• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPL UKL Yus Hotel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPL UKL Yus Hotel."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya

YUS HOTEL

HOTEL

Jalan Tien Soeharto, RT. 15, No.12, Kelurahan Nunukan Timur,

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

RENCANA KEGIATAN PENINGKATAN USAHA YUS

HOTEL KABUPATEN NUNUKAN

KEGIATAN USAHA HOTEL JUMLAH KAMAR 27 UNIT

(2)

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dalam rangka mencegah dan mengantisipasi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan sebagai perwujudan dari pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ini disusun dalam rangka melengkapi proses perijinan kegiatan peningkatan usaha Hotel “Yus Hotel” dan juga sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam mengelola dan memantau kegiatannya. Sehubungan hal itu pemrakarsa menyusun dokumen UKL dan UPL.

Dalam dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ini diuraikan dampak - dampak yang mungkin terjadi mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi maupun dampak yang ditimbulkan pada saat operasional. Dengan tersusunnya dokumen ini kami tetap mengharapkan masukan dan arahan dari instansi terkait sehingga kami dapat menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Akhirnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dapat kami selesaikan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) kegiatan peningkatan usaha Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT. 15, No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

.

Nunukan, 23 agustus 2013

(Maisa)

(3)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya

Halaman

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Bab I Identitas Pemrakarsa 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identitas Pemrakarsa... 3

Bab II Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau Kegiatan dan Alih Fungsi Ruangan 2.1 Nama Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau kegiatan . 1 2.2 Lokasi Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan / atau kegiatan 2

2.3 Skala Kegiatan Peningkatan Kapasitas ... 2

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan / atau kegiatan ... 4

Bab III Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 3.1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencanapeningkatan kapasitas usaha dan/atau kegiatan ... 1

3.2. Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup ... 7

3.3. Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup ... 16

3.4. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup ... 22

3.5. Tolak Ukur Efektifitas PPLH ... 29

Bab IV Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4.1 Jumlah Dan Jenis Izin - Izin PPLH Yang Dibutuhkan ... 1

(4)

Lampiran

(5)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4844).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

(6)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup bagi usaha dan/atau Kegiatan Yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan / atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 80 tahun 1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2000 tentang Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Yang Wajib AMDAL.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

(7)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pengawasan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan oleh Limbah.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 24 Tahun 1992 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Ijin Mendirikan Bangunan.

(8)

IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1. Latar Belakang

Lokasi usaha yang berada di Kecamatan Nunukan yang merupakan ibukota Kabupaten Nunukan, selain merupakan tempat terdapatnya pusat pemerintahan, juga pusat aktivitas segala kegiatan ekonomi dan lalulintas perdagangan. Dipimpin oleh seorang camat, Kecamatan Nunukan terdiri dari 4 kelurahan dan 1 desa dan memiliki potensi daerah terutama di bidang perdagangan, jasa, pertanian dan perkebunan serta potensi pariwisata yang memerlukan akomodasi pariwisata.

Akomodasi pariwisata termasuk hotel, memerlukan perubahan dan perbaikan serta peningkatan kegiatan dan pelayanan kepada wisatawan yang tetap menitikberatkan perhatian terhadap kelestarian lingkungan. Semua kegiatan / usaha yang telah dibangun harus bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

Agar akomodasi pariwisata yang dibangun tersebut tidak menimbulkan dampak lingkungan akibat limbah hotel yang dihasilkan.Maka usaha pelestarian lingkungan dan upaya menekan timbulnya dampak terhadap pencemaran lingkungan dipandang perlu pemrakarsa kegiatan usaha Hotel dalam melaksanakan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

(9)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik.

Studi UKL & UPL rencana kegiatan peningkatan usaha Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT. 15, No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Diharapkan dengan tersusunnya dokumen UKL & UPL ini dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan operasional nantinya.

Sehingga dalam pelaksanaannya Hotel “Yus Hotel” dapat mengambil kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup sesuai yang mengacu pada aturan tentang upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.

(10)

Nama : Maisa

Jabatan : Pemilik Usaha

Alamat : Jalan Tien Soeharto, RT. 16, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

Nomor Telpun : 081347000099

Nama Usaha : Yus Hotel Bidang Usaha : Hotel

(11)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya

BAB II

RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS

KEGIATAN / USAHA

2.1. Nama Rencana Peningkatan Kapasitas Kegiatan / Usaha

Kegiatan usaha Hotel “Yus Hotel” sudah operasional sejak bulan Desember 2012, tetapi ada rencana meningkatkan kapasitas usaha, untuk meningkatkan pelayanan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Rencana Hotel ”Yus Hotel” melakukan peningkatan kapasitas usaha untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau wisatawan, dan melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik sesuai peraturan perundang-undangan. Sehubungan dengan itu, rencana ada penambahan ruang makan, yang terdahulu merupakan ruang pertemuan dan ruang gudang dibongkar untuk mendapatkan ruang makan ukuran 8,70 m X 4,42 m yang luas dan nyaman bagi tamu yang menginap. Kami juga akan merubah gudang di ruang cuci menjadi ruang linen, memasang tabung pemadam kebakaran, membuat Grease Trap atau penangkap lemak di dapur sehingga sisa olahan makanan dari dapur tidak langsung terbuang ke lingkungan, juga septictank komunal kombinasi WWG (Waste Water Garden) sehingga limbah dari toilet terlebih dahulu diolah sebelum dimanfaatkan atau terbuang ke lingkungan, juga melakukan penghijauan dengan penambahan taman di areal parkir depan Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT. 15,No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Jangka waktu pelaksanaan rencana kegiatan peningkatan usaha 3 tahun mendatang.

(12)

2.2. Lokasi Rencana Peningkatan Kapasitas Kegiatan / Usaha

Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115033.23’ sampai dengan 118033.41’ bujur timur dan 003015.000’ sampai dengan 004025.055’ lintang utara, merupakan wilayah paling utara dari provinsi Kalimantan timur, berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah sebelah utara, dengan laut sulawesi sebelah timur, dengan kabupaten Tanah Tidung dan kabupaten Malinau sebelah selatan, dengan Negara Malaysia-Serawak sebelah barat. Pulau Nunukan memiliki luas total 23.346,00 Ha, topografi pulau Nunukan terdiri dari dataran sampai bukit, dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 78 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduk kecamatan Nunukan 55.701 jiwa dengan kepadatan 34,88 jiwa/km2. Pulau Nunukan hanya memiliki beberapa sumber mata air pegunungan kualitasnya baik tidak keruh dan berbau, yang mengalir ke beberapa sungai seperti sungai bolong, sungai bilal, dan lain lain, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 197,3 mm, temperatur bulanan rata-rata mínimum dan maksimum 24,400c - 33,4oc.

