• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Sari Nanas dengan Sari Daun Sirsak dan Persentase Gum Arab Terhadap Mutu Puding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Sari Nanas dengan Sari Daun Sirsak dan Persentase Gum Arab Terhadap Mutu Puding"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tinjauan Umum Puding

Puding biasanya disajikan sebagai makanan pencuci mulut atau makanan

penutup yang diproses dengan cara penambahan air sehingga dapat membentuk

gel dengan tekstur yang lembut dan padat. Puding umumnya terbuat dari bahan

dasar rumput laut yang diekstrak menjadi karagenan dan agar-agar. Bahan-bahan

lainnya dalam pembuatan puding yaitu telur, gula, dan susu. Karagenan dan telur

berperan penting dan berpengaruh terhadap kekuatan gel, suhu pembentukan gel,

suhu pelelehan gel dan derajat putih dari puding (Webster, 1966).

Pada pembuatan puding berbahan dasar agar atau karagenan, harus

melibatkan proses pemanasan karena keduanya bersifat tidak larut dalam air

dingin. Pada dasarnya puding juga dapat dibuat dari fikokoloid lainnya seperti

alginat. Tepung puding berbahan dasar agar atau karagenan memiliki

kemampuannya membentuk gel tanpa perlu adanya pemanasan (Winarno, 1996).

Puding umumnya terbuat dari bahan-bahan dasar yang berbentuk cairan

seperti susu cair, jus buah, dan air matang. Dalam proses pemasakan puding

ditambahkan agar-agar dan gelatin. Tujuan penambahan agar-agar dan gelatin

adalah untuk membentuk tekstur yang padat, sehingga pada pada saat dikonsumsi

puding mudah dikeluarkan dari cetakan. Berdasarkan proses pengolahannya

puding terbagi menjadi dua jenis yaitu puding bertekstur lembut dan bertekstur

kenyal. Puding bertekstur lembut terbuat dari bahan dasar telur, susu, dan tepung,

dimana proses pemasakannya dilakukan dengan cara dipanggang atau dikukus

(2)

dan gelatin, proses pemasakannya dilakukan dengan direbus, kemudian didiamkan

hingga beku (Tim Ide Masak, 2013).

Syarat mutu jelly berdasarkan SNI yang ditetapkan oleh Departemen

Perindustrian RI No. 01-3552-1994 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu jelly No- 01-3552-1994

No. Keadaan Satuan Persyaratan

3.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI No.01-0222-1987

3.3 Pengawet Sesuai SNI No.01-0222-1987

4. Cemaran logam

umumnya digunakan untuk melunakkan daging. Selain itu juga nenas

(3)

dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dapat diolah dalam berbagai olahan

makanan dan minuman (Agoes, 2010).

Nanas merupakan tanaman buah yang dibudidayakan di daerah tropis

maupun subtropis dan buahnya selalu tersedia sepanjang tahun. Buah nanas

banyak dikonsumsi masyarakat baik di dalam maupun luar negeri karena harga

terjangkau, mudah didapat, kandungan gizi yang cukup tinggi. Indonesia

merupakan negara produsen nanas segar dan olahan terbesar ketiga di dunia

setelah Thailand dan Philipina. Produksi nanas tahun 2014 berada di urutan ketiga

dengan produksi sebesar 1.835.483 ton atau sekitar 9,27 % dari total produksi

buah di Indonesia. Sentra produksi nanas terbesar ada di pulau Sumatera dengan

total produksi sebesar 1.191.486 ton atau sekitar 64,91 % dari total produksi nanas

nasional (Direktorat Jendral Hortikultura, 2015).

Nanas segar memiliki umur simpan antara 1-7 hari pada suhu 22oC,

sedangkan buah nanas dalam bentuk produk olahan kering memiliki umur simpan

dapat mencapai 1 tahun atau lebih, dengan kadar air berkisar 18-25%

(Padmawati, 2008). Buah nanas selain dikonsumsi segar dapat diolah menjadi

berbagai macam produk makanan atau minuman, seperti selai, buah kaleng, sirup,

sari buah dan lain-lain. Pengolahan buah nanas bertujuan untuk memperpanjang

umur simpan, penganekaragaman pangan dan memberikan nilai tambah secara

ekonomi (Rukmana, 1996).

Kandungan yang terdapat pada buah nanas memiliki manfaat yang sangat

diperlukan oleh tubuh. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat pada buah

nanas merupakan sumber zat pengatur yang diperlukan oleh tubuh. Mineral dan

(4)

metabolisme dalam pencernaan makanan yang sangat vital dalam menjaga

kesehatan (Asben, 2007).

