• Tidak ada hasil yang ditemukan

GALENIKA. Minyak Atsiri 1/21/2013. h o m e

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GALENIKA. Minyak Atsiri 1/21/2013. h o m e"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

b a c k n e x t h o m e

1/21/2013

GALENIKA

(2)
(3)
(4)

Minyak atsiri terbentuk langsung

dari proto-plasma, akibat adanya

peruraian lapisan resin dari dinding

sel, atau oleh karena hidrolisis dari

glikosida tertentu.

(5)
(6)

Parenkhim

(7)

Sel minyak

Citrus

Thymi

(8)

Schyzogen & Lysigen

(9)

Rambut Kelenjar Mahkota Bunga

Penyimpanan Minyak Atsitri

(10)

Isolasi minyak atsiri :

Perlakuan pendahuluan:

- pengecilan ukuran

- pengeringan

- pelayuan/fermentasi

Isolasi : - konvensional

- modern

(11)

Metode konvensional:

- penyulingan : air

air dan uap

uap

- pengepresan

- penyarian dengan pelarut

mudah menguap

- penyarian dengan lemak

-- dingin

(12)

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

b a c k n e x t h o m e

1/21/2013

PENYULINGAN

(19)

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.

---

Penguapan minyak + air ditentukan oleh :

• Besarnya tekanan uap

• BM masing-masing komponen dalam minyak

(20)

Kelemahan cara Penyulingan

• Tidak baik bagi jenis minyak yang mengalami kerusakan karena panas dan air

• Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester • Komponen minyak yang larut dalam air tidak tersuling

• Komponen minyak yang bertitik didih tinggi tidak ikut tersuling

• Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah

(21)

Rendemen & Mutu Minyak

• Perajangan

• Pengisian bahan baku dalam ketel harus

homogen

• Dicegah terbentuknya jalur-jalur uap

• Suhu dan Laju Penyulingan optimum

(22)

• khususnya pada penyulingan

uap, jumlah air yang kontak

langsung dengan bahan harus

seminimal mungkin, tetapi

harus ada air untuk menjaga

kelancaran diffusi.

(23)

Penyulingan Air

Penyulingan air baik untuk bahan yang menggumpal jika langsung kena uap, seperti bubuk almond,

bunga mawar, bunga jeruk.

Keuntungan

Kerugian

Tidak dapat digunakan untuk bahan mudah

tersabunkan, titik didih tinggi, dan mudah

(24)

Penyulingan Uap dan Air

Keuntungan

 Mengurangi terjadinya

dekomposisi komponen oleh adanya air

Kerugian

 Tidak cocok untuk

bahan yang terlalu halus dan yang

(25)

Penyulingan Uap

Keuntungan

Terjadi pembengkakan sel

Pembebasan minyak lebih mudah

Uap melindungi minyak dari

oksidasi

Kondensasi minyak serta air

dalam pendingin terjadi dalam

waktu sama, sehingga

mengurangi minyak yang terlarut

dalam air

(26)

Penyulingan Uap

Kerugian

Pada metode ini, diperlukan

peralatan tambahan yaitu ketel

penghasil uap.

Ketel tersebut memerlukan

konstruksi yang kuat serta alat

pengaman yang baik dibanding

metode penyulingan yang lain

(27)

Pengepresan

• Umumnya dilakukan terhadap

bahan berupa biji, buah dan kulit

buah

• Almond, apricot, lemon, grape, dan

kulit jeruk

Tipe alat pengepres :

Hidrolik

Ekspeller

(28)

Pengepresan

Keuntungan

 Murah  Mudah

Kerugian

 Penggunaannya terbatas

 Minyak tercampur kotoran dan air  Perlu penanganan lebih lanjut

(29)

Pengepresan

(30)

Pengepresan

(31)

Penyarian

• Umumnya digunakan untuk mengekstraksi

minyak atsiri yang mudah rusak oleh

pemanasan dengan uap dan air,

• Terutama untuk mengekstrak minyak dari

bunga-bungaan

'

• Misalnya bunga cempaka, melati, mawar,

"gardenia", "lavender", "lily", kenanga, dan

"geranium".