Perdagangan lintas batas dengan Tawau, Malaysia serta dengan pulau-pulau lain di Indonesia seperti Sulawesi dan Jawa ditunjang oleh letaknya yang strategis dan didukung oleh keberadaan Pelabuhan Tunon Taka yang dapat disandari oleh kapal-kapal besar.

Faktor pendukung lain ialah keberadaan konsumen yaitu ribuan calon tenaga kerja Indonesia yang setiap bulannya transit di kecamatan ini untuk pengurusan dokumen kerja. Sementara itu lahan pertanian dan perkebunan terdapat dalam jumlah besar dan produksinya terus ditingkatkan terutama padi dan sawit.

(13)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Kegiatan pembangunan Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT. 15,No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan ini sudah operasional. Bangunan kegiatan / usaha ini didirikan diatas tanah seluas total 600 m2, dengan Luas Bangunan 368 m2 .Status tanah Hak Milik.

Posisi GPS Lokasi usaha (akurasi 9 meter)

Ketinggian : 30 Meter

S : 004008.462’

E : 117039.874’

Lokasi kegiatan berbatasan dengan :

Sebelah Utara : ± 6 meter Jalan Tien Soeharto Sebelah Timur : ± 1 meter Tanah milik H. Azis Sebelah Selatan : ± 1 meter Jalan Kecil

Sebelah Barat : ± 1meter Masjid

Jarak obyek vital terdekat ; Masjid ± 2 meter sebelah barat Irigasi sawah tidak ada

(14)

2.3. Skala Peningkatan Kapasitas Usaha / Kegiatan

1. Luas tanah : 600 m2 (status tanah Hak Milik) Luas Bangunan : Bertingkat 368 m2

Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha ;

• Pembangunan ruang makan yang diperuntukkan bagi tamu yang menginap, dengan membongkar gudang 2,20 m x 4,42 m disamping ruang pertemuan dan merumah ruang pertemuan ukuran 6,50 m x 4,42 m menjadi ruang makan, di lantai I ukuran 8,70 m x 4,42 m.

• Pembuatan perangkap lemak (Grease Trap) di dapur sehingga sisa makanan dan lemak tidak langsung terbuang ke selokan dan pencemaran bisa diminimalisir ukuran 0,5 m x 0,5 m

• Pembuatan septictank komunal kombinasi WWG ukuran disesuaikan dengan kapasitas maksimal hotel 27 kamar

• Merubah gudang di ruang cuci menjadi ruang Linen

• Memasang tabung pemadam kebakaran di lantai I dan Lantai II • Penataan taman di areal parkir yang memadai dengan ukuran

disesuaikan ketersediaan lahan.

2. Jumlah Lapi Bangunan : Bertingkat Lantai 2

Fasilitas kamar dilengkapi TV khusus untuk kamar executive, dan Kipas Angin

Jumlah Kamar 27 unit terdiri dari :

Standard 4 kamar masing-masing ukuran 3,3 m x 4,5 m Executive Single 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m Executive Double 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m Economy 11 kamar masing-masing ukuran 3 m x 3,5 m

(15)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya 3. Susunan Tata Bangunan

Lantai I seluas 184 m2 terdiri dari ; lobby, 4 kamar standart, 6 kamar Executive Single, ruang makan, dapur, ruang cuci, dan linen

Lantai II seluas 184 m2 terdiri dari ; 11 kamar Economy, 6 kamar Executive Double, Musola, dan Gudang

Parkir seluas 18 m x 6 m di depan bangunan utama

4. Instalasi listrik dan air

Sumber tenaga listrik : PLN 7300 watt

Air : PDAM

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan

1. Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi

Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha

Pemrakarsa sebelum melaksanakan rencana kegiatan peningkatan usaha ini, terlebih dahulu berkoordinasi dengan dinas terkait, dan melakukan pendekatan / mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar.

2. Kegiatan pada Tahap Konstruksi Mobilisasi tenaga kerja konstruksi

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja akan dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan dan spesifikasi pembangunan yang akan dilaksanakan. Mobilisasi tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tingkat keahlian dari para pekerja dan spesifikasi tahapan kegiatan proyek yang harus diselesaikan.

(16)

Mobilisasi bahan / material dan peralatan

Mobilisasi bahan / material dan peralatan sangat berpengaruh dalam meningkatkan kelancaran dan kecepatan penyelesaian proyek. Pemrakarsa berupaya untuk memanfaatkan material alam yang ada di wilayah sekitar, serta yang terdekat dengan kegiatan proyek. Material umum yang digunakan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi : pasir pasang, koral, lime stone, pasir urug, semen, besi beton, besi baja, kayu, dan lainnya. Yang menjadi masalah dalam mobilisasi bahan / material dan peralatan ini umumnya adalah penempatan material dan peralatan serta terjadinya kemacetan akibat terganggunya arus lalu lintas. Untuk itu pemrakarsa menyediakan penempatan material yang memadai sehingga tidak menggangu lingkungan sekitarnya. Mengingat banyaknya material yang akan digunakan pihak pemrakarsa mengusahakan sedemikian rupa dimana melakukan mobilisasi material yang akan digunakan segera terlebih dahulu, sehingga tidak terdapat tumpukan material berhari – hari dan merusak pemandangan lingkungan, disamping itu pembangunan juga dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan untuk mobilisasi peralatan dilakukan sesuai dengan jenis dan tahap kegiatan yang sedang dilaksanakan, sehingga penempatan peralatan tidak menghabiskan ruang yang tersedia dalam pelaksanaan proyek. Untuk menghindari kemacetan akibat terganggunya arus lalu lintas dari kegiatan mobilisasi bahan / material dan peralatan, pihak pemrakarsa melakukan pengangkutan pada jam - jam tidak sibuk seperti sore / malam hari.

Peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi: mesin molen, mesin bor, mesin serut, mesin pemadat, mesin pemotong keramik, serta peralatan tukang dengan tangan seperti : gergaji, cangkul, linggis dan lainnya.

(17)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya bangunan. Untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi bangunan, maka dalam pelaksanaan pekerjaan dibantu dengan peralatan yang memadai, baik yang sifatnya peralatan mekanis, peralatan elektrik maupun peralatan tangan.

