• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBUATAN FILM KARTUN AIRA SI PERI BUNGA BERBASIS ANIMASI 2D. Naskah Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PEMBUATAN FILM KARTUN AIRA SI PERI BUNGA BERBASIS ANIMASI 2D. Naskah Publikasi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PEMBUATAN FILM KARTUN “AIRA SI PERI BUNGA”

BERBASIS ANIMASI 2D

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Yasinta Kartini

07.12.2614

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

Analysis and Cartoon Film Making "Aira Si Peri Bunga" Based 2D Animation

Analisis dan Pembuatan Film Kartun “Aira Si Peri Bunga” Berbasis Animasi 2D

Yasinta Kartini Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Multimedia is the concept of visualization that combines multiple media to be an attractive interface and is able to provide a level of understanding of the material in the present better. The development of information technology especially in the field of multimedia technology today has grown rapidly, thus making human life so enjoyable. Examples of such technological developments is very easily found, for example the use of multimedia technology in making cartoons. Film animation cartoon is solely as entertainment for children. But today's animated cartoon movie has become a consumer of all ages and all walks of life. Because the genre of the film is devoted to consumption of adolescents or adults. Like the genre of romance, horror, mystery and science fiction.

This animation tells the story of a fairy named Aira, he lived in the city of d above the clouds with her friends, because fairies do not have parents. Not many people know that the beautiful colors of the flower is actually derived from the fairy dust. Every afternoon they descended to earth to sow filings color on petals. The flower fairies live in the soft clouds up there. They sow the pollen matches the color of their wings. And they will be very busy when spring arrives. Because at that time a lot of flowers blooming.

Depictions kharakter cartoon character "Aira si Peri Bunga" is more inclined kefilm Japanese cartoons, or better known as anime. This is because the author liked the way the depiction of big-eyed Japanese anime, which describe their dreams big. The author would like to make a meaningful cartoon as well as Japanese cartoon movies that always contains the spirit of life and lessons of life itself. So that later the cartoon movie "Aira si Peri Bunga" is not merely entertain, but also meaningful to the audience.

(4)

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi dibidang multimedia dewasa ini telah berkembang pesat. Contoh perkembangan teknologi tersebut sangat mudah ditemui, misalnya penggunaan teknologi multimedia dalam pembuatan film. Seperti yang telah kita ketahui, film Indonesia banyak yang berciri genre horror, drama, berbau seks, dan komedi. Dari sekian banyak film yang beredar, sadar atau tidak, kita sangat kekurangan genre animasi yang perhatiannya juga berkembang, namun tidak pernah meraih jumlah penonton yang seheboh film lain. Hal ini pula yang menyebabkan referensi tentang film animasi di indonesia sangat minim. Mungkin banyak pula dari sekian penonton film Indonesia tidak menyadari bahwa Indonesia sebenarnya sanggup membuat film animasi berkualitas.

Anak-anak Indonesia selama ini sudah akrab dengan kartun dari Jepang, seperti 'Doraemon, Naruto atau 'Crayon Sinchan'. Hingga karakter-karakter lucu asal Negeri Paman Sam seperti Donal Bebek, Miki Tikus, Casper atau Tom and Jerry. Dan juga beberapa tahun terakhir lebih mengenal serial animasi 'Upin dan Upin' produksi Malaysia. Meski ceritanya mendidik dan kebudayaan yang diusung tak jauh berbeda dengan nilai-nilai di Indonesia, tetap saja animasi tersebut buatan orang luar.

Mencerna animasi atau karakter buatan negeri lain bisa membuat anak-anak Indonesia kehilangan identitas. Anak-anak akan terbawa kepada emosi atau sifat-sifat dari karakter animasi asing yang sebenarnya belum tentu cocok dengan kepribadian bangsa ini. Hal ini tentu sangat tidak kita inginkan dalam perkembangan film animasi di Indonesia, mengingat masyarakat butuh sebuah penyegaran dalam dunia film yang semakin menurun dalam kualitasnya. Dibalik serbuan film Hollywood, kita masih bisa bangkit dalam film animasi. Oleh karenanya dalam skripsi ini penulis mengambil judul : “Analisis Dan Pembuatan Film Kartun “Aira si Peri Bunga” Berbasis Animasi 2D”.

