• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA K3LH KELAS X

N/A
N/A
Hendar Susanto

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA K3LH KELAS X"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AJAR

KURIKULUM MERDEKA

DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM ELEMEN: K3LH PADA PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM

Fase E Kelas X Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023

Hendar Susanto, S.T NIM: 2200103922832014

Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Kategori 2

LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2022

(2)

I. KOMPONEN UMUM

IDENTITAS Nama Penyusun Hendar Susanto, S.T

Nama Satuan

Pendidikan SMK Negeri 1 Lelea

Tahun Disusun 2022

Jenjang Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Fase / Kelas / Semester

Alokasi Waktu Elemen

Aspek

Materi Pokok

E / X / Ganjil

1 JP (1x Pertemuan @ 60 Menit)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri

Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri Bahaya-bahaya di tempat kerja

Permasalahan (LK 2.1)

Peserta didik memiliki tingkat disiplin yang cukup rendah dalam penggunaan alat keselamatan kerja pada proses pembelajaran praktek siswa di bengkel.

Akar Penyebab Masalah (LK 2.1) Metode Pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan karateristik materi dan peserta didik

Solusi yang Relevan (LK 2.2)

Dengan Metode pembelajaran Berbasis Simulasi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan siswa dalam penerapan K3LH dan melatih siswa untuk berfikir kritis dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dan resiko bahaya ditempat kerja

MODUL AJAR

KURIKULUM MERDEKA

(3)

Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase E Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja.

Profil Pelajar Pancasila

Mandiri:

Modul ajar ini menekan pada kemandirian dalam belajar, sehingga pesertadidik memiliki prakarsa atas pengembangan dirinya yang tercermin dalam kemampuan untuk bertanggung jawab, memiliki rencana strategis, melakukan tindakan dan merefleksikan proses dan hasil pengalamannya.

Bernalar Kritis:

Modul ajar ini mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara objektif, sistematik dan saintifik dengan mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang mendukung,sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru.

Kreatif :

Modul ini mengarahkan peserta didik untuk mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan berdampak bagi lingkungan sekitar. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Sarana Dan Prasarana

Media

: PPT, Video, Zoom, Google form, Whatsap, Youtube

Alat : ATK, Laptop, Infocus

Bahan Belajar : Modul Ajar,Youtube, LKPD Lingkungan Belajar

yang Dimodifikasi : Pembelajaran Langsung dalam kehidupan sehari-hari

Sarana Prasarana

Alternatif : Komputer/ Laptop dan Aplikasi PPT Pembelajaran Daring

Target Peserta Didik

Siswa kelas X pada Program Keahlian Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Metode Pembelajaran Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi, Simulasi

II. KOMPONEN INTI

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menganalisis potensi bahaya dan RISIKO aktivitas pengelasan, pemotongan dan penggerindaan

2. Melakukan pengendalian RISIKO

PEMAHAMAN BERMAKNA

(4)

Peserta didik mampu melaksanakan pekerjaan bidang pengelasan dengan aman PERTANYAAN PEMANTIK

1. Bahaya-bayaha apa yang dapat ditimbulakan pada pekerjaan teknik pengelasan?

2. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang Kesehatankeselamatan kerja dan Lingkungan Hidup yang berhubungan dengan praktek kerja yang aman ?

KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 Pendahuluan

Orientasi, Motivasi dan Apersepsi

 Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa (PPK: Religius)

 Guru dan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama untuk menumbuhkan rasa Nasionalisme (PPK:

Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air)

 Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran peserta didik melalui media Google form

https://forms.gle/XEQdBWenet3vK3518 (Penerapan TPACT)

 Guru persiapan belajar melalui pembelajaran daring dengan menggunakan platform zoom, Googlet Meet, Google Classroom, Whatsap Group (Penerapan TPACT)

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:

1. Bahaya-bayaha apa yang dapat ditimbulakan pada pekerjaan teknik pengelasan?

2. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang Kesehatan keselamatan kerja dan Lingkungan Hidup yang berhubungan dengan praktek kerja yang aman ? (Asesmen Diagnostik)

15 Menit

2 Kegiatan Inti Stimulus

 Guru menampilkan tayangan video tentang K3LH dan Bahaya-bahaya di area kerja pengelasan

https://youtu.be/GQg_-ELVF34 https://youtu.be/wNsnUmeVpdM (Penerapan TPACT)

 Siswa mengamati dan memahami tayangan tentang K3LH dan Bahaya-bahaya di area kerja pengelasan

Pengumpulan Data (Colaborative)