Untuk sistem keamanan bangunan gedung pemrakarsa melakukan beberapa hal yaitu : sistem struktur, memasang penangkal petir pada bangunan yang paling tinggi, disamping itu pemrakarsa menyiapkan tabung pemadam kebakaran yang ditempatkan pada dapur dan tempat - tempat strategis lainnya.

Pekerjaan pertamanan meliputi penanaman di taman dan dalam pot karena keterbatasan lahan, beberapa pepohonan dekat areal parkir guna meminimalkan pencemaran udara oleh asap kendaraan dan pada tempat lain di sekitar lokasi kegiatan supaya ada penyerapan air pada musim hujan, seperti : bambu hias, jepun, simbar, pinang, cempaka nangka, praksok, lamtoro, bregu, pucuk dan beberapa jenis bunga, yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Disamping itu juga pemrakarsa menata pertamanan dengan sedemikian rupa sehingga lingkungan hotel dan sekitarnya kelihatan indah dan lebih tertata serta menata tanahnya sehingga tidak ada air yang menggenang pada tempat tertentu.

Pengadaan sarana dan prasarana penunjang.

Pengadaan berbagai macam sarana dan prasarana penunjang yang menjadi kebutuhan hotel seperti : jaringan listrik, air, lampu taman, kebutuhan meubelair dan lainnya.

3. Kegiatan pada Tahap Operasional Penerimaan tenaga kerja operasional Operasional penyediaan air bersih

Operasional sistem pengolahan limbah cair

Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah Operasional gudang

(18)

Operasional tenaga listrik

Operasional sistem pemadam kebakaran

Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Adapun rencana fasilitas dan pengelolaan yang akan dilakukan Hotel “Yus Hotel” adalah sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah sekitar ± 5 orang, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Asal tenaga kerja ini 100 % tenaga kerja lokal setempat Nunukan yang dilengkapi daftar diri.

Jumlah Tenaga Kerja :

No Jenis Pekerjaan Jumlah diperlukan / tersedia 1

2 3

Housekeeper Food & Beverage Front Office

Total

2 Orang 1 Orang 1 Orang

4 Orang

(19)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Struktur Organisasi Hotel

1. Front Office

FO adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas kantor depan.

2. Housekeeper

Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.

3. Food & Beverage

F&B adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage untuk dapat menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu. Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap penyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage.

Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masing-masing yang akan diatur oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta keahliannya. Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola akan senantiasa mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan tamu, pengolahan makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan pelatihan pencegahan, penanggulangan serta penggunaan alat pemadam kebakaran. Disamping itu pelatihan karyawan tentang tata krama menyambut tamu, pelayanan saat makan dan saat tamu meninggalkan Hotel.

(20)

2. Operasional kamar dan tempat tidur.

Kamar yang disewakan kaitannya dengan operasional Hotel ini sebanyak 27 kamar yang disewakan. Fasilitas yang tersedia di masing - masing kamar yaitu TV khusus Executive, dan Kipas Angin. Dalam upaya mencegah penularan penyakit kepada tamu yang menginap dan karyawan yang ditularkan melalui operasional kamar ini, maka kamar tidur dikelola sebaik mungkin dengan membersihkan setiap hari termasuk lantai, seprei dicuci dan disetrika serta diganti setiap 2 hari sekali atau setiap tamu chek out.

3. Rencana perbaikan dapur dan penambahan ruang makan :

Dapur yang merupakan bagian dari kegiatan ruang makan

dipergunakan untuk menyiapkan makanan pagi, siang dan malam untuk tamu - tamu yang ingin menikmati menu khusus, disamping

menawarkan satu paket makanan dan minuman yang menyehatkan.

Dapur merupakan pendukung utama dari kegiatan ini dilengkapi dengan refrigerator sebagai pendingin bahan - bahan sayuran serta daging yang siap untuk diolah, juga terdapat freezer, deefriyer, oven, toaster roll, blender, kompor gas besar dan kecil, stimer, grille, chinese stove, dough machine, prepare table, microwave, rice cooker, pemanas air, serta beberapa pisau dapur, sendok, gelas, piring dan lain - lain yang disesuaikan dengan keperluan. Ruangan dapur di kegiatan usaha ini merupakan ruangan yang khusus dan tertutup hanya untuk

(21)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya dilengkapi dengan ventilasi yang baik dan tepat sehingga sirkulasi

pergantian udara kotor dengan udara bersih dapat berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan dengan daerah terbuka, telah diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau binatang kecil lainnya tidak bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap (hoods) dan kipas angin penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang timbul selama proses memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan.

Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau

menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama, bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung sehingga mudah untuk dibersihkan.

Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup saat petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk ke dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh dengan tangan.

(22)

dengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan mudah sehingga cepat dibersihkan.

Mekanisme pengolahan bahan makanan yang akan disajikan untuk para tamu dilakukan melalui beberapa tahapan

sebagai berikut :

a. Pemilihan bahan baku masakan

Bahan baku berupa bahan makanan yang digunakan meliputi berbagai jenis sayur - sayuran, buah - buahan, beras, gula, kopi, susu, minyak goreng dan bermacam - macam bumbu baik yang segar maupun dalam kaleng semuanya didapat dari bahan - bahan lokal (dalam negeri) yang dijual di pasar Nunukan dan sekitar Nunukan. Hanya sebagian kecil yang merupakan bahan import seperti apel, pier dan sebagian daging seperti daging sapi, kambing dan ternak dibeli melalui agen - agen resmi dan bersertifikat yang ada di Nunukan.

Pemilihan kualitas bahan makanan segar didasarkan atas karakter dan sifat dari bahan makanannya. Untuk ciri - ciri bahan makanan segar akan berbeda - beda untuk masing - masing komoditas, ikan misalnya harus memiliki mata bening, sisiknya lengkap, insangnya berwarna merah segar, teksturnya masih kompak dan baunya segar khas ikan tanpa bau busuk. Sedangkan sayuran yang segar adalah tidak layu, tidak busuk, penampakan utuh, tidak ada aroma menyimpang dan tidak ada cacat. Untuk bahan makanan ini ada yang bisa disimpan untuk jangka waktu lama, ada yang harus segera dimasak, ada yang harus disimpan di freezer, tetapi ada pula yang sebaiknya tidak disimpan didalam lemari pendingin. Untuk itu perlu dicermati cara - cara

penyimpanan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, juga ada pemisahan tempat penyimpanan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.