2. Landasan Teori

2.1. Kebutuhan Sumber Daya Manusia 2.1.1. Produser

Seorang produser berlaku sebagai manager yang mengontrol keseluruhan proyek film dan mengelola budget.

2.1.2. Sutradara

Seorang sutradara bertanggung jawab terhadap keseluruhan aspek kreatif pada film, mengontrol keseluruhan isi dan alur plot film, memberikan pengarahan dan mengatur sinematografi film.

(5)

2.1.3. Scriptwriter / Screenwriter

Scriptwriter bertugas membuat naskah cerita film (screenplay) yang digunakan oleh sutradara untuk membuat visualisasi cerita. Scriptwriter merencanakan dialog dan menggambarkan suasana.

2.1.4. Storyboard Artist

Storyboard Artist bertugas membuat storyboard dari hasil screenplay yang digunakan sebagai panduan visual dari cerita.

2.1.5. Drawing Artist a. Key Animator

Bertugas membuat gambar-gambar kunci (utama) dari sebuah gerakan animasi.

b. In Beetwen

Tugasnya yaitu meneruskan dan memperjelas animasi yang telah dibuat oleh key animator / key Drawing. Seorang in beetweener membutuhkan kecepatan dalam menggambar.

2.1.6. Coloring Artist

Coloring artis bertugas mewarnai gambar-gambar hasil scan dan menempatkannya dalam frame-frame, yang kemudian siap untuk diedit oleh editor.

2.1.7. Background Artist

Background artist bertugas sebagai pembuat background. 2.1.8. Checker dan Scannerman

Checker bertugas sebagai line test, yaitu mengecek garis-garis gambar yang belum stabil atau inconsistent dan memastikan tidak ada frame yang kurang dari sebuah animasi kartun.

2.1.9. Editor

Editor bertugas untuk mengedit animasi menjadi tayangan film yang dikombinasikan dan disinkronkan antara video dan audio.

2.1.10. Sound Editor

Sound Editor bekerja pada saat sebelum produksi maupun pasca produksi. 2.1.11. Talent

Talent dalam film kartun adalah para pengisi suara yang berperan pada masing-masing karakter/tokoh dalam cerita film.

2.1.12. Graphic Tablet

Graphic tablet merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menggambar digital langsung pada komputer. Salah satu bentuk graphic tablet berukuran 4 x 5 (A6) dengan

(6)

2.2. Langkah – Langkah Produksi Film Kartun 2.2.1. Prosedur Standarisasi Produksi

2.2.1.1. Riset dan pengumpulan data 1. Tema cerita dan tujuan cerita

b. Sinopsis dan script

c. Memunculkan karakter sifat-sifat dan ciri-ciri d. Pengulangan dokumentasi

e. Peta lokasi

f. Standart properti dan vegetasi g. Membuat workbook

2.2.1.2. Pra Produksi

a. Membuat standar karakter tokoh b. Membuat standar warna

c. Standar properti d. Storyboard

2.2.1.3. Produksi a. Membuat gambar key b. Menentukan timing

c. Membuat gambar inbetween d. Proses clean up e. Pembuatan Background 2.2.1.4. Post Produksi a. Scanning gambar b. Clean up c. Pewarnaan d. Editing e. Dubbing f. Compositing 2.2.2. Tahap Produksi

Langkah-langkah di atas dapat diperjelas dengan langkah berikut yang lebih terperinci :

(7)

2.2.2.1. Penaskahan a. Memahami naskah

Dalam penulisan naskah sebagai dasar adalah thinking in picture atau berfikir dalam gambar.

b. Tahap-tahap menulis naskah 1. Ide

Ide merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film animasi. Cara memunculkan ide yaitu cukup berkhayal, melakukan penelitian / observasi kemudian meneliti. Dari situ muncul ide kemudian menentukan tema cerita dan tujuan cerita.

2. Synopsis

Setelah ada tema cerita dan tujuan cerita, dibuat ringkasan cerita atau synopsis untuk memudahkan mengingat atau menjaga naskah tidak keluar dari tema dan tujuan cerita.

3. Treatment

Setelah synopsis jadi, harus ada keterangan karakter, sifat-sifat dan ciri, juga keterangan identitas lokasi dan properti yang digunakan.

