• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan. Oleh DESVAN H. A. MANALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan. Oleh DESVAN H. A. MANALU"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri

di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

DESVAN H. A. MANALU 142500104

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga saya diberi kesehatan dan kesempatan untuk membuat Karya Tulis Ilmiah berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. BapakSetiawan,S.Kp.,MNS.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah saya..

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku ketua program studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Roymond H.Simamora, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah saya.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta dan ketiga saudara kandung saya yang tidak pernah menyerah dalam memotivasi saya dalam bentuk nasehat, dorongan dan doa.

8. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman saya Zahrina Violla, Inggrid Monica, Warno Pasaribu, atas bantuan dan semangat yang selalu diberikan kepada saya.

9. Teman-teman satu dosen pembimbing saya dan tidak lupa saya berterima kasih kepada semua teman-teman mahasiswa/I Fakultas Keperawatan Universitas

(5)

Sumatera Utara Angkatan 2014 atas kebersamaan yang kita telah lalui selama 3 tahun ini dan terima kasih untuk dukungan dan semangat yang kalian berikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat, tutur bahasa dan cara penulisan di dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan berkatnya bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Desvan H A Manalu

(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri: Gastritis ... 4

1. Pengkajian ... 12

2. Analisa Data ... 13

3. Rumusan Masalah ... 13

4. Diagnosa Keperawatan ... 14

5. Perencanaan ... 14

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 17

1. Pengkajian ... 17

2. Analisa Data ... 24

3. Rumusan Keperawatan ... 25

4. Intervensi Keperawatan ... 26

5. Implementasi dan Evaluasi ... 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gastritis adalahproses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radangpada daerah tersebut(Valle, 2008). Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi.Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis.Gangguan suktur anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tumor.Faktor kejiwaan atau stres juga terhadap timbulnya serangan ulang penyakit gastritis (Sukarmin, 2011).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.

Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia, Rahmi:2011).Sekitar empat juta penduduk Amerika Serikatmengalami gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas sekitar 15.000orang per tahun.

(8)

Angka kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukanKementrian Kesehatan Republik Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%,Denpasar 46%, Palembang35,3%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak31,2% (Kemkes RI, Profil Kesehatan Indonesia, 2009).

Gastritis terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor penyebab iritasilambung atau disebut juga faktor agresif seperti HCl, pepsin, dan faktorpertahanan lambung atau faktor defensif yaitu adanya mukus bikarbonat.Penyebab ketidakseimbangan faktor agresif-defensif antara lain adanya infeksiHelicobacter pylori(H.pylori) yang merupakan penyebab yang paling sering (30–60%), penggunaan obat-obatan yaitu obat golonganAnti-inflamasi Non- Steroid(OAINS), kortikosteroid, obat-obat antituberkulosa serta pola hidup dengantingkat stres tinggi, minum alkohol,kopi, dan merokok (Ritias, dkk., 2000).

Pasien gastritis sering mengeluhkan rasa sakit ulu hati, rasaterbakar, mual, dan muntah.Hal ini sering mengganggu aktivitas pasien sehari-hari yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas dan kualitas hidup pasien menurun.Komplikasi gastritis sering terjadi bila penyakit tidak ditangani secara optimal.Terapi yang tidak optimal menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya megalamikomplikasi perdarahan, pertonitis, bahkan kematian (Valle, 2008).Pengobatan gastritis meliputi terapi konservatif dan medika mentosa.Terapi konservatif meliputi perubahan pola hidup, mengatasi stres, tidak merokok, berhenti minum alkohol, atau kopi.Terapi medika mentosa atau terapi farmakologis adalah terapi yang menggunakan obat–obatan. Terapi farmakologis meliputi obat – obatan yang menetralisir keasaman lambung seperti antasida, obat yang dapat mengurangi produksi asam lambung yaitu Antagonis Histamin-2 (AH2), Proton Pump Inhibitor(PPI), obat yang meningkatkan faktor defensif lambung yaitu Agonis Prostaglandin atau Sukralfat dan Antibiotik untuk eradikasi H.pylori (McQuaid, 2007).

(9)

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum

Melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Masalah Kebutuhan dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada gastritis.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada gastritis.

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada gastritis

d. Mampu melakukan implementasi pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada gastritis.

e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada gastritis.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Hasil penulisan penyusunan KTI ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri karena gastritis.