(23)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Untuk mengolah bahan - bahan makanan agar menghasilkan

makanan yang sehat dan enak maka pihak Hotel akan memilih bahan dasar masakan yang segar dan menggunakan bahan makanan dengan cara - cara penyimpanan yang benar serta memperhatikan tingkat higyenis dari bahan makanan tersebut serta kebersihan alat - alat dapur yang dipergunakan untuk mengolahnya. Pemilihan menu - menu

masakan yang disajikan dengan kandungan zat gizi yang tepat serta proses memasak makanan yang higyenis akan menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi menjadi prioritas usaha ini, tidak menggunakan bahan - bahan makanan, bumbu - bumbu masakan yang sudah

kadaluwarsa, dan bahan tambahan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan serta meminimalisir penggunaan zat pewarna, zat pemanis buatan, dan penguat rasa MSG hasil fermentasi.

c. Penyajian makanan

Pengecekan kesehatan dan penggunaan pakaian yang steril bagi pekerja yang bersentuhan secara langsung dengan makanan dan kebersihan lingkungan di lokasi usaha merupakan hal lain yang sangat diperhatikan dalam usaha ini. Diharapkan dengan langkah - langkah ini makanan dan minuman yang disajikan aman dikonsumsi dan sehat.

4. Gudang Penyimpanan

Gudang penyimpanan dipisahkan antara gudang penyimpanan peralatan penunjang usaha, bahan berbahaya, dengan gudang makanan dan minuman yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan

operasional usaha, yang bebas dari serangga dan tikus serta memperhatikan sirkulasi udara di dalam ruangan gudang.

4. Operasional Loundry

Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuci

perlengkapan tempat tidur dan kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.

(24)

Linen sebagai ruangan yang terdapat rak lemari tertutup yang dipisahkan antara linen untuk perlengkapan yang masih kotor dan yang sudah bersih, tempat penyimpanan perlengkapan tempat tidur, seperti seprei, selimut, dan sarung bantal yang bersih dan bebas dari serangga dan tikus.

7. Parkir

Lokasi parkir terletak di bagian depan areal Hotel yang berfungsi pula sebagai pintu masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga dilengkapi gorong-gorong untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya ditampung pada bak-bak penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir ini juga diletakkan bak sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut dipilah, untuk sampah organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai bagian tamanisasi parkir untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan serta menjaga keasrian, kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di siang hari. Jenis - jenis tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman perindang dan juga dalam pot karena keterbatasan ruang.

8. Pengelolaan Limbah Cair

Alur pengolahan limbah cair dari masing - masing sumber penghasil limbah sebagai berikut, akan menggunakan WWG dengan perhitungan kapasitas ; limbah cair dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu 37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m3 jadi kapasitas WWG 4,44 m3 yaitu ;

(25)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya menggunakan Sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan.

Dapur dan Loundry : limbah cair dari dapur terlebih dahulu dialirkan ke bar screen, kemudian dialirkan ke grease trap, kemudian limbah cair dialirkan ke Septictank dengan sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan.

Skema / diagram alir pengolahan limbah cair

Air hasil olahan limbah cair harus sesuai dengan standar baku mutu, sesuai kelas air dalam uji laboratorium sebelum dimanfaatkan atau

dibuang ke lingkungan (Menyirami Tanaman) dan harus memiliki ijin

pembuangan limbah cair dari Bupati Nunukan

8. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)

Pengelolaan limbah padat dilakukan sebagai berikut :

1. Botol plastik dan gelas bekas : bekerjasama dengan pihak luar / TPA untuk didaur ulang.

2. Kardus sisa dan kertas sisa : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan pihak luar / TPA untuk dijual atau didaur ulang kembali.

Limbah Cair

Toilet + Bio-

toiletto

Dapur dan Loundry

y

Bar Screen & Grease

Trap Kamar

mandi/ wastafel

Septictank Ke Waste Water Garden

Septictank Ke Waste Water Garden

Septictank Ke Waste Water Garden

Bak Penampungan

untuk Menyirami

(26)

3. Plastik pembungkus dan limbah padat lainnya : ditempatkan pada tempat penampungan sampah dari plastik ukuran 25 kg. Selanjutnya dijual kepada pemulung / pengumpul plastik / TPA.

4. Limbah dapur : di dapur disiapkan penampungan sementara limbah dapur yang terdiri dari tempat penampungan sampah organik dan anorganik, pembersihannya bekerjasama dengan peternak ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai ransum ternak.

5. Sampah pertamanan : Sampah yang dihasilkan dari pertamanan / kebun berupa daun - daun, dan ranting akan dimanfaatkan untuk kompos di lokasi kegiatan dengan pencacahan dan juga dengan dicampurkan MOL(Micro Organisme Local) atau Bakteri pengurai seperti EM4. Kapasitas disesuaikan ruang yang tersedia, dan pengomposan bisa dilakukan karena sangat sederhana,setiap hari selesai membersihkan taman.

6. Sampah sisa yang tidak Laku dijual ke pemulung, terutama anorganik, seperti sobekan plastik, Pecahan Kaca atau botol dan tutup botol, dikumpulkan dan bekerja sama dengan pihak luar / TPA untuk daur ulang dimanfaatkan, sehingga bisa memiliki harga jual yang tinggi. Pemrakarsa mengupayakan supaya semua sampah bisa dikelola, meminimalisir terbawa ke TPA dan tidak dibakar di lokasi kegiatan usaha.

(27)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Skema / diagram alir pengelolaan limbah padat / sampah

Organik

Sampah

Anorganik

Mengurangi Penggunaan &

Daur Ulang

Dijual ke pemulung Pakan

Ternak Pengomposan/

Biopori

B3

Mengurangi Penggunaan

(28)

Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Sebelum diangkut keluar / TPA, pada areal hotel dibuatkan TPS permanen yang tertutup dan dipisahkan antara sampah organik seperti dedaunan, dan non organik seperti plastik pembungkus makanan dan botol.

8. Pengolahan limbah gas dan asap

Limbah asap yang dihasilkan dari dapur akan diproses dengan menggunakan alat exhaust / cooker hood yang dapat mendaur udara kotor menjadi udara bersih melalui sistem penyaringan udara. Ruang Dapur dan ruang makan juga dilengkapi dengan fentilasi udara.

