• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

; Pertumbuhan ekonomi Bali yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan I 2008 dibanding triwulan IV 2007 (q-to-q) mencapai 2,49 persen, dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2007 (y-on-y) ekonomi Bali tumbuh 0,32 persen.

; Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara q-to-q dipegang oleh sektor industri sebesar 3,86%, sementara secara y-on-y pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 13,05%.

; Kendati industri mengalami pertumbuhan tertinggi, namun pendorong paling dominan terjadinya pertumbuhan q-to-q adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 1,18%. Sedangkan penghambat pertumbuhan secara q-to-q adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar -0,14%.

; Secara y-on-y, pendorong terbesar terjadinya pertumbuhan adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 0,75%. Sedangkan yang menjadi penghambat utama adalah sektor pertanian dengan kontribusi mencapai -0,74%.

; Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2008 mencapai Rp. 11,46 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp. 5,98 triliun. ; Dari besaran PDRB (atas dasar harga berlaku) tersebut, 29,01% disumbangkan oleh sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 18,32% oleh sektor pertanian, 15,82% oleh sektor jasa–jasa dan 12,46% sektor pengangkutan dan komunikasi, sementara 5 sektor lainnya hanya memberi sumbangan masing–masing dibawah 10%.

; Dari sisi penggunaan, konsumsi masih menjadi penggerak ekonomi Bali dengan sumbangan sebesar 60,94%, yaitu 46,70% dari konsumsi rumah tangga dan 14,25% dari konsumsi pemerintah.

; Untuk laju pertumbuhannya (PDRB penggunaan), secara q-to-q hanya dua komponen yaitu pengeluaran konsumsi pemerintah dan impor yang mengalami kontraksi/pertumbuhan negatif masing–masing sebesar 3,72%, dan 2,15%. Sementara secara y-on-y, pertumbuhan positif hanya dialami oleh dua komponen penggunaan yaitu konsumsi pemerintah 30,99%, dan perubahan inventori 7,23%.

No. 05/05/51/Th. II, 15 Mei 2008

P

DRB

/P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

B

ALI

T

RIWULAN

I

2008

*) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu region dalam periode waktu tertentu

*) Pertumbuhan ekonomi triwulanan adalah pertumbuhan triwulan bersangkutan terhadap triwulan sebelumnya, sedangkan pertumbuhan year on year adalah pertumbuhan triwulan bersangkutan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya.

(2)

1. Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan I 2008

Pertumbuhan ekonomi Bali yang digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan I tahun 2008 mencapai 2,49% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan ini terjadi akibat meningkatnya nilai tambah riil pada hampir seluruh sektor ekonomi (kecuali sektor jasa-jasa yang mengalami kontraksi sebesar 0,99%). Kontraksi (pertumbuhan minus) yang terjadi pada sektor jasa-jasa tersebut, dipicu oleh belum terserapnya anggaran pemerintah secara optimal. Seperti diketahui, anggaran biasanya terserap secara optimal pada akhir tahun (triwulan IV). Sementara untuk 8 sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan pada Triwulan I ini, pertumbuhan tertinggi dipegang oleh sektor industri pengolahan sebesar 3,86%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 3,74%, lalu pertanian sebesar 3,23%, sedangkan 5 sektor lainnya hanya tumbuh dibawah 2%. Kendati industri mengalami pertumbuhan tertinggi, namun jika dilihat dari sumbangannya terhadap total pertumbuhan, sektor ini hanya mampu menyumbang sebesar 0,37%, masih kalah jauh dibanding sektor hotel dan restoran yang menyumbang sebesar 1,18%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada triwulan I ini sumber pertumbuhan/pendorong paling dominan terjadinya pertumbuhan PDRB Bali secara q-to-q adalah sektor perdagangan hotel dan restoran.

Pertumbuhan PDRB triwulanan (q-to-q) yang diuraikan di atas, merupakan pertumbuhan ekonomi yang masih dipengaruhi oleh faktor musim. Untuk melihat perubahan produktivitas yang terjadi secara riil (tanpa dipengaruhi musim) dapat dilihat dari pertumbuhan year-on-year (pertumbuhan dengan membandingkan triwulan yang sama). Secara year-on-year ekonomi Bali pada Triwulan I tahun 2008 ini juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 0,32%. Kendati tidak terlalu besar, namun pertumbuhan ini menggambarkan bahwa secara produktifitas (dengan mengabaikan pengaruh musim), kinerja perekonomian Bali pada triwulan ini mengalami peningkatan dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya pertumbuhan year on year ini disebabkan oleh adanya penarik/penghambat pertumbuhan yaitu kontraksi yang dialami oleh beberapa sektor dominan seperti sektor pertanian, industri pengolahan, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa-perusahaan.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (dalam %)