3. Bagi Pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan tentang asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan nyeri pada penyakit gastritis.

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri: Gastritis

1. Konsep Dasar Gastritis a. Defenisi Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Suratun & Lusianah, 2010).Penyakit gastritis bisa disebabkan oleh serangan bakteri yang mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan. Namun, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian perut dengan makanan yang dimakan, misalnya makanan yang pedas (cabai atau merica) ataupun makanan yang memiliki kadar lemak tinggi. Kalau penyebabnya adalah makanan maka penyakit ini dapat diatasi dengan menjauhkan atau setidaknya mengurangi asupan makanan tersebut dari menu sehari-hari.Selain karena makanan, penyakit gastritis dapat pula disebabkan oleh gerakan usus yang lambat saat mengosongkan makanan di lambung (Yuliarti, Nurheti, 2009).

b. Epidemiologi

Tinjauan terhadap beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh World Health Organitation(WHO) mendapatkan hasil persentase gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5%. Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis di beberapa daerah juga cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.

Menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, dan kejadian gastritis yang tertinggi terdapat di kota Medan yaitu sebesar 91,6% (Gustin, 2012).

(11)

c. Etiologi

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis bakteri, obat, alkohol, stress, penyakit: bile reflux (empedu), kelainan autoimmune atrophic, Crohn’s disease, radiasi (Hirlan, 2009). Infeksi bakteri, sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pyloriyang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa kanak- kanak dan dapatbertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.Infeksi H.

Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophicgastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak (Hirlan, 2009).

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus, Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer (Hirlan, 2009).

(12)

Penggunaan alkohol secara berlebihan, dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal (Hirlan, 2009). Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung (Hirlan, 2009).

Penyakit bile reflux (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis (Hirlan, 2009).Crohn’s disease walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis (Hirlan, 2009).

Radiasi dan kemoterapi perawatan terhadap kankerdapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Suratun & Lusianah, 2010).

d. Klasifikasi Gastritis

Menurut jenisnya gastritis dibagi menjadi 2:

1. Gastritis Akut

(13)

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:

Gastritis akut erosif disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung) sedangkan gastritis akut hemoragic disebut hemoragic karena pada penyakitini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung yang menyebabkan erosidan perdarahan mukosa lambung dalamberbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnyakontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertaiinflamasi pada mukosa lambung tersebut (Hirlan, 2009).

2. Gastritis Kronis

Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut:

Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan: edema,serta perdarahan dan erosi mukosa. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.

e. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir sama, seperti: anoreksia, rasa penuh, nyeri pada epigastrium, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun & Lusianah 2010).

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah:

1. Gastritis akut

a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung.

(14)

b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.

c. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.

d. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

2. Gastritis kronis

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

f. Penatalaksanaan

Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien untuk bedrest, status NPO (Nothing Peroral), pemberian antiemetik dan pasang infuse untuk mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien biasanya sembuh spontan dalam beberapa hari.Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan NGT.Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan begah dan tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan pH lambung.Antagonis H2 (seperti ranitidin, rantin dan simetidin) dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau lansoprazole) mampu menurunkan sekresi asam lambung.Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh helicobacter pylori.Kombinasi dua atau tiga antibiotik dapat diberikan untuk mengeradikasi Helicobacter Pylori (seperti clarithromycin dan amoksisilin) (Hirlan, 2009).

Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu dilakukan transfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan dilakukan lavage (bilas) lambung.Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan dapat menjadi alternatif.Pembedahan yang dapat dilakukan pada klien dengan gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.Injeksi intravena cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi faktor penyebab gastritis antara lain anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi alkohol, kafein, teh panas, atau zat iritan bagi lambung serta merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi stress (Suratun & Lusianah 2010).

(15)

Daftar makanan yang direkomendasikan untuk membantu diet gastritis. Hal yang paling mudah diingat untuk gastritis adalah: Kecambah, brokoli, yang memiliki bahan kimia di dalamnya disebut sulforpahane, yang membantu membunuh H.

Pylori karena memiliki efek antibakteri. Sebuah studi 2009 yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Prevention Research menunjukkan bahwa sekelompok orang dengan H. Pylori yang makan secangkir brokoli setiap hari selama delapan minggu mengalami berkurangnya radang lambung dan infeksi. Yogurt juga merupakan pilihan yang sangat baik untuk membantu usus kembali normal dan tingkat keseimbangan asam di perut (Hirlan, 2009).