9. Pertamanan

Pertamanan untuk keindahan dan kesejukan juga berfungsi meredam kebisingan, serta mengatasi pencemaran udara seperti gas emisi kendaraan dan debu. Beberapa jenis tanaman yang ditanam di lokasi tanaman lokal dan berbagai jenis tanaman lainnya, bisa juga ditanam dalam pot dan pemasangan biopori (lubang yang dibuat sedalam 1,5 meter dengan diameter 30 centimeter, ditutup atasnya dengan tutup berlubang-lubang sehingga aman, dan hanya daunan dan ranting yang masuk menjadi kompos, bisa diangkat 2 minggu sekali, bisa dibuat dengan jarak 1,5 meter di ruang terbuka atau taman) untuk dapat menghasilkan kompos yang digunakan sebagai rabuk tanaman di tempat usaha.

10. Sistem keamanan bangunan dan sistem pemadam kebakaran.

(29)

peraturan-Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya peraturan yang berlaku agar terjamin kekuatannya. Pada struktur bangunan bawah (sub structure) telah memperhitungkan kedalaman pondasi, tipe bangunan struktur atas, kemampuan daya dukung tanah, mendukung semua beban di atasnya serta semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya.

Pada struktur bangunan atas (upper structure) akan menggunakan konstruksi beton bertulang sehingga kekuatannya terjamin karena merupakan kesatuan yang tertutup dan tidak mudah aus sehingga dapat menahan beban-beban yang harus dipikul dan semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya. Setiap bangunan juga dilengkapi dengan bangunan penangkal petir pada ujung bangunan tertinggi. Disamping itu untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar juga akan dipekerjakan tenaga keamanan / satpam.

Untuk sistem pemadam kebakaran pada kegiatan usaha Hotel ini dilakukan dengan :

a. Rencana akan disediakan alat / tabung pemadam kebakaran konvensional pada tempat-tempat yang strategis, pengamanan tabung diletakkan di dinding yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, serta semua karyawan harus dilatih menggunakan saat diperlukan serta nantinya setiap 1 (satu) bulan akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga alat selalu siap pakai.

b. Mengadakan pelatihan pada karyawan secara berkala cara penanganan bila terjadi kebakaran.

c. Penempatan kompor dan tabung gas ditempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas akan langsung terbawa angin.

(30)

e. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat dengan sumber api.

f. Secara berkala memeriksa instalasi listrik serta tidak memasang lampu secara berlebih dan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya kabel akan panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang lama-lama bisa menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan api.

BAB III

DAMPAK LINGKUNGAN YANG

DITIMBULKAN DAN UPAYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

SERTA UPAYA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Peningkatan Kapasitas Usaha Dan/Atau Kegiatan

3.1.1. Tahap Pra konstruksi

3.1.1.1 Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha

(31)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa adanya pro kontra terhadap rencana Kegiatan Peningkatan Usaha.

c. Besaran dampak : besarnya manusia yang akan terkena dampak adalah seluruh warga di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan serta lahan seluas 600 m2

3.1.2. Tahap Konstruksi

3.1.2.1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

a. Sumber dampak : mobilisasi tenaga kerja sebanyak ± 5 orang untuk kegiatan konstruksi. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang memiliki keahlian dan pekerjaan sebagai tenaga kontraktor dan ingin bekerja sebagai tenaga kerja konstruksi di rencana kegiatan. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban akibat rasa tidak puas terhadap sistem penerimaan tenaga kerja bangunan di lokasi proyek.

b. Jenis dampak : Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat.

c. Besaran dampak : ada kecemburuan masyarakat terhadap posisi lowongan pekerjaan sebanyak ± 5 orang yang dikerjakan oleh kontraktor proyek.

3.1.2.2. Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan

a. Sumber dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi bahan seperti : semen, batu pondasi, pasir, besi-baja dan lain-lain. Mobilisasi peralatan seperti alat untuk membuat bahan beton dan alat pertukangan lainnya.

(32)

kebisingan. Akan terjadi peningkatan polutan ke udara pada saat material tersebut dibongkar dari alat pengangkutnya ke lokasi penyimpanan / gudang. Tingkat kebisingan akan bertambah dari seluruh aktivitas bongkar material dari kendaraan ke lokasi gudang. Kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak pada komponen transportasi berupa gangguan lalu lintas, kemacetan di beberapa titik persimpangan yang padat dan pada tikungan serta kerusakan pada jalan yang dilewati.

c. Besaran dampak : meningkatnya polutan udara dan kebisingan seluas proyek dan wilayah sekitarnya, serta kemacetan lalu lintas sepanjang ruas jalan di depan lokasi kegiatan akibat mobilisasi bahan material untuk pembangunan Hotel ini dan rusaknya jalan yang dilewati dalam proses pengangkutan bahan dan material.

3.1.2.3. Pembangunan Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan. a. Sumber dampak : kegiatan yang merupakan sumber dampak adalah memindahkan bahan-bahan pembuat beton seperti : semen, kerikil, pasir dan besi beton, penataan pertamanan dan struktur bangunan.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak pada komponen kualitas udara dan kebisingan berupa peningkatan kadar debu dan polutan udara lainnya serta bertambahnya tingkat kebisingan akibat kegiatan pengecoran beton. Kegiatan ini juga akan berdampak pada komponen kualitas air dengan meningkatnya kekeruhan di alur selokan sehingga dapat mengganggu kehidupan flora dan fauna air di lokasi proyek dan sekitarnya.

c. Besaran dampak : kehidupan manusia, flora dan fauna di lokasi proyek dan sekitarnya.

(33)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya a. Sumber Dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengadaan sarana jaringan listrik dan air ke areal pembangunan.

b. Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak kepada perubahan dan penambahan distribusi aliran listrik dan air ke areal proyek yang akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.

c. Besaran dampak : akan mempengaruhi fasilitas penunjang ditempat lainnya.

3.1.3. Tahap Operasional

Kegiatan operasional Hotel “Yus Hotel” akan memberikan dampak terhadap lingkungan dari beberapa kegiatan sebagai berikut :

3.1.3.1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional.

a. Sumber dampak : kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menjadi penting untuk dibahas sebagai sumber dampak. b. Jenis dampak : kegiatan ini akan berkaitan dengan dampak

terhadap komponen lingkungan sosial berupa keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang berkeinginan untuk diterima sebagai tenaga kerja.

c. Besaran dampak : jumlah tenaga kerja yang akan diperlukan sekitar 4 orang.

3.1.3.2. Operasional Sistem Pengolahan Limbah Cair

a. Sumber dampak : kegiatan untuk mengolah limbah cair dari kegiatan operasional Hotel.