Lapangan Usaha Triw. I 2008 terhadap Triw. IV 2007 Triw. I 2008 terhadap Triw. I 2007 Sumber pertumbuhan q- to-q Sumber pertumbuhan y- on-y (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 3,23 -3,56 0,64 -0,74

2. Pertambangan & Penggalian 2,53 -17,62 0,01 -0,12

3. Industri Pengolahan 3,86 -2,93 0,37 -0,29

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,34 13,05 0,02 0,19

5. Bangunan 2,01 6,70 0,08 0,25

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 3,74 1,18 1,18 0,37

7. Pengangkutan & Komunikasi 2,08 1,15 0,23 0,13

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan 1,35 -2,90 0,10 -0,22

9. Jasa-jasa -0,99 5,72 -0,14 0,75

(3)

Seperti yang terlihat pada tabel 1, ada empat sektor yang mengalami kontraksi secara y-on-y yaitu pertanian 3,56%, pertambangan dan penggalian 17,62%, industri pengolahan 2,93%, serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 2,90%. Dari keempat sektor tersebut, berdasarkan kontribusinya terhadap pertumbuhan total ternyata sektor pertanian merupakan penghambat paling dominan dengan kontribusi sebesar 0,74%, kemudian diikuti oleh industri pengolahan sebesar 0,29%, kemudian keuangan persewaan dan jasa perusahaan 0,22% dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,12%. Sementara itu, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air yang tumbuh sebesar 13,05%. Namun jika dilihat dari kontribusinya terhadap total pertumbuhan, sektor jasa-jasa merupakan pendorong utama tumbuhnya PDRB Bali secara year on year, dengan kontribusi mencapai 0,75%.

2. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Dilihat dari nilai absolutnya, perkembangan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku cenderung meningkat sementara berdasarkan atas dasar harga konstan memperlihatkan fluktuasi. Berdasarkan harga berlaku, pada Triwulan I Tahun 2007 PDRB Bali mencapai Rp. 10,12 trilyun kemudian meningkat menjadi Rp. 10,37 trilyun di Triwulan II 2007, menjadi Rp. 10,69 trilyun pada Triwulan III 2007, dan meningkat lagi menjadi Rp. 11,16 trilyun pada triwulan IV 2007. Selanjutnya untuk tahun 2008, trend peningkatan masih terus berlangsung. Pada triwulan I tahun 2008, PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku telah mencapai Rp. 11,46 trilyun.

Sementara itu berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Triwulan I tahun 2007 mencapai Rp. 5,96 trilyun, menurun menjadi Rp. 5,85 trilyun di Triwulan II 2007 meningkat menjadi Rp. 5,86 trilyun pada Triwulan III 2007, menurun menjadi Rp. 5,83 trilyun pada Triwulan IV 2007 dan diawal 2008 (triwulan I) kembali meningkat menjadi Rp. 5,98 trilyun.

Tabel 2

PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (trilyun rupiah)

Berlaku Konstan LAPANGAN USAHA Triwulan IV

2007 Triwulan I 2008 Triwulan IV 2007 Triwulan I 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 2,02 2,10 1,16 1,20

2. Pertambangan & Penggalian 0,07 0,07 0,03 0,03

3. Industri Pengolahan 1,00 1,04 0,56 0,58

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 0,24 0,24 0,09 0,10

5. Bangunan 0,54 0,56 0,24 0,24

6. Perdagangan, Hotel, &

Restoran 3,20 3,32 1,83 1,90

7. Pengangkutan & Komunikasi 1,39 1,43 0,64 0,66 8. Keuangan, Persewaan, &

Jasa Perusahaan 0,86 0,88 0,43 0,44

9. Jasa-jasa 1,83 1,81 0,84 0,83

PDRB 11,16 11,46 5,83 5,98

Lebih jauh jika diperhatikan per sektornya, pada Triwulan I 2008 terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi sektor dengan nilai tambah terbesar, yaitu mencapai Rp. 3,32 trilyun untuk harga berlaku dan Rp. 1,90 trilyun untuk harga konstan. Tempat kedua juga

(4)

masih diduduki oleh sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Rp. 2,10 trilyun untuk harga berlaku, dan Rp. 1,20 trilyun untuk harga konstan.