Buah pilihan untuk gastritis seperti makan sehari 2-4 porsi apel, pisang, pir, peach, anggur, melon, dan kiwi untuk meringankan asam lambung.ada juga beberapa buah dan permen yang dianjurkan untuk penderita gastritis seperti: cranberry, beberapa penelitian menunjukkan bahwa cranberry dapat menghambat pertumbuhan lebih lanjut dari H. Pylori.Secara tradisional digunakan untuk tukak lambung dan menghambat pertumbuhan lebih lanjut dari H. Pylori.DGL-licorice, permen ini adalah yang terbaik memakannya satu jam sebelum atau dua jam setelah makan.Peppermint, ini dapat membantu meringankan gejala tukak lambung (Hirlan, 2009).

g. Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif).Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin.Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast.Histamin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan asam dalam lumen + empedu, NSAIDs, alkohol, lain-lain.

(16)

Epitel sawar lambung rusak asam kembali berdifusi ke mukosa lambung Pepsinogen- pepsin asam Histamin perangsangan kolenergik penghancuran kapiler dan vena kecil perdarahan vasodilatasi kapiler permeabilitas terhadap protein plasma bocor ke intestum edema plasma bocor kedalam lambung fungsi sawar motilitas pepsinogen penghancuran sel mukosa regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya (Suratun & Lusianah 2010).

Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus.

Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia.Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun &

Lusianah 2010).

2. Konsep dasar Nyeri a. Defenisi Nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak biasa disamakan satu dengan lainnya.Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).Nyeri berhubungan dengan fisik dan psikologis.Nyeri secara psikis biasanya karena adanya trauma psikologis.Sedangkan nyeri yang berhubungan dengan fisik biasanya disebabkan oleh trauma, neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain- lain. Nyeri akibat faktor fisik berkaitan dengan terganggunya serabut saraf reseptor, diantaranya trauma mekanik yang disebabkan oleh benturan, gesekan, ataupun luka, trauma termis akibat ransangan panas dan dingin, kimiawi akibat zat asam atau basa yang kuat dan elektrik akibat aliran listrik, neoplasma menyebabkan reseptor nyeri mengalami tekanan atau kerusakan jaringan, tarikan, dan jepitan (Asmadi, 2008).

(17)

b. Fisiologi Nyeri

Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (ransang nyeri) dan reseptor.Reseptor yang dimaksud adalah nosiceptor,yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri.Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik (Prasetyo, 2010).Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka.Trauma termis menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat ransangan akibat panas atau dingin.

Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan dan kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau metastase.Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.

c. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan sifat

Nyeri berdasarkan sifat terbagi atas: nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang (incidental pain), nyeri yang dirasakan dalam waktu yang lama atau menetap (steady pain), dan nyeri yang berintensitas tinggi dan kuat yang biasanya terasa ± 10-15 menit lalu hilang (paroxymal pain).

b. Nyeri berdasarkan berat ringan intensitas

Nyeri berdasarkan berat ringannya terdiri dari intensitas rendah (nyeri ringan), menimbulkan reaksi (nyeri sedang), dan intensitas tinggi (nyeri berat)

(18)

c. Nyeri berdasarkan tempat timbulnya nyeri

Nyeri berdasarkantempat timbulnya nyeri maka dapat dibedakan atas pheriperal pain (permukaan tubuh), deep pain (permukaan tubuh yang lebih dalam), refered pain (pada organ/struktur dalam tubuh yang ditranmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda) dan central pain (pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dana lain-lain).

d. Nyeri berdasarkan lamanya serangan

Nyeri berdasarkan lamanya serangan diklasifikasikan atas nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri atau ketidaknyamanan yang parah yang dirasakan selama periode penyembuhan yang biasanya dari satu detik hingga enam bulan, baik yang terjadi secara tiba-tiba maupun lambat tanpa memperhatikan intensitasnya.

Di sisi lain, nyeri kronis berlangsung berkepanjangan, biasanya nyeri menetap dan berulang sampai enam bulan atau lebih, dan mengganggu fungsi tubuh (Asmadi, 2008; Berman, Snyder, Kozier dan Erb., 2009; Carpenito, 2009).

B. Konsep Dasar Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguan Aman Nyaman: Nyeri.

1. Pengkajian

Langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien.Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis.