Nanas memiliki kadar pektin yang rendah tetapi memiliki tingkat

keasaman yang cukup untuk membentuk gel (Albertch, 2010), karena kadar

pektin yang rendah maka perlu ditambahkan bahan pembentuk gel sehingga

produk yang dihasilkan secara fisik seperti tekstur dapat diterima oleh konsumen

(Wijana, dkk., 2014). Jenis asam yang dominan adalah asam sitrat 78% dari total

asam (Irfandi, 2005). Adapun kandungan gizi buah nanas dalam 100 g dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi buah nanas dalam 100 g

Kandungan gizi Jumlah

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1996) dan Irfandi (2005)*

Daun Sirsak

Daun sirsak memliki khasiat untuk berbagai jenis penyakit. Kandungan

senyawa yang terdapat pada daun sirsak adalah monotetrahidrofuran, acetogenin,

seperti anomurisi A dan B, annonacin, dan goniotlamisin. Selain kandungan

senyawa tersebut, di dalam daun sirsak maupun batangnya juga mengandung

(5)

Kandungan senyawa daun sirsak sangat bermanfaat bagi tubuh, sehingga

daun sirsak sering dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk penderita

kanker. Pemanfaatan daun sirsak biasanya dikonsumsi dengan cara meminum air

rebusan daun sirsak. Tidak hanya sebagai pengobatan kanker, pemanfaatan daun

sirsak dapat juga digunakan sebagai antimikroba untuk penyakit diare, anti

kejang, antijamur, antiparasit, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu,

dan lain-lain (Mardiana dan Ratnasari, 2011).

Daun sirsak yang berpotensi sebagai antibakteri, dapat menghambat

pertumbuhan Eserchia coli. Air perasan daun sirsak dengan konsentrasi 25%,

50%, 75%, dan 100% mampu menghambat pertumbuhan E.coli. Hal ini terlihat

dari zona bening yang terbentuk pada sekeliling kertas cakram yang telah ditetesi

air perasan daun sirsak tersebut. Semakin tinggi konsentrasi air perasan daun

sirsak maka semakin baik pula zona hambat yang terbentuk di sekeliling kertas

cakram. Konsentrasi 100% mampu membentuk zona hambat lebih besar

dibandingkan dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, dan 75%

(Permatasari dan Besung, 2013).

Daun sirsak memiliki senyawa annonacea yang berpotensi sebagai

komponen bioaktif terhadap kanker, selain senyawa tersebut di dalam daun sirsak

juga mengandung senyawa saponin, tanin, dan flavonid (Kardinan, 2000).

Daun sirsak juga mengandung antioksidan yang berpotensi sebagai penangkal

radikal bebas dan proteksi terhadap sel-sel abnormal. Kandungan antioksidan

pada daun sirsak dimanfaatkan untuk berbagai penyakit. Aktivitas antioksidan

daun sirsak dipengaruhi lamanya perebusan daun sirsak. Semakin lama waktu

(6)

Senyawa-senyawa yang terdapat dalam daun sirsak pada suhu 60 oC dapat

menyebabkan perubahan struktur, apabila dilakukan pemanasan yang berlebih

akan menyebabkan sel-sel terdegradasi, sehingga aktivitas antioksidan menjadi

menurun (Mandal, 2007). Berdasarkan penelitian hasil analisa bahan baku daun

sirsak dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis bahan baku daun sirsak

Parameter Jumlah

Hasil penelitian Gerry, dkk (2015) ditemukan adanya pengaruh

mengkonsumsi air rebusan daun sirsak terhadap penurunan nyeri pada penderita

gout artriti, hal tersebut dapat dilihat melalui uji WilcoxonSign Rank test pada

hasil pengukuran skala nyeri sebelum diberikan intervensi dan hasil pengukuran

terakhir setelah diberikan intervensi pada tiap kelompok dengan kemaknaan α =

0,05. Dalam penelitian ini didapatkan (p < 0,05) pada kelompok intervensi yang

berarti bahwa penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan

mengkonsumsi air rebusan daun sirsak terhadap penurunan nyeri pada penderita

gout artrtitis, dengan mengkonsumsinya selama 7 hari berturut-turut. Pada

kelompok kontrol dimana tidak diberikan intervensi didapati (p > 0,05) yang

dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh rebusan daun sirsak pada

penurunan nyeri penderita gout artritis. Pengaruh mengkonsumsi rebusan daun

sirsak terhadap penurunan nyeri pada penderita gout artritis dikarenakan

kandungan tanin, resindan crytallizable dalam daun sirsak dan responden tidak

menunjukan efek samping karena kandungan dalam daun sirsak tidak berbahaya

(7)

Kandungan daun sirsak memiliki ekstrak etanol yang berperan sebagai

antiinflamasi, didalam etanol terdapat ekstrak mangostin yang mempunya

aktivitas sebagai penghambat, pelepasan prostagladin sebagai mediator inflamasi,

dan metanol dari daun sirsak mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi pada

penderita gout (Perry dan Potter, 2005).