(32)

Penyarian

(33)

Penyarian

(34)

Syarat Penyari

• Melarutkan sempurna

• Titik didih rendah

• Tidak campur air

• Tidak meninggalkan sisa

• Tidak mudah terbakar

• Inert dan Murah

(35)

Penyarian

• Pelarut dapat dengan mudah

menembus jaringan bunga

dan melarutkan minyak yang

ada dalam kelenjar minyak.

(36)

Kerugian

• Diperlukan tenaga yang terlatih.

• Digunakan untuk mengambil

minyak yang berasal dari bunga.

• Mahal.

Penyarian

(37)

Penyarian dengan lemak

• Penyarian panas

digunakan untuk bunga yang tidak meneruskan proses fisiologis setelah dipetik, contoh mawar, orange, mimosa, akasia.

Penyarian dilakukan pada suhu 50-70o C.

• Penyarian dingin

digunakan untuk bunga yang masih meneruskan proses fisiologis setelah dipetik, contoh melati, sedap malam

• Hasil Penyarian disebut Pomade

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Enfleurage

Keuntungan

 Rendemen lebih tinggi dibanding ekstraksi  Minyak berbau lebih natural dan “wangi”

Kerugian

 Tidak untuk semua bunga.

 Lemaknya hanya terbatas sekali pakai  Lemak yang mengandung antioksidan

dapat mempengaruhi bau minyak atsiri

(44)

Metode lain yang

dikembangkan

Penyulingan molekular :

Minyak yang diperoleh memiliki

warna yang lebih bagus, aroma

lebih alami dibanding minyak

hasil produksi dengan metode

konvensional.

(45)

Metode lain yang

dikembangkan

Penyulingan uap-ekstraksi pelarut

berkelanjutan

:

Pelarut yang digunakan lebih sedikit

Mutu minyak dapat dipertahankan

pada setiap proses ekstraksi

.

(46)

Metode lain yang

dikembangkan

Metode Ekstraksi fluida superkritik/

fluida sub kritik

:

Metode ini didasarkan pada efek pelarut.

Ada 2 jenis metode :

(47)

Metode lain yang

dikembangkan

Metode Ekstraksi fluida superkritik/

fluida sub kritik

:

Pada metode tidak langsung,

komponen minyak atsiri diserap absorben

(resin), kemudian disari dengan fluida

superkritik/ subkritik, selanjutnya fluida

dibiarkan menguap pada suhu kamar.

Fluida yang digunakan adalah CO

2

(48)

Metode lain yang

dikembangkan

Penyerapan dengan resin berongga

besar

:

terutama untuk minyak atsiri dari bunga

Absorben yang digunakan bersifat non- ionik

(ko-polimer divinil benzena-vinil diameter

kurang lebih 0,5-1,5 mm).

Selanjutnya minyak diekstraksi kembali

(49)

Penanganan

Minyak atsiri

(50)

Penanganan

Penjernihan dan Pemisahan terpena dari

minyak

Pengemasan

Penyimpanan

(51)

Penjernihan

Menghilangkan sisa air dengan NaSO

4

anhidrat

Kekeruhan dihilangkan dengan

Kieselguhr

Warna gelap dihilangkan dengan asam

berbasa II atau lebih (tartrat / sitrat)

(52)

Pemisahan Terpena

Dilakukan dengan penyulingan fraksi

pada tekanan vakum.

Atau

Ekstraksi persenyawaan yang

teroksigenasi dengan menggunakan

etanol encer

(53)

Pengemasan

Dapat menjamin mutu produk yang dikemas

Mudah dipakai

Tidak mempersulit penanganan. Dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan

Tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi

Mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.