(19)

2. Analisa data

Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon klien.Perawat memperhatikan pola kecenderungan sambil memeriksa kelompok data.Kelompok data terdiri atas batas karakteristik (Potter & Perry, 2005).Batas karekteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik.Kriteria klinis adalah tanda dan gejala obyektif dan subyektif atau faktor risiko (Capernito, 1995).

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien.Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa yang sesuai.Diagnosa keperawatan berfokus pada mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien. Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Herdman (2012), menyebutkan batas karakteristik nyeri akut, antara lain:

Perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, laporanisyarat, diaphoresis, perilaku Distraksi (misalnya, berjalan mondar-mandir, mencari orang lain dan/atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang), mengespresikan perilaku (misalnya, gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah), masker wajah (misalnya, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpancar atau tetap pada satu fokus, meringis), sikap melindungi area nyeri, fokus menyempit (misalnya, gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan), indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil, melaporkan nyeri secara verbal, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur.

(20)

4. Diagnosa Keperawatan

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data, pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan.Diagnosa keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil pengkajian keperawatan. Diagnosa keperawatan pada klien dengan Gastritis adalah :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

5. Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intake klien terpenuhi.

Kriteria Hasil:

a. Intake terpenuhi

b. TTV dalam batas normal (TD: 120/80 mmHg, N: 60-80x/menit, S: 36-37ºC, P:20x/i)

c. Turgor kulit elastic Rencana Tindakan:

a. Kaji turgor kulit

Rasional: indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan penggantian cairan

(21)

b. Catat intake dan output cairan

Rasional: mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit

c. Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi Rasional: mengurangi terjadinya dehidrasi.

d. Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan asam lambung Rasional: makanan atau minuman yang dapat merangsang asam lambung dapat mengakibatkan mual dan muntah.

e. Observasi TTV

Rasional: indikator keadekuatan volume sirkulasi.

f. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic Rasional: mengurangi mual dan muntah.

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan rasa nyaman: nyeri teratasi

Kriteria Hasil:

a. Rasa nyeri berkurang

b. Keadaan klien tampak rileks c. Skala nyeri: 2

d. TTV dalam batas normal (TD:120/80mmHg, N:60-80x/mnt, RR:16-20 x/mnt, S:36-37ºC).

(22)

Rencana Tindakan:

a. Catat lokasi, lama, intensitas nyeri

Rasional: identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk memilih intervensi.

b. Kompres hangat pada daerah nyeri Rasional: meningkatkan relaksasi otot.

c. Observasi TTV

Rasional: indikator keadekuatan volume sirkulasi.

d. Berikan posisi yang nyaman Rasional: menurunkan rasa nyeri.

e. Ajarkan teknik manajemen nyeri

Rasional: menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasanyeri

f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Rasional: menghilangkan nyeri sedang sampai berat.

(23)

C. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

I. BIODATA Identitas Klien

Nama/Inisial : Ny. R

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 49 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bunga Ester, Padang Bulan Medan Tanggal masuk RS : 26 April 201 7

Ruangan/kamar : ICU (Intensive Care Unit)

Golongan darah : A

Tanggal pengkajian : 05 Mei 2017 Tanggal Operasi : -

Diagnosa medis : Gastritis Kronis II. KELUHAN UTAMA

Klien mengeluhkan nyeri pada bagian perut sebelah kiri.

(24)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Nyeri timbul secara tiba-tiba yang disebabkan karena asam lambung naik.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Keadaan klien membaik apabila diberi obat anti nyeri.

B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan

Klien merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri.

2. Bagaimana dilihat

Wajah klien tampak pucat dan meringis kesakitan.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Klien mengatakan: “saya merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri”.

2. Apa menyebar

Klien mengatakan: “saya hanya merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri dan tidak menyebar”.

D. Severity

Klien mengatakan: “nyeri pada perut saya sangat mengganggu aktivitas sehari- hari saya, sehingga saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan saya harus di bantu oleh suami dan anak-anak saya”.

E. Time

Klien mengatakan: “nyeri saya akan timbul saat saya terlambat makan dan hampir setiap melakukan aktivitas nyeri nya timbul”.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang dialami

Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien tidak pernah mengalami tindakan pengobatan hanya kalau sakit minum obat yang dijual di apotik.

(25)

C. Pernah dirawat/operasi

Klien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.