4. Naskah / script

Membuat script berarti harus ada keterangan secara detail tentang alur cerita, adegan, angle, dialog, indentitas lokasi dan suasana adegan juga musik pengiringnya.

c. Memfungsikan naskah

Naskah adalah persiapan yang paling awal dalam membuat film live ataupun animasi. Naskah adalah panduan utama dalam produksi. Apabila naskah tergolong buruk maka bisa dipastikan film yang akan dibuat juga akan buruk.

2.2.2.2. Drawing

a. Langkah-langkah pra produksi drawing

Ó Desain tokoh-tokoh

Merancang tokoh-tokoh animasi sesuai dengan karakter. yang digambarkan oleh naskah.

Ó Desain standar properti dan vegetasi

(8)

tokoh-tokonya termasuk senjata, pakaian yang dikenakan(wardrobe), kendaraan , desain rumah, dan gambaran benda-benda lain, sedangkan vegetasi adalah menentukan keadaan disekitarnya meliputi Pepohonan , serta tumbuhan lain .

Ó Merancang warna tokoh-tokoh

Rancangan warna pada tokoh-tokoh kartun dan standar propertinya.

Ó Menyusun standar desain karakter

Standar karakter digunakan sebagai patokan oleh animator untuk membuat animasi.

Ó Membuat layout

Layout digunakan untuk menggambarkan hasil jadi dari visual Film tersebut. Dengan adanya bantuan Layout seorang animator dan pembuat background diharapkan realisasi animasinya tidak melenceng jauh dari harapan karena layout ini harus digambar menggunakan warna aslinya.

Ó Membuat storyboard

Storyboard adalah terjemahan berupa gambar cerita(komik) dari naskah yang sudah dibuat.

Bentuk storyboard bisa bermacam-macam yang jelas meliputi gambar visual, keterangan : dialog, sound effect, adegan(bila masih perlu), serta keterangan (dimaksudkan bila membutuhkan special effect), durasi serta kesinambungan..

Dengan memahami naskah yang dibagi-bagi menjadi beberapa scene(subtema cerita/Cut to) dalam durasi yang sudah di bagi perscene storyboard artis menentukan angle/posisi kamera, dan adegan yang selalu dikonfirmasikan pada sutradara.

b. Langkah-langkah produksi drawing

Ó Key Animation

Gambar key adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai patokan oleh animator untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan.

Dari awal gambar animasi sebuah key memiliki navigasi berupa Time Mapping yang ditunjukkan pada garis vertikal dengan pembagian animasi inbetween yang sudah dibagi-bagi

(9)

sesuai dengan Fisikal, estetikal dan durasi dari bola yang jatuh tersebut.

Ó Inbetween

Inbetween adalah animasi yang sudah diselesaikan oleh Inbetween animator dari panduan yang sudah diselesaikan oleh key. Ada 2 macam inbetween yaitu.

a. Unlimited : yaitu animasi yang digambar dan digerakkan secara utuh dalam 1 atau lebih pada suatu karakter.

b. Limited : yaitu animasi yang digambar terbatas gerakan tertentu. Tujuannya untuk mengurangi beban yang tidak perlu.

Berikut macam sistem animasi;

Post Planning Animation

Animasi yang menggunakan gambar yang sama dalam adegan berbeda.

Cycle Animation

Penggunaan celuloid panjang (12 inchi) untuk menggambar gerakan berulang-ulang digunakan untuk panning camera movement.

Limited Cut Animation

Membagi gambar sebuah karakter sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan suatu adegan.

Inker

Proses Cleaning disebut juga Proses Inker, gambar yang telah diselesaikan oleh Inbetweener manggunakan Pensil 2B akan di tracing ulang menggunakan Drawing Pen untuk mendapatkan outline yang lebih tegas.

2.2.2.3. Coloring

Coloring menjadi penting untuk memberi kesan hidup dan artistik. Di samping itu selain background , coloring atau pewarnaan menjadi sebuah aspek yang sangat penting untuk memperindah suasana. Tanpa adanya coloring atau pewarnaan, sebuah animasi akan terasa hambar.

Langkah-langkah produksi coloring :

(10)

Langkah pertama dalam proses vektoring adalah mengimport image yang telah di scan, kemudian dibuat garis-garis vektor menggunakan pen tool. Akan lebih baik apabila gambar pola dikunci, agar tidak goyang pada saat vektoring.