 Guru meminta siswa secara berkelompok untuk mengali informasi yang bersumber dari buku atau internet untuk menganalisis bahaya-bahaya yang timbul di area kerja

35 Menit

(5)

pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan (HOTS)

 Siswa menggali informasi tentang tentang bahaya-bahaya yang timbul di area kerja pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan (Creative)

Pembuktian (Critical Tingking)

 Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkenaan tentang bahaya-bahaya yang timbul di area kerja pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan

 Siswa menjawab dan mendiskusikan pertanyaan yang diberikan guru secara berkelompok. (diferensiasi proses) Menarik Kesimpulan

(Comunicative)

 Siswa menyajikan dalam bentuk hasil diskusi kelompok tentang bahaya-bahaya yang timbul di area kerja pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan (diferensiasi konten)

 Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok mengenai bahaya-bahaya yang timbul di area kerja pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan

 Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru

 Siswa menyimpulkan materi tentang bahaya-bahaya yang timbul di area kerja pengelasan dan jenis APD yang digunakan dalam teknik pengelasan

3 Penutup

 Guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dibahas

 Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes tertulis.

 Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya.

Siswa secara berkelompok dapat membuat video simulasi pertolongan pada kecelakaan kerja dan dikumpulkan dengan Mengunggah di Youtube (diferensiasi produk) (TPACK)

 Siswa melakukan pembersihan peralatan, media dan ruangan.

 Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a sebelum selesai pembelajaran. (PPK: Religius)

10 Menit

ASESMEN

Asesmen Diagnostik

1. Apa pemahaman kalian tentang bahaya-bayaha pada pekerjaan teknik pengelasan?

2. Bahaya-bayaha apa yang dapat ditimbulakan pada pekerjaan teknik pengelasan?

3. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang Kesehatan

(6)

keselamatan kerja dan Lingkungan Hidup yang berhubungan dengan praktek kerja yang aman ?

Asesmen Formatif

1. Jelaskan pengertian dari “ kecelakaan kerja ” !

2. Jelaskan faktor kecelakaan kerja tentang “ kondisi yang tidak aman ” !

3. Uraikan bahaya-bahaya dalam pengelasan busur listrik ! 4. Jelaskan cara mencegah bahaya kejutan listrik selama

pengelasan dengan busur listrik !

5. Jelaskan bahaya sinar busur las dan nyala api gas ! Jawaban

1. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik seseorang bahkan dapat berakibat fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan harta benda. Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energy diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan.

Kecelakaan juga merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha.

2. Kondisi yang tidak aman :

 Lokasi kerja yang kumuh dan kotor

 Alokasi pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh

 beberapa pekerja yang sangat menimbulkan potensi bahaya

 Fasilitas dan sarana kerja yang tidak memenuhi standar, seperti scaffolding yang tidak aman, atau tidak tersedianya exhaust blower pada lokasi pengelasan

 Terjadinya pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja pengelasan, missal debu, tumpahan oli, minyak dan limbah B3 sehingga sangat berpotensi merusak komponen dan peralatan pengelasan

3. Bahaya-bahaya dalam pengelasan busur listrik

 Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik

 Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti gas asetilin

 Cedera pada mata akibat penyinaran

 Silau nyala api gas

 Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan

(7)

 Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan

 Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon

4. Pencegahan arus listrik mengalir ke seluruh tubuh manusia

 Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air

 Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung jari

 Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.

 Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis atau mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar 60V 2)

 Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik

 Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan lembar kerja yang akan dilas harus benar-benar

“membumi”.

 Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya terbuka, maka tutuplah dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.

 Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang elektrode dan sisi gagang elektrode, dan hubungan pada konektor kabel harus sempurna.

 Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan dilas dan logam dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit khusus.

 Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan bahwa batang elektrode

 las telah dilepaskan dari gagang elektrode (holder).

5. Bahaya Sinar Las

Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari, kira-kira 5000- 60000C,

sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira 31000C.

Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata. Sinar-sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar

(8)

ultraviolet (gelombang elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat mata.

Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan nyala apilas memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared menimbulkan kerusakanpada mata dan kulit dapat terbakar seperti terbakar sinar mata

Pengayaan dan Remedial

 Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai diatas rata-rata untuk mendapatkan tambahan materi dan pengetahuan.

 Remidial diberikan kepada peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata untuk mendapatkan ulang penjelasan terkait materi yang dibahas.

Refleksi peserta didik

& guru

 Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?

 Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?

 Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?

 Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?

 Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini?

 Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?

 Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?