D. Lama dirawat

Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit kesehatan.

B. Saudara Kandung

Saudara klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

C. Penyakit Keturunan

Klien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

D. Anggota Keluarga yang Meninggal

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

E. Penyebab Meninggal Tidak ada.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi klien tentang penyakitnya

Klien berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan dengan berpasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

2. Identitas diri : Selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh suami dan anak-anaknya.

3. Peran diri : Klien berperan sebagai istri dan sebagai ibu dalam keluarganya.

4. Ideal diri : Klien berharap agar Ia cepat sembuh dan dapatsegera pulang agar dapat kembali berkumpul dengan keluarganya.

5. Harga diri : Klien mengatakan ia menerima keadaannya sekarang.

(26)

C. Keadaan emosi

Emosi klien dalam keadaan yang stabil.

D. Hubungan sosial 1. Orang yang berarti

Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya adalah suami serta anak-anaknya.

2. Hubungan dengan keluarga

Klien memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan keluarga.

3. Hubungan dengan orang lain.

Klien berhubungan baik dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

E. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Kristen Protestan.

2. Kegiatan Ibadah

Beribadah setiap hari minggu ke gereja dan berdoa.

VII.PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Keadaan umum klien baik (compos mentis).

B. Tanda-tanda Vital

Suhu tubuh : 36º C

Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Berat Badan : 60 Kg Tinggi Badan : 155 Cm Skala nyeri : 6 C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala

Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan tidak

ada benjolan. Kulit

kepala : Kulit kepala klien kurang bersih.

(27)

Rambut

Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.

Bau : Rambut klien tidak bau.

Warna kulit : Warna kulit klien hitam.

Wajah

Struktur wajah : Struktur wajah klien bulat, tidak ada edema.

Warna kulit : Kulit wajah klien putih.

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap dan simetris antara kanan dan kiri.

Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat.

Pupil : Normal.

Cornea dan iris : Normal.

Hidung

Tulang hidung : Normal, simetris.

Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri.

Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung Telinga

Bentuk telinga : Simetris antara telinga kanan dan kiri.

Ukuran telinga : Sama besar antara telinga kanan dan kiri.

Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran.

Ketajaman pendengaran : Klien masih mampu mendengar dengan baik.

Mulut dan faring

Keadaan mukosa bibir : Mukosa bibir normal.

Keadaan gusi dan gigi : Normal.

Kedaan lidah : Normal.

(28)

Leher

Posisi trachea : Trachea berada pada posisi yang normal.

Thyroid : Tidak ditemukan massa di daerah thyroid klien, dan tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Pemeriksaan integumen:

Kebersihan : Kulit klien terlihat bersih.

Kehangatan : Kulit klien terasa hangat.

Warna : Kulit klien berwarna putih.

Turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2 detik.

Kelembapan : Kulit klien tidak terlalu lembap.

Kelainan pada kulit : Tidak ada.

Pemeriksaan thoraks/dada

Inspeksi thoraks : Bentuk thoraks klien simetris.

Pernafasan : Irama pernafasan klien teratur dengan frekuensi tidak terlalu cepat.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum

Frekunesi makan perhari : 2 x sehari

Nafsu/selera makan : Nafsu makan berkurang

Nyeri uluhati : Tidak ada

Alergi : Tidak ada

Mual muntah : Ada

Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore Jumlah dan jenis makanan : Nasi, lauk dan sayur Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ditentukan Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah B. Perawatan Diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : Klien dapat melakukan

kebersihan diri secara mandiri.

(29)

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi klien terlihat bersih dan mulut tidak bau.

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan bersih.

C. Pola Kegiatan/Aktivitas

1. Uraian kegiatan klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total.

a. klien mampu melakukan aktifitas seperti makan, minum, mandi, berpakaian secara mandiri.

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat/sakit:

b. Selama dirawat dirumah sakit, klien dapat melakukan aktivitas kegiatan beribadah.

