1
LAPORAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
ANGAKATAN I
OPTIMALISASI TUGAS DAN FUNGSI SEKSI BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM MELALUI PENGUKURAN ARAH KIBLAT PADA MASYARAKAT KOTA PALU
PESERTA
MUHAMMAD ISNAENI
MENTOR DRS. H. MA’SUM, MM
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
2 LAPORAN AKSI PERUBAHAN
OPTIMALISASI TUGAS DAN FUNGSI SEKSI BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM MELALUI PENGUKURAN ARAH KIBLAT PADA MASYARAKAT KOTA PALU
OLEH: MUHAMMAD ISNAENI
A. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
1. MEMBANGUN INTEGRITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA PADA BIMAS ISLAM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA PALU
Setelah pasca bencana tsunami dan likuifaksi di Kota Palu ada beberapa fenomena yang terjadi seperti: bergeser dan terbelahnya tanah, hal ini berpengaruh pada batas baik itu rumah ataupun gedung termasuk rumah ibadah (masjid dan mushola). Berkaitan dengan masjid atau mushola karena ada beberapa tanah yang bergeser hal ini tentunya berdampak pada arah kiblat dari masjid ataupun mushola tersebut, begitu juga dengan rumah atau bangunan permanen. Hal ini menjadi tanggung jawab Kantor Kementerian Agama Kota Palu karena berkaitan dengan pelayanan masyarakat Islam Kota Palu yaitu pengukuran kembali arah kiblat.
Mencermati pentingnya pengukuran arah kiblat di beberapa masjid dan mushola di Kota Palu maka perlu melibatkan semua unsur yang dianggap penting termasuk pemerintah daerah dan tentunya tenaga ahli di bidang pengukuran arah kiblat. Hal ini sangat urgen mengingat arah kiblat merupakan salah satu syarat ketika umat Islam melaksanakan Sholat dimanapun berada. Untuk itu seksi bimbingan masyarakat Islam di Kantor Kementerian Agama Kota Palu menjadi penggerak untuk melakukan pengukuran terhadap arah kiblat tersebut.
a. Integritas
Integritas dalam nilai-nilai kementerian Agama RI adalah berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Integritas
3 diawali dengan berpikir bukan berkata. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan dan prinsip. Orang yang berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu dapat mengakibatkan penyesalan dikemudian hari, menyakiti perasaan orang lain, dan bahkan dapat menimbulkan kebencian..
1) Bersikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.
Sebuah organisasi akan mudah mencari pegawai yang memiliki pendidikan tinggi, berpengalaman, dan lulusan perguruan tinggi terkenal. Tetapi untuk mendapatkan pegawai yang jujur, tulus, dan dapat dipercaya tidaklah mudah. Pegawai seperti ini masih langka, maka sudah menjadi kewajiban pimpinan untuk menemukan mutiara-mutiara yang terpendam diseluruh nusantara ini untuk menjadi agent of change menuju kesuksesan. Pegawai yang jujur dan tulus dalam melaksanakan pekerjaan akan melibatkan hati nuraninya. Sikap jujur dan tulus adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan kedamaian hati. Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi/harta, tapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai, tentram, dan tidurpun nyenyak. Apa artinya sebuah harta melimpah kalau diperoleh dari ketidakjujuran, tentu membuat anda merasa bersalah, hati gelisah, dan tidurpun tidak nyenyak. Kejujuran dan ketulusan merupakan pilar utama mencegah korupsi, kolusi, dan perbuatan tercela. Sebaliknya ketidakjujuran akan menumbuhkan korupsi dan persaingan yang tidak sehat. Kejujuran dan ketulusan dalam bekerja dapat memberikan sebuah kepercayaan dilingkungan kerja. Bersikap jujur dan tulus tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan seorang pegawai, justru sebaliknya makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai oleh orang-orang disekitarnya.