(34)

potensi pencemaran air permukaan dan keresahan masyarakat akibat sistem pembuangan limbah cair yaitu penurunan kualitas air di sekitar kegiatan.

c. Besaran dampak : limbah cair yang dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu 37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m3 dari kegiatan operasional Hotel serta operasional kamar mandi yang harus dikelola dengan baik yang berdampak pada areal seluas 600 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.3. Operasional Sistem Pengelolaan Limbah Padat (Sampah) a. Sumber dampak : kegiatan penanganan limbah padat/sampah

yang dihasilkan pada operasional Hotel.

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap kondisi lingkungan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik. c. Besaran dampak : limbah padat/sampah yang dihasilkan 2,5

Kgx jumlah orang (37 orang) adalah 92,5 Kg per hari, berupa sisa bahan makanan, kegiatan membersihkan areal pertamanan (sampah organik) dan sampah dari plastik, kertas, kaleng, kardus (sampah anorganik) yang berdampak pada areal seluas 600 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.4. Operasional Pengelolaan Serangga dan Binatang Pengerat a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional

Hotel, penyimpanan bahan makanan dan peralatan (operasional gudang).

(35)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya c. Besaran dampak : kesehatan seluruh karyawan dan wisatawan

yang berkunjung serta areal seluas 600 m2. 3.1.3.5. Operasional Parkir

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan keluar masuknya kendaraan dan parkir di lokasi kegiatan.

b. Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan akibat adanya konflik pemanfaatan lahan jalan masuk ke parkir serta peningkatan kebisingan dan pencemaran udara.

c. Besaran dampak : setiap kendaraan memberikan kontribusi pada peningkatan emisi gas buang ke udara dan potensi kemacetan pada jalan raya berdampak pada areal seluas 600 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.6. Operasional Sistem Pemadam Kebakaran

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional hotel dimana menggunakan tenaga listrik, api, gas, dll, yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran.

b. Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak sosial, ekonomi dan keamanan pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar. Selain bahaya keamanan bagi tamu / wisatawan, karyawan dan masyarakat sekitar juga dapat menimbulkan kerugian material bagi pengelola serta keresahan warga sekitar lokasi kegiatan.

c. Besaran dampak : tamu / wisatawan, untuk operasional hotel, dan berdampak pada areal seluas 600 m2 dan lingkungan sekitar kegiatan.

3.1.3.7. Aktivitas Sosial Dengan Masyarakat

(36)

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap lingkungan sosial akibat interaksi yang tidak seimbang antara pengelola kegiatan dengan masyarakat seperti terganggunya aktivitas masyarakat, Bagaimana pengelolaan dari pihak hotel sehingga hotel tidak dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas seksual yang menyimpang yang dapat meresahkan masyarakat.

c. Besaran dampak : masyarakat terdekat dengan keberadaan kegiatan dan seluruh masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

3.1.3.8. Interaksi Karyawan Dengan Manajemen Pengelola.

a. Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pihak pengelola.

b. Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap perlindungan hak dan kewajiban karyawan, kontrak kerja, dan Surat Keterangan Sehat.

c. Besaran dampak : seluruh karyawan yang berjumlah 4 orang.

3.2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.2.1. Tahap Pra Konstruksi

3.2.1.1. Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dalam pertemuan informal maupun formal.

(37)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya negatif ini dapat dilakukan melalui sosialisasi yang lebih intensif dengan pendekatan partisipatif. Saat penetapan batas proyek agar melibatkan para penyanding/pendamping di sekitar lokasi kegiatan serta disaksikan oleh instansi berwenang dan tokoh masyarakat. Melengkapi dan memenuhi semua peraturan dan perijinan terkait dengan pembangunan Hotelmelalui koordinasi dengan dinas-dinas terkait di Kabupaten Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2. Tahap Konstruksi

3.2.2.1. Adanya keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, saat pertemuan informal dan formal mengenai proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan membuat pendekatan berupa kesediaan pemrakarsa proyek untuk memberikan kesempatan pertama kepada masyarakat di sekitar lokasi proyek untuk diterima menjadi tenaga kerja proyek sesuai dengan kebutuhan dan lowongan pekerjaan yang tersedia. Untuk menghindari kemacetan lalulintas ketika mobilisasi material dan alat maka dilakukan dengan pengaturan volume angkut material tidak melebihi ketentuan batas yang diijinkan dan tidak dilakukan pada jam-jam sibuk atau padat aktivitas.

(38)

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2.2. Jenis dampak : penurunan kualitas udara di sekitar proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan mengatur jadwal mobilisasi bahan / material dan peralatan, serta semua pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.2.2.3. Keluhan masyarakat di sekitar proyek. Tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman dan 70 dB untuk kawasan rekreasi, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kebisingan sebaiknya dijadwalkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masyarakat pada saat istirahat atau pada saat upacara keagamaan. Menggunakan peralatan yang berfungsi baik dan kontraktor yang berpengalaman agar pekerjaan dilakukan dengan cepat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.2.2.4. Peningkatan partikel debu, CO dan adanya keluhan masyarakat di sekitar proyek tentang gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan air permukaan.

(39)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya terutama pada saat pekerjaan pembersihan lahan, galian dan pekerjaan struktur. Melakukan penutupan pada material yang diangkut ke lokasi proyek atau yang sudah di lokasi proyek sehingga tidak ada debu/partikel lainnya yang beterbangan, lumpur atau tanah hasil galian digunakan sebagai tanah urug untuk lahan cekungan atau landai diambil pihak yang membutuhkan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.2.5. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : mendapatkan ijin penggunaan listrik dan air yang dipergunakan secara efesien dan cermat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.2.3. Tahap Operasional

3.2.3.1. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.

(40)

Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan yang memerlukan pelatihan di bidang akomodasi pariwisata. Pihak perangkat daerah setempat juga memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketertiban di areal Hotel.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.

3.2.3.2. Potensi pencemaran limbah cair : parameter kunci seperti DO, BOD, COD, deterjen yang ditemukan pada limbah cair yang melebihi standar baku mutu limbah akomodasi pariwisata, Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Hotel sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun 2011sebagai berikut ;

No Parameter Kadar

Maksimum (mg/L)

Metode Uji

1 2 3 4 5

BOD5 COD TSS

Minyak dan Lemak pH

30 50 50 15 6,0 - 9,0

SNI 6989.72-2009 SNI 6989.73-2009 SNI 06-6989.27-2005 SNI 06-6989.10-2004 SNI 06-6989.11-2004

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Melaksanakan sistem manajemen konservasi air yang optimal

(41)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Melakukan kampanye (memasang pamflet) penghematan

air bagi seluruh karyawan dan tamu. Melakukan pengolahan limbah cair

Pengelolaan limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan toilet .