Gambar-gambar vektor sebaiknya dipisahkan dalam beberapa layer terpisah. Sehingga pengaturan depan dan belakang akan lebih mudah.

Ó scalling

Gambar gerakan selanjutnya mengcopy paste dari gambar hasil vektor gambar yang sama. Hanya tinggal diatur perubahan seperti yang diinginkan, sehingga tidak perlu melekukan vektoring gambar berlebihan pada suatu adegan yang sama. Perlu diperhatikan posisi dan ukuran skala gambar agar gambar konstan dan tidak goyang pada proses animasi.

Ó finishing color

Setelah semua image diberi warna , highlight dan shadow, maka langkah selanjutnya adalah menghapus gambar pola tadi. Pemberian hightlight dan shadow akan membuat gambar lebih hidup dan lebih menarik.

2.2.2.4. Time Sheeting

Mengatur keyframe pada animasi agar pergerakannya bisa menjadi sesuai yang diinginkan. Yaitu dengan cara meng-copy frame yang diinginkan kemudian mem-paste-kannya ke blank frame yang dituju. Seperti itu terus menerus sehingga akan menuju pergerakan yang diinginkan.

2.2.2.5. Background

Background dalam kata lain adalah gambar latar belakang serta front ground adalah gambar latar depan.

Ó Latar depan : adalah gambar dimana terletak berada di depan karakter [manusia, hewan, rumah, pohon, gunung] dll.

Ó Karakter : biasanya berupa manusia, hewan, benda dan tumbuhan.

Ó Latar belakang : adalah gambar dimana terletak berada di belakang karakter [manusia, hewan, rumah, pohon, gunung ] dll. Ground dalam pembuatan film kartun ini mempunyai beberapa fungsi diantaranya :

(11)

a. Menentukan arah cahaya pada karakter yang nantinya berguna untuk panduan coloring.

b. Menentukan waktu kejadian adegan : malam atau siang. c. Menentukan tempat kejadian adegan : interior atau exterior. d. Usahakan anda memahami berbagai bentuk karakter

dilingkungan anda baik itu berupa bangunan, maupun tumbuh-tumbuhan, yang nantinya akan anda kembangkan dalam pembuatan background dan foreground.

2.2.2.6. Editing a. Penyusunan animasi sederhana

Setelah proses coloring karakter selesai, mulai menyusun pewaktuan animasi yang telah ditentukan dalam storyboard.

b. Penyusunan animasi lypsinc

Dalam pembuatan animasi maupun kartun, gerakan bibir biasanya digunakan untuk membuat animasi tersebut kelihatan seolah-olah hidup. Ada 2 (dua) teknik untuk Editing lypsinc yaitu menggukan teknik dubber basah maupun dubber kering. Teknik dubber basah yaitu penyusunan animasi dimana file suara sudah ada, sehingga tinggal menyesuaikan gerakan bibir dengan suara yang sudah ada. Teknik dubber kering yaitu penyusunan animasi yang mana belum ada file suara sehingga editor harus menentukan berapa lama animasi bibir tersebut diperlukan.

2.2.2.7. Sound Editing

Pengetahuan dasar dalam mekanisme kerja sebagai pelaku sound Editing.

a. Pengetahuan dasar tentang proses sistem kerja sound Editing terhadap film dapat dilakukan dengan dua proses :

Ó Melakukan take voice / dubbing / merekam suara menurut karakter sesuai dengan para lakon pada film kartun.

Ó Meletakkan hasil dubber pada film kartun sesuai karakternya masing-masing.

Ó Memberikan sound effect pada film kartun untuk membuat

Ó Kesan film terlihat lebih nyata terutama pada sistem gerak dan situasi.

(12)

untuk memberikan nuansa film.

b. Pengetahuan dasar dalam memahami setiap karakter pelaku film. c. Pengetahuan dasar dalam berimprovisasi mengedit sound. d. Pengetahuan dasar dalam membuat ilustrasi musik.

e. Pengetahuan dasar tentang sinkronisasi edit sound terhadap cerita film dibawah pengarahan pelaku sutradara film.

f. Pengetahuan dasar dalam menggunakan alat sound Editing.

