1
LAPORAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
ANGAKATAN I
OPTIMALISASI PENGAWASAN TERHADAP TUGAS
PENYULUH AGAMA KRISTEN DI KABUPATEN
KEPULAUAN SANGIHE
PESERTA
CHRESTIAN M.M.J.V. RUMENGAN. SH
MENTOR
DRS. TAVIP S. PAKAYA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWASAMGKATAN I
JUDUL:
OPTIMALISASI PENGAWASAN TERHADAP TUGAS PENYULUH AGAMA KRISTEN DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Oleh :
Chrestian M.M.J.V. Rumengan. SH
Telah diajukan pada tanggal 05 Bulan Oktober Tahun 2020 Di Balai Diklat Keagamaan Manado Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama Republik Indonesia
Mengetahui,
Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado
Hi. Khaeroni, S.Sos, M.Si
NIP. 197004011993031005
Pembimbing-1 Pembimbing-2 Mentor
3 LAPORAN AKSI PERUBAHAN
OPTIMALISASI PENGAWASAN TERHADAP TUGAS PENYULUH AGAMA KRISTEN DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
OLEH: CHRESTIAN M.M.J.V. RUMENGAN. SH
A. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
1. MEMBANGUN INTEGRITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA PADA BIMAS KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
a. Integritas
Integritas (Integrity) diartikan sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Kamus Oxford bahkan menghubungkan pengertian tersebut dengan kepribadian seseorang yang jujur dan utuh, sehingga banyak yang menyamakan integritas dengan keunggulan moral, etika, bahkan dengan sebuah jati diri.
Wikipedia mempertegas pengertian integritas sebagai sebuah konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip, bukannya hypocrisy (hipokrit/munafik). Nilai dan prinsip yang dimaksud bermuara pada kebenaran yang hakiki. Sehingga ajaran agama, nilai moral, etika, adat istiadat, kejujuran, tanggungjawab, konsisten, setia pada komitment, dapat dipercaya, adil, dll. merupakan kata kunci untuk mewujudkannya.
Maka implementasi integritas bagi aparatur nagara/pegawai negeri harus diwujudkan dalam cara bertindak yang konsisten sesuai norma agama, hukum/peraturan dan adat istiadat, nilai-nilai etika perilaku dalam menjalankan komitmen, profesi dan kebijakan organisasi/institusi, walau dalam keadaan sulit untuk dilakukan. Dengan kata lain tim aksi perubahan mempunyai integritas yang
4 dibuktikan melalui pernyataan atau janji kepada diri sendiri tentang, yaitu:
1) Komitmen untuk melaksanakan tugas, hal ini terlihat dari kerja sama tim aksi perubahan mulai dari tingkatan pimpinan dalam hal ini kepala Kantor Kementerian Agama, reformer (penanggung jawab kegiatan aksi perubahan) dan staf yang terlibat dalam aksi perubahan.
2) Tanggungjawab; masing-masing anggota tim aksi perubahan mempunyai tugas masing-masing sehingga saling berkolaborasi untuk mencatai tujuan dari aksi perubahan ini.
3) Wewenang sesuai regulasi yang mengaturnya; hal ini terlihat pada batan ruang lingkup pengawasan terhadap tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe
b. Akuntabilitas
Kinerja pegawai sangat berpengaruh bagi kesuksesan sebuah organisasi. Kinerja atau performa pegawai yang berkualitas akan berbanding lurus dengan hasil baik dalam perkembangan kualitas organisasi. Sebaliknya, kinerja yang buruk akan berdampak buruk pula pada organisasi. Hasil performa atau kinerja pada tim aksi perubahan, yaitu:
1) Kualitas pekerjaan, di mana dapat melakukan pengawasan dengan baik terhadap implementasi tugas dari penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe
2) Kuantitas dari pekerjaan, di mana sebahagian besar dapat diawasi oleh pembimas Kristen di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sangihe
3) Waktu kerja; walaupun ada kendala dengan covid-19 namun target-target pekerjaan sudah disesuaikan dengan perencanaan baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
5 4) Kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Untuk mewujudkan aksi perubahan maka tim aksi perubahan melakukan pekerjaan secara kolektif.
Semuanya tergantung pada kuantitas dan waktu yang digunakan pegawai dalam menjalankan tugas. Faktor kinerja pegawai juga bisa dinilai dari waktu kerja, jumlah absen, keterlambatan, dan lamanya masa kerja.
Tugas dan fungsi Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sangihe, yaitu:
Tugas:
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Agama
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan agama dan keagamaan;
2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama;
3. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agama;
4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;
5. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Agama di daerah;
6
7. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan di bidang agama dan keagamaan;
8. pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan
9. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama.
Struktur tim aksi perubahan, yaitu:
2. PENGELOLAAN BUDAYA KERJA
Budaya kerja merupakan suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya kerja merupakan suatu konsep yang didasari oleh kebiasaan atau keseluruhan pola perilaku setiap individu atau kelompok yang dibudayakan dan
MENTOR Drs. Tavip S. Pakaya
PESERTA
Chrestian M.M.J.V. Rumengan
COACH Andi R. Giu, SE.,MM
Staf-1 Staf Administrasi
Staf-2 Staf Administrasi
7 dikembangkan dalam suatu organisasi atau organisasi untuk mempertahankan efisiensi dalam bekerja.
Budaya Kerja Kementerian agama yaitu: 1) integritas yaitu Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan Dan Perbuatan Yang Baik Dan Benar; 2) Profesionalitas : Bekerja Secara Disiplin, Kompeten Dan Tepat Waktu Dengan Hasil Terbaik; 3) Inovasi : Menyempurnakan Yang Sudah Ada Dan Mengkreasi Hal Baru Yang Lebih Baik; 4) Tanggung Jawab : Bekerja Secara Tuntas Dan Konsekuen; 5) Keteladanan : Menjadi Contoh Yang Baik Bagi Orang Lain.