Agar-agar

Agar-agar merupakan fikokoloid yang digunakan sebagai bahan tambahan

makanan. Fikokoloid merupakan produk gel yang diekstraksi dari rumput laut.

Fikokoloid yang terdapat pada aga-agar memiliki sifat yang dapat membentuk gel,

sehingga sering dimanfaatkan dalam industri pangan. Agar-agar merupakan

bentuk koloid dari suatu polisakarida kompleks yang diekstrak dari berbagai jenis

rumput laut merah (Marinho-Soriano dan Bourret, 2003).

Agar-agar tersusun dari beberapa jenis polisakarida seperti 3,6-anhidro,

L-galaktosa, D-galaktopiranosa dan metil D-galaktosa dalam jumlah sedikit.

Agar-agar memiliki berat molekul 120.000. Agar-agar memiliki daya gelasi

(membentuk gel), kekentalan, gelling point (suhu pembentukan gel), dan

melting point (suhu mencairnya gel). Kemampuan agar-agar dalam membentuk

gel ini sering dimanfaatkan oleh industri makanan untuk produk seperti jeli,

puding, dan permen, akan tetapi agar-agar juga memiliki karakteristik yang

merugikan seperti kekuatan gel yang rendah, kompak, dan sineresis

(Armisen danGalatas, 2000).

Agar-agar memiliki suhu pembentukan 29-42 oC dan suhu pelelehannya

(8)

histeria. Semakin jauh jarak antara titik leleh dan titik gel maka akan

memudahkan dalam penggunaan di industri pangan (FAO, 2006).

Bubuk Karagenana

Karagenan merupakan getah rumput laut yang diekstrak dari alga merah

(Rhodophyceae) dengan menggunakan air atau larutan alkali. Karagenan

merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari ester kalium, natrium,

magnesium, dan kalsium sulfat dengan galaktosa dan 3,6-anhidrogalaktopolimer

(Winarno, 1997). Berdasarkan sifat gel yang dihasilkan, karagenan dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu iota-karagenan, kappa-karagenan, dan

lambda-karagenan. Kappa-karagenan dan lambda-karagenan menghasilkan gel

yang kuat (rigid), sedangkan iota-karagenan membentuk gel yang halus (flaccid)

dan mudah dibentuk (Anggadiredja, 2009).

Kappa karagenan mengandung 25% esters ulfat dan 34%

3,6-anhidrogalaktosa. Jumlah 3,6-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa

karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya. Iota

karagenan tersusun atas α-(1,3) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(1,4) 3,6-

anhidrogalaktosa-2-sulfat. Iota karagenan mengandung 32% ester sulfat dan 30%

3,6-anhidrogalaktosa. Lambda karagenan tersusun atas α-(1,3)

D-galaktosa-2-sulfat dan β-(1,4) D-galaktosa-2,6-diD-galaktosa-2-sulfat. Lambda karagenan mengandung 35%

ester sulfat dan hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 3,6

anhidrogalaktosa. Semua jenis karagenan dapat larut pada air panas tetapi hanya

lambda serta bentuk garam sodium dari kappa dan iota karagenan yang dapat larut

dalam air dingin. Kappa karagenan dalam bentuk garam potasium lebih sulit larut

(9)

karagenan larut dalam air dan tidak tergantung jenis garamnya (Glicksman, 1969).

Struktur kimia kappa, iota, dan lamda karagenan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kimia kappa, iota, dan lamda karagenan

Karagenan dalam larutan memiliki stabilitas maksimum pada pH 9 dan

akan terhidrolisis pada pH dibawah 3,5. Kondisi proses produksi karagenan dapat

dipertahankan pada pH 6 atau lebih. Hidrolisis asam akan terjadi jika karagenan

berada dalam bentuk larutan, hidrolisis akan meningkat sesuai dengan

peningkatan suhu (Imeson, 2000).

