• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: DOKUMENTASI LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN A: DOKUMENTASI LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

xix

LAMPIRAN A: DOKUMENTASI LEMBAR BIMBINGAN

TUGAS AKHIR

(2)

xx

(3)

xix

LAMPIRAN B: HASIL KUESIONER

(4)

xx

(5)

xix

LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA

Moderator : Kevin Oktavius S (K) Narasumber : Ghea Rezitha Artha (G)

Waktu pelaksanaan wawancara : Senin, 2 November 2020.

Tempat pelaksanaan wawancara : Text chat melalui aplikasi WhatssApp.

(6)

xx K : Selamat malam, perkenalkan nama saya Kevin Oktavius Sebastian, mahasiswa DKV Interaction Design UMN. Saya sedang melakukan penelitian mengenai food review terhadap pedagang makanan kelas menengah kebawah.

Boleh kakak memperkenalkan diri secara singkat?

G : Halo Kevin salam kenal, perkenalkan saya Ghea Rezita Artha, saya aktif di sosial media seperti yang sudah kamu lihat di profile saya. Sebenarnya hanya hobi sebagai foddies, sebagai orang sebut sebagai food reviewer, food blogger atau apapun itu. Saya memang hobi untuk mereview makanan, minuman, tempat makan, lain lain yang memang berkaitan dengan kuliner.

K : Baik, sudah berapa lama kak Ghea menjalani hobi sebagai food reviewer ini? dan apa sih yg menjadi motivasi utama kak Ghea untuk melakukan food review?

G : Kalau berapa lama itu, sudah mulai dari pertengahan 2017, tapi mulai aktif itu pas 2019 sampai selama pandemi kemarin. Yang menjadi motivasi utama sih jujur saja tidak ada. Memang menjalani hobi, seperti kita menjalani hobi sesuatu memang tanpa alasan. Jadi saya memang menjalani hobi, hobi makan, hobi jajan, terus mencoba menuangkannya lewat review, lewat feeds atau story.

Saya suka cobain makanan, jajanan baru, tempat makan baru dan ya udah suka aja dan memang ingin mem-branding diri sebagai foodies. Dan ternyata ada nilai plusnya setelah menjalani hobi itu. Seperti dikontak brand untuk kerja sama, online shop untuk endorse. Cuma aku bukan tipe yang ngotot menjadikan ini sebagai hal yang paling utama. Jadi memang sesuai hobi aja. Banyak beberapa online shop yang menawarkan makanan yang saya ga suka, ya jadi tetap saja saya

(7)

xxi tolak, jadi pokoknya begitu, hanya sekedar hobi dan aku lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Saya juga ga sering upload sesering fodiies yang lain. Cuma yang aku upload konten yang ingin aku upload, bukan tuntutan aku harus upload.

K : okay, selama kak Ghea melakukan food review, ada tidak pengalaman yang menarik dan pengalaman yang sulit untuk dihadapi sebagai food reviewer?

G : Kalau pengalaman menarik itu banyak, seperti salah satunya adalah dihubungi untuk diundang hadir di launching restoran, atau ada menu baru kita diundang untuk coba, atau dikasih free product. Itu beberapa pengalaman menarik buat saya, yang tadinya cuma hobi beli makanan dan jajan, upload terus tiba-tiba ditawarin datang secara gratis dan bebrapa ada yang dibayar. Kalau pengalaman sulit adalah kalau kita terima invitation, kita harus memilah. Kita tidak tahu kalau makanan itu enak atau tidak, sedagkan biasanya invitation itu isinya sudah termasuk diminta untuk review di sosial media, jadi serba salah

juga. Pernah dulu coba salah satu produk yang tidak enak buat saya, cuma kesepakatan kita harus mempromosikan produknya, jadi mau tidak mau, jadi bukannya mau bohong tapi secara pribadi menyampaikan kritik dan saran secara jujur aja. Ibaratnya honest erview supaya audience dan followers merasa tidak terbohongi kalau makanan yang

mereka beli tidak enak. Itu sih paling hal yang sulit, biasanya terjadi sama online shop kecil yang baru merintis, mereka menawarkan untuk mengirim produk, tetapi makanannya tidak enak dan sadh ada perjanjian untuk review, jadi sesuai konsep awal aja, memberitahukan saya akan mereview secara jujur dan tidak pasti akan bilang enak.