D. Pola Eliminasi 1. BAB

Pola BAB : 1 kali perhari

Karakter feses : Lunak

Riwayat perdarahan : Tidak ada

BAB terakhir : Pagi hari

Diare : Tidak ada

Penggunaan laktasi : Tidak ada 2. BAK

Pola BAK : 2-3 x perhari

Karakter urin : Kuning jernih

Nyeri/rasaterbakar/kesulitan BAK : Tidak ada Penggunaan deuretik : Tidak ada

E. Mekanisme Koping 1. Adaptif:

a. Bicara dengan orang lain.

b. Mampu menyelesaikan masalah.

c. Teknik relaksasi

(30)

d. Asktivitas konstruksi e. Olah raga

2. Maladaptif: Tidak ada.

2. Analisa Data

No. Data Penyebab

Masalah Keperawatan 1. Data Subjektif:

- Klien

mengatakan:“Saya

merasakan nyeri setelah selesai makan”.

- Klien

mengatakan:“Saya merasakan nyeri dibagian perut jika terlambat makan”.

- Klien mengeluh sering merasa mual dan muntah.

Data Objektif:

-Wajah klien kelihatan pucat.

- Klien tampak lemah dan tidak berenergi.

Peningkatan kadar asam lambung

Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

2. Data Subjektif:

- Klien mengatakan:

“Nafsu makan saya berkurang pada saat nyeri timbul”.

Rasa tidak nyaman setelah makan, anoreksia, mual, muntah.

Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

(31)

- Klien mengeluh sering merasa mual tetapi tidak ingin muntah.

- Klien

mengatakan:“Saya hanya makan 2 kali dalam sehari.

Data Objektif:

- Wajah klien kelihatan pucat.

- Klien tampak lemah dan tidak berenergi.

- Berat badan menurun.

Bb: 57 Kg

3. Rumusan Masalah Masalah Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman nyeri

b. Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

(32)

5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan dan kriteria hasil Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan rasa nyaman: nyeri teratasi

Kriteria Hasil:

a. Rasa nyeri berkurang

b. Keadaan klien tampak rileks c. Skala nyeri: 2

d. TTV dalam batas normal

(TD:120/80mmHg, N:60-80x/mnt, RR:16-20x/mnt, T:36-37ºC

Rencana tindakan Rasional

1. Catat lokasi, lama, intensitas nyeri.

2. Kompres hangat pada daerah nyeri.

3. Observasi TTV.

4. Berikan posisi yang nyaman untuk klien.

5. Ajarkan teknik manajemen nyeri.

6. Kolaborasi dalam pemberian

1. Identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk memilih intervensi.

2. Meningkatkan relaksasi otot.

3. Indikator keadekuatan volume sirkulasi.

4. Menurunkan rasa nyeri.

5. Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyeri.

6. Menghilangkan nyeri sedang

(33)

analgetik. sampai berat.

No. Dx Perencanaan Keperawatan

2. Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intake klien terpenuhi.

Kriteria Hasil:

a. Intake terpenuhi

b. TTV dalam batas normal (TD:120/80 mmHg, N:60-80 x/mnt, S:36- 370C, P:20x/i)

c. Turgor kulit elastic

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji turgor kulit.

2. Catat intake dan output cairan.

3. Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi

4. Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan asam lambung.

1. Indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan penggantian cairan.

2. Mengganti cairan untuk masukan kalori yang

berdampak pada keseimbangan elektrolit.

3. Mengurangi terjadinya dehidrasi.

4. makanan atau minuman yang dapat merangsang asam lambungdapatmengakibatka n mual dan muntah.

(34)

5. Observasi TTV

6. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic

5. Indikator keadekuatan volume sirkulasi.

6. Mengurangi mual dan muntah

6. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Hari/

Tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Jumat,

05 Mei 2017

1. a. Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri.

Sifat nyeri: nyeri timbul sewaktu-waktu lalu menghilang (incidental pain).

Lokasi nyeri: bagian perut sebelah kiri.

Karakteristik nyeri:

intensitas nyeri sedang.

b. Menjelaskan kepada klien agar menghindari makanan yang

mengakibatkan peningkatan asam lambung, seperti makanan pedas, asam, dan mengandung gas.

c. Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur (Semi Fowler)

d. Mengajarkan teknik relaksasi seperti tarik

S:

Klien mengatakan nyerinya berkurang O:

Klien tampak tenang, klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.

A:

Masalah sebagian Teratasi: Nyeri berkurang dengan skala nyeri 2 P:

intervensi dilanjutkan

Mengkaji status nutrisi dan pola makan klien.

(35)

nafas dalam, mendengarkan musik,

menonton TV dan membaca.

e. Memberikan terapi analgesik dan antasid.