(9)

Rubrik Penilaian Pengetahuan

No Nama Siswa/ Kelompok Skor setiap nomor soal

Nilai No 1 No 2 No 3 No 4 No 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Indikator Penilaian

No Indikator Penilaian Skor

1 Menjawab lengkap benar 20

2 Menjawab satu benar bernilai 10 10

3 Menjawab salah bernilai 5 5

4 Tidak menjawab 0 0

Pengolahan nilai

Rumus Konversi Nilai: Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh Jumlah Skor Maksimal

X 100

(10)

Rubrik Penilaian Keterampilan

No Nama Siswa/ Kelompok

Keterampilan Kelancaran

dalam melaporkan

Penggunaan Bahasa

Menanggapi Pertanyaan

B C K B C K B C K

1 2 3 4 5

Indikator Penilaian keterampilan

Aspek Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)

Kelancaran dalam melaporkan

Peserta didik dapat melaporkan hasil diskusi dengan lancar

Peserta didik melaporkan hasil diskusi dengan sedikit terbata-bata

Peserta didik melaporkan hasil diskusi dengan sedikit terbata-bata dan tidak lancar

Penggunaan Bahasa

Peserta didik

menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami

Peserta didik

menggunakan bahasa yang sangat cukup mudah dipahami

Peserta didik

menggunakan bahasa yang sulit dipahami

Menanggapi Pertanyaan

Peserta didik mampu menanggapi

pertanyaan dengan baik

Peserta didik cukup mampu menanggapi pertanyaan dengan baik

Peserta didik kurang mampu menanggapi pertanyaan dengan baik

(11)

Rubrik Penilaian Sikap

No Nama Siswa/ Kelompok Disiplin

Tangg ung Jawab

Kerja

Sama Teliti Kreatif

Peduli Lingku ngan

Keteran gan

1 2 3 4 5

Indikator Penilaian Sikap

Kolom Aspek Perilaku diisi dengan kriteria berikut 4 = Sangat Baik

3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Mengetahui Kepala Sekolah

H. HADI MULYONO, S.Pd., M.M NIP. 197101172005011004

Menyetujui Guru Pamong

LINDA MUJI, S.T

Indramayu September 2022 Guru Mapel

HENDAR SUSANTO, S.T NIP. 199207122022211005

(12)

RINGKASAN MATERI BAHAYA di lingkungan kerja bidang teknik pengelasan..

Welding (pengelasan)

adalah tehnik umum dipakai orang, namun keterampilan dan efesiensi keselamatan pengelasan butuh perhatian khusus. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Namun selain praktik dan pengetahuan kita perlu alat keselamatan selama proses welding (pengelasan) agar keamanan diri terjaga.

Untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tindakan yang harus diambil agar proses kerja pengekasan menggunakan mesin las berjalan dengan baik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proses Pengelasan

Faktor yang paling dominan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proses pengelasan adalah kecelakaan, tindakan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman.

1. Kecelakaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik seseorang bahkan dapat berakibat fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan harta benda. Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energy diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan. Kecelakaan juga merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha.

2. Tindakan yang tidak aman (Berbahaya) a. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD)

b. Tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku di bidang pengelasan (ceroboh) c. Pengetahuan dan keterampilan operator pengelasan yang belum mumpuni d. Mental dan fisik operator las yang belum siap

3. Kondisi tidak aman

a. Lokasi kerja yang kumuh dan kotor

b. Alokasi pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja yang sangat menimbulkan potensi bahaya

c. Fasilitas dan sarana kerja yang tidak memenuhi standar, seperti scaffolding yang tidak aman, atau tidak tersedianya exhaust blower pada lokasi pengelasan

(13)

d. Terjadinya pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja pengelasan, missal debu, tumpahan oli, minyak dan limbah B3 sehingga sangat berpotensi merusak komponen dan peralatan pengelasan

Selain keselamatan kerja, perlu diperhatikan juga sumber energi yang dapat digunakan untuk pengelasan. Hal ini termasuk penyalaan gas, busur listrik, laser, berkas elektron, gesekan, dan/atau ultrasound. Meskipun sering merupakan proses industri, pengelasan dapat dilakukan di berbagai lingkungan, termasuk di udara terbuka, di bawah air, dan di luar angkasa.

Pengelasan adalah tindakan berbahaya dan tindakan pencegahan diperlukan untuk menghindari luka bakar, sengatan listrik, kerusakan penglihatan, penghirupan gas dan asap beracun, dan paparan radiasi ultraviolet yang intens.