3. MEMBANGUN JEJARING KERJA DAN KOLABORASI
Membangun jejaring kerja dan kolaboraasi dalam optimalisasi pengawasan terhadap tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagaiman terlihat dalam pemetaan stakeholder,yaitu:
Analisis Net Map Stakeholder, yaitu:
1. Promoters (Pengaruh Tinggi / Kepentingan Tinggi) a. Benar-benar bisa membuat Upaya berjalan
b. Jika positif, maka perlu diperkuat dan dilibatkan dalam pekerjaan yang akan dinikmatinya
c. Jika gagasannya tidak jalan, yakinkan bahwa mereka tahu mengapa, dan mengapa alternatifnya lebih baik
2. Latents (Pengaruh Tinggi / Kepentingan Rendah)
a. Bisa sangat membantu jika dapat diyakinkan akan pentingnya Upaya bagi kepentingan mereka sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar
b. Perlu didekati dan diberi informasi, setiap kali perlu dilakukan kontak dengan mereka
c. Tunjukkan bagaimana Upaya memiliki efek positif terhadap isu maupun populasi yang menjadi perhatiannya
8 3. Defenders (Pengaruh Rendah / Kepentingan Tinggi)
a. Bisa sangat membantu jika mereka tetap mendapat informasi dan kita tidak perlu khawatir tentang keterlibatannya di masa datang b. Mereka sering memberikan waktu dan keterampilannya saat
Upaya perlu bertahan hidup
4. Apathetics (Pengaruh Rendah / Kepentingan Rendah) a. Tidak peduli terhadap Upaya
b. Menjadi Stakeholders karena kebetulan menjadi anggota suatu kelompok atau karena posisinya di komunitas
c. Sebaiknya tidak mengganggu mereka, walaupun bisa diberi informasi melalui newsletter
Berdasarkan kriteria di atas maka Net Map Stakeholder berkaitan dengan aksi perubahan, yaitu:
LATENS:
1. Pembimas Kristen 2. Subbag TU Kemenag
Kab. Kep. Sangihe 3. Staf pegawai Kab.
Kep. Sangihe
PROMOTERS:
1. Ka. Kanwil Kemenag Sulut
2. Ka. Kementerian Agama Kab. Kep. Sangihe APATHETICS: 1. Masyarakat Kristen DEFENDERS: Rendah Tinggi R en d ah T in g g i PENGARUH K E P E N T IN G A N
9 Gambar Net Map Stakeholder berkaitan aksi perubahan yang berjudul optimalisasi pengawasan terhadap tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe, maka stakeholdernya, yaitu:
1. Utama: Kepala Kanwil Kemenag Sulut dan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sangihe
2. Primer: Pembimas Kristen; Subbag TU dan Staf pegawai Kemenag Kabupaten Kepulauan Sangihe
B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
1. CAPAIAN DALAM PERBAIKAN KINERJA BIMAS BUDHA PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. KEPULAUAN SANGIHE
Berdasarkan hasil capaian aksi perubahan yang berujudul Optimalisasi pengawasan terhadap tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe, sebagaimana uraian berikut ini:
No. Milestones/Tahapan Target
Waktu Capaian Bukti Fisik 1. Persiapan Pelaksanaan aksi perubahan 10 Hari 100% Dokuumen Foto dan SK Tim Aksi Perubahan 2. Sosialisasi Tugas Penyuluh Agama Kristen 18 Hari 80% Dokumentasi foto dan Bahan Sosialisasi 3. Pengawasan Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama Kristen 20 Hari 80% Dokumentasi Foto pelaksanaan pengawasan 4. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Penyuluh
Agama Kristen 7 Hari 80%
Dokumentasi dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas
penyuluh 5. Pembuatan laporan
aksi perubahan 7 Hari 100%
Laporan aksi perubahan
10 2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN
Solusi pemecahan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan perubahan kinerja pelayanan secara inovatif sesuai dengan kriteria inovasi :
a. Memberikan nilai tambah bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sangihe pada bidang pelayanan keagamaan masyarakat kristen
b. Memiliki unsur kebaharuan dimana biasanya prosedur kerja hanya menunggu, dengan adanya aksi perubahan ini maka akan dilakukan pengawasan secara intensif
c. Intensitas pengawasan dapat diterapkan pada aspek atau bidang lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
d. Intensitas pengawasan dapat dilakukan berkelanjutan tidak hanya pengawasan akan tetapi dilakukan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
e. Nilai-nilai pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu meningkatknya kualitas pengawasan terhadap masyarakat Kristen.
C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Keberlanjutan aksi perubahan berkaitan dengan optimalisasi pendataan melalui system informasi masyarakat dan rumah ibadah “SIMBADA”, yaitu: 1. Jangka Menengah
No. Milestones/Tahapan Target Waktu Capaian 1. Optimalisasi Laporan Penyuluh Agama 3 Bulan Semua laporan penyusuluh sudah sesuai dengan juknis (100%) 2. Jangka Panjang
No. Milestones/Tahapan Target Waktu Capaian 1. Peningkatan Kinerja
Penyuluh Agama Kristen
6 Bulan
Dapat menyusun program dan
laporan penyuluhan bagi
11 masyarakat Kristen (100%)
D. KESIMPULAN
1. Permaslaahannya yaitu belum optimalnya pemahaman tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe
2. Inovasinya yaitu intensitas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas penyuluh agama Kristen pada masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe 3. Pada jangka pendek aksi perubahan yaitu dapat menyusun bahan
sosialisasi dan pengawasan terhadap tugas penyuluh agama Kristen di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Manado, Oktober 2020
Mentor Reformer