahun 2019 memberi gambaran bahwa telah terjadi peningkatan produksi barang dan jasa secara riil oleh para pelaku kegiatan ekonomi di Kota Tangerang Selatan dan peningkatannya lebih besar dari tahun sebelumnya.

PDRB per kapita merupakan proxy ukuran pendapatan per kapita atau dengan kata lain, PDRB per kapita diasumsikan sebagai pendapatan per kapita. Kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi produk barang/jasa sangat dipengaruhi oleh pendapatan per kapita. Apabila diperhatikan perkembangan daya beli masyarakat yang diasumsikan setara dengan peningkatan pendapatan per kapita yang dikoreksi oleh angka inflasi (Tabel 3.4), maka daya beli masyarakat di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibanding peningkatan empat tahun terakhir, dimana tahun 2019 meningkat sebesar 1,38 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2018 yang mengalami peningkatan sebesar 1,30 juta

(32)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 21 | |

Tahun 2020

rupiah, tahun 2017 meningkat sebesar 1,21 juta rupiah dan tahun 2016 meningkat sebesar 988 ribu rupiah.

Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Banten, maka PDRB PerKapita Kota Tangerang Selatan pada urutan keempat. Urutan pertama tertinggi tahun 2019 adalah Kota Cilegon dengan nilai sebesar 238,44 (juta Rp) perkapita pertahun, dikuti oleh Kota Tangerang sebesar 78,59 (juta Rp) perkapita pertahun, Kabupaten Serang sebesar 51,01 (juta Rp) perkapita pertahun, dan Kota Tangerang Selatan sebesar 47,39 (juta Rp) perkapita pertahun, Kota Serang sebesar 46,13 (juta Rp) perkapita pertahun dan Kabupaten Tangerang sebesar 37,12 (juta Rp) perkapita pertahun, sedangkan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak masing-masing sebesar 23,37 (juta Rp) perkapita pertahun dan 22,20 (juta Rp) perkapita pertahun.

Tabel 3. 5.

PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2015-2019 (Juta Rp)

No Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018* 2019**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Kabupaten

Pandeglang

17,03 18,44 20,06 21,84 23,37 2 Kabupaten Lebak 16,28 17,57 19,00 20,59 22,20

3 Kabupaten

Tangerang 30,16 31,46 33,19 35,22 37,12 4 Kabupaten Serang 38,12 41,00 44,13 47,62 51,01 5 Kota Tangerang 60,89 65,04 69,63 74,78 78,59 6 Kota Cilegon 186,99 195,73 209,06 224,42 238,44 7 Kota Serang 34,06 36,72 39,68 42,86 46,13 8 Kota Tangerang

Selatan 36,44 38,46 41,33 44,33 47,39 Provinsi Banten 40,09 42,44 45,28 48,47 51,44 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

Catatan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara

(33)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 22 | |

Tahun 2020 3.3. Kinerja Perekonomian

Kinerja perekonomian suatu daerah pada umumnya dinilai berdasarkan pencapaian angka laju pertumbuhan ekonomi (LPE) daerah tersebut. Pada sebuah daerah yang tergolong sebagai daerah berkembang angka LPE cenderung masih dapat didorong menjadi lebih tinggi setiap tahunnya. Sedangkan pada daerah yang tergolong maju angka LPE cenderung kecil dan stagnan karena biasanya kapasitas produksi sudah digunakan secara maksimal.

Gambar 3. 3.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan Menurut Kelompok Lapangan Usaha, 2015-2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan

Pertumbuhan ekonomi sendiri menunjukkan tingkat aktivitas/kegiatan perekonomian yang menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki masyarakat. Dengan demikian diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan.

(34)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 23 | |

Tahun 2020

Secara riil pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan dapat dikaji melalui perkembangan PDRB atas dasar harga konstan karena angka ini tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga. Pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan sebesar 7,35 persen. Artinya, pada tahun 2019 total nilai tambah riil (tidak dipengaruhi perubahan harga) yang tercipta dari hasil produksi barang dan jasa di Kota Tangerang Selatan tumbuh sebesar 7,35 persen dan sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun 2018. Terciptanya pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (LPE) pada tahun 2019 memberi gambaran bahwa peningkatan produksi barang dan jasa secara riil oleh para pelaku kegiatan ekonomi di Tangerang Selatan tidak sebesar peningkatan di tahun 2018.