3. Analisis

Animasi kartun di negeri kita ini seakan-akan telah mati atau tidak berkembang, bagaimana caranya kita bisa menghidupkan animasi kartun di Indonesia ini adalah dari generasi-generasi muda sekarang ini untuk selalu menggali potensinya dalam mengembangkan teknik-teknik membuat animasi kartun yang menarik baik dari segi gambar, suara, animasi, serta ceritanya. Kurangnya wadah bagi mereka para animator-animator dalam negeri adalah pokok dari masalah kurang berkembangnya animasi kartun di Indonesia.

Faktor-faktor penyebab minimnya antara lain adalah :

1. Kurangnya penghargaan masyarakat terhadap kreasi anak bangsa. 2. Keterbatasan pola pikir para animator.

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan animasi indonesia.

4. Tidak adanya sponsor/Dukungan bagi mereka yang ingin berkarya.Padahal hal ini merupakan salah satu potensi bangsa untuk maju.

5. Banyaknya Animator yang lebih memilih untuk kerja di luar negri mengakibatkan, jumlah Animator yang bagus berkurang..

3.1. Pra Produksi

Tahap ini film belum di buat, tetapi menyiapkan apa saja yang dibutuhkan yang sudah di rencanakan dalam pembuatan film ini, mulai dari ide, tema, logline, sinopsis, dari sinopsis dibuat diagram scene, skenario/script, hingga ke tahap storyboard. Dalam tahap ini akan diuraikan satu per satu tahapan dari praproduksi.

3.1.1. Merancang Konsep

Konsep dalam pembuatan sebuah film kartun harus matang, baik dari segi charakter, cerita, setting tempat, serta konflik harus ditetapkan sejak awal. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan cerita saat mulai memproduksi. Kurang

(13)

matangnya sebuah konsep dapat mempengaruhi proses pembuatan dan hasil yang didapatkan. Sebuah film kartun dapat terlihat menarik untuk dinikmati dapat dilihat dari beberapa faktor. Meliputi faktor cerita yang disajikan, faktor kehalusan gerakan maupun komposisi warna, faktor kharakter tokoh, serta faktor konflik beserta pemecahan masalahnya.

Ide cerita merupakan awal dari pembuatan sebuah film kartun. Ide dapat diinspirasi oleh berbagai macam hal, misalnya persahabatan, cinta, politik, sosial dan lain sebagainya. Akan lebih baik apabila memuat pelajaran hidup dalam bermasyarakat dan bersosialisasi dengan orang lain. Dalam film animasi Aira Si Peri Bunga mengambil cerita dari dongeng anak-anak. Sebuah peristiwa dapat diceritakan atau digambarkan melalui kalimat-kalimat yang tersusun dan membentuk sebuah gambaran peristiwa tersebut. Namun karena film ini bercerita tentang dongeng atau hanya imajinasi, maka di butuhkan imajinasi yang tinggi.

3.1.2. Ide

Ide cerita dapat di diambil dari berbagai hal, mulai dari pengalaman pribadi, mengembangkan cerita yang telah ada, sampai cerita rakyat atau legenda. Dalam pengambilan ide cerita pada film kartun “Aira si Peri Bunga” ini, penulis diinspirasi oleh dongeng tentang peri.

3.1.3. Tema

Setelah semua ide terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada sebuah cerita. Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata. Disini penulis mengambil tema pokok “Persahabatan” pada film animasi “Aira si Peri Bunga” ini.

3.1.4. Logline

Sebelum menyusun cerita, diperlukan inti cerita yang biasa disebut logline. Logline adalah plot yang dituangkan dalam sedikit mungkin kata-kata yang digunakan dalam menyusun cerita. Cara mudah menulis logline adalah seringnya cerita dimulai dengan dua kata ”Bagaimana Jika?” dan untuk membangun cerita ditambahkan dua kata lagi yaitu ”Dan Kemudian”.

Adapun logline dari film “Aira si Peri Bunga” yaitu “Bagaimana jika Aira di minta oleh ratu peri untuk menjaga bunga mawar biru ajaib dan kemudian bunga itu di sembunyikan Peri Rosetta, sehingga Aira dan yang lainya harus mencari keberadaan bunga ajaib tersebut”.