Pengelasan dengan mesin las busur listrik

1. Bahaya-bahaya dalam pengelasan busur listrik

a. Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik

b. Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti gas asetilin

c. Cedera pada mata akibat penyinaran d. Silau nyala api gas

e. Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan f. Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan g. Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon

2. Sebab-sebab utama kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik

a. Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las, maka tegangan listrik AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi

b. Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel las

c. Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang pengisian pada terminal penghubung kabel mesin las

d. Isolasi yang tidak efektif pada gagang batang las

e. Pengelasan busur listrik pada lokasi dikelilingi oleh material konduksi seperti bejana tekan atau struktur dasar ganda dari kapal

3. Cara-cara mencegah bahaya kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik (Pencegahan arus listrik mengalir ke seluruh tubuh manusia)

a. Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air

b. Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung jari c. Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.

d. Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis atau mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar 60V 2)

e. Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik

f. Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan lembar kerja yang akan dilas harus benar-benar “membumi”.

g. Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya terbuka, maka tutuplah dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.

(14)

h. Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang elektrode dan sisi gagang elektrode, dan hubungan pada konektor kabel harus sempurna.

i. Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan dilas dan logam dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit khusus.

j. Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan bahwa batang elektrode las telah dilepaskan dari gagang elektrode (holder).

4. Bahaya-bahaya sinar busur las dan nyala api gas

a. Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari, kira-kira 5000- 60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira 31000C.

b. Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata. Sinar- sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar ultraviolet (gelombang elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat mata.

c. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared menimbulkan kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar seperti terbakar sinar mata Setelah membaca mengenai bahaya pengelasan, cara pencegahan dan penanggulangannya selanjutnya kita perlu juga untuk mempelajari Alat Pelindung Diri (APD) dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Pusat pengembangan Teknologi Mineral, Kumpulan Diktat Kursus Keselamatan Kerja", Bandung, 1977.

2. Sumakmur, P. K. M.Sc, "Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan", PT.Gunung Agung, Jakarta, 1981

3. Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup Jilid 1 Untuk SMK, Kemendikbud Dit.PSMK. ACCES LINK : https://bit.ly/REfModul-K3LH

(16)

Kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan hidup

Penyusun Hendar Susanto, S.T Nama Kelompok

Anggota

1.

2.

3.

4.

5.

1. Topik:

1) Bahaya ditempat kerja, resiko dan penilaian matrik resiko 2) Pengendalian bahaya dan resiko Kecelakan pada pengelasan, 2. Tujuan:

1) Menganalisis potensi bahaya dan RISIKO aktivitas pengelasan, pemotongan dan penggerindaan

2) Melakukan pengendalian RISIKO

3) Bekerja aman sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP)

3. Prosedur

1) Baca ringkasan tentang pengendalian risiko dari potensi bahaya aktivitas (welding)

2) Secara berkelompok diskusikan dan uraikan pada LKPD tentang pengendalian risiko dari potensi bahaya aktivitas (welding, cutting & grinding) dengan menggali informasi dari berbagai sumber buku dan internet

3) Presentasikan hasil kerja kelompok terkait pengendalian risiko dari potensi bahaya aktivitas (welding)

PENGENDALIAN RISIKO DARI POTENSI BAHAYA AKTIVITAS (WELDING, CUTTING & GRINDING)

BAHAYA RESIKO PENGENDALIAN/

PENCEGAHAN

Listrik

(17)

Api / Panas Pengelasan

Debu dan Asap pengelasan

Cahaya Pengelasan

Kebisingan

Referensi

Dokumen terkait

1) Peserta didik mendapatkan informasi tentang bagaimana cara menuangkan langkah kerja proses pengolahan ke dalam rancangan produk dan diagram alir proses

Bergotong royong dan komunikasi • Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara: mengolah informasi M4 dari materi konsep tipe data, jenis tipe

Strategi pembelajaran Adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik

Modul Ajar Bahasa Indonesia SD Kelas 1 SD Negeri 167 Palembang kompetensi: kemampuan atau kecakapan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan tertentu literasi dasar: kecakapan membaca dan

Lampiran Asesmen Asesmen : Asesmen Individu/Kelompok Jenis Asesmen  Individu  Asesmen kelompok  Performa  Tertulis Tata Cara Asesmen  Performa : Observasi unjuk kerja

Institusi SDN 10 Sumedang Mata Pelajaran Matematika Topik Geometri Materi Pokok Menghitung luas dan keliling bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga Jenjang Sekolah

Bantulah Doni menukarkan Uang tersebut dengan pecahan mata uang lain dalam 3 bentuk yang nilainya sama-sama setara dengan uang Doni tersebut!. Diskusikan dengan

Dengan pendapatnya masing-masing siswa memberi komentar Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas- tugas