Contohnya: antasida, antagonis H2 (Ranitidin, rantin dan simetidin) Proton Pump inhibitor (omeprazole dan lansoprazole).

f. Mengkaji tanda-tanda vital klien.

TD: 1110/80mmHg HR: 82×/menit RR: 24×/menit T: 36,7ºC Sabtu,

07 Mei 2017

2. a. Mengkaji status nutrisi dan pola makan klien.

Asupan nutrisi yang diberikan pada klien sudah terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Pola makan klien:

3×sehari.

Nafsu makan membaik.

c. Menjelaskan agar klien menghindari minuman yang mengandung kafein.

S:

Klien mengatakan sudah bisa menghabiskan makanan yang disajikan

O:

Makanan klien habis A:

Masalah teratasi P:

Intervensi dihentikan

(36)

d. Memberikan terapi multivitamin: Vitamin C dari buah-buahan dan antasid sesuai program medik.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan.Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.

Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Ny.R berusia 49 tahun, perempuan, dengan diagnosa medis Gastritis, masuk ke RS USU pada tanggal 26 april 2017. Pada klien dilakukan pengkajian, ditemukan data subjektif klien mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah kiri dan data objektif antara lain skala nyeri 6 klien tampak meringis, gelisah dan banyak berkeringat.

Dengan data-data diatas maka penulis menegakkan diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri sebagai masalah prioritas. Untuk menangani masalah nyeri tersebut maka dilakukan tindakan keperawatan antara lain: mengkaji nyeri, lokasi, skala nyeri, dan tanda-tanda vital,mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberi posisi nyaman saat tidur atau duduk, mendengarkan keluhan klien, dan melakukan tindakan kolaborasi dalam pemberian analgetik. Pasien mengalami penurunan skala nyeri setiap hari, lalu pada hari keempat klien sudah dapat beradaptasi sepenuhnya terhadap nyeri dengan skala 2, masalah nyeri teratasi.

Tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap nyeri yang sudah teratasi dengan keadaan pasien yang sudah tampak lebih tenang dan dilakukan pemberian obat seperti ranitidin obat lambung, ketorolac, antasida untuk menetralkan asam lambung, dan dengan diberikan tindakan terapi nyeri nonfarmakologi seperti

(37)

distraksi, hipnosis diri, mengurangi persepsi nyeri, stimulus kutenus dan teknik relaksasi imajinasi.

B. Saran

1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Rumah Sakit Umum khususnya RS USU dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya klien dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri.

2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan kebutuhan rasa nyaman nyeri. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehingga cemas dapat berkurang serta pasien mengerti akan penyakitnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional agar tercipta perawat yang profesional, terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

(38)

Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, L. J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta

Dongoes dkk.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC

Gustin, R. K. (2012).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Boncah Kota Bukit Tinggi Tahun.2011.

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2010- 2014. Jakarta: EGC.

Hirlan. (2009). Gastritis dalam IlmuPenyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta:

InternaPublishing.

Kumala, A. (2011). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan KeperawatanMedikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Ed. II Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan 1.EGC. Jakarta

Suratun & Lusianah.(2010). Asuhan Keperawatan Kien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

(39)

Tarwoto & Wartonah.(2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi 3.Jakarta:Salemba Medika

Yuliarti, N. (2009). Maag Kenali, Hindari dan Obati. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan

Keperawatan Evaluasi 1. Jumat,

05 Mei 2017

10. 00 – 11.00 WIB

1. Menanyakan dimana lokasi nyeri yang dirasakan tidak nyaman.

2. Menanyakan apakah nyeri yang dirasakan seperti tertusuk- tusuk, tertekan.

3. Menanyakan berapa lama nyeri timbul dalam sehari.

4. Mengajarkan Ny. R teknik tarik nafas dalam.

5. Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidur yang adekuat.

6. Menanyakan pada Ny. R apakah sudah melakukan teknik distraksi yaitu

S :

Ny. R mengatakan nyeri dirasakan di perut bagian kiri bawah.

Ny. R mengatakan nyeri belum

berkurang.

O :

Klien tampak merintih ketika nyeri kambuh.

Skala nyeri 6.

Tanda-tanda Vital : TD : 100/70

mmHg.

HR : 75x/menit.

RR : 24x/menit.

T : 370C.

A :

Masalah belum

(40)

menonton TV, membaca, melihat pemandangan dan gambar, berbincang dengan anggota keluarga, dan mendengarkan musik.

teratasi.