4 2) Bertindak transparan dan konsisten
Bertindak transparan merupakan hasil sebuah kepercayaan. Pimpinan tidak akan mempromosikan atau memberikan pekerjaan yang berisiko kepada pegawai yang tidak dipercayainya. Pegawai pun juga tidak akan mengikuti kata-kata pimpinan yang tidak bisa dipercayainya. Terkait dengan pelayanan kepada masyarakat, pegawai harus transparan terkait peraturan, biaya, dan Standard Operting Procedure (SOP). Jangan sekali-kali menerima atau memungut sesuatu di luar ketentuan terkait dengan pelayanan karena dapat menghilangkan kepercayaan. Membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama tetapi untuk merusaknya cukup memerlukan waktu singkat. Konsisten dapat diartikan taat patuh terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip-prinsip moral yang diyakini kebenarannya. Konsisten dapat pula diartikan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan perbuatan. Konsisten akan melahirkan sebuah ketegasan. Pegawai yang konsisten ketika berada di wilayah abu abu akan bersikap tegas mencari dan memilih kebenaran. Konsisten adalah anda, karena hidup andalah yang menentukan keselarasan antara nilai dan tindakan anda.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Akuntabilitas merupakan istilah yang sangat erat hubungannya dengan ilmu akuntansi dan manajemen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian akuntabilitas adalah pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah prinsip yang selalu diterapkan oleh Tim aksi perubahan pada Bimas Islam Kementerian Agama Kota Palu
Prinsip-prinsip akuntabilitas dalam menyelesaikan aksi perubahan ini, yaitu:
5 1. Adanya komitmen yang kuat dari unsur pimpinan untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada reformer, sehingga walaupun dalam situasi covid-19 aksi perubahan ini terus dioptimalkan
2. Adanya perencanaan yang baik mulai dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, sehingga para tim aski perubahan bekerja dengan optimal
3. Tim kerja yang kolektif (bekerja sama) untuk menyelesaikan seluruh kegiatan-kegiatan yang direncanakan, dan selalu melakukan komunikasi baik dengan mentor, maupun sesama tim kerja aksi perubahan.
Tugas dan fungsi Kementerian Agama Kota Palu, yaitu: Tugas:
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan agama dan keagamaan;
2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama;
3. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agama;
4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;
6
5. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Agama di daerah;
6. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah;
7. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang agama dan keagamaan;
8. pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan
9. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama.
Struktur tim aksi perubahan, yaitu:
2. PENGELOLAAN BUDAYA KERJA
Budaya kerja merupakan suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya kerja merupakan suatu konsep yang didasari oleh kebiasaan atau keseluruhan
MENTOR
Kepala Kementerian Agama Kota Palu
PROJECT LEADER Muhammad Isnaeni
Ahli anggota anggota anggota
COACH
7 pola perilaku setiap individu atau kelompok yang dibudayakan dan dikembangkan dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mempertahankan efisiensi dalam bekerja.
Budaya Kerja Kementerian agama yaitu: 1) integritas yaitu Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan Dan Perbuatan Yang Baik Dan Benar; 2) Profesionalitas : Bekerja Secara Disiplin, Kompeten Dan Tepat Waktu Dengan Hasil Terbaik; 3) Inovasi : Menyempurnakan Yang Sudah Ada Dan Mengkreasi Hal Baru Yang Lebih Baik; 4) Tanggung Jawab : Bekerja Secara Tuntas Dan Konsekuen; 5) Keteladanan : Menjadi Contoh Yang Baik Bagi Orang Lain.
3. MEMBANGUN JEJARING KERJA DAN KOLABORASI
Membangun jejaring kerja dan kolaboraasi dalam Optimalisasi Tugas dan Fungsi Seksi Bimbingan Masyarakat Islam melalui Pengukuran Arah Kiblat pada Masyarakat Kota Palu, sebagaiman terlihat dalam pemetaan stakeholder,yaitu:
Analisis Net Map Stakeholder, yaitu:
1. Promoters (Pengaruh Tinggi / Kepentingan Tinggi) a. Benar-benar bisa membuat Upaya berjalan
b. Jika positif, maka perlu diperkuat dan dilibatkan dalam pekerjaan yang akan dinikmatinya
c. Jika gagasannya tidak jalan, yakinkan bahwa mereka tahu mengapa, dan mengapa alternatifnya lebih baik
2. Latents (Pengaruh Tinggi / Kepentingan Rendah)