Penambahan konsentrasi karagenan mampu memberi perubahan sifat fisik

pada produk pangan seperti peningkatan viskositas dikarenakan sifatnya sebagai

polielektrolit. Peningkatan viskositas tersebut berhubungan erat dengan

kemampuan karagenan untuk mengikat dan mengimobilisasi air dalam jumlah

besar sehingga meningkatkan kekentalan (Ramdhani, et al., 2014). Standar mutu

(10)

Tabel 4. Standar mutu karagenan

Gum arab tersusun dari polisakarida yang berat molekulnya tinggi,

mengandung magnesium, kalsium, dan kalium. Gum arab mudah larut dalam air

dingin dan panas serta cenderung akan menggumpal apabila ditambah air.

Gum arab dapat juga digunakan sebagai bahan penstabil untuk makanan beku

seperti es krim dan sorbet karena kemampuannya untuk menyerap air selama

pembekuan (Glicksman dan Sand, 1973).

Gum arab terdiri dari polisakarida dan protein. Kandungan protein yang

yang terdapat pada gum arab, yaitu arabinogalactan (GAGP) mampu memberikan

sifat sebagai emulsifikasi (Dror, dkk., 2006). Kandungan protein yang terdapat

pada gum arab akan menyebabkan matriks ikatan yang lebih kuat terhadap air dan

akan mempengaruhi kadar air produk akhir (Yanuwar, dkk., 2007).

Gum arab dapat meningkatkan stabilitas seiring dengan meningkatnya

konsentrasi gum arab. Gum arab memiliki kelarutan yang tinggi akan tetapi

viskositasnya rendah. Gum arab dapat tahan panas apabila digunakan untuk

produk yang menggunakan panas, tetapi sebaiknya panas yang digunakan dapat

dikontrol karena dapat menyebabkan gum arab akan terdegradasi secara perlahan.

(11)

emulsifikasi dan viskositas menurun (Setyawan, 2009). Gum arab stabil dalam

larutan asam. pH alami gum dari Akasia Senegal ini berkisar 3,9-4,9 yang berasal

dari residu asam glukoronik (Imeson, 1999). Emulsifikasi dari gum arab

berhubungan dengan kandungan nitrogennya (protein). Kandungan gizi gum arab

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungann gizi per 100 g gum arab

Kandungan Gizi Jumlah

Gum arab memiliki tiga fraksi utama. Fraksi pertama adalah polisakarida

yang terdiri dari ikatan utama molekul polimer β-1,3-galaktosa dengan cabang

dari arabinosa dan ramnosa, yang diputus oleh asam glukuronat. Fraksi kedua

adalah senyawa kompleks arabino galaktan-protein yang memiliki berat molkul

yang lebih besar (GA-glikoprotein), dimana rantai arabinogalaktan secara kovalen

terikat dengan rantai protein melalui kelompok serin dan hidroksiprolin. Fraksi

ketiga memiliki kandungan protein tertinggi yaitu glikoprotein (Yael, dkk., 2006).

(12)

Gambar 2. Struktur kimia gum arab

Pada pembuatan puding, penggunaan gum arab diharapkan dapat

membentuk emulsi lemak dan mencegah terjadinya kristalisasi gula

(Tranggono, dkk., 1991) karena pada pembuatan puding digunakan gula sebagai

pemanis. Penggunaaan gum arab pada puding dapat membentuk lapisan yang

dapat melapisi partikel flavor, sehingga melindungi dari oksidasi, evaporasi dan

transpirasi air (penguapan air).

Gula

Gula biasanya digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan

dan minuman. Tujuan penambahan gula adalah untuk memperbaiki flavor (rasa

dan bau) bahan makanan sehingga rasa manis yang timbul dapat meningkatkan

kelezatan. Penambahan gula juga dapat memperbaiki tekstur bahan makanan

misalnya kenaikan viskositas, menambah bobot rasa sehingga meningkatkan mutu

sifat kunyah (mouth fullness) bahan makanan. Sukrosa merupakan pemanis yang

paling banyak digunakan karena flavornya dapat memberikan kenikmatan manis

pada manusia sehingga dianggap sebagai pemanis baku

(13)

Gula memiliki peranan penting untuk produk makanan dan minuman.

Hampir seluruh produk makanan dan minuman menggunakan gula. Gula memiliki

fungsi sebagai penambah rasa, perubah warna, dan dapat memperbaiki susunan

dalam jaringan. Gula berperan dalam pengawetan makanan dan penganeka

ragaman produk. Gula mempunyai daya larut yang tinggi, kemampuan

mengurangi kelembaban dan mengikat air, sehingga dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme (Buckle, dkk., 2007).