(54)

Pengemasan

gelas : baik, tidak bereaksi, tidak praktis

Plastik : PVC., PVDC

minyak atsiri tertentu dapat bereaksi

Drum  bahan yang baik :

Besi, besi galvanis, Aluminium (tapi

tidak tahan fenol), Stainless steel (tapi

mahal)

Tembaga (tidak baik)

(55)

Pengisian

Diberi ruang kosong (

head space

)

sekitar 5%; atau

Ruang kosong diisi gas C0

2

, atau

(56)

Penyimpanan

Suhu di bawah 20

o

C

Tidak kena cahaya

(57)

Minyak atsiri

• Penentuan bobot jenis

• Penentuan putaran optik

• Penentuan indeks bias

• Penentuan kelarutan dalam alkohol

• Titik beku

• Residu penguapan

Kontrol Kualitas

(58)

Minyak atsiri

• Tergantung dari komponen kimia yang akan

ditentukan (kadar ester, total alkohol , dsb)

• Metode yang digunakan:

1) Konvensional (titrasi, gravimetri)

2) Modern (menggunakan KLT, GLC, GC-MS)

Kontrol Kualitas

(59)

Minyak atsiri

• Penentuan bobot jenis

• Penentuan putaran optik

• Penentuan indeks bias

• Penentuan kelarutan dalam alkohol

• Titik beku

• Residu penguapan

Kontrol Kualitas

(60)

Penentuan sifat fisika

• Bobot jenis minyak atsiri pada suhu 15/15oC

adalah perbandingan antara berat minyak

pada suhu 15oC dengan berat air pada volume

air yang sama dengan volume minyak pada suhu 15oC.

(61)

Penentuan Putaran Optik

 Digunakan alat “

half shadow instrument

” tipe

Lippich.

• Dilakukan pada suhu kamar dengan panjang kolom transmisi cairan 100 mm.

(62)

Penentuan Indeks Bias

 Digunakan “

refraktometer Pulfrich“

atau

“refraktometer Abbe

”.

 Diukur pada suhu 20oC.

 Bila suhu lebih dari 20oC, hasil perhitungan

ditambah faktor koreksi 0,00045 / oC

(63)

Penentuan Kelarutan

dalam etanol

• Kelarutan ditentukan dengan

alkohol konsentrasi mulai dari

50%, 60%, 70%, 80%, 95%.

(64)

Penentuan titik beku

• Sejumlah minyak dimasukkan ke dalam tabung • Dinginkan dalam air/bahan pendingin

• Suhu 5o C lebih rendah dari titik beku

• Menggunakan termometer berskala -5o s/d +50o C

• Minyak harus kering dan bebas air.

(65)

Penentuan sisa penguapan

• Alat yang digunakan adalah cawan penguapan dari gelas pyrex dengan alas datar

• Diameter 80 mm, tinggi 25 mm. • Penguapan di atas w.b.

• Kadar sisa penguapan = berat sisa dibagi berat bahan kali 100%

(66)

Minyak atsiri

• Tergantung dari komponen kimia yang akan

ditentukan (kadar ester, total alkohol , dsb)

• Metode yang digunakan:

1) Konvensional (titrasi, gravimetri)

2) Modern (menggunakan KLT, GLC, GC-MS)

Kontrol Kualitas

(67)

Penetapan Asam

 Sebagian besar minyak atsiri

mengandung sejumlah kecil asam bebas.

 Jumlah asam bebas biasanya dinyatakan dalam bentuk bilangan asam.

(68)

Penetapan Ester

 Dinyatakan dengan bilangan ester,

 yaitu dengan cara menyabunkan minyak dengan basa

• menggunakan labu penyabunan

(69)

Penetapan Alkohol

 Dilakukan asetilasi,

 Diikuti dengan penyabunan

Menggunakan labu asetilasi

(70)

Penetapan Aldehida dan Keton

 Dengan metode :  bisulfit,  sulfida netral,  fenilhidrazina, dan  hidroksilamin

Menggunakan labu Cassia

(71)

Penetapan Fenol

• Fenol akan bereaksi dengan

alkali hidroksida, sehingga

meningkatkan kelarutan senyawa

fenolat dalam air.