a. Bisa sangat membantu jika dapat diyakinkan akan pentingnya Upaya bagi kepentingan mereka sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar
b. Perlu didekati dan diberi informasi, setiap kali perlu dilakukan kontak dengan mereka
8 c. Tunjukkan bagaimana Upaya memiliki efek positif terhadap isu
maupun populasi yang menjadi perhatiannya 3. Defenders (Pengaruh Rendah / Kepentingan Tinggi)
a. Bisa sangat membantu jika mereka tetap mendapat informasi dan kita tidak perlu khawatir tentang keterlibatannya di masa datang b. Mereka sering memberikan waktu dan keterampilannya saat
Upaya perlu bertahan hidup
4. Apathetics (Pengaruh Rendah / Kepentingan Rendah) a. Tidak peduli terhadap Upaya
b. Menjadi Stakeholders karena kebetulan menjadi anggota suatu kelompok atau karena posisinya di komunitas
c. Sebaiknya tidak mengganggu mereka, walaupun bisa diberi informasi melalui newsletter
Berdasarkan kriteria di atas maka Net Map Stakeholder berkaitan dengan aksi perubahan, yaitu:
LATENS: 1. Tata Usaha
Kankemenag Kota Palu
2. Staf Seksi Bimbingan Masyarkat Islam
PROMOTERS: 1. Kepala Kantor
Kemenag Kota Palu 2. Kepala Seksi
Bimbingan Masyarkat Islam
APATHETICS: DEFENDERS:
1. Jamaah Masjid dan mushollah
2. Pemilik hotel dan penginapan Rendah Tinggi R en d ah T in g g i KEPENTINGAN P E N G A R U H
9 Gambar Net Map Stakeholder berkaitan aksi perubahan yang berkaitan dengan Optimalisasi Tugas dan Fungsi Seksi Bimbingan Masyarakat Islam melalui Pengukuran Arah Kiblat pada Masyarakat Kota Palu, yaitu:
1. Utama: Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palu dan Bimas Islam di Kota Palu
2. Primer: Staf Bimas Islam dan Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Palu
B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
1. CAPAIAN DALAM PERBAIKAN KINERJA BIMAS ISLAM PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PALU
Berdasarkan hasil capaian aksi perubahan yang berujudul Optimalisasi Tugas dan Fungsi Seksi Bimbingan Masyarakat Islam melalui Pengukuran Arah Kiblat pada Masyarakat Kota Palu, sebagaimana uraian berikut ini:
No. Milestones/Tahapan Target
Waktu Capaian
Output
1.
Membentuk Tim Pengukur arah Kiblat
8 hari
100% SK Tim Aksi Perubahan
2.
Mempersiapkan peralatan pengukuran
arah kiblat 8 hari 100%
Dokumentasi Peralatan Pengukuran Arah Kiblat 3. Melakukan sosialisasi pengukuran arah kiblat 10 Hari 80% Dokumentasi Sosialisasi 4. Memetakan Titik lokasi masjid atau mushola 10 Hari 80% Dokumentasi Kegiatan 5. Melakukan pengukuran arah kiblat 10 Hari 70% Dokumentasi Kegiatan
6. Pembuatan laporan 11 Hari 100% Laporan 7. Seminar Laporan 3 Hari 100% Seminar Laporan Dokumentasi
10 2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN
Solusi pemecahan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan perubahan kinerja pelayanan secara inovatif sesuai dengan kriteria inovasi :
a. Memberikan nilai tambah bagi Kantor Kementerian Agama Kota Palu berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan Bimas Islam b. Memiliki unsur kebaharuan yaitu melakukan sosialisasi dan
pengukuran arah kiblat di beberapa musholah, masjid, penginapan dan hotel
c. Sosialisasi dan pengukuran arah kiblat dapat ditindaklanjuti oleh organisasi khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat Islam
d. Nilai-nilai pada Kantor Kementerian Agama Kota Palu yaitu peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat Islam Kota Palu.
C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Keberlanjutan aksi perubahan berkaitan dengan Optimalisasi Tugas dan Fungsi Seksi Bimbingan Masyarakat Islam melalui Pengukuran Arah Kiblat pada Masyarakat Kota Palu, yaitu:
11 1. Jangka Menengah
No. Milestones/Tahapan Target
Waktu Capaian
Bukti Fisik
1.
Melakukan pengukuran di seluruh masjid dan
mushola
6 Bulan 100%
Dokumentasi dan Data Pengukuran
2. Jangka Panjang
No. Milestones/Tahapan Target
Waktu Capaian
1.
Melakukan sosialisasi pengukuran arah kiblat di hotel dan penginapan
3 Bulan 100% Dokumentasi dan Data Sosialisasi Pengukuran 2. Melakukan pengukuran arah kiblat di hotel dan penginapan
3 Bulan
100% Dokumentasi dan Data Pengukuran
D. KESIMPULAN
1. Lokus aksi perubahan yaitu pengukuran arah kiblat beberapa masjid dan mushola pada masyarakat Islam di Kota Palu
2. Inovasinya yaitu sosialisasi dan pengukuran arah kiblat di masjid dan musholah
3. Dapat memenuhi rencana jangka pendek yaitu melaksanakan sosialisasi dan pengukuran arah kibat di beberapa masjid dan Musholah pada masyarakat Kota Palu.
Manado, Oktober 2020
Mentor Reformer