3.1.5. Sinopsis

(14)

Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Adapun 7 pertanyaan yang penulis isikan dalam pembuatan film kartun “Aira si Peri Bunga”, yaitu sebagai berikut :

1. Siapakah tokoh utama? Scene Jawab : Tokoh utamanya adalah Aira.

2. Apa yang diinginkan atau didambakan tokoh utama ? Jawab : Menemukan bunga mawar biru ajaib yang hilang.

3. Siapa/apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan apa yang diinginkannya? (siapa atau apa yang terlihat antagonis).

Jawab : Roseta.

4. Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik?

Jawab : Dengan keberanian dan semangat yang gigih, peri aira dan yang lainya berhasil menemukan peri roseta dan mengambil kembali bunga mawar biru.

5. Apa yang ingin anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini? Jawab : Persahabatan dan semangat yang tinggi dapat menaklukan segalanya.

6. Bagaimana anda mengisahkan cerita anda?

Jawab : Dengan sudut pandang orang ketiga,tanpa flashback, menggunakan narasi, adegan dan pola,musik untuk menekan tema.

7. Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini?

Jawab : Aira belajar untuk lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas, Rosetta menyadari kesalahanya dan belajar untuk tidak bersifat iri, Jasmine dan Cherry belajar dari kesalahan yang di buat Rosetta.

Cerita “Aira si Peri Bunga”

Aira adalah salah satu peri bunga, yang hidup di negri d atas awan, dia tinggal di sebuah pohon maple besar bersama teman – temanya. Pada suatu hari, Ratu memanggil Aira untuk datang ke kamar Ratu. Ratu bermaksud meminta Aira untuk menjaga bunga Ajaib. Karena perayaan pesta musim semi kurang 3hari lagi, sedangkan ratu pasti akan sibuk mempersiapkan acara tersebut.

Kemudian setelah di jelaskan oleh Ratu, Aira segera pulang dan menyimpan baik-baik bunga itu di kamarnya, namun karena senang dan bangga telah di percaya Ratu, dia bermaksud memamerkan hal tersebut pada teman – temanya di Taman Utama. Namun

(15)

saat sampai di tempat taman utama, Aira bertemu Roseta (peri Taman), Jasmine (peri air), cherry (peri buah), namun sebelum sempat dia memberi tau teman – temanya tentang Buanga Ajaib, teman – temanya malah mengajaknya bermain.

Aira pun lupa dengan tujuannya datang kepada teman – temannya. Saat sedang bermain petak umpet, Rosetta bersembunyi d kamar Aira, saat itu Rosetta kaget mengetahui ada Bunga Ajaib di kamar Aira, saat itu juga Rosetta merasa iri, kenapa bukan dia yang menjaga Bunga Ajaib, dan kemudian terbesit rencana jahatnya, yaitu menyembunyikan bunga Ajaib agar Aira yang di salahkan.

Kemudian setelah berjam-jam Aira, Jasmine dan Cherry bermain, mereka kelelahan dan baru menyadari kalau Rosetta menghilang, Aira memutuskan untuk pulang karena mengira Rosetta sudah pulang duluan. Namun saat sesampainya di kamar, ia kaget karena Bunga Ajaib hilang, kemudian Aira langsung mendatangi Jasmine dan Cherry untuk meminta tolong dan juga menceritakan semua hal yang terjadi.

Saat yang sama, Rosetta sudah sampai di hutan semak belukar untuk menyembunyikan Bunga Ajaib itu, namun ia kelelahan karena sudah terbang jauh, dia mencari tempat yang nyaman untuk tidur. Pagi harinya, Aira dan teman-teman berangkat untuk mencari Bunga Ajaib. Cherry mencurigai Rosettaa, maka di ikuti jejak Rosetta. Ternyata jejak itu mengarah pada hutan semak belukar, walaupun takut, Aira dan teman – teman tetap nekat berangkat. Setelah seharian menelusuri jalan-jalan dan bukit-bukit, mereka sampai pada hutan semak belukar, Aira merasakan keberadaan Bunga Ajaib tidak jauh, kemudian setelah di ikuti Aroma wangi yang d pancarkan Bunga Ajaib, mereka menemukan pohon yang paling besar di hutan itu, dan ternyata, Rosetta sedang tertidur bersama bunga Ajaib di antara celah-celah akar pohon tersebut.