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

Struktur perekonomian Provinsi Bali yang dilihat dari kontribusi masing–masing sektor terhadap pembentukan PDRB masih ditopang oleh dua sektor dominan yaitu: perdagangan, hotel dan restoran, pertanian, serta jasa-jasa. Ketiga sektor ini memberi kontribusi masing-masing sebesar 29,08%, 18,32%, dan 15,82% atau jika ketiganya digabung akan memiliki peranan lebih dari setengah PDRB berlaku Provinsi Bali.

Untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, terlihat adanya sedikit penurunan kontribusi jika dibanding dengan keadaan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya (dari 29,78% menjadi 29,01%). Namun jika dibanding triwulan sebelumnya, peranan sektor ini terlihat mengalami peningkatan dari 28,64% menjadi 29,01%. Sementara itu untuk sektor pertanian, yang merupakan kontributor terbesar kedua dalam membentuk PDRB secara sektoral, memperlihatkan kecenderungan meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 18,14% menjadi 18,32%. Namun jika dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya, kontribusi sektor pertanian terlihat mengalami penurunan dimana pada triwulan I tahun 2007 kontribusi sektor pertanian mencapai 19,81%. Penurunan kontribusi secara y-on-y ini menunjukkan makin tergesernya peranan sektor pertanian di Bali. Selain alih fungsi lahan, pendapatan yang kurang menjanjikan tampaknya merupakan pendorong beralihnya penduduk untuk menggeluti sektor lainnya, terutama sektor-sektor yang terkait dengan industri pariwisata. Selanjutnya untuk sektor jasa-jasa, kontribusinya terlihat mengalami kenaikan dari triwulan yang sama tahun sebelumnya, namun masih lebih rendah jika dibanding dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 3

Kontribusi Masing–masing Sektor Terhadap PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

(dalam persen) 2007

Lapangan Usaha Triwulan I Triwulan IV Triwulan I 2008

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 19,81 18,14 18,32

2. Pertambangan & Penggalian 0,78 0,64 0,65

3. Industri Pengolahan 9,09 8,96 9,09

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 1,93 2,14 2,12

5. Bangunan 4,33 4,84 4,87

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 29,78 28,64 29,01 7. Pengangkutan & Komunikasi 12,16 12,45 12,46 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan 7,05 7,74 7,65

9. Jasa-jasa 15,08 16,43 15,82

(5)

4. PDRB Provinsi Bali Menurut Penggunaan

Dari sisi penggunaan, PDRB Bali dapat dirinci menurut pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor, dan impor.

Pada Triwulan I 2008, pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) mencapai Rp. 3,08 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 2,61% dibanding triwulan sebelumnya yang hanya Rp. 3,00 trilyun. Sementara untuk harga berlaku juga terjadi peningkatan dalam hal pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu dari Rp. 5,20 trilyun menjadi Rp. 5,34 trilyun.

Sebaliknya untuk pengeluaran konsumsi pemerintah, terjadi penurunan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Untuk harga berlaku, terjadi penurunan dari Rp. 1,85 trilyun menjadi Rp. 1,63 trilyun. Sedangkan untuk harga konstan mengalami penurunan dari Rp. 0,55 trilyun menjadi Rp. 0,53 trilyun, atau menurun sebesar 3,72% dari triwulan sebelumnya.

Selanjutnya, untuk pembentukan modal tetap domestik bruto, memperlihatkan kinerja yang cukup memuaskan pada Triwulan I 2008. Komponen ini mengalami pertumbuhan baik atas dasar harga berlaku maupun secara riil (atas dasar harga konstan). Atas dasar harga berlaku, terjadi peningkatan dari Rp. 2,59 trilyun menjadi Rp. 2,70 trilyun sedangkan untuk harga konstan terjadi peningkatan dari Rp. 1,11 trilyun menjadi Rp. 1,14 trilyun, atau sekitar 2,50%.

Sementara itu, untuk kinerja komponen perdagangan di Triwulan I, ekspor menunjukkan peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun konstan, sementara impor sebaliknya. Untuk ekspor, peningkatan pada harga berlaku yaitu dari Rp. 3,89 trilyun menjadi Rp. 4,27 trilyun sementara atas dasar harga konstannya meningkat dari Rp. 2,06 trilyun menjadi Rp. 2,30 trilyun. Sedangkan untuk komponen impor, atas dasar harga berlaku menurun dari Rp. 1,95 trilyun menjadi Rp. 1,91 trilyun dan atas dasar harga konstan juga mengalami penurunan dari Rp. 1,24 trilyun menjadi Rp. 1,22 trilyun.