• Penetapan menggunakan alat seperti

gambar

(72)

Penetapan Sineol

 Didasarkan pada pembentukan padatan,

 Yaitu persenyawaan antara sineol bebas dengan

asam fosfat.

 Padatan yang terbentuk dilarutkan dalam air

(menggunakan labu Cassia),

 dan sineol yang telah dibebaskan

kembali jumlahnya dapat dibaca melalui skala pada leher labu.

(73)

Penetapan Askaridol USP

 Didasarkan atas kelarutan askaridol terhadap asam asetat encer

(menggunakan labu Cassia).

 Kadar askaridol ditetapkan dari jumlah volume minyak yang tidak terlarut.

(74)

Penetapan Kamfor

 Kandungan kamfor dari minyak atsiri yang tidak mengandung gugus karbonil yang lain, dapat dilakukan dengan metode gravimetri (metode Aschan).

(75)

Penetapan Alil Isotiosianat

 Dengan volumetri, didasarkan pada reaksi radikal

isotiosianat dengan perak nitrat.

 Kelebihan perak nitrat dititrasi dengan

amonium-isotiosianat yang berisi ferri,

 sampai terbentuk warna merah ferritiosianat.

(76)

Penetapan Asam Sianida (HCN)

 Ditetapkan dengan metode titrimetri

(USP).

 Didasarkan atas pengendapan sianida

dengan perak nitrat (AgNO3).

 Titik akhir ditandai dengan terbentuknya

warna merah perak chromat.

(77)

Pemeriksaan Penyusun Minyak Atsiri

 Dengan KLT

(Kromatografi Lapis Tipis).

 Dengan GLC

(Gas Liquid Chromatography)

 Dengan GC-MS

(Gas Chromatography – Mass Spectro).

(78)

Pemalsuan

Minyak lemon

 terpentin

 Asetanilida + Vanilin

Minyak jeruk

 Kerosin atau

 fraksi minyak mineral

(79)

Deteksi

Terpentin :

mengurangi BJ., kelarutan dan putaran optik

Petroleum dan minyak bumi :

penurunan BJ., Indeks bias, putaran optik dan kelarutan minyak

Minyak dan lemak pangan :

- Memperbesar bilangan ester dan residu penguapan minyak atsiri

- Dapat disabunkan, sehingga membentuk busa

(80)

Tugas

Buatlah makalah mengenai minyak mawar

meliputi:

Tanaman penghasil

Bagian yang digunakan

Waktu panen yang tepat

Perlakuan pendahuluan sebelum isolasi

Metode isolasi yang tepat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, material yang digunakan yaitu komposit PANi/SiO 2 dimana karakteristik dari PANi yaitu mencegah aliran ion-ion elektrolit yang dapat merusak bahan,

Alhamdulillah, atas kurniaan kurnian dan hadrat dari-Nya, folio kerjaya ini berjaya saya siapkan dengan selengkap-lengkapnya. Banyak kelebihan yang telah saya dapati

&eskip%n menjadi metode yang paling sering dig%nakan saat ini/ metode paraEn memiliki kelebi+an dan kek%rangan dibandingkan metode yang lain- Kelebi+an metode para7n

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemerintah Kecamatan Masalle menyambut gembira terbitnya buku Kecamatan Masalle Dalam Angka Tahun 2013 yang merupakan

Maka Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang membuat kebijakan mengenai Program Rehabilitasi Rumah Layak Huni yang di rancang khusus

Penulis menyimpulkan dalam kegiatan bisnis ini,dengan mengeluarkan disain yang menarik, dapat dipesan sesuai keinginan konsumen, dan selalu berinovasi dengan

Polipropilena merupakan bahan polimer sintetik yang bersifat termoplastis sehingga mudah untuk diproses memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang baik, ketahanan yang tinggi

Kadar Cd dalam ikan ini melebihi Batas Cemaran Logam Berat dalam Makanan berdasarkan Dirjen POM Nomor 03725 tahun 1999; (d)Terdapat kadar Cd dalam darah subyek penelitian