Kemudian Aira mengambil bunga itu dari tangan Rosetta, dan berniat meninggalkannya di hutan, namun ia tidak tega, segera mungkin Aira membangunkan Rosetta, sementara Jasmine dan Cherry naik ke atas untuk melihat jalan . Rosetta bangun dan meminta maaf kepada Aira dan juga berterima kasih karena sebenarnya dia tidak tau jalan pulang. Setelah itu, mereka berempat pulang bersama-sama , saat sudah sampai di rumah pohon maple, mereka bersiap – siap merayakan pesta musim semi.

. TAMAT. 3.1.6. Diagram Scene

Seperti standar film Hollywood, sebuah cerita didasarkan pada diagram scene yang secara umum terdiri dari 3 (tiga) babak, yaitu awal (25%), Tengah (50%) dan Akhir cerita (25%).

(16)

Secara umum, setiap babak memiliki kandungan isi cerita sesuai fungsinya, yaitu pada babak awal atau action 1 yang menceritakan :

Ó Pengenalan tokoh

Ó Setting

Ó Pengenalan Masalah

Ó Resiko-resiko yang mulai ditetapkan

Ó Pada area titik balik 1 diungkapkan tentang perubahan protagonis atau penemuan masalah baru.

Ó Pemutarbalikan keadaan atau pemunculan antagonis

Ó Merupakan 25% dari cerita keseluruhan. Babak 2

Babak 2 memiliki kandungan isi yaitu :

Ó Konfrontasi

Ó Babak penuh petualangan

Ó Merupakan babak terpanjang dalam cerita film, 50% dari cerita .

Ó Area awal di babak 2 ini diisi dengan mempertajam konflik, misalnya menyangkut hal hubungan protagonis dengan lingkungan/kenyataan, eksistensi antagonis dan tokoh antagonis yang semakin lama semakin menguasai keadaan.

Babak 3

Babak ini merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Babak inilah yang merupakan klimaks yang meluncur dengan cepat, kemudian diakhiri dengan ending yang mengagumkan menuju ketenangan (cooling down). Babak ini merupakan 25% dari keseluruhan cerita.

3.1.7. Character Development

Sebuah cerita akan dipandu dan dimainkan oleh karakter/tokoh. Bentuk tidaklah menjadi masalah, yang paling penting karakter yang dibuat harus baku karena tanpa karakter seorang animator tidak akan bisa menceritakan sebuah kisah/cerita.

Aira cenderung bersikap baik, sedangkan yang cenderung bersifat jahat adalah Rosetta. Yang lain juga bersifat baik, karena ini film anak sehingga jahat dan baik dibedakan tipis, agar tidak menimbulkan efek buruk bagi siapa saja yang menonton.

Adapun tokoh utama dalam film animasi “Aira si Peri Bunga”adalah Aira,sedangkan Rosetta, Jasmine, Cherry dan Ratu adalah peran pembantu yang meramaikan cerita. Setiap karakter ada ciri khas masing-masing, Dengan adanya ciri fisik yang melekat pada masing masing character maka bisa lebih memudahkan untuk

(17)

membedakannya dengan character yang lain. Adapun hal lain yang harus dirancang sejak awal adalah biodata dari character itu sendiri, dengan tujuan untuk memudahkan dalam menyusun sesuatu hal yang berkaitan dengan character itu sendiri. yang berisi semua hal yang berkaitan dengan character itu sendiri, contohnya nama, tempat tanggal lahir, umur, moto hidup, profil singkat, dan masih banyak informasi lain yang dibutuhkan sebagai penguat character dalam sebuah cerita.

3.1. Membuat Storyboard

Script merupakan kata-katanya (cerita) dan Storyboard merupakan rancangan visualnya. Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami. Storyboard akan memperlihatkan setiap adegan atau scene dalam beberapa angel kamera kepada semua orang (pekerja film). Pembuatan gambar pada storyboard yang tidak terlalu bagus tidak menjadi masalah, yang paling penting adalah memperlihatkan action atau adegan dalam setiap pengambilan gambar.

3.2. Skenario/Script

Pada skenario, sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan kamera, hingga FX (suasana riuh, angin, petir, dan lain-lain). Berikut adalah contoh skenario beberapa scene pada Film Kartun 2D “Aira si Peri Bunga”.

4. Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan film animasi kartun Aira si Peri Bunga ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

Pembuatan film kartun 2D ini terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap pra produksi yaitu menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan film ini sesuai rencana. Tahap kedua adalah tahap produksi, pada tahap inilah pembuatan film kartun 2D yang sebenarnya berlangsung. Tahap yang terakhir adalah tahap pra produksi, semua file 2D dan file audio di satukan sesuai storyboard.

Penulis menggunakan metode Limited cut animation, sehingga proses produksi sebuah animasi kartun akan menjadi lebih efektif dan lebih cepat pengerjaannya. Hal ini dikarenakan telah dibuat bagian-bagian karakternya terlebih dahulu misalnya pada bagian mulut. Jadi untuk adegan percakapan sudah memiliki bagian yang akan ditampilkan. Tidak perlu menggambar bagian baru lagi. Sedangkan dengan metode unlimited animation menggerakkan sebagian besar bagian dari gambar sehingga akan memakan waktu yang lama dalam proses produksinya.

Pembuatan film kartun 2D menggunakan Adobe Flash CS 3 Professional ini cukup efektif karena program aplikasi ini memiliki daya render yang baik, cepat, dan kualitas

(18)

grafis yang dihasilkan cukup bagus, sehingga mampu menghasilkan film animasi dengan kualitas grafis yang baik.

Semakin banyak gambar yang dihasilkan maka gerakan yang dihasilkan dalam menganimasikan film kartun akan semakin menarik. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas daripada film animasi adalah keahlian, kesabaran dan keahlian animator itu sendiri.

Daftar Pustaka

Suyanto, M. dan Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset.

MSV Animation, 2006. Modul Perancangan Film Kartun. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Yogyakarta.

MADCOMS, Panduan Lengkap Adobe Flash CS3 Professional, Andi Offset, Yogyakarta, 2008.

MADCOMS, Editing Video dengan Adobe Premiere Pro CS3, Andi Offset, Yogyakarta, 2008.

MADCOMS, Panduan Lengkap Adobe Photoshop CS3 Professional, Andi Offset, Yogyakarta, 2008.

Purwacandra, Pandan P, Home Recording dengan Adobe Audition 1.5, Andi Offset, Yogyakarta, 2007.

Hendratman, Hendri, The Magic of After Effects, Informatika, Bandung, 2009.

MADCOMS, Mahir dalam 7 Hari Adobe Illustrator CS3 Professional, Andi Offset, Yogyakarta, 2008.

EL’S Computer. Harga Hardware. 03 Desember 2010.

http://www.amazon.com, diakses pada tanggal 25 Januari 2011

http://okihelfiska.wordpress.com/2008/09/08/tipe-tipe-shot-pada-kamera, diakses pada tanggal 05 Januari 2011

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan Bagaimana cara membuat Video Klip Lestover Band menggunakan teknik animasi kartun 2 dimensi. Untuk menghasilkan Video

Masih kurang tepatnya efek suara yang digunakan dalam pembuatan film kartun Perjalanan Menuju Pohon, menyebabkan kurangnya penekanan situasi atau suasana dalam

Dalam skripsi ini penulis akan membahas bagaimana proses implementasi teknik 3D layer scrolling dalam pembuatan film animasi 2 dimensi menggunakan after effect,

Bayangan (shadow) dalam sebuah animasi film kartun merupakan hal yang penting untuk menonjolkan kedalaman bentuk (dimensi) dari gambar sebuah benda sehingga membuat

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat film pendek dengan judul “Pembuatan Film Pendek Animasi 2D NACUBON” yang diharapkan mampu memberikan gambaran dan

Pada langkah menggambar background ini, kembali menggunakan Adobe Photoshop CS5 yang nantinya akan digabungkan dengan animasi yang telah dibuat di Adobe Flash

Film animasi ini memberitahukan gambaran umum mengenai pentingnya air untuk kehidupan kepada masyarakat melalui film kartun ini, maka diharapkan masyarakat akan lebih hemat

Ide cerita pada film kartun “Jangan Malas Mencuci Tangan” ini, penulis terinspirasi pada kehidupan sehari-hari khususnya yang dilakukan anak-anak, dimana mereka