Gula yang dipasaran merupakan gula pasir yang terdiri sukrosa yang

diperoleh melalui proses penyulingan dan kristalisasi gula (Almatsier, 2004). Gula

tidak hanya berfungsi menghasilkan rasa, tetapi gula dapat bersifat sebagai

penyempurna rasa asam, cita rasa, dan memberikan kekentalan. Karena sifatnya

yang sangat penting untuk produk pangan, gula sering digunakan untuk berbagai

olahan makanan (Subagjo, 2007).

Susu

Susu segar mengandung 2 jenis protein yaitu kasein (80%) dan lakto

globulin (20%). Susu segar memiliki rasa yang manis, rasa manis diperoleh dari

kandungan laktosa. Laktosa terdiri dari dua macam gula sederhana yaitu glukosa

dan galaktosa. Susu juga mengandung vitamin yang larut dalam lemak yaitu

vitamin A, D, E, dan K (Hasim dan Martindah, 2000).

Susu dapat memberikan rasa gurih pada produk makanan. Kandungan

protein dapat mempertahakan adonan agar tetap padat, sedangkan kandungan

lemak yang terdapat pada susu dapat membuat kue menjadi lembut. Penggunaan

susu pada bahan pangan diperlukan perlakuan pasteurisasi atau susu dipanaskan

(14)

Studi Pendahuluan

Hasil analisis pada penelitian Murdinah dan Sinurat (2011) menunjukkan

bahwa perbandingan agar-agar dengan jenis gum berpengaruh nyata terhadap nilai

kekuatan gel yang dihasilkan. Nilai kekuatan gel yang dihasilkan pada agar-agar

dan gum arab dengan rasio1:3 lebih kecil (28 ± 4) dibandingkan dengan rasio 1:1

(119 ± 7) dan rasio 3:1 (249 ± 5). Hal tersebut dapat terlihat bahwa pada rasio 3:1

nilai kekuatan gel cenderung meningkat.

Dari hasil penelitian Sulastri (2008) diperoleh hasil bahwa semakin tinggi

konsentrasi gum arab yang digunakan maka semakin tinggi kadar vitamin C, total

padatan terlarut, kadar serat velva buah nanas semakin besar, sedangkan total

asam cenderung menurun. Kadar vitamin C velva buah nanas tertinggi diperoleh

dari konsentrasi gum arab 2,0% (55,73 mg/100 g bahan). Total asam velva

meningkat pada konsentrasi gum arab 0,4% (0,70%). Kadar serat velva buah

nanas tertinggi diperoleh pada konsentrasi gum arab 2,0% (2,83%). Berdasarkan

uji organoleptik terhadap rasa dan tekstur yang dilakukan bahwa panelis lebih

menyukai velva dengan konsentrasi 1,6% (3,30).

Berdasarkan penelitian Wicaksono dan Zubaidah (2015) menunjukkan

bahwa perlakuan lama perebusan memberikan pengaruh yang nyata terhadap

tingkat kemerahan pada minuman jelli daun sirsak. Hal tersebut dapat terjadi

karena semakin lama waktu perebusan maka dapat menyebabkan senyawa yang

terdapat pada daun sirsak terekstrak sehingga diperoleh perubahan warna pada

minuman jeli drink daun sirsak. Kandungan flavonoid yang terdapat pada daun

sirsak merupakan senyawa dari kelompok fenol yang menghasilkan warna merah,

Gambar

Tabel 1.  Syarat mutu jelly No- 01-3552-1994
Tabel 2. Kandungan gizi buah nanas dalam 100 g
Tabel 4. Standar mutu karagenan
Tabel 5. Kandungann gizi per 100 g gum arab
+2

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL. PENGHASILAN

In this study, students who have intrinsic motivation to experience stimulation tend to learn English because their willingness in order to get pleasant in learning..

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pesawat sederhana yang

Segala puji, hormat dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan karuniaNya yang tak terhingga yang telah diberikan oleh penulis sehingga penulis

Dalam kaitannya dengan penggunaan software grafis dapat dikatakan bahwa penggunaan teknologi tersebut dapat memberi kemudahan untuk menghasilkan tampilan grafis ini

Oleh sebab itu dalam mengembangkan materi sejarah sebagai sumber enrichment dengan menitik beratkan pada peranan Yogyakarta sebagai pusat daya sentripetal integrasi

Ini menunjukkan bahwa semakin bertambah umur ternak maka semakin meningkat ukuran organ-organ yang menyusun tubuh termasuk lemak punggung, Seperti yang ditunjukkan