K : Makanan, performace (cara penyajian makanan, contoh: melelehkan keju didepan costumer), dan tempat (lokasi dan fasilitas). Dari ketiga hal tersebut,

(8)

xxii urutkan yang menarik kak Ghea untuk mengunjungi dan membeli makanan di suatu rumah makan.

G : Kalau buat saya yang pertama itu adalah tempat, karena buat saya yang tipe orang ribet harus berada di tempat yang nyaman. Dalam artian tempat yang dingin, sofanya nyaman, interiornya bagus, instagramable, atau yang nyaman sejuk yang untk lama itu tidak bosan, terus bersih. Lalu yang kedua makanannya tentunya, makanan harus enak, harus recommended, menu-menunya menarik.

Terakhir performance, performance untuk saya hal yang terakhir, karena saya datang bukan untuk menikmati performance tapi untuk menikmati makanannya.

Cuma kalau makanannya ga enak tapi tempatnya nyaman itu masih kebantu, tetapi paling zonk itu tempat dan makanannya tidak enak, nah itu sudah minus banget.

K : Pernahkah Kak Ghea secara tidak sengaja menemukan rumah makan atau penjual makanan yang kurang terkenal tapi enak? Jika ya, apakah pernah di review juga?

G : Pernah, seperti ga banyak yang review, ga banyak history-nya di internet atau apa, tapi ternyata enak. Pernah banget dan biasanya makanan di pinggir jalan atau tempat makan yang tempatnya ga layak dalam artian maksud saya tidak layak untuk membuat konten. Itu saya tetep review, tetep update meskipun hanya di story. Kadang kalau buat feed memang saya lebih memilih yang memang tempatnya enak untuk shoot segala macam. Tapi biasanya saya tetap review walaupun hanya melalui story, dan tetap tag lokasi apabila mereka tidak punya akun Instagram.

(9)

xxiii K : Apabila kak Ghea sedang tidak ada request untuk mereview makanan, apakah Kak Ghea mencoba mencari makanan yang sedang trend atau viral di media sosial atau searching rekomendasi melalui food apps?

G : Kalau sedang tidak ada request untuk review makanan, saya tetap cari sendiri yang lagi hits sekarang apa. Saya sebagai food reviewer kecil-kecilan yang followers-nya tidak seberapa, saya juga follow food influencer yang memang

besar, jadi suka liat referensi dari mereka. Liat misal yang lagi viral apa, misal tahu di dareah mana. Jadi liat referensi gitu untuk coba ah makanan yang lagi hits buat bikin konten. Atau misal coba menu terbaru dari restoran A atau B. Jadi tetep cari referensi sendiri, cari konten sendiri. Untuk yang sudah terlalu viral cenderung malas untuk coba, jadi cari yang saya mau saja. Untuk mencari rekomendasi di food apps juga pasti, liat dulu rating-nya, liat dulu komentarnya gimana.

K : Apa sih harapan kak Ghea kedepannya untuk hobi kakak sebagai food reviewer?

G : Harapannya pengen banget bisa nambah followers, dikenal punya followers bukan hanya dianggap sebagai pengikut tapi maksudnya juga bisa berinterkasi langsung sama folowers-nya. Tapi juga tidak merasa bisa menyuguhkan konten yang secara maksimal, apalagi lagi kerja juga sibuk dan tidak bisa konsentrasi ke Instagram. Jadi harapannya semoga bisa menampilkan konten yang informatif dan bermanfaat bagi orang lain. Saya senang kalau ada yang tertarik ikut mencoba apa yang saya rekomendasikan atau yang pernah saya review, dan terus kemudian ada orang-orang yang nge-tag dan kasih tau cobain

(10)

xxiv apa yang kemaren dipostingannya saya. Harapannya itu sih, lebih bermanfaat aja memberikan informasi dan konten yang baik, informatif, jujur dan bagus.