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.3. Peningkatan volume limbah padat (sampah), kegiatan operasional (operasional hotel, operasional sistem pengelolaan limbah padat/sampah dan kegiatan pertamanan), adanya tumpukan sampah di lokasi pengumpulan, parameter : bau busuk dan ceceran sampah.

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

Mengoptimalkan sistem manajemen pengelolaan limbah padat/sampah dengan berusaha mengurangi penggunaan produk-produk anorganik (bahan yang tidak mudah terurai), kemasan produk yang berlebihan dan memberikan masukan kepada pemasok barang kebutuhan Hotel agar dalam proses produksinya meminimalkan barang-barang yang tidak berguna. Melakukan kegiatan reuse yakni menggunakan kembali barang

yang telah dipakai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain.

(42)

Menyediakan tempat sampah tertutup untuk pembuangan sampah sementara pada tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah seperti kamar mandi, areal parkir maupun sekitar lokasi santai.

Memberikan limbah berupa sisa-sisa makanan kepada peternak/masyarakat yang membutuhkan untuk makanan ternak.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah padat, kamar, dan gudang.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.4. Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara a. Upaya pengelolaan lingkungan : pengaturan parkir secara optimal

dengan menyediakan tenaga/petugas parkir sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan kebisingan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal parkir.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.5. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit

a. Upaya pengelolaan lingkungan : membuat pengolahan limbah cair, penataan ruangan yang nyaman dan hygenis

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal kamar.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.6. Peningkatan potensi penyebaran penyakit menular dari serangga dan binatang pengerat, ditemukan adanya karyawan atau tamu-tamu yang berkunjung yang menderita penyakit menular serta penyakit akibat serangga dan binatang pengerat

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

(43)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya bahan-bahan masakan dan air pencucian alat-alat hotel, pemeriksaan makanan dan usap alat, pemeriksaan sumber air minum minimal setiap 6 (enam) bulan sekali pada instansi kesehatan/puskesmas/laboratorium kesehatan masyarakat setempat.

Pemeriksaan laik sehat akomodasi pariwisata dengan pemeriksaan keadaan hygiene dan sanitasi termasuk kesehatan karyawan penjamah makanan sebagai jaminan sanitasi/kebersihan makanan/minuman yang disajikan oleh karyawan yang melayaninya. Para karyawan harus berpakaian bersih dan rapi serta tidak dalam keadaan berpenyakit menular.

Menjaga kebersihan gudang penyimpanan baik penyimpanan bahan makanan maupun linen dan peralatan dan menyediakan tenaga pest control.

Menggunakan bahan-bahan daging yang dihasilkan oleh ruang potong hewan yang resmi, sayur-sayuran, buah-buahan dari pemasok yang resmi dan bersertifikat.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu, operasional gudang.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.7. Terjadinya gangguan terhadap pelayanan karyawan terhadap tamu, adanya keluhan tamu terhadap pelayanan karyawan dalam penyajian makanan dan minuman serta pelayanan lain secara umum.

a. Upaya pengelolaan lingkungan : menyediakan tenaga terampil. b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu di lobby

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

(44)

a. Upaya pengelolaan lingkungan : mengoptimalkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan menggunakan peralatan dan instalasi listrik standar, alarm kebakaran, menyediakan alat/tabung pemadam kebakaran pada tiap - tiap bangunan dan nantinya setiap 1 (satu) bulan sekali akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga alat selalu siap pakai, serta mengadakan pelatihan menanggulangi bahaya kebakaran terhadap karyawan. Penempatan kompor dan tabung gas di tempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas akan langsung terbawa angin. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila ada kebocoran dapat diketahui dengan segera. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat dengan sumber api, tidak memasang lampu secara berlebihan dan tidak menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk, pasalnya kabel akan panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang lama-lama bisa menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan api. Mensosialisasikan sistem kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional listrik,

operasional parkir, operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur atap bangunan.

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.2.3.9. Potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan dengan pengelola, interaksi karyawan dengan pihak pengelola terutama tentang hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.

a. Upaya pengelolaan lingkungan :

(45)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Melakukan perjanjian kontrak kerja untuk menghindari

terjadinya perselisihan antara pekerja dengan pengelola. Memberikan hak-hak karyawan sesuai dengan

undang-undang ketenaga kerjaan.

b. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen dan operasional hotel

c. Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

3.3.1. Tahap Pra Konstruksi

3.3.1.1. Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dalam pertemuan informal maupun formal.

a. Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan isian pada saat rapat lingkungan/Pertemuan di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, berkaitan dengan keinginan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa. Minta masukan pada penyanding/pendamping mengenai masalah yang ada terutama penetapan batas proyek. Melihat kesesuaian ijin yang diterbitkan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses pengerjaan kegiatan.

(46)

3.3.2.1. Adanya keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, saat pertemuan informal dan formal mengenai proyek.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan menyebarkan isian berkaitan dengan hal-hal yang dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.2.2. Jenis dampak : penurunan kualitas udara di sekitar proyek.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan pendataan dan pengecekan kesehatan pekerja pada instansi kesehatan terdekat.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.3.2.3. Keluhan masyarakat di sekitar proyek. Tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman dan 70 dB untuk kawasan rekreasi, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

(47)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya sekitar akibat tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas. Pihak hotel, tidak melakukan pengukuran parameter kebisingan karena tingkat kebisingan di lokasi proyek masih bisa ditoleransi oleh pendengaran manusia normal.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

3.3.2.4. Peningkatan partikel debu, CO dan adanya keluhan masyarakat di sekitar proyek tentang gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan air permukaan.

a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan mengamati situasi di lapangan jika terjadi tingkat pencemaran udara dan suara serta kondisi air permukaan yang tidak bisa ditoleransi, mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar akibat tingkat pencemaran udara yang melebihi batas toleransi atau jika ada yang mengalami gangguan pernafasan akibat peningkatan polutan pencemar udara dan kekeruhan air permukaan, maka pihak hotel melakukan pengukuran parameter debu dan CO serta sampel air, dengan pengambilan parameter kualitas udara, sampel air dan uji lab air permukaan, berkoordinasi dengan dinas terkait, BLHD Kabupaten Nunukan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.2.5. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek.