P :

Intervensi dilanjutkan.

No.

Dx

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan

Keperawatan Evaluasi 2 Jumat,

05 Mei 2017

10.00 – 11.00WIB

1. Mengkaji status nutrisi dan pola makan klien.

2. Menimbang berat badan klien setiap hari dengan alat ukur yang sama.

3. Memberikan terapi multivitamin:

Vitamin C dari buah-buahan dan antasid sesuai program medik.

S:

Klien mengatakan bisa menghabiskan makanan yang disajikan

O:

Makanan klien habis Berat badan naik Bb: 58 Kg A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan

No.

Dx

Hari/

Tanggal Pukul Tindakan

Keperawatan Evaluasi 1 Sabtu,

06 Mei 2017

12.00 - 13.00WIB

1. Menanyakan kepada pasien terkait teknik distraksi yang

S : Klien

mengatakan nyeri belum berkurang walaupun sudah

(41)

sudah dilakukan apakah mampu mengatasi nyeri yang dialami oleh klien.

2. Membantu klien dalam teknik relaksasi: dengan mengajarkan tarik napas dalam dan membuangnya secara perlahan- lahan.

melakukan teknik relaksasi.

O : Klien masih tampak merintih kesakitan.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

2 Sabtu, 06 Mei 2017

12.00- 13.00WIB

1. Mengkaji tanda- tanda vital.

2. Mengkaji status nutrisi dan pola makan klien.

3. Menimbang berat badan klien setiap hari dengan alat ukur yang sama.

S:

Klien mengatakan bisa menghabiskan makanan yang disajikan

O:

Makanan klien habis Berat badan naik TTV:

TD= 110/80mmHg HR= 82x/menit RR= 24x/menit T= 36,7ºC Bb: 58 Kg A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan

(42)

LEMBAR KONSULTASI Nama Mahasiswa : Desvan H A Manalu

NIM : 142500104

Judul : Asuhan Keperawatan padaNy. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Povinsi Sumatera Utara

No Hari/Tanggal Materi Konsul Saran Paraf

1. Rabu, 03 Mei 2017

Pertemuan dengan dosen bimbingan KTI.

Untuk pertemuan selanjutnya mengajukan judul.

2. Selasa, 09 Mei 2017

Pertemuan dengan dosen bimbingan KTI.

Membahas tentang judul dan BAB I.

Lanjut BAB I.

3. Jumat,12 Mei 2017

Melakukan pengkajian di Rumah Sakit USU.

Konsul BAB I.

Mengumpulkan data paling akurat sesuai dengan pengkajian.

Perbaikan BAB I dibagian Latar Belakang.

(43)

Lanjut BAB II

4. Senin, 05 Juni 2017

Konsul perbaikan BAB I.

Konsul BAB II.

Perbaikan BAB II di bagian analisa data.

BAB II sesuai dengan referensi.

5. Selasa, 20 Juni 2017

Konsul BAB II pada konsep keperawatan dan Askep.

Baca buku dan pelajari buku NANDA, NIC dan NOC, serta buatlah sesuai NIC dan NOC.

6. Kamis, 06

Juli 2017

Membahas tentang perencanaan

keperawatan dan pelaksaan keperawatan.

Buat askep sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC.

Lanjut BAB III.

Referensi

Dokumen terkait

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan yang khusus pada pasien dengan peningkatan

Pada pengkajian tahap awal dari proses keperawatan ditemukan data yang menjadi fokus dalam kebutuhan dasar rasa aman pada perilaku kekerasan yaitu klien mengatakan merasa tidak

mempertahankan klien dengan kesejajaran tubuh tetap. Untuk memulihkan pengawasan keefektifitan intervensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi atau reaksi

Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan luka insisi fess ditandai degan pasien tampak meringis, pasien mengatakan nyeri dihidung, intensitas nyeri sedang skala

a) Hasil dari pengkajian dengan masalah eliminasi fekal: ibu post Sectio Caesarea hari ke-2 mengalami resiko konstipasi. Ditemukan ada luka post Sectio Caesarea di abdomen ±15

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas dan pola nafas tidak efektif pada pasien gagal ginjal kronik

personal, pengendalian risiko, dan lingkungan rumah yang aman. Kriteria hasil: Memantau faktor risiko perilaku individu dan lingkungan, mengembangkan strategi pengendalian risiko