Berdasarkan Gambar 3.3 diperoleh laju pertumbuhan ekonomi yang dikelompokkan menjadi 3 sektor yaitu sektor Primer, sektor Sekunder dan sektor Tersier. Bila dilihat dari perkembangan laju pertumbuhan tiap tahun masing-masing kelompok mengalami fluktasi, tetapi bila dilihat dari besaran laju pertumbuhannya maka kelompok yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah kelompok tersier pada tahun 2019 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,81 persen, disusul oleh kelompok sekunder yaitu sebesar 5,83 persen dan terakhir kelompok primer dengan laju pertumbuhan sebesar 1,50 persen.

Bila dilihat lebih rinci menurut lapangan usahanya pada tahun 2019, kategori Konstruksi mengalami pertumbuhan yang paling tinggi di Kota Tangerang Selatan yang tumbuh sebesar 9,01 persen, kemudian diikuti oleh kategori Tranportasi dan Pergudangan dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8,93 persen, serta kategori Jasa Keuangan dan Asuransi dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8,67 persen. Tertinggi keempat yaitu kategori Jasa Perusahaan dengan laju pertumbuhan sebesar 8,37 persen, diikuti kategori Real Estate sebesar 8,03 persen diurutan kelima dan urutan keenam kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 7,97 persen, disusul kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,77 persen, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,76 persen, kategori Jasa Lainnya sebesar 7,59 persen, kategori Jasa Pendidikan dengan laju pertumbuhan sebesar 7,53 persen, kategori Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,53 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,43 persen, kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 6,74 persen, kategori Pengadaan Air,

(35)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 24 | |

Tahun 2020

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 4,97 persen. Kategori yang mengalami pertumbuhan paling kecil yaitu kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 1,50 persen dan kategori Industri Pengolahan dengan laju pertumbuhan sebesar 0,99 persen. Sedangkan kategori Pertambangan dan Penggalian tidak ada kategori tersebut di Kota Tangerang Selatan.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada beberapa kategori yang laju pertumbuhannya mengalami peningkatan dan sebaliknya ada yang mengalami perlambatan. Kategori yang mengalami peningkatan anatara lain kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu pada tahun 2018 dengan laju pertumbuhan sebesar 0,96 persen naik menjadi 1,50 persen pada tahun 2019, kategori Industri Pengolahan tumbuh sebesar 0,92 persen pada tahun 2018 kemudian naik menjadi 0,99 persen pada tahun 2019, kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tahun 2018 tumbuh sebesar 4,85 persen naik menjadi 4,97 persen tahun 2019, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tahun 2018 tumbuh sebesar 7,49 persen tahun 2018 naik menjadi 7,76 persen tahun 2019. Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tahun 2018 tumbuh sebesar 7,71 persen kemudian tahun 2019 naik menjadi 7,77 persen.

Sedangkan kategori yang mengalami perlambatan pertumbuhan antara lain kategori Pengadaan Listrik dan Gas dimana tahun 2018 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,72 persen melambat menjadi 7,53 persen tahun 2019, kategori Konstruksi tahun 2018 tumbuh sebesar 9,03 persen melambat menjadi 9,01 persen tahun 2019, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tahun 2018 tumbuh sebesar 7,57 persen melambat menjadi 7,43 persen tahun 2019, kategori Transportasi dan Pergudangan tahun 2018 tumbuh sebesar 9,16 persen melambat menjadi 8,93 persen tahun 2019, kategori Informasi dan Komunikasi tahun 2018 tumbuh sebesar 7,98 persen, melambat menjadi 7,97 persen tahun 2019, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi tahun 2018 tumbuh sebesar 8,90 persen melambat menjadi 8,67 persen tahun 2019, kategori Real Estate tahun 2018 tumbuh sebesar 8,05 persen melambat menjadi 8,03 persen tahun 2019, kategori Jasa Perusahaan tahun 2018 tumbuh sebesar 8,66 persen kemudian melambat menjadi 8,37 persen tahun 2019, kategori Jasa Pendidikan tahun 2018 tumbuh sebesar 7,97persen kemudian melambat menjadi 7,58 persen tahun 2019, kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tahun

(36)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 25 | |

Tahun 2020

2018 tumbuh sebesar 6,75 persen kemudian tahun 2019 melambat menjadi 6,74 persen, dan kategori Jasa Lainnya tahun 2018 tumbuh sebesar 7,66 persen kemudian melambat menjadi 7,59 persen tahun 2019.

Tabel 3. 6.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha dan Andil, 2018-2019

Lapangan Usaha LPE (%) Andil

(Basis point) 201

8 201

9 201

7 201

8

(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,96 1,50 0,01 0,00

B Pertambangan dan Penggalian − − − −

C Industri Pengolahan 0,92 0,99 0,09 0,09

D Pengadaan Listrik dan Gas 7,72 7,53 0,01 0,01

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 4,85 4,97 0,00 0,00

F Konstruksi 9,03 9,01 1,21 1,23

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 7,57 7,43 1,28 1,28

H Transportasi dan Pergudangan 9,16 8,93 0,28 0,27 I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 7,49 7,76 0,22 0,23

J Informasi dan Komunikasi 7,98 7,97 1,27 1,27

K Jasa Keuangan dan Asuransi 8,90 8,67 0,11 0,11

L Real Estat 8,05 8,03 1,48 1,49

M,N Jasa Perusahaan 8,66 8,37 0,29 0,29

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 7,71 7,77 0,06 0,08

P Jasa Pendidikan 7,97 7,58 0,57 0,54

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 6,75 6,74 0,27 0,27

R,S,T,U Jasa lainnya 7,66 7,59 0,21 0,21

Produk Domestik Regional Bruto 7,37 7,35 7,31 7,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Jika dilihat menurut andilnya terhadap perekonomian di Kota Tangerang Selatan, maka kategori Real Estate yang mempunyai andil paling besar yaitu sebesar 17,92 persen (1,49 basis point dari 7,35 basis point), sedangkan kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mampu memberikan andil sekitar 17,24

(37)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 26 | |

Tahun 2020

persen (1,28 basis point dari 7,35 basis point) dan Konstruksi memberikan andil sekitar 16,26 persen (1,23 basis point dari 7,35 basis point).

Kategori lainnya yang mempunyai andil cukup besar yaitu kategori Informasi dan Komunikasi mempunyai andil sebesar 10,26 persen (1,27 basis point dari 7,37 basis point). Sedangkan kategori Industri Pengolahan mempunyai andil sebesar 8,40 persen (0,09 basis point dari 7,37 basis point).

3.4. Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian Kota Tangerang Selatan selama ini didominasi oleh kategori Real Estate sebagai andalan. Kategori ini menyumbang 17,92 persen terhadap penciptaan nilai tambah di Kota Tangerang Selatan dengan nilai nominal 14,84 trilyun rupiah. Kategori dengan kontribusi terbesar kedua adalah Kategori perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor, dengan share sebesar 17,24 persen atau dengan nilai sekitar 14,28 triliun rupiah. Selanjutnya diikuti oleh kategori konstruksi yang mempunyai share sebesar 16,26 persen (13,47 trilyun rupiah).

Gambar 3. 4.

Struktur PDRB adhb Kota Tangerang Selatan, 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan Dalam tiga tahun terakhir, kecenderungan peranan kategori yang berbasis jasa mengalami fluktuasi. Sedangkan share dari sektor primer dalam tiga tahun tidak melewati 0,25 persen. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat daya beli masyarakat perkotaan

Real Estate;

17,92%

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;

17,24%

Konstruksi;

16,26%

Informasi dan Komunikasi;

10,26%

Jasa Pendidikan; 9,09%

Industri Pengolahan;

8,40%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 4,21%

Jasa Perusahaan; 3,91% Transportasi dan Pergudangan;

3,40%

Lainnya;

9,31%

(38)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 27 | |

Tahun 2020

sangat tinggi dan luas lahan pertanian semakin berkurang dan tidak menjanjikan terutama bagi para tenaga kerja muda. Maka pilihan lain yang tersedia adalah bekerja pada sektor industri atau bekerja pada sektor berbasis jasa.

Perkembangan kategori berbasis jasa juga tidak terlepas dari potensi yang dimiliki Kota Tangerang Selatan, sehingga sektor yang terkait dengan budaya masyarakat perkotaan seperti perdagangan, hotel, restoran, angkutan, komunikasi dan jasa perorangan masih sangat memungkinkan untuk berkembang terus. Selain itu, bekerja pada sektor berbasis jasa cenderung mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus sehingga tidak heran jika kategori ini banyak menampung pekerja.

Pada tahun 2018 share sektor primer (agriculture) terhadap PDRB Kota Tangerang Selatan sebesar 0,24 persen dan pada tahun 2019 kontribusinya turun menjadi 0,22 persen. Hal sebaliknya terjadi pada sektor berbasis jasa (services). Jika pada tahun 2018 kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota Tangerang Selatan sebesar 74,70 persen, pada tahun 2019 meningkat menjadi 74,93 persen.

Tabel 3. 7.

Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan Menurut Kategori, 2017-2019

Lapangan Usaha Share (%)

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,25 0,24 0,22

B Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00

C Industri Pengolahan 9,53 8,97 8,40

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,15 0,14

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,04

F Konstruksi 15,60 15,90 16,26

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 17,00 17,09 17,24

H Transportasi dan Pergudangan 3,31 3,35 3,40

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 3,12 3,07 3,02

J Informasi dan Komunikasi 11,03 10,66 10,26

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,31 1,34 1,37

L Real Estat 17,47 17,72 17,92

M,N Jasa Perusahaan 3,84 3,88 3,91

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 1,35 1,34 1,35

P Jasa Pendidikan 8,66 8,91 9,09

(39)

Badan Pusat Statistik & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan | | | | 28 | |

Tahun 2020

Lapangan Usaha Share (%)

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4)

Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 4,15 4,19 4,21

R,S,T,U Jasa lainnya 3,18 3,16 3,16

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan 3.5. PDRB Pengeluaran

Secara umum PDRB pengeluaran terdiri dari empat jenis pengeluaran yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran untuk investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor netto.

Komponen lengkap PDRB menurut penggunaan adalah pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor netto (ekspor dikurangi impor).

Dimana :

Y : PDRB (GRDP; gross regional domestic products) Ch : Konsumsi rumah tangga (households consumption)

Cn : Konsumsi lembaga swasta non profit (private non-profit institutions consumption)

Cg : Konsumsi pemerintah dan pertahanan (government consumption) Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto (gross fixed capital formations) Is : Perubahan persediaan (changes in stocks)

X : Ekspor M : Impor

Dilihat dari PDRB Pengeluaran Kota Tangerang Selatan tahun 2019, konsumsi rumah tangga merupakan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB penggunaan yaitu sebesar 73,97 persen. Pembentukan modal tetap bruto (investasi) merupakan konsumsi terbesar kedua setelah konsumsi rumahtangga yaitu sebesar 39,46 persen.

Kontribusi impor di Kota Tangerang Selatan tahun 2019 cukup signifikan jika dibandingkan dengan ekspornya, dimana impor di Kota Tangerang Selatan

Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X – M

Gambar

Tabel 4. 4. Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi  No  Lapangan Pekerjaan  ∆ TK  (Orang)  LP TK     (%)  LPE  2018  (%)  LPE  2019 (%)  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  1  Pertanian, Peternakan,

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari jenis kelamin rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri dengan bukti kepemilikan tempat tinggal tidak jauh berbeda antara laki-laki dengan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM): indeks komposit yang tersusun Pembangunan Manusia (IPM) dari tiga indikator:

Seperti tahun sebelumnya di dalam publikasi ini, penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan masih menggunakan tahun dasar 2000, artinya seluruh

Jika tingkat pengangguran di DIY pada tahun 2013 sebesar 3,34 persen atau sebesar 63.889 orang maka diperlukan investasi yang cukup besar untuk mengentaskan pengangguran.

Sementara itu untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI masih memerlukan perhatian karena capaiannya masih berada jauh dibawah target MDGs, dan mengalami penurunan Tahun

Perkebunan kopi yang hanya terdapat di Kecamatan Wonosalam, pada tahun 2008 luas arealnya mencapai 1.226,70 Ha atau terjadi peningkatan sebesar 1,69 persen dibanding

Status pekerjaan Lainnya Berusaha dibantu buruh tetap Kabupaten Bandung No Kecamatan Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap.. Penduduk 15 Tahun Keatas

Penerbitan publikasi Statistik Daerah Kecamatan Jambi Selatan 2012 dimaksudkan untuk melengkapi publikasi Kecamatan Jambi Selatan Dalam Angka yang telah terbit secara