(48)

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah ada, tidak ada penambahan lahan

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3.3.3. Tahap Operasional

3.3.3.1. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.

a. Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan isian kepada anggota masyarakat melalui Kelurahanberkaitan dengan lowongan kerja yang tersedia, keahlian yang diperlukan dan jadwal penerimaan pegawai.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.

3.3.3.2. Potensi pencemaran limbah cair : parameter kunci seperti DO, BOD, COD, deterjen yang ditemukan pada limbah cair yang melebihi standar baku mutu limbah akomodasi pariwisata, Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Hotel sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun 2011sebagai berikut ;

No Parameter Kadar

Maksimum (mg/L)

Metode Uji

1 2 3 4 5

BOD5 COD TSS

Minyak dan Lemak pH

30 50 50 15 6,0 - 9,0

SNI 6989.72-2009 SNI 6989.73-2009 SNI 06-6989.27-2005 SNI 06-6989.10-2004 SNI 06-6989.11-2004

a. Upaya pemantauan lingkungan : pengukuran parameter

(49)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.3. Peningkatan volume limbah padat (sampah), kegiatan operasional (operasional hotel, operasional sistem pengelolaan limbah padat/sampah dan kegiatan pertamanan), adanya tumpukan sampah di lokasi pengumpulan, parameter : bau busuk dan ceceran sampah.

a. Upaya pemantauan lingkungan : melaksanakan kegiatan penghitungan volume sampah yang dihasilkan, dan memantau jika terjadi keluhan terhadap keberadaan sampah.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah padat, kamar, dan gudang.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.4. Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara a. Upaya pemantauan lingkungan : pemantauan dilaksanakan dengan

mengamati situasi di lapangan jika terjadi tingkat kebisingan yang tinggi melebihi batas toleransi pendengaran manusia (tingkat kebisingan yang ditoleransi sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman, 70 dB untuk kawasan rekreasi), mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar terhadap tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas akibat operasional Hotel. Pihak pengelola tidak melakukan pengukuran parameter kebisingan karena tingkat kebisingan di lokasi kegiatan/usaha masih bisa ditoleransi oleh pendengaran manusia normal.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal parkir.

(50)

kegiatan / usaha.

3.3.3.5. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit a. Upaya pemantauan lingkungan : melakukan pengukuran secara berkala terhadap kualitas limbah bekerjasama dengan instansi terkait

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : areal kamar.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.6. Peningkatan potensi penyebaran penyakit menular dari serangga dan binatang pengerat, ditemukan adanya karyawan atau tamu-tamu yang berkunjung yang menderita penyakit menular serta penyakit akibat serangga dan binatang pengerat

a. Upaya pemantauan lingkungan : mencari data-data jenis penyakit menular yang biasanya terjadi di daerah Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, ciri-ciri penyakit dan cara penyebarannya.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu, operasional gudang.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.7. Terjadinya gangguan terhadap pelayanan karyawan terhadap tamu, adanya keluhan tamu terhadap pelayanan karyawan dalam penyajian makanan dan minuman serta pelayanan lain secara umum.

a. Upaya pemantauan lingkungan : melakukan pelatihan terhadap karyawan dan menjaga hubungan yang baik terhadap tamu.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional kamar, pelayanan tamu di lobby

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

(51)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya a. Upaya pemantauan lingkungan : Secara berkala memeriksa instalasi listrik dan secara berkala mentera ulang alat pemadam kebakaran.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : operasional listrik,

operasional parkir, operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur atap bangunan.

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.3.3.9. Potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan dengan pengelola, interaksi karyawan dengan pihak pengelola terutama tentang hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.

a. Upaya pemantauan lingkungan : mendata jumlah karyawan tetap dan tidak tetap yang bekerja, mendata dan mencarikan solusi terbaik terhadap keluhan dan keinginan karyawan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pengelola.

b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup : kantor manajemen dan operasional hotel

c. Periode pemantauan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

3.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini adalah sebagai berikut :

1. Mengendalikan tindak kriminal dan menjaga keamanan perlu dilakukan kerjasama dengan pihak kepolisian dan Pemerintah setempat.

2. Menangani pencemaran lingkungan dilakukan dengan pemerintah Kabupaten Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, BLHD, dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur dengan melibatkan komponen masyarakat setempat.

3. Pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan

(52)
(53)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 53 3.2. Tabel Ringkasan Pengelolaan Lingkungan & Pemantauan Lingkungan Hidup

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

(54)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 54 limbah cair dari kegiatan operasio nal Hotel 3. kegiatan penangan an limbah padat /sampah yang dihasilkan pada operasio nal Hotel Peningkat an limbah padat / sampah meningkat nya kekeruhan air permukaan. Parameter kunci seperti DO, BOD, COD, Deterjen sesuai standar mutu air limbah yang dihasilkan 4,44 m3

Timbunan sampah, adanya binatang pengerat, dan serangga atau vector penyakit

limbah cair yang dihasilkan

Pengurangan produk anorganik

Lokasi kegiatan selama masa operasional

mikrobiologi air limbah BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak, pH Sesuai Perda Kalimantan timur 02 tahun 2011

(55)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup - 55 4. Aktivitas operasio nal usaha dan atau kegiatan 5. Operasio nal parkir, aktivitas kegiatan Peningkat an kebisingan Penurunan kualitas udara Adanya keluhan masyarakat Parameter kualitas udara Himbauan manajemen hotel, manajemen waktu kegiatan Penghijauan areal parkir, dan taman

(56)
(57)
(58)

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Da

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik petani kopi Arabika dengan berbagai pola tanam terpadu di desa Sukorejo, (2) Mengetahui keuntungan dari berbagai pola

b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubhaanya; c) kepala cabang perusahaan yang

Toolbox adalah sebuah panel yang menampung tombol-tombol yang berguna untuk membuat suatu desain animasi mulai dari tombol seleksi, pen, pensil, Text, 3D

Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu

Berdasarkan temuan-temuan yang dipaparkan pada hasil penelitian dan pembahasan, adapun simpulan penelitian ini adalah pembelajaran matematika berbasis inkuiri sangat

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada

Sedangkan berkenaan dengan jaminan negara terhadap agama dan pengamalan agama, tampaknya sama yang tercantum dalam UUDS 1950 dengan yang terdapat dalam UUD 1945 :

(Untuk Pelelangan Terbataa, peaerta dapat beraaal dari penyedia barang yang namanya tercantum dalam pengumuman Pelelangan Terbataa atau penyedia barang yang memenuhi