Tabel 4

Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Komponen Penggunaan (dalam %) Lapangan Usaha Triw. I 2008 terhadap

Triw. IV 2007 Triw. I 2008 terhadap Triw. I 2007 Sumber pertumbuhan y- on-y (1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga 2,61 -3,58 -1,92

2. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah -3,72 30,99 2,10

3. Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto 2,50 -8,46 -1,76

4. Perubahan Inventori 0,14 7,23 0,02

5. Ekspor 11,76 -29,64 -16,30

6. Impor -2,15 -32,88 -10,01

PDRB 2,49 0,32 0,32

Dilihat dari perannya terhadap pembentukan PDRB, komponen konsumsi ternyata masih menjadi penggerak ekonomi Bali dari sisi penggunaan. Dengan nilai absolut atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 5,34 trilyun, pengeluaran konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 46,70% terhadap total PDRB. Kemudian konsumsi pemerintah memberi peran sebesar 14,25%, dengan nilai absolut

(6)

mencapai Rp. 1,63 trilyun. Sehingga, total peranan komponen konsumsi terhadap PDRB Bali atas dasar harga berlaku mencapai 60,94% dengan nilai absolut mencapai Rp. 6,97 trilyun.

Tabel 5

PDRB Menurut Penggunaan Triwulan IV 2007 dan Triwulan I 2008 (Trilyun rupiah)

Triwulan IV 2007 Triwulan I 2008 Lapangan Usaha

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga 5,20 3,00 5,34 3,08

2. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah 1,85 0,55 1,63 0,53

3. Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto 2,59 1,11 2,70 1,14 4. a.Perubahan Inventori 0,02 0,01 0,02 0,01 b.Deskripansi Statistik -0,44 0,34 -0,59 0,13 5. Ekspor 3,89 2,06 4,27 2,30 6. Impor 1,95 1,24 1,91 1,22 PDRB 11,16 5,83 11,46 5,98 Tabel 6

Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Provinsi Bali Triwulan IV 2007 dan Triwulan I 2008 (dalam %)

Berlaku Konstan Lapangan Usaha Triwulan IV

2007 Triwulan I 2008 Triwulan IV 2007 Triwulan I 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga 46,60 46,70 51,45 51,65 2. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah 16,54 14,25 9,41 8,86 3. Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto 23,18 23,63 19,02 19,08 4. a.Perubahan Inventori 0,21 0,21 0,25 0,25 b.Deskripansi Statistik -3,94 -5,14 5,84 2,19 5. Ekspor 34,91 37,31 35,37 38,67 6. Impor 17,50 16,71 21,34 20,43 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Pada dasarnya, ekonomi yang digerakkan oleh konsumsi masih kurang efisien jika dibanding ekonomi yang digerakkan oleh investasi dan perdagangan. Sehingga dengan demikian, dari data PDRB Bali menurut penggunaan dapat dikatakan bahwa ekonomi Bali belum cukup efisien. Hal ini disebabkan oleh masih dominannya peranan konsumsi dalam menggerakkan ekonomi Bali. Namun demikian, pada Triwulan I 2008 ini, keadaannya terlihat makin menggembirakkan. Ini disebabkan karena cenderung menurunnya peranan konsumsi secara total yang diikuti oleh meningkatnya peranan investasi (PMTDB).

(7)

Informasi lebih lanjut hubungi :

Ir. Yudhadi

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail : bps5100@telkom.net

Referensi

Dokumen terkait

Unsur-unsur tersebut adalah tema ekonomi dan pendidikan, plot menggunakan alur campuran, penokohan dalam novel tersebut dominan memiliki watak protagonist, setting terdiri

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter

Berdasarkan data dari pertanyaan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa responden menjawab pertanyaan ke lima dengan jawaban “sangat membantu” sebanyak 27 responden

Tujuan penelitian Nurhidayati (2010) adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan data morbiditas pasien rawat jalan serta mengetahui kendala dalam pengelolaan data morbiditas

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, pemungutan suara tetap tidak dapat dilaksanakan karena situasi yang belum/tidak

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa program pendidikan bahasa arab semester 7 (tujuh) UPI mampu mengetahui, memahami hadits-hadits nabi tentang tujuan pendidikan3.

Pengendalian Internal terhadap Aset Tetap pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara saat ini sudah cukup baik, namun akan berjalan dengan efektif dan