K : Baiklah, sekian saja pertanyaan untuk interview kali ini. Terima kasih banyak kak Ghea sudah bersedia buat meluangkan waktu untuk menjadi narasumber penelitian saya.

(11)

xix

LAMPIRAN D: TRANSKRIP FGD

Moderator : Kevin Oktavius S (K) Narasumber : Allen Febrianto (A)

Calvin Verrel (C) Dennis (D) Samuel (S)

Waktu pelaksanaan wawancara : Minggu, 1 November 2020.

Tempat pelaksanaan wawancara : Video call melalui aplikasi discord.

1. Silahkan perkenalkan diri masing-masing.

2. Menurut kalian, food review itu apa? Adakah bedanya dengan food reviewer yang lain seperti food blogger?

3. Sebutkan food reviewer favorit kalian.

4. Apa faktor yang mempengaruhi kalian dalam mengikuti food review di media sosial?

5. Media sosial apa yang biasa kalian gunakan untuk melihat review food reviewer?

6. Sejak kapan kalian tertarik dengan food reviewer?

7. Apa sih yang kalian inginkan dari food reviewer?

8. Apakah kalian pernah mencoba makanan atau makan di rumah makan yang ditampilkan atau di review oleh food reviewer? Kalau sudah pernah, apakah sesuai yang dideskripsikan oleh food reviewer tersebut?

9. Apa saja yang menjadi faktor bagi kalian untuk mencobanya?

(12)

xx 10. Dari 1-10, apakah kalian akan merekomendasikan makanan atau tempat

makan yang telah di review oleh food reviewer kepada orang disekitar kalian?

11. Apakah kalian pernah menemukan makanan atau tempat makan yang tidak terkenal tapi enak dan baik untuk direkomendasikan ke food reviewer?

12. Pernah tidak melihat food reviewer yang me-review makanan atau tempat makan yang tidak terkenal tapi enak? Apakah kalian juga ingin

mencobanya?

13. Menurut kalian apa sih pengaruh food reviewer bagi penjual makanan yang di-review?

14. Adakah aplikasi yang kalian pernah pakai untuk mencari makanan atau tempat makan khususnya yang ada review dan rekomendasi?

15. Apa harapan kalian bagi food reviewer kedepannya?

(13)

xix

LAMPIRAN E: HASIL KUESIONER ALPHA TEST

(14)

xx

(15)

xxi

(16)

xxii

(17)

xix

LAMPIRAN F: HASIL KUESIONER BETA TEST

(18)

xx

(19)

xxi

(20)

xxii

Referensi

Dokumen terkait

J : Dikatakan kompetitor sebenarnya dari dulu kita tidak akan mengatakan kompetitor ya, mungkin akan dikatakan rekannya kita, karena apabila dikatakan kompetitor maka

Jadi 50 50, jika pengunjung datang kesini memang lebih banyak yang foto-foto, karena datang kesini untuk jalan-jalan, tetapi ada juga yang sifatnya memang disini

Jadi kalau yang nggak siap dengan nambah kucing yang dari satu tiba-tiba jadi 7 atau 8, itu sebaiknya pas dateng selain dimandikan, dikasih obat cacing, dan disteril, kemudian

Makanya, saya bilang ke anak saya, “Yah, Mine, kalau tau dari dulu kita disini saja.” Karena, sedihnya setiap pulang sekolah—bukannya saya mau membanding-bandingkan, tapi memang

Yolla: Nah sebenernya BYB itu baru ada di regional Tangerang atau di 5 regional Kota di Indonesia, baru ada tahun 2018, nah harusnya per-Kota itu ini semacam event yang

G : Jauh lebih praktis ya, terutama untuk travelling jadi lebih cepet juga waktu bersihin darah menstruasi terus aku pernah lagi naik sepeda sampai lupa kalau lagi

F: “kalau misalkan pasca kebakaran ada berpengaruhnya banget salah satunya karena ada beberapa bangunan ato pameran existing yang terbakar yang kita tidak bisa tampilkan ya

Narasumber: Salah satunya caranya emang menurutku harus cari banyak info sih ka baik nanya ke yang udah pake ataupun nonton video jadi ada gambaran